PEMBEKALAN
UJIAN SERTIFIKASI
MANAJEMEN RISIKO
TINGKAT 1
BUKU RINGKASAN
IS)
1. Bank adalah sebuah lembaga yang diberikan izin oleh otoritas perbankan untuk menerima simpanan, memberikan kredit, dan menerima serta menerbitkan cek. Jasa keuangan merupakan lembaga yang menawarkan
;V
m
p
*^-t
~,
Jg
terhadap perekonomian.
5. Bank tidak bebas menentukan struktur modalnya. Struktur modal menunjukkan cara yang ditempuh bank untuk memperoleh pendanaan, umumnya dilakukan melalui kombinasi penerbitan saham, obligasi dan penerimaan pinjaman. Struktur modal sebuah bank ditentukan oleh
otoritas pengawas perbankan.
6. Sebuah bank dikatakan memiiiki:
- Modal cukup, jika memiiiki sumber daya financial yang memadai untuk mengantislpasi potensi kerugian (semakin besar risiko. semakin besar
modal).
- Likuiditas cukup, jika memiiiki sumber daya financial yang memadai untuk mendanai aktivanya dan memenuhi kewajlbannya saat jatuh tempo Persyaratan modal minimum yang ditetapkan pengawas adalah 8% dari ATMR (Aktiva tertimbang menurut risiko). 7. Kebutuhan untuk meregulasi bank sebagai institusi bermula dari adanya risiko yang melekat (inherent) pada slstem perbankan. Kegagalan sebuah bank (baik kegagalan sebagian maupun keseluruhan), dapat menimbulkan dampak pada perekonomian secara menyeluruh yang disebut Risiko Sistemik. 8. Risiko sistemik adalah risiko di mana kegagalan sebuah bank dapat
menimbulkan dampak yang menghancurkan perekonomian secara besarbesaran dan bukan hanya dampak berupa kerugian yang secara langsung dihadapi oleh pegawai, nasabah dan pemegang saham. 9. Solvabilitas sebuah bank merupakan perhatian pemegang saham, nasabah,
pegawai dan pengelola perekonomian secara keseluruhan 10. Waiaupun sudah dilakukan upaya diversifikasi portofolio dalam pemberian kredit, bank tetap akan menghadapi risiko-risiko ekonomi dari pasar domestik. Perekonomian sebuah negara dapat dipengaruhi oleh: gejolak eksternal, dapat berbentuk bencana alam atau peristiwa yang
disebabkan oleh manusia, dan/atau
$p!)
copyright@2011
Level 1
Hal 2 of 43
ffK)
11. Jumlah
debitur
macet
pada
bank
yang
berada
dalam
oleh
sebuah
keadaan
12. Ada beberapa tindakan yang dapat diambil untuk me-mitigasi dampak negatif
mematuhi regulasi (termasuk Basel II) yang semakin menuntut bank untuk menyusun berbagai skenario dalam menghadapi gejolak ekonomi dan memastikan bank memiiiki modal yang cukup untuk melindungi stakeholder
dari dampak gejolak ekonomi tersebut.
melakukan estimasi tingkat kredit macet yang akan terjadi dan memastikan
bank memiiiki tingkat modal yang cukup _; 13. Bank diwajibkan untuk memiiiki modal yang cukup untuk menutupi risiko yang dihadapi. Hal tersebut dikenal sebagai kecukupan modal (capital adequacy). 14. Basel Committee menerbitkan Basel I pada tahun 1988 mengenai risiko
kredit.
15. Basel Committee menerbitkan Market Risk Amendment pada tahun 1996 16. Basel II diadopsi pada tahun 2004 dan dijadwalkan untuk diimplementasikan pada tahun 2006-2007. Basel II menghubungkan secara langsung antara
modal bank dengan risiko yang dimiliki
17. Implementasi Basel II secara diterapkan secara1 konsisten yang bermanfaat untuk menghindari timbulnya ketidakjelasan sebagai akibat dari adanya
pelaporan ganda, yaitu kepada otoritas pengawas perbankan di mana bank didirikan (disebut home country) dan otoritas pengawas di mana bank memiiiki cabang atau anak perusahaan ( disebut host country).
18. Pembandingan kedua Accord tersebut
Basel 1 Accord B a s e l II A c c o r d
19. Jenis-jenis risiko utama di Basel II adalah Risiko Pasar, Risiko Kredit, Risiko Operasional dan Risiko-Risiko lainnya (yaitu Risiko Bisnis, Risiko
Strategi, Risiko Reputasi).
1.2 Risiko Pasar 1.
Risiko pasar (market risk) didefinisikan sebagai risiko kerugian baik pada posisi on- maupun off- balance sheet yang timbul dari pergerakan harga
pasar.
2.
Eksposur bank terhadap suatu rate yang ditetapkan pasar, seperti tingkat suku
bunga, timbul sebagai akibat dari salah satu hal berikut:
traded market risk - dimana bank secara aktif berpartisipasi dalam perdagangan instrumen pasar, seperti obligasi, yang nilainya dipengaruhi
Level 1
Hal 3 of 43
oleh perubahan pada nilai pasar. Traded market risk adalah risiko kerugian nilai investasi yang terkait dengan kegiatan pembelian dan penjualan (trading) instrumen keuangan di pasar secara berkesinambungan untuk
mendapatkan keuntungan
risiko tingkat suku bunga dalam banking book - dimana bank menghadapi risiko perubahan suku bunga pasar karena struktur underlying kegiatan usahanya, seperti aktivitas pemberian kredit dan penghimpunan dana
masyarakat.
3. Imbal Hasil (Yield curve) menunjukkan hubungan antara tingkat suku bunga efektif dengan tanggal jatuh tempo suatu investasi pada waktu
tertentu
4. Traded market risk adalah risiko kerugian nilai investasi yang terkait dengan kegiatan pembelian dan penjualan {trading) instrumen keuangan di pasar
secara berkesinambungan untuk mendapatkan keuntungan.
Jika diperkirakan Tingkat Suku Bunga Naik -> Long Funding Jika diperkirakan Tingkat Suku Bunga Turun --> Short Funding 5. Untuk menghindari risiko tingkat suku bunga dalam banking book, Bank
suku bunga yang sama untuk dana yang dihimpun dan kredit yang
diberikan
1.3
Risiko Kredit
1. Risiko kredit (credit risk) didefinisikan sebagai risiko kerugian yang terkait dengan kemungkinan kegagalan counterparty memenuhi kewajibannya; atau risiko bahwa debitur tidak membayar kembali
utangnya.
2. Bank menggunakan sejumlah teknik dan kebijakan dalam mengelola risiko kredit untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya atau dampak dari kerugian kredit (dikenal dengan mitigasi risiko kredit).
3. Teknik dan kebijakan mitigasi risiko kredit adalah:
4.
Level 1
Hal4 of 43
membenkan keyakinan bahwa kredit yang diberikan tidak terlalu terkonsentrasi pada satu industri atau wilayah geografis tertentu. Hal ini
portfolio kreditnya, sehingga risiko terjadinya default yang bersifat sistemik dapat ditekan. Analisis untuk manajemen portfolio kredit menggunakan Cohort Analysis dan dapat digunakan baik pada kredit korporasi maupu
kredit perorangan. - k
6. Sekuritisasi
- nsiko kredit dan akan memperoleh dana yang dihasilkan dari penjualan aktiva
7. Peran agunan
gejolak ekonomi adalah dengan mengemas dan menjual sebagian portofolio kreditnya kepada investor dalam bentuk surat berharga. Teknik mi dikenal sebagai sekuritisasi. Dengan Sekuritisasi, bank akan mengurangi
Salaji satu teknik yang digunakan bank untuk melindungi dirinya dari
Aguhan (collateral) didefinisikan sebagai aktiva yang diperjanjikan oleh debitur untuk mendapatkan kredit dan dapat diambil alih dalam hal terjadi default Bentuk agunan yang paling mudah dikenali dan paling aman adalah "uang tunai". Sedangkan bentuk agunan yang paling umum
adalah "properti hunian (residential property) ".
8. Monitoring arus kas
Sebagian bank yang mengalami tingkat default yang tinggi menemukan bahwa tindakan segera terhadap situasi kredit yang memburuk dapat mengurangi
kreditnya dengan cara:
9- Manajemen pemulihan
menghasilkan pemulihan (recovery) yang cukup besar dibandingkan tingkat kerugian semula. Loss given default (LGD) adalah perkiraan kerugian yang
Manajemen yang efisien terhadap suatu kredit yang mengalami default dapat
1-4 Risiko Operasional ItWt^ ^(n^*tAanV(iq,j*fif4eto, \G&lfl4[ \\y%vJ\ 1 ?-S5u pera^ional (operational risk) adalah risiko kerugian yang
diakibatkan oleh kegagalan atau tidak memadainya proses internal
manusia dan sistem, atau sebagai akibat dari kejadian eksternal.
2. Risiko operasional dapat dibagi menjadi beberapa sub-kategori, seperti risiko yang terkait dengan: proses internal, manusia, system, kejadian eksternal
nukum dan regulasi
mengalokas.kan/menghitung modal untuk risiko operasional (sebagaimana 4. Terdapat beberapa alasan mengapa karakteristik risiko operasional berubah
halnya yang dilakukan untuk risiko kredit dan risiko pasar)..
otomatisasi
Level 1
Hal 5 of 43
1.5
meningkatnya globalisasi insentif dan trading - 'rogue trader" meningkatnya volume dan nilai transaksi, dan meningkatnya litigasi
Risiko-risiko lainnva
2. Risiko bisnis adalah risiko yang terkait dengan posisi kompetitif bank dan
prospek bank untuk berkembang dalam pasar yang senantiasa berubah.
