Anda di halaman 1dari 38

MANAJEMEN RISIKO

PERBANKAN

•JENIS-JENIS
RISIKO
•PENERAPAN RISIKO PERBANKAN

1
JENIS-JENIS RISIKO PERBANKAN

2
JENIS-JENIS RISIKO PERBANKAN
(8 Risiko Inheren)
 Risiko Kredit
 Risiko Pasar
 Risiko Likuiditas
 Risiko Operasional
 Risiko Hukum
 Risiko Reputasi
 Risiko Strategik
 Risiko Kepatuhan

3
RISIKO PADA PERBANKAN SYARIAH
 (per Januari 2012)/ PBI no 13/23/PBI/2011tentang
Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah
 8 Risiko Inheren ditambah dua risiko, yaitu:
 Equity Investment Risk/Risiko Investasi Ekuitas:
Pengelolaan risiko karena ada potensi dana bank
hilang akibat debitur merugi
 Rate of Return Risk/ Risiko Tingkat Pengembalian
Potensi hilangnya dana pihak ketiga lantaran
imbal hasil simpanan di bank syariah fluktuatif

4
RISIKO KREDIT
 Risiko kredit adalah risiko kerugian yang dikaitkan dengan
kemungkinan kegagalan klien membayar kewajibannya atau risiko
dimana debitur tidak dapat melunasi hutangnya.
 Risiko kredit terjadi karena ketidakpastian atau kegagalan pasangan
usaha (counterparty)memenuhi kewajibannya.

 Risiko ini berasal dari berbagai kegiatan fungsional bank


seperti perkreditan, tresuri, investasi dan pembiayaan
perdagangan yang tercatat dalam administrasi bank

 Misal Bank A memberikan pinjaman berbungan kepada nasabah perorangan.


Dengan melakukan hal ini bank menghadapi risiko nasabah tidak dapat
membayar bunga atau membayar pokok dan bunga pinjaman.

5
 Sumber risiko kredit antara lain :
 (1) Lending risk yaitu risiko akibat debitur atau nasabah
yang tidak mampu melunasi fasilitas yang telah disediakan
oleh bank,
 (2) Counterparty risk yaitu risiko yang timbul karena
pasangan usaha (counterparty) tidak dapat melunasi
kewajibannya pada bank, baik sebelum maupun tanggal
kesepakatan;
 (3) Issuer risk yang timbul karena penerbit suatu surat
berharga tidak dapat melunasi sejumlah nilai surat berharga
yang dimiliki bank.

6
Risiko pasar
 Risiko pasar adalah risiko kerugian
pada naik turunnya posisi Neraca
yang muncul akibat pergerakan
pasar modal.
 Risiko ini merupakan risiko gabungan yang
terbentuk akibat perubahan suku bunga,
perubahan nilai tukar serta hal-hal lain yang
menentukan harga pasar saham, maupun
ekuitas dan komoditas.

7
 Risiko kerugian karena perubahan harga pasar dapat terjadi ketiga
bentuk yaitu :

 Risiko harga (price risk) : risiko kerugian dari pergerakan atau


volalitas suku bunga, nilai tukar, harga ekuitas, dan harga komoditas.

Sebagai misal Bank ABC memiliki Surat Hutang Negara (SUN) di Neraca
dengan nilai Rp. 750 milyar. Jika harga pasar surat hutang itu harus
dicantumkan di Neraca sebesar Rp. 712.5 milyar atau mengalami kerugian
nilai penurunan nilai surat hutang sebesar Rp. 37.5 milyar.

 Risiko likuiditas (likuidity risk) risiko jumlah tertentu tidak dapat


terbayar karena kekurangan dana.

 Discountinuity (gap) risk yaitu risiko kerugian yang timbul dari


kesenjangan harga pasar (market price gapping) dan bukan karena
pergerakan harga secara kontinyu 

8
Risiko likuiditas
 Risiko likuiditas dapat dibedakan menjadi dua
yaitu
 risiko likuiditas asset (asset liquidity risk) dan

risiko likuiditas pendanaan (funding liquidity


risk).

