Anda di halaman 1dari 14

Teori Portfolio dan Analisis Investasi

BOND ANALYSIS AND STRATEGIES

Kelompok 8:

Vanny Oktavia

1310532016

Tiara Fakni aldila

1310531016

Delwinda

1310531066

Denara Akmal

1310532031

Ivan Alfiano

1310531061

Dosen Pengampu: Rayna Kartika, SE, M.Com, Akt

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi
Universitas Andalas
2015/2016

BOND ANALYSIS AND STRATEGIES


Penilaian obligasi
Nilai intrinsik suatu obligasi akan sama dengan nilai sekarang dari aliran kas yang diharapkan
dari obligasi tersebut. Dengan demikian sesuai dengan prinsip perhitungan nilai
sekarang(present value,nilai atau harga obligasi bisa diketahui dengan mendiskontokan
semua aliran kas yang berasal dari pembayaran kuponobligasi,ditambah pelunasan obligasi
sebesar nilai par yang akan diterima pada saat jatuh tempo,dengan yield yang disyaratkan
investor.
Perhitungan nilai atau harga obligasi dapat menggunakan persamaan berikut: (asumsi: waktu
pembayaran kupon adalah 2 kali setahun)

Dimana :
P = nilai sekarang obligasi pada saat ini (t=0)
n = jumlah tahun sampai dengan jatuh tempo obligasi
Ci = pembayaran kupon untuk obligasi i setiap tahunnya
r = tingkat diskonto yang tepat atau tingkat bunga pasar
Pp= nilai par dari obligasi
Nilai r dalam persamaan diatas menunjukkan tingkat return yang diisyratkan oleh investor.
Besarnya tingkat return yang diisyaratkan tersebut dipengaruhi oleh estimasi tingkat return
bebas resiko dan tingkat inflasi. Perhitungan peniaian obligasi umumnya menggunakan YTM
(Yield to Maturity),yaitu tingkat return yang diisyaratkan dengan asumsi bahwa obligasi
akan dipertahankan sampai waktu jatuh tempo. Dengan mengetahui besar dan waktu
pembayaran kupon, nilai par serta tingkat bunga diisyaratkan,maka kita dapat menentukan
nilai atau harga obligasi dengan cara:
1. Menentukan nilai sekarang dari pendapatan kupon yang diperoleh setiap tahun
2. Menentukan nilai sekarang dari nilai par yang akan diperoleh pada saat jatuh tempo
3. Menjumlahkan nilai sekarang dari pendapatan kupon(1) dan nilai par(2)
Contoh perhitungannya
Obligasi XYZ akan jatuh tempo pada 20 tahun mendatang. Obligasi tersebut mempunyai
nilai par sebesar Rp 1.000 dan memberikan kupon sebesar 16% per tahun (pembayarannya
dilakukan 2 kali dalam setahun). Jika diasumsi bahwa tingkat bunga pasar juga sebesar 16%,
maka harga obligasi tersebut adalah:

= Rp 954 + Rp 46 = Rp 1.000 (sama dengan nilai par)


Dengan menggunakan Tabel A-1 dan A-2 (terlampir dalam buku), nilai obligasi XYZ juga
dapat dihitung dengan perincian sebagai berikut:
Nilai sekarang dari penerimaan bunga:
80 X 11,925

= 954

Nilai sekarang dari pelunasan nilai par:


1.000 X 0,046

= 46

Total nilai obligasi XYZ

= Rp 1.000

Dari perhitungan diatas terlihat bahwa harga obligasi XYZ ternyata sama besar dengan nilai
par-nya,karena tingkat bunga yang diisyaratkan besarnya sama dengan tingkat kupon yang
diberikan oleh obligasi(16% per tahun).
Jika tingkat bunga yang disyaratkan lebih kecil dari tingkat kupon yang dibayarkan obligasi,
maka obligasi dijual pada harga premi (lebih tinggi dari nilai par-nya). Jika terjadi sebaliknya,
yaitu tingkat bunga yang disyaratkan lebih besar dari tingkat kupon obligasi, maka obligasi
akan ditawarkan pada harga diskon (lebih rendah dari nilai par).
Tingkat bunga dan harga obligasi
Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa harga obigasi juga akan ditentukan oleh
nilai intristik obligasi tersebut. Eperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa nilai intristik
obligasi sangat terkait dengan besarnya nilai r yaitu tingkat keuntungan yang diisyaratkan
atau yield obligasi.