3. Risiko strategis adalah risiko yang terkait dengan keputusan bisnis jangka panjang yang diambil oleh direksi bank. Risiko strategis juga dapat
dikaitkan dengan implementasi strategi tersebut.
4. Risiko strategis mirip dengan risiko bisnis; namun keduanya berbeda dalam durasi dan pentingnya keputusan tersebut. Risiko strategis umumnya terkait
dengan keputusan sebagai berikut: bisnis yang akan dijadikan investasi
bisnis yang akan diakuisisi, dan/atau
1. Kejadian risiko pada bank juga dapat berdampak pada stakeholder (stakeholder adalah pemegang saham, pegawai, nasabah dan masyarakat
pada umumnya).
2. Dampak kejadian risiko operasional kepada pemegang saham adalah: kehilangan nilai investasi secara keseluruhan -jatuhnya perusahaan penurunan nilai investasi - penurunan harga saham yang dapat disebabkan oleh kehancuran reputasi atau penurunan keuntungan. kehilangan dividen sebagai akibat berkurangnya keuntungan perusahaan tanggung jawab terhadap kerugian - para pemegang saham mungkin dimintai pertanggungjawaban atas kerugian yang terjadi 3. Dampak kejadian risiko pada pengawai dapat meliputi:
berkurangnya pendapatan, misalnya pengurangan bonus atau kenaikan gaji karena dampak kejadian risiko pada pendapatan perusahaan.
kehilangan pekerjaan.
penurunan tingkat pelayanan nasabah pengurangan ketersediaan produk
krisis likuiditas
perubahan regulasi.
copyright@2011
Level 1
Hal 6 of 43
6. Dampak kejadian risiko operasional pada nasabah dapat mengakibatkan munculnya jenis kerugian keuangan lainnya bagi bank, misalnya: pembayaran ganti rugi sebagai kompensasi dari kerugian tidak langsung
biaya litigasi denda atau sanksi yang ditetapkan oleh regulasi 7. Dampak ekonomi kejadian risiko adalah: Merupakan fenomena yang terus berulang (cyclical) dimana pemberian
kredit yang berlebihan (over lending) pada saat ekonomi tumbuh pesat (boom) dapat menyebabkan bank mengalami under lending pada masa resesi berikutnya. Siklus ini disebut procyclicality. Pengaruh siklus (procyclicality) dapat teriihat pada pemberian kredit untuk "asset bubbles (asset yang over valued atau aset yang dihargai tidak realistis)" seperti
pada era commercial, residential estate, pasar ekuitas dan era dotcom pada periode tertentu di berbagai pasar dunia. Likuiditas dan Risiko pasar, untuk mengurangi dampak krisis likuiditas,
maka:
- otoritas perbankan hams meningkatkan kewaspadaan - bank sentral harus segera melakukan tindakan yang tepat, dan - manajemen bank harus melakukan monitoring secara ketat. Sarbanes Oxley (SOX) Otoritas seringkali menerbitkan regulasi baru sebagai respon dari masalah tertentu dalam rangka mencegah terulangnya permasalahan tersebut. Penerbitan regulasi tersebut memiiiki dampak tidak langsung pada nasabah bank, baik melalui biaya implementasi ataupun karena perubahan persepsi mengenai nilai-nilai yang ada . Sarbanes-Oxley (SOX) act di AS pada tahun 2002 merupakan ketentuan perundang-undangan akuntabilitas suatu perusahan (atau korporasi), yang diterbitkan sebagai akibat terjadinya kasus skandal akuntansi di Enron dan World Comm. Berdasarkan Sarbanes-Oxley (SOX), maka CEO dan CFO utk perusahaan yang tercatat di bursa (perusahaan go public) harus melakukan disclosure ke masyarakat. International Accounting Standard (IAS) International Accounting Standards mulai diperkenalkan secara meluas pada tahun 2005-06, khususnya di seluruh Uni Eropa . Standar ini akan mempengaruhi cara bank-bank mencatat, antara lain, hedging
risiko tingkat suku bunga underlying dalam banking book. Dikeluarkannya IAS kemungkinan juga akan mempengaruhi pengungkapan (disclosure) laporan keuangan (Reports and Accounts) bank. IAS merupakan suatu kejadian risiko karena dapat mengubah
persepsi profitabilitas beberapa bank di masa datang.
1.7 Sistem perbankan Indonesia
1. Undang-undang perbankan tahun 1992 dan 1998 menetapkan dua jenis bank di Indonesia yaitu Bank umum dan BPR. Bank umum memiiiki akses terhadap
Level 1
Hal 7 of 43
meningkatkan kualitas pengaturan perbankan meningkatkan fungsi pengawasan meningkatkan kualitas manajemen dan operasional bank mengembangkan infrastruktur perbankan meningkatkan perlindungan nasabah
copyhght@2011
Level 1
Hal 8 of 43
1. Bank, sesuai sifatnya, adalah lembaga yang 'highly geared' (highly leverage). 2. Gearing didefinisikan sebagai rasio utang perusahaan (berapa banyak yang dipinjam) terhadap jumlah modal yang dimilikinya. Dalam hal ini bank yang
memiiiki jumlah utang yang besar bila dibandingkan dengan modalnya akan dikatakan 'highly gearecf atau "highlyleveraged'
3. Sumber daya terpenting yang dimiliki bank dalam menjamin terjaganya solvabilitas adalah modal yang cukup. Modal bank adalah sumber daya
finansial yang 'siap pakai' untuk menyerap kerugian karena tidak membutuhkan pembayaran kembali. Modal adalah jumlah investasi para pemegang saham di
bank seperti yang terukur pada nilai neracanya.
4. Insolvabilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan perusahaan untuk^ membayar kembali klaim jenis apapun pada saat jatuh tempo. >= ii|eW><r ^ 5. Bank sentral memberikan dukungan tersebut melalui perannya sebagai 'lender of the last resort' untuk mempertahankan stabilitas sistem keuangan. bank sentral siap menyediakan dana bagi bank umum untuk menjamin agar keadaan solvabel maupun krisis likuiditas yang dialami bank umum tidak
berubah menjadi krisis ekonomi.
6. Stabilitas keuangan didefinisikan sebagai terjaganya keadaan dimana kapasitas lembaga keuangan dan pasar untuk menyelenggarakan kegiatan
penyimpanan dana secara efisien, mengalokasikan investasi tidak terganggu.
inflasi yang rendah dan stabil).
menyediakan
likuiditas
dan
8. Stabilitas moneter tidak sama dengan stabilitas keuangan. Walaupun terkadang bisa hadir bersamaan, kedua jenis stabilitas tersebut tidak selalu menjadi 'teman
seperjalanan'.
9. Alasan utama mengapa kebijakan moneter yang berhasil tidak menyebabkan terjadinya stabilitas keuangan adalah adanya 'gelombang' liberalisasi. Campur tangan dan peran negara dalam perekonomian mulai berkurang setelah adanya
beberapa tindakan, termasuk:
dihilangkannya halangan untuk berkompetisi antara lembaga keuangan, termasuk liberalisasi dalam perizinan perbankan yang sebelumnya menjadi
bagian utama dari regulasi hingga tahun 1970-an.
10. Liberalisasi pasar keuangan meningkatkan tekanan kompetitif pada bank dengan
cara:
- mengurangi kemampuan lembaga yang ada untuk mengambil marjin besar dari bisnis mereka - produk harus diberi harga !ebih kompetitif - menciptakan arus masuknya pemain baru yang akan meningkatkan
kompetisi.
Level 1
Hal 9 of43
12. Sebelum periode liberalisasi keuangan tahun 1970-an dan 1980-an, regulasi
keuangan fokus pada :
- penetapan rasio-rasio neraca dan ketentuan seperti tingkat giro wajib minimum sebuah bank tertentu pada bank sentral, atau jumlah aset tertentu
dalam bentuk surat utang negara.
2.2.
: -
Basel 1 Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit isiko Pasar
1. Basel Committee on Banking Supervision didirikan tahun 1974 oleh gubernurgubernur bank sentral dari Group of Ten (G10). Basel Committee terdiri dari perwakilan bank sentral dan otoritas perbankan dari 11 anggota G10 ditambah Spanyol dan Luxemburg. (Note: Jadi total anggota Basel Committee ada 13
negara).
Accord:
kecukupan modal dari bank yang aktif secara internasional menerapkan kerangka kerja tersebut secara konsisten demi mengurangi ketidaksetaraan kompetitif antar bank yang aktif secara
internasional
3. Aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) adalah aktiva neraca dikalikan oleh bobot risikonya. Bobot risiko ini didasarkan pada risiko kredit relatif dari
masing-masing kelas aktiva. Misal menurut Basel I accord, mortgage yang memiiiki bobot risiko 50% dapat dikatakan memiiiki tingkat risiko setengah
dari kredit korporasi yang memiiiki bobot risiko 100%. Bobot yang digunakan dalam Basel I adalah 0%, 10%, 20%, 50%, 100%.
^
4. Target rasio modal (traget capital ratio) adalah rasio modal yang memenuhi syarat ATMR bank internasional. Basel Committee menetapkan target rasio
modal minimum 8% (dan ini berlaku sampai sekarang). Rumus untuk menghitung target capital ratio adalah:
5.
