Anda di halaman 1dari 22

Bab 7

COUNTRY RISK DAN


MANAJEMEN RISIKO
KEUANGAN BISNIS
INTERNASIONAL
A. COUNTRY RISK
Country risk dalam bisnis internasional adalah
risiko yang mungkin terjadi dalam bentuk
peristiwa luar biasa yang terjadi, terutama di
negara tuan rumah (host country), atau
negara asal perusahaan (home country),
atau negara ketiga (third country). Atau
situasi politik dan keuangan internasional,
sehingga dapat mengganggu kelancaran
operasional perusahaan.
A. COUNTRY RISK
Contohnya, ketika terjadi konflik USA-Iran tahun
1979, banyak perusahaan dan bank USA yang
mengalami kerugian dan kesulitan yang terutama
disebabkan oleh tindakan pemerintah USA
daripada pemerintah Iran. Disamping itu, banyak
juga perusahaan internasional lainnya, seperti
perusahaan Indonesia yang mengalami kesulitan
pemasaran dan supply bahan baku ketika terjadi
peristiwa 11 September 2001, perang Afganistan,
dan perang Irak 2003.
A. COUNTRY RISK
Dengan kata lain, country risk ini juga dapat terjadi,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Country risk secara langsung ini misalnya
expropriation atau confiscation asset (pengambil
alihan aset untuk kepentingan umum dengan
memberikan ganti rugi) perusahaan luar negri.
Sedangkan secara tidak langsung, misalnya,
hambatan terhadap customer dan atau supplier
dapat mengganggu kelancaran operasional
perusahaan.
A. COUNTRY RISK
Untuk menentukan kemungkinan tinggi rendahnya tingkat
country risk dalam bisnis internasional, maka perlu
dilakukan identifikasi beberapa faktor yang dapat
menentukannya, yaitu sbb:
1. Faktor politik-hukum, terdiri dari hal-hal berikut ini:
 Sistem politik
 Grup penguasa
 Grup oposisi
 Sistem pemerintahan
 Potensi konflik dari luar
 Hubungan dengan partner dagang utama
 Hubungan home country dengan negara lain
A. COUNTRY RISK
2. Faktor ekonomi-keuangan, terdiri dari :
 Pertumbuhan ekonomi
 Tingkat inflasi
 Jumlah penduduk
 Siklus ekonomi
 Exchange rate
 Posisi balance of payment
 Kekuatan pasar keuangan domestik
 Elastisitas permintaan barang ekspor
 Hubungan perdagangan luar negri
3. Faktor sosial-budaya, terdiri dari :
 Sosial group (etnik, agama, dan kelas sosial)
 Sikap penduduk (terhadap waktu, pekerjaan, keberhasilan, perubahan)
 Tingkat buta huruf
 Kesadaran politik penduduk
 Ketenangan sosial (social unrest)
 Pandangan terhadap materi
Pada umumnya, faktor politik-hukum dan faktor ekonomi-
keuangan, lebih dominan dan berpengaruh terhadap operasional
perusahaan. Tetapi, dalam hal tertentu dapat juga faktor sosial-
budaya lebih dominan, misalnya dalam kasus agama atau ras.
B. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
BISNIS INTERNASIONAL
Pada umumnya, perusahaan yang melakukan bisnis
internasional akan menghadapi risiko fluktuasi
kurs valas atau Fx rate fluctuation yang
disebut forex exposure dalam bentuk berikut
ini:
1. Transaction exposure, yaitu risiko pengaruh
fluktuasi kurs valas atau Fx rate fluctuation
terhadap future casli transaction atau nilai
penerimaan (A/R) dan nilai pembayaran (A/P)
yang akan diterima di waktu yang akan datang.
2. Ecomony/operating exposure, yaitu risiko pengaruh
fluktuasi kurs valas atau Fx rate fluctuation terhadap
present value (PV) dari future cash flow suatu perusahaan.
Gambaran tentang economy/operating exposure dapat
dilihat dari tabel 7.1 dibawah ini.
Tabel 7.1
Ecomomy/Operating Exposure karena Fluktasi Rupiah
I. Inflow dalam rupiah Rupiah Apresiasi Rupiah Depresiasi
a. Penjualan Lokal Turun Naik
b. Ekspor dalam Rupiah Turun Naik
c. Ekspor dalam Valas Turun Naik
d. Bunga diterima dari Foreign Turun Naik
Investment
II. Outflow dalam Rupiah Rupiah Apresiasi Rupiah Depresiasi
a. Imported Supplies dalam rupiah Tidak Berubah Tidak Berubah

