Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah pasar modal
Di Susun Oleh :
Muhamad Iqbal
Ridwan Alamsyah
Salsa Dila
Sukma Permana
Yana Yulio
2020-2021
ABSTRAK
ABSTRACK
Islamic banks will always face various types of risks with varying
complexity and are inherent in their business activities. Thus, the implementation
of risk management in Islamic banking is very urgent to be implemented in order
to identify, measure, and control the various risks that will be faced. The
discussion paper will discuss in more depth related to risk management in Islamic
banking in Indonesia in theory and its implementation. Discussion on the
importance of risk management in Islamic banking, the types and characteristics
of the risk of Islamic banks, supervision of risk in Islamic banks, and operations in
Islamic banks.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bisnis adalah suatu aktivitas yang selalu berhadapan dengan risiko dan
return. Bank syariah adalah salah satu unit bisnis. Dengan demikian, bank syariah
juga akan menghadapi risiko manajemen bank itu sendiri. Bahkan kalau dicermati
secara mendalam, bank syariah merupakan bank yang sarat dengan risiko. Karena
dalam menjalankan aktivitasnya banyak berhubungan dengan produk-produk bank
yang mengandung banyak risiko seperti produk mudharabah, musyarakah, dan
sebagainya. Oleh karenanya para pejabat bank syariah harus dapat mengendalikan
risiko seminimal mungkin dalam rangka untuk memperoleh keuntungan yang
optimum.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Risiko dalam bisnis tidak dapat ditiadakan, namun hanya bisa dikelola saja
sehingga dapat meminimalkan dampak dari risiko tersebut. Islam memandang
bahwa risiko merupakan sebuah sunnatullah dalam sebuah bisnis, konsep dalam
Islam menjelaskan bahwa setiap manusia hendaknya memperhatikan apa yang
telah diperbuat pada masa lalu untuk merencanakan hari esok dengan tujuan
meminimalkan risiko agar lebih baik dari hari kemaren. Hal ini sesuai dengan
alQur’an Surat Al-Hasyr:18
ٌ ظرْ َن ْف
ْ س مَّا َق َّد َم
ت َّ ٰ ٰ ٰٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُنوا ا َّتقُوا
ُ ّللا َو ْل َت ْن
َّ ٰ َّّللا ۗاِن
ّللا َخ ِب ْي ٌر ِۢب َما َتعْ َملُ ْو َن َّ ٰ لِ َغ ٍۚد َوا َّتقُوا
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah
dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah maha teliti
terhadap apa yang kamu kerjakan.1
1
Departemen Agama Republik Indonesia, “Al-Qur’an dan Terjemahannya”, Jakarta: Yayasan
Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, 2008), h.799.
3
investment manager) akan sangat menentukan kualitas usahanya sebagai lembaga
intermediary dan kemampuannya menghasilkan laba.
1. Jenis Risiko
2. Karakter
1. Identifikasi Risiko
2
Adiwarman A. Karim, “Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan”, Cet. 3. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2006, h. 260
4
Identifikasi risiko yang dilakukan dalam bank Islam tidak
hanya mencakup berbagai risiko yang ada pada banl-bank pada
umumnya, melainkan juga meliputi risiko yang khas hanya ada pada
bank-bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah. Dalam hal ini,
keunikan bank islam terletak pada enam hal:
3. Antisipasi Risiko
Antisipasi risiko dalam bank bertujuan untuk :
a. Preventive. Dalam hal ini, bank islam memerlukan persetujuan
DPS untuk mencegah kekeliruan proses dan transaksi dari
aspek syariah. di samping itu, bank islam juga memerlukan
opini bahkan fatwa DSN bila Bank Indonesia memandang
persetujuan DPS belum memadai atau berada di luar
kewenangannya.
b. Detective. Pengawasan dalam bank Islam meliputi dua aspek,
yaitu aspek perbankan oleh Bank Indonesia dan aspek syariah
oleh DPS.
c. Recovery. Koreksi atas suatu permasalahan dapat melibatkan
Bank Indonesia untuk aspek perbankan dan DSN untuk aspek
syariah.
5
4. Monitoring Risiko
Aktivitas dalam bank Islam tidak hanya meliputi manajemen bank
Islam, tetapi juga melibatkan Dewan Pengawas Syariah.3
2. Alat Modeling
3
Adiwarman A. Karim, “Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan”, h. 256-259
6
Alat modeling ini akan memudahkan para manajer untuk
mengelola ketidakpastian. Analisis scenario dan model proyeksi
merupakan model yang paling sering digunakan.
3. Teknik mengidentifikasi dan menilai risiko
4. Peran Internet/Intranet
4
Robert Tampubolon, “Risk Management ,Manajemen Risiko:Pendekatan Kualitatif untuk Bank
Komersial”, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2006, cet. Ke-3, h. 105-108
7
a. Identifikasi risiko, dilaksanakan dengan melakukan analisis
terhadap karakteristik risiko yang melekat pada aktivitas
fungsional, risiko terhadap produk dan kegiatan usaha.
b. Pengukuran risiko, dilaksanakan dengan melakukan evaluasi
secara berkala terhadap kesesuaian asumsi, sumber data dan
prosedur yang digunakan untuk mengukur risiko.