9
 Risiko likuiditas asset sering disebut juga
dengan market/product liquidity risk yang
timbul ketika suatu transaksi tidak dapat
dilaksanakan pada harga pasar yang terjadi
oleh karenanya besarnya nilai transaksi relatif
kecil terhadap besarnya pasar.
 Sedangkan risiko likuiditas pendanaan yang

sering juga disebut cash-flow risk yaitu ketidak


mampuan memenuhi kewajiban yang telah
jatuh tempo yang pada gilirannya akan
mengakibatkan likuidasi

10
Risiko operasional
 Risiko operasional adalah risiko kerugian sebagai
akibat dari tindakan manusia, proses, infrastruktur
atau teknologi yang mempunyai dampak
operasional bank.

 Termasuk dalam risiko ini adalah kegiatan yang menjurus terjadinya


kecurangan (fraudulent), kegagalan manajement, tidak
memadainya sistem pengendalian dan prosedur operasional.
Kesalahan teknis dapat menyebabkan kerusakan system informasi,
kerusakan proses transaksi, tidak berfungsinya settlement atau
tidak berjalannya back-office operation.

11
Risiko hukum
 Risiko hukum adalah risiko yang timbul dari potensi
terjadinya pelanggaran kontrak, kasus pengadilan atau
kebijakkan yang salah yang dapat menyebabkan
pengaruh negatif terhadap kondisi keuangan maupun
operasional bank.

 Risiko hukum umumnya berkaitan dengan risiko kredit oleh karena


kerugian counterparty karena transaksi dengan bank mencari
penyelesaian lewat pengadilan.
 Bentuk lain adalah gugatan pengadilan terhadap perusahaan yang

dilakukan oleh para pemegang saham karena menderita kerugian


yang besar.

12
 Risiko hukum sering timbul karena terjadinya
pelanggaran atau ketidaktaatan terhadap
undang-undang, peraturan, regulasi atau
praktek yang sudah disepakati, atau ketika hak
dan kewajiban hukum pihak-pihak yang
bertransaksi tidak ditetapkan secara baik.
 Misal pada retail electronic banking di beberapa negara
tidak jelas. Risiko hukum dapat timbul dari ketidak pastian
tentang validitas perjanjian yang dibuat melalui media
elektronik.

13
Risiko reputasi
 Risiko reputasi adalah risiko kerusakan
potensial sebagai akibat opini negatif publik
terhadap kegiatan bank sehingga bank
mengalami penurunan jumlah nasabah atau
menimbulkan biaya besar karena gugatan
pengadilan atau penurunan pendapatan
bank. Rumor pasar atau persepsi publik
merupakan penyebab signifikan didalam
menentukan tingkat risiko reputasi.

14
 Risiko reputasi dapat juga timbul dalam
khasus dimana nasabah mengalami masalah
dengan jasa bank tetapi belum diberi
informasi yang memadai tentang penggunaan
produk dan prosedur penyelesaian masalah.

15
Risiko strategik
 Risiko strategik adalah risiko yang disebabkan adanya
penetapan dan pelaksanaan strategi bank yang tidak
tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat
atau kurang respontifnya Bank terhadap perubahan
ekstenal.

 Akibat dari keputusan yang tidak tepat ini Bank harus


mengeluarkan biaya yang besar dan gagal mencapai
target bisnisnya.

16
 Bank harus menetapkan rencana strategic
(corporate plan) dan rencana bisnis (business
plan) yang berjangka waktu sekurang-
kurangnya 3(tiga) tahun secara tertulis dan
melaksanakan kebijakan tersebut.
 Rencana bisnis ini ditetapkan oleh direksi dan

mendapat persetujuan komisaris serta


dikomunikasikan kepada pejabat dan atau
pegawai bank pada setiap jenjang.

17
 Rencana strategik dan rencana bisnis ini harus
memiliki
1. asumsi alternatif jika terdapat penyimpangan
dari target yang akan dicapai akibat
perubahan eksternal dan internal yang
signifikan
2. prosedur untuk mengukur kemajuan yang
dicapaidari realisasi anggaran dan kinerja
sesuai jadwal yang ditetapkan.

