Anda di halaman 1dari 65

MANAJEMEN RESIKO SYARIAH1

Oleh : Chairul Lutfi, S.H.I.,S.H.,M.H.2

Pendahuluan
A. Latar Belakang
Bisnis adalah suatu aktivitas yang selalu berhadapan dengan risiko dan
return. Bank syariah adalah salah satu unit bisnis. Dengan demikian, bank syariah
juga akan menghadapi risiko manajemen bank itu sendiri. Bahkan kalau dicermati
secara mendalam, bank syariah merupakan bank yang sarat dengan risiko. Karena
dalam menjalankan aktivitasnya banyak berhubungan dengan produk-produk bank
yang mengandung banyak risiko seperti produk mudharabah, musyarakah, dan
sebagainya. Oleh karenanya para pejabat bank syariah harus dapat mengendalikan
risiko seminimal mungkin dalam rangka untuk memperoleh keuntungan yang
optimum.
Secara spesifik, risiko-risiko yang akan dihadapi oleh perbankan syariah
dalam kegiatannya yaitu meliputi risiko likuiditas (liquidity risk), risiko
pembiayaan/kredit (credit risk), risiko hukum (legal risk), risiko pasar (market
risk), risiko operasional (operational risk), risikop reputasi (reputation risk), dan
risiko modal (capital risk). Perbankan syariah tidak akan berhadapan dengan
risiko tingkat suku bunga secara langsung, karena bank syariah tidak
menggunakan instrumen bunga dalam operasionalnya.
Dalam makalah ini akan diurai mengenai empat hal, pertama Jenis dan
Karakter Risiko, kedua Manajemen Pengawasan Risiko Syariah, ketiga Risiko

1 Makalah ditulis dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan
Syariah pada Program Studi Magister Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2016
2 Alumni S1 Hukum Bisnis Syariah Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang,
S1 Ilmu Hukum Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) “Sunan Giri Malang, S2 Magister Hukum
Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan S2 Hukum
Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Praktisi Ekonomi Syariah, Konsultan Hukum
dan akivitas sejak tahun 2014-sekarang menjadi Staf Ahli di Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia (DPD RI)

1
dalam Operasional Bank Syariah, dan ke empat tentang Literatur Review yang
berkaitan dengan manajemen risiko Bank Syariah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah
sebagaimana berikut :
1. Apa saja Jenis dan Karakter Resiko ?
2. Bagaimana Manajemen Pengawasan Resiko Syariah ?
3. Apa saja macam dan bentuk Resiko dalam Operasional Bank Syariah?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulisan makalah ini
bertujuan sebagaimana berikut :
1. Untuk mengetahui, menjelaskan, dan memahami Jenis dan Karakter
Resiko
2. Untuk mengetahui, menjelaskan, dan memahami Manajemen Pengawasan
Resiko Syariah
3. Untuk mengetahui, menjelaskan, dan memahami macam dan bentuk
Resiko dalam Operasional Bank Syariah

2
Pembahasan
A. Jenis dan Karakter Resiko
Risiko dalam bisnis tidak dapat ditiadakan, namun hanya bisa dikelola
saja sehingga dapat meminimalkan dampak dari risiko tersebut. Islam memandang
bahwa risiko merupakan sebuah sunnatullah dalam sebuah bisnis, konsep dalam
Islam menjelaskan bahwa setiap manusia hendaknya memperhatikan apa yang
telah diperbuat pada masa lalu untuk merencanakan hari esok dengan tujuan
meminimalkan risiko agar lebih baik dari hari kemaren. Hal ini sesuai dengan al-
Qur’an Surat Al-Hasyr:18

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan


hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh,
Allah maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”3

Berbeda dengan bank konvensional, hubungan antara bank syariah


dengan nasabahnya bukan hubungan antara debitur dengan kreditur, melainkan
hubungan kemitraan antaranya penyandang dana (shahibul maal) dengan
pengelola dana (mudharib). Oleh karena itu tingkat laba bank syariah buka saja
berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil untuk para pemegang saham, tetapi juga
berpengaruh terhadap bagi-hasil yang dapat diberikan kepada nasabah penyimpan
dana. Dengan demikian kemampuan manajemen untuk melaksanakan fungsinya
sebagai penyimpan harta, pengusaha dan pengelola investasi yang baik

3 Departemen Agama Republik Indonesia, “Al-Qur’an dan Terjemahannya”, Jakarta:


Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, 2008), h.799.

3
(professional investment manager) akan sangat menentukan kualitas usahanya
sebagai lembaga intermediary dan kemampuannya menghasilkan laba.4
1. Jenis Resiko
Bank Indonesia sebagai bank sentral pengatur kebijakan peraturan
perbankan di Indonesia juga memikirkan pentingnya suatu pengelolaan risiko bagi
bank umum syariah dan unit usaha syariah yang beroperasi di Indonesia. Untuk
itu Bank Indonesia mengeluarkan: Peraturan Bank Indonesia Nomor
13/29/PBI/2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bank Umum Syariah dan
Unit Syariah. Tujuan Peraturan Bank Indonesia ini untuk mengakomodasi
karakteristik kegiatan usaha Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah
(UUS) yang tidak sepenuhnya sama dengan perbankan konvensional dan dalam
rangka memenuhi amanah pasal 38 UU no. 21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah.
Penerapan manajemen risiko pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah disesuaikan dengan tujuan, kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas
usaha serta kemampuan bank umum syariah dan unit usaha syariah.5
Secara umum, resiko yang melekat pada aktivitas fungsional bank
syariah dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis resiko, yaitu risiko pembiayaan,
risiko pasar, dan risiko operasional.6
2. Karakter
Bank-bank yang beroperasi secara syariah. dengan kata lain, perbedaan
mendasar antara bank islam dengan bank konvensional bukan terletak pada
bagaimana cara mengukur, melainkan pada apa yang dinilai.7 Adapun karakter
manajemen risiko pada bank Islam adalah:
1. Identifikasi Risiko

4 Zainul Arifin, “Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah”. Edisi Revisi. Jakarta: Azkia
Publisher, 2009, h.56
5 http://www.jtanzilco.com/main/index.php/component/content/article/1-kap-news/381-
penerapanmanajemenrisikobagibankumumsyariahdanunitusahasyariah diakses pada tanggal 25
Oktober 2016
6 Adiwarman A. Karim, “Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan”, Cet. 3. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2006, h. 260
7 Adiwarman A. Karim, “Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan”, h. 256-259

4
Identifikasi risiko yang dilakukan dalam bank Islam tidak hanya mencakup
berbagai risiko yang ada pada banl-bank pada umumnya, melainkan juga meliputi
risiko yang khas hanya ada pada bank-bank yang beroperasi berdasarkan prinsip
syariah. Dalam hal ini, keunikan bank islam terletak pada enam hal:
a. Proses transaksi pembiayaan.
b. Proses manajemen.
c. Sumber daya manusia.
d. Teknologi.
e. Lingkunga eksternal.
f. Kerusakan.
2. Penilaian Risiko
Dalam penilaian risiko, keunikan bank islam terlihat pada hubungan antara
probability dan impact, atau yang biasa dikenal sebagai Qualitative Approach.
3. Antisipasi Risiko
Antisipasi risiko dalam bank bertujuan untuk :
a. Preventive. Dalam hal ini, bank islam memerlukan persetujuan DPS untuk
mencegah kekeliruan proses dan transaksi dari aspek syariah. di samping
itu, bank islam juga memerlukan opini bahkan fatwa DSN bila Bank
Indonesia memandang persetujuan DPS belum memadai atau berada di luar
kewenangannya.
b. Detective. Pengawasan dalam bank Islam meliputi dua aspek, yaitu aspek
perbankan oleh Bank Indonesia dan aspek syariah oleh DPS.
c. Recovery. Koreksi atas suatu permasalahan dapat melibatkan Bank
Indonesia untuk aspek perbankan dan DSN untuk aspek syariah.
4. Monitoring Risiko
Aktivitas dalam bank Islam tidak hanya meliputi manajemen bank Islam,
tetapi juga melibatkan Dewan Pengawas Syariah.

