Mnjemen - Resiko Perbankan
Mnjemen - Resiko Perbankan
1. Resiko pasar ;
4. Treasury risk.
a. Spesifik treasury risk.
b. Mayor treasury risk.
A. Market risk.
Yaitu resiko kerugian perbankan akibat terjadinya perubahan harga pasar (market
price) terhadap: a Assets bank b.Interest rate c.foregn excenges rated. d.Market volatility
dan e. Market liquidity.
Depinisi lain yaitu resiko yang terkait pada terjadinya ketidak pastian atas earnig pada
suatu institusi perbankan dalam trading fortfolio sebagai akibat dari perubahan market
conditions seperti assets price, interest rate, market volatility dan market liquidity.
Faktor-faktor penyebab perubahan atas empat market instrument moneter itu adalah :
a.. Faktor fundamental ekonomi seperti tingkat inflasi, kurs mata uang lokal,
perkembangan sektor riil, pertumbuhan sektor ekonomi, jumlah cadangan devisa
nasional, dan sebagainya yang akan mempengaruhi ekspektasi masyarakat terhadap harga
market instrument yang ada.
c. Campur tangan otoritas moneter seperti devaluasi rupiah terhadap USD sebanyak
lima kali selama pemerintahan Orde Baru yang tidak diikuti oleh perbaikan fundamental
ekonomi yang kuat sehingga ketika terjadi krisis moneter bulan juli 1977 maka kurs
rupiah anjlok tajam dan indek harga saham gabungan jatuh serta diikuti dengan krisis
perbankan dan bankrutnya banyak perusahaan.
e. Likuiditas pasar yaitu tingginya volume bisnis yang ada dipasar akibat dari
banyaknya market makers serta banyaknya transaksi atau trading dan dealing yang
terjadi.
B. CREDIT RISK.
Yaitu resiko kerugian bagi bank akibat dari counterparty gagal memenuhi
kewajibannya berupa pembayaran pokok pinjaman plus bunga pada saat jatuh tempo.
Resiko kredit dalam jumlah tertentu adalah wajar bagi bank karena sifat bisnisnya adalah
lending based business yang memiliki tingkat laverage dan debt-equity ratio yang tinggi.
Ada tiga golongan resiko berdasarkan counterparty pada kredit perbankan yaitu :
1. Resiko kredit pada pemerintah suatu negara.(Sovereign risk or country riks)
2. Resiko kredit pada perusahaan (Corporate credit risk)
3. Resiko kredit pada perorangan or Retail customer (Personal credit risk).
Yaitu resiko atas pemberian kredit kepada pemerintah (sovereign loan) dan kredit
kepada dunia usaha dinegara berkembang (country loan) yang berupa kegagalan
pemerintah suatu negara maupun dunia usaha dinegara tersebut untuk melunasi pokok
pinjaman atau bunganya kepada suatu bank.
Country credit risk merupakan pengertian resiko yang lebih luas dari soveregn
credit risk karena meliputi juga resiko terhadap persoalan undang-undang domestik, iklim
politik, dan lingkungan ekonomi dalam suatu negara.
1. The debt service ratio (The DSR) yaitu memperbandingkan interest plus
amortization on debt dengan export value untuk menggambarkan kemampuan
membayar pokok pinjaman dan bunganya.
Interest plus amortization on debt
The DSR = --------------------------------------------
Exports
2. The Import ratio (The IR) yaitu membandingkan total import dengan total
foreign exchange reserves untukmenggambarkan kemampuan cadangan
devisa dalam membiayaai import barang-barang penting dari luar negeri.
Total inport
The IR = -------------------------------------------
Total foreign exchange reserves
3. The Investment ratio (The Inv.R) yaitu perbandingan antara real investment
terhadap gross national product negara tersebut untuk menggambarkan
kemampuan negara itu dalam mengalokasikan sumber-sumber pendapatan
nasional untuk memenuhi kebutuhan investasi riil dinegara itu.
Real Investment
The Inv. R. = ----------------------------
GNP
Yaitu . Resiko yang diderita oleh bank atas terjadinya default dalam pelunasan
kembali pokok pinjaman dan bunga hutang suatu badan usaha di suatu negara akibat dari
memburuknya perekonomian negara tersebut
Contoh : Sebuah bank di Amerika serikat memberi pinjaman pada sebuah perusahaan
textil di Indonesia, beberapa waktu kemudian perekonomian Indonesia memburuk
sehingga perusahaan textil tadi mengalami kesulitan keuangan dan gagal memenuhi
kewajibannya pada bank di Amerika serikat tersebut.
n
PD = ∑ ΒX + e
j=1 j ij
VAR = P x 1,65 x σ
Dimana : P adalah Loan market value dan σ adalah st.deviasi loan
value.
EL = PD x EAD x LGD
Yaitu resiko kerugian yang terjadi pada bank karena pemberian kredit kepada
personal finance baik yang berjaminan real estate (mortgage lending) maupun yang
tampa jaminan (consumer lending) dan kredit bagi small business activities
Resiko Proses Internal berupa al; 1) People risk 2) Process risk dan 3) System and
Technology risk.