18
Contoh kasus
 Sebagai contoh. selama tahun 1970 an dan awal 1980 an
banyak Bank-Bank Jepang dan Eropa yang memberikan
pinjaman yang besar kepada negara-negara seperti Brasil,
Meksiko dan negara-negara kurang berkembang lainnya.
dalam tahun 1982 negara-negara kurang berkembang
mempunyai hutng lebih dari $ 500 billion kepada bank asing,
pemerintah dan lembaga-lembaga Internasional. Tingginya
harga minyak selama tahun 1970 an mengakibatkan negara-
negara OPEC mendapatkan kelebihan dollar dan dana-dana
ini didepositokan pada Bank internasional yang pada
gilirannya dana-dana ini oleh bank dipinjamkan kepada
negara-negara kurang berkembang. Pinjaman ini dapat
menghasilkan return yang lebih besar dibandingkan jika
diinvestasikan di pasar domestik. Uang yang diterima oleh
negara-negara kurang berkembang tadi diinvestasikan untuk
tujuan yang tidak produktif.

19
 Akibat berikutnya adalah timbulnya krisis ekonomi
yang mendorong terjadinya restrukturisasi hutang
dengan memberikan hutang baru. Restrukturisasi
hutang ini ternyata gagal dan bank-bank
internasional mengalami kerugian yang sangat besar.
Kerugian ini sebagai akibat pilihan strategi yang salah

20
Risiko kepatuhan

Risiko kepatuhan risiko yang disebabkan Bank tidak
mematuhi atau tidak melaksanakn peraturan perundang-
undangan dan ketentuan lain yang berlaku.
 Pada prakteknya risiko kepatuhan melekat pada risiko

Bank yang terkait pada peraturan perundang-undangan


dan ketentuan lain yang berlaku.

 Seperti risiko kredit terkait dengan ketentuan Kewajiban


Pemenuhan Modal Minimum (KPMM), Kualitas Aktiva Produktif,
Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP), Batas
Maksimm Pemberian Kredit (BMPK), risiko pasar terkait dengan
ketentuan Posisi Devisa Neto (PDN), risiko strategic terkait
dengan ketentuan Rencana kerja Anggaran Tahunan (RKAT)
Bank, dan risiko lain yang terkait dengan ketentuan tertentu.
21
:
PENERAPAN RISIKO PERBANKAN

22
Manajemen Risiko Perbankan
 Penerapan manajemen risiko perbankan di Indonesia diatur dalam peraturan
Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tanggal 19 mei 2003 tentang Penerapan
manajeman Risiko bagi Bank Umum.
 Pedoman Standar Penerapan Manajemen Risiko sekurang-kurangnya memuat

antara lain
 (1) pedoman umum,
 (2) proses penerapan manajemen risiko,
 (3) persiapan dan pelaporan penerapan manajemen risiko.

 Esensi penerapan manajemen risiko adalah kecukupan prosedur dan


metodologi pengelolaan risiko sehingga kegiatan usaha bank tetap dapat
terkendali pada batas atau limit yang dapat diterima serta menguntungkan
bank.
 Penerapan manajemen risiko akan memberikan manfaat baik kepada

perbankan maupun otoritas pengawasan bank.

23
Penerapan manajemen risiko bank dilakukan lewat
adanya
 (1) pengawasan aktif komisaris dan direksi
 (2) organisasi dan fungsi manajemen risiko
 (3) kebijakan, prosedur dan penetapan limit,
 (4) proses penetapan manajemen risiko
 (5) pengendalian intern dalam penerapan manajemen

risiko.

24
Pengawasan Aktif Komisaris dan
Direksi

 Bank wajib menetapkan wewenang dan tanggung


jawab yang jelas pada setiap jenjang jabatan yang
terkait dengan penerapan manajemen risiko.