B. Manajemen Pengawasan Resiko Syariah


Sebagai lembaga intermediary dan seiring dengan situasi lingkungan
eksternal dan internal perbankan yang mengalami perkembangan yang pesat,

5
perbankan pada umumnya dan perbakan syariah pada khususnya akan selalu
berhadapan dengan berbagai jenis risiko dengan tingkat kompleksitas yang
beragam dan melekat pada kegiatan usahanya.
Risiko-risiko tersebut tidak dapat dihindari, tetapi dapat dikelola dan
dikendalikan. Oleh karena itu perbankan, dan bank syariah khusunya memerlukan
serangkaian prosedur dan metodologi yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul
dari kegiatan usahanya (Adiwarman, 2006: 255). Dalam pelaksanaannya, proses
identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendali risiko memperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
1. Pemetaan Risiko Bisnis
Bank mengembangkan pemetaan risiko usaha(business risk mapping)
untuk mengidentifikasi risiko utama yang mengancam perusahaan. Alat ini
membantu bank untuk mengetahui dan menentukan tempat dimana risiko berada.
Manajemen harus mengkuantifikasi magnitude dari risiko dan mengukur potensi
dampaknya.
2. Alat Modeling
Alat modeling ini akan memudahkan para manajer untuk mengelola
ketidakpastian. Analisis scenario dan model proyeksi merupakan model yang
paling sering digunakan.
3. Teknik mengidentifikasi dan menilai risiko
Kelompok teknik ini akan membantu Manajemen dalam hal menetapkan
focus/memberikan perhatian dan mengakomodasi seluruh kegiatan pengelolaan
Risiko.
4. Peran Internet/Intranet
Pemakaian Internet/Intranet semakin meningkat dalam mengelola Risiko.
Alat ini digunakan untuk mempromosikan kewaspadaan dan pengelolaan Risiko,
untuk mendapatkan informasi mengenai Risiko untuk area tertentu,
berkomunikasi dengan pegawai, berbagai informasi mengenai Manajemen Risiko

6
dengan Bank lain, dan mengkomunikasikan tujuan Manajemen Risiko Bank
kepada publik.8
Untuk dapat menerapkan proses manajemen risiko, pada tahap awal bank
syariah harus secara tepat mengenal, memahami serta mengidentifikasi seluruh
risiko, baik yang sudah ada maupun yang mungkin timbul dari suatu bisnis baru
bank. Selanjutnya, secara berturut-turut bank syariah perlu melakukan
pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko. Proses ini terus
berkesinambugan sehingga menjadi sebuah lifecycle.
Dalam pelaksanaannya, proses ini melalui langkah-langkah berikut :9
a) Identifikasi risiko, dilaksanakan dengan melakukan analisis terhadap
karakteristik risiko yang melekat pada aktivitas fungsional, risiko terhadap
produk dan kegiatan usaha.
b) Pengukuran risiko, dilaksanakan dengan melakukan evaluasi secara berkala
terhadap kesesuaian asumsi, sumber data dan prosedur yang digunakan untuk
mengukur risiko. Penyempurnaan terhadap system pengukuran risiko
dilakukan apabila terdapat perubahan kegiatan usaha, produk, transaksi dan
factor risiko yang bersifat material.
c) Pemantau risiko, dilaksanakan dengan melakukan evaluasi terhadap eksposure
risiko. Penyempurnaan proses pelaporan terhadap perubahan kegiatan usaha,
produk, transaksi, faktor risiko, teknologi informasi dan system informasi
manajemen yang berifat material.
Dalam hal ini Islamic Financial Services Board (IFSB) telah
merumuskan prinsip-prinsip manajemen risiko bagi bank dan lembaga keuangan
yang berprinsip syariah. Disebutkan bahwa bahwa kerangka manajemen risiko
lembaga keuangan syariah mengacu pada Basel Accord II, (yang juga diterapkan
perbankan konvensional) dan disesuaikan dengan karakteristik lembaga keuangan
dengan prinsip syariah.

8 Robert Tampubolon, “Risk Management ,Manajemen Risiko:Pendekatan Kualitatif untuk


Bank Komersial”, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2006, cet. Ke-3, h. 105-108
9Siswanto. Ely, Sulhan, “Manajemen Bank Konvensional dan Syariah”, Cet. I, Malang:
UIN-Malang Press, 2008, h. 151-15

7
Secara umum risiko yang dihadapi perbankan syariah bisa
diklasifikasikan menjadi dua bagian besar, yakni risiko yang sama denganyang
dhadapi oleh perbankan konvensional dan risiko yang memiliki keunikan
tersendiri karena harus mengikuti prinsip-prinsip syariah. Resiko kredit, risiko
pasar, risiko oprasional, risiko likuiditas, dan risiko hukum harus dihadapi bank
syariah tetapi, karena harus mematuhi aturan, risiko-risiko yang dihadapi bank
syariah pun menjadi berbeda.10
Bank syariah juga harus menghadapi risiko-risiko lain yang unik
(khas).Risiko unik ini muncul karena isi neraca bank syariah yang berbeda dengan
bank konvensional. Dalam hal ini pola bagi hasil (profit and loss sharing) yang
dilakukan bank syariah menambah kemungkinan munculnya risiko-risiko lain.
Seperti withdrawal risk, fiduciary risk, dan displaced commercial risk
merupakan contoh risiko unik yang harus dihadapi bank syariah.Karakteristik ini
bersama-sama dengan variasi modal pembiayaan dan kepatuhan pada prinsip-
prinsip syariah. Withdrawal risk, adalah risiko penarikan dana yang disebabkan
oleh deposan bila keuntungan yang mereka terima lebih rendah dari tingkat
return. Fiduciary risk sebagai risiko yang secara hukumbertanggung jawab atas
pelanggaran kontrak investasi baik ketidaksesuaiannya dengan dengan ketentuan
syariah atau salah kelola (mismanagement) terhadap dana investor.Displaced
commercial risk adalah transfer risiko yang berhubungan dengan simpanan
kepada pemegang ekuitas.Risiko ini bisa muncul ketika bank berada dibawah
tekanan untuk mendapatkan profit, namun bank justru harus memberikan sebagian
profitnya kepada deposan akibat rendahnya tingkat return.11
Menurut hasil penelitian Bank Indonesia (2008) kerjasama dengan Ernst
dan Young yang dibahas dalam seminar akhir tahun 2008 di Bank Indonesia, salah
satu masalah utama dalam implementasi manajemen resiko di perbankan syariah
adalah peran Dewan Pengawas Syariah yang belum optimal. Peran DPS yang
belum optimal tersebut disimpulkan para peneliti sebagai kesenjangan utama
manajemen risiko yang harus diperbaiki di masa depan.

10 www.ifsb.org diakses pada tanggal 25 Oktober 2016


11 Tariqullah, Khan, Habib Ahmed, “Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah”
terjemahan Ikhwan Abidin Basri, Jakarta: Bumi Aksara, Cet.I, 2008,. h.23

8
Jenis manajemen risiko yang terkait erat dengan peran DPS adalah risiko
reputasi yang selanjutnya berdampak pada displaced commercial risk, seperti
resiko likuiditas dan resiko lainnya. Jika peran DPS tidak optimal dalam
melakukan pengawasan syariah terhadap praktik syariah sehingga berakibat pada
pelanggaran syariah complience, maka citra dan kredibilitas bank syariah di mata
masyarakat menjadi negatif, sehingga dapat menurunkan kepercayaan masyarakat
kepada bank syariah bersangkutan. Hal inilah yang dikatakan oleh Shanin A.
Shayan CEO and Board Member of Barakat Foundation “The biggest risk facing
the global Financial System is not a fall in its earning power but most importantly
a loss of faith and credibility on how it works” Jadi menurutnya resiko terbesar
menghadapi system keuangan global bukanlah kesalahan tentang kemampuan
menciptakan laba, tetapi yang lebih penting adalah kehilangan kepercayaan dan
kredibilitas tentang bagaimana operasional kerjanya.12

C. Resiko Dalam Operasional Bank Syariah


Resiko operasional memang cukup kompleks sehingga sangat sulit untuk
mengukurnya. Sebagian besar teknik pengukuran resiko operasional yang ada
masih sangat sederhana dan bersifat eksperimental. Namun demikian, bank dapat
mengumpulkan informasi tentang berbagai jenis dari laporan dan rencana yang
dipublikasikan dalam lembaga (seperti laporan audit, laporan pengawasan,
laporan manajemen, rencana bisnis, rencana operasional, tingkat error, dan lain-
lain). Review secara cermat dan hati-hati atas dokumen-dokumen ini dapat
menutup GAP yang merepresentasikan potensi resiko. Data dari laporan-laporan
tersebut lebih lanjut dapat dikategorikan menjadi faktor internal dan faktor
eksternal dan dikonversi ke dalam kemungkinan kerugian lembaga. Sebagian dari
resiko operasional juga dapat terlindungi. Alat untuk menilai, memonitor, dan

12 Agustianto, “Dewan Pengawas Syariah Dan Manajemen Risiko Bank Syariah”


http://www.dakwatuna.com/2014/08/22/56114/dewan-pengawas-syariah-dan-manajemen-risiko-
bank-syariah/#ixzz4OBhFe93a diakses pada 25 Oktober 2016

