Anda di halaman 1dari 20

Al-bank: Journal Islamic Banking and Finance

Vol.1 No.1, Juli - Desember 2021 ISSN 2797 8265


http://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/Albank

MANAJEMEN RISIKO TERHADAP PEMBIAYAAN PADA BANK


SYARIAH

1Ifelda Nengsih 2Ellsha Effendy, 3Hadid Almauzhah, 4Wahyu Asman


Institut Agama Islam Negeri Batusangkar
Email :
ifeldanengsih@iainbatusangkar.ac.id
ellshaeffendy05@gmail.com
hadidalmauzhah@gmail.com

Copyright © 2021

Abstract: For Syariah, financing is the largest proceeds on one hand, yet-on the
other hand-it poses the biggest risk due to its non-performing loans since they
prone to not only decrease the banks’ total income but also put the banks’ CAR
(capital adequacy ratio) at risk, which might eventually jeopatdize the
customers. With respect to this, it is essential that risk management be present
in Syariah bank in order to identify, measure, monitor, and control risk level
tolerable in the business activities. Embracing this risk management will
mitigate risks by putting compatibility to Syariah principles into consideration.

Keywords: Risk management, Financing, Syariah Bank

Abstrak : Pembiayaan adalah sumber pendapatan bank yariah yang


terbesar, namun sekaligus merupakan sumber risiko operasi binis yang
terbesar, yaitu timbulnya pembiayaan bermasalah, karena dengan adanya
pembiayaan bermasalah bukan saja menurunkan pendapatan bagi bank
syariah tetapi juga akan berdampak pada kesehatan bank syariah dan pada
akhirnya akan merugikan nasabah penyimpan. Oleh karena itu, diperlukan
manajemen risiko yang sesuai dengan kegatan usaha perbankan syariah.
Langkah-langkah tersebut dilakukan dalam rangka memitigasi risiko dengan
mempertimbangkan kesesuaian dengan prinsip syariah.

Kata Kunci : Manajemen risiko, Pembiayaan, Bank Syaraiah.

PENDAHULUAN baik dapat diperkirakan (anticipated)


maupun yang tidak dapat diperkirakan
A. Latar Belakang Masalah
(unanticipated) yang berdampak
Risiko dalam konteks perbankan negative terhadap pendapatan dan
merupakan suatu kejadian potensial,
Ifelda Nengsih, S.E.I.,MA.,CRP, Ellsha Effendy, Hadid Almauzhah, Wahyu Asman |1
Al-bank: Journal Islamic Banking and Finance
Vol.1 No.1, Juli - Desember 2021 ISSN 2797 8265
http://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/Albank

permodalan bank. Maka dalam biasanya ditunjukkan dari


kegiatannya perbankan harus penghitungan tingkat Non Performing
memahami mengenai manajemen Financing (NPF). NPF merupakan
risiko, manajemen risiko merupakan ukuran tingkat pembiayaan bermasalah
elemen penting dalam menjaankan oleh sebab-sebab tertentu. Untuk
bisnis perusahaan arena semakin menentukan langkah yang perlu
berkembangnya dunia perusahaan diambil dalam menghadapi pembiayaan
serta meningkatnya kompleksitas bermasalah ini, terlebih dahulu
aktivitas perusahaan mengabkibatkan memang perlu diteliti sebab-sebab
meningkatnya tingkat risiko yang terjadinya. Apabila pembiayaan
dihadapi sebuah peruahaan. bermasalah disebabkan oleh faktor
Penerapan manajemen risiko di eksternal seperti bencana alam, bank
bank syariah wajib disesuaikan dengan tidak perlu dahulu memang perlu
tujuan, kebijakan usaha ukuran, dan diteliti sebab-sebab terjadinya. Apabila
kompleksitas usaha adalah keragaman pembiayaan bermasalah disebabkan
dalam jenis transaksi produk/jasa oleh faktor eksternal seperti bencana
jaringan usaha. Sementara kemampuan alam, bank tidak perlu lagi melakukan
bank meliputi kemampuan keuangan, analisis lebih lanjut melainkan hanya
infastruktur pendukung, dan membantu nasabah memperoleh
kemampuan sumber daya insani. penggantian dari perusahaan asuransi.
(Octavani and Rizky n.d.) Sedangkan apabila pembiayaan
Menurut James A.F Stoner, bermasalah disebabkan oleh
manajemen adalah suatu proses faktorinternal dalam manajerial bank
perencanaan, pengorganisasian, itu sendiri, meskipun telah dilakukan
kepemimpinan, dan pengendalian pengawasan seksama dan tetap timbul
upaya anggota organisasi dan pembiayaan. (Nasution 2021)
menggunakan semua sumber daya B. Motivasi Penelitian
organisasi untuk mencapai tujuan yang Artikel ini disusun guna
telah ditetapkan. Manajemen juga menyampaikan gagasan yang
merupakan suatu ilmu pengetahuan telah kami buat tentang
ataupun seni. Seni adalah suatu “manajemen risiko pembiayaan
pengetahuan untuk mencapai hasil terhadap bank syariah” untuk
yang diinginkan. Dengan kata lain, seni memprdalam ilmu yang selama
adalah kecakapan yang diperoleh dari ini kita pelajari bersama dalam
pengalaman, pengamatan, dan perkuliahan.
pelajaran, serta kemampuan untuk C. Rumusan Masalah
menggunakan pengetahuan Berdasarkan uraian pada
manajemen. (Sarayati et al. 2015) latar belakang penelitian diatas
Bankir Indonesia, 2014). Risiko yang menjadi pokok
pembiayaan perbankan syariah permasalahan dalam penelitian

2 | Manajemen Risiko Terhadap Pembiayaan Pada Bank Syariah


Al-bank: Journal Islamic Banking and Finance
Vol.1 No.1, Juli - Desember 2021 ISSN 2797 8265
http://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/Albank

ini adalah : KAJIAN TEORI


1. Apa pengertian risiko
pembiayaan dan A. Bank syariah
cakupannya ?
Perbankan syariah sering disebut
2. Bagaimana urgensi
juga perbankan Islam, perbankan yang
manajemen risiko
pelaksanaan nya berdasarkan hukum
pembiayaan pada
Islam atau syariat. Karena berdasarkan
bank islam ?
hukum Islam, maka perbankan syariah
3. Bagaimana profil
tidak mengenal adanya “bunga
risiko pembiayaan
pinjaman” alias interest rate. Bank Islam
bank islam ?
atau bisa disebut bank dengan bank
4. Bagaimana factor
tanpa bunga, adalah lembaga keuangan
penentu risiko
yang operasionalnya dan produknya
pembiayaan ?
dikembangkan berlandaskan pada Al-
5. Bagaimana
Qur‟an dan Hadist Nabi SAW, atau
pengelolaan risiko
dengan kata lain, bank Islam adalah
pembiayaan ?
lembga keuangan yang usaha pokonya
D. Tujuan Penelitian
membrikan pembayaan dan jasa-jasa
Tujuan penelitian dalam
lainnya dalam lalu lintas pembayaan
penelitian ini adalah :
serta peredaran uang yang
1. Mendeskripsikan
pengopeasiannya disesaikan dengan
pengertian risiko
prinsip syariat Islam. (Firdaus 2014)
pembiayaan dan
Bank yang beropersi sesuai dengan
cakupannya.
prinsip-prinsip Syariah Islam
2. Mendeskipsikan
maksudnya adalah bank yang dalam
urgensi manajemen
beroperasinya itu mengikuti ketetuan-
risiko pembiayaan
ketentuan Syariah Islam, khususnya
pada bank islam.
yang menyagkut tata cara bermumalah
3. Mendeskripsikan
secara Islam. Dalam tata cara
profil risiko
bermualah itu diuhi praktek- praktek
pembiayaan bank
yang dikhawatirkan mengandung
islam.
unsur-unsur riba, untuk diisi dengan
4. Mendeskripsikan
kegiatan-kegiatan investasi atas dasar
factor penentu risiko
bagi hasil dan pembiayaan perdagangan
pembiayaan.
atau praktek-prktek usaha yang
5. Mendeskripsikan
dilakukan di Zaman Rasulullah atau
pengelolaan risiko
bentuk- benuk usaha yang telah ada
pembiayaan.
sebelumnya, tetapi tidak dilaang oleh
beliau. Bank Syariah adalah bank yang
operasionalnya menhimpun dana dari
Ifelda Nengsi, S.E.I.,MA.,CRP, Ellsha Effendy, Hadid Almauzhah, Wahyu Asman | 3
Al-bank: Journal Islamic Banking and Finance
Vol.1 No.1, Juli - Desember 2021 ISSN 2797 8265
http://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/Albank

