Anda di halaman 1dari 4

Off Balance Sheet Risk

Kelompok 2

Dalam menjalankan kegiatan usahanya sebagai perantara keuangan, aktivitas bank selalu
dihadapkan pada risiko-risiko yang dapat mempengaruhi kelancaran sistem keuangan. Risiko-
risiko yang dihadapi oleh bank tersebut diantaranya adalah :
1. Interest risk
Interest risk berkaitan dengan fungsi bank sebagai asset transformation, yaitu membeli
primary securities (aset) dan menjual secondary securities (liabilities). Risiko ini akan
muncul jika terdapat perbedaan karakter maturitas dan likuiditas antara primary
securities dengan secondary securities.
2. Market Risk
Risiko ini muncul dalam proses asset and liability trading sebagai akibat adanya
perubahan tingkat suku bunga, nilai tukar, dan harga-harga aset lainnya.
3. Credit Risk
Credit risk dihadapi oleh perantara keuangan jika primary securities yang dimiliki dan
kredit yang disalurkan tidak dibayar oleh peminjam atau nasabah.
 Risiko spesifik (firm specific credit risk)
Merupakan risiko yang timbul jika perusahaan peminjam tidak dapat membayar
pinjamannya karena adanya risiko dalam proyek tersebut.
 Risiko sistemik (systemic risk)
Risiko sistemik merupakan risiko yang muncul jika perusahaan peminjam tidak
dapat membayar pinjamannya karena kondisi ekonomi makro yang tidak baik,
seperti krisis ekonomi.
 Off-balance Sheet Risk
Risiko ini muncul jika perantara keuangan melakukan aktivitas yang
berhubungan dengan sekumpulan aset dan liabilities seperti letter of credit (L/C)
ketika perantara keuangan atau bank menerbitkan L/C untuk menjamin pinjaman
atau kewajiban nasabahnya maka bank akan mendapatkan bayaran atas
jasanya tersebut dan bayaran tersebut akan tercatat sebagai pendapatan dalam
laporan laba-rugi. Tetapi, jika nasabah yang dijamin oleh bank tersebut tidak bisa
memenuhi kewajibannya maka bank tersebut akan membayarnya, dan ini akan
mempengarui neraca bank di masa yang akan datang berupa peningkatan
transaksi yang off-balance sheet.
 Technology Risk
Risiko teknologi akan muncul jika investasi pada teknologi baru tidak
memberikan manfaat yang sesuai. Pengembangan teknologi diharapkan mampu
menurunkan biaya operasi, meningkatkan keuntungan, dan meraih pasar baru.
 Foreign Exchange Risk
Foreign exchange risk muncul karena pengaruh nilai tukar valuta asing terhadap
aset dan liabilities dari perantara keuangan.
 Country Risk
Risiko ini berhubungan dengan masalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah.
 Liquidity Risk
Risiko ini berkaitan dengan masalah likuiditas dari bank karena ada
kemungkinan bagi pemegang dana untuk menarik dana yang mereka simpan
melebihi dari biasanya.
Off-balance Sheet Risk
Aktivitas on balance sheet merupakan publikasi asset dan kewajiban institusi keuangan.
Sebagai contoh, yang merupakan aktivitas on balance sheet diantaranya ialah deposito bank,
kepemilikan obligasi, dan pinjaman. Sedangkan aktivitas off balance sheet merupakan aktivitas
yang seringkali tidak terlihat, tapi sangat penting informasinya bagi para investor dan regulator.
Dalam aturan akuntansi, aktivitas off balance sheet dicatat pada bagian bawah garis atau sering
dicatat sebagai footnote. Dalam aturan ekonomi, akun off balance sheet tetap mempengaruhi
masa depan institusi keuangan bersangkutan, yaitu mengenai profitabilitas dan solvabilitasnya.
Beberapa aktivitas off balance sheet yang dapat mengakibatkan terjadinya suatu risiko.
Bagaimanapun beberapa aktivitas off balance sheet dapat melindungi dan mengurangi risiko
dari tingkat bunga, kredit, dan nilai tukar. Oleh karena itu, aktivitas dari off balance sheet dapat
mengakibatkan peningkatan risiko dan pengurangan risiko. Aktivitas off balance sheet menjadi
penting sebagai sumber daya bagi pendapatan fee (dari eksplisit fee serta selisih beli dan jual)
bagi perusahaan ada kemungkinan untuk meningkatkan reputasinya. Dalam persaingan yang
tinggi, lembaga keuangan banyak menggunakan aktivitas off balance sheet untuk mendapatkan
pendapatan tambahan.
Kegiatan off-balance-sheet dapat menambah risiko dari suatu kegiatan bank. Memang,
aset dan kewajiban yang paling memiliki berbagai karakteristik yang mungkin menimbulkan
eksposur risiko bagi bank. Meski begitu, bank menggunakan beberapa instrument off-balance-
sheet terutama forward, futures, opsi, dan swap untuk mengurangi atau mengelola risiko suku
bunga, risiko valuta asing, dan kredit dengan cara yang baik. Penggunaan hedging nilai di
neraca suku bunga, valuta asing, dan risiko kredit, instrumen ini dapat bekerja untuk
mengurangi keseluruhan risiko kebangkrutan bank.