Untuk menangani pos-pos off-balance sheet, Basel Committee menerapkan konsep penyetaraan risiko kredit (credit risk equivalence). Konsep yang melatarbelakangi penyetaraan risiko kredit adalah bahwa setiap transaksi offbalance sheet dapat dikonversi menjadi transaksi setara kredit.
6.
7.
- Swap dan option suku bunga, forward agremeents, interest rate futures; - Swap dan option nilai tukar, kontrak forward valuta asing, currency future
copyngh(@2011
Level 1
Hal 10 of 43
8. 9.
Untuk transaksi derivatif off balance sheet maka bobot risiko counterparty
diturunkan bobot risikonya hingga 50%.
Berdasarkan Basel I terdapat dua metode untuk menghitung penyetaraan risiko kredit (Credit Risk Equivalence) yaitu Current Exposure Method (CEM)
dan Original Exposure Method (OEM). Metode Current Exposure adalah metode yang disarankan oleh Basel Committee untuk digunakan pada Basel I.
CE = Nilai mark-to-market + (notional amount x persentase tertentu). Bank yang melakukan transaksi forward, swap, membeli option atau kontrak derivative lainnya yang sejenis berdasarkan ekuitas, logam mulia (selain emas), atau komoditi lainnya harus menggunakan Model Current
Exposure.
Metode Original
kontrak saat ini
Exposure
persentase notional principal sebagai suatu eksposiir tanpa harus menghitung nilai
2.3. Pengqunaan pendekatan 'grid' dan tabel 'look up' untuk menghitung kecukupan modal dan risiko kredit pada Basel I Risiko Kredit
transaksi.
1. Grid tabel digunakan untuk menghitung tingkat kesetaraan risiko kredit suatu
2.
Look up' table digunakan untuk menghitung tingkat ATMR dalam rangka
3. Return atas modal sesuai ketentuan adalah ukuran kinerja yang digunakan untuk meyakinkan bahwa suatu transaksi menghasilkan return yang cukup bagi bank untuk meningkatkan permodalannya.
2.4. Persyaratan modal bank dalam Basel I
1.
2. 3.
Modal pelengkap (tier 2) - terdiri dari cadangan umum, cadangan revaluasi aktiva tetap, provisi umum dan penyisihan penghapusan aktiva produktif umum (general provisions and general loan loss reserves), modal pinjaman (hybrid capital instruments) dan pinjaman
subordinasi.
4.
Level 1
Hal 11 of 43
penyertaan modal pada bank dan lembaga keuangan lain (diserahkan pada kebijakan pengawas) minority investments pada perusahaan-perusahaan yang tidak
dikonsolidasikan.
5.
2.5.
Modal tier 3 hanya ditujukan untuk mendukung portofolio trading bank saja.
Basel I seringkali dikritik secara tidak tepat dalam hal kurangnya sensitivitas
terhadap risiko.
a.
d. Value at Risk (VaR): i. Model kuantitatif bank yang dapat diterima oleh Basel Committee disebut
dengan model Value at Risk (VaR). Model VaR merupakan perkiraan kemungkinan jumlah kerugian maksimum akibat risiko pasar milik
bank:
-dengan tingkat keyakinan statistik (statistical confidence) tertentu (yaitu dengan probabilitas tertentu)
ii. Masa transaksi disebut dengan VaR Horizon.
iii. Bagi banyak transaksi pasar yang diperdagangkan, VaR Horizon yang tepat
adalah satu hari perdagangan. Oleh karena itu pada umumnya
digunakan ukuran Daily Value at Risk atau DVaR.
e. Basel I Accord 1988 menyatakan bahwa modal yang dimiliki bank harus terkait
dengan kualitas kredit dari: Peminjam, emiten sekuritas, dan mitra lain yang
telah mendanai obligasi bagi bank (seperti penjamin).
2.6. Kelemahan dalam Basel I
Masalah pendekatan Basel I adalah bank yang memberikan pinjaman kepada perusahaan yang memiiiki kualitas kredit yang amat baik wajib memiiiki jumlah
modal yang sama dengan bank yang memberikan pinjaman kepada perusahaan
yang memiiiki kualitas kredit yang buruk.
2.7. Perkembangan Capital Accord yang baru Indonesia
Pada tahun 1999 Basel Committee mulai bekerjasama dengan bank-bank besar
dari negara-negara anggota untuk mengembangkan Capital Accord yang baru. Sasaran umumnya mencakup semua risiko perbankan di dalam kerangka kerja kecukupan modal baru yang komprehensif. Accord yang baru itu segera dikenal
dengan Basel II.
copyright@2011
Level 1
Hal 12 of 43
Kerangka kerja Basel II dibangun pada tiga konsep regulasi yang lebih dikenal sebagai tiga pilar, yaitu: Pilar 1 - Persyaratan modal minimum Pilar 2 - Supervisory review atas kecukupan modal dan proses
penilaian internal bank
3.1.1;- Pilar1 - persyaratan modal minimum untuk risiko kredit, risiko pasar dan risiko Hi operasional: \ 3.1.2V Pilar? - Supervisory review Pilar 2 merupakan supervisory review yang saat ini sangat menyerupai
?- pendekatan pengawasan berbasis risiko yang digunakan oleh Federal Reserve Board di AS^dan Financial Services Authority di Inggris. Supervisory review dirancang untuk memberikan fokus pada: - Persyaratan modal di atas tingkat minimum yang dihitung menurut Pilar 1 .-Tindakan awal yang dibutuhkan untuk memberikan respons terhadap : risiko yang dapat terjadi. Pilar 2 juga meliputi evaluasi risiko suku bunga jenis tertentu dalam banking
book.
Pilar 3 adalah Pilar disiplin pasar (market discipline). Pilar 3 mencakup hal-hal yang dibutuhkan dalam hal pengungkapan publik oleh bank (disclosure). The Bank for International Settlements (BIS) mendefinisikan disiplin pasar sebagai mekanisme governance internal dan eksternal dalam perekonomian pasar tanpa adanya intervensi pemerintah secara langsung. Pilar 3 berupaya untuk meningkatkan transparansi atas permasalahan seperti: portfolio aktiva bank dan profil risikonya. Metodologi perhitungan modal untuk risiko kredit adalah Standardised Approach, IRB-Foundation dan IRB Advance. Metodologi perhitungan modal untuk risiko operasional adalah Basic Indicator Approach, Standardised Approach dan Advance Measurement Approach.
3.2. Alasan pengembangan Basel II
Masalah pertama adalah memutuskan jenis model kredit yang digunakan oleh Pilar 1. Committee mempertimbangkan penggunaan: - Full portfolio models yang dicirikan oleh aplikasi teknik option pricing
atau
Grading models (model pemeringkatan) dimana perhitungan risiko ilakukan pada masing-masing obligor dan risiko portfolio adalah
penjumlahan total dari risiko-risiko individual.
Level 1
Hal 13 of 43
Pada akhir tahun 1990-an, Committee memutuskan untuk membatasi penggunaan credit models hanya pada credit grading models.
mendefinisikan risiko operasional secara lebih luas agar meliputi cakupan risiko yang lebih luas, walaupun tidak memasukkan risiko reputasi, bisnis
dan strategis, dan
3.3.
a.
b.
c.
3.5.
Basel Committee telah menerapkan dua 'aturan dalam masa transisi' untuk
memastikan Accord yang baru tidak terialu cepat mengurangi persyaratan modal
minimum,
i.
aturan dalam masa transisi pertama adalah scaling factor yang ditetapkan
sebesar 106% (sesuai QIS 3).
ii.
3.6.
aturan masa transisi kedua adalah batas bawah (floor) jumlah modal yang nilainya secara bertahap akan diturunkan seiring dengan berjalannya waktu.
Modal minimum dan aktual Alasan untuk memiiiki kelebihan modal:
Biia terjadi pelanggaran, izin usaha bank akan terancam dicabut (misal
CAR <8%)
Dalam beberapa yurisdiksi, misalnya AS dan Inggris rasio modal ditetapkan umumnya lebih tinggi daripada rasio minimum Basel. Bank-bank terbesar di dunia umumnya memiiiki model risiko internal sendiri. Model 'economic capital' seperti ini dapat menghasilkan jumlah modal minimum yang lebih tinggi daripada yang yang ditetapkan oleh
Basel II.
copyrighl@2011
Level 1
Hal 14 of 43
1. Risiko pasar adalah risiko kerugian yang timbul akibat pergerakan harga pasar atas posisi yang diambil oleh bank baik pada sisi on maupun off
balance-sheet.
2. Bank yang berperan sebagai intermediary dalam sebuah transaksi yang posisinya tidak tercatat dalam neracanya tidak akan ter-ekspos kepada risiko
pasar.
Risiko spesifik (specific risk) yaitu risiko yang timbul akibat pergerakan
harga atas surat berharga individual yang disebabkan oleh faktor-faktor yang terkait dengan surat berharga atau penerbitnya.
Risiko pasar umum (general market risk) yaitu risiko yang timbul akibat pergerakan harga pasar yang berpengaruh terhadap beberapa instrumen
keuangan
risiko suku bunga -> potensi kerugian yang timbul akibat perubahan
tingkat bunga
risiko
risiko nilai tukar -> potensi kerugian yang timbul karena perubahan
nilai tukar
5. Harga pasar dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya: likuiditas dapat berpengaruh secara substantial terhadap harga pasar. intervensi oleh otoritas keuangan memberikan efek jangka pendek terhadap tingkat harga pasar. Jangka waktu dapat berubah menjadi panjang, jika misalnya, intervensi memberikan sinyal perubahan kebijakan
ekonomi.
arbitrase, dimana tingkat harga pasar tertentu dibatasi oleh tingkat harga di pasar lainnya, akan mempengaruhi pergerakan harga harian.
