Anda di halaman 1dari 4

NAMA: FINA FIOLINDA

NIM:191500121

UTS MANAJEMEN PERBANKAN

JAWABAN

1). https://bacaterus.com/pengajuan-pinjaman-kur/

A). Keunggulan:

a. KUR memiliki bunga yang sangat murah. Dengan bunga KUR 7% setahun, pinjaman KUR
menjadi sangat bersaing untuk pengusaha

b. untuk meningkatkan daya saing UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), serta mendorong
pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, yang pastinya akan mengurangi angka
kemiskinan yang ada di Indonesia

c. nasabah juga dapat memanfaatkan kredit ini sebagai kredit investasi.

d. Fasilitas kredit mencapai Rp 500 juta


e. Proses pengajuan yang cepat

f. Syarat- syarat mudah

g. Jangka waktu pelunasan mencapai hingga 5 tahun

B).Kelemahan:

* Tidak semua KUR BNI yang ada bisa diajukan tanpa jaminan

* Adapun yang yang menggunakan jaminan seperti BPKP motor maupun mobil, sertifikat
rumah, maupun aset berharga lainnya.

* Sebelum proses pencairan dilakukan survey usaha terlebih dahulu

* Survey usaha pastinya untuk melihat usaha Anda yang sudah berjalan apakah usaha Anda
layak mendapatkan pinjaman atau tidak. Mungkin proses ini akan memperlama pencairan
dana KUR

* Jaminan akan kembali apabila pelunasan sudah selesai dari jangka waktu yang ditentukan

* Jaminan yang diberikan baru akan kembali jika kredit yang Anda pinjam sudah lunas
dengan waktu yang ditentukan, dan apabila waktu yang ditentukan lama maka akan lama juga
jaminan Anda berada di bank tersebut.

2). 1. terutama bagi bank adalah bahwa kredit menjadi macet dalam arti bank tidak lagi, atau
tidak teratur dalam menerima bunga dan angsuran pelunasan kredit. Hal ini tentu saja akan
merugikan bank karena selain bank tidak memperoleh pendapatan bunga maka bank juga rugi
karena .

2. Jumlah tagihan tersebut harus dikompensasikan dengan modal sehingga modal berkurang
bahkan mungkin mengakibatkan bank melanggar ketentuan Capital Adequacy Ratio yang
menurut Peraturan Internasional yaitu Basel Committee yang diadopsi Bank Indonesia
paling sedikit harus 8%.

3. Bilamana modal bank cukup kuat maka bank harus mengatur pencadangan sebagaimana
diatur oleh Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005. Pencadangan ini jelas berpengaruh
langsung terhadap besaran dana pinjaman seperti dana yang dapat ditempatkan dan
menghasilkan bagi bank. risiko macet ini memang sudah melekat atau sudah melekat pada
sifat usaha perbankan
Adapun cara penanggulangannya sebagai berikut:

Metode Pengelolaan Risiko Kredit

Bank menggunakan sejumlah teknik dan kebijakan dalam mengelola risiko kredit. Hal ini
dilakukan untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya risiko atau kerugian kredit (dikenal
dengan mitigasi risiko kredit). Di bawah ini adalah metode yang sering digunakan.

1. Model pemeringkatan (grading model)

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menciptakan model pemeringkatan kredit
sebagai sarana untuk menetapkan kemungkinan terjadinya gagal bayar (default). Dalam hal
ini bank melakukan kalibrasi risiko yang memungkinkan bank untuk menetapkan probabilitas
tertentu untuk setiap kejadian yang tidak diinginkan. Cara ini memungkinkan bank untuk
memastikan bahwa portofolio kredit bank tidak terkonsentrasi pada kredit berkualitas buruk
yang memiliki kemungkinan gagal bayar yang tinggi.

2. Manajemen portofolio kredit

Bank mengukur portofolio kreditnya untuk memberikan keyakinan bahwa kredit yang
diberikan tidak terlalu terkonsentrasi pada satu industri atau wilayah geografis tertentu. Hal
ini memungkinkan bank untuk melakukan diversifikasi pada portofolio kredit-nya sehingga
risiko terjadinya default yang bersifat sistemik bisa ditekan. Analisis seperti ini dikenal
sebagai cohort analysis dan dapat digunakan baik kredit korporasi maupun perorangan.

3. Sekuritisasi

Pedoman Internasional bagi industri perbankan atau dikenal dengan Basel II


mempersyaratkan bank untuk memperkirakan dampak gejolak ekonomi dan memastikan
kegiatan usahanya telah didukung dengan permodalan yang memadai untuk mengantisipasi
dampak gejolak ekonomi. Selain mengalokasikan modal pada tingkat yang mencukupi, bank
juga melakukan tindakan lain untuk melindungi kegiatan usahanya. Salah satu teknik yang
digunakan adalah menjual sebagian portofolio kreditnya kepada investor dalam bentuk surat
berharga. Teknik ini dikenal sebagai sekuritisasi yang memungkinkan bank untuk
mengurangi potensi eksposur yang tinggi pada jenis kredit tertentu yang menurut skenario
bank menunjukkan tingkat risiko atau konsentrasi risiko yang paling tinggi.

4. Peran agunan

Agunan didefinisikan sebagai aktiva yang diperjanjikan debitur untuk mendapatkan kredit
dan bisa diambil alih ketika terjadi default.  Agunan memiliki peran penting dalam kebijakan
pemberian kredit yang diterapkan bank. Bantuk agunan yang paling mudah dikenali dan
paling aman adalah uang tunai, sedangkan bentuk agunan yang paling umum adalah properti
hunian (residential property).
5. Monitoring arus kas

Sebagian bank yang mengalami tingkat default tinggi menemukan adanya tindakan segera
terhadap situasi kredit yang memburuk bisa mengurangi permasalahan secara signifikan.
Sehingga, bank-bank tersebut menurunkan risiko kreditnya dengan membatasi eksposur
(dikenal sebagai EAD/Exposure at Default), dan memastikan bahwa nasabah bereaksi cepat
terhadap keadaan yang berubah.

6. Manajemen pemulihan

Manajemen yang efisien terhadap suatu kredit yang mengalami default bisa menghasilkan
pemulihan (recovery) yang cukup besar dibandingkan tingkat kerugian. Oleh karena itu,
sebagian bank menciptakan unit kerja yang secara khusus diberikan tugas untuk menangani
pemulihan kredit macet sebagai bagian dari proses manajemen risiko kredit yang berkualitas
tinggi.

3). LPS tidak menjamin uang nasabah yang melayang karena investasi di saham, obligasi,
surat utang negara, reksadana atau asuransi meskipun produk itu dijual oleh bank. Dengan
kata lain, walaupun bank tersebut punya masalah kecurangan, bank gagal, sampai bangkrut,
yang dijamin LPS adalah produk simpanan, bukan investasi.

Seluruh rekening dijaminkan dananya oleh LPS asalkan memenuhi persyaratan yakni tercatat
pada pembukuan bank, tingkat bunga simpanan tidak melebihi bunga penjaminan LPS dan
tidak melakukan tindakan yang merugikan bank serta tidak memberikan berkas yang lengkap
untuk peserta penjaminan simpanan nasabah bank.

Anda mungkin juga menyukai