Hubungan antara harga dan yield obligasi untuk obligasi dengan umur 20 tahun dan kupon
sebesar 16%
Yield(%)
8
10
16
18

Harga obligasi(Rp)
1.791,44
1.514,72
1.000,00
892,56

20
24

804,32
670,52

Hubungan antara harga dan yield obligasi untuk obligasi dengan umur 20 tahun dan kupon
2000
sebesar 16%
Harga
(Rp)
1500
1791,44
670,52

1000

Yield
048121620 24

(%)

500

Dari gambar di atas, selain menunjukkan adanya hubungan yang terbalik antara yield dengan
harga obligasi, gambar tersebut juga mencerminkan adanya empat hal penting lainnya, yaitu:
1. Jika yield di bawah tingkat kupon, harga jual obligasi akan lebih tinggi dibandingkan
nilai parnya (harga premi),
2. Jika yield di atas tingkat kupon, maka harga obligasi akan lebih rendah dari nilai
parnya (harga diskon),
3. Jika yield sama dengan tingkat kupon yang diberikan maka harga obligasi tersebut
akan sama dengan nilai parnya.
4. Hubungan antara harga-yield tidak berbentuk garis lurus tetapi membentuk sebuah
kurva cekung. Jika yield turun maka harga akan meningkat dengan kenaikan
marginal yang semakin kecil, dan sebaliknya.
Dari keempat hal tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa harga obligasi akan berubah jika
ada perubahan pada tingkat bunga pasar dan yield yang disyaratkan oleh investor dengan arah
yang berlawanan.
Pengaruh perubahan tinggkat bunga pasar terhadap harga obligasi,juga akan terkait dengan
maturitas dari obligasi tersebut. Bila terjadi kenaikan atau penurunan tingkat bunga maka
harga obligasi yang mempunyai maturitas lebih lama akan mengalami penurunan atau

kenaikanharga yang lebih besar dibandingkan dengan obligasi yang mempunyai maturitas
lebih pendek,cateris paribus.

Perubahan harga obligasi pada berbagai tingkat bunga pasar, pada kupon obligasi 16

Maturitas
(tahun)

Harga obligasi pada tingkat bunga dan maturitas yang berbeda


(Rp)
6%

10%

16%

18%

20%

1.185,36

1.106,68

1.000

967,20

936,60

1.426,40

1.231,76

1.000

935,44

877,60

10

1.744,16

1.373,96

1.000

908,32

830,12

15

1.980,00

1.460,76

1.000

896,93

811,16

20

2.156,2

1.514,7

1.000

906,56

804,32

25

2.286,4

1.547,4

1.000

897,66

802,20

Dari tabel diatas terlihat bahwa pada obligasi yang mempunyai maturitas lebih lama,pengaruh
perubahan tingkat bunga terhadap harga obligasi relatif lebih besar dibandingkan dengan
bligasi yang maturitasnya lebih pendek.misalnya pada obligasi yang maturitas nya 10 tahun
apabila terjadi kenaikan tingkat bunga dari 10% menjadi 18% maka harga obligasi akan
mengalami penurunan sebesar 33,89% yaitu dari Rp1.373,96 menjadi Rp908,32,begitupun
sebaliknya.
Dengan demikian, hubungan antara tingkat bunga dan harga obligasi merupakan informasi
penting bagi investor. Dengan memahami hubungan tingkat bunga dan harga obligasi,
investor akan dapat mengendalikan dampak perubahan tingkat bunga tersebut terhadap harga
obligasi, dengan cara memilih obligasi yang tingkat kupon dan maturitasnya sesuai dengan
estimasi tingkat bunga yang akan terjadi.
Durasi

Durasi merupakan jumlah tahun yang diperlukan untuk bisa mengembalikan harga pembelian
obligasi tersebut. Durasi diukur dengan menghitung rata-rata tertimbang maturitas aliran kas
obligasi, berdasarkan konsep nilai sekarang (present value).