masyarakat dan menyalurannya kepada lain dalam lalu lints pembayaran serta
masyarakat berupa pembiayaan dengan peredaran uang yang beroperasi
sistem bagi hasil yang berdasakan disesuaikan dengan prinsip – prnsip
ketentuan-ketetuan syariat Islam. syariah. Undang-undang No. 7 tahun
Sistem bagi hasil merupakan sistem di 1992 tentang Perbankan, Pasal 1 angka
mana dilakukannya perjanjian atau 1: Bank adalah badan usaha yang
ikatan bersma di dalam melakukan menghimpun dana dari masyarakat
kegiatan usaha. (Ii n.d.) dalam dalam bentuk simpanan, dan
Di dalam usaha tesebut menyalurkannya kepada masyarakat
diperjanjikan adanya pembagian hasil dalam rangka meningkatkan taraf
atas keuntungan yang di dapat antara hidup rakyat banyak. Undang-undang
kedua belah pihak atau lebih. Bai hasil nomor 21 tahun 2008 tentang
adalh bentuk return (perolehan perbankan Syariah selanjutnya disebut
aktivitas usaha) dari kontrak investasi dengan Undang Undang Perbankan
dari waktu ke watu, tidak pasti dan tdak Syariah. Seperti halnya bank
tetap pada bank Islam. Besar kecilnya konvensional, bank syariah berfungsi
perolehan kembali itu tergantung pada juga sebagai lembaga intermediasi
hasil usha yang benar-benar dipeoleh (intermediary institution), yaitu
bank Islam. Dalam sistem pebankan berfungsi menghimpun dana dari
Islam bagi hasil merupakan suatu masyarakat dan menyalurkan kembali
mekanisme yang dilakukan oleh bank dana-dana tersebut kepada masyarakat
Islam (mudharib) dalam upaya yang membutuhkannya dalam bentuk
mmperoleh hasil dan mebagikannya pembiayaan. (Octavani and Rizky n.d.)
kemali kepada para pemilik dana Bank syariah adalah bank yang
(shahibul maal) sesuai kontrak yang beroperasi sesuai dengan prinsip-
disepakati di awal bersama. Besarnya prinsip syariah Islam, maksudnya
penetan porsi bagi hasil antra kedua adalah bank yang dalam operasinya
belah pihak ditentuan kesepakatan dan mengikuti ketentuan-ketentuan syariah
harus terjadi dengan adanya kerelaan Islam, khususnya yang menyangkut tata
(At-Tarodhim) oleh masig-masing pihak cara bermuamalah secara Islam.
tanpa adanya paksaan. Perbankan Kegiatan bank syariah dalam hal
syariah terdiri dari bank umum syariah penentuan harga produknya sangat
dan bank konvensional yang berbeda dengan bank konvensional.
mempunyai unit usaha syariah da bank Penentuan harga bagi bank syariah
pembiayaan rakyat. (Ii and Risiko didasarkan pada kesepakatan antara
2006) bank dengan nasabah penyimpan dana
Pada umumnya yang dimaksusd sesuai dengan jenis simpanan dan
dengan bank syariah adalah lembaga jangka waktunya, yang akan
keuangan yang usaha pokoknya menentukan besar kecilnya porsi bagi
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa

4 | Manajemen Risiko Terhadap Pembiayaan Pada Bank Syariah


Al-bank: Journal Islamic Banking and Finance
Vol.1 No.1, Juli - Desember 2021 ISSN 2797 8265
http://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/Albank

hasil yang akan diterima pengalokasian dana ini dikenal juga


penyimpan.(Iqbal 2017) dengan istilah penyaluran dana.
Dalam rangka menjalankan Pembiayaan atau financing adalah
kegiatannya, bank syariah harus pendanaan yang diberikan oleh suatu
berlandaskan padaDalam rangka pihak kepada pihak lain untuk
menjalankan kegiatannya, bank syariah mendukung invstasi yang telah
harus berlandaskan padaAl-Qur’an dan direncanakan, baik dilakukan sendiri
hadits. Bank syariah mengharamkan maupun lembaga. Dengan kata lain
penggunaan harga produknya dengan pembiayaan adalah pndanaan yang
bunga tertentu. Bagi bank syariah, dikeluarkan untuk mendukung yang
bunga bank adalah riba. (Putra 2021) teah direncanakan. (Iv 2017)
B. Pembiayaan Pembiaaan sering digunakan untuk
Kata pembiayaan berasal dari kata mnunjukkan aktivitas utama BMT
“biaya” yang berarti mengeluarkan karena berhubungan dengan rencana
dana untuk keperluan sesuatu. memperoleh pendapatan. Berdasarkan
Sedangkan pembiayaan adalah UU No. 7 tahun 1992 yang dimaksud
penyediaan uang atau tagihan yang pembiayaan adalah penyediaan uang
dipersamakan dengan itu, berdasarkan atau tagihan yang dapat dipersamakan
persetujuan atau kesepakatan antara dengan itu berdasarkan tujuan atau
bank dengan pihak lain yang kesepakatan pinjam meminjam antara
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk bank bank dengan pihak lain yang
mengembalikan uang atau tagihan mewajibkan pihak mmeinjam untuk
tersebut setelah jangka waktu tertentu melunasi hutangnya setelah jangka
dengan imbalan atau bagi hasil. (Putra waktu tertentu ditambah dengan
2021) jumlah bunga, imbalan atau pembagian
Pembiayaan adalah penyediaan hasil. (Kholik n.d.)
uang atau tagihan yang dipersamakan Pembiayaan adalah merupakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan sebagian besar aset dari bank syariah
atau kesepakatan antara bank dengan sehingga pembiayaan tersebut harus
pihak lain yang mewajibkan pihak ang dijaga kualitasnya, sebagaimana
dibiayai untuk mengembalikan uang diamanatkan pada Pasal 2 Undang-
tagihan tersebut setelah jangka waktu undang Perbankan Syariah bahwa
tertntu dengan imbalan atau bagi hasil. perbankan syariah dalam melakukan
Kegiatan bank yang selanjutnya kegiatan usahanya berasaskan prinsip
setelah menghimpun dana dari syariah, demokrasi ekonomi dan
masyarakat luas dalam bentuk prinsip kehati-hatian.
simpanan giro, tabungan, dan deposito Pada penjelasan Pasal 2 Undang
adalah menyalurkan kembali dana Undang Perbankan Syariah yang
tersbut kepada masyarkat yang dimaksud dengan prinsip kehati-hatian
membutuhkannya. Kegiatan adalah pedoman pengelolaan Bank