Misalkan jika harga saham diperdagangkan di pasar london dan new york, sedangkan harga di london lebih tinggi dari new york, makan trader akan menjual saham di london dan membeli di new york.
4.2
Kegiatan Trading
Kegiatan utama Trading adalah jual dan beli instrumen keuangan atas nama bank dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan jangka pendek.
Disusun oleh: Ferry H, MBA, CFE copyright@2011 Level 1 Hal 15 of 43
Ritel exchange rate adalah nilai tukar yang diberikan oleh bank kepada nasabah yang telah termasuk marjin atas wholesale rate dari pasar
antarbank.
Lamanya waktu yang diberikan oleh bank kepada trader untuk mengambil posisi (holding period) akan bertambah sejalan dengan pengalaman bank
dalam melakukan trading instrumen keuangan tersebut.
Bank menghadapi risiko pasar baik dalam banking book maupun trading
book.
Hedging yang dilakukan dengan transaksi yang tidak benar-benar identik dengan underlying transaction (transaksi awal) akan menimbulkan residual
risk seperti Basis Risk. Basis risk adalah risiko akibat perubahan hubungan antara harga risk position dengan harga instrumen yang
digunakan untuk hedging atas posisi tersebut.
3. Pengembangan produk baru Prosedur persetujuan produk baru adalah - Persetujuan Berdasarkan Ketentuan
Pengembangan produk baru atau terjun ke pasar yang baru merupakan tanda bahwa bank telah berhasil dalam operasional kegiatan trading-nya sehingga perlu dilakukan ekspansi dengan
tujuan untuk meningkatkan revenue bank.
4.3 Instrumen Trading
Terdapat berbagai jenis instrument utama yang lazim diperdagangkan secara global berdasarkan volumenya, sering disebut dengan instilah 'produk vanilla' karena merupakan instrument yang sederhana. Untuk seluruh jenis instrument dalam pembahasan buku ini diperdagangkan dalam valuta utama yaitu USD,
EUR, JPY dan GBP.
Level 1
Hal 16 of 43
1.
Instrumen Cash
Transaksi spot valas adalah pertukaran valuta dalam jangka waktu dua hari kerja yang akan datang yang dikenal dengan nama 'spot date'. Transaksi
spot ini menimbulkan risiko valas.
Transaksi forward valas
Swap valas adalah gabungan antara transaksi spot dan transaksi forward. Swap valas menimbulkan risiko suku bunga Loans and deposits diperdagangkan antar bank dengan tingkat bunga tetap dengan jangka waktu tertentu. Loans dan deposits menimbulkan risiko suku bunga.
Obligasi adalah instrumen hutang jangka panjang yang dapat dipindah tangankan dan diterbitkan oleh borrower (issuer) dengan penerimaan jumlah pokok tertentu dari investor (holder). Obligasi menimbulkan resiko
suku bunga dan resiko spesifik.
Trading ekuitas (equity trading) adalah jual beli saham perusahaan yang terdaftar di bursa saham seluruh dunia. Trading ekuitas menimbulkan risiko
ekuitas dan risiko spesifik.
Trading komoditas (commodity trading) adalah jual beli produk fisik yang diperdagangkan di pasar sekunder. Posisi pada produk komoditas akan menimbulkan risiko komoditas dan posisi forward akan memberikan
tambahan risiko suku bunga sebagaimana kontrak forward valas.
2. Instrumen Derivatif - Fitur utama produk derivatif adalah jumlah pokok (principal) transaksi tidak dipertukarkan sehingga akan mengurangi timbulnya risiko kredit dan risiko settlement. Hal tersebut sering disebut sebagai 'contracts for difference' mengingat hanya perubahan harga relatif dari. undedying instrumen kas yang dipertukarkan. Beberapa produk derivatif diperdagangkan di bursa future dan terdapat pula yang diperdagangkan di
pasar over-the-counter (OTC).
Kontrak future (futures contract) -> Kontrak tersebut diperdagangkan melalui bursa yang bertindak sebagai clearing house bagi semua counterparty. Hal ini berarti bank tidak terekspos pada risiko kredit terhadap beberapa counterparty, tetapi hanya terbatas dengan bursa tersebut.
Secara umum kontrak future memiiiki fitur sebagai berikut:
exchange traded
jumlah tetap untuk tiap kontrak (fixed amount per contract) tanggal tetap untuk delivery (fixed dates fordelivery)
Level 1
Hal 17 of 43
persyaratan delivery yang pasti (precise delivery conditions) margin calls harian (dailymargin calls).
Swap bunga (interest rate swaps) adalah derivatif OTC yang memungkinkan bank dan nasabah untuk memperoleh suku buka jangka panjang tanpa harus menggunakan dana jangka panjang. Swap bunga
menimbulkan risiko suku bunga.
*
Swap valuta (currency swap) memiiiki fitur yang sama dengan swap suku bunga, hanya saja terdapat flow bunga dalam valuta yang berbeda. Swap
valuta menimbulkan risiko suku bunga dalam dua valuta dan risiko valas.
Perjanjian forward rate (forward rate agreements/FRAs) adalah kontrak derivatif OTC yang memungkinkan bank untuk mengambil posisi forward
suku bunga. FRA menimbulkan risiko suku bunga.
&ii
Option contract memberikan hak kepada pembeli, namun bukan kewajiban, sesuai kontrak underlying pada tingkat harga yang disepakati.
Call
untuk
untuk
Put
jumlah uang yang harus dibayar oleh buyer kepada harga pada saat transaksi underlying akan dieksekusi
buyer meng-exercise option untuk memasuki kontrak undedying
tanggal terakhir option harus di exercise
Expiry Date
American v
option yang hanya bisa di exercise pada tanggal berapa pun sampai dengan expiry date option yang hanya bisa di exercise pada saat
expiry date.
European
Volatilitas harga option adalah harga pasar yang menunjukkan ekspektasi pasar terhadap pergerakan harga pada masa beriakunya option. Option menimbulkan ris|ko inheren yang terdapat dalam instrumen underlying
jika option tersebut di exercise dan risiko suku bunga.
Penentu penting dari nilai option tersebut adalah:
Level 1
Hal 18 of 43
4.4
Cash digunakan untuk menilai kembali posisi pinjaman dan simpanan. Derivatif digunakan untuk menilai seluruh jenis derivatif termasuk option. Obligasi digunakan untuk menentukan perkiraan harga penutupan dari
harga penutupan obligasi yang aktif diperdagangkan.
3. Proses mark to market proses yang dilakukan setiap hari yang dilakukan oleh
unit kerja yang independen terhadap trader. Prosedur mark-to-market terdiri
4. Nilai saat ini juga disebut replacement value karena merupakan jumlah yang harus dibayar bank jika harus melakukan transaksi pada harga
pasar saat ini
5. Nilai saat ini dari sebuah transaksi dapat digunakan untuk berbagai keperiuan
sebagai berikut:
perhitungan risiko kredit counterparty dilakukan dengan menganalisa nilai saat ini dari semua transaksi dengan counterparty yang sama).
perhitungan agunan untuk transaksi OTC menggunakan nilai saat ini dari
instrumen yang dimiliki sebagai agunan untuk memastikan bahwa agunan tersebut cukup nilainya jika dibandingkan dengan eksposur terhadap
counterparty.
margin call oleh bursa berjangka didasarkan pada nilai pasar saat ini. 'Margin' dapat dipersamakan dengan pembayaran agunan atas transaksi
OTC.
4.5
untuk instrumen yang diselesaikan secara tunai, digunakan nilai pasar akhir
untuk menyelesaikan transaksi dengan pihak lain.
risiko tingkat suku bunga dalam banking book, yaitu risiko pasar yang
paling umum dalam pembukuan perbankan
risiko likuiditas
manajemen modal
Level 1
Hal 19 of43
4.6
1. Sasaran utama ALM adalah mengelola risiko tingkat suku bunga dalam neraca bank dan memastikan bahwa risiko tingkat suku bunga yang
melekat pada bisnis bank tidak mengganggu kestabilan aliran
pendapatan bank.
2. Net Interest Income (Nil) adalah perbedaan antara biaya bunga untuk
mengumpulkan simpanan (dan utang lainnya) dengan bunga yang dibebankan
atas pinjaman (dan aktiva lainnya).
3. Risiko utama yang dicakup oleh ALM: risiko tingkat suku bunga dalam banking
book dan risiko likuiditas
p>
4. Risiko pasar dalam banking book adalah risiko kerugian dimana sebuah bank
ter-ekpos kepada risiko suku bunga pasar yang berubah karena struktur yang
mendasari bisnisnya, seperti aktivitas pemberian pinjaman dan penerimaan
deposito.
5. Asset-liability management tidak hanya berkepentingan dalam pengelolaan risiko dan penstabilan nilai bisnis, namun juga mempunyai kepentingan dalam: mempertahankan struktur likuiditas kegiatan usaha pada tingkat yang
diinginkan
masalah lain yang dapat mempengaruhi bentuk dan struktur neraca sebuah
bank, dan
Neraca bank komersial bukanlah kumpulan aktiva dan utang yang stabil (pinjaman dan simpanan baru terus terjadi sementara pinjaman dan
simpanan lainnya jatuh tempo)
Aktiva dan utang yang ditentukan kembali harganya dalam neraca bank
komersial tidak semuanya kontraktual.