b. Imported Supplies dalam Valas Turun Naik


c. Bunga dibayar atas pinjaman Turun Naik
LN
3. Translation/accounting expoure, yaitu risiko pengaruh
fluktuasi kurs valas atau Fx rate fluctuation terhadap
consolidated financial statement dari perusahaan yang
beroperasi di beberapa negara. Sebagai contoh, pada
tabel 7.2 di bawah ini, dapat dilihat bagaimana
translation/accounting exposure yang dialami oleh MNC
USA yang memiliki subsidiary di United Kingdom.
Tabel 7.2
Translation/Accounting Exposure
Tahun Pelaporan Subsidiary Earning Average Fprex Rate Translation Earning
Tahun I GBP. 5 millions US$ 2,40/GBP US$ 12,0 millions
Tahun II GBP. 6 millions US$ 1,15/GBP US$ 6,9 millions
Kenaikan/Penurunan GBP. 1 millions -US$ 0,25/GBP -US$ 5,1 millions

Dari contoh tabel di atas, dapat dilihat bahwa meskipun penerimaan subsidiary di
UK meningkat GBP 1 millions atau 20%, yaitu naik dari GBP 5 millions menjadi GBP
6 millions, ternyata consolidated income statement MNCUSA tersebut menurun
sebesar US$ 5,1 millions. Hal ini dapat terjadi karena depresiasi GBP yang relatif
besar, yaitu dari US$ 2,4/GBP menjadi US$ 1,15/GBP dan bukan karena kesalahan
atau kegagalan subsidiary di United Kingdom.
• Untuk menghindari risiko kerugian dalam
transaksi bisnis internasional, perusahaan
dapat menjalankan kebijakan manajemen
risiko keuangan bisnis internasional, sebagai
berikut :
1. Insurance
Pada umumnya, perusahaan yang melakukan transaksi
bisnis internasional akan selalu membuat kontrak dengan
pihak asuransi untuk melindungi risiko kerugian yang
mungkin timbul.
2. Asset-liabilities management
Cara lain untuk melindungi transaksi bisnis internasional
dapat juga dilakukan dengan kebijakan pengendalian
asset-liabilities management. Misalnya dengan mengatur
padanan masing-masing antara utang dengan piutang
jangka pendek dan utang dengan piutang jangka panjang.
3. Hedging (lindung nilai), dengan teknik sebagai berikut:
a. Natural hedging, yaitu melindungi nilai transaksi bisnis
internasional secara alamiah dengan cara sebagai berikut.
• Mengusahakan kontrak jual beli dalam valas yang sama.
• Mengusahakan kontrak penjualan (A/R) dalam hard currency.
• Mengusahakan kontrak pembelian (A/P) dalam soft currency.
• Menentukan nilai hedging dengan cara mencari netto A/R – A/P.
• Mempercepat (leading) pelunasan utang dalam hard currency.
• Mempercepat (leading) penagihan piutang dalam soft currency.
• Menunda (lagging) penerimaan utang dalam hard currency.
• Menunda (lagging) pembayaran piutang dalam soft currency.
b. Money market hedging, yaitu hedging (lindung nilai) melalui
transaksi keuangan internasional dengan memperhitungkan nilai
present value dari utang atau piutang dan memperhatikan
perkembangan trend perubahan FR & SR atau apresiasi/depresiasi
valas yang digunakan dalam transaksi bisnis internasional (A/P &
A/R) sesuai dengan matriks prinsip hedging di bawah ini dan
langkah yang diuraikan pada contoh soal dibawah ini.
c. Forward market hedging, yaitu hedging (lindung nilai) melalui
transaksi derivative dalam bursa valas dengan melakukan forward
contract, baik untuk melindungi utang (A/P bila FR>SR), maupun
piutang (A/R bila FR<SR), sesuai dengan matriks prinsip hedging di
bawah ini.
d. Future market hedging, yaitu hedging (lindung nilai)
melalui transaksi devirative dalam bursa valas atau
international monetory market (IMM) pada Chicago
Mercantile exchange (CME) dengan melakukan currency
future contract yang dilakukan dengan standar volume
(lot) dan jangka waktu tertentu. Transaksi ini yang
biasanya dilakukan oleh para pengusaha atau arbitrageurs
(pedagang valas) untuk melindungi posisi forexnya
terhadap kemungkinan fluktuasi forward rate.
Hedging Call Option  Melindungi A/P (Account Payable)
Hedging Pitt Option  Melindungi A/R (Account Receivable)
e. Option market hedging, yaitu hedging (lindung nilai)
melalui transaksi derivative dalam bursa valas dengan
melakukan kontrak beli (call option) atau kontrak jual (piit
option) sesuai dengan standar volume (lot) dan jangka
waktu tertentu, clan berdasarkan harga kontrak yang
disebut strike atau exercise price dan membayar
sejumlah fee/premium. Transaksi ini bersifat tidak wajib
karena dapat direalisir bila menguntungkan atau tidak
direalisir bila merugikan dengan risiko kehilangan
pembayaran fee/premium.
• Hedging Call Option Melindungi A/P (Account Payable)
• Hedging Put Option  Melindungi A/R (Account receivable)
f. Swap hedging, yaitu hedging (lindung nilai) melalui transaksi
keuangan internasional dalam bentuk ciirrency swap atau
interest rate swap berdasarkan prinsip teori comparative
advantage yang bertujuan untuk mengurangi interest cost
dari pinjaman atau bond yang diterbitkan perusahaan.
g. Range agreement adalah salah satu cara untuk menghindari
terjadinya kegagalan/pembatalan bisnis internasional
sebagai akibat fluktuasi kurs valas yang sangat tinggi.