Untuk menghitung besarnya durasi dapat digunakan persamaan berikut:


Durasi Macaulay = D =
dalam hal ini:
t = periode dimana aliran kas diharapkan akan diterima
n = jumlah periode sampai jatuh tempo
PV(CFt) = nilai sekarang dari aliran kas pada periode t yang
didiskonto pada tingkat YTM
P = Harga pasar obligasi
Arti penting dari konsep durasi
1. Konsep durasi tersebut bisa menjelaskan kepada kita mengenai perbedaan antara
umur efektif berbagai alternatif pilihan obligasi.
2. Konsep durasi dapat digunakan sebagai salah satu strategi pengelolaan investasi,
terutama strategi
3.imunisasi (akan dijelaskan lebih lanjut pada Bab X). Durasi dapat digunakan sebagai
ukuran yang lebih akurat untuk mengukur sensitivitas harga obligasi terhadap pergerakan
tingkat bunga, karena durasi sudah mengkombinasikan kupon dan maturitas obligasi.
Durasi dimodifikasi
Untuk menghitung persentase perubahan harga
obligasi karena adanya perubahan tingkat bunga tertentu, maka kita bisa menggunakan durasi
yang sudah dimodifikasi dengan cara berikut:

dimana:
D*

= durasi yang dimodifikasi

= YTM obligasi

durasi yang dimodifikasi dapat


digunakan untuk menghitung persentase perubahan harga suatu obligasi kibat adanya
perubahan tingkat pasar.

dimana:
P

= perubahan harga

= harga obligasi sebelumnya

-D*

= durasi yang dimodifikasi ditambah dengan tanda negatip

= perubahan pada tingkat bunga pasar

Alasan membeli obligasi

Memberikan pendapatan tetap (fixed income) berupa kupon. Pemegang obligasi akan
mendapatkan pendapatn bunga secara rutin selama waktu berlakunya obligasi.
Bunga yang ditawarkan obligasi umumnya lebih tinggi daripada bunga yang diberikan
deposito atau suku bunga Bank Indonesia.
Keuntungan atas pejualan oblogasi (capital gain). Selain penghasilan berupa kupon,
pemegang obligasi juga dapat memperjualbelikan obligasi yang dimiliknya. Jika
pemegang obligasi menjual obligasi yang dimilikinya lebih tinggi dari harga asli pada
saat iya membeli obligasi disebut dengan capital gain.
Tingkat bunga obligasi bersifat konstan, dalam arti tidak dipengaruhi harga pasar
obligasi
Pemegang obligasi dapat memperkirakan pendapatan yang akan diterima, sebab
dalam kontrak perjanjian sudah ditentukan secara pasti hak-hak yang akan diterima
pemegang obligasi.
Investasi obligasi melindungi resiko pemegang obligasi dari kemungkinan terjadinya
inflasi.
Obligasi dapat digunakan sebagai anggunan kredit bank dan untuk membeli
instrument aktiva lain.

