ISSN: 2146-4138
1 Sekolah Ekonomi Keuangan dan Perbankan, Universiti Utara Malaysia, UUM, Kedah 06010, Malaysia, 2 Sekolah
Inovasi Bisnis dan Technoprenuership, UniMap, Jln Kangar Alor Setar, 01000, Kangar Perlis, Malaysia.
*Email: waeibrorheem@uum.edu.my
ABSTRAK
Fungsi fundamental perbankan tetap tidak berubah sepanjang sejarah teori perbankan. Pengelolaan risiko, aset dan liabilitas tetap menjadi fungsi inti perbankan.
Sinyal awal terjadinya krisis perbankan dapat dilihat dari volatilitas risiko likuiditas. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba untuk mengetahui pengaruh faktor
eksternal dan internal yang mempengaruhi risiko likuiditas bank syariah dan konvensional. Penelitian ini menggunakan analisis regresi time series bank syariah
dan bank konvensional dari tahun 2000 hingga 2010. Studi ini menemukan bahwa bank syariah memiliki likuiditas yang lebih tinggi dibandingkan bank konvensional.
Analisis regresi multivariat menunjukkan bahwa 4 dari 14 faktor spesifik bank dan satu faktor makroekonomi berpengaruh signifikan terhadap risiko likuiditas bank
syariah, sedangkan bank konvensional menunjukkan bahwa 5 dari 13 faktor spesifik bank berpengaruh signifikan terhadap risiko likuiditas.
Kata Kunci : Risiko Likuiditas, Perbankan Syariah, Keuangan Syariah, Faktor Spesifik Bank dan Tidak Sistematis
Klasifikasi JEL: E58, G21, E400, E430, G010
1. PERKENALAN investasi. Hal ini merupakan konsekuensi negatif yang timbul dari meluasnya
penggunaan sistem keuangan berbasis perdagangan dibandingkan dengan
Bank-bank Islam saat ini beroperasi berdampingan dengan bank-bank model pembiayaan bagi hasil seperti Murabahah.
Jurnal Internasional Masalah Ekonomi dan Keuangan | Jilid 6 • Edisi 4 • 2016 1321
Machine Translated by Google
Waemustafa dan Sukri: Faktor Penentu Risiko Likuiditas Risiko Sistematis dan Tidak Sistematis antara Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional
Hal ini semakin menghambat bank Islam untuk terlibat dalam kegiatan ini berkaitan dengan pembentukan modal melalui penggunaan Mudarabah
ekonomi riil karena takut akan mengalami nasib yang sama seperti bank- atau pembiayaan musyarakah . Dengan demikian, keunggulan ini dapat
bank Islam pada tahun 1970 yang menderita kerugian besar ketika mereka terwujud sepenuhnya dengan penerapan manajemen risiko yang memadai
beroperasi berdasarkan model pembiayaan ekstensif bagi hasil. Namun dalam aktivitas perbankan syariah. Risiko yang dihadapi keuangan Islam
perlu dicatat bahwa pelaksanaan mekanisme berbasis ekuitas secara hati- selama proses pembentukan modal dialihkan ke simpanan berbasis
hati akan menciptakan kegiatan ekonomi riil dan menghasilkan keuntungan ekuitas. Menurut IFSB (2005) ada dua jenis penyedia dana utama, yaitu
yang lebih tinggi dibandingkan dengan mekanisme berbasis utang. pemegang rekening giro dan pemegang rekening investasi tidak terbatas
(IAH) dimana pemegang rekening investasi memerlukan kapasitas
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor spesifik bank pembayaran yang kuat untuk memenuhi permintaan penarikan tunai secara
dan faktor makroekonomi terhadap risiko likuiditas bank syariah dan penuh pada saat dan ketika hal tersebut terjadi. Namun dana IAH beroperasi
konvensional. berdasarkan prinsip Mudarabah yang memperbolehkan bank syariah
membagi keuntungan dan kerugiannya dengan rabbul-mal selama bank
1.1. Pengembangan Hipotesis syariah memberikan tingkat pengembalian yang wajar dan tidak melanggar
1.1.1. Sumber likuiditas eksternal bank syariah kewajiban fidusianya. Hal ini memungkinkan IAH untuk menyimpan dananya
Upaya berkelanjutan saat ini untuk mencapai keseragaman penafsiran di bank Islam untuk jangka panjang.