Seringkali hanya ada sedikit atau tidak ada korelasi antara produk ritel dengan bunga wholesale untuk penentuan harga aktiva dan utang
Produk ritel sering mengandung option yang seringkali tidak dieksekusi
secara rasional.
7. Ada beberapa alasan mengapa sebuah bank komersial dengan jumlah nasabah ritel yang besar dapat mendapat kesulitan dalam mengelola
neracanya:
Menarik dan mempertahankan nasabah sering menggunakan penawaran produk ritel yang fiturnya berbeda dari produk pasar wholesale. Hal ini menyebabkan produk tersebut sulit dijual di pasar wholesale atau sulit
dikelola risikonya menggunakan produk wholesale
Perilaku nasabah ritel terkait dengan produk perbankan ritel yang mereka miliki sering mengakibatkan kewajiban kontraktual yang terlihat dari pihakpihak yang memberikan gambaran buruk atas aktual dari kewajiban
Level 1
Hal 20 of 43
1. Risiko kredit adalah risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat
Sovereign risk adalah risiko kerugian yang mungkin timbul akibat kegagalan pemerintah negara penerbit surat berharga untuk memenuhi kewajibannya, baik bunga maupun pokoknya jSecara umum penerbitan obligasi pemerintah (sovereign debt bond) dapat
;"d[bedakan menjadi::
- -:..
r..
- Obligasi atau hutang pemerintah dalam valuta asing- dalam hal ini valuta asing harus diperoleh dari penghasilan negara penerbit dalam bentuk
devisa.
service ratio, yaitu jumlah bunga dan pokok atas pinjaman valas yang telah jatuh tempo dibandingkan dengan penerimaan negara
dari ekspor dan arus modal masuk .
- Investasi domestik
investasi domestik merupakan hal penting yang menjadi perhatian investor dan industri perbankan khususnya terkait dengan terjadinya
suatu kondisi dalam kerangka kebijakan ekonomi domestik yang dikenal dengan istilah bubbles (aktiva-aktiva tertentu yang dinilai terialu tinggi dan dalam jangka panjang bersifat tidak berkesinambungan)
- Faktor-faktor lain
Terdapat faktor-faktor lain yang penting untuk dipertimbangkan dalam penilaian sovereign risk yaitu Pinjaman swasta dalam valas secara keseluruhan dapat mempengaruhi kemampuan pemenuhan kewajiban sebuah negara dan kualitas data yang terkait dengan hal ini pada
umumnya rendah.
- faktor-faktor kualitatif
> Efisiensi sistem perpajakan dalam meningkatkan penerimaan negara; > Kemampuan bank sentral dalam mengendalikan suku bunga; > Tingginya tingkat suku bunga domestik yang mendorong peningkatan
pinjaman valas serta memberikan tekanan terhadap inflasi dalam
perekonomian; dan
Level 1
Hal 21 of 43
Sovereign risk dan country risk adalah dua jenis risiko yang sering dipersepsikan memiiiki arti yang sama. Namun demikian lebih tepat jika sovereign risk diartikan sebagai bagian dari country risk.
Definisi country risk mencakup lingkungan hukum, politik dan
ekonomi serta bagaimana ketiganya mempengaruhi sektor swasta.
5.
Metode penilaian kredit yang saat ini banyak digunakan oleh bank pada dasarnya merupakan pengembangan dari metode penilaian
Di beberapa negara teknik penilaian kredit individual berubah secara
I
r *
signifikan ketika bank-bank mengganti sistem pemberian kredit dari branch-based menjadi tersentralisasi (centralized). Dengan sistem branch-based, keputusan pemberian kredit merupakan wewenang kepala cabang yang sebagian besar lebih dipengaruhi oleh personal knowledge atas debitur-debiturnya. Keputusan pemberian kredit yang tersentralisasi dibuat dengan menggunakan data informasi debitur yang standardized yang kemudian diolah sehingga
menjadi model credit scoring.
Pembiayaan individual (personal finance) dipisahkan antara kredit properti (secured credit) seperti kredit kepemilikan rumah dan kredit
Pembiayaan
konsumen
(unsecured)
sangat
dipengaruhi
oleh
perkembangan model-model yang digunakan dalam mengukur posisi kredit individual, atau lebih dikenal sebagai credit scoring model.
Secara garis besar atribut dasar dari model-model semacam itu
adalah penilaian arus kas, riwayat pekerjaan dan aktiva yang dimiliki. Keputusan pemberian kredit ada yang bersifat "bimodal" (kredit diberikan atau kredit tidak diberikan) dan keputusan pemberian kredit
berdasarkan risk dan reward.
Risiko kredit dapat menyebabkan risiko sistemik. 6. Risiko kredit traded markets counterparty
Level 1
Hal 22 of 43
'
sejumlah transaksi dengan jenis kontrak yang sama atau dapat juga
dilakukan dengan jenis kontrak yang berbeda.
5.2 Pasar dan Penggunaan Analisa Kredit
Pada
beberapa
pemerintahan, terdapat
suatu
lembaga
yang
memberikan jaminan atas risiko sovereign bagi perusahaanperusahaan yang berorientasi ekspor. Lembaga tersebut disebut dengan Export Credit Agencies (ECAs). Analisa risiko kredit sovereign umumnya mempertimbangkan faktor-faktor
kuantitatif dan kualitatif.
2. Analisa kelayakan kredit - risiko korporasi Baik investor maupun bank akan sangat memperhatikan stabilitas dan kesehatan perusahaan yang antara lain di ukur dari:
rasio debt to equity yang tidak terialu tinggi yang memungkinkan perusahaan untuk menekan pengeluarannya (misalnya pembagian dividen) dalam hal terjadi sesuatu kejadian yang tidak diperkirakan sebelumnya (seperti bangkrutnya pelanggan utama) agar tetap dapat memenuhi kewajiban kepada krediturnya (lenders) untuk menghindari
potensi likuidasi
kriteria lainnya seperti rasio aktiva lancar terhadap kewajiban lancar (current assets to current liabilities), yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan aliran kas bersih (net cash flow). Analisa rasio keuangan memberikan penilaian terhadap elemenelemen laporan keuangan perusahaan seperti neraca, laporan laba rugi, laporan aliran kas dan laporan pajak.
Rasio yang digunakan dalam analisa kredit korporasi mencakup elemenelemen tertentu perusahaan, yang antara lain terdiri dari kinerja
operasional, kemampuan membayar bunga pinjaman (debt service
capability), financial gearing (leverage), dan likuiditas.
-untuk kinerja operasional: pendapatan bersih dibagi dengan kekayaan bersih (net income divided by net worth) dan penjualan dibagi dengan aktiva tetap (sales divided byfixed assets) -untuk kemampuan membayar bunga pinjaman: aliran kas dibagi dengan bunga pinjaman (cash flow divided by intereston debt) - untuk financial gearing: pinjaman jangka panjang dibagi dengan modal
(long-term debt divided by capital)
Level 1
Hal 23of 43
4Af # S S
- Credit scoring models fc
'
**** Uy*
> Pendapatan Iain-Iain (income multiples) dan kemamouan mempertahankan pembayaran di masa datanq Kemampuan
Pendapatan individual maupun pendapatan gabungan Derd3Sarkan pendapatan setelah dikurangi pembayaran kredit
>
* asuransi pSSZXSSSSS^ dan penu,upan asuransi (kesehat^ terhadap aktiva (rumah dan isi rumah)
perband.ngan antara besamya kredit dengan nilai rumah penjam.nan kredit (mortgage indemnity insurance).
>
5.3
Metodologi yang digunakan untuk menghitung modal untuk risiko kredit Standardid Approach dan Internal Rating Based Approach (IRB- Foundation
dan IRB-Advanced).
fM
(5$!8
Level 1
Hal 25 of 43
a. b.
c.
d.
Secara umum, risiko operasional terkait dengan sejumlah masalah yang berasal dari kegagalan suatu proses atau prosedur Pendekatan utama yang dilakukan bank untuk menyakinkan bahwa bank dapat terus melanjutkan kegiatan usahanya setelah terjadinya suatu kejadian luar biasa adalah dengan menerapkan kebijakan dan rencana kelangsungan usaha (business continuity plans and policies). Dua faktor yang digunakan dalam pengelompokkan kejadian risiko
operasional:
Frekuensi - seberapa sering suatu kejadian dapat terjadi Dampak-jumlah kerugian yang ditimbulkan oleh kejadian risiko
operasional
e.