Ifelda Nengsi, S.E.I.,MA.,CRP, Ellsha Effendy, Hadid Almauzhah, Wahyu Asman | 5


Al-bank: Journal Islamic Banking and Finance
Vol.1 No.1, Juli - Desember 2021 ISSN 2797 8265
http://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/Albank

yang wajib dianut guna mewujudkan fungsi-fungsi manajemen


perbankan yang sehat, kuat dan efisien penanggulangan risiko, terutama risiko
sesuai dengan ketentuan peraturan yang dihadapi oleh organisasi
perundang-undangan. Dari berbagai perusahaan, usaha dagang, keluarga
sumber dapat disimpulkan bahwa yang dan masyarakat. Manajemen risiko
dimaksud dengan prinsip kehati-hatian pada perbankan syariah mempunyai
adalah pengendalian risiko melalui karakter yang berbeda dengan bank
penerapan peraturan perundang konvensional, terutama adanya jenis-
undangan dan ketentuan yang berlaku jenis risiko yang khas melekat hanya
secara konsisten. (Nasution 2021) pada bank yang beroperasi secara
Sedangkan menurut UU No. 10 syariah. Dengan kata lain perbedaan
tahun 1998 tentang Perbankan Syariah mendasar antara bank Islam dan bank
menyatakan pembiayaan adalah konvensional bukan terletak bagaimana
penyediaan uang atau tagihan yang cara mengukur melainkan pada apa
dipersamakan dengan itu berdasarkan yang dinilai. (Octavani and Rizky n.d.)
persetujuan atau kesepakatan antara Manajemen risiko adalah penerapan
bank dengan pihak lain yang beragam kebijakan dan prosedur utnuk
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk meninimalisasi peristiwa yang
mengembalikan uang atau tagihan menurunkan kapasitas dan kuaitas
tersebut setelah jangka waktu tertentu kerja usaha. Manajemen risiko menurut
dengan imbalan atau bagi hasil. Noshworthy adalah usaha mengurangi
(Octavani and Rizky n.d.) risiko dalam proses pelaksanaan teknis
Pembiayaan mempunyai peranan dan pengambilan keputusan bisnis.
yang sangat penting dalam (Nur 2015)
perekoonomian. Secara garis besar Manajemen risko aalah sebuah
fungsi pembiayaan di dalam proses mengawasi, mengelola dan
perekonomian, perdagangan, dan mengambil kputusan guna menghindari
keuangan adalah meningkatkan utility risiko kerugian atau inefisiensi bisnis.
(daya guna) dari modal atau uang dan Manajemen risiko bertujuan untuk
barang, meningkatkan perdaran dan melacak sumber – sumber risiko,
lalu lintas barang, menimbulkan gairah menydiakan infrmasi risiko bagi
usaha masyarakat, dan sebagai alat perusahaan, minimalisasi kerugian
stabilisasi ekonomi. akibat terjadinya risiko, membrikan
C. Manajemen Risiko rasa aman bagi stakeholder dan
Manajemen risiko mempunyai arti menjaga stabilitas dan pertumbuhan
yang lebih luas yaitu semua risiko yang perusahaan.
terjadi dalam masyarakat (kerugian Manfaat dari manajemen risiko
harta, jiwa, keuangan, usaha dan lain – perusahaan ini adalah membantu
lain. Ditinjau dari segi aspek bisnis, perusahaan mencapai visi misi,
manajemen risiko adalah pelaksanaan mencegah perusahaan mengalami

6 | Manajemen Risiko Terhadap Pembiayaan Pada Bank Syariah


Al-bank: Journal Islamic Banking and Finance
Vol.1 No.1, Juli - Desember 2021 ISSN 2797 8265
http://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/Albank

klaps, meningatkan keuantungan menganggu kelangsungan bank. Nuk


perusahaan, dan menjaga kepercayaan mengelola riisko tersebut bank wajib
stokehlder. (Octavani and Rizky n.d.) menerapkan manajemen riiko secara
individu dan secara konsolidasi.
METODE PENELITIAN Karakeritik produk dan jasa perbanakn
syariahmemerlukan fungsi identifikasi,
Penelitian ini merupakan pengukuran, pemantauan, dan
penelitian tdi literature dengan tujuan pengendalian risiko yang sesuai dengan
masalah yan diteliti. Teknik kegiatan usaha perbanakn
pengumpulan data dengan studi syariah.(Putra 2021)
kepustakaan yang brasal dari berbagai Risiko diartikan sebagai potnsi
sumber seperti buku, internet serta krugian akibat terjadinya suatu
jurnalpenelitian yang memiliki peristiwa tertentu. Saah sat risko yang
kesamaan topic dengan peneliti bahas. diatur oleh regulator dalam penerapan
manajemen risiko perbanakn adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN risiko kredit. Risiko kredit timbul akibat
kegagalan nasabah atau pihak lain
A. Defenisi risiko pembiayaan dan dalam memenuhi kewaiban kepada
cakupannya bank ssuai dengan perajnjian yang
1) Defenisi risiko pembiayaan. disepakti. Termasuk dalam pengertian
Risiko kredit atau risiko riisko krdit akibat kegagalan debitur,
pembiayaan adalah risiko yang muncul risiko konsentrasi kredit, countpaty
akibat kegagalan debitur dan/atau credit risk dan settlement risk.
pihak lain dalam memenuhi kewajiban (Sarayati et al. 2015)
kepada perusahaan pembiayaan. Dalam Terkonsntrasinya penyediaan
Islam, pinjaman dan bentuk lain dari dana kepada 1 (satu) pihak atau
pembayaran ditangguhkan dianggap seklompok pihak, industry, sector, dan
sebagai kewajiban yang harus dipenuhi area geografis tertntu yang berpotensi
oleh peminjam tersebut. (Sofyan 2017) menimbulkan keruguian cukp esar yang
Otoritas jasa keuangan masih dapat mengancam kelangsungan usaha
menggunakan istilah riisko krdit terkait bank. Keadaan ini dapat diglongkan
penerapan manajemen riisko bagi bank daam pengertian riisko konsentrasi
umum syariah dan unit usaha syariah. pembiayaan yang menyebabkan
Pengaturan masalah ini dapat muncunya risiko krdit. Keadaan ini
ditemukan dalam PJOK No. muncul di saat trjadinya kegagalan
65/PJOK.3/2016 tentang penerapan pihak ketia dalammemenuhi
Manajemen Risiko bagi Bank Umum kwajibannya dan timul transaksi ynag
Syariah dan Unit Usaha Syariah. dipengaruhi oleh pergerakan nilai
Kegiatan usaha perbankan syariah tidak wajar atau nlai pasar. Sdangkan
terlepas dari risiko yang dapat settlement risk merupakan risiko yang