syariat Islam oleh bank-bank Islam di seluruh dunia telah menghasilkan
pembentukan organisasi berbasis di Bahrain yang dikenal sebagai Pasar 1.1.4. Sifat modus pembiayaan bank Islam
Keuangan Islam Internasional (IIFM) oleh Bank Pembangunan Islam Arab Pemahaman menyeluruh terhadap setiap mode pembiayaan sangat penting
Saudi, Badan Moneter Bahrain, Bank Dunia. Indonesia-Indonesia, Bank untuk membangun manajemen risiko likuiditas yang andal dan efisien. Sifat
Sudan-Sudan, Bank Negara Malaysia Malaysia, Kementerian Keuangan modus pembiayaan bank Islam sedikit lebih kompleks karena mereka
Brunei Darussalam. menawarkan lebih dari sekedar fasilitas pinjaman. Fasilitas mereka juga
IIFM berupaya untuk menyediakan struktur manajemen likuiditas untuk mencakup pembiayaan berbasis perdagangan. Dengan demikian, sifat dan
divisi bank syariah melalui jaringannya yang selanjutnya bertujuan untuk karakteristik eksposur risiko pada perbankan syariah berada di luar
menyelesaikan masalah keseragaman penafsiran Syari'ah (Abdul Rais, operasional perbankan tradisional. Bank-bank yang melakukan pembiayaan
2003). Saat ini, peminjaman fasilitas last resort masih melekat pada berbasis ekuitas juga menanggung risiko bisnis yang merupakan bagian
instrumen berbasis bunga. Keberadaan IIMM masih dipertanyakan terutama dari siklus bisnis. Kekhasan ini menuntut lembaga keuangan bebas bunga
ketika instrumen (IIMM) tidak berbasis aset. Oleh karena itu, lebih erat untuk lebih efektif dan efisien dalam proses manajemen risikonya. Akad
kaitannya dengan pasar modal utang (obligasi). syariah (ISCON) yang digunakan dalam mengukur risiko pembiayaan
Murabahah lihat Tabel 1.
1.1.2. Jenis syarat pembiayaan bank syariah 1.1.5. Risiko likuiditas membentuk mode pembiayaan berbasis ekuitas
Saat ini, bank syariah menawarkan instrumen jangka pendek, menengah
dan panjang dengan jangka waktu jatuh tempo tetap dan bervariasi. Sangat Lembaga keuangan bebas bunga menghancurkan hubungan tradisional
penting untuk memastikan bahwa aset dan liabilitasnya disinkronkan antara pemberi pinjaman dan peminjam yang didasarkan pada bunga ketika
berdasarkan durasi setiap jangka waktu, baik jangka waktu tetap maupun variabel.
mereka menyetujui fasilitas keuangan kepada pelanggannya.
Hal ini memungkinkan bank syariah untuk secara hati-hati menyinkronkan Bank syariah beroperasi atas dasar bagi hasil dimana prinsip dan hubungan
dana yang tersedia dengan kebutuhan pembiayaan nasabahnya (Ahmad, agen didasarkan pada pemberi modal dan pengusaha. Cara pembiayaan
2005). Ketidaksesuaian diasumsikan terjadi ketika pembiayaan ekuitas ini memungkinkan penyedia modal dan pengusaha untuk berbagi
memerlukan komitmen jangka panjang, sedangkan pembiayaan utang keuntungan dari usaha yang dilakukan berdasarkan rasio yang disepakati
melibatkan jatuh tempo jangka pendek. Jadi, untuk membiayai aset dengan atau saling menguntungkan. Sifat partisipatif ini memungkinkan adanya
menggunakan mode pembiayaan ekuitas, liabilitas memerlukan jatuh tempo kegiatan bisnis yang nyata karena kedua belah pihak harus menanggung
jangka panjang untuk menghindari risiko likuiditas (Sundarajan dan Errico, keuntungan atau kerugian yang akan dibagi berdasarkan persentase yang
2002). Bank syariah mempunyai kewajiban hanya terhadap permintaan disepakati (Sundararam dan Errico, 2002). Bank-bank Islam yang beroperasi
pemegang simpanan sedangkan bank konvensional mempunyai kewajiban berdasarkan model dua jendela sebenarnya tahan terhadap kebangkrutan.
terhadap seluruh simpanannya (Errico dan Farahbaksh, 1998). Giro dalam Namun dalam praktiknya, model Mudharabah dua tingkat masih memiliki
kaitannya dengan kewajiban bank syariah perlu dicadangkan sepenuhnya risiko ketidakcocokan aset dan liabilitas karena giro mempunyai nilai modal
untuk memastikan tingkat likuiditas yang tinggi karena menjadi milik deposan setiap saat.
yang terjamin dan dapat ditebus oleh penyimpan secara par dan on demand.
