Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Analisis Resiko yang ada pada Bank BNI Syariah


Dosen pengampu : Sabilil Hakimi Amizuar, M.M.

Disusun Oleh Kelompok 3 :


Sakinah (191420082)

Eva Nurul Janah (191420090)

Titi Hardiyanti (191420085)

Rizal Hidayat Astari (191420110)

PERBANKAN SYARIAH SEMESTER 5 ( LIMA )


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN 2021/2022
BAB I

A. LATAR BELAKANG
Perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah berkembang pesat. Bank syariah
tidaklah sama dengan bank konvensial, bank syariah menerapkan sistem-sistem Islam
dalam operasionalnya dan tidak menggandalkan sistem bunga.
Dalam sebuah perbankan terdapat resiko-resiko yang sering timbul. Resiko
adalah sebab akibat yang dapat merugikan yang terjadi dari suatu perbuatan atau
tindakan. Dalam perbankan resiko merupakan suatu kejadian yang dapat diperkirakan
atau tidak dapat diperkirakan yang mengakibatkan dampak yang buruk terhadap
perbankan itu sendiri. Dan resiko ini dapat menghambat beroperasinya suatu perbankan
dalam mencapai tujuan tertentu.
Pada saat ini perbankan di Indonesia mengalami resiko yang semakin
kompleks yang diakibatkan oleh perkembangan perbankan itu sendiri sehingga
mewajibkan bank-bank di Indonesia agar dapat meningkatkan kebutuhan akan penerapan
manajemen resiko yang bertujuan untuk meminimalisir resiko yang akan terjadi dalam
kegiatan operasional perbankan.
Dalam perbankan syariah yang dimana operasionalnya sangat bergantung pada
kemampuan untuk menanggapi sebuah perubahan di dunia keuangan. Perubahan dalam
teknologi informasi ini menjadikan ruang lingkup perbankan syariah sebagai lembaga
keuangan yang telah melampaui perundang-undangan suatu negara.
Untuk dapat meminimalkan resiko-resiko yang terjadi pada lembaga keuangan
syariah, maka bank syariah harus menerapkan manajemen resiko, maksudnya adalah
menerapkan prosedur-prosedur yang dapat digunakan dan diterapkan agar dapat
mengidentifikasi, mengatur, memantau, dan juga agar dapat mengendalikan resiko yang
muncul dari kegiatan perbankan tersebut.

B. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui perkembangan perbankan sayriah di Indonesia.
2. Dapat mengetahui resiko-resiko apa saja yang ada dalam dunia perbankan syariah di
Indonesia.
3. Dapat mengetahui apa saja resiko yang biasa diambil dalam dunia perbankan syariah
di Indonesia.
4. Mengetahui bagaimana cara untuk dapat mengahadapi resiko-resiko di dunia
perbankan.

C. MANFAAT
Hasil dari makalah ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi lembaga keuangan perbankan.
Makalah ini diharapkan agar dapat menjadi referensi bagi perbankan di Indonesia
khususnya bagi perbankan syariah untuk dapat meningkatkan kualitas operasionalnya
bagi masyarakat.
2. Bagi pembaca.
Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang resiko-
resiko apa saja yang ada dalam dunia perbankan khususnya perbankan syariah, dan
juga dapat mengetahui bagaimana cara untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut.
BAB II

Literature Review

Risiko merupakan potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa tertentu. Risiko di dalam
bank sendiri merupakan suatu kejadian potensial baik bisa diperkirakan ataupun tidak bisa
diperkirakan yang bisa berdampak negative terhadap pendapatan atau pemodalan bank.
Risiko sendiri bersifat dinamis dengan intesitas dan dampak nya yang berubah-ubah serta
mempunyai ketergantungan yang sangat tinggi terhadap kategori risiko yang lainnya.
Kesuksesan dalam mengelola risiko dapat tercapai dengan cara menguasai risiko dan
kesiapan dalam mengelola risiko tersebut. Klasifikasi risiko dalam Bank Syariah sebagai
berikut :