Ifelda Nengsi, S.E.I.,MA.,CRP, Ellsha Effendy, Hadid Almauzhah, Wahyu Asman | 7


Al-bank: Journal Islamic Banking and Finance
Vol.1 No.1, Juli - Desember 2021 ISSN 2797 8265
http://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/Albank

timbul akibat kagagalan penyerahan ka pembiayaan dapat bersumber dari


dan instrument keuangan pada berbagi aktivitas bisnis lembaga
tangggal penyeleaian yang telah keuangan. Pada sebagian besar lembaga
disepakati dari transaksi penjualan atau keuangan, (termasuk konvensional
pembelian isntrumen keuangan. yang telah penulis sebutkan di atas)
(Sholahuddin 2004) pemberian pembiayaan merupakan
Menurut Bank Indonesia, risiko sumber risiko pembiayaan yang besar.
perbankan merupakan suatu kejadian Selain pembiayaan, lembaga keuangan
potensial baik yang dapat diperkirakan menghadapi risiko kredit dari berbagai
(expected) maupun yang tidak instrumen keuangan seperti surat
dapatdiperkirakan (unexpected) yang berharga, akseptasi, transaksi antar
berdampak negatif terhadap lembaga keuangan, transaksi
pendapatan dan permodalan bank. pembiayaan perdagangan, transaki nilai
Risiko yang melekat pada aktivitas tukar dan derivatif, serta kewajiban
perbankan (risiko inheren) komitmen dan kontingensi. (Ii and
diperkirakan (unexpected) yang Risiko 2006).
berdampak negatif terhadap Istilah pembiayaan sangat melekat
pendapatan dan permodalan bank. di lembaga keuangan syariah, karena
Risiko yang melekat pada aktivitas penggunaan kata pinjaman (kredit)
perbankan (risiko inheren) terdiri dari tidak sesuai digunakan, mengingat
risiko pembiayaan, risiko pasar, risiko dalam Islam kegiatan pinjam meminjam
operasional, risiko likuiditas, risiko merupakan akad social bukan akad
kepatuhan, risiko hukum, risiko komersial. Artinya, bila seseorang
strategis, risiko reputasi, risiko imbal meminjam sesuatu, tidak boleh
hasil dan risiko investasi. Untuk disyaratkan untuk memberikan
menghadapi berbagai macam risiko tambahan atas pokok pinjamannya,
inheren, maka Bank Indonesia karena hal tersebut merupakan riba.
mewajibkan setiap bank umum agar (Sofyan 2017)
memiliki Pedoman Standar Penerapan Sasaran utama dalam
Manajemen Risiko dalam SE. BI. No. implementasi manajemen risiko yaitu
13/23/DPNP tanggal 25 Oktober. meindungi perusahaan terhadap
(Prasastinah Usanti 2019) kerugian yang mungkin timbul. Dalam
Pada umumnya istilah risiko kredit manajemen risiko terdapat tugas untuk
dengan risiko pembiayaan adalah sama. mengimplementasikannya yaitu
Karena keduanya merupakan jenis identifikasi risiko-risiko yang dihadapi,
produk dengan system yang sama. Yang mengukur atau menentukan besarny
membedakannya adalah sistem risiko tersebut, mencari jalan untuk
bunganya lembaga keuangan menghadapi atau menanggulangi
konvensional, dan bagi hasilnya pada sebuah risiko, menyusun strategi untuk
lembaga keuangan Islam. Risiko. Risiko memperkecil ataupun mengendalikan

8 | Manajemen Risiko Terhadap Pembiayaan Pada Bank Syariah


Al-bank: Journal Islamic Banking and Finance
Vol.1 No.1, Juli - Desember 2021 ISSN 2797 8265
http://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/Albank

risiko, mengkoordinir pelaksanaa nasabah sebagai ngeloa dana


penanggulangan risiko serta tidak mempunyai kewajiban
mengevaluasi program penanggulangan untuk menanggung riisiko
risiko yang sudah dibuat. (Sarayati et al. pengelola dana tidak
2015) mempunai kewajiban untuk
Risiko pembiayaan adalah risiko mnanggung risiko kerugian
akibat kegagalan nasabah atau pihak dana tidak mmpunyai
lain dalam memenuhi kwajiban kepada kewajiban ntuk menanggung
bank sesuai dengan prjanjian yang telah risiko kerugiaan ynag timbul.
disepakati. Isiko pembiayaan ini Bban kerugian hanya dapat
merupakan salah satu risiko utama dibebankan kepada mudharib
dalam pemberian pembiayaan bank apabila kerugian tersebut
syariah. karena kelalaian kecyurangan
Risiko pembiayaan muncul jika yang dilakukan. (Sudrajat et al.
bank tidak bisa mempeoleh kembali n.d.)
cicilan pokok dan bagi hasil dari Untuk menghadapi
pinjaman yang diberikannya atau kmungkina risiko pembiayan,
investasi yang sedang dilakukannya. bank syariah diperknankan
(Purnamasari 2016) meminta angunan kada
2) Cakupan Risiko Pembiayaan. engelola dana. Prbankan
a) Risiko Pembiayaan syariah dapat melakukan
Mudharabah pngawasan baik secara aktif
Akad mudahrabah adalah mapun secarap asif.
akad kerja sama antar a2 Pengawasan secara aktif
(dua) oang pihak dimana dapay dilakukan dengan cara
pihak pertama neydakan melakukan pemeriksaan
seuruh ,odal pebiayaan, secara langusng terhadap
sedangkan pihak lainnya operasional maupun berkas-
peneglola dana. Keuantungan berkas dapat dilakukan
usaha secara mudharabah dengan menerima laporan ari
dibai sesuai kesepakatan yang nasabah. (Syariah n.d.)
dituangkan dalam kontrak, Dalam akad mudharabah,
sedngkan apabila mengalami bank tifdak dperkenanakan
kerugia maka kerugian ikut campur dala pngelolaan
ditanggung shahibul mal usaha. Adanya tentuan ni
(pemilk modal) selama hal itu menyebabkan bank
bukan aibat kegagalan dari menghadapi risiko yang sangat
mudharib. (Sofyan 2017) tinggi menyababkan bank
Dalam akad mudharabah, menghadapi riiso yang sangat
mudharib dalam hal ini tinggi karena seluruh kerugian

Ifelda Nengsi, S.E.I.,MA.,CRP, Ellsha Effendy, Hadid Almauzhah, Wahyu Asman | 9


Al-bank: Journal Islamic Banking and Finance
Vol.1 No.1, Juli - Desember 2021 ISSN 2797 8265
http://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/Albank

akan ditanggung bank sevagai b) Risiko Pembiayaan


investor kecuali terbukti Musyarakah
bahwa kerugian tersebut Kamus Bank Indonesia
merupakan kelalaian yang mendefinisikan Non Performing Finance
disengaja oleh mudharuib. (NPF) sebagai pembiayaan bermasalah
Bank akan mnghadapi risiko yang terdiri dari pembiayaan yang
semkain tinggi akibat adanya berklarifikasi kurang lancar, diragukan,
moral hazard oeh mudharb. dan macet. Tingkat risiko pembiayaan
Berkenaan dengan itu, bank musyarakah dihitung berdaarkan
syariah dapat minta jaminan perbandingan antara jumlah
kepada mudharib.(No pembiayaan musyarakah yang
Title‫ ب ترولال‬n.d.) bermasalah karena pengembaliannya
Tingginya risiko tidak sesuai jadwal yang disepakati
pembiayaan tercermin dari dengan total pembiayaan secara
posisi rasio pmbiayaan keseluruhan.
bermasalah yang sering Pada akad musyarakah, trdapat
dikenal sebagai Non transaksi penempatan dan adari dua
Performing Financing (NPF). atau lebih pemilik dana atau barang
Pembiayaan bermasalah untk menajalankan usaha tertntu ssuai
berarti pembiayaan yang syariah dengan pmbagian hasi usaha
dalam pelaksanaanya belum antara kedua belah pihak brdasarkan
mencapai atau memenuhi nisbah yang disepakati. Sednagkan
target yang diinginkan pembagian krugian brdasarkan prporsi
pihakbank seperti : modal masing – masing.
pengembalian pokok atau Riisiko yang dihadapi bank
bagi hasil yang bermasalah syariah dalam akad musyarakah adalah
yang memiiki kemungkinan kemungkinan krugian dari hasil usaha /
timbulnya risiko di kemudian proyek yang dbiaya dan ketidak jujuran
hari bagi bank, pembiayaan dari mitra usaha. Riisko pembiayaan
termasuk golongan pehatian musyarakag relative lebih keci
khusus diragukan dan macet diabndingkan pembiayaan
serta golongan lancar yang mudharabah. Hal ini de=isbabkan
berpotensi terjadi karena bank sebagai mitra dapat ikut
penunggakan dalam mengelola usah adi samping melakukan
pengembalian. Tingkat risiko pengawasan secara lbih ketat dari pada
pembiayaan merupakan usaha trsebut. Naun biasanya, kendala
perbandingan antar saldo yan dihadapi adalah terbatasanya
pembiayaan bermasalah (NPF) kualita dan kuantitas sumbr daya insani
dengan total pembiayaan yang dimiiki perbankan syariah.
secara keseluruhan.(Ii n.d.) Pada tranaksi musyarakah