1322 Jurnal Internasional Masalah Ekonomi dan Keuangan | Jilid 6 • Edisi 4 • 2016
Machine Translated by Google
Waemustafa dan Sukri: Faktor Penentu Risiko Likuiditas Risiko Sistematis dan Tidak Sistematis antara Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional
Studi ini menggunakan SPSS untuk mengembangkan hubungan kuadrat terkecil Tabel 1: Definisi operasional
antara likuiditas dan faktor-faktor penentu spesifik bank dan makroekonomi. Variabel Definisi
Data time-series diperoleh dari laporan tahunan bank syariah dari tahun 2001 Faktor spesifik bank
hingga 2011. Kr Pembiayaan bermasalah tahun berjalan terhadap total
Analisis regresi multivariat terhadap data rasio diperoleh dari laporan tahunan pinjaman banki pada tahun tersebut
LEV Modal inti 2 menjadi modal inti banki pada tahunt
yang dipublikasikan bank syariah dan konvensional di Malaysia. Untuk melakukan
uji hipotesis maka diperoleh nilai uji statistik. Model penelitian ini diturunkan
RSEC Pembiayaan sektor berisiko (RSEC) terhadap total pinjaman
berdasarkan persamaan berikut untuk bank konvensional dan bank syariah:
bank pada tahun
RSECT=Pinjaman properti (pinjaman properti
residensial+pinjaman properti non-
perumahan+pinjaman real estate+konstruksi
bank konvensional;
pinjaman)+pinjaman pembelian surat
berharga+pinjaman kredit konsumsi
LiquidCB=ÿ+ÿ1 RSFi +ÿ2 FLPi +ÿ3 DTARi +ÿ4 LEVi +ÿ5 REGCAPi REGCAP Modal inti terhadap total aset banki pada tahun t
FLP Penyisihan kerugian pembiayaan terhadap total pembiayaan
+ÿ6 UKURANi +ÿ7 DERi +ÿ8 KEUANGANi +ÿ9 RWAi +ÿ10EMi banki pada tahun t
KEUANGAN Total Keuangan terhadap total aset banki pada tahun t
ATMR
+ÿ11MGTi +ÿ12CRi +ÿ13DEPTAi +ÿ14ROAi Aset tertimbang menurut risiko terhadap total aset banki
pada tahun t
ISCON Pembiayaan dengan konsep syariah
+ÿ15Kurva hasil+ÿ16CPIi
(Bai-Bhithaman Ajil) terhadap total pembiayaan banki
Sebaliknya, pembiayaan sektor berisiko sedikit lebih tinggi pada bank syariah
Standar deviasi likuiditas menunjukkan adanya variasi kecil dalam hal likuiditas dengan rata-rata 60% sedangkan rata-rata pinjaman sektor berisiko pada bank
dimana sebagian besar bank syariah yang diteliti mempertahankan persentase konvensional adalah 53%. Tingginya konsentrasi pinjaman sektor berisiko dapat
kas yang sama sesuai dengan intensitas risiko portofolio pembiayaannya. Bank berkontribusi pada pembiayaan berbasis Murabahah (penjualan markup)
syariah menunjukkan risiko kredit yang lebih rendah dibandingkan bank ditambah kontrak bai bhithaman ajil (penjualan pembayaran ditangguhkan) yang
konvensional dengan rata-rata 18% sedangkan rata-rata risiko kredit bank diukur dengan variabel kontrak syariah yang mencakup 67% dari total bank
konvensional adalah 23%. Standar deviasi kredit pada bank konvensional lebih syariah. ' pembiayaan. Rata-rata pencadangan kerugian pembiayaan bank
besar dibandingkan dengan bank syariah yang berarti bahwa pada tingkat bank syariah adalah 10% sedangkan rata-ratanya adalah 10%.