1. Jenis-Jenis Risiko
A. Berdasarkan Faktor
a. Risiko Nonbisnis contoh: akibat kebakaran, bencana alam dan lain-lain.
b. Risiko Bisnis
- Risiko Keuangan seperti risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko
operasional, risiko imbal hasil, dan risiko investasi.
- Risiko Nonkeuangan yaitu seperti risiko hukum, risiko reputasi, risiko
strategi, risiko kepatuhan.
B. Berdasarkan Dampaknya
a. Risiko Unik atau yang disebut juga risiko nonsistematis
b. Risiko Pasar atau yang disebut juga risiko yang tidak dapat diversifikasi

Risiko-risiko yang biasa dihadapi oleh Bank Syariah antara lain yaitu :

1. Risiko Pembiayaan (Financial Risk)


Risiko pembiayaan adalah risiko yang diakibatkan karena adanya kegagalan
nasabah atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank sesuai dengan
perjanjian yang telah disepakati. Telalu mudah nya pihak bank memberikan pinjaman
kepada nasabah merupakan faktor atau penyebab terjadinya risiko pembiayaan ini.
Risiko pembiayaan ini akan sangat tampak Ketika perekonomian sedang
mengalami krisis atau resesi. Risiko ini dapat ditekan dengan cara memberi
wewenang keputusan pembiayaan untuk setiap staf yang berada di bidang
pembiayaan berdasarkan kapabilitasnya dan batas jumlah yang bisa diberikan kepada
perusahaan atau perorangan tertentu dan kebijakan agunan yang memadai.
2. Risiko Pasar (Market Risk)
Risiko pasar adalah kerugian yang disebabkan portofolio yang dimiliki oleh
bank akibat adanya pergerakan variabel pasar yang berupa suku bunga dan nilai tukar.
Tetapi dalam Bank Syariah tidak ada risiko yang berkaitan atau disebabkan oleh suku
bunga, oleh karena itu Bank Syariah hanya perlu mengelola risiko pasar yang
berkaitan dengan nilai tukar yang dapat merugikan Bank Syariah.
Risiko nilai tukar dapat terjadi apabila aset bank dinilai dalam satuan mata
uang asing. Tetapi pada umumnya Bank Syariah lebih mampu menghindari risiko
nilai tkar valuta asing, karena mereka dituntut untuk memenuhi norma-norma Syariah
yaitu :
a. Bank Syariah hanya melakukan transaksi komersil dan tidak akan pernah
melakukan transaksi arbitrage.
b. Bank Syariah hanya melakukan pertukaran valuta asing secara tunai.
c. Bank Syariah tidak melakukan short selling.
3. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)
Ketidak mampuan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas menjadi penyebab
kebangkrutan bank. Likuiditas sangat penting untuk menjalankan transaksi bisnis
sehari-hari, mengatasi kebutuhan dana mendesak, memberikan pelayanan yang bai
katas permintaan nasabah akan peminjaman.
Dalam bank likuiditas yang tersedia harus cukup, tidak boleh kecil karena
akan mengakibatkan kesulitan dalam kebutuhan operasional sehari-hari, tetapi tidak
boleh juga terlalu besar, karena akan mengganggu profabilitas dan menurunkan
efisiensi suatu bank.
Secara garis besar, risiko likuidtas yang terjadi dalam bank Syariah
disebabkan oleh : a. kesulitan mencari dana cash dengan biaya yang wajar baik
melalui pinjaman ataupun penjuualan aset. Lalu karena bunga atas pinjaman dilarang
dalam bank Syariah maka sulit bagi bank Syariah mendapatkan pinjaman. b.larangan
menjual surat utang selain nominalnya, membuat bank Syariah sulit likuiditas.
4. Risiko Operasional (Operational Risk)
Risiko operasinal adalah risiko akibat kurangnya (defesiencies) sistem
informasi atau sistem pengawasan internal yang akan menghasilkan kerugian yang
tidak diharapkan. Risiko ini merupakan risiko yang menjadikan bank tidak dapat
melakukan kegiatan operasionalnya secara normal yang biasanya terjadi akibat
kesalahan manusia (human error), kegagalan sistem, dan ketidak cukupan prosedur
dan control yang akan berpengaruh pada operasionak bank atau kejadian-kejadian
eksternal yang berakibat pada operasional bank.
Bank Syariah bisa dikatakan industri baru yang masih minim jumlah sumber
daya manusia yang berkualitas dibidangnya yang bisa mengakibatkan pada risiko
yang timbul dalam operasional.
5. Risiko Hukum (Legal Risk)
Risiko ini adalah terkait dengan risiko bank yang menanggung kerugian
sebagai akibat adanya tuntutan hukum, kelemahan itu antara lain dapat berupa
ketiadaan peraturan perundnag-undangan yang mendukung, atau kelemahan perikatan
yang dipenuhinya syarat-syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak
sempurna. 1
Risiko bukan hanya dihadapi oleh bank Syariah tetapi juga bank
konvensional.
6. Risiko Reputasi (Reputation Risk)
Risiko reputasi timbul karena adanya penurunan tingkat kepercayaan para
stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank. Hal-hal yang sangat
berpengaruh terhadap reputasi anatara lain:
a. Manajemen
b. Pemegang saham
c. Pelayanan yang disediakan
d. Penerapan prinsip-prinsip Syariah
e. Publikasi