10 | Manajemen Risiko Terhadap Pembiayaan Pada Bank Syariah


Al-bank: Journal Islamic Banking and Finance
Vol.1 No.1, Juli - Desember 2021 ISSN 2797 8265
http://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/Albank

dilangusngkan usaha bersama dimana seangdainya pembeli


semua pihak menyumbangkan modal membatalkan trnaksi. Risko
dan keahlian. Keuantungan yang kedua, bank syariah
diperoleh dibagi menurut kesepakatan mengalamir risko kerugian
dan kerugian diagi menurut prosi karea menurunnya nilai
modal masing – masing. Meraka barang trsebut akibat caca
melakukan kesepakatan untuk atau rusak selama masa
membagi keuntungan dan kerugian pemmyimpanan. (Kholik n.d.)
(risko) ssuai nisbah yan disekati dalam
perjanjian. B. Urgensi Manajemen Risiko
Berdasarkan Surat Edaran Bank Pembiayaan Pada Bank Islam.
Indonesia Nomor 9/24/Dpbs/2007 Mengacu pada Kamus Ilmiah
Tentang Sistem Penilaian Tingkat Populer, manajemen secara umum
Kesehatan Bank Umum Berdasarkan didefinisikan sebagai pengelola usaha,
Prinsip Syariah, NPF dikategorikan kepengurusan, ketatalaksanaan
dalam beberapa level yaitu pembiayaan penggunaan sumber daya secara efektif
kurang lancar, diragukan, dan macet.(Ii untuk mencapai sasaan yang diinginkan
n.d.) dan direksi.
c) Risiko Pembiayaan Sementara itu, R Terry
Murabahah menefenisikannya sebabgai suatu
Dalam akad murabahah, proses khas yang terdiri dari tindakan-
bank membeli barang tindakan perencanaan,
kemudain dijual kembali pengorganiasian, penggerakan dan
kepada nasabah dengan harga pengendalian yang dilakukan untuk
pokok ditambah dengan menentukan serta mencapai sasaran-
margin yang disepakati. sasaran yang telah ditentukan melalui
Khusus untuk transaksi pemanfaatan sumber daya manusia dan
murabahah dengan pesannya sumber sumber lainnya. (Nurdiani
ynag sifatnya mengikat, risko 2021)
yang dihadai bank syariah Senada dengan definisi yang
hamper sama dengan riisko dikemukakan Terry tersebut, Mslich
pada bank konvensional. mengartikan manajemen sebagai suatu
Sedangkan dalam cara atau metode yang konseptual
transaksi murabahah tanpa mengenai pemberdayaan atas sumber
pesananatau dngan pesanan daya secara keseluruhan yang
yang sifatnya tidak mengikat perasionalnya diaksanakan secara
nasabah untk membeli, terencana, terorganisasi, tertib,
mnyeabkan bank menghadapi tekoordinasi, serta tekendali sehingga
dua risiko. Riisko prtama tidak tujuan atau sasaran dapat tercapai
ada jaminan bagi bank syariah secara efektif dan efisien.

Ifelda Nengsi, S.E.I.,MA.,CRP, Ellsha Effendy, Hadid Almauzhah, Wahyu Asman | 11


Al-bank: Journal Islamic Banking and Finance
Vol.1 No.1, Juli - Desember 2021 ISSN 2797 8265
http://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/Albank

Dalam konteks teori keuangan, risiko. Informasi yang jelas dan akurat
kaidah fikih “al ghunmu bil ghurni” disertai pemahaman yang baik atas
tersebut dikenaldengan istilah “risk profil risiko pembiayaan dalam
return trade off” artinya makin besar manajemen risiko perbankan syariah
umba hasil yang kita harapkan,maka akan mampu memitigasi risiko dan
makin besar pula risiko yang kita menentukan kesehatan perbankan
tanggung. Sebaliknya, makin besar syariah dan system keuangan. Profil
risiko yang kita tanggung, berbeda risiko pembiayaan secara umum
halnya jika bank menerapkan ditunjukkan dengan indicator tingkat
manajemen risiko yang tepat Selama pembiayaan bermasalah atau non
proses seleksi debtu dan dalam performing financing/ NPF. Penanganan
penetapan haga berdasarkan profil risiko dalam manajamen risiko dalam
risiko debitur. Dengan penerapan manajemen risiko dilakukan dengan
manajemen isiko, bank islam akan mendapatkan informasi profil risiko
dengan mudah mengenali risiko, pmbiayaan. Utami dan Muslikhati
mengambil risiko tersebu dan (2019) menyatakan bahwa indicator
mentranfomasinya menjadi peluang non performing financing (NPF)
bisnis. (No Title‫ ال ب ترول‬n.d.) mempengauhi secara signifikan
terhadap tingkat likuiditas dan
C. Profil Risiko Pembiayaan Bank kesehatan pada perbankan syariah.
Syariah. (Novindra Idroes 2011)
Indsutri perbankan memiliki peran Peningkatan aktivitas pembiayaan
penting sebagai intermediasi sekaligus oleh perbankan syariah tidak lepas dari
katalisator aktivitas ekonomi suatu kebijakan internal bank syariah dan
Negara. Perbankan memfasilitasi dan kebijakan internal bank syariah dan
menyediakan pasar keuangan bagi kebijakan moneter yang ditetapkan
kebutuhan konsumsi, produksi, oleh otoritas keuangan.
investasi, dan distribusi dari pelaku Karakteristik pembiayaan
ekonomi rumah tangga, perusahaan, bemasalah perbankan syariah berbeda
dan pemerintah. Pentingnya peran dengan kredit bermasalah perbankan
perbankan dalam ekonomi konvensional. Laju pertumbuhan
mengharuskan pemeintah, otoritas pembiayaan bermasalah bank syariah
keuangan, dan setiap elemen dalam atau non performing financing (NPF)
system lembaga keuangan nasional tidak separah bank konvensional
menerapkan manajemen risiko dan tata rendah. (Kholik n.d.)
kelola yang baik.
Profil risiko pembiayaan dalam D. Faktor Penentu Risiko
perbankan syariah terkait dengan Pembiayaan
proses identifikasi, analisis, dan Menurut Bambang Rianto bahwa
penilaian risiko dalam manajemen pembiayaan bermasalah banyak