individual, bank konvensional
Jurnal Internasional Masalah Ekonomi dan Keuangan | Jilid 6 • Edisi 4 • 2016 1323
Machine Translated by Google
Waemustafa dan Sukri: Faktor Penentu Risiko Likuiditas Risiko Sistematis dan Tidak Sistematis antara Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional
Tabel 2: Statistik deskriptif pertumbuhan pembiayaan yang berkelanjutan berbeda dengan bank konvensional
Variabel Bank konvensional Variabel bank syariah yang mungkin melakukan sekuritisasi pinjaman, penjualan pinjaman dan aktivitas
Berarti±Standar Berarti±Standar off-balance sheet lainnya. Efisiensi pengelolaan pemanfaatan aset sedikit lebih
deviasi deviasi baik dilakukan oleh bank syariah dibandingkan bank konvensional dengan rata-rata
masing-masing sebesar 89,37% dan 89,13%.
0,3640±0,09179
CAIRAN CAIR 0,4639±0,20286
0,2375±0,10411
CR CR 0,1811±0,09172
0,5380±0,16801
RSL RSF 0,6078±0,18223
LLP FLP 0,1027±0,03958
0,0947±0,03681
1.2.2. Statistik deskriptif dan variabel makroekonomi
DTAR DTAR 0,9599±0,01866
0,9608±0,01091
Penelitian ini mencakup lima variabel makroekonomi bank syariah yaitu rata-rata
0,6048±0,19082
LEV 0,3914±0,15592 LEV
REGCAP 0,0731±0,01816 REGCAP 00,303±0,08975 suku bunga PUAB syariah 3,0190, rata-rata indeks harga konsumen 2,1550, rata-
UKURAN 4,1999±0,08538 DER 3,6461±0,89546 rata Produk Domestik Bruto 5,1910, rata-rata kesenjangan output 1,4727 dan
DER 3,7020±0,95685 KEUANGAN 0,7058±0,16101 jumlah uang beredar (M3) 4,0638. Indikator makroekonomi bank konvensional
KEUANGAN 0,5929±0,07711 ATMR 0,7972±0,18100 adalah mean CPI sebesar 2,1550, mean PDB sebesar 5,1910, mean output gap
ATMR 0,5783±0,21224 UKURAN 1,1780±0,04122
sebesar 1,4727, mean M3 sebesar 4,0638 dan mean kurva imbal hasil sebesar
EM 1,7551±0,43332 EM 1,9342±0,38522
2,7973. Studi ini menggunakan suku bunga PUAB Islam sebagai proksi suku bunga
MGT 0,8913±0,06376 MGT 0,8937±0,09047
ROA 0,1075±0,03718 ISCON 0,6701±0,17680 acuan terhadap suku bunga konvensional. Pengaruh variabel risiko sistematis dan
YieldCur 2,7973±0,40493 ROA 0,1065±0,03889 tidak sistematis dibahas dalam hasil regresi.
CPI 2,1550±01,3003 IslamicRate 3,0190±0,46177
PDB 5,1910±02,0528 IHK 2,1550±1,29960
M3 4,0568±2,03493 PDB 5,1910±2,05180 Tabel 3 menunjukkan hasil korelasi Pearson terhadap variabel makroekonomi bank
1,4727±0,92281
Kesenjangan Keluaran Kesenjangan Keluaran 1,4727±0,92238 syariah. Hasil ini menunjukkan bahwa N = 165, suku bunga Islam berpengaruh
Inflasi M3 4,0638±2,03281
2.1550±01.3003
negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas dan PDB menunjukkan positif
namun tidak signifikan terhadap likuiditas. Selain itu, variabel yang menunjukkan
bank konvensional sebesar 9%. Penyisihan kerugian umum yang lebih tinggi telah signifikansi negatif terhadap likuiditas adalah kesenjangan output dan inflasi.
dialokasikan untuk memenuhi perkiraan kerugian yang mungkin timbul dari Sebaliknya, jumlah uang beredar mempunyai signifikansi positif terhadap risiko
pembiayaan bermasalah mereka. likuiditas.