Risiko reputasi pada bank Syariah lebih besar dari pada bank konvensional,karena
adanya ekspektasi masyarakat yang lebih kepada bank Syariah, seperti contoh masyarakat
mengharapkan bank Syariah memiliki pelayanan yang lebih baik, bagi hasil yang lebih,
margin yang lebih murah, biaya-biaya lebih murah, lebih adil dan sebagainya. Hal ini yang
mengharuskan bank Syariah untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan bisnisnya agar
prinsip Syariah yang dianut tetap seimbang dengan tujuan bisnis yang akan dicapai.

7. Risiko Strategis (Strategic Risk)


Risiko strategis timbul karena adanya penetapan dan pelaksanaan strategi
usaha bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat, atau
1
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Alvabet, 2006), hlm. 233
kurang responsifnya bank terhadap perubahan-perubahan eksternal, seperti perubahan
perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Indikasi dalam risiko strategis
ini dapat dilihat dari kegagalan dalam mencapai target bisnis yang ditetapkan, baik
target keuangan maupun non-keuangan. Dengan itu, peran perencanaan dan
manajemen bank Syariah harus lebih jeli melihat seriap strategis yang belum tepat.
8. Risiko Kepatuhan (Compliance Risk)
Risiko kepatuhan timbul karena bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan
peraturan prundang-undangan dan ketentuan-ketentuan lain yang berlaku.
Pengelolaan risiko kepatuhan dilakukan melalui pencapaian sistem pengendalian
intern secara konsisten.2 Bank Syariah menghadapi risiko dalam prinsip Syariah,
kepatuhan dalam prinsip Syariah menjadi fitur utama bank Syariah dalam
emnjalankan operasionalnya. Ketidak patuhan bank Syariah terhadap prinsip Syariah
akan sangat berdampak negatif terhadap bank itu sendiri, seperti bank akan
kehilangan nasabah yang loyal, berhadapan dengan hukum, dan reputasi yang buruk.
Untuk menjamin bank Syariah mematuhi prinsip Syariah telah dibentuk Dewan
Pengawas Syariah yang tugas untuk meyakinkan bahwa bank Syariah yang ada di
Indonesia telah menerapkan prinsip Syariah dengan baik dan benar.
9. Risiko Nilai Tuar Valuta Asing (Foraigen Exchange Risk)
Risiko pertukaran mata uang adalah suatu konsekuensi yang berhubungan
dengan pergerakan atau fluktuasi nilai tukar terhadap rugi laba bank. Meskipun
aktivitas tresuri Syariah tidak berpengaruh kurs secara langsung karena adanya syarat
tidak boleh melakukan transaksi yang bersifat spekulasi, tetapi bank Syariah tidak
akan terlepas dari adanya posisi dalam valuta asing.
Dengan tidak diperbolehkannya bank Syariah melakukan transaksi yang
bersifat spekulasi, maka transaksi seperti forward, margin tranding, option, dan swap
tidak boleh dijalankan, yang dibolehkan adalah untuk kebutuhan transaksi atau
berjaga-jaga (simpanan) dan transaksi yang dilakukan harus tunai.