Pasar Obligasi
Pasar obligasi adalah pasar yang memperdagangkan suatu efek. Nilai pasar (hargapasar)
suatu obligasi bergerak berlawanan arah dengan perubahan suku bunga secara umum. Jika
suku bunga secara umum cenderung turun, maka nilai atau harga obligasi akan meningkat,
karena para investor cenderung untuk menanamkan uangnya di bank.
Ada dua jenis pasar obligasi, yaitu:

Pasar Primer

Merupakan tempat diperdagangkannya obligasi saat mulai diterbitkan. Salah satu


persyaratan ketentuan Pasar modal, obligasi harus dicatatkan di bursa efek untuk dapat
ditawarkan kepada masyarakat

Pasar Sekunder
Merupakan tempat diperdagangkannya obligasi setelah diterbitkan dan tercatat di
BEI, perdagangan obligasi akan dilakukan di Pasar Sekunder. Pada saatini,
perdagangan akan dilakukan secara OTC. Artinya, tidak ada tempat perdagangan
secara fisik. Pemegang obligasi serta pihak yang ingin membelinya akan berinteraksi
dengan bantuan perangkat elektronik seperti email, online trading,atau telepon.

Berdasarkan dari sisi penerbit obligasi, pasar obligasi di Indonesia terdiri dari
obligasi pemerintah (government bonds) dan obligasi perusahaan/korporasi (corporate
bonds). Pasar obligasi pemerintah dan korporasi yang berfungsi dengan baik merupakan
faktor penopang utama untuk perekonomian modern.
Pasar obligasi merupakan penghubung bagi emiten-emiten yang membutuhkan dana
jangka panjang dengan investor yang ingin menempatkan dana mereka pada efek-efek yang
menghasilkan bunga jangka panjang. Pasar obligasi dalam negeri yang telah berkembang
dengan baik dewasa ini menawarkan berbagai peluang pendanaan bagi sektor pemerintah dan
swasta, di mana lazimnya pertumbuhan pasar obligasi pemerintah turut menciptakan peluang
bagi perkembangan emiten-emiten lain.
Bilamana tercipta suatu pasar obligasi yang telah mapan, maka mekanisme pasar akan
dapat berperan lebih banyak. Hal ini juga turut berdampak positif pada terciptanya suatu
iklim transparansi dan tingkat akuntabilitas yang lebih baik di pasar obligasi perusahaan,
yang pada akhirnya turut mendukung tumbuhnya komunitas analis keuangan dan lembaga
pemeringkat rating.
Di Indonesia, pasar obligasi masih berada pada tahap awal, sehingga aspek pengembangan
berikutnya akan menjadi prioritas penting bagi pemerintah. Dalam kurun waktu
perkembangannya, pasar obligasi pemerintah telah tumbuh dengan pesat, dari sama
sekali tidak ada obligasi pemerintah sebelum tahun 1997, obligasi pemerintah yang
diperjualbelikan dewasa ini bernilai total 389 trilyun (14,2% persen dari PDB).
Pertimbangan dalam Menganalisis dan Mengelola Obligasi
Harga obligasi sangat dipengaruhi oleh tingkat bunga pasar yang berlaku, jika mengalami
penurunan maka harga obligasi akan meningkat. Investor akan memperoleh capital gain dari

selisih kenaikan. Selain itu, juga memberikan pendapatan yang tetap berupa pendapatan
bunga dan pelunasan obligasi pada saat jatuh tempo.
Salah satu pertimbangan investor adalah memahami hubungan antara pasar obligasi dan
lingkungan ekonomi secara luas. Jika perekonomian sedang lemah pertumbuhannya, tingkat
bunga akan menurun dan harga obligasi meningkat. Ketika pertumbuhan ekonomi
berkembang pesat, hal ini memberikan dampak bagi investor obligasi sehingga tingkat bunga
tinggi dan harga obligasi rendah.
Investor konservatif yang lebih menyukai pendapatan tetap, perlu mempertimbangkan
risiko yang berkaitan dengan tingkat inflasi, yang menyebabkan penurunan nilai riil uang
atau pendapatan.
Tingkat inflasi juga terkait dengan tingkat bunga. Tingkat bunga dan estimasi
perubahan tingkat bunga tersebut menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan dalam
strategi portofolio obligasi.
Pemahaman Mengenai Pasar Obligasi
Pasar obligasi menarik bila kondisi ekonomi cenderung menurun atau pertumbuhan
lambat, sehingga tingkat bunga turun dan menyebabkan berkurangnya kesempatan investasi,
ini akan meningkatkan permintaan obligasi membuat harga obligasi naik dan yield obligasi
turun.
Pada kondisi dimana inflasi diestimasikan naik, suku bunga akan cenderung
mengalami peningkatan, harga obligasi akan turun, tetapi yieldnya akan meningkat.
STRUKTUR TINGKAT BUNGA
Struktur tingkat bunga adalah hubungan antara waktu jatuh tempo dengan yield untuk
suatu kategori obligasi pada waktu tertentu. Semakin lama jangka waktu obligasi, semakin
besar pula risiko ketidak pastiannya. Hal ini mengakibatkan tingkat bunga yang diharapkan
juga semakin tinggi.
Untuk menjelaskan slope dan perubahan yang terjadi pada kurva yield pada berbagai
waktu, dapat digunakan 3 teori struktur tingkat bunga, yaitu :
1.