25
 Wewenang dan tanggung jawab komisaris sekurang-
kurangnya meliputi :
1. Menyetujui dan mengevaluasi kebijakan manajemen
risiko yang dilakukan sekurang-kurangnya satu kli
dalam satu tahun
2. Mengevaluasi pertanggung jawaban Direksi atas
pelaksanaan kebijakan manajemen risiko yang dilakukan
sekurang-kurangnya secara triwulanan.
3. Mengevaluasi dan memutuskan permohonan atau usulan
direksi yang berkaitan dengan transaksi atau kegiatan
usaha yang melampaui kewenangan direksi untuk
memutuskan sehingga memerlukan persetujuan dewan
komisaris.

26
 Sedangkan wewenang dan tanggung jawab direksi sekurang-
kurangnya meliputi :
 Menyusun kebijakan dan strategi manajemen risiko secara tertulis dan
komprenhensif termasuk penetapan dan persetujuan limit risiko
secara keseluruhan, per jenis risiko, dan per aktivitas fungsional bank.
Penyusunan kebijakan dan strategi manajemen risiko dilakukan sekurang-kurangnya satu
kali dalam satu tahun
 Bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko ,
termasuk mengevaluasi dan memberikan arahan strategi manajemen
risiko berdasarkan laporan yang disampaikan oleh satuan kerja
manajemen risiko dan penyampaian laporan pertanggungjawban
dewan komisaris secara triwulan;
 Mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang melampaui
kewenangan pejabat bank satu tingkat di bawah direksi atau transaksi
yang memerlukan persetujuan sesuai dengan kebijakan dan prosedur
intern yang berlaku;

27
 Mengembangkan budaya manajemen risiko pada
seluruh jenjang organisasi.
 Memastikan peningkatan kompetisi sumberdaya
manusia yang terkait dengan penerapan
manajemen risiko, antara lain dengan cara
program pendidikan dan latihan yang
berkesinambungan.
 Memastikan bahwa fungsi manajemen risiko telah
diterapkan secara independen yang mencerminkan
antara lain adanya pemisahan fungsi antara Satuan
Kerja Manajemen Risiko yang melakukan
identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan
pengendalian risiko dengan satuan kerja yang
melakukan dn menyelesaikan transaksi.
 Melaksanakan kaji ulang secara berkala dengan
frekuensi yang disesuaikan kebutuhan bank.
28
Organisasi dan Fungsi Manajemen Risiko

 Struktur organisasi harus dirancang untuk memastikan


bahwa satuan kerja yang berfungsi melakukan suatu
transaksi (risk taking unit) adalah independen terhadap
satuan kerja yang melakukan fungsi pengendalian
intern (satuan kerja audit intern), serta independen pula
terhadap Satuan Kerja manajemen Risiko.
 Untuk itu bank wajib membentuk komite manajemen

risk (Risk Management Committee) dan Satuan Kerja


Manajemen Risiko (Risk Management Unit).

29
Komite Manajemen Risiko
 Keanggotaan komite manajemen risiko dapat bersifat
keanggotaan tetap dan tidak tetap sesuai dengan kebutuhan
bank.
Keanggotaan komite sekurang-kurangnya terdiri dari mayoritas
direksi dan pejabat eksekutif terkait :
 Bagi bank yang memilik 3(tiga) orang direksi sebagaimana
persyaratan minimum yang diatur dalam keputusan yang berlaku
maka pengertian mayoritas direksi dapat berarti Direktur Utama
dengan Direktur Kepatuhan (compliance Director) atau Direktur
Bidang atau Direktur lain dengan Direktur kepatuhan.
 Bank wajib menunjuk direktur kepatuhan sebagai anggota tetap
komite manajemen risiko dan dapat menugaskansecara khusus
kepada direktur yang membidangi penerapan manajemen risiko
(risk management director).
30
 Adapun wewenang dan tanggung jawab komite
manajemen risiko adalah memberikan rekomendasi
kepada direktur utama yang sekurang-kurangnya
meliputi
 Penyusunan kebijakan manajemen risiko serta
perubahannya
 Perbaikan atau penyempurnaan penerapn
manajemen risiko yang dilakukan secara berkala
maupun bersifat insidentil sebagai akibat dari suatu
perubahan kondisi eksternal dan internal bank.
 penetapan atas hal-hal yang terkait dengan
keputusan-keputusan bisnis yang menyimpang dari
prosedur normal

31
Satuan kerja Manajemen Risiko
 Satuan kerja manajemen risiko harus independen
terhadap satuan kerja operasional (risk taking unit) dan
terhadap satuan kerja yang melaksanakan fungsi
pengendalian internal.