2
Sri Indah Nikensari, Perbankan Syariah Prinsip, Sejarah Dan Aplikasinya (Semarang: Pustaka Rizky Putra), hlm
195
BAB III
A. Sejarah Singkat Berdirinya Bank BNI Syariah
Bank Negara Indonesia (BNI) merupakan bank yang pertama kali didirikan dan
dimiliki oleh pemerintah Indonesia. Pada tanggal 30 Oktober 1946, Bank BNI mulai
mengeluarkan alat pembayaran di Indonesia yaitu ORI atau Oeng Republik Indonesia.
Berdirinya Bank BNI yaitu pada tanggal 15 Juli yang ditetapkan sebagai Hari Bank
Nasioal. Ada tiga pilar dalam prinsip syariah yaitu Adil, Transparan, dan mampu melani
masyarakat terhadap layanan perbankan yang amanah dan jujur.
Pada tanggal 21 Mei 2020 yaitu mengenai hal pemberian izin kepada PT Bank
Syariah yang berdasarkan atas keputusan Gubernur Bank Indonesia nomor
12/41/KEP.GBI/2010 yang dimana ditetapkan bahwa UUS BNI tahun 2003 ditetapkan
bahwa status uus bersifat temporer dan akan dilakukan Spin off tahun 2009.
Diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
dan UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Seiring berjalannya waktu dan
perkembangan perbankan syariah semakin pesat dan akan kesadaran keunggulan produk
banyak diminati oleh para nasabah juga semakin meningkat. Dan saat pada tanggal 01
Februari 2021 Bank syariah Indonesia merupakan hasil penggabungan dari Bank Syariah
Mandiri dan BNI syariah.
B. Analisis Resiko yang ada pada Bank BNI Syariah
Pada perkembangan dunia perbankan syariah dapat ditentukan bahwa dengan
kemampuan manajemen perbankan syariah dalam menghadapi perubahan pesat
perekonomian seperti pesatnya informasi juga teknologi globalisasi.3 Pada keadaan yang
saat ini mulai pesatnya IPTEK berpotensi pada perbankan syariah yaitu pada
meningkatnya resiko operasional, oleh karena itu risiko operasional pada bank syariah
harus diperhatikan juga. 4
Resiko operasional adalah resiko yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu pada faktor manusia, system, prosedur, proses dan adanya kejadian
eksternal. Resiko operasional tidak hanya dipengaruhi oleh actor orang saja akan tetapi
resiko operasional juga dipengaruhi oleh bagus atau rendanya kualitas pengelolaan
manajemen oleh pemimpin perusahaan atau disebut juga sebagai manajer.5