Teori Harapan (Expectations Theory)


Teori ini menyatakan bahwa tingkat bunga obligasi jangka panjang selama n-periode, akan
sama dengan nilai rata - rata bunga jangka pendek dari obligasi tersebut selama n-periode
yang sama. Struktur tingkat bunga akan melibatkan penentuan tingkat bunga yang akan
diterima kemudian ( forward rate ) dan tingkat bunga sekarang. Dengan demikian investor
dapat mengkombinasikan sekuritas jangka pendek tertentu untuk memperoleh return yang
sama besar dengan return jangka panjang sekuritas tersebut. Teori ini memiliki asumsi bahwa
tingkat bunga di masa yang akan datang adalah sama dengan forward rate.

Contoh :
Obligasi jatuh tempo 3 tahun akan memberikan tingkat bunga yang besarnya sama dengan
rata rata tingkat bunga untuk obligasi satu tahun yang berlaku sekarang dan forward rate
yang diharapkan untuk dua tahun kemudian.
Untuk menghitung forward rate tersebut dapat digunakan rumus berikut ini :
(1+tSn) = [(1+tS1)(1+t+1F1).(1+t+9n-1F1)]1/n-1
Keterangan :
tSn = tingkat suku bunga sekarang ( spot rate pada waktu t ) untuk sekuritas dengan jatuh
tempo n periode.
t+1F1 = forward rate untuk satu tahun kemudian ( t+1 ) untuk n periode.
2.

Teori Preferensi Likuiditas ( Liquidity preference theory )


Teori ini menyatakan bahwa tingkat bunga akan mencerminkan jumlah tingkat bunga
sekarang dan tingkat bunga jangka pendek yang diharapkan ditambah dengan premi likuiditas
( risiko ). Investor akan lebih menyukai investasi jangka pendek yang risikonya lebih pasti.
Sementara perusahaan akan lebih menyukai investasi jangka panjang. Dengan demikian
perusahaan memberikan premi likuiditas kepada investor yang memberikan pinjaman jangka
panjang.
Hal ini bertujuan untuk mendorong investor menginvestasikan uangnya dalam jangka
panjang.
Perbedaan teori harapan dengan teori preferensi likuiditas adalah : Ketidakpastian
tingkat bunga yang diharapkan dimasa yang datang. Forward rate dan estimasi tingkat
bunga adalah dua hal yang berbeda karena adanya perbedaan jumlah premi likuiditas
yang diberikan.

3.