Range agreement, seperti yang ditunjukkan oleh gambar 7.1 di


bawah ini, dilakukan dengan membuat kesepakatan antara
penjual/eksportir dan pembeli/importir pada saat
penandatanganan kontrak jual beli tentang pengaturan kurs
atau nilai tukar yang akan diberlakukan pada saat transaksi
berjangka jatuh tempo atau direalisir. Misalnya, seorang
pembeli atau importir membuat suatu kontrak jual-beli
berjangka dengan seorang penjual/eksportir sejumlah 100 unit
komputer dengan harga $1000 per unit dengan delivery time 90
hari dan D/P 10% serta pelunasan sisa pembayaran pada saat
penyerahan barang. Misalnya, kurs $ pada saat
penandatanganan kontrak atau spot rate : Rp. 9000/$
Gambar 7.1
Range Agreement

+10% : Rp 9.900/$

9.700
+5% : Rp. 9.450/$
9.200
Neutral Sharing
Zone Zone
Rp. 9.000/$
8.700
Rp. 8.550/$
8.300
-10% : Rp 8.100/$
Untuk menjaga kemungkinan pembatalan oleh salah satu pihak akibat
kerugian yang terlalu besar sebagai akibat fluktuasi kurs $ yang terlalu
tinggi, maka kedua belah pihak dapat membuat suatu kesepakatan untuk
pengaturan kurs $ yang akan diberlakukan pada saat jatuh tempo nanti,
yang disebut sebagai range agreement dengan pengaturan sbb:

Secara teoritis range agreement dapat dibagi atas 3 zone, sbb:


1. Neutral Zone
Apabila kurs $ pada saat jatuh tempo setelah 90 hari berada di nilai ($ 9.000 +5%) misalnya Rp
9.200/$, dan ($ 9.000 -5%), misalnya Rp 8.700/$, maka kurs yang akan diberlakukan untuk
pelunasan transaksi adalah tetap Rp. 9.000/$.
2. Sharing Zone
Apabila kurs $ pada saat jatuh tempo setelah 90 hari berada di antara nilai ($9.000 +5%) dan
($9.000 +10%), misalnya Rp. 9.700/$. Maka kurs yang diberlakukan adalah:
9000 + 9700 = Rp 9.350/$
2
Atau apabila kurs $ pada saat jatuh tempo setelah 90 hari berada di antara nilai ($ 9.000 – 5%)
dan ($ 9.000 – 10%), misalnya Rp 8300/$. Maka kurs yang diberlakukan adalah:
9000 +8300 = Rp 8650/$
2
3. Renegociation Zone
Apabila kurs $ pada saat jatuh tempo setelah 90 hari berada di atas nilai ($ 9.000
+ 10%), misalnya Rp 10.200, atau di bawah nilai ($9.000 – 10%), misalnya Rp 7.800/$,
maka dilakukan renegosiasi kembali untuk menetapkan kurs yang akan diberlakukan
untuk transaksi tersebut. Besarnya lebar range agreement ini ditetapkan
berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak. Memang biasanya untuk transaksi
bisnis internasional, range yang diberlakukan berada sekitar 10%, di atas atau di
bawah spot rate, karena pada umumnya pelaku bisnis internasional mengambil margin
keuntungan maksimum sekitar 20%.
C. Prinsip Hedging (Lindung Nilai)
• Ketentuan mengenai prinsip hedging (lindung nilai) dijelaskan dengan
matriks pada tabel 7.3 di bawah ini.
Tabel 7.3
Matriks Prinsip hedging