9
mengelola resiko di antaranya meliputi review secara berkala, pengujian (stress
testing), dan alokasi modal ekonomi dalam jumlah yang tepat.13
Berdasarkan PBI Nomer 13/23/PBI/2011 tentang Penerapan Manajemen
Resiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Terdapat sepuluh jenis
risiko yang dihadapi bank Islam, yaitu: risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas,
risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategis, risiko kepatuhan,
risiko imbal hasil, dan risiko investasi. Delapan risiko pertama merupakan risiko
umum yang juga dihadapi oleh bank konvensional. Sedangkan dua risiko terakhir
merupakan risiko unik yang khusus dihadapi oleh bank Islam.14
a. Risiko Kredit
Risiko kredit muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan
pokok atau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi sedang
dilakukannya.
b. Risiko Pasar
Risiko pasar timbul karena pergerakan harga yang diharapkan seperti
hasil risiko tingkat pengambilan15
c. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas dapat muncul karena sulitnya mendapatkan dana cash
yang wajar, baik melalui pinjaman maupun melalui penjualan aset. Likuiditas
penting bagi bank untuk menjalankan transaksi sehari-hari, mengatasi kebutuhan
dana yang mendesak, memuaskan permintaan nasabah terhadap pinjaman dan
memberikan fleksibilitas dalam meraih kesempatan investasi yang menarik dan
menguntungkan.
d. Risiko Operasional

13 William Tanumihardja, “Manajemen Resiko Bank Syariah”,


https://www.academia.edu/12621353/Manajemen_Resiko_Bank_Syariah di akses pada tanggal 25
Oktober 2016
14 Pasal 5 Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/23/PBI/2011 Tentang Penerapan
Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah,
15 Ismail Nawawi, “Perbankan Syariah Issu-issu Manajemen Fiqh Mu’amalah pengkayaan
Teori Menuju Praktik”, Jakarta: CV. Dwiputra Pustaka Jaya, 2012, h. 627

10
Risiko operasional berkaitan dengan sistem tata kelola sebagai akibat
ketidak mampuan atau kegagalan proses internal berhubungan dengan orang atau
sistem atau dari risiko eksternal
e. Risiko Hukum
Risiko hukum adalah sebuah risiko karena adanya sebuah perbedaan
karakteristik akad atau kontrak keuangan bank syariah menghadapi risiko yang
berhubungan dengan proses dokumentasi dan pelaksanaan hukum.
a. Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah risiko rasa percaya kepada bank Islam dimana
klien karena tindakan atau manajemen yang tidak tanggung jawab.
b. Risiko Strategi
Risiko strategik adalah risiko ketidak tepatan dalam pengambilan atau
pelaksanaan suatu keputusan strategis serta kegagalan dalam mengantisipasi
perubahan lingkungan bisnis.
f. Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan adalah risiko yang disebabkan bank tidak memenuhi
atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang
berlaku.
g. Resiko Imbal Hasil (rate of return risk)
Risiko imbal hasil terjadi akibat perubahan tingakat imbal hasil yang
dibayarkan bank kepada nasabah dan memengaruhi perilaku nasabah. Risiko ini
muncul sebagai akibat terjadinya perubahan tingkat imbal hasil yang diterima
bank dari penyaluran dana ke debitur. Bagi nasabah rasional, terjadinya perubahan
ekspektasi imbal hasil akan mempengaruhi perilakunya. Perubahan ekspektasi ini
dapat disebabkan oleh faktor internal, seperti menurunnya nilai aset bank,
turunnya pendapatan bagi hasil bank dari debitur, dan gagalnya bayarnya debitur,
dan faktor eksternal, seperti naiknya imbal hasil yang ditawarkan bank lain.
h. Risiko Investasi (Equity Investment Risk)
Risiko investasi muncul akibat bank ikut menanggung kerugian usaha
debitur yang dibiayai dalam pembiayaan berbasis bagi hasil. Berdasarkan fatwa
DSN MUI, perhitungan bagi hasil tidak hanya didasarkan atas jumlah pendapatan

11
atau penjualan yang diperoleh debitur, namun telah dikurangi dengan biaya
pokoknya. Risiko investasi ini makin besar jika basis bagi hasilnya berdasarkan
atas operasi atau laba neto usaha debitur. jika sampai usaha debitur bangkrut, bank
dapat kehilangan pokok pembiayaan yang diberikan kepada debitur
Apabila dipetakan terhadap produk-produk perbankan syariah maka
risiko-risiko yang mungkin timbul adalah sebagai berikut:
1. Tabungan: Risiko Likuiditas dan Risiko Operasional
2. Deposito: Risiko Likuiditas dan Risiko Operasional
3. Giro: Risiko Likuiditas dan Risiko Operasional
4. Pembiayaan Murabahah: Risiko Pembiayaan dan Risiko Hukum
5. Salam: Risiko Pembiayaan dan Risiko Operasional
6. Rahn: Risiko Operasional dan Risiko Pasar
7. Ishtisna: Risiko Pembiayaan dan Risiko Operasional
8. Pembiayaan Mudharabah: Risiko Pembiayaan dan Risiko Hukum
9. Pembiayaan Musyarakah: Risiko Pembiayaan dan Risiko Hukum
Menurut PBI (Peraturan Bank Indonesia) Nomor 11/25/PBI/2009 tentang
perubahan atas PBI No. 5/8/2003 tentang penerapan manajemen risiko bagi bank
umum “Manajemen Risiko adalah serangkaian metodologi dan prosedur yang
digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan
risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha bank.
Dalam pelaksanaannya, proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pengendalian risiko memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Identifikasi risiko dilaksanakan dengan melakukan analisis terhadap :
1) Karakteristik risiko yang melekat pada aktifitas fungsional
2) Risiko dari produk dan kegiatan usaha
b. Pengukuran risiko dilaksanakan dengan melakukan :
1) Evaluasi secara berkala terhadap kesesuaian asumsi, sumber data, dan
prosedur yang digunakan untuk mengukur risiko.
2) Penyempurnaan terhadap sistem pengukuran risiko apabila terdapat
perubahan kegiatan usaha, produk, transaksi, dan faktor resiko yang
bersifat material.

12
c. Pemantauan risiko dilaksanakan dengan melakukan:
1) Evaluasi terhadap eksposure risiko
2) Penyempurnaan proses pelaporan apabila terdapat perubahan kegiatan
usaha, produk transaksi, faktor risiko, teknologi informasi dan sistem
informasi manajemen risiko yang bersifat material.
d. Pelaksanaan pengendalian risiko, digunakan untuk mengelola risiko-risiko
tertentu yang dapat membahayakan kelangsungan usaha bank.
Sebagai lembaga intermediary dan seiring dengan situasi lingkungan
eksternal dan internal perbankan yang mengalami perkembangan pesat, perbankan
pada umumnya dan perbankan syariah pada khususnya akan selalu berhadapan
dengan berbagai jenis risiko dengan tingkat kompleksitas yang beragam dan
melekat pada kegiatan usahanya. Risiko-risiko tersebut tidak dapat dihindari,
tetapi dapat dikelola dan dikendalikan. Oleh karena itu perbankan, dan bank
syariah khusus dapat membentuk satuan tim yang mampu mengelola dan
merupakan cakupan dari manajemen risiko itu sendiri, yaitu :16
a. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi
b. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit
c. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian
risiko serta sistem informasi manajemen risiko
d. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh
Risiko dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara, diantaranya risiko
dibedakan menjadi risiko bisnis dan risiko finansial. Risiko bisnis muncul secara
alami dari aktivitas bisnis yang dijalankan yang berhubungan dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi pasaran produk. Sedangkan risiko finansial muncul dari
kemungkinan kerugian dalam pasar keuangan, biasanya perubahan pada variabel-
variabel keuangan, biasanya berhubungan dengan leverage dan risiko dimana
kewajiban dan liabilitas tidak bisa dipertemukan dengan aset lancar.17
Berdasarkan PBI Nomer 13/23/PBI/2011 tentang Penerapan Manajemen
Resiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, manajemen Risiko

16 Tariqullah Khan dan Habib Ahmed. “Manajemen Risiko : Lembaga Keuangan Syariah”,
terjemahan Ikhwan Abidin Basri, Jakarta: Bumi Aksara, Cet.I, 2008, h.13.
17 Darmawi Herman, Manajemen Resiko…, 23.

13
adalah serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk
mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan Risiko yang timbul
dari seluruh kegiatan usaha Bank.