32
 Adapun wewenang dan tanggung jawab satuan kerja
manajemen risiko meliputi :
 Pemantauan terhadap implementasi strategi manajemen
risiko yang direkomendasikan oleh komite manajemen
risiko dan yang telah disetujui oleh direksi;
 Pemantauan posisi atau eksposur risiko secara
keseluruhan, per jenis risiko maupun per aktivitas
fungsional
 Penerapan stress testing guna mengetahui dampak dari
implementasi kebijakan dan strategi manajemen risiko
terhadap kinerja masing-masing satuan kerja operasional;
 Pengkajian terhadap usulan aktivitas dan / atau produk
baru yang diajukan atau dikembangkan oleh suatu unit
tertentu yang ada pada bank.

33
 Rekomendasi mengenai besaran atau maksimum eksposur
risiko yang wajib dipelihara bank kepada satuan kerja
operasional dan kepada komite manajemen risiko sesuai dengan
kewenangan yang dimiliki satuan kerja manajemen risiko
 Evaluasi terhadap akurasi dan validitas data yang digunakan
oleh bank untuk mengukur risiko bagi bank yang
menggunakan model untuk keperluan intern;
 Penyusunan dan penyampaian laporan profil risiko kepada
direktur utama dan komite manajemen risiko secara berkala
atau sekurang-kurangnya secara triwulanan.

34
Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit

 Kebijakan manajemen risiko merupakan arahan tertulis


dalam menerapkan manajemen risiko dan harus sejalan
dengan visi, misi dan rencana strategik bank.
 Penetapan kebijakan manajemen risiko dilakukan dengan
cara menyusun strategi manajemen risiko yang memastikan
bahwa :
(1) bank tetap mempertahankan eksposur risiko yang sesuai
dengan kebijakan, prosedur intern bank, peraturan
perundang-undangan dan ketentuan lain yng berlaku;
(2) bank dikelola oleh sumber daya manusia yang memiliki
pengetahuan, pengalaman, dan keahlian di bidang risiko,
sesuai dengan kompleksitas dan kemampuan usaha bank.
35
 Kebijakan manajemen risiko sekurang-kurangnya
memuat :
 penetapan risiko yang terkait dengan produk dan

transaksi perbankan yang didasarkan atas hasil analisis


bank terhadap risiko yang melekat pada setiap produk
dan transaksi perbankan
 penetapan penggunaan metode pengukuran dan sistem

informasi manajemen risiko dalam rangka


mengkalkulasi secara tepat eksposur risiko pada setiap
produk dan transaksi perbankan serta aktivitas
fungsional bank

36
 Penentuan limit dan penetapan toleransi risiko yang merupakan
batasan potensi kerugian yang mampu diserap oleh kemampuan
permodalan bank dan sarana pemantauan terhadap perkembangan
eksposur risiko bank;
 Penetapan sistem pengendalian intern dalam penerapan manajemen
risiko guna memastikan kepatuhan terhadap ketentuan ekstern dan
intern yang berlaku (compliance risk
 Penetapan penilaian peringkat risiko sebagai dasar bagi bank untuk
menentukan langkah-langkah perbaikan terhadap produk, transaksi
perbankan, dan area aktifitas fungsional tertentu dan mengevaluasi
hasil pelaksanaan kebijakan dan strategi manajemen risiko;
 Penyusunan rencana darurat atas kemungkinan kondisi eksternal dan
internal terburuk, sehingga kelangsungan usaha bank dapat
dipertahankan.

37
Diskusi kasus
 Kasus BTN : merger atau akuisisi?
 Identifikasi risiko BTN berdasarkan perspektif

risiko perbankan (8 risiko perbankan)

38

Anda mungkin juga menyukai