Dua tipe dasar dari aktivitas off balance sheet:


1. Credit substitute (pergantian kredit). Aktivitas penawaran kredit bagi nasabah dimana
institusi keuangan bersedia untuk melakukan pembayaran terlebih dahulu jika terjadi
suatu aktivitas ekonomi yang dilakukan seperti letter of credit (L/C), garansi, dan
sesuatu yang masih berada dalam batas kredit yang telah disepakati dan dipercayai
oleh lembaga keuangan. Beberapa macam pergantian kredit, diantaranya:
 Letter of Credit dan garansi
Merupakan instumen dengan fasilitas perdagangan dengan pengalihan risiko
kredit dari pembeli barang dan jasa dari penjual ke lembaga keuangan. Jika
seorang pembeli dari suatu produk atau jasa melakukan kontrak dengan penjual,
penjual menghadapi risiko bahwa pembeli akan mengingkari kontrak. Penjual
dapat dibiarkan dengan kelebihan persediaan atau terjadinya piutang yang tak
tertagih. Jika pembeli berasal dari sebuah provinsi atau negara yang berbeda
dari penjual, penjual mungkin memutuskan hanya untuk menerima kerugian.
Dengan demikian harus dilakukan L/C yaitu jaminan independen pembayaran
terhadap pengiriman yang berlandaskan hukum.
 Commitments to Lend
Merupakan persetujuan dengan sebuah kontrak untuk memberi pinjaman
kepada perusahaan dengan nilai maksimum. Bank juga dapat mengenakan
pembayaran fee atas pinjaman yang diberikan dengan adanya commitmen fee.
 Instrumen Kredit Lainnya
Di pertengahan tahun 1980an ada fasilitas baru untuk mendanai pembiayaan
dari jangka pendek hingga jangka menengah. Fasilitas ini sama seperti halnya
Commercial Paper yang didukung oleh kredit. Fasilitas tersebut dikenal dengan
note issuance facilities (NIFs) dan revolving underwriting facilities (RUFs). Jika
tawaran nasabah cukup diterima maka perjanjian harus menetapkan pembelian
di harga dasar. Jika default klien, pemegang obligasi memiliki jalan kembali ke
lembaga underwriting. Risiko yang dihadapi ialah bahwa kualitas kredit dari
penerbit obligasi akan menurun sampai tingkat bunga yang sesuai di LIBOR dan
hal tersebut tidak cukup untuk menarik penawar. Dalam hal ini, pada tanggal
yang ditentukan, underwriter akan bermasalah. Oleh karena itu, risiko yang
terjadi hamper sama seperti committed line tapi belum ditarik kredit. NIFs dan
RUFs memuncak dalam popularitas pada tahun 1986 dan telah menurun terus
sejak itu. Salah satu alasan penurunan adalah bahwa regulator telah menjadi
lebih ketat dalam membutuhkan modal risiko untuk mendukung mereka dan
menyebabkan bank untuk menyesuaikan harga yang ditetapkan.
 Sekuritas yang Dipinjamkan
Jika peserta pasar modal menjual sekuritas jangka pendek, ia harus meminjam
sekuritas yang identik untuk menyelesaikan penjualan. Aktivitas short-selling
menciptakan pasar yang besar untuk sekuritas pinjaman, pasar dengan
persediaan substansial efek bisa menguntungkan. Jika bank memiliki keamanan
meminjamkan, ada penurunan portofolio keamanan dan peningkatan dalam
rekening baru yang disebut "efek dipinjamkan". Jika, seperti yang sering terjadi,
bank tidak memiliki keamanan, tetapi hanya memegang keamanan bagi
perusahaan nasabah. Pinjaman bank menanggung risiko kredit bahwa peminjam
akan default pada pinjaman dan tidak kembali keamanan ditambah dividen,
bunga dan manfaat lain yang diterima selama periode pada saat jatuh tempo dan
bank harus menggantikan sekuritas dalam portofolio nasabahnya. Sekuritas
yang berkualitas tinggi bernilai setidaknya 105 persen dari nilai surat berharga
yang dipinjamkan.

