BANKING RISKS
Kelompok 11:
1. Lathiifatul Layl (F0219078)
2. Zahwa Salsabilla (F0219150)
Risiko Bank
Semakin tinggi keuntungan yang hendak dicapai maka semakin tinggi
pula tingkat risiko yang akan diterima bank.
Untuk itu bank harus siap menanggung risiko yang lebih tinggi dan
disaat yang sama mampu mengelola risiko untuk menghindari
kerugian.
Ukuran risiko kredit utama lainnya adalah rasio total pinjaman terhadap total
simpanan. Semakin tinggi rasionya, semakin besar perhatian otoritas pengatur,
karena pinjaman termasuk aset bank yang paling berisiko.
Risiko Kredit
Biasanya, jika bank memiliki rasio di atas 1,0, pengembalian bank akan lebih rendah jika
suku bunga menurun dan lebih tinggi jika meningkat. Namun, mengingat sulitnya
meramalkan suku bunga, beberapa bank menyimpulkan bahwa mereka dapat
meminimalkan risiko suku bunga dengan bunga rasio sensitivitas mendekati 1,0.
Risiko Suku Bunga
Risiko pembiayaan kembali dan risiko investasi ulang
Risiko suku bunga adalah risiko yang timbul dari ketidakcocokan antara jatuh tempo dan
volume aset dan kewajiban bank sebagai bagian dari fungsi transformasi asetnya.
Saunders and Cornett (2012) medefinisikan risiko reinvestasi sebagai 'risiko bahwa
pengembalian dana yang akan diinvestasikan kembali akan jatuh di bawah biaya dana'.
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas dihasilkan dalam neraca oleh ketidaksesuaian antara ukuran
dan jatuh tempo aset dan kewajiban. Bank harus mengelola likuiditas
mereka untuk memastikan bahwa permintaan likuiditas yang dapat
diprediksi dan tidak dapat diprediksi terpenuhi.
Jika bank tidak dapat memenuhi permintaan deposan, maka dapat terjadi
bank run, yang akan mempersuli bank dalam memperoleh dana, dan dapat
merubah bank dari krisis likuiditas, menjadi krisis solvabilitas dan
kemungkinan kegagalan.
Oleh karena risiko likuiditas dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
Risiko likuiditas harian berkaitan dengan penarikan harian
Krisis likuiditas akibat penarikan deposan lebih besar dari biasanya
Risiko Likuditas
Salah satu ukuran yang dapat digunakan bank untuk memantau risiko
likuiditas berkaitan dengan sekuritas jangka pendek, proksi untuk
sumber likuiditas bank, terhadap total simpanan. Rasio lain ialah rasio
pinjaman/deposito, rasio ini cenderung berfokus pada likuiditas aset di
neraca.
Risiko pasar adalah risiko kerugian pada posisi on- dan off-balance-sheet yang timbul dari
pergerakan harga pasar. Ini berkaitan khususnya dengan perdagangan jangka pendek
dalam aset, kewajiban dan produk derivatif, dan berkaitan dengan perubahan suku bunga,
nilai tukar dan harga aset lainnya.
risiko pasar umum atau sistematis, yang disebabkan oleh pergerakan harga semua
instrumen pasar karena faktor makro (misalnya perubahan kebijakan ekonomi); dan
risiko pasar yang tidak sistematis atau spesifik, yang muncul dalam situasi di mana
harga satu instrumen bergerak tidak sesuai dengan instrumen serupa lainnya karena
peristiwa yang terkait dengan penerbit instrumen (misalnya tuntutan hukum
lingkungan terhadap perusahaan akan mengurangi harga sahamnya tetapi tidak
mungkin menyebabkan penurunan indeks pasar).
Risiko kedaulatan mengacu pada kemungkinan bahwa pemerintah, sebagai kekuatan berdaulat, dapat
menegakkan otoritas mereka untuk menyatakan utang kepada pemberi pinjaman eksternal batal atau mengubah
pergerakan keuntungan, bunga, dan modal.
Risiko operasional
Risiko operasional merupakan salah satu inovasi
utama dalam Basel II yang mewajibkan bank
untuk menyimpan modal untuk risiko tersebut
bersama dengan risiko kredit dan pasar. Tabel
11.2 menunjukkan daftar jenis kejadian risiko
operasional yang telah diidentifikasi oleh Basel
Committee, setelah berkonsultasi dengan
industri, berpotensi menimbulkan kerugian
besar. Seperti yang ditunjukkan pada tabel, risiko
operasional meliputi beberapa jenis kejadian
risiko, mulai dari penipuan karyawan hingga
bencana alam, yang dapat merusak aset fisik
bank dan mengurangi kemampuannya untuk
berkomunikasi dengan nasabahnya.
Risiko diluar neraca
Risiko off-balance-sheet (OBS) berkaitan dengan risiko yang timbul ketika bank
menangani aktivitas yang menyiratkan peningkatan kontrak yang mengharuskan
mereka melakukan berbagai cara tetapi tidak muncul dalam neraca bank. Contoh
aktivitas tersebut adalah jaminan keuangan dan letter of credit yang melibatkan
pembuatan aset dan liabilitas kontinjensi. Hal ini juga masuk akal untuk berpikir
bahwa volatilitas nilai pasar dan kompleksitas banyak instrumen derivatif
menyiratkan bahwa mereka memiliki tingkat risiko OBS yang cukup besar.
Risiko lainnya
Kesimpulan
Risiko adalah bagian dari setiap kegiatan ekonomi. Dalam jasa keuangan, mereka
menganggap relevansi tertentu karena bisnis perbankan terkait dengan peristiwa masa
depan yang tidak pasti dan risiko kegagalan bank selalu merupakan kemungkinan dalam
sistem yang pada dasarnya berjalan berdasarkan kepercayaan.
Kami telah menunjukkan dalam bab ini bahwa bank harus menghadapi sejumlah risiko
yang seringkali saling terkait, seperti risiko suku bunga, risiko kredit, dan risiko likuiditas,
dan upaya bank untuk mengatasi risiko sering kali menimbulkan risiko lain. Salah satu
kasus tersebut adalah produk derivatif yang dirancang untuk mengendalikan risiko
melalui berbagai teknik lindung nilai, dan telah menunjukkan dirinya, dalam kasus
tertentu, sebagai instrumen yang sangat berisiko.
Ada berbagai cara bagi bank yang dikelola dengan baik untuk melindungi dari risiko.
Salah satu caranya adalah melalui diversifikasi, dalam segala bentuknya (misalnya
diversifikasi portofolio dan diversifikasi geografis).
Terimakasih