Penyisihan kerugian pinjaman bank konvensional lebih kecil karena peningkatan Tabel 4 menyajikan hasil variabel makroekonomi bank konvensional; Hasil
aktivitas off-balance sheet memungkinkan bank konvensional memperoleh sumber
penelitian menunjukkan bahwa pada kurva imbal hasil, CPI berpengaruh positif
likuiditas eksternal. Rata-rata rasio aset terhadap bank konvensional adalah 96% signifikan terhadap likuiditas sedangkan PDB berpengaruh positif namun tidak
sedangkan rata-rata bank syariah adalah 95%. Sebagaimana diketahui, bank
signifikan terhadap risiko likuiditas. Sebaliknya output gap berpengaruh negatif
memperoleh pendapatannya dari kegiatan peminjaman dan pendanaan, sehingga signifikan terhadap risiko likuiditas, sedangkan jumlah uang beredar (M3) tidak
sebagian besar asetnya dibiayai dengan uang simpanan yang diimbangi dengan signifikan terhadap likuiditas bank konvensional.
pendapatan bunga yang dihasilkan dari pembiayaan dan pinjaman. Oleh karena
itu, ketidaksesuaian antara aset dan liabilitas dapat mempengaruhi kesehatan bank. Tabel 3 dan 4 menunjukkan bahwa variabel makroekonomi bank syariah dan
konvensional memiliki korelasi yang serupa terhadap risiko likuiditas. Hal ini dapat
dijelaskan oleh fakta bahwa bank syariah dan bank konvensional beroperasi
Rasio di atas menunjukkan bahwa bank konvensional sedikit lebih baik dalam berdampingan dan bersaing untuk mendapatkan nasabah yang sama karena bank
menarik dana dari uang simpanan. Bank syariah mempunyai buffer terhadap konvensional juga menawarkan produk perbankan syariah melalui anak
kerugian tak terduga yang lebih besar jika dilihat dari mean sebesar 30% sedangkan perusahaannya. Namun, jumlah uang beredar (M3) menunjukkan korelasi terbesar
bank konvensional memiliki mean sebesar 7%. Hal ini dapat berupa langkah- sebesar ÿ0,744 terhadap likuiditas.
langkah yang diambil oleh bank-bank Islam untuk memenuhi persyaratan Basel Perlu diketahui bahwa variabel makroekonomi yang dimasukkan dalam penelitian
untuk sektor-sektor berisiko yang dibiayai oleh bank-bank Islam. Ukuran bank ini terbebas dari permasalahan multikolinearitas dengan R > 0,8 sebagaimana
konvensional empat kali lebih besar dibandingkan bank syariah dengan mean disebutkan dalam Tranmer dan Elliot (2008).
masing-masing 4,1999 dan mean 1,1780. Ukuran bank konvensional yang lebih
besar memungkinkan mereka memperoleh skala ekonomi sekaligus mengurangi Tabel 5 dan 6 menunjukkan bahwa variabel bank-spesifik faktor korelasi bank
biaya transaksi. Keunggulan ini memungkinkan bank konvensional menghasilkan syariah dan konvensional terhadap risiko likuiditas berada di bawah R<0,3, hal ini
keuntungan yang sedikit lebih besar dibandingkan bank syariah yang dibuktikan membuktikan bahwa variabel-variabel yang dimasukkan dalam penelitian ini
dengan return on assets (ROA) yang lebih tinggi dengan mean masing-masing terbebas dari permasalahan multikolinearitas dengan ambang batas R<0,8.