Kejadian risiko operasional dapat dikelompokkan kedalam empat jenis kejadian berdasarkan frekuensi dan dampak risiko operasional tersebut,
_
yaitu: low frequency / low impact low frequency / high impact high frequency / low impact high frequency / high impact f. Pada umumnya pengelolaan risiko operasional akan terfokus pada dua jenis kejadian berikut:
low frequency / high impact (LFHI) high frequency / low impact (HFLI) g. Bank pada umumnya kurang memperhatikan kejadian yang sifatnya low frequency/low impact karena biaya pengelolaan dan pemantauannya lebih tinggi daripada kerugian yang ditimbulkannya. Sementara itu kejadian yang bersifat high frequency/high impact dianggap kurang relevan karena jika jenis kejadian ini timbul pada bank maka bank tersebut akan jatuh dalam waktu singkat h. Kejadian yang bersifat high frequency/low impact dikelola untuk meningkatkan efisiensi kegiatan usaha. Kejadian-kejadian ini cenderung sudah diantisipasi dan dianggap sebagai 'biaya pelaksanaan kegiatan usaha' dan kejadian risiko operasional ini dalam dihitung dalam struktur pn'cing-nya. Sebagai contoh, bank-bank yang menawarkan produk kartu kredit akan menyesuaikan struktur pricing-nya untuk mengantisipasi terjadinya fraud i. Kejadian yang oleh bank dianggap perlu diperhatikan dengan seksama adalah kejadian yang bersifat low frequency/high impact. Sesuai dengan sifatnya, kejadian ini sulit dipahami dan paling sulit untuk diantisipasi. Selain itu, kejadian low frequency/high impact berpotensi menimbulkan kerugian sangat besar bahkan dapat menyebabkan kejatuhan suatu bank, seperti halnya yang terjadi pada Barings Bank.
copyright@2011
Level 1
Hal 26 of 43
6.2
Risiko Kerugian.
tidak diperkirakan
1. Tidak semua kejadian risiko operasional menimbulkan kerugian bagi bank (contoh melakukan kesalahan transaksi namun bank jadi untung). Namun bila suatu kejadian menimbulkan keuntungan bagi bank, kejadian tersebut tidak dapat diabaikan karena kejadian yang sama mungkin saja menimbulkan
3. Basel II Accord mempersyaratkan bank untuk menghitung modal sesuai ketentuan (regulatory capital) yang dapat dialokasikan untuk mengantisipasi
potensi kerugian yang timbul dari suatu kejadian risiko operasional.
4. Bank dipersyaratkan untuk mempertimbangkan kerugian yang diperkirakan (expected loss) dan kerugian yang tidak diperkirakan (unexpected loss) pada waktu menghitung kebutuhan modal bagi risiko
operasional.
Kerugian yang diperkirakan (expected loss) adalah kerugian yang timbul karena dilaksanakannya kegiatan usaha bank secara normal. Kerugian yang diperkirakan (expected loss) didefinisikan sebagai biaya pelaksanaan
kegiatan usaha. Metode statistik yang digunakan adalah metode rata-rata.
5. Kerugian yang tidak diperkirakan (Unexpected loss) adalah kerugian yang besarnya secara signifikan jauh berada diatas batas yang dapat dikategorikan sebagai kerugian yang diperkirakan. Kerugian yang tidak diperkirakan umumnya disebabkan oleh kejadian yang sifatnya low
frequency/high impact.
kerugian
yang tidak
data internal yang tersedia data eksternal yang berasal dari bank lain, dan data yang berasal dari skenario risiko operasional
pengendalian yang lemah kelalaian pemasaran kesalahan penjualan produk pencucian uang
laporan yang tidak benar atau tidak lengkap, (terkait dengan aspek
pemenuhan ketentuan)
kesalahan transaksi.
sengketa pekerja praktek manajemen yang buruk pelatihan karyawan yang tidak memadai terialu bergantung pada karyawan tertentu Aktivitas yang dilakukan rogue trader. v
4. Risiko sistem adalah risiko yang terkait dengan penggunaan teknologi dan
system. Kejadian risiko sistem dapat disebabkan oleh: data yang tidak lengkap (data corruption) kesalahan input data (data entry errors)
pengendalian proyek yang tidak memadai (inadequate project control) kesalahan pemrograman (programming errors) ketergantungan pada teknologi 'black box1 - keyakinan bahwa model
matematis yang terdapat pada sistem internal pasti benar gangguan pelayanan (service interruption) - baik gangguan sebagian atau seluruhnya masalah yang terkait dengan keamanan sistem, misalnya virus dan hacking kecocokan sistem {system suitability) penggunaan teknologi yang belum di uji coba (use of new untried technology).
5. Risiko eksternal adalah risiko yang terkait dengan kejadian yang berada diluar kendali bank secara langsung. Kejadian risiko eksternal umumnya adalah kejadian low frequency/high impact dan sebagai konsekuensinya dapat menyebabkan kerugian yang tidak diperkirakan. Kejadian-kejadian risiko eksternal tersebut dapat disebabkan oleh: kejadian pada bank lain yang memiiiki dampak pada keseluruhan industri
perbankan pencurian dan external fraud
kebakaran
bencana alam
copyright@2011
Level 1
Hal 28 of 43
terorisme
tidak beroperasinya sistem transportasi yang menyebabkan karyawan tidak dapat hadir di tempat kerjanya kegagalan utilityservice, seperti listrik padam. Beberapa kejadian eksternal memiiiki dampak yang cukup besar sehingga dapat mempengaruhi kemampuan bank dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sebagai konsekuensinya, upaya-upaya yang cukup besar telah dilakukan bank untuk meyakinkan bahwa bank dapat tetap beroperasi setelah timbulnya kejadian risiko eksternal. Hal ini dikenal dengan business continuity planning atau business resumption planning.
6. Risiko hukum adalah risiko yang timbul dari adanya ketidakpastian karena dilakukannya suatu tindakan hukum atau ketidakpastian dalam penerapan atau interpretasi suatu perjanjian, peraturan, atau ketentuan. Risiko hukum berbeda antara satu negara dengan negara lain dan semakin meningkat sebagai akibat: penerapan ketentuan know-your-customer (KYC) yang terutama disebabkan oleh tindakan terorisme, dan penerapan ketentuan periindungan data yang terutama disebabkan oleh reaksi terhadap semakin meningkatnya penggunaan informasi nasabah untuk tujuan pemasaran produk.
7. Salah satu tantangan pada waktu mengukur dan mengelola risiko operasional adalah untuk mengidentifikasi kejadian mana yang merupakan kejadian risiko kredit, risiko pasar, ataupun kejadian risiko lainnya. Pada waktu suatu kejadian risiko terjadi, menetapkan penyebab yang pasti seringkali tidak mudah. Kejadian seperti ini dikenal sebagai boundary event karena kejadian tersebut secara potensial dapat terjadi secara lintas batas antara berbagai jenis risiko. 8. Solusi umum terhadap permasalahan "boundary risk evenf adalah dengan mengklasifikasikan kejadian berdasarkan penyebab utamanya. identifikasi "boundary evenf tetap perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya pencatatan ganda dalam penghitungan modal atau tidak diperhitungkannya kejadian
tersebut sama sekali.
6.4
1. Selama proses perubahan Y2K cukup banyak bank yang mendapatkan keuntungan tambahan dengan dapat diidentifikasinya inefisiensi dalam kegiatan usahanya melalui kegiatan analisis terhadap "business process
'maps"
2. Dampak kejadian risiko operasional secara bertahap mengalami peningkatan. Oleh karenanya bank semakin memberikan perhatian bahwa sebagian besar kejadian yang menyangkut kesalahan-kesalahan yang relatif bersifat low-cost (kejadian high frequency/low severity) semakin diiringi dengan kejadiankejadian yang bersifat 'lower frequency of higher seventy loss'. Dampak kejadian risiko yang semakin meningkat disebabkan oleh peningkatan:
otomasi
glcbalisasi
/
copyright@2011
Level 1
Hal 29 of 43
outsourcer dapat terpengaruh oleh gejolak ekonomi tertentu yang dampaknya mungkin tidak seluruhnya diungkapkan secara transparan kepada bank atau pengawas bank Penyedia jasa outsourcing mungkin harus mematuhi ketentuanketentuan lain selain ketentuan perbankan
6.5
1. Perhitungan modal untuk risiko operasional pertama kali.diatur dalam Basel II. 2. Setidaknya rata-rata sekitar 12% modal diperiukan untuk mengantisipasi
3.
"
risiko operasional. Pendekatan untuk menghitung kebutuhan modal bagi risiko operasional pada Basel II Accord adalah Basic Indicator Approach, Standardised Approach dan Advanced Measurement Approach.
copyright@2011
Level 1
Hal 30 of 43
Bab 7 - Pengantar supervisory review dan persyaratan pengungkapan (disclosure) bagi bank
7.1 Pentingnya supervisory review
1. Supervisory review terhadap bank tidak hanya ditujukan untuk memastikan kepatuhan terhadap persyaratan modal minimum, tetapi juga untuk mendorong bank mengembangkan dan menggunakan teknik manajemen risiko yang terbaik. 2. Pilar 2 menetapkan prinsip-prinsip proses supervisory review yang harus digunakan pengawas untuk mengevaluasi kecukupan modal bank. 3. Pilar 2 membahas tiga area utama yang tidak didiskusikan, atau berada di luar cakupan Pilar 1. Ketiga area tersebut adalah: risiko yang belum sepenuhnya didiskusikan Pilar 1, seperti risiko
konsentrasi kredit
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
risiko yang sama sekaii belum dibahas Pilar 1, seperti risiko tingkat suku bunga pada banking book faktor-faktor diluar kendali bank (misalnya pengaruh siklus bisnis). Aspek lain yang juga merupakan hal penting dalam Pilar 2 adalah penilaian kepatuhan terhadap standar minimum yang ditetapkan untuk penggunaan metode perhitungan modal yang lebih kompleks dalam Pilar 1. Supervisory review tidak dapat menggantikan pelaksanaan manajemen yang baik. Direksi dan pejabat senior bank tetap memiiiki tanggung jawab untuk memastikan bahwa mereka memelihara modal yang cukup untuk mendukung kegiatan usaha bank, termasuk memperhitungkan aspekaspek yang belum dicakup Pilar 1. Manajemen bank bertanggung jawab untuk mengembangkan proses penilaian internal terhadap modal yang mampu mengevaluasi risiko dan faktor-faktor pengendalinya pada semua lini usaha bank. Penilaian modal merupakan suatu proses berkelanjutan sebagai bagian integral dari pengelolaan kegiatan usaha bank. Proses penilaian internal terhadap modal dilakukan untuk mengevaluasi kebutuhan modal saat ini dan memperkiraan kebutuhan modal dimasa datang Kelayakan proses penilaian internal terhadap modal akan dievaluasi oleh otoritas pengawas perbankan. Dengan pertimbangan diatas, maka insentif bagi bank tidak hanya bersumber dari aspek kehati-hatian (prudential) tetapi juga dari aspek komersial untuk mengembangkan dan mempertahankan proses penilaian internal terhadap modal yang berkualitas. Walaupun para pengawas dapat meningkatkan rasio permodalan sebagai respon terhadap kelemahan-kelemahan yang teridentifikasi, pengawas
11. Dalam kasus-kasus ekstrim, pengawas dapat menurunkan tingkat risiko atau kegiatan usaha bank hingga masalah yang ada terselesaikan atau
Level 1
Hal 31 of 43
"
lapat dikendalikan. Sebagai contoh, pengawas dapat meminta bank menghentikan kegiatan pada lini usaha tertentu hingga faktor-faktor
pengendalinya diperbaiki.