Prinsip hedging FR > SR FR < SR


A/P Akan rugi Akan Untung
Account Payable Perlu Hedging (+) Tidak perlu hedging
(-)
A/R Akan untung Akan rugi
Account Tidak perlu hedging Perlu hedging (+)
Receivable (-)

Manajemen risiko hedging dengan forward market dan money market hedging

PT ABC di JKT melakukan


transaksi bisnis internasional USA Jepang Eropa
berjangka 90 hari

Ekspor (A/R) US$ 60.000 JPY 1.000.000 Euro 50.000


Impor (A/P) US$ 50.000 JPY 2.000.000 Euro 50.000
Spot Rate (SR)
FR*S
pada saat awal Rp. 8.500/US$ Rp 70/JP¥ Rp 10.500/Euro
R
transaksi
FR>S
Forward Rate (FR) Rp 8.600/US$ Rp 75/JPY Rp 10.500/Euro
R
Pada saat jatuh
tempo 90 hari FR<
Rp 8.300/US$ Rp 65/JPY Rp 10.400/Euro
SR

Tingkat Bunga
Rp US$ JP ¥ Euro
per annum
Deposito 6% 2% 0,5% 1%
Kredit 12% 4% 0,1% 2%

Berdasarkan kemungkinan perbedaan forward rate dengan spot rate


tersebut di atas (FR tidak sama dengan SR), saudara diminta untuk
melakukan hal-hal berikut:
1. Menentukan R/L saat jatuh tempo 90 hari dalam rupiah, baik untuk FR >
SR maupun FR < SR.
2. Menentukan dalam mata uang apa dan jumlah berapa harus di hedging,
baik untuk FR > SR maupun FR < SR.
3. Menentukan apakah hedging lebih baik dilakukan dengan forzuard market
atau money market hedging baik untuk FR > SR maupun FR < SR.
Jawabannya :
1. Menghitung netto R/L untuk masing-masing mata uang, yaitu :
US$ 60.000 – US$ 50.000 =+US$ 10.000 (A/R)
JP ¥ 1.000.000 – JP ¥ 2.000.000 =-JP ¥ 1.000.000 (A/P)
a. Untuk FR > SR
Total A/R = US$ 10.000 x Rp 8.600/US$ = Rp 86.000.000
Total A/P = JP ¥ 1.000.000 x Rp 75/JP ¥ = Rp 75.000.000
Laba = Rp 11.000.000
b. Untuk FR < SR
Total A/R = US$ 10.000 x Rp 8.400/US$ = Rp 84.000.000
Total A/P = JP ¥ 1.000.000 x Rp 65/JP ¥ = Rp 65.000.000
Laba = Rp 19.000.000
2. a. Untuk FR > SR
Perlu dilakukan hedging A/P sebesar JP ¥ 1.000.000, karena JP ¥
apresiasi.
b. Untuk FR < SR
Perlu dilakukan hedging A/R sebesar US$ 10.000, karena US$
depresiasi.
Jawabannya :
3a. Untuk FR > SR
Hedging cost dengan forward market hedging (forward contract) =
A/P JP ¥ 1.000.000 x Rp 75/JP ¥ = Rp 75.000.000 (1)
Sedangkan hedging cost untuk money hedging dilakukan sebagai berikut :
Future value (FV) A/P sebesar JP ¥ 1.000.000
Present value (PV) A/P dapat dihitung dengan rumus:
PV = FV = JP ¥ 1.000.000 = JP ¥ 998.751,56
(1 + i)n (1 + 0,5/4%)1
Beli JP ¥ 998.751,56 dengan spot rate = Rp 70/JP¥ sehingga harga beli
JP¥=Rp 69.912.609
Untuk membeli JP¥ 998.757,56 dapat dipinjam Rp 69.912.609 dengan bunga
pinjaman rupiah 12%p.a sehingga hedging cost dengan money hedging menjadi
:
Rp 69.912.609x(1 + 12/4%) = Rp 72.009.987 (2)
Kesimpulan :
Dari perhitungan di atas, ternyata hedging A/P JP¥ 1.000.000 lebih baik
dilakukan dengan money market hedging (Rp 72.009.978), karena lebih
murah dibandingkan dengan forward market hedging (Rp 75.000.000).
Jawabannya :
3b. Untuk FR < SR
Hedging cost dengan forward market hedging (forward contract) =