PROSES IDENTIFIKASI, PENGUKURAN, PEMANTAUAN,


PENGENDALIAN, DAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RISIKO
Bagian Kesatu Umum
Pasal 12
(1) Bank wajib melakukan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan
pengendalian Risiko sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c
terhadap seluruh faktor-faktor Risiko (risk factors) yang bersifat material.
(2) Pelaksanaan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan
pengendalian Risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib didukung
oleh:
a. sistem informasi Manajemen Risiko yang tepat waktu; dan
b. laporan yang akurat dan informatif mengenai kondisi keuangan
Bank, kinerja aktivitas fungsional dan eksposur Risiko Bank.
Bagian Kedua
Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan Pengendalian Risiko
Pasal 13
(1) Pelaksanaan proses identifikasi Risiko dilakukan dengan melakukan
analisis paling kurang terhadap:
a. karakteristik Risiko yang melekat pada Bank; dan
b. Risiko dari produk dan kegiatan usaha Bank.
(2) Dalam rangka melaksanakan pengukuran Risiko, Bank wajib melakukan
paling kurang:
a. evaluasi secara berkala terhadap kesesuaian asumsi, sumber data dan
prosedur yang digunakan untuk mengukur Risiko;
b. penyempurnaan terhadap sistem pengukuran Risiko apabila terdapat
perubahan kegiatan usaha Bank, produk, transaksi dan faktor Risiko,

14
yang bersifat material yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan
Bank.
(3) Dalam rangka melaksanakan pemantauan Risiko, Bank wajib melakukan
paling kurang:
a. a. evaluasi terhadap eksposur Risiko;
b. penyempurnaan proses pelaporan apabila terdapat perubahan
kegiatan usaha Bank, produk, transaksi, faktor Risiko, teknologi
informasi dan sistem informasi Manajemen Risiko yang bersifat
material.
(4) Bank wajib melakukan langkah-langkah pengendalian atas Risiko yang
dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank.
(5) Penetapan langkah-langkah pengendalian Risiko sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) harus sesuai dengan Prinsip Syariah.

15
D. Literature Review
No Penulis, Judul Artikel, Media Jenis penelitian, Temuan/ Hasil
. Publikasi Sumber Data,
Lokasi, Sampel,
Metlit
1 -Hameeda Abu Hussain and Jasim -Jenis penelitian Bank bank di
Al-Ajmi Empiris dengan Bahrain yang
-Risk management practices of metode kuantitatif. ditemukan
conventional and Islamic banks Beberapa metode memiliki
in Bahrain statistik dan pemahaman yang
-Department of Economics and ekonometrik jelas tentang risiko
Finance, University of Bahrain, digunakan untuk dan manajemen
Sekheer, Bahrain menguji hipotesis. risiko, dan
-Sumber data dan memiliki risiko
sampel dari banker identifikasi yang
disurvei melalui efisien, analisis
kuesioner. penilaian risiko,
-Lokasi di Bahrain pemantauan risiko,
dengan objek bank- analisis risiko
bank di Bahrain kredit dan praktek
manajemen risiko.
Selain itu, kredit,
likuiditas dan risiko
operasional yang
ditemukan adalah
risiko paling
penting yang
dihadapi baik
konvensional dan
bank syariah.

16
Selain itu, praktik
manajemen risiko
ditentukan oleh
sejauh mana
manajer memahami
risiko dan
manajemen risiko,
identifikasi risiko
yang efisien,
analisis penilaian
risiko, risiko
pemantauan dan
analisis risiko
kredit. Pada bank
syariah ditemukan
bahwa secara
signifikan berbeda
dari bank
konvensional.
Tingkat risiko yang
dihadapi oleh bank
syariah yang
ditemukan secara
signifikan lebih
tinggi daripada
yang dihadapi oleh
bank konvensional.
Demikian pula,
negara, likuiditas,
dan operasional,
residual, dan risiko

17
settlement
ditemukan lebih
tinggi di bank
syariah
dibandingkan bank
konvensional.
2 -Sania Khalid and Shehla Amjad -Jenis penelitian Maksud dari
-Risk management practices empiris dengan penelitian ini
in Islamic banks of Pakistan metode kuantitatif dilakukan untuk
-COMSATS Institute of Information -Lokasi di bank-bank mengevaluasi
Technology, Abbottabad, Pakistan syariah Pakistan sejauh mana bank
-Sumber data dan syariah di Pakistan
sampel dari banker menggunakan
disurvei melalui praktek manajemen
kuesioner standar risiko (RMPs) dan
yang digunakan yang teknik dalam
meliputi enam aspek: menangani
risiko pemahaman berbagai jenis
dan manajemen risiko risiko.
(URM), penilaian Temuan dalam
risiko dan analisis penelitian ini
(RAA), risiko adalah bank syariah
Identifikasi (RI), cukup efisien
pemantauan risiko dalam mengelola
(RM), analisis risiko risiko di mana
kredit (CRA) dan URM, RM dan
RMPs. CRM adalah
variabel yang
paling berpengaruh
di RMPs.

18
Penelitian ini juga
mengeksplorasi
RMPs bank Islam
di Pakistan yang
hasilnya dapat
digunakan sebagai
umpan balik yang
berharga untuk
perbaikan RMPs di
bank syariah di
Pakistan dan
merupakan sebuah
nilai kepada orang-
orang yang tertarik
dalam sistem
perbankan Islam.

3 Salman Shaikh and Amanat Jalbani -Metode Penelitian Hasil analisis


Risk Management in Islamic and eksplorasi serta menunjukkan nilai
Conventional Banks: A Differential penelitian empiris r = 0,731 dan r2 =
Analysis 0,534. Hal ini
Journal of Independent Studies & -Teknik Sampel menunjukkan
Research, Szabist, Karachi. judgmental sampling, bahwa saat ini bank
Desember 2008 dengan sampel konvensional lebih
menggunakan 4 bank, menguntungkan
yaitu 2 bank syariah pada produk dan
dan 2 bank pangsa pasar,
konvensional. Dua namun bank
bank syariah, yaitu syariah juga
Meezan Bank Limited menguntungkan
yang memiliki 50% dalam hal reputasi

19
dari pangsa pasar di dan memiliki
industri Perbankan di likuiditas yang
Pakistan dan Al- baik. Bank syariah
Baraka Islamic Bank. juga memiliki
Dua bank prosedur
konvensional yang manajemen risiko
yang memadai
-Laporan keuangan mampu
bank dalam sampel memanfaatkan
dianalisis fokus peluang dan
kepada rasio menguntungkan
profitabilitas 6 tahun seperti bank
terakhir. dipilih yang konvensional dan
meliputi satu bank prosedur
yang berbadan hukum manajemen risiko
swasta, yaitu Bank yang cukup
Alfalah dan satu bank memadai membuat
sektor publik, yaitu bank syariah tidak
Bank of Khyber tertinggal jauh
-Laporan penelitian dibanding bank
ini membahas konvensional.
prosedur manajemen
risiko bank syariah di
Pakistan.

4 Nadia Luthfia metode deskriptif Hasil penelitian


Analisis Strategi Penerapan analisis (kualitatif) menunjukan : (1)
Manajemen Risiko Pembiayaan Pada Teknik pengumpulan strategi manajemen
Microfianance Syariah Di Bmt data yang dilakukan risiko pembiayaan

20
Mitrass Bandung adalah dokumentasi diterapkan BMT
Spesia Unisba Bandung Vol 1, No 1, dan wawancara Mitrass sesuai
Prosiding Keuangan & Perbankan kepada pihak BMT dengan prinsip-
Syariah (Februari 2015) Mitrass. prinsip manajemen
risiko pembiayaan
yang dikeluarkan
oleh Bank for
International
Settlements (BIS)
yang berisi 16
prinsip, dimana
prinsip tersebut
masuk dalam 4
(empat) bagian,
yakni: membentuk
lingkungan yang
serasi untuk risiko
pembiayaan,
beroperasi dalam
suatu proses
pemberian
pembiayaan sehat,
mempertahankan
administrasi
pembiayaan yang
sesuai, pengukuran
dan
proses monitoring d
an pengendalian
risiko pembiayaan
yang cukup

21
(adequate). (2)
manajemen risiko
pembiayaan yang
diterapkan BMT
Mitrass sudah dapat
meminimalisir
risiko pembiayaan
secara baik dan
efektif.
5 Yunanto Adi Kusumo -Penelitian kuantitatif Dilihat dari
Analisis Kinerja Keuangan Bank -Data laporan rasio Kewajiban
Syariah Mandiri Periode 2002 – keuangan tahunan Penyediaan Modal
2007 (dengan Pendekatan PBINo. yang dipublikasikan Minimum (KPMM)
9/1/PBI/2007) Bank Syariah Mandiri mencerminkan
Jurnal Ekonomi Islam La_Riba, Vol. dari tahun 2002 bahwa BSM
II, No. 1, Juli 2008 sampai dengan tahun memiliki modal
2007 yang sangat kuat,
-Pendekatan sehingga jika
CAMELS (Capital, terjadi kerugian
Asset, Management, pihak bank dapat
Earning, Liquidity menanggung
dan Sensitivity Market kerugian tersebut
Risk) dengan modal yang
-Bank Syariah dimilikinya. Bagi
Mandiri nasabah yang
memiliki simpanan
dana di BSM tidak
perlu takut dan
khawatir, karena
keamanan dananya
dijamin oleh pihak