Bank harus memiiiki suatu proses untuk menilai kecukupan modal secara keseluruhan dalam hubungannya dengan profil risiko yang ada, dan harus memiiiki strategi untuk mempertahankan tingkat permodalannya.
pengawasan oleh direksi dan manajemen senior penilaian modal yang tepat penilaian risiko yang komprehensif
pengawasan dan pelaporan evaluasi pengendalian internal. Prinsip 2
Pengawas harus meneliti dan mengevaluasi metode penilaian dan strategi internal kecukupan modal yang digunakan bank, serta kemampuan mereka untuk memonitor dan memastikan kepatuhan terhadap rasio permodalan sesuai ketentuan yang berlaku.
Proses supervisory review yang dilakukan secara reguler harus: menguji perhitungan eksposur risiko dan mengakomodasi risiko ke
dalam persyaratan permodalan
Level 1
Hal 32 of 43
ninn?.S T*!*, dapa! berikut: me,ibatkan berbagai kombinasi dari meioae metode pengumpulan informasi
kunjungan ke bank (on site presence)
review tanpa melakukan kunjungan ke bank
" rTvieT haSH tel,a aUdltr ekStema' yang feleVan dep9an Proses
Prinsip 3
S2^^
S hT^ ^daka" Perbaikan i,ka modal ba"k tidak dapat dipertahankan atau dikembalikan ke posisi semula.
'3 Sifat Pengungkapan
db* pe.nu/Una" modal di bawah jumlah minimum yang ."J1*"* mendukun9 karakteristik risiko bank dan hams
'3' sebaga, ^ah3^eb!rapa tahUn terakhir Peng"ngkapan (disclosure) semakin dianoaao mekan,sme penting untuk masalah kebijakan publik seperti " P
Lwel1
He! 33 of43
\ Secara umum, perusahaan (baik yang sudah maupun yang belum gopublic) diharuskan menyusun laporan keuangan (misalnya, laporan laba cfafafrjwsrugi, neraca, laporan pajak). Laporan keuangan ini harus diaudit oleh auditor eksternal dan disusun menurut standar akuntansi nasional yang beriaku (yang mungkin berupa International Accounting Standards).
Persyaratan otoritas pasar modal Bagi perusahaan yang telah tercatat pada bursa saham, perusahaan tersebut harus mengungkapkan hal-hal yang dipersyaratkan oleh ketentuan
yang beriaku di bursa saham. Peraturan pasar modal dapat mempersyaratkan publikasi berbagai macam laporan (seringkali disebut dengan penyerahan dokumen).
Legislasi
Contoh terkini yang terbaik mengenai legislasi adalah SarbanesOxley Act AS 2002 yang menetapkan kewajiban akuntabilitas suatu perusahaan. Salah satu ketentuan didalamnya menetapkan bahwa chief executive officer (CEO) dan chief financial officer (CFO) perusahaan yang tercatat di bursa saham AS harus memberikan pernyataan kebenaran laporan keuangan perusahaan melalui pengungkapan (disclosure) kepada masyarakat. Section 404 undang-undang tersebut juga menetapkan persyaratan yang bersifat menyeluruh bagi pengungkapan (disclosure) dokumentasi, pengujian dan verifikasi auditor eksternal terhadap kualitas pengendalian internal perusahaan atas pelaporan keuangannya. Manajemen perusahaan
Cara yang dipilih direksi dan manajemen senior untuk melaporkan kegiatannya sangat penting bagi seluruh stakeholder untuk mengetahui secara jelas bagaimana perusahaan dijalankan. Laporan-laporan tersebut secara khusus memberikan penekanan pada cara pandang direksi te.rhadap prioritas, kebijakan dan kinerja perusahaannya Masalah lainnya > Di beberapa negara, seperti Inggris, kewajiban pengungkapan (disclosure) yang harus dilakukan perusahaan relatif ringan. Selain
laporan keuangan, kewajiban pengungkapan memberikan penekanan pada codes of practice (misalnya The Combined Code, dan prinsipprinsip pengungkapan). Sebagai contoh, Principle D2 dari Combined
Code Inggris menyatakan: "Direksi harus memiiiki sistem pengendalian internal yang memadai untuk mengamankan investasi para pemegang saham dan aset perusahaan". Perusahaan-perusahaan di Inggris harus mematuhi prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam Combined Code dan membuat pernyataan mengenai dilaksanakannya prinsip-prinsip tersebut dalam Evaluasi Kegiatan Usaha dan Evaluasi Keuangannya Otoritas lain dapat meminta dan menerapkan pengungkapan
"
>
(disclosure) yang mencakup beragam aspek seperti lingkungan hidup, kesetaraan hak, dan keterkaitan politik
copyright@2011
Level 1
Hal 34 of 43
'
menetapkan sasaran
mematuhi hukum dan pengaturan lainnya yang terkait melindungi kepentingan nasabah penyimpan dana. Terdapat sejumlah teknik dan strategi yang dibutuhkan untuk
un
nilai-nilai perusahaan, kode etik dan standar perilaku serta sistem yang
tepat untuk memastikan kepatuhan terhadap hal-hal tersebut.
strategi perusahaan yang disampaikan dengan baik sehingga dapat digunakan sebagai ukuran untuk menilai keberhasilan perusahaan secara keseluruhan dan kontribusi perorangan.
penetapan mekanisme interaksi dan kerjasama di antara dewan komisaris, direksi, manajemen senior dan auditor.
sistem pengendalian yang kuat, termasuk fungsi audit internal dan eksternal, fungsi manajemen risiko yang terpisah dari kegiatan usaha, dan
aspek checks and balances lainnya
kepentingan yang cukup besar seperti keterkaitan usaha debitur dengan bank, pemegang saham pengendali, manajemen senior, atau pembuat
keputusan penting di bank
insentif keuangan dan manajerial diterapkan secara tepat. Insentif ini harus diberikan kepada manajemen senior, manajemen segmen usaha dan karyawan dalam bentuk kompensasi, promosi atau bentuk pengakuan
lainnya
Struktur corporate governance di bank sangat bervariasi dan tergantung pada budaya lokal, batasan hukum dan perkembangan historis dari setiap
bank
Level 1
Hal 35 of 43
pengawasan secara langsung pada masing-masing segmen kegiatan usaha manajemen risiko dan fungsi audit yang independen
menjalankan tugas yang dibebankan pelaporan secara periodik.
personil penting (key personnel) layak dan patut (fit and proper)
8.2
memahami peran pengawasan yang mereka lakukan dan 'loyalitas' mereka kepada bank dan para pemegang sahamnya berfungsi sebagai checks and balances dalam hubungannya dengan
pengelolaan bank sehari-hari
tidak ada keraguan untuk menuntut penjelasan secara langsung dari manajemen
bank
bertemu secara teratur dengan manajemen senior dan auditor internal untuk menyusun dan menyetujui kebijakan, menetapkan garis komunikasi dan memonitor kemajuan pencapaian sasaran perusahaan menghindari pengambilan keputusan saat tidak mampu memberikan
saran yang obyektif
-*
copyright@2011
Level 1
Hal 36 of 43
4.
Komite-komite khusus
manajemen senior dalam mengelola risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko legal dan risiko lainnya di bank. Komite audit - melakukan pengawasan terhadap auditor internal dan eksternal bank dan memastikan bahwa manajemen mengambil tindakan perbaikan yang diperiukan secara tepat waktu untuk mengatasi kelemahan pengendalian, dan ketidakpatuhan terhadap kebijakan, hukum dan
ketentuan yang beriaku
\y
Elemen penting dalam good corporate governance adalah kelompok pegawai yang bertanggung jawab menjalankan kegiatan usaha bank, yaitu manajemen
senior.
Keputusan manajemen yang bersifat penting/strategis harus dibuat oleh lebih dari satu manajer. Selain itu, situasi manajemen seperti di bawah ini
harus dihindari:
manajer senior yang ditugaskan untuk mengelola sebuah segmen usaha yang tidak didukung dengan keterampilan atau pengetahuan
yang memadai
6.
Auditor internal dan eksternal memainkan peran penting dalam kerangka kerja
corporate governance. Direksi harus menyadari bahwa tugas yang mereka
laksanakan sangat penting untuk mendukung kelancaran tugas direksi. Hasil kerja auditor harus digunakan untuk memvalidasi informasi yang
diberikan oleh manajemen senior. Proses di atas dapat ditingkatkan apabila direksi:
memanfaatkan temuan-temuan auditor secara efektif dan tepat waktu memastikan independensi pimpinan auditor melalui laporan-laporan yang
disampaikannya kepada direksi atau komite audit
Level 1
Hal 37 of43
7. Kebijakan kompensasi
Program kompensasi harus dirancang sedemikian rupa untuk memotivasi manajemen senior agar bertindak berdasarkan kepentingan
tindakan-tindakan yang berorientasi kinerja jangka pendek yang pada gilirannya dapat menyebabkan bank menghadapi risiko jangka panjang
Skala gaji harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga total paket
remunerasi setiap karyawan tidak ditentukan secara langsung oleh
kinerja jangka pendek.