10,75 dan mean 10,65%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akad syariah (BBA dan Murabahah)
berpengaruh negatif signifikan terhadap risiko likuiditas. Hal ini berarti bahwa
konsentrasi pembiayaan yang lebih tinggi berdasarkan akad syariah yang sebagian
Namun demikian, aset tertimbang menurut risiko bank syariah lebih tinggi dengan besar merupakan pembiayaan berbasis hutang dapat memberikan kebutuhan
rata-rata 79% dibandingkan dengan rata-rata bank konvensional sebesar 53%. Hal likuiditas yang lebih besar dan sekaligus mengekspos portofolio aset bank terhadap risiko likuidit
ini konsisten dengan semakin tingginya konsentrasi bank syariah yang
mengandalkan pembiayaan untuk menghasilkan pendapatan, sedangkan bank 1.2.3. Risiko likuiditas dan faktor makroekonomi
konvensional mampu menghasilkan pendapatan berbasis biaya alternatif dari Tabel 7 menunjukkan bahwa hanya inflasi yang signifikan positif terhadap risiko
aktivitas off-balance sheet. Hal ini juga terlihat pada a likuiditas dengan P > 0,01 dari lima faktor makroekonomi
1324 Jurnal Internasional Masalah Ekonomi dan Keuangan | Jilid 6 • Edisi 4 • 2016
Machine Translated by Google
Waemustafa dan Sukri: Faktor Penentu Risiko Likuiditas Risiko Sistematis dan Tidak Sistematis antara Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional
termasuk dalam penelitian ini. Hal ini berarti kenaikan laju inflasi mempertahankan jumlah uang tunai yang lebih besar untuk menjaga
mendorong perbankan untuk mempertahankan proporsi alat likuid yang posisi likuiditas guna memenuhi kebutuhan deposan ketika ingin menarik
lebih besar. Temuan penelitian ini konsisten dengan asumsi efek Fisher uangnya dari bank sehingga menurunkan biaya pendanaan.
yang menyatakan bahwa efek likuiditas mendorong bank Peningkatan inflasi dapat merugikan bank terutama ketidaksesuaian antara
peminjam dan pemberi pinjaman dimana bank menerima tingkat pendapatan
Tabel 3: Matriks korelasi determinan makroekonomi bunga yang sama namun menghabiskan banyak biaya bunga untuk pinjaman
bank syariah jangka pendek. Dalam studi Bordeleau dan Graham (2010), mereka
Pearson menyatakan bahwa kenaikan suku bunga memberikan sanksi kepada bank
Kesenjangan Output PDB IslamicRate Inflasi M3
korelasi karena memiliki aset likuid yang jatuh tempo dalam jangka panjang.
Nilai Islam 1.000
PDB 0,139 1.000 1.2.4. Likuiditas dan profitabilitas
Kesenjangan Keluaran ÿ0,184 ÿ0.111 1.000 Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa rasio likuiditas (LIQUID)
M3 ÿ0,744 ÿ0.281 0,501 1.000 berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, hal ini menunjukkan
Inflasi 0,681 0,199 ÿ0.167 ÿ0.547 1.000
bahwa bank syariah menerapkan strategi konservatif dalam mengelola
masalah likuiditas dengan menjaga cadangan kas yang cukup dan pada
Tabel 4: Matriks korelasi bank konvensional saat yang sama bank-bank tersebut mampu menghasilkan keuntungan.
determinan makroekonomi Hal ini dibuktikan dari mean LIQUID bank syariah sebesar 0,4639.
Pearson Temuan tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya Ghazali (2008)
Kesenjangan Output M3 PDB PDB Saat Ini
korelasi yang menemukan adanya hubungan positif antara Likuiditas dan ROA.
Hasil Cur 1.000 Bourke (1989). Kosmidou dan Pasiouras (2005) juga menemukan
IHK 0,653 1.000 hubungan positif yang signifikan antara Likuiditas dan ROA. Temuan ini
PDB 0,096 0,001 1.000 bertentangan dengan temuan Choon et al. (2012) yang menemukan
M3 ÿ0,618 ÿ0,49 ÿ0,282 1.000 bahwa LIQUID berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA yang berarti
ÿ0,008 ÿ0,038 ÿ0,111 0,502 1.000
Kesenjangan Keluaran
lebih banyak pembiayaan dilakukan oleh bank syariah dengan likuiditas lebih rendah
Jurnal Internasional Masalah Ekonomi dan Keuangan | Jilid 6 • Edisi 4 • 2016 1325
Machine Translated by Google
Waemustafa dan Sukri: Faktor Penentu Risiko Likuiditas Risiko Sistematis dan Tidak Sistematis antara Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional
Köhler (2012) menyatakan bahwa bank dengan proporsi alat likuid yang lebih besar Solusi terhadap permasalahan yang ada saat ini dapat dicapai melalui pengenalan
akan lebih stabil sehingga bank dapat melakukan buffer terhadap guncangan pendanaan berbasis biaya melalui perhitungan analisis titik impas dari aktivitas
ketika diperlukan. Rasio likuiditas yang lebih tinggi pada bank syariah juga dapat pembiayaan bank syariah. Murabahah dan BBA mampu bertahan dalam krisis
disebabkan oleh fakta bahwa ekuitas dan pembiayaan perdagangan yang lebih dengan keunggulan pembiayaan berbasis ekuitas pada kewajiban bank syariah,
tinggi terlihat pada bank syariah dibandingkan dengan bank konvensional. yaitu IAH berdasarkan bagi hasil .