Penyempurnaan terhadap system pengukuran risiko dilakukan
apabila terdapat perubahan kegiatan usaha, produk, transaksi
dan factor risiko yang bersifat material.
c. Pemantau risiko, dilaksanakan dengan melakukan evaluasi
terhadap eksposure risiko. Penyempurnaan proses pelaporan
terhadap perubahan kegiatan usaha, produk, transaksi, faktor
risiko, teknologi informasi dan system informasi manajemen
yang berifat material.5
Dalam hal ini Islamic Financial Services Board (IFSB) telah merumuskan
prinsip-prinsip manajemen risiko bagi bank dan lembaga keuangan yang
berprinsip syariah. Disebutkan bahwa bahwa kerangka manajemen risiko lembaga
keuangan syariah mengacu pada Basel Accord II, (yang juga diterapkan
perbankan konvensional) dan disesuaikan dengan karakteristik lembaga keuangan
dengan prinsip syariah.
5
Siswanto. Ely, Sulhan, “Manajemen Bank Konvensional dan Syariah”, Cet. I, Malang: UIN-Malang
Press, 2008, h. 151-15
8
Bank syariah juga harus menghadapi risiko-risiko lain yang unik
(khas).Risiko unik ini muncul karena isi neraca bank syariah yang berbeda dengan
bank konvensional. Dalam hal ini pola bagi hasil (profit and loss sharing) yang
dilakukan bank syariah menambah kemungkinan munculnya risiko-risiko lain.
Jenis manajemen risiko yang terkait erat dengan peran DPS adalah risiko
reputasi yang selanjutnya berdampak pada displaced commercial risk, seperti
resiko likuiditas dan resiko lainnya. Jika peran DPS tidak optimal dalam
melakukan pengawasan syariah terhadap praktik syariah sehingga berakibat pada
pelanggaran syariah complience, maka citra dan kredibilitas bank syariah di mata
masyarakat menjadi negatif, sehingga dapat menurunkan kepercayaan masyarakat
6
Tariqullah, Khan, Habib Ahmed, “Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah” terjemahan
Ikhwan Abidin Basri, Jakarta: Bumi Aksara, Cet.I, 2008,. h.23
9
kepada bank syariah bersangkutan. Hal inilah yang dikatakan oleh Shanin A.
Shayan CEO and Board Member of Barakat Foundation “The biggest risk facing
the global Financial System is not a fall in its earning power but most importantly
a loss of faith and credibility on how it works” Jadi menurutnya resiko terbesar
menghadapi system keuangan global bukanlah kesalahan tentang kemampuan
menciptakan laba, tetapi yang lebih penting adalah kehilangan kepercayaan dan
kredibilitas tentang bagaimana operasional kerjanya.7
7
Agustianto, “Dewan Pengawas Syariah Dan Manajemen Risiko Bank Syariah”
8
William Tanumihardja, “Manajemen Resiko Bank Syariah”
10
umum yang juga dihadapi oleh bank konvensional. Sedangkan dua risiko terakhir
merupakan risiko unik yang khusus dihadapi oleh bank Islam.9
a. Risiko Kredit
b. Risiko Pasar
c. Risiko Likuiditas
d. Risiko Operasional
e. Risiko Hukum
9
Pasal 5 Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/23/PBI/2011 Tentang Penerapan Manajemen
Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah,
11
menghadapi risiko yang berhubungan dengan proses dokumentasi dan
pelaksanaan hukum.
f. Risiko Reputasi
g. Risiko Strategi
h. Risiko Kepatuhan
12
j. Risiko Investasi (Equity Investment Risk)
10
Ismail Nawawi, “Perbankan Syariah Issu-issu Manajemen Fiqh Mu’amalah pengkayaan Teori
Menuju Praktik”, Jakarta: CV. Dwiputra Pustaka Jaya, 2012, h. 627
13
Dalam pelaksanaannya, proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pengendalian risiko memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
14
Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit
Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko
Sistem pengendalian intern yang menyeluruh
11
Tariqullah Khan dan Habib Ahmed. “Manajemen Risiko : Lembaga Keuangan Syariah”,
terjemahan Ikhwan Abidin Basri, Jakarta: Bumi Aksara, Cet.I, 2008, h.13.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Resiko yang melekat pada aktivitas fungsional bank syariah
dapatdiklasifikasikan ke dalam tiga jenis resiko, yaitu risiko pembiayaan, risiko
pasar, dan risiko operasional. karakter manajemen risiko pada bank Islam,
2)Identifikasi Risiko, 2) Antisipasi Risiko, 3) Penilaian Risiko, 4)
MonitoringRisiko, 5) Identifikasi Risiko.
Islamic Financial Services Board (IFSB) telah merumuskan prinsip-prinsip
manajemen risiko bagi bank dan lembaga keuangan yang berprinsip syariah.
Dalam pelaksanaannya, proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan
pengendali risiko memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Pemetaan
RisikoBisnis, 2. Alat Modeling, 3. Teknik mengidentifikasi dan menilai risiko,
4.Peran Internet/Intranet. Jenis manajemen risiko yang terkait erat dengan peran
DPS adalah risiko reputasi yang selanjutnya berdampak pada
displacedcommercial risk, seperti resiko likuiditas dan resiko lainnya.
PBI Nomer 13/23/PBI/2011 tentang Penerapan Manajemen Resiko bagi
BankUmum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Terdapat sepuluh jenis risiko yang
dihadapi bank Islam, yaitu: risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas,
risikooperasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategis, risiko
kepatuhan,risiko imbal hasil, dan risiko investasi. Delapan risiko pertama
merupakanrisiko umum yang juga dihadapi oleh bank konvensional. Sedangkan
duarisiko terakhir merupakan risiko unik yang khusus dihadapi oleh bank Islam.
16
DAFTAR PUSTAKA
17