2. Derivative. Risiko kredit derivatif hanya memperhitungkan sebagian kecil dari jumlah
pokoknya. Hal ini karena instrumen derivatif bukan seperti di peminjaman maupun
perjanjian seperti L/C atau jalur kredit. Arus kas masa depan terkait dengan derivative
hanya dihitung sehubungan dengan jumlah pokok. Tak satu pun dari pihak yang terkait
dengan instrumen derivatif adalah pemberi pinjaman dana. Dalam kasus forwards,
futures, dan swap, nilai sekarang dari instrumen derivatif ketika memesan adalah nol
(mengabaikan biaya). Saat ini nilai arus kas diharapkan akan dibayar oleh bank akan
dibatalkan dan nilai kini arus kas diharapkan akan dibayar oleh nasabah. Risiko jauh
lebih serius untuk kontrak forward dari kontrak berjangka. Alasannya adalah bahwa
kontrak forward adalah kontrak tidak standar antara dua pihak dengan negosiasi pihak
seperti dua bank, dan semua arus kas yang harus dibayarkan pada satu waktu (pada
saat jatuh tempo kontrak). Dengan demikian, pada dasarnya Over The Counter (OTC)
pengaturan perdagangan tanpa jaminan eksternal jika default terjadi oleh salah satu
pihak pada kontrak. Sebaliknya, kontrak berjangka adalah standar kontrak dijamin oleh
bursa terorganisir seperti Montreal Exchange. Kontrak berjangka, seperti kontrak
forward, membuat komitmen tentang pengiriman valuta asing (atau beberapa aset
lainnya) pada beberapa waktu.

Aktivitas Off Balance Sheet dan Penanganan Lembaga Keuangan


Aset dan kewajiban pada akun off balance sheet berpotensial untuk menimbulkan aliran
kas positif dan negatif. Banyak aktivitas off balance sheet yang dapat menambah akun asset
maupun kewajiban. Jika akun tersebut telah terjadi maka akan secara otomatis masuk ke dalam
debit dan kredit dalam catatan laporan keuangan.
1. Banker’s Acceptance dan Garansi
Merupakan sekuritas yang diperdagangkan di pasar uang dan dikeluarkan oleh sebuah
perusahaan dengan garansi yang diberikan oleh bank. BA banyak dikeluarkan oleh
perusahaan-perusahaan peminjam yang membutuhkan pendanaan. Bagi bank, BA
merupakan suatu pertimbangan pergantian kredit. Sebagai garansi, berarti ialah bank
berjanji untuk membayarakan sejumlah dan tertentu ketika terjadi suatu aktivitas
ekonomi yang digaransikan dari perusahaan yang mengeluarkan BA. Hal ini menjadi
kewajiban off balance sheet. Jika terjadi aktivitas yang digaransikan, maka nasabah
yang terlibat akan berhutang kepada bank sejumlah yang sama dengan yang
dibayarkan oleh bank. Secara teoritis, akun pergantian kredit yang merupakan off
balance sheet dapat dicatat dalam laporan keuangan ketika aktivitas tersebut telah
terjadi. Hal tersebut selalu ditempatkan ke dalam sisi off balance sheet dikarenakan
aktivitas tersebut belum terjadi, waktu, serta penting atau tidaknya kejadian itu yang
tidak diketahui secara cukup.
2. Call Option
Aturan dari off balance sheet dapat menyesatkan, ketika membicarakan suatu derivatif,
dikarenakan komponen-komponen derivatif banyak yang tercatat dalam on balance
sheet. Nilai pari pasar dapat positif, negataif, atau nol. Jika nilai pari positif, hal tersebut
merupakan asset, tapi jika nilai pari negative hal tersebut merupakan kewajiban.
Perhitungan pada call option, nilai opsi dari yang dimiliki tidak pernah negative. Sebuah
opsi sama dengan kontrak asuransi, ketika kontrak berakhir, maka kewajiban aktual
akan berkurang. Jika pembayaran nol atau lebih rendah dari keajiban aktual, maka
pendapatan akan meningkat. Opsi dilaksanakan dengan probabilitas kurang dari satu,
dan nilainya merupakan ganbungan dari nilai pasar, strike price, volatilitas sekuritas,
waktu jatuh tempo, dan tingkat suku bunga. Kita dapat mengetahui sensitivitas nilai opsi
yaitu perubahan nilai opsi dan perubahan harga sekuritas yang diikuti dengan
menghitung delta opsi.

Anda mungkin juga menyukai