Copyright © 2021
Abstract: For Syariah, financing is the largest proceeds on one hand, yet-on the
other hand-it poses the biggest risk due to its non-performing loans since they
prone to not only decrease the banks’ total income but also put the banks’ CAR
(capital adequacy ratio) at risk, which might eventually jeopatdize the
customers. With respect to this, it is essential that risk management be present
in Syariah bank in order to identify, measure, monitor, and control risk level
tolerable in the business activities. Embracing this risk management will
mitigate risks by putting compatibility to Syariah principles into consideration.
masyarakat dan menyalurannya kepada lain dalam lalu lints pembayaran serta
masyarakat berupa pembiayaan dengan peredaran uang yang beroperasi
sistem bagi hasil yang berdasakan disesuaikan dengan prinsip – prnsip
ketentuan-ketetuan syariat Islam. syariah. Undang-undang No. 7 tahun
Sistem bagi hasil merupakan sistem di 1992 tentang Perbankan, Pasal 1 angka
mana dilakukannya perjanjian atau 1: Bank adalah badan usaha yang
ikatan bersma di dalam melakukan menghimpun dana dari masyarakat
kegiatan usaha. (Ii n.d.) dalam dalam bentuk simpanan, dan
Di dalam usaha tesebut menyalurkannya kepada masyarakat
diperjanjikan adanya pembagian hasil dalam rangka meningkatkan taraf
atas keuntungan yang di dapat antara hidup rakyat banyak. Undang-undang
kedua belah pihak atau lebih. Bai hasil nomor 21 tahun 2008 tentang
adalh bentuk return (perolehan perbankan Syariah selanjutnya disebut
aktivitas usaha) dari kontrak investasi dengan Undang Undang Perbankan
dari waktu ke watu, tidak pasti dan tdak Syariah. Seperti halnya bank
tetap pada bank Islam. Besar kecilnya konvensional, bank syariah berfungsi
perolehan kembali itu tergantung pada juga sebagai lembaga intermediasi
hasil usha yang benar-benar dipeoleh (intermediary institution), yaitu
bank Islam. Dalam sistem pebankan berfungsi menghimpun dana dari
Islam bagi hasil merupakan suatu masyarakat dan menyalurkan kembali
mekanisme yang dilakukan oleh bank dana-dana tersebut kepada masyarakat
Islam (mudharib) dalam upaya yang membutuhkannya dalam bentuk
mmperoleh hasil dan mebagikannya pembiayaan. (Octavani and Rizky n.d.)
kemali kepada para pemilik dana Bank syariah adalah bank yang
(shahibul maal) sesuai kontrak yang beroperasi sesuai dengan prinsip-
disepakati di awal bersama. Besarnya prinsip syariah Islam, maksudnya
penetan porsi bagi hasil antra kedua adalah bank yang dalam operasinya
belah pihak ditentuan kesepakatan dan mengikuti ketentuan-ketentuan syariah
harus terjadi dengan adanya kerelaan Islam, khususnya yang menyangkut tata
(At-Tarodhim) oleh masig-masing pihak cara bermuamalah secara Islam.
tanpa adanya paksaan. Perbankan Kegiatan bank syariah dalam hal
syariah terdiri dari bank umum syariah penentuan harga produknya sangat
dan bank konvensional yang berbeda dengan bank konvensional.
mempunyai unit usaha syariah da bank Penentuan harga bagi bank syariah
pembiayaan rakyat. (Ii and Risiko didasarkan pada kesepakatan antara
2006) bank dengan nasabah penyimpan dana
Pada umumnya yang dimaksusd sesuai dengan jenis simpanan dan
dengan bank syariah adalah lembaga jangka waktunya, yang akan
keuangan yang usaha pokoknya menentukan besar kecilnya porsi bagi
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa
Dalam konteks teori keuangan, risiko. Informasi yang jelas dan akurat
kaidah fikih “al ghunmu bil ghurni” disertai pemahaman yang baik atas
tersebut dikenaldengan istilah “risk profil risiko pembiayaan dalam
return trade off” artinya makin besar manajemen risiko perbankan syariah
umba hasil yang kita harapkan,maka akan mampu memitigasi risiko dan
makin besar pula risiko yang kita menentukan kesehatan perbankan
tanggung. Sebaliknya, makin besar syariah dan system keuangan. Profil
risiko yang kita tanggung, berbeda risiko pembiayaan secara umum
halnya jika bank menerapkan ditunjukkan dengan indicator tingkat
manajemen risiko yang tepat Selama pembiayaan bermasalah atau non
proses seleksi debtu dan dalam performing financing/ NPF. Penanganan
penetapan haga berdasarkan profil risiko dalam manajamen risiko dalam
risiko debitur. Dengan penerapan manajemen risiko dilakukan dengan
manajemen isiko, bank islam akan mendapatkan informasi profil risiko
dengan mudah mengenali risiko, pmbiayaan. Utami dan Muslikhati
mengambil risiko tersebu dan (2019) menyatakan bahwa indicator
mentranfomasinya menjadi peluang non performing financing (NPF)
bisnis. (No Title ال ب ترولn.d.) mempengauhi secara signifikan
terhadap tingkat likuiditas dan
C. Profil Risiko Pembiayaan Bank kesehatan pada perbankan syariah.
Syariah. (Novindra Idroes 2011)
Indsutri perbankan memiliki peran Peningkatan aktivitas pembiayaan
penting sebagai intermediasi sekaligus oleh perbankan syariah tidak lepas dari
katalisator aktivitas ekonomi suatu kebijakan internal bank syariah dan
Negara. Perbankan memfasilitasi dan kebijakan internal bank syariah dan
menyediakan pasar keuangan bagi kebijakan moneter yang ditetapkan
kebutuhan konsumsi, produksi, oleh otoritas keuangan.
investasi, dan distribusi dari pelaku Karakteristik pembiayaan
ekonomi rumah tangga, perusahaan, bemasalah perbankan syariah berbeda
dan pemerintah. Pentingnya peran dengan kredit bermasalah perbankan
perbankan dalam ekonomi konvensional. Laju pertumbuhan
mengharuskan pemeintah, otoritas pembiayaan bermasalah bank syariah
keuangan, dan setiap elemen dalam atau non performing financing (NPF)
system lembaga keuangan nasional tidak separah bank konvensional
menerapkan manajemen risiko dan tata rendah. (Kholik n.d.)
kelola yang baik.
Profil risiko pembiayaan dalam D. Faktor Penentu Risiko
perbankan syariah terkait dengan Pembiayaan
proses identifikasi, analisis, dan Menurut Bambang Rianto bahwa
penilaian risiko dalam manajemen pembiayaan bermasalah banyak
LEMBAGA PEMBIAYAAN
SYARIAH.” 11(2): 359–89.