22
bank dengan modal
sangat kuat yang
dimilikinya.
Dilihat dari
rasio Kualitas
Aktiva Produktif
(KAP) ini
mencerminkan
bahwa BSM belum
dapat mengelola
aktiva produktif
yang dimilikinya
dengan baik,
karena aktiva
produktif BSM
yang
diklasifikasikan
dalam perhatian
khusus, ratanya
sebesar 5%.
Dilihat dari
rasio Net Operating
Margin (NOM) ini
mencerminkan
bahwa BSM
merupakan bank
syariah yang
memiliki tingkat
profitabilitas sangat
baik. Sehingga bagi
para investor

23
maupun penabung
BSM merupakan
pilihan yang tepat
untuk berinvestasi
maupun
menyimpan dana
yang tidak
produktif.
Dilihat dari
rasio Short Term
Mismatch (STM)
ini mencerminkan
bahwa BSM dapat
memenuhi
kewajiban-
kewajiban jangka
pendeknya tanpa
mengganggu
kebutuhan
likuiditas bagi
nasabahnya.
Sehingga bagi
nasabah BSM tidak
perlu takut dan
khawatir jika
sewaktu-waktu
akan mengambil
dananya, karena
likuiditasnya sangat
kuat.
Dilihat dari

24
rasio Seneitivitas
Terhadap Resiko
Pasar (MR) ini
mencerminkan
bahwa kemampuan
BSM untuk
mengcover risiko
yang muncul akibat
dari perubahan nilai
tukar sangat lemah
dan penerapan
manajemen risiko
pasar yang
diterapkannya tidak
efektif dan tidak
konsisten. Sehingga
BSM sangat
berisiko jika
melakukan
transaksi valuta
asing.
Dilihat dari
keseluruhan rasio
keuangan selama
enam periode
pengamatan ini
mencerminkan
bahwa kondisi
keuangan BSM
tergolong baik
dalam mendukung

25
perkembangan
usaha dan
mengantisipasi
perubahan kondisi
perekonomian dan
industri keuangan.
Serta BSM
memiliki
kemampuan
keuangan yang
memadai dalam
mendukung
rencana
pengembangan
usaha dan
pengendalian risiko
apabila terjadi
perubahan yang
signifikan pada
industri perbankan.

6 - Novi Puspitasari - Populasi yang - Penelitian ini


- Analisis Keuangan Dinamis pada digunakan dalam menggunakan 8
Manajemen Keuangan Bisnis penelitian ini kali simulasi
Asuransi Umum Syariah adalah perusahaan dengan masing-
- Jurnal Manajemen Teknologi asuransi syariah di masing simulasi
Volume 10 Number 2 2011 Indonesia. sebanyak 100
Penetapan sampel kali iterasi.
dilakukan dengan Variabel
metode purposive penggerak
sampling dengan simulasi adalah

26
tiga kriteria, yaitu variabel klaim,
(1) perusahaan kontribusi
terpilih adalah retakaful dan
perusahaan koefisien
asuransi syariah penyesuaian
yang memiliki terhadap deviasi
kriteria sebagai standar dimana
asuransi umum rentang
atau asuransi koefisien
kerugian, (2) penyesuaian
perusahaan terpilih terhadap deviasi
menggunakan standar yang
sistem syariah digunakan
sejak awal atau adalah 0,1–0,5.
sejak perusahaan Penelitian ini
berdiri dan tidak menggunakan
dalam bentuk angka random
divisi/unit usaha komputer
syariah, dan (3) sehingga hasil
perusahaan telah dari simulasi
melakukan praktik merupakan
pemisahan dana. perwujudan dari
Kriteria pertama kondisi yang
ditetapkan karena tidak pasti dan
DFA digunakan menghindarkan
terutama dalam dari unsur
industri asuransi, subyektifitas
khususnya - Berdasarkan
perusahaan hasil simulasi
asuransi umum yang disajikan
(asuransi kerugian) pada Tabel 6

27
sebagaimana yang dapat diketahui
ditulis oleh Eling bahwa dengan
dan Toplek (2007). jumlah simulasi
- Data yang sebayak 8 kali
digunakan dalam dan 100 iterasi
penelitian ini untuk masing-
merupakan data masing simulasi,
sekunder dalam komposisi
bentuk laporan tabarru'-ujrah
keuangan yang yang memiliki
diperoleh dari probabilitas
perusahaan sampel tinggi adalah
penelitian 2007- komposisi
2009. 55,09%:44,91%.
- Penelitian ini Hal ini juga
menggunakan didukung
metode simulasi dengan nilai Z
Monte Carlo. Studi yang tinggi,
analisis keuangan yang
dinamis diawali keseluruhan dari
dengan melakukan hasil simulasi
simulasi untuk memiliki nilai Z
mengetahui di atas 85.
pengaruh variabel Selain itu,
klaim dan kegiatan dengan
retakaful terhadap dilakukannya 8
probabilitas kali simulasi
komposisi tabarru'- dalam jumlah
ujrah. Tahap awal iterasi yang
simulasi ini juga tidak terlalu
akan menghasilkan banyak tersebut

28
suatu komposisi dengan
tabarru'-ujrah yang menghasilkan
dianggap ideal bagi komposisi
perusahaan tabarru'-ujrah
asuransi umum yang konsisten
syariah. Setelah pada setiap
itu, analisis proses simulasi.
dilanjutkan dengan Hal ini bisa
melakukan dimaknai bahwa
simulasi untuk hasil simulasi
mengetahui adalah valid
pengaruh atau sah dan
probabilitas sesuai dengan
komposisi tabarru' pernyataan
ujrah terhadap Taylor III
kinerja keuangan (2001) bahwa
hasil pengelolaan pengesahan
dana peserta hasil simulasi
tabarru' (DPT) dan juga bisa
dana pemegang dilakukan
saham (DPS). dengan
- Kinerja keuangan menjalankan
ini menggunakan model simulasi
ukuran return on untuk periode
investment (ROI) waktu yang
DPT, ROI DPS, singkat atau
return on equity hanya untuk
(ROE) DPS, risk beberapa
based capital percobaan
(RBC) DPT, dan simulasi. Hal ini
cadangan qardhul memungkinkan

29
hasan.Variabel pengguna untuk
input yang membandingkan
digunakan pada hasil-hasil yang
model analisis diperoleh untuk
keuangan dinamis melihat adanya
didasarkan pada ketidaksesuaian.
variabel input yang Berdasarkan
berpengaruh dari hasil
terhadap penentuan simulasi
komposisi tabarru', tersebut,
yaitu klaim dan penelitian ini
kegiatan retakaful menghasilkan
mengacu pada suatu komposisi
hasil penelitian tabarru'-ujrah
Puspitasari (2011). yang ideal pada
komposisi
55,09%:44,91%.
Dengan
komposisi ideal
tersebut,
perusahaan
diharapkan
dapat mengelola
keuangan
dengan cukup
baik, artinya
baik kelompok
DPT dan DPS
memiliki
kecukupan dana
dalam

30
memenuhi hak
dan
kewajibannya
masing-masing.
Setelah
diketahui
komposisi
tabarru'- ujrah
yang memiliki
probabilitas
tinggi dari hasil
simulasi dan
dianggap
sebagai
komposisi yang
ideal bagi
perusahaan,
selanjutnya
dilakukan
analisis
pengaruh
komposisi
tabarru'-ujrah
pada kinerja
DPT dan DPS.
Kinerja DPT
dan DPS ini
menggunakan
ukuran kinerja
keuangan dan
kinerja sosial.

