Anda di halaman 1dari 10

EKSISBANK Vol. 3 No.

1 Juni 2019

MANAJEMEN RISIKO LIKUIDITAS PADA


PERBANKAN SYARIAH
Wiwin Winanti
Prodi perbankan Syariah STIE Syariah Indonesia Purwakarta
Jl. Veteran no 150-152 Purwakarta 41118 Jawa Barat INDONESIA
wiwinwinanti441@gmail.com

Intisari— Manajemen likuiditas yang membahas mengenai posisi uang kas suatu bank dan
kemampuannya untuk memenuhi kewajiban (membayar utang) tepat waktu. Manajemen likuiditas
merupakan salah satu fungsi terpenting yang dilakukan oleh lembaga perbankan, dan bertujuan
untuk mepelajari masalah resiko likuiditas dan harus bisa mengendalikan likuiditas dalam suatu
perbankan syariah. Pentingnya penilaian atas likuiditas suatu bank, merupakan salah satu cara
untuk bisa menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,
dan tidak sehat. Salah satu penyebab kebangkrutan suatu bank adalah karena ketidak
mampuannya dalam memenuhi kebutuhan likuiditasnya.
Kata kunci: manjemen risiko, likuiditas, bank syariah

Abstract— Liquidity management that discusses the position of a bank’s cash and its ability to fulfill
obligations or pay debts on time. Liquidity management is the most important function carriedout by
banking institutions, and aims to study liquidity risk issues and must be able to control liquidity in an
islamic banking. The importance of assessing the liquidity of a bank is one way to determine whether
the bank is healthy, unhealthy and unhealthy, one of the causes of bank bankruptcy is due to ist
inability to meet its liquidity needs.
Keywords— risk management, liquidity, Islamic bank