A/R US$ 10.000 x Rp 8.400/US$ = Rp 84.000.000 (1)
Sedangkan hedging cost untuk money hedging dilakukan sebagai berikut
:
Future value (FV) A/R sebesar US$ 10.000
Present value (PV) A/R dapat dihitung dengan rumus:
PV = FV = US$ 10.000 = US$ 9.900,99
(1+i)n (1+4/4%)1
Konversikan US$ 9.900,99 ke rupiah dengan spot rate =
US$ 9.900,99 X Rp 8.500/US$ = Rp 84.758.415
Depositokan Rp 84.158.415 dengan bunga rupiah 6%: p.a. Sehingga akan
diperoleh hasil =
Rp 84.158.415 x (1+6/4%)=Rp 85.420.791 (2)
Kesimpulan :
Dari perhitungan di atas, ternyata hedging A/R US$ 10.000 lebih baik
dilakukan dengan money market hedging (Rp 85.420.791), karena lebih
tinggi nilainya dibandingkan dengan forward market hedging
(Rp84.000.000).
Soal Latihan
1. Apakah yang dimaksud dengan country risk?
2. Sebutkan dan jelaskan beberapa faktor yang menentukan country risk!
3. Sebutkan dan jelaskan beberapa macam risiko keuangan yang dihadapi
perusahaan yang melakukan bisnis internasional sebagai akibat fluktuasi kurs
valas!
4. Apakah yang dimaksud dengan hal-hal berikut ini:
a. Transaction exposure
b. Economy/operating exposure
c. Translation/accounting exposure
5. Sebutkan beberapa cara untuk melindungi risiko bisnis internasional!
6. Apakah yang dimaksud dengan hedging (lindung nilai)?
7. Jelaskan prinsip untuk melakukan hedging (lindung nilai) dengan menggunakan
matriks hedging!
8. Sebutkan dan jelaskan beberapa teknik hedging (lindung nilai)!
9. Bagaimana cara melakukan natural hedging?
10. Jelaskan penggunaan range agreement untuk menghindari gagalnya transaksi
bisnis internasional!
11. Sebutkan perbedaan pokok antara forward market hedging dengan option
market hedging!
12. Sebutkan perbedaan antara hedging call option dengan hedging put option
berdasarkan kegunaannya!
Soal Latihan
13. PT ABC di Jakarta, mengimpor bahan baku dari Jepang yang diolah dan
ditambah dengan bahan baku lokal untuk memproduksi 10.000 unit mainan
anak yang kemudian diekspor ke USA.
Biaya total bahan baku impor dari Jepang sebesar JP¥ 10.000.000.
Biaya bahan baku dan pengolahan di Jakarta Rp 25.000 per unit.
Harga penjualan ekspor ke USA sebesar US$ 15/unit.
Transaksi bisnis internasional di atas dilakukan secara berjangka 90 hari
dengan kurs tengah forward rate 90 hari sebagai berikut: Rp 80/JP¥ dan
Rp 9.000/US$
Tingkat bunga p.a Rp US$ JP ¥
-Deposito 5% 1% 0,5%
-Kredit 10% 2% 1,0%
Berdasarkan data di atas, saudara diminta untuk melakukan hal-hal
berikut.
a. Menentukan rugi/laba dalam Rp saat jatuh tempo 90 hari
b. Menentukan dalam mata uang apa dan jumlah berapa sebaiknya
dilakukan hedging bila pada saat jatuh tempo 90 hari ternyata realisasi
future spot rate (FSR) menjadi Rp 82/JP¥ dan Rp 8900/US$.
c. Menentukan apakah hedging lebih baik dilakukan dengan forward
market hedging atau money market hedging berdasarkan FSR di atas.

Anda mungkin juga menyukai