1.2.5. Likuiditas dan konsentrasi pembiayaan Namun, fasilitas tersebut mungkin tidak tersedia di masa depan ketika kepercayaan
Peningkatan konsentrasi sektor yang diukur dengan konsentrasi sektor berisiko deposan memburuk karena keterlibatan berlebihan dalam aktivitas risiko
terhadap total pembiayaan menunjukkan signifikansi positif terhadap risiko likuiditas ketidakpatuhan syariah.
dengan P > 0,05. Hal ini terutama relevan bagi bank syariah yang menjalankan
bisnisnya di lingkungan inflasi yang tinggi dan pada saat yang sama memiliki
2. KESIMPULAN
cadangan kas yang lebih besar untuk mempertahankan posisi likuiditas yang sehat
seperti yang ditemukan dalam studi yang dilakukan oleh Pappas dkk. (2012).
Kegiatan perbankan syariah memiliki prinsip yang unik jika dibandingkan dengan
Struktur unik aset dan liabilitas bank syariah mungkin memainkan peran penting
perbankan konvensional. Meskipun bank syariah hidup berdampingan dengan
dalam menentukan kebijakan likuiditas mereka.
bank konvensional, namun keunikan mekanisme yang digunakan memerlukan
proses manajemen risiko khusus yang harus diterapkan agar dapat mengurangi
risiko dan menjadi kompetitif dalam industri keuangan. Misalnya, pembiayaan
1.2.6. Risiko likuiditas dan kontrak Islam
berbasis utang dianggap sangat populer di kalangan bank Islam karena risikonya
Semakin tinggi konsentrasi pembiayaan BBA dan Murabahah yang mencakup
yang rendah, terutama bagi nasabah yang menghindari risiko dan lebih memilih
67% dari total portofolio aset bank syariah. Hasil regresi menunjukkan bahwa akad
modus pembiayaan berbasis utang. Namun, persoalan kepatuhan selalu
syariah atau modus pembiayaan berbasis utang dengan menggunakan BBA dan
diperdebatkan dalam modus pembiayaan berbasis hutang. Dengan pemahaman
Murabahah berpengaruh negatif signifikan terhadap likuiditas dengan P > 0,001.
yang jelas tentang proses penciptaan risiko dalam pembiayaan berbasis ekuitas,
Hal ini berarti bahwa konsentrasi akad syariah yang lebih tinggi dapat mengurangi
hal ini memungkinkan para bankir untuk menghasilkan proses manajemen risiko
kebutuhan bank untuk mempertahankan cadangan yang cukup dalam bentuk
penyisihan kerugian pinjaman sementara IAH digunakan sebagai sumber alternatif yang bijaksana dan sesuai, dan selanjutnya mendorong prinsip bagi hasil yang
merupakan fokus mendasar bank syariah.
pendanaan likuiditas internal terutama ketika bank terkena kerugian yang tidak
terduga. Selain itu, pembiayaan berbasis utang ini juga dapat terkena risiko
Sifat unik dari campuran aset dan kewajiban bank syariah membentuk jenis risiko
kepatuhan syariah karena pembiayaan ini merupakan patokan LIBOR yang isunya
baru terutama risiko likuiditas yang merupakan risiko yang sangat signifikan dalam
berbasis riba dan Al-Quran melarang segala bentuk perikatan yang bersifat riba
perbankan syariah. Hal ini karena ketidaksesuaian antara aset dan liabilitasnya
sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Jabir1 . Nabi SAW bersabda,
dapat mengakibatkan bank run yang serius terhadap para deposan. Namun,
“Semoga melaknat penerima dan pembayar bunga, pencatat, dan kedua saksi
dengan model Dua Jendela, bank syariah bisa dibilang tahan terhadap kebangkrutan
transaksi, seraya bersabda: Keduanya sama saja.”
sehingga memungkinkannya beroperasi lebih efisien berdasarkan aktivitas ekonomi
riil. Kegiatan tersebut didasarkan pada prinsip Mudarabah dan Musyarakah
terhadap harta bukan hanya bergantung pada prinsip Mudarabah saja.