31
Kinerja
keuangan
digunakan
sebagai tolak
ukur penilaian
kondisi
perusahaan.
Penelitian ini
menggunakan
variabel return
on investment
(ROI) yang
diukur untuk
kelompok dana
peserta tabarru'
(DPT) dan dana
pemegang
saham (DPS),
return on equity
(ROE) DPS, dan
risk based
capital (RBC)
DPT. Kinerja
sosial digunakan
untuk melihat
fungsi sosial
perusahaan
dalam konteks
hubungan
perusahaan
dengan peserta

32
asuransi syariah
dengan
menggunakan
ukuran
cadangan
qardhul hasan
yang harus
dimiliki DPS.
Kajian
penelitian ini
tidak hanya
memberikan
masukan kepada
pihak manajer
perusahaan
dalam
pembuatan
keputusan
penetapan
komposisi
tabarru'- ujrah ,
tetapi juga akan
memberikan
suatu saran
praktis dari
dampak
penerapan
pemisahan dana
ini. Penelitian
ini menganalisis
probabilistik

33
variabel input
yaitu retakaful
cost dan klaim
berdasarkan
kategori yang
muncul dari
hasil simulasi.
Analisis
pengaruh
komposisi
tabarru'-ujrah
terhadap kinerja
keuangan dapat
dilakukan pada
beberapa
probabilitas
kategori untuk
variabel
retakaful cost-
klaim yaitu
kategori tinggi-
tinggi, tinggi-
sedang, tinggi-
rendah, sedang-
tinggi, sedang-
sedang, sedang-
rendah, rendah-
tinggi, dan
rendah-rendah.
Berikut adalah
Tabel 7 yang

34
menyajikan
komposisi
tabarru'-ujrah
dan kinerja
keuangan dan
kinerja sosial
dalam beberapa
probabilitas
kategori tersebut
- Penelitian ini
bertujuan untuk
menerapkan
konsep analisis
keuangan
dinamis pada
bisnis asuransi
umum syariah di
Indonesia.
Terdapat dua
tujuan dari
penerapan
analisis
keuangan
dinamis pada
penelitian ini.
Pertama adalah
sebagai alat
keputusan untuk
menentukan
komposisi
tabarru'-ujrah

35
yang ideal bagi
perusahaan
asuransi umum
syariah. Kedua
adalah sebagai
alat untuk
menganalisis
pengaruh
kedinamisan
variabel-klaim
dan kegiatan
retakaful
terhadap
penentuan
komposisi
tabarru'- ujrah
serta
pengaruhnya
terhadap kinerja
keuangan
masing-masing
kelompok dana
pada perusahaan
asuransi umum
syariah.
Kesimpulan
hasil penelitian
ini adalah
sebagai berikut.
Pertama,
penelitian ini

36
mampu
menghasilkan
komposisi
tabarru'-ujrah
yang dianggap
ideal bagi
perusahaan
asuransi umum
syariah yaitu
pada komposisi
55,09%:44,91%.
Dengan
komposisi ideal
tersebut,
perusahaan
diharapkan
dapat mengelola
keuangan
dengan cukup
baik, artinya
baik kelompok
DPT dan DPS
memiliki
kecukupan dana
dalam
memenuhi hak
dan
kewajibannya
masing-masing.
7 - Eko Adi Widyanto - Alat analisis yang - Hasil penelitian
- Analisis Tingkat Kesehatan Dan digunakan adalah menunjukkan

37
Kinerja Keuangan Bank Dengan Rasio CAMEL tingkat
Menggunakan Metode Camel (Capital/CAR, kesehatan dan
(Studi Kasus Pada PT. Bank Mega Asset/PAD, kinerja
Syariah Indonesia Periode 2008- Management, keuangan pada
2010) Earning/ROA dan setiap rasio
- JURNAL EKSIS Vol.8 No.2, BOPO, meski turun naik
Agustus 2012: 2168 – 2357 Liquidity/FDR) namun tetap
sesuai dengan dalam kategori
peraturan baik
perbankan yang (KPMM/CAR).
ditetapkan oleh Kinerja
Bank Indonesia keuangan baik
- Bank Indonesia pada rasio
sebagai Bank Aktiva produktif
Sentral yang
menetapkan bahwa diklasifikasi
untuk menilai (APD) terhadap
tingkat kesehatan Aktiva
suatu bank harus Produktif, PPAP
didasarkan pada yang dibentuk
tiga kriteria rasio terhadap dan
yaitu rasio PPAP yang
likuiditas, wajib dibentuk
rentabilitas/profita juga dalam
bilitas, dan kategori baik.
solvabilitas. Kinerja
Kredibilitas suatu keuangan pada
bank sebagai rasio ROA
lembaga masih dalam
intermediasi secara kategori baik
operasional dapat walaupun tidak

38
dilihat dari stabil (naik dan
kemampuan bank turun). Rasio
tersebut untuk biaya
tumbuh dengan operasional
sehat sekaligus terhadap
kuat. Pengertian pendapatan
sehat dan kuat operasional
menurut acuan (BOPO) pada
teknis perbankan tahun 2008
berdasarkan sebesar 116,25
standar % tidak
internasional dikaji memenuhi
atas indikator- ketentuan Bank
indikator CAMEL Indonesia, yaitu
(Capital, Asset biaya
Quality, operasional
Management, tidak lebih dari
Earning Capacity 93,52 %. Ini
serta Liquidity) berarti biaya
meliputi segi operasional pada
permodalan, tahun 2008 lebih
kualitas aktiva tinggi dari pada
produktif, pendapatan
manajemen bank, operasionalnya.
rentabilitas dan Dan rasio yang
likuiditas terakhir adalah
keuangan. FDR tidak
- PT Bank Mega memenuhi
Syariah Indonesia ketentuan Bank
dengan melakukan Indonesia, yang
analisis rasio seharusnya tidak

39
keuangan pada lebih dari
pada tahun 2008, 94,755%
2009 dan2010 - Kinerja
keuangan baik
pada rasio
Kewajiban
Penyediaan
Modal
Minimum
(KPMM/CAR).
PT. Bank Mega
Syariah
Indonesia pada
rasio ini
memenuhi
ketentuan Bank
Indonesia setiap
tahunnya
walaupun turun
naik.
- Kinerja
keuangan baik
pada rasio
Aktiva produktif
yang
diklasifikasi
(APD) terhadap
Aktiva
Produktif, pada
rasio ini PT.
Bank Mega

40
Syariah
Indonesia
memenuhi
ketentuan Bank
Indonesia setiap
tahunnya dan
mengalami
kenaikan tiap
tahunnya. Rasio
PPAP yang
dibentuk
terhadap PPAP
yang wajib
dibentuk juga
memenuhi
ketentuan Bank
Indonesia setiap
tahunnya
meskipun
bertolak
belakang dengan
rasio APD yakni
mengalami
penurunan tiap
tahunnya.
- Kinerja
keuangan baik
pada rasio ROA
pada tahun
2008, 2009, dan
2010 telah

41
memenuhi
ketentuan Bank
Indonesia
walaupun tidak
stabil (naik dan
turun). Rasio
biaya
operasional
terhadap
pendapatan
operasional
(BOPO) pada
tahun 2008
sebesar 116,25
% tidak
memenuhi
ketentuan Bank
Indonesia, yaitu
biaya
operasional
tidak lebih dari
93,52 %. Ini
berarti biaya
operasional pada
tahun 2008 lebih
tinggi dari pada
pendapatan
operasionalnya.
- Rasio FDR pada
Bank Mega
Syariah

42
Indonesia dari
tahun 2008,
2009, dan 2010
tidak memenuhi
ketentuan Bank
Indonesia, yang
seharusnya tidak
lebih dari
94,755%
8 - M. Mansoor Khan, M. Ishaq - Islamic paradigm - Mengarahkan
Bhatti, of borrowing, perhatian dunia
- Development in Islamic banking: lending and terhadap
a financial risk‐allocation investment. perkembangan
approach", - menyajikan model yang tak
- The Journal of Risk Finance, konseptual dan tertandingi di
(2008) Vol. 9 Iss: 1, pp.40 - 51 praktek perbankan perbankan
Islam. Ini syariah,
mencakup isu-isu infrastruktur dan
terkait lainnya lembaga
selama penunjang
perkembangan dalam beberapa
terbaru perbankan tahun terakhir.
syariah di seluruh tulisan ini
dunia. mengartikulasik
an kasus
perbankan Islam
dengan cara
yang sangat
komprehensif
dan efektif. Ini
menggambarkan

43
perbankan
syariah sebagai
suatu disiplin
yang
berkembang
menambahkan
alat yang lebih
etis, kompetitif
dan beragam
dan sistem
dalam keuangan
global. Ini
menyoroti
paradigma, teori
dan praktek,
prestasi,
perangkap dan
prospek masa
depan
perbankan
syariah.
- Penelita ini
mengamati
bahwa
perbankan Islam
ntelah membuat
kemajuan belum
pernah terjadi
sebelumnya
dalam beberapa
tahun terakhir.