Ad. 1. Poeple risk dapat berbentuk incompetency , fraud dsb.
Ad. 2. Process risk dapat berbentuk a) Model design risk or methodology risk
b)Transaction risk (berupa kesalahan eksekusi, kerumitan transaksi,
kesalahan pembukuan ,kesalahan dokumen dsb) dan c) Operational
control risk (berupa exceeding limits, security risk, volume risk dsb)
Ad. 3. System dan technology risk al. berupa systim failure, programming errors,
information risk,telecominication failure dsbnya
Resiko Eksternal yaitu resiko yang bersumber dari peristiwa yang terjadi diluar kendali
langsung manajemen perbankan baik kerugian terhadap fasilitas maupun terhadap
manajemen. Ciri lain adalah eksposure ini termasuk dalam kelompok Low
frequency/High infact yang dapat menimbulkan kerugian besar serta datangnya tak
terduga. Adapun Resiko ini meliputi : Peristiwa moneter, Pencurian, Kebakaran besar,
bencana alam, Kebijakan baru pemerintah, Huru hara, Serangan teroris, Ganguan sistim
transportasi angkutan pegawai, Utility service failure dan sebagainya.
ResikoLegal yaitu resiko kerugian karena ketidak pastian pelaksanaan peraturan dan
undang-undang (legal actions) dan ketidak pastian penafsiran isi suatu kontrak, undang-
undang, dan peraturan-peraturan.
1. Low frequency/Low infact yaitu eksposure yang jarang terjadi dan kalaupun
terjadi hanya menimbulkan pengaruh kerugian yang kecil nilainya. Untuk
jenis resiko seperti ini mungkin biaya pengendalian dan monitoringnya akan
lebih besar dari resiko kerugiannya, karena itu lebih menguntungkan untuk
diabaikan saja.
2. High frequency/High infact yaitu eksposure yang sering terjadi dan resiko
kerugiannya pun besar, maka pengendalian dan monitoring nya akan
memerlukan biaya sangat besar bahkan bisa melebihi jumlah keuntungan
yang diperoleh sampai mencapai tingkat kebangkrutan. Karena itu jenis
resiko ini lebih baik diatasi dengan cara menghindari resiko.
3. High frequency/Low infact yaitu eksposure resiko yang sering terjadi dan
mudah diindentifikasi dan resiko kerugiannya mudahpun pula dikendalikan
dengan biaya yang wajar.
4. Low frequency/High infact yaitu eksposure resiko yang paling sulit
diindentifikasi dan sulit diramalkan namun perlu dilakukan langkah-langkah
pencegahan terjadinyaresiko tersebut.
Mengenali tujuh jenis Loss Event yang wajib diwaspadai manajemen perbankan :
1. Internal Fraud yaitu kerugian akibat dari tindakan sengaja yang dilakukan
pihak internal bank untuk melanggar peraturan hukum dan kebijakan
perbankan seperti misalnya; missreporting, inside trading, dsb.
2. External Fraud yaitu kerugian akibat dari tindakan sengaja pihak yang
dilakukan pihak luar perbankan misalnya, Robbery, Forgery, Check kitting,
Computer hacking, dan sebagainya.
3. Employment and work place yaitu kerugian akibat tindakan serikat buruh
dan peraturan tentang kesehatan dan keselamatan ditempat pekerjaan.
4. Claim and busines practices yaitu kerugian akibat kegagalan dan
ketidakmampuan dalam memenuhi kewajiban profesional.
5. Damage to fhysical assets yaitu kerugian akibat dari kerusakan physik asset
perusahaan akibat berbagai faktor; manusia, alam ,umur, konflik sosial,dll.
6. Business disruption and system failure yaitu kerugian akibat kerusakan hard
ware , kegagalan software, masalah peralatan telekominikasi, dll
7. Failed transaction proses yaitu kerugian akibat kesalahan dalam proses
entry, kegagalan manajemen penjaminan, ketidak lengkapan persyaratan
hukum dokumen, ketidak jelasan rekening nasabah, dll.
D. Treasury Risk
Yaitu resiko kerugian yang diderita suatu bank akibat dari kegiatan yang
dilakukan oleh departemen treasury yang terdapat pada bank itu sendiri, yaitu kegiatan
bank yang mencakup pengendalian atas likuiditas bank serta resiko-resikoyang terkait
dengan hal itu seperti pengendalian interest rate risk dan liquidity risk serta capital
management risk.
Pengertian yang lebih luas meliputi Major treasury related risk yaitu aktivitas
gabungan manajemen resiko yang mencakup 1) Market risk, 2) Credit risk,3) Operational
risk 4) Liquidity risk.
Pelaksanaan terhadap fungsi manajemen treasury risk ini dilakukan melalui
penerapan Asset Liability Management (ALMA) yang melibatkan unsur-unsur lain diluar
treasury.yang mencakup hampir semua dimensi kegiatan operasional perbankan Tujuan
pokok penerapan Alma ini adalah untuk 1) mengendalikan resiko perbankan 2) menjaga
stabilitas bank 3) menjaga business value bank.