3
Imam Wahyudi et al, Manajemen Risiko bank Islam ( Jakarta: Salemba Empat,2013)
4
Wienanda rizka sukma Jelita dan Atina Shofawati Manajemen resiko Operasional pada PT bank Pembiayaan
Rakyat syariah (BPRS) jurnal ekonomi Syariah 4, no.1 (2019), hlm 69-82
5
Sri hayati, Manajemen Resiko Untuk Bank Pekreditan rakyat Dan Lembaga Keuangan Mikro,ed. Putri
Christian, 1 st ed ( Yogyakarta: Penerbit Andi, 2017), hlm 27-28
Pada perbankan syariah, resiko operasional juga dapat dipengaruhi oleh bank
syariah yang terdapat ruang lingkup perjanjian khusus atau lingkungan yang umum, bank
syariah dapat meningkatkan resiko operasional diantaranya adanya pembatalan salah satu
kontak akad, ketidakmampuan memenuhi pada pengendalian internal, dan juga
pemeliharaan terhadap persediaan komoditas dalam pasar karena tidak liquid.
Dalam bisnis maupun perusahan ataupun sektor perbankan pasti didalamnya ada
berbagai masalah resiko dalam dunia perbankan maupun bisnis lainnya. Dari berbagai
resiko-resiko yang ada pada perbankan syariah dan salah satunya adalah resiko
operasional yang akan dibahas pada bank BNI Syariah. Mereview pada Jurnal Ekonomi
dan Perbankan Syariah yang dibuat oleh Hetika nur fauziah, Aini Nur akhriyah, dan
Abdurrohman yang memfokuskan penelitian pada bank BNI Syariah KC Mataram yang
terjadi pada masa pamndemi Covid-19. Didalam jurnal tersebut menjelaskan bahwa pada
BNI Syariah kantor cabang Mataram khusunya, terdapat beberapa identiikasi masalah
resiko yang sudah terjadi ataupun yang belum terjadi pada BNI Syariah cabang lain.
Pada hasil penelitian tersebut dapat diidentifikasikan bahwa dapat ditanyakan dari
penulis kepada salah satu karyawan BNI Syariah KC Mataram sebagai berikut:
Secara umum di perbankan rata-rata mengalami kasus yang sama diantaranya
yaitu; (1) penutupan kantor layanan, sehingga dilakukanlah pelayanan KCP di kantor
KC, (2) Beban operasional meningkat, karena harus menyediakan Masker,
Handsanitizer, Multivitamin, desinfektan dan lain-lain, (3) penurunan laba cabang
dikarenakan SDM yang terbatas dan daerah prospek dibatasi sehingga marketing tidak
bisa kerja optimal kembali.

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan resiko operasional yang terjadi pada
resiko ke nasabah dan resiko ke bank antara lain sebagai berikut;

Resiko ke Nasabah:
 Penutupan atau pembatasan kantor layanan, sehingga dilakukanlah pelayanan KCP
disentralkan di kantor KC

Resiko ke Bank :
 Beban operasional meningkat, karena harus menyediakan handsanitizer, masker,
multivitamin, desinektan yang disediakan dalam jumlah banyak untuk menjaga
kesehatan lingkungan kantor terutama bagi kita karyawan
 Penurunan laba cabang6

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab terjadinya resiko


operasional yaitu salah satunya mengganggu berjalannya aktifitas bank. Ada dua faktor
yang menyebabkan resiko operasional yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor Internal Faktor Eksternal

Karyawan yang terkadang tidak mematuhi Nasabah yang tidak mematuhi protocol
protocol kesehatan akan menyebabkan kesehatan, ada juga yang menginfokan
dampak tidak baik dan juga hal itu bahwa ia terkonfirmasi virus, dank arena
disebabkan terlalu lama work from home adanya pandemic covid-19 para nasabah
dengan santai yang menjadikannya berasa tidak mampu membayar relaksasi yang
liburan sehingga menyebabkan tidak focus semula setorannya 3 juta ketika pandemic
dan menjadikan target cabang tidak tercapai. hanya menyetorkan senilai 500 ribu tupiah
saja yang pastinya menggerus laba bank.

Pada manajemen BNI Syariah tersebut yang memperlihatkan pada faktor


internal dapat disimpulkan pada BNI Syariah KC Mataram dapat dinilai kurang baik. Hal
tersebut terjadi karena kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang selama masa
pandemic hanya bekerja dari rumah saja sehingga kurangnya penghasilan dari SDM
tersebut. Sedangkan pada faktor eksternal, secara umum dapat diklasifikasikan atau
dikelompokan diluar BNI Syariah sebagai berikut7;
1. Sector ekonomi global; risiko yang timbul karena risiko pembiayaan bermasalah
2. Kebijakan pemerintah: pada masa pandemi covid dikeluarkan pemerintah baik untuk
nasabah maupun untuk bank yg mempengaruhi transaksi pihak bank
3. Bencana nasional
4. Nasabah yang dengan sengaja melambatkan pembayaran