44
Timur Tengah,
Asia Selatan dan
benua India
telah muncul
sebagai hub
perbankan
syariah.
regulator
konvensional
Barat dan
investor dan
agen lainnya
juga telah
menunjukkan
minat yang lebih
besar dan sikap
reseptif terhadap
perbankan
syariah.
Meskipun
semua ini,
perbankan
syariah telah
menghadapi
beberapa
masalah inti dan
tantangan yang
akan memiliki
dampak yang
mendalam pada
pertumbuhan

45
dan
perkembangan
masa depan.
9 - Yahia Abdul-Rahman Permasalahan yang LARIBA
- Islamic Instruments For Managing dihadapi oleh manajer Perbankan dan
Liquidity Islam (LARIBA) bank lembaga
- International Journal of Islamic bahwa ia / dia harus pembiayaan harus
Financial Services Vol. 1 No.1 membuat pilihan mulai
antara investasi mengkhususkan
idle cash bank dalam diri dalam layanan
tersedia RIBA jangka perbankan tertentu
pendek instrumen di abad 2Ist.
pasar uang dan Di masa lalu, bank
mendapatkan RIBA LARIBA Islam
kembali atau telah melayani
melupakan pelanggan mereka
bunga / return RIBA, dalam banyak
Dalam rangka untuk kapasitas gabungan
menghindari dilema berikut:
ini resor manager a. Investasi
untuk satu atau lebih langsung &
hal berikut Penawaran Makers
Pilihan tergantung di Perusahaan
papan Syariah Investasi:
lembaga: Ini telah
• Menolak untuk menciptakan
mengambil bunga. banyak volatilitas
• Terima bunga dan dan ketidakstabilan
menggunakannya dalam sistem
untuk tujuan amal LARIBA di abad
berdasarkan pada ke-20. Kita harus

46
fatwa (pendapat memperbaiki itu.
hukum Islam) yang Pengalaman
dikeluarkan oleh menyedihkan dan
beberapa menyakitkan dari
ulama. apa yang terjadi di
• Berinvestasi dalam Mesir dan BCCI
emas dan / atau logam tidak boleh
mulia "cash & carry" diizinkan untuk
kontrak forward. Ini terjadi lagi.
didasarkan pada Kerusakan yang
LIBOR / LlBID ditopang oleh
tarif. sistem perbankan
• Melacak peluang Islam telah
bunga pasar uang yang disebarkan ke
hilang dan berikut
mendapatkan imbalan tiga generasi di
oleh bank RIBA banyak negara.
terlibat dalam b. Retail Bank
hal pelayanan dan LARIBA:
fasilitas bebas bunga Lembaga-lembaga
untuk mengimbangi ini harus fokus
kepentingan hilang. pada penyediaan
Di atas adalah daftar layanan perbankan
langkah-langkah biasa yang
"darurat" yang diambil dibutuhkan oleh
oleh banyak bank masyarakat dengan
Islam LARIBA untuk mata
meminimalkan pada pembangunan
kerugian mereka di kembali
dibandingkan dengan masyarakat
rekan-rekan RIBA menggunakan

47
mereka. Sementara model LARIBA.
beberapa dari langkah- Contohnya adalah:
langkah ini mungkin pembiayaan usaha
tidak akan diizinkan kecil di
secara hukum dari masyarakat,
syariah a tinggal keluarga
sudut pandang, tunggal,
mereka harus pembiayaan
dipandang sebagai konstruksi,
tindakan sementara penyewaan mobil
membuka jalan bagi dan pembiayaan
produk Islam perdagangan
LARIBA asli jangka pendek.
yang akan Sebagai tambahan,
memungkinkan para bank ritel tersebut
bankir LARIBA di harus melayani
masa depan untuk kebutuhan investasi
mengikuti semangat / tabungan
serta surat hukum masyarakat dengan
Islam (syariah), produk disesuaikan
tanpa mengorbankan agar sesuai dengan
daya saing di pasar risiko rendah
keuangan. Ini adalah kebutuhan kecil
tugas dari Islam saver / investor.
(LARIBA) bankir Instrumen yang
untuk dihasilkan oleh
mengembangkan bank-bank tersebut
dan / atau menemukan dapat dikemas
produk keuangan dalam portofolio
Islam LARIBA yang dapat
menguntungkan digunakan sebagai

48
tersebut. dasar
instrumen jangka
pendek yang
dibahas di atas
serta pasar modal
LARIBA.
c. Grosir Bank
LARIBA:
Ini akan dirancang
untuk melayani
menengah dan
ukuran besar
lembaga dan
perusahaan serta
tinggi
kekayaan bersih
penabung /
investor. Mereka
harus dirancang
untuk membantu
menyediakan
likuiditas untuk
LARIBA ritel yang
lebih kecil
unit perbankan.
d. "Mega" Bank
Regional LARIBA:
Ini akan melayani
daerah dan
menyediakan
likuiditas bagi bank

49
Grosir di atas.
e. Lembaga
Perbankan
Investasi LARIBA:
Ini harus fokus
pada kegiatan
perbankan investasi
menggunakan cara
LARIBA,
Contohnya adalah
seperti mengambil
Musyarakah
Penawaran umum,
mengatur obligasi
Islam dan
mengorganisir
penawaran
investasi langsung
yang terstruktur
cara LARIBA.
entitas ini adalah
yang paling penting
dalam
mengembangkan
Pasar Uang Reksa
Dana melalui
pengetahuan dari
instrumen pasar
modal yang
tersedia serta
ketersediaan

50
berbagai instrumen
jangka pendek di
pasar.
f. Lembaga Broker
LARIBA:
Ini akan terlibat
dalam identifikasi,
memilah, dan
perakitan instrumen
jangka pendek yang
tersedia
(Seperti penawaran
BBA -Bai Bi
Thamanin Aaajil -
Murabaha atau
penawaran
Mudarabah). Selain
itu, akan
memasarkan
instrumen seperti
dan produk yang
dihasilkan oleh
bankir investasi
yang disebutkan di
atas.
Lembaga-lembaga
tersebut dapat
bertindak secara
simultan untuk
memproduksi,
paket, dan

51
portofolio pasar
dari instrumen
keuangan LARIBA
untuk memenuhi
kebutuhan risiko /
return mayoritas
investor mencari
alternatif instrumen
perbankan RIBA.
Pemberitahuan Ihat
ceruk pasar yang
lembaga tersebut
akan melayani
ditandai, dengan
risiko profil /
pulang
ia menawarkan
melalui portofolio
sekuritas tersebut.
Dalam hal ini,
mereka dapat
menghasilkan
volume dan
likuiditas dengan
menarik
nonMuslim
serta klien Muslim.
Tanpa pemasaran
tersebut untuk
sejumlah besar
investor, impian

52
LARIBA
reksadana pasar
uang tidak dapat
direalisasikan
sepenuhnya
10 - Mehdi Sadeghi - Methodology to - Penelitian ini
- Financial Performance of Shariah- estimate mean meneliti dampak
Compliant Investment: Evidence cumulative dari pengenalan
from Malaysian Stock Market abnormal returns indeks Syariah
- International Research Journal of (MCARs) (SI) oleh Bursa
Finance and Economics ISSN - Dampak dari Malaysia pada
1450-2887 Issue 20 (2008) pengenalan syariah kinerja dan
EuroJournals Publishing, Inc. Indeks (SI) oleh likuiditas saham
2008 Bursa Malaysia disertakan.
http://www.eurojournals.com/fina pada kinerja dan Kami
nce.htm likuiditas saham menggunakan
disertakan metodologi
- Data untuk studi peristiwa
penelitian ini terdiri untuk
dari harga saham memperkirakan
harian, bid-ask rata-rata
spread dan volume abnormal return
perdagangan untuk kumulatif pada
188 perusahaan hari-hari sekitar
publik dalam acara tersebut.
sampel kami, yang Kami juga
dikumpulkan dari menyelidiki
DataStream. Sisa perubahan
data, seperti rincian likuiditas saham
perusahaan yang termasuk
awalnya termasuk dengan

53
dalam indeks, telah membandingkan
dikumpulkan dari persentase
Bursa Malaysia. perubahan bid-
Jumlah perusahaan ask spread dan
yang awalnya - Volume
termasuk dalam SI transaksi setelah
adalah 276. acara, untuk
Namun, karena periode dasar
kurangnya data sebelum acara.
atau perdagangan Temuan kami
jarang, kita harus menyediakan
menghilangkan 88 bukti
perusahaan dari - signifikan
kumpulan data abnormal return
kami. negatif dari 15
hari sebelum
acara untuk 15
hari setelah
acara. Kita juga
menemukan
persentase
penurunan yang
signifikan dalam
bid-ask spread
selama interval
waktu yang
sama. Namun,
lebih dari waktu
yang lebih lama
abnormal return
kumulatif

54
menjadi positif
dan
meningkatkan
dari waktu ke
waktu.
Diperkirakan
MCARs yang
kuat untuk
langkah-langkah
alternatif uji
signifikansi
statistik.
Perubahan bid-
ask menyebar
juga menjadi
positif dan
meningkat lebih
dari waktu yang
lebih lama.
Perubahan
volume
perdagangan
telah secara
konsisten positif
baik dalam
jangka pendek
dan dalam
jangka panjang.
Berdasarkan hal
tersebut
Temuan, kami