12 | Manajemen Risiko Terhadap Pembiayaan Pada Bank Syariah


Al-bank: Journal Islamic Banking and Finance
Vol.1 No.1, Juli - Desember 2021 ISSN 2797 8265
http://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/Albank

disebabkan karena analisis pembiayaan c) Adanya bencana alam dan


yang keliru dan buruknya karakter kejadian lain diluar dugaan.
nasabah. Selain itu, pembiayaan yang d) Adanya persaingan bisnis
macet juga disebabkan oleh faktor kredit sehingga perusahaan
internal bank dan nasabah. Penyebab tidak mampu melakukan
lain muncul dari faktor eksternal, yaitu seleksi risiko usahanya.
kegagalan bisnis dan ketidakmampuan
manajemen. Kegagalan strategi Dari hasil penelitian Edwin dan
perbankan syariah dalam pembiayaan Williasih mengatakan moral hazard
korporasi semakin meningkatkan NPF. biasa terjadi pada pembiayaan bagi
Teguh Pudjo Muljono dalam hasil karena ketidaksempurnaan
Bambang Rianto memberikan dua informasi petugas melihat level usaha
sebab terjadinya kredit gagal sebagai nasabah dan terbatasnya informasi
berikut: (Sofyan 2017) produktivitas usaha. Sementara itu,
1) Faktor Internal pada pembiayaan murabahah tingginya
a) Adanya self dealing atau NPF terjadi karena kesalahan bank
tindak kecurangan dari aparat melakukan assessment debitur dan
pengelola kredit. kurangnya monitoring (pengawasan/
b) Minimnya pemantauan) nasabah.(Sofyan 2017)
pengetahuan/keterampilan E. Pengelolaan Risiko Pembiayaan
para pengelola kredit. Seperti halnya bank konvensional,
c) Kurang baiknya manajemen bank syariah berfungsi juga sebagai
sistem informasi yang lembaga intermediasi (intermediary
dibangun institution), yaitu berfungsi
d) Lemahnya organisasi dan menghimpun dana dari masyarakat dan
manajemen menyalurkan kembali dana-dana
e) Tidak adanya kebijakan tersebut kepada masyarakat yang
prekreditan yang baik. membutuhkannya dalam bentuk
f) Adanya sikap yang ceroboh, pembiayaan. Pembiayaan adalah
lalai, dan mengampangkan merupakan sebagian besar aset dari
dari pengelola perkreditan. bank syariah sehingga pembiayaan
tersebut harus dijaga kualitasnya,
2) Faktor Eksternal sebagaimana diamanatkan pada Pasal 2
a) Kegiatan prekonomian Undang-undang Perbankan Syariah
makro/kegiatan/politik/ bahwa perbankan syariah dalam
b) kebijaksanaan pemerintah melakukan kegiatan usahanya
yang diluar jangkauan berasaskan prinsip syariah, demokrasi
perusahaan untuk ekonomi dan prinsip kehati-hatian.
diperkirakan. Pada penjelasan Pasal 2 Undang-
Undang Perbankan Syariah yang

Ifelda Nengsi, S.E.I.,MA.,CRP, Ellsha Effendy, Hadid Almauzhah, Wahyu Asman | 13


Al-bank: Journal Islamic Banking and Finance
Vol.1 No.1, Juli - Desember 2021 ISSN 2797 8265
http://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/Albank

dimaksud dengan prinsip kehati-hatian Allah swt, sehingga setiap tindakan


adalah pedoman pengelolaan Bank yang dilakukan merupakan ibadah,
yang wajib dianut guna mewujudkan sehingga tujuan dari perbankan syariah
perbankan yang sehat, kuat dan efisien tidak semata-mata mencari keuntungan
sesuai dengan ketentuan peraturan (profit oriented) tetapi juga mencari
perundang-undangan. Dari berbagai kemakmuran di dunia dan kebahagian
sumber dapat disimpulkan bahwa yang di akhirat ( falah oriented).(Syariah
dimaksud dengan prinsip kehati-hatian n.d.)
adalah pengendalian risiko melalui Pada sisi aktiva neraca bank
penerapan peraturan perundang- syariah bagian terbesar dana
undangan dan ketentuan yang berlaku operasional setiap bank syariah
secara konsisten. disalurkan dalam bentuk pembiayaan.
Dasar filosofis eksistensi prinsip Kenyataan ini menggambarkan bahwa
kehati-hatian pada kegiatan usaha pembiayaan adalah sumber pendapatan
perbankan pada hakikatnya adalah bank yang terbesar, namun sekaligus
sebagai jaminan kepercayaan merupakan sumber risiko operasi
masyarakat kepada perbankan, pada bisnis yang terbesar. pembiayaan
perbankan syariah tidak sebatas bermasalah bahkan menjadi kategori
jaminan kepercayaan tetapi dimaknai macet menjadi masalah bagi bank
sebagai jaminan atas amanah yang syariah, karena dengan adanya
sudah diberikan oleh masyarakat. pembiayaan bermasalah bukan saja
Perbankan syariah tidak semata-mata menurunkan pendapatan bagi bank
berfungsi sebagai lembaga syariah tetapi juga menggerogoti
intermediasi, tetapi juga berfungsi jumlah dana operasional dan likuiditas
sosial dan merupakan mitra nasabah. keuangan bank syariah, yang akhirnya
Oleh karena itu, untuk melindungi akan menggoyahkan kesehatan bank
kepentingan dana masyarakat maka syariah dan pada akhirnya akan
perbankan syariah wajib memegang merugikan nasabah penyimpan/
teguh prinsip kehati-hatian agar nasabah investor. Sebagian besar dana
perbankan syariah yang dipergunakan oleh bank syariah
selaku pemegang amanah dalam dalam menyalurkan dana dalam bentuk
keadaan sehat, likuid, solvent dan pembiayaan adalah dana nasabah
profitable. Hubungan hukum bank penyimpan/nasabah investor, sehingga
syariah dengan nasabah adalah dana nasabah penyimpan/nasabah
didasarkan pada prinsip amanah. Tidak investor wajib mendapat perlindungan
terbatas pada kepercayaan yang hukum. (Prasastinah Usanti 2019)
didasarkan pada itikad baik saja tetapi Meminimalisasi risiko yang telah
juga kepercayaan yang dilandasi terjadi dan/atau akan terjadi sehingga
dengan nilai ketauhidan bahwa apa segera mengambil langkah preventif.
yang dilakukan senantiasa diawasi oleh Auditing umumnya digolongkan

14 | Manajemen Risiko Terhadap Pembiayaan Pada Bank Syariah


Al-bank: Journal Islamic Banking and Finance
Vol.1 No.1, Juli - Desember 2021 ISSN 2797 8265
http://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/Albank

menjadi tiga meminimalisasi risiko sesuai dengan kondisi dalam


yang telah terjadi dan/atau akan terjadi hubungannya dengan tujuan tertentu.
sehingga segera mengambil langkah Sedangkan audit kepatuhan adalah
preventif. Auditing umumnya audit yang tujuannya untuk
digolongkan menjadi tiga golongan; menentukan apakah yang diaudit sesuai
audit laporan keuangan, audit dengan kondisi atau peraturantertentu.
kepatuhan dan audit operasional. Audit audit yang tujuannya untuk
mengambil langkah preventif. menentukan apakah yang diaudit sesuai
Auditing umumnya digolongkan dengan kondisi atau peraturantertentu.
menjadi tiga golongan; audit laporan Kegiatan audit peraturan tertentu.
keuangan, audit kepatuhan dan audit Kegiatan audit kepatuhan yaitu
operasional. memeriksa tindakan perorangan atau
Audit laporan keuangan adalah organisasi dengan kriteria yang
audit yang dilakukan oleh auditor digunakan adalah kebijakan, peraturan
independen terhadap golongan; audit dan Kegiatan audit kepatuhan yaitu
laporan keuangan, audit kepatuhan dan memeriksa tindakan perorangan atau
audit operasional. Audit laporan organisasi dengan kriteria yang
keuangan adalah audit yang dilakukan digunakan adalah kebijakan, peraturan
oleh auditor independen terhadap dan perundang-undangan yang berlaku.
kewajaran laporan keuangan atas dasar Pada laporan audit kepatuhan ini berisi
kesesuainnya dengan prinsip akuntansi organisasi dengan kriteria yang
laporan keuangan adalah audit yang digunakan adalah kebijakan, peraturan
dilakukan oleh auditor independen dan perundang-undangan yang berlaku.
terhadap kewajaran laporan keuangan Pada laporan audit kepatuhan ini berisi
atas dasar kesesuainnya dengan prinsip pendapat auditor atas kepatuhan
akuntansi secara umum. Audit perorangan atau organisasi terhadap
operasional merupakan audit terhadap kebijakan, perundang-undangan yang
kegiatan organisasi kewajaran laporan berlaku.
keuangan atas dasar kesesuainnya Pada laporan audit kepatuhan
dengan prinsip akuntansi secara umum. ini berisi pendapat auditor atas
Audit operasional merupakan kepatuhan perorangan atau organisasi
audit terhadap kegiatan organisasi terhadap kebijakan, peraturan dan
dalam hubungannya dengan tujuan perundang-undangan yang diantaranya
tertentu. Sedangkan audit kepatuhan adalah ketentuan Kualitas pendapat
adalah secara umum. Audit operasional auditor atas kepatuhan perorangan
merupakan audit terhadap kegiatan atau organisasi terhadap kebijakan,
organisasi dalam hubungannya dengan peraturan dan perundang-undangan
tujuan tertentu. Sedangkan audit yang diantaranya adalah ketentuan
kepatuhan adalah audit yang tujuannya Kualitas Aktiva Produktif
untuk menentukan apakah yang diaudit (Pembiayaan). (Nasution 2021)