1326 Jurnal Internasional Masalah Ekonomi dan Keuangan | Jilid 6 • Edisi 4 • 2016
Machine Translated by Google
Waemustafa dan Sukri: Faktor Penentu Risiko Likuiditas Risiko Sistematis dan Tidak Sistematis antara Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional
risiko setiap mode pembiayaan sangat penting bagi bankir Islam. Hal Profitabilitas Bank Islam: Beberapa Bukti Internasional. Fakultas Bisnis
ini memungkinkan bank syariah untuk mengelola risiko likuiditasnya dan Akuntansi. Universitas Malaya.
secara internal, sehingga dapat memberikan pilihan likuiditas lain selain IFSB. (2005), Prinsip Panduan Manajemen Risiko bagi Institusi (Selain
pasar modal syariah untuk mencari solusi likuiditas. Lembaga Asuransi) yang Hanya Menawarkan Jasa Keuangan Islam.
Kuala Lumpur, Malaysia: Dewan Jasa Keuangan Islam.
REFERENSI Köhler, M. (2012), Bank Mana yang Lebih Berisiko? Dampak Pertumbuhan
Kredit dan Model Bisnis terhadap Pengambilan Risiko Bank (No. 33/2012).
Abdul Rais, AM (2003), Perkembangan Instrumen Manajemen Likuiditas: Makalah Diskusi, Deutsche Bundesbank.
Tantangan dan Peluang. Makalah dipresentasikan pada Konferensi Kosmidou, K., Pasiouras, F. (2005), Penentu Keuntungan dan Margin di
Internasional Perbankan Islam: Manajemen Risiko, Regulasi dan Industri Perbankan Komersial Yunani: Bukti dari Periode 1990-2002.
Pengawasan. Jakarta, Indonesia. Laboratorium Rekayasa Keuangan, Departemen Teknik dan Manajemen
Ahmad, H. (2005), Struktur Operasional Keuangan Ekuitas Islam, Lembaga Produksi, Kertas Kerja Universitas Teknik Kreta.
Penelitian dan Pelatihan Islam (Makalah Penelitian No. 69).
Bordeleau, É., Graham, C. (2010), Dampak Likuiditas Terhadap Profitabilitas Muljawan, D. (2005). Desain Sistem Pemeringkatan Perbankan Islam:
Bank (No. 2010, 38). Makalah Kerja Bank Kanada. Pendekatan Terpadu, Konferensi Internasional Ekonomi dan Keuangan
Bourke, P. (1989), Konsentrasi dan faktor penentu profitabilitas bank lainnya Islam 'Ekonomi dan Perbankan Islam di Abad 21 '. Jakarta, Indonesia.
di Eropa, Amerika Utara dan Australia. Jurnal Perbankan dan Keuangan, hal 310-330.
13(1), 65-79. Pappas, V., Izzeldin, M., Fuertes, AM, Ongena, S. (2012), Analisis
Choon, YV, Thim, CK, Kyzy, BT (2012), Kinerja bank umum Islam di Malaysia: kelangsungan hidup risiko kegagalan bank syariah. DOI: 10.2139/ssrn.2070957.
Sebuah studi empiris. Jurnal Ekonomi Islam, Perbankan dan Keuangan, Sundararajan, V., Errico, L. (2002), Lembaga dan Produk Keuangan Islam
8(2), 67-79. dalam Sistem Keuangan Global: Isu Utama dalam Manajemen Risiko
Errico, L., Farahbaksh, M. (1998). Perbankan Islam: Masalah Regulasi dan dan Tantangan ke Depan. Kertas Kerja IMF. hal1-11.
Pengawasan Kehati-hatian. Kertas Kerja IMF. hal7-31. Tranmer, M., Elliot, M. (2008), Regresi Linier Berganda. Pusat Penelitian
Ghazali, M. (2008), Penentu Spesifik Bank dan Makroekonomi Sensus dan Survei Cathie Marsh (CCSR).