Teori Preferensi Habitat ( Preferred habitat theory )


Teori ini menyatakan bahwa investor mempunyai preferensi terhadap sektor maturitas
( habitat )tertentu dan mereka akan beralih ke maturitas lain jika terdapat imbalan yang
memadai.
Pada teori preferensi habitat, bentuk kurva yield akan ditentukan oleh tingkat bunga di
masa yang datang dan premi risiko, karena asumsinya investor akan berpindah ke maturitas
lain jika ada imbalan yang lebih memadai.
Pada prakteknya tidak dapat dibuktikan mana dari ketiga teori tersebut yang paling benar.
Hal ini dikarenakan pelaku pasar umumnya mengkombinasikan beberapa dari ketiga teori
tersebut.
STRUKTUR RISIKO TINGKAT BUNGA
Struktur risiko tingkat bunga biasanya disebut dengan yield spread, yang diartikan
sebagai hubungan antara yield obligasi dengan karakteristik tertentu yang dimiliki obligasi

seperti kualitas, callability, kupon dan mudah tidaknya obligasi diperjualbelikan


(marketability).
Dengan demikian, adanya struktur risiko tingkat bunga akan menjelaskan mengapa
ada perbedaaan tingkat yield obligasi dari emiten yang berbeda-beda. Besarnya yield spread
dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut :

Perbedaan kualitas

Untuk mengetahui kualitas obligasi, kita bisa melihat rating kualitas obligasi yang disusun
berdasarkan besarnya risiko kegagalan pembayaran (risk of default). Besarnya risiko
kegagalan pembayaran sangat tergantung pada kinerja emiten yang menerbitkan obligasi
dalam pembayaran bunga dan pelunasan pinjaman pokok.

Perbedaan dalam bentuk call provision

Obligasi yang callable akan memberikan YTM yang lebih tinggi dari pada obligasi yang
incallable. Pada obligasi yang callable emiten dapat melunasi obligasi tersebut sebelum jatuh
tempo, dan ini biasanya dilakukan saat tingkat bunga turun.

Perbedaan tingkat kupon yang diberikan

Obligasi yang memberikan kupon yang relatif kecil akan cenderung memberikan return
berbentuk capital gain yang lebih besar.

Perbedaan kemudahan diperdagangkan

Terdapat beberapa obligasi yang mudah diperdagangkan dibanding dengan obligasi


lainnya, sehingga obligasi tersebut mempunyai likuiditas yang relatif lebih baik. Obligasi
yang likuiditasnya lebih baik, akan menawarkan YTM yang lebih tinggi.

Strategi Pengelolaan Obligasi


1. Strategi Pengelolaan Pasif
pasar obligasi berbentuk efisiensi semi kuat jadi harga obligasi sekarang dipandang
merefleksikan semua informasi yang tersedia untuk public secara kuat. Jadi obligasi
dirasakan memiliki nilai yang layak dipasar, memberikan return yang setaraf dengan
risiko yang terlibat. Strategi pasif didasari pemikiran bahwa pasar dalam kondisi yang
efisien, sehingga harga-harga sekuritas dipasar sudah ditentukan secara tepat sesuai
nilai instrinsiknya.
Strategi pasif portofolio obligasi :
Beli dan Simpan

Investor yang mengikuti strategi beli dan simpan berarti dia berniat untuk
tidak aktif melakukan perdagangan. Investor tersebut secara hati-hati memilih
obligasi yang akan dibentuk dalam portofolionya dan investor tidak berusaha
memperdagangkan obligasi tersebut untuk mendapatkan return yang lebih
tinggi, sehingga factor penting dalam strategi beli dan simpan adalah obligasi
yang sesuai dengan kebutuhan investor.
Mengikuti Indeks Pasar
Investor tidak akan mampu memperoleh keuntungan abnormal karena harga
obligasi sudah mencerminkan semua informasi yang ada. Kondisi tersebut
menyebabkan tidak ada satupun investor mampu mendapatkan return yang
lebih besar dari return pasar, sehingga investor akan membutuhkan portofolio
yang sesuai dengan kinerja pasar.