Ifelda Nengsi, S.E.I.,MA.,CRP, Ellsha Effendy, Hadid Almauzhah, Wahyu Asman | 15


Al-bank: Journal Islamic Banking and Finance
Vol.1 No.1, Juli - Desember 2021 ISSN 2797 8265
http://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/Albank

PENUTUP kewajiban ntuk menanggung risiko


kerugiaan ynag timbul. Bban kerugian
Dari hasil pembahasan yang
hanya dapat dibebankan kepada
telah diuraikan pada pembahasan
mudharib apabila kerugian tersebut
diatas, maka penulis menyimpulkan
karena kelalaian kecyurangan yang
bahwa manajemen risiko pembiayaan
dilakukukan.
adalah risiko akibat kegagalan nasabah
Untuk menghadapi
atau pihak lain dalam memenuhi
kemungkinan risiko pembiayan, bank
kwajiban kepada bank sesuai dengan
syariah diperknankan meminta
prjanjian yang telah disepakati. Isiko
angunan kada engelola dana. Prbankan
pembiayaan ini merupakan salah satu
syariah dapat melakukan pngawasan
risiko utama dalam pemberian
baik secara aktif mapun secarap asif.
pembiayaan bank syariah.
Pengawasan secara aktif dapay
Risiko pembiayaan muncul jika
dilakukan dengan cara melakukan
bank tidak bisa mempeoleh kembali
pemeriksaan secara langusng terhadap
cicilan pokok dan bagi hasil dari
operasional maupun berkas- berkas
pinjaman yang diberikannya atau
dapat dilakukan dengan menerima
investasi yang sedang dilakukannya.
laporan dari nasabah.
Sasaran utama dalam
Tingginya risiko pembiayaan
implementasi manajemen risiko yaitu
tercermin dari posisi rasio pmbiayaan
meindungi perusahaan terhadap
bermasalah yang sering dikenal sebagai
kerugian yang mungkin timbul. Dalam
Non Performing Financing (NPF).
manajemen risiko terdapat tugas untuk
Pembiayaan bermasalah berarti
mengimplementasikannya yaitu
pembiayaan yang dalam pelaksanaanya
identifikasi risiko-risiko yang dihadapi,
belum mencapai atau memenuhi target
mengukur atau menentukan besarny
yang diinginkan pihakbank seperti :
risiko tersebut, mencari jalan untuk
pengembalian pokok atau bagi hasil
menghadapi atau menanggulangi
yang bermasalah yang memiiki
sebuah risiko, menyusun strategi untuk
kemungkinan timbulnya risiko di
memperkecil ataupun mengendalikan
kemudian hari bagi bank, pembiayaan
risiko, mengkoordinir pelaksanaa
termasuk golongan pehatian khusus
penanggulangan risiko serta
diragukan dan macet serta golongan
mengevaluasi program penanggulangan
lancar yang berpotensi terjadi
risiko yang sudah dibuat.
penunggakan dalam pengembalian.
Dalam akad mudharabah,
Tingkat risiko pembiayaan merupakan
mudharib dalam hal ini nasabah
perbandingan antar saldo pembiayaan
sebagai ngeloa dana tidak mempunyai
bermasalah (NPF) dengan total
kewajiban untuk menanggung riisiko
pembiayaan secara keseluruhan.
pengelola dana tidak mempunai
Tingkat risiko pembiayaan
kewajiban untuk mnanggung risiko
kerugian dana tidak mmpunyai musyarakah dihitung berdaarkan

16 | Manajemen Risiko Terhadap Pembiayaan Pada Bank Syariah


Al-bank: Journal Islamic Banking and Finance
Vol.1 No.1, Juli - Desember 2021 ISSN 2797 8265
http://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/Albank

perbandingan antara jumlah murabahah tanpa pesananatau dngan


pembiayaan musyarakah yang pesanan yang sifatnya tidak mengikat
bermasalah karena pengembaliannya nasabah untk membeli, mnyeabkan
tidak sesuai jadwal yang disepakati bank menghadapi dua risiko. Riisko
dengan total pembiayaan secara prtama tidak ada jaminan bagi bank
keseluruhan. syariah seangdainya pembeli
Pada akad musyarakah, trdapat membatalkan trnaksi. Risko kedua,
transaksi penempatan dan adari dua bank syariah mengalamir risko
atau lebih pemilik dana atau barang kerugian karea menurunnya nilai
untk menajalankan usaha tertntu ssuai barang trsebut akibat cacat atau rusak
syariah dengan pmbagian hasi usaha selama masa pemmyimpanan.
antara kedua belah pihak brdasarkan Mengacu pada Kamus Ilmiah
nisbah yang disepakati. Sednagkan Populer, manajemen secara umum
pembagian krugian brdasarkan prporsi didefinisikan sebagai pengelola usaha,
modal masing – masing. kepengurusan, ketatalaksanaan
Riisiko yang dihadapi bank penggunaan sumber daya secara efektif
syariah dalam akad musyarakah adalah untuk mencapai sasaan yang diinginkan
kemungkinan krugian dari hasil usaha / dan direksi.
proyek yang dbiaya dan ketidak jujuran Sementara itu, R Terry
dari mitra usaha. Riisko pembiayaan menefenisikannya sebabgai suatu
musyarakag relative lebih keci proses khas yang terdiri dari tindakan-
diabndingkan pembiayaan tindakan perencanaan,
mudharabah. Hal ini de=isbabkan pengorganiasian, penggerakan dan
karena bank sebagai mitra dapat ikut pengendalian yang dilakukan untuk
mengelola usah adi samping melakukan menentukan serta mencapai sasaran-
pengawasan secara lbih ketat dari pada sasaran yang telah ditentukan melalui
usaha trsebut. Naun biasanya, kendala pemanfaatan sumber daya manusia dan
yan dihadapi adalah terbatasanya sumber sumber lainnya.
kualita dan kuantitas sumbr daya insani Senada dengan definisi yang
yang dimiiki perbankan syariah. dikemukakan Terry tersebut, Mslich
Dalam akad murabahah, bank mengartikan manajemen sebagai suatu
membeli barang kemudain dijual cara atau metode yang konseptual
kembali kepada nasabah dengan harga mengenai pemberdayaan atas sumber
pokok ditambah dengan margin yang daya secara keseluruhan yang
disepakati. Khusus untuk transaksi perasionalnya diaksanakan secara
murabahah dengan pesannya ynag terencana, terorganisasi, tertib,
sifatnya mengikat, risko yang dihadai tekoordinasi, serta tekendali sehingga
bank syariah hamper sama dengan tujuan atau sasaran dapat tercapai
riisko pada bank konvensional. secara efektif dan efisien.
Sedangkan dalam transaksi Indsutri perbankan memiliki peran

