Anda di halaman 1dari 3

a.

Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas (liquidity risk) adalah risiko yang timbul karena bank tidak dapat
memenuhi kewajiban jangka pendek pada masyarakat saat dibutuhkan, yang disebabkan oleh
karena bank kekurangan likuiditas. Dengan demikian dapat dipahami bahwa likuiditas
merupakan unsur penting bagi bank. Karena dengan likuiditas yang cukup maka bank mampu
untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dari setiap nasabah. Jika hal itu terjadi maka akan
menambah kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan bank dalam menjamin dana
masyarakat yang dititipkan ke bank.
b. Risiko Tingkat Bunga
Risiko tingkat bunga (interest rate risk) adalah risiko yang timbul akibat perubahan
tingkat bunga, sebagai akibat dari mismatch position yang dilakukan bank. Di samping itu juga
bisa disebabkan oleh perbedaan bunga antara Resource of Fund dan Uses of Funds.
c. Risiko Kredit
Risiko kredit (credit risk) adalah risiko yang timbul karena debitur tidak dapat mengembalikan
dana yang dipinjam dan bunga yang harus dibayar kepada bank. Risiko ini tentu harus
diantisipasi oleh bank melalui suatu proses penilaian serta analisis kredit yang benar dan tepat
yang disesuaikan dengan prudential banking legal lending limit.
d. Risiko Manajemen
Risiko manajemen (management risk) adalah risiko yang ditimbulkan oleh internal bank
yang bersangkutan, yang disebabkan oleh mismanagement dan faktor mentalitas pegawai bank.
Risiko ini sangat penting untuk diperhatikan bagi sebuah bank, karena jika lengah maka
terjadinya kerja sama antara nasabah dengan pegawai bank untuk membobol bank melalui
bentuk-bentuk transaksi fiktif mungkin saja terjadi.
e. Risiko Investasi
Risiko investasi (investment risk) adalah risiko yang timbul karena bank mengalami
kerugian berupa penurunan nilai surat berharga yang dimiliki seperti saham dan obligasi. Hal ini
sering terjadi di mana bank-bank yang memiliki kelebihan likuiditas sering kali mengalokasikan
dana yang diterima dari pihak ketiga untuk kegiatan investasi surat berharga di pasar modal atau
pasar uang
f. Risiko Operasional
Risiko Operasional adalah risiko yang disebabkan oleh ketidakcukupan dan/atau tidak
berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya faktor eksternal
yang mempengaruhi operasional Bank. Risiko Operasional dapat menimbulkan kerugian dalam
bentuk keuangan secara langsung maupun tidak langsung, yaitu kerugian potensial atas
hilangnya kesempatan memperoleh keuntungan.
g. Risiko Fidusia
Risiko fidusia (fiduciary risk) yang timbul karena bank memberikan jasa
perwaliamanatan sehingga menimbulkan kerugian bagi nasabah karena ketidak jujuran atau
adanya unsur penipuan.
h. Risiko Keamanan
Risiko keamanan (solvency risk) yang timbul akibat ketidakstabilan politik dan
keamanan. Kasus 12 Mei 1997 di Trisakti telah memporak-porandakan bisnis perbankan dan
stabilitas nasional. Aksi terorisme seperti yang terjadi di Word Trade Center (simbol bisnis
dunia) dan Pentagon (simbol keamanan dunia) telah menyebabkan Amerika Serikat kehilangan
1.3 triliun dolar AS. Aksi demonstrasi Anti Amerika Serikat, telah menyebabkan investor
mencabut rencana investasi di Indonesia dan menarik kembali dana yang telah diinvestasikan di
berbagai sektor termasuk perbankan.
i. Risiko Pendapatan
Risiko pendapatan adalah risiko yang timbul akibat gagalnya penyaluran kredit bank.
Pendapatan bank diperoleh dari pendapatan bunga pinjaman dan pendapatan selain bunga.
Adanya kredit macet. perubahan suku bunga, perubahan kurs valas, dan turunnya nilai jaminan
(agunan) akan menyebabkan perubahan dalam pendapatan suatu bank.
j. Risiko Pasar
Risiko pasar (market risk) adalah risiko yang timbul akibat perubahan tingkat bunga
pasar, tingkat kurs valuta asing, tingkat inflasi, dan sebagainya. Likuidasi atau bangkrutnya suatu
bank yang besar dapat menyebabkan bangkrutnya bank yang lain (efek domino) sebagai akibat
penarikan dana secara tiba-tiba. Setiap saat bank harus mengevaluasi perkembangan tingkat suku
bunga pasar untuk menetapkan tingkat suku bunga simpanan dan kredit. Bank harus melakukan
evaluasi secara berkala terhadap kualitas portofolio aset produktifnya dengan kurs terakhir,
termasuk transaksi derivatifnya.
berikut faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat bunga yaitu :
1. Kebutuhan dana
Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat. Maka yang
dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan menaikkan suku bunga
simpanan. Peningkatan bunga simpanan secara otomatis akan meningkatkanbunga kredit.
2. Kebijakan pemerintah
Dalam menentukan besarnya bunga baik untuk bunga simpanan maupun untuk kredit,
kita tidak boleh melebihi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
3. Jangka waktu
Semakin panjang jangka waktu suatu kredit, maka akan semakin tinggi bunganya.
4. Kualitas jaminan
Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang
dibebankan dan sebaliknya.
5. Reputasi perusahaan
Bonafiditas suatu perusahaan, yang akan memperoleh kredit sangat menentukan tingkat
bunga yang dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan
resiko kredit macet di masa mendatang relatif kecil

Anda mungkin juga menyukai