2. Strategi Aktif
Metode aktif manajemen portofolio obligasi didasarkan pada asumsi bahwa pasar
obligasi sangat tidak efisien, oleh karena itu memberi investor peluang unturk
memeroleh return diatas rata-rata.
Data yang diperlukan dalam strategi aktif belum diketahuidengan pasti karena
sifatnya masih estimai :
Mengestimasi Perubahan Tingkat Bunga
Perubahan tingkat bunga akan memperngaruhi harga obligasi dengan arah
terbaik, jika tingkat bunga mengalam kenaikan maka harga obligasi akan
mengalami penurunan, dan jika tingkat bunga mengalami penurunan maka
harga obligasi akan naik.
Mengidentifikasi adanya Kesalahan Harga pada suatu Obligasi
Manajer portofolio obligasi berusaha menyesuaikan perubahan lingkungan
yang terjadi dengan melaksanakan apa yang disebut dengan bonds swap, yaitu
suatu strategi pengelolaan aktif yang berusaha untuk meningkatkan tingkat
return portofolio obligasi dengan cara mengidentifikasi adanya kesalahan
penetaan harga pada suatu obligasi dipasar.
3. Strategi Imunisasi
Strategi yang berusaha melindungi portofolio terhadap risiki tingkat bunga dengan
cara saling meniadakan pengaruh dua komponen risiko tingkat bunga, yaitu risiko
harga dan risiko investasi. Risiko harga berarti semakin rendah tingakt bunga maka
harga obligasi semakin tingi. Risiki investasi erarti berasal dari ketidakpastian tingkat
investasi terhadap kupon yang akan diterima dimasa yang akan dating.
Investasi obligasi dapat diimunisasi dengan cara menyamakan durasi obligasi dengan
horizon investasi.
Masalah imunisasi :
Risiko Default and Call
Imunasasi didasrkan pada asumsi bahwa obligasi tidak akan default dan di call
sebelum jatuh tempo jadi obligasi portofolio diasumsikan bebas risiko default
dan call.
Pergeseran tidak parallel berganda di kurva yield yang tidak horizontal

Imunisasi (dan durasi) juga didasarkan pada asumsi bahwa kurva yield
horizonral dan tiap pergeseranya adalah parallel dan akan terjadi sebelum
pembayaran diterima dari obligasi yang dieli.
Penyeimbang Ulang
Merujuk padan penjualan sebagian sekuritas yang dimiliki dan menggantinya
dengan sekuritas lain sehingga durasi portofolio sesuai dengan durasi arus kas
keluar yang dijanjikan.
Investasi obligasi dapat diimunisasi dengan cara menyamakan durasi
obligasi dengan horizon investasi. Horizon investasi adalah lamanya waktu
yang diinginkan investor untuk tetap mempertahankan investasi obligasinya.
Dengan demikian, investor yang membeli obligasi harus melakukan investasi
kembali pendapatan bunganya pada tingkat bunga pasar dan kemudian
menjual obligasi tersebut pada akhir horizon investasi yang diinginkan. Ada
beberapa variasi strategi imunisasi, antara lain strategi durasi dan strategi
maturitas. Perbedaan kedua strategi tersebut terletak pada waktu maturitasnya.
Strategi maturitas akan berusaha menyamakan waktu maturitas dengan
horizon investasi. Sedangkan strategi durasi tidak memperhatikan waktu
maturitas tetapi hanya akan berusaha menyamakan durasi horizon investasi.
Kedua strategi tersebut sering disebut dengan strategi penyesuaian horizon.
Di samping strategi penyesuaian horizon, ada juga variasi strategi
imunisasi kontigensi. Strategi imunisasi kontigensi melibatkan pendekatan
pengelolaan obligasi aktif, karena strategi tersebut menetapkan batas terendah
return yang harus diperoleh untuk memastikan periode horizon investasi.
Strategi imunisasi merupakan strategi kombinasi antara strategi pasif dan aktif
karena mencapai tujuan dari strategi imunisasi investor harus selalu
melakukan penyesuaian agar durasi obligasi selalu sama dengan horizon
investasi.

Referensi:
P. Jones, Charles. 2007. Investments. John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd.
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFEYOGYAKARTA

Anda mungkin juga menyukai