Ifelda Nengsi, S.E.I.,MA.,CRP, Ellsha Effendy, Hadid Almauzhah, Wahyu Asman | 17


Al-bank: Journal Islamic Banking and Finance
Vol.1 No.1, Juli - Desember 2021 ISSN 2797 8265
http://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/Albank

penting sebagai intermediasi sekaligus lembaga intermediasi (intermediary


katalisator aktivitas ekonomi suatu institution), yaitu berfungsi
Negara. Perbankan memfasilitasi dan menghimpun dana dari masyarakat dan
menyediakan pasar keuangan bagi menyalurkan kembali dana-dana
kebutuhan konsumsi, produksi, tersebut kepada masyarakat yang
investasi, dan distribusi dari pelaku membutuhkannya dalam bentuk
ekonomi rumah tangga, perusahaan, pembiayaan. Pembiayaan adalah
dan pemerintah. Pentingnya peran merupakan sebagian besar aset dari
perbankan dalam ekonomi bank syariah sehingga pembiayaan
mengharuskan pemeintah, otoritas tersebut harus dijaga kualitasnya,
keuangan, dan setiap elemen dalam sebagaimana diamanatkan pada Pasal 2
system lembaga keuangan nasional Undang-undang Perbankan Syariah
menerapkan manajemen risiko dan tata bahwa perbankan syariah dalam
kelola yang baik. melakukan kegiatan usahanya
Profil risiko pembiayaan dalam berasaskan prinsip syariah, demokrasi
perbankan syariah terkait dengan ekonomi dan prinsip kehati-hatian.
proses identifikasi, analisis, dan Pada penjelasan Pasal 2 Undang-
penilaian risiko dalam manajemen Undang Perbankan Syariah yang
risiko. Informasi yang jelas dan akurat dimaksud dengan prinsip kehati-hatian
disertai pemahaman yang baik atas adalah pedoman pengelolaan Bank
profil risiko pembiayaan dalam yang wajib dianut guna mewujudkan
manajemen risiko perbankan syariah perbankan yang sehat, kuat dan efisien
akan mampu memitigasi risiko dan sesuai dengan ketentuan peraturan
menentukan kesehatan perbankan perundang-undangan. Dari berbagai
syariah dan system keuangan. Profil sumber dapat disimpulkan bahwa yang
risiko pembiayaan secara umum dimaksud dengan prinsip kehati-hatian
ditunjukkan dengan indicator tingkat adalah pengendalian risiko melalui
pembiayaan bermasalah atau non penerapan peraturan perundang-
performing financing/ NPF. Penanganan undangan dan ketentuan yang berlaku
risiko dalam manajamen risiko dalam secara konsisten.
manajemen risiko dilakukan dengan
mendapatkan informasi profil risiko DAFTAR KEPUSTAKAAN
pmbiayaan. Utami dan Muslikhati
(2019) menyatakan bahwa indicator Firdaus, Zidni Ardhiana. 2014. “ADLN -
non performing financing (NPF) Perpustakaan Universitas
mempengauhi secara signifikan Airlangga.”
terhadap tingkat likuiditas dan
kesehatan pada perbankan syariah. Ii, B A B. “Uswatun K, Kamus Bahasa
Seperti halnya bank konvensional, Indonesia Lengkap, (Jakarta:
Kawahmedia, 2014), 616 1 22.” :
bank syariah berfungsi juga sebagai
22–59.
18 | Manajemen Risiko Terhadap Pembiayaan Pada Bank Syariah
Al-bank: Journal Islamic Banking and Finance
Vol.1 No.1, Juli - Desember 2021 ISSN 2797 8265
http://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/Albank

Ii, B A B, and Pengertian Manajemen Suatu Negara Sangat Dipengaruhi


Risiko. 2006. “Yaitu Sarana Untuk Oleh Peranan Perbankan Yang Ada
Merealisasikan Tujuan Umum. Di Negara Tersebut . Perbankan
Risiko Sering Dikatakan Sebagai.” : Memiliki Peran Yang Sangat
12–46. Penting Dalam.” Jurnal Etikonomi
14(September): 241–56.
Iqbal, Muhammad. 2017. http://journal.uinjkt.ac.id/index.p
“Perbandingan Pengelolaan Risiko hp/etikonomi.
Kredit Perbankan Syariah Dan
Perbankan Konvensional.” Nurdiani, Tanti Widia. 2021.
21(040): 481–97. Manajemen Risiko Dan Imlementasi
Pada Produk Pembiayaan Bank
Iv, B A B. 2017. “Bab Iv Hasil Yariah. Ruswandi. ed. Zainal Arifin.
Penelitian.” : 57–105. Jakarta: PT Gramedia.

Kholik, A. “Profil Risiko Pembiayaan Octavani, Ifti, and Aida Rizky.


Bermasalah Pada Perbankan “MANAJEMEN RISIKO DALAM.”
Syariah Nasional Dalam Masa
Pandemi Covid-19.” Prasastinah Usanti, Trisadini. 2019.
Jurnal.Umika.Ac.Id: 11–20. “Pengelolaan Risiko Pembiayaan Di
http://jurnal.umika.ac.id/index.ph Bank Syariah.” ADIL: Jurnal Hukum
p/almisbah/article/view/121. 3(2): 408.

Nasution, Muhammad Latheif Ilhamy. Purnamasari, Amalia E K A. 2016.


2021. “Analisis Mekanisme Audit “Amalia Eka Purnamasari Dan
Pembiayaan Pada Bank Syariah.” Musdholifah- Analisis Faktor
HUMAN FALAH: Jurnal Ekonomi Eksternal Dan Internal ...” 9(1).
dan Bisnis Islam 8(1).
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php Putra, Nurmasrina dan P. Adiyes. 2021.
/humanfalah/article/view/9362. Manajemen Pembiayaan Bank
Syariah Scanned by CamScanner.
“No Title‫ال ب ترول‬.”
Sarayati, Mutia, Fakultas Syariah, D A N
Novindra Idroes, Ferry. 2011. Hukum, and U I N Syarif
Manajemen Risiko Perbankan : Hidayatullah. 2015. “Strategi
Pemahaman Teori Dan Praktik. Mitigasi Risiko Pembiayaan
Sofyan. ed. Fatturrahman Djamil. Musyarakah Bank Muamalat
Yogyakarta: Grafindo. Indonesia.”

Nur, Mawardah. 2015. “FAKTOR- Sholahuddin, M. 2004. “Risiko


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Pembiayaan Dalam Perbankan
PROFITABILITAS Nur Mawaddah Syariah.” 8(2): 130–38.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
PENDAHULUAN Kegiatan Ekonomi Sofyan, A Syathir. 2017. “PADA

Ifelda Nengsi, S.E.I.,MA.,CRP, Ellsha Effendy, Hadid Almauzhah, Wahyu Asman | 19


Al-bank: Journal Islamic Banking and Finance
Vol.1 No.1, Juli - Desember 2021 ISSN 2797 8265
http://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/Albank

LEMBAGA PEMBIAYAAN
SYARIAH.” 11(2): 359–89.

Sudrajat, Anton et al. ANALISIS


PENILAIAN KINERJA BANK
SYARIAH BERDASARKAN INDEKS
MAQASID SHARI’AH (Studi Kasus
Pada 9 Bank Umum Syariah Di
Indonesia Tahun 2015).

Syariah, D I Bank. “Pengelolaan Risiko


Pembiayaan Di Bank Syariah.”

20 | Manajemen Risiko Terhadap Pembiayaan Pada Bank Syariah

Anda mungkin juga menyukai