8. Transparansi
struktur direksi (besaran, keanggotaan, kualifikasi dan komite) struktur manajemen senior (tanggung jawab, garis pelaporan,
kualifikasi dan pengalaman)
struktur dasar organisasi (struktur lini usaha, struktur badan hukum) informasi mengenai struktur insentif bank (kebijakan remunerasi, kompensasi pejabat eksekutif, bonus, opsi saham) sifat dan cakupan transaksi dengan pihak terafiliasi dan pihak terkait.
Level 1
Hal 38 of 43
1. Bank Indonesia (Bl) berperan sebagai bank sentral bagi sistem perbankan. Sasaran yang ingin dicapai Bl adalah mempertahankan stabilitas nilai rupiah, dan dalam upayanya memenuhi sasaran ini Bl bertanggung jawab
untuk:
a. memformulasikan dan mengimplementasikan kebijakan moneter b. memelihara dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
c. mengatur dan mengawasi bank.
2. Kebijakan Moneter.
BJ Rate ditetapkan pada Rapat Dewan Gubernur triwulanan walaupun dapat juga ditetapkan pada waktu pelaksanaan rapat bulanan jika
diperiukan.
Bl Rate merupakan instrumen utama pengelolaan kebijakan moneter bersama-sama dengan instrumen operasi pasar lainnya yang digunakan
Bank Indonesia, yang meliputi: a. operasi pasar terbuka untuk mempengaruhi likuiditas
b.
d.
e.
stabilitas rupiah
internasional.
3. Sistem Pembayaran
Bank Indonesia bertanggung jawab terhadap sistem Wiring untuk pembayaran dalam rupiah dan mata uang lainnya. nilai-nilai perusahaan. Bank Indonesia juga telah mengembangkan sistem pembayaran nasional. Sistem pembayaran nasional meliputi sejumlah sub-sistem, yaitu - Sistem Kliring Elektronis Nasional (National Electronic Clearing System)
- T+0 Clearing Scheduling
Bank Indonesia memiiiki kewenangan untuk menerbitkan regulasi perbankan dan mengeluarkan izin usaha bank. Selain mengeluarkan izin usaha bank,
Bl juga berwenang untuk:
a.
b.
c.
Level 1
Hal 39 of43
9-2
Pengendalian risiko.
Koperasi
5. Bank Indonesia mengharapkan bank yang kegiatan usahanya sangat kompleks, termasuk perdagangan obligasi dan mata uang, pemberian
pinjaman dalam valuta asing dan sekuritisasi, untuk memiiiki struktur
manajemen risiko yang lebih kompleks daripada bank yang kegiatan usahanya
relatif sederhana dan hanya terbatas pada tabungan dan perkreditan. 6. Struktur manajemen risiko harus dirancang sedemikian rupa untuk memastikan bahwa unit pengambil-risiko (risk-taking unit) independen terhadap unit internal
audit dan juga unit manajemen risiko.
7. Bank Indonesia mempersyaratkan struktur manajemen risiko di seluruh bank mencakup risiko pasar, risiko kredit, risiko operasional dan risiko
likuiditas.
8. Bagi bank yang memiiiki kegiatan usaha yang lebih kompleks, Bank Indonesia akan mempersyaratkan bank untuk mengelola risiko pasar, risiko kredit, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko
reputasi, risiko strategis dan risiko kepatuhan. 9. Tanggung jawab utama dari dewan komisaris dan direksi bank adalah
menentukan jenis risiko yang harus dikelola unit manajemen risiko, dengan mempertimbangkan kompleksitas kegiatan usaha bank. Dewan
10. Wewenang dan tanggung jawab dewan komisaris dan direksi mencakup :
persetujuan dan evaluasi kebijakan manajemen risiko alokasi tanggung jawab kepada manajemen untuk melaksanakan kebijakan manajemen risiko
Level 1
Hal 40 of 43
Penerapan dan pengelolaan kebijakan manajemen risiko sesuai 'risk appetite' bank yang telah disetujui Penentuan transaksi yang perlu melibatkan personil manajemen risiko
senior
Pengembangan budaya risiko bank Pengembangan keterampilan manajemen risiko semua personil terkait Memastikan independensi kegiatan manajemen risiko dan pengelolaan kegiatan usaha
Pengkajian berkala (akurasi penilaian risiko, kelengkapan informasi manajemen risiko, ketepatan limit risiko) Penhitungan dan pelaporan risk appetite (total jumlah risiko yang akan diambil bank, profil risiko, kemampuan bank mengelola risiko
$..
-
1. Kebijakan manajemen risiko harus mencakup penilaian risiko yang terkait dengan setiap produk dan transaksi. Penilaian tersebut meliputi: metode untuk mengukur risiko, informasi relevan, risk appetite, proses penilaian
risiko, penilaian skenario terburuk, dan memastikan bahwa semua risiko memiiiki proses pengendalian yang tepat.
2. Penetapan limit meliputi limit secara keseluruhan dan limit untuk periode waktu
tertentu, dokumentasi lengkap. 3. Limit risiko harus ditetapkan secara menyeluruh, atau disebut dengan risk appetite
9.4
untuk masing-masing jenis risiko (seperti risiko kredit, risiko pasar, s" risiko operasional, risiko likuiditas, dan sebagainya) menurut fungsi (seperti treasury, manajemen kantor cabang, manajemen risiko, anggota direksi) ---
2. Dalam analisis risiko berbasis produk dan segmen usaha ini, pengukuran risiko
harus:
menyatakan prosedur yang digunakan untuk mengukur risiko mampu menunjukkan terjadinya perubahan pada profil risiko bank
3. Dalam hal ini, proses pengendalian risiko harus mencakup proses pengelolaan aset dan kewajiban (assets liability management - ALM)
meliputi manajemen:
Level 1
Hal 41 of 43
'
5. Chief Risk Officer harus secara teratur mengkaji laporan risiko yang
dihasilkan oleh sistem manajemen risiko.
9-5 Manajemen risiko - pengendalian internal
Direksi bank secara umum berkewajiban untuk memastikan bahwa bank telah menerapkan sistem pengendalian internal berdasarkan kegiatan usaha bank
secara menyeluruh.
Sistem pengendalian internal harus mampu mengidentifikasi kegagalan pengendalian dan penyimpangan terhadap kebijakan, prosedur dan proses
yang dimiliki bank.
sejalan dengan persyaratan internal bank yang ditetapkan oleh direksi dan
manajemen
Audit Internal merupakan fungsi yang independen di bank. Peran utamanya adalah melaksanakan penilaian berkelanjutan melalui penyusunan laporan yang menganalisis metodologi, prosedur dan proses di dalam organisasi manajemen
risiko bank.
Dalam perannya sebagai pengawas, umumnya audit internal menyampaikan laporan kepada Direktur Utama bank; audit internal tidak memberikan laporan
kepada Chief Risk Officer.
9-6
i. kebijakan, strategi dan penerapan risiko ii. proses perubahan yang berasal dari rekomendasi audit internal
d. Persyaratan mendasar bagi struktur unit manajemen risiko adalah sebagai berikut:
Level 1
Hal42 of 43
i.
Hi.
Proses dan prosedur penggunaan a|s|em baru / perubahan sistem yang ada untuk penerapan produk dan layman baru Otorisasi yang relevan tejfcait ^engan:V;manajemen produk untuk
Laporan komprehensif mengenai risiko yang terkait dengan produk atau
layanan baru yang diusulkan. '
la ananbarulk hUkUm ^
pada produk atau layanan baru.
1. Bank harus melaporkan profil risiko mereka kepada Bank Indonesia dan 2E tersebut harus mengandung informasi yang sama seperti yang disampaikan unit manajemen risiko kepada pimpinannya (Chief Risk
Officer) dan kepada komite manajemen risiko.
2' wJThf^1 d.!SUSJUn tr,wu,anan Pada bulan Maret, Juni, September dan nS,k Desember dan secara harus disampaikan kepada Bank Indonesia
terseLt
waKluh hlH dan.d,samPfan kePada Bank Indonesia dilaporkan dalam difatean^kan ^ P Uk da ,ayanan baru tereebut efektlf 4" m^no^VfL9 m,f"galaml keru3ian finansial yang signifikan harus 5 StoKSS.^ ^ ^ sese9era mun9k,n kPa*a Bank Indonesia. ^m^^te^.l?,a,,fl^ bankl Untuk kePen"9an transparansi bank
m^i^f^?^lnformaSi yang CUkup men9enal manajemen nsiko dan ketaatan mereka pada limit risiko. kebijakan dan strategi
99 Manaiemen risiko - sanksi pengawasan
3* ^shumS me,?Porkan kePada Bank Indonesia produk dan layanan baru yang disediakan bag, nasabah. Laporan tersebut harus mencakup semua produk
Sanks? ^al mematUhl kete^an.ketentuanPperbankan. sanksi tersehutanl tersebut dapat berupa pengenaan denda sampai denoan
pencabutan ijin usaha bank yang melakukan pelanggaran
Level 1
Hal 43 of 43