6
Hetika nur fauziah, Aini Nur akhriyah, dan Abdurrohman, Analisis Risiko Operasinal pada BNI Syariah KC
Mataram,( Jurnal ekonomi dan Perbankan Syariah) hal 41-42
7
Fatin Fadhilah hasib dan fachri akbar, “ Proses manajemen Risiko Operasional di BNI Syariah KC Mikro
Rungkut Surabaya,” Nisbah : Jurnal Perbankan Syariah 3, no 1 (2017), hlm 326-336
BAB IV

Kesimpulan

Risiko merupakan potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa tertentu. Risiko
di dalam bank sendiri merupakan suatu kejadian potensial baik bisa diperkirakan ataupun
tidak bisa diperkirakan yang bisa berdampak negative terhadap pendapatan atau pemodalan
bank. Risiko pembiayaan adalah risiko yang diakibatkan karena adanya kegagalan nasabah
atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati.

Pada perkembangan dunia perbankan syariah dapat ditentukan bahwa dengan


kemampuan manajemen perbankan syariah dalam menghadapi perubahan pesat
perekonomian seperti pesatnya informasi juga teknologi globalisasi. Pada keadaan yang saat
ini mulai pesatnya IPTEK berpotensi pada perbankan syariah yaitu pada meningkatnya resiko
operasional, oleh karena itu risiko operasional pada bank syariah harus diperhatikan juga.
Mereview pada Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah yang dibuat oleh Hetika nur fauziah,
Aini Nur akhriyah, dan Abdurrohman yang memfokuskan penelitian pada bank BNI Syariah
KC Mataram yang terjadi pada masa pamndemi Covid-19. Didalam jurnal tersebut
menjelaskan bahwa pada BNI Syariah kantor cabang Mataram khusunya, terdapat beberapa
identiikasi masalah resiko yang sudah terjadi ataupun yang belum terjadi pada BNI Syariah
cabang lain.

Saran

Bagi pembaca kami berharap dengan adanya penulisan ini pembaca sedikitnya bisa
menambah pengetahuan tentang risiko yang terjadi dalam Perbankan Syariah, sehingga
mungkin dapat dijadikan acuan buat siapa saja yang ingin berada di ruang lingkup
Perbannkan Syariah.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan yang harus
diperbaiki. Oleh karena itu, penulis berharap mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar kelak jika kami ingin menulis lagi, kami bisa berubah lebih baik lagi dalam
menulis atau menyusun makalah, karena kami ingin terus belajar dan berkembang.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainul. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Alvabet.

Nikensari, Sri Indah. Perbankan Syariah Prinsip, Sejarah Dan Aplikasinya. Semarang:
Pustaka Rizky Putra.

Wahyudi, Imam. 2013. Manajemen Risiko bank Islam. Jakarta: Salemba Empat.

Rizka Sukma Jelita, Wienanda,. dan Atina Shofawati. 2019. ”Manajemen Resiko
Operasional pada PT bank Pembiayaan Rakyat syariah (BPRS)” dalam Jurnal Ekonomi
Syariah 4, no.1, (hlm. 69-82).

Hayati, Sri. 2017. Manajemen Resiko Untuk Bank Pekreditan rakyat Dan Lembaga
Keuangan Mikro. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Fauziah, Hetika Nur., Aini Nur akhriyah., dan Abdurrohman. “Analisis Risiko Operasinal
pada BNI Syariah KC Mataram” dalam Jurnal ekonomi dan Perbankan Syariah, (hal. 41-
42).

Fadhilah, Fatin Hasib., dan Fachri Akbar. 2017. “Proses manajemen Risiko Operasional di
BNI Syariah KC Mikro Rungkut Surabaya” dalam Nisbah : Jurnal Perbankan Syariah 3,
no 1, (hlm. 326-336).

Anda mungkin juga menyukai