55
telah
menyimpulkan
bahwa, reaksi
pasar terhadap
pengenalan SI
telah umum
positif.
Kesimpulan ini
dibuat,
meskipun
negatif berarti
abnormal return
kumulatif yang
kami temukan di
segera sebelum
dan setelah hari
acara, dan
kenaikan bid-
ask spread pada
periode lebih
lama setelah
acara. Dalam
pandangan
kami, perubahan
positif di bid-
ask spread,
meskipun
peningkatan
substansial
dalam volume
perdagangan

56
dalam jangka
panjang akan
dikaitkan
dengan
peningkatan
risiko likuiditas
dan informasi
asimetris biaya
sekitar periode
event. Menurut
model adverse
selection, jika
pembuat pasar
tidak bisa
membedakan
antara pedagang
informasi dan
kurang
informasi di
pasar, mereka
menafsirkan
peningkatan
volume
perdagangan
sekitar hari
acara sebagai
sinyal kabar
baik, merevisi
bid-ask spread
ke atas mereka.
Hal ini karena

57
mereka
menduga bahwa
pedagang
informasi
mencoba untuk
menggunakan
informasi ini
untuk membuat
uang di biaya
mereka.
Akibatnya,
peningkatan
bid-ask spread
tidak ditafsirkan
sebagai indikasi
penurunan
likuiditas pasar,
bukan karena
reaksi para
pelaku pasar
'untuk
meningkatkan
informasi
asimetris. Studi
kami dapat
diperpanjang
dalam hal
penelitian lebih
lanjut. Salah
satu
kemungkinan

58
perpanjangan
saat ini
penelitian ini
adalah untuk
menguji dampak
dari
penambahan
dan
penghapusan
saham untuk
Sharaih Indeks
ketika indeks ini
diperbarui pada
bulan April dan
Oktober setiap
tahun.
Berdasarkan
temuan dari
makalah ini,
penambahan
baru saham
untuk SI dalam
interval semi-
tahunan ini
diharapkan
dapat
meningkatkan
kembali dan
likuiditas saham
tersebut,
sementara

59
penghapusan
saham lama dari
indeks ini
diharapkan
dapat
mengurangi
mereka kembali
dan likuiditas.
Sebuah
perpanjangan
dari penelitian
ini adalah untuk
mengetahui
dampak dari
FTSEBursa baru
diperkenalkan
Malaysia Indeks
Syariah Emas
dan FTSE Bursa
Indeks Syariah
Hijrah Malaysia
pada keuangan
kinerja efek
yang termasuk
dalam indeks
ini. Berbeda
dengan SI,
indeks ini
diperdagangkan.
Ebagai sebuah
hasil dan

60
pengenalan
mereka
diharapkan
memiliki
dampak yang
kuat pada
kinerja dan
likuiditas saham
disertakan.

61
Penutup
Kesimpulan
1. Resiko yang melekat pada aktivitas fungsional bank syariah dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga jenis resiko, yaitu risiko pembiayaan, risiko
pasar, dan risiko operasional. karakter manajemen risiko pada bank Islam, 2)
Identifikasi Risiko, 2) Antisipasi Risiko, 3) Penilaian Risiko, 4) Monitoring
Risiko, 5) Identifikasi Risiko.
2. Islamic Financial Services Board (IFSB) telah merumuskan prinsip-prinsip
manajemen risiko bagi bank dan lembaga keuangan yang berprinsip syariah.
Dalam pelaksanaannya, proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan
pengendali risiko memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Pemetaan Risiko
Bisnis, 2. Alat Modeling, 3. Teknik mengidentifikasi dan menilai risiko, 4.
Peran Internet/Intranet. Jenis manajemen risiko yang terkait erat dengan
peran DPS adalah risiko reputasi yang selanjutnya berdampak pada displaced
commercial risk, seperti resiko likuiditas dan resiko lainnya.
3. PBI Nomer 13/23/PBI/2011 tentang Penerapan Manajemen Resiko bagi Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Terdapat sepuluh jenis risiko yang
dihadapi bank Islam, yaitu: risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko
operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategis, risiko kepatuhan,
risiko imbal hasil, dan risiko investasi. Delapan risiko pertama merupakan
risiko umum yang juga dihadapi oleh bank konvensional. Sedangkan dua
risiko terakhir merupakan risiko unik yang khusus dihadapi oleh bank Islam.

62
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Arifin, Zainul “Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah”. Edisi Revisi. Jakarta:
Azkia Publisher, 2009
Departemen Agama Republik Indonesia, “Al-Qur’an dan Terjemahannya”,
Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, 2008), h.799.
Karim, Adiwarman A. “Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan”, Cet. 3.
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006, h. 260
Khan, Tariqullah dan Habib Ahmed. “Manajemen Risiko : Lembaga Keuangan
Syariah”, terjemahan Ikhwan Abidin Basri, Jakarta: Bumi Aksara, Cet.I,
2008
Nawawi, Ismail “Perbankan Syariah Issu-issu Manajemen Fiqh Mu’amalah
pengkayaan Teori Menuju Praktik”, Jakarta: CV. Dwiputra Pustaka Jaya,
2012
Siswanto. Ely, Sulhan, “Manajemen Bank Konvensional dan Syariah”, Cet. I,
Malang: UIN-Malang Press, 2008, h. 151-15
Tampubolon, Rober.t “Risk Management ,Manajemen Risiko:Pendekatan
Kualitatif untuk Bank Komersial”, Jakarta: PT Elex Media Komputindo,
2006
Internet
Agustianto, “Dewan Pengawas Syariah Dan Manajemen Risiko Bank Syariah”
http://www.dakwatuna.com/2014/08/22/56114/dewan-pengawas-syariah-
dan-manajemen-risiko-bank-syariah/#ixzz4OBhFe93a diakses pada 25
Oktober 2016
http://www.jtanzilco.com/main/index.php/component/content/article/1-kap-
news/381-
penerapanmanajemenrisikobagibankumumsyariahdanunitusahasyariah
diakses pada tanggal 25 Oktober 2016
William Tanumihardja, “Manajemen Resiko Bank Syariah”,
https://www.academia.edu/12621353/Manajemen_Resiko_Bank_Syariah
di akses pada tanggal 25 Oktober 2016
www.ifsb.org diakses pada tanggal 25 Oktober 2016

63
Jurnal
Hussain, Hameeda Abu and Jasim Al-Ajmi, “Risk management practices of
conventional and Islamic banks in Bahrain” Department of Economics
and Finance, University of Bahrain Sekheer, Bahrain
Khalid, Sania and Shehla Amjad, “Risk management practices in Islamic banks of
Pakistan” COMSATS Institute of Information Technology, Abbottabad,
Pakistan
Khan, M. Mansoor M. Ishaq Bhatti, “Development in Islamic banking: a
financial risk‐allocation approach", The Journal of Risk Finance, (2008)
Vol. 9 Iss: 1, pp.40 – 51
Kusumo, Yunanto Adi, “Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri
Periode 2002 – 2007 (dengan Pendekatan PBINo. 9/1/PBI/2007)” Jurnal
Ekonomi Islam La_Riba, Vol. II, No. 1, Juli 2008
Luthfia, Nadia. “Analisis Strategi Penerapan Manajemen Risiko Pembiayaan Pada
Microfianance Syariah Di Bmt Mitrass Bandung” Spesia Unisba
Bandung Vol 1, No 1, Prosiding Keuangan & Perbankan Syariah
(Februari 2015)
Puspitasari, Novi. “Analisis Keuangan Dinamis pada Manajemen Keuangan
Bisnis Asuransi Umum Syariah”, Jurnal Manajemen Teknologi Volume
10 Number 2 2011
Rahman, Yahia Abdul. “Islamic Instruments For Managing Liquidity”
International Journal of Islamic Financial Services Vol. 1 No.1
Sadeghi, Mehdi. “Financial Performance of Shariah-Compliant Investment:
Evidence from Malaysian Stock Market”, International Research Journal
of Finance and Economics ISSN 1450-2887 Issue 20 (2008)
EuroJournals Publishing, Inc. 2008
http://www.eurojournals.com/finance.htm

64
Shaikh, Salman and Amanat Jalbani,”Risk Management in Islamic and
Conventional Banks: A Differential Analysis” Journal of Independent
Studies & Research, Szabist, Karachi Desember 2008
Widyanto, Eko Adi. “Analisis Tingkat Kesehatan Dan Kinerja Keuangan Bank
Dengan Menggunakan Metode Camel (Studi Kasus Pada PT. Bank Mega
Syariah Indonesia Periode 2008-2010)”, JURNAL EKSIS Vol.8 No.2,
Agustus 2012: 2168 – 2357

65

Anda mungkin juga menyukai