I. PENDAHULUAN kebangkrutan suatu bank adalah karena ketidak


Secara umum tugas utama bank adalah mampuanyai dalam memenuhi kebutuhan
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk likuiditasnya. Oleh karena itu, likuiditas yang
simpanan. Kemudian dana yang telah terkumpul tersedia harus cukup sehingga tidak mengganggu
tersebut disalurkan kembali kepada mas-yarakat kebutuhan operasional.2
dalam bentuk pinjaman (kredit), serta memberikan Bank syariah memiliki kewajiban untuk melunasi
jasa-jasa bank lainnya. Untuk bisa menghimpun atau disebut juga dengan likuiditas. Likuiditas
dana dari masyarakat, maka bank memiliki merupakan salah satu faktor penentu sehatnya
keharusan untuk meyakin-kan nasabah bahwa uang perbankan syariah dalam melunasi dana para
yang mereka titipkan dijamin ke-amanannya. deposannya yang ingin menarik kembali kredit
Dengan demikian, agar bisa memberikan ke- yang diberikan dengan menggunakan rasio. Rasio
amanan kepada para nasabah, maka bank tersebut tersebut berbanding terbalik dengan rasio
haruslah likuid.1 profitabilitas karena rasio profitabilitas digunakan
Mengenai likuiditas di dunia perbankan, untuk mengukur efektivitas perusahaan untuk
merupakan satu keharusan yang harus dilakukan, mendapatkan keuntungan, sehingga se-makin tinggi
baik itu oleh pihak perbankan, praktisi keuangan, rasio pitabilitas maka rasio likuiditas semakin kecil.
ataupun pihak-pihak ketiga yang berencana Hal tersebut disebabkan karena dana yang
menitipkan dananya di bank. Pentingnya penilaian diperlukan untuk membiayai kreditnya semakin
atas likuiditas suatu bank, merupakan salah satu kecil . Namun semakin kecil rasio likuiditas akan
cara untuk bisa menentukan apakah bank tersebut ber-pengaruh pada naiknya tingkat profitabilitas.3
dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang
sehat, dan tidak sehat. Salah satu penyebab
2
My Fingers, “Manajemen Likuiditas”, dari wibsate
1
Achmad Fathany, “Manajemen Likuiditas Bank (http://makalahkuindonesia.blogspot.com/2017/04/manajemen
Syariah”, dari website (http://myfhany.blogspot.com/2015/- -likuiditas.html?m=1).01/02/2019 17.26 WIB
05/manajemen-likuiditas myfhany.html?m=1). 01/02/2019 3
Febby Varas Savitri, “Risiko Likuiditas Pada Bank
17.26 WIB. Syariah Di Indonesia” dari website
81
EKSISBANK Vol. 3 No. 1 Juni 2019
II. TELAAH/KRITIK TERHADAP FENOMENA rendahnya tingkat profitabilitas. Jadi jika suatu
MANAJEMEN RISIKO LIKUIDITAS bank bisa mengelola likuiditas tersebut, maka
Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidak nasabah-nasabah akan merasa puas yang akan
mampuan bank syariah untuk memenuhi kewajiban berdampak pada bertambahnya nasabah baru dan
yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas memajukan bank syariah tersebut.6
dan atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat Menguraikan bahwa bank syariah harus mampu
digunakan, tanpa mengganggu aktifitas, dan kondisi memenuhi kebutuhan likuiditasnya dengan
keuangan bank. Jadi risiko likuiditas itu risiko yang memelihara likuiditas aset atau menciptakan
timbul dari ketidak mampuan bank syariah dalam likuiditas dengan cara meminjam dana. Apabila
memenuhi kewajibannya pada waktu yang telah bank menahan aset seperti surat beharga yang dapat
ditentukan pada nasabah.4 dijual untuk memenuhi kebutuhan dananya, resiko
Ketidak mampuan memperoleh sumber dana arus likuiditas menjadi rendah. Sementara itu,
kas sehingga menimbulkan resiko likuiditas dapat penahanan aset dalam bentuk surat beharga akan
disebabkan antara lain: membatasi pendapatan karena bank memperoleh
a. Ketidak mampuan menghasilkan arus kas, tingkat peng-hasilan yang lebih tinggi dari
baik yang berasal dari aset produktf maupun pembiyaan.
yang berasal dari penjualan aset termasuk aset Faktor kuncinya adalah bank tidak dapat leluasa
likuid. me-maksimumkan pendapatan karena adanya
b. Ketidak mampuan menghasilkan arus kas desakan kebutuhan likuiditas.7 Karena itu, bank
yang berasal dari penghimpunan dana, harus memperhatikan jumlah likuiditas yang tepat.
transaksi antar bank syariah, dan pinjaman Terlalu banyak likuiditas akan me-ngorbankan
yang diterima tingkat pendapatan dan terlalu sedikit akan ber-
Resiko likuiditas sering pula dimaknai sebagai potensi meminjam dana yang berkaitan
kerugian potensial yang didapat dari ketidak meningkatnya biaya dana dan menurunkan
mampuan bank dalam memenuhi kewajiban yang profitabilitas. Lebih-lebih bagi bank syariah yang
jatuh tempo, baik mendanai aset yang telah dimiliki dilarang melakukan pinjaman dana yang berbasis
maupun mendanai pertumbuhan aset bank tanpa bunga, tentu akan lebih sulit untuk memperoleh
mengeluarkan biaya atau mengalami kerugian yang dana. Bank syariah harus pintar dan bijak dalam
melebihi toleransi bank. Resiko kredit dan resiko mengambil keputusan tentang menahan atau
likuiditas merupakan resiko yang paling tidaknya aset atau surat berharga milik nasabah.
fundamental dalam industri perbankan. Disebut Apabila bank syariah tidak bijak dalam mengambil
fundamental karena pemicu utama kebangkrutan keputusan tersebut, maka akan berpengaruh pada
yang dialami oleh bank.5 Oleh karna itu jika suatu likuiditas bank syariah itu sendiri.
bank tidak bisa mengatasi masalah fundamental Oleh karena itu, tujuan utama Manajemen Risiko
tersebut. Sudah dipastikan bank tersebut akan Likuiditas adalah untuk menimbulkan kemungkinan
kehilangan nasabahnya. ketidak mampuan bank syariah dalam memperoleh
Menyatakan likuiditas penting untuk bank syariah sumber, pendanaan arus kas.
dalam menjalankan aktivitas bisnisnya, mengatasi Secara lebih spesifik tujuan dari manajemen
kebutuhan mendesak, memuaskan permintaan risiko likuiditas adalah sebagai berikut.8
nasabah terhadap pinjam-an, dan memberikan 1. Memelihara kecukupan likuiditas bank
freksibilitas dalam meraih kesempatan investasi sehingga setiap waktu mampu memenuhi
menarik dan memungkinkan. Likuiditas yang ter- kewajiban bank yang jatuh tempo.
sedia harus cukup, tidak boleh terlalu kecil sehingga 2. Memelihara kecukupan likuiditas bank untuk
mengganggu kebutuhan oprasional sehari-hari, mendukung pertumbuhan aset bank yang
tetapi juga tidak boleh terlalu besar karena akan berkelanjutan.
menurunkan efisiensi dan berdampak pada 3. Menjaga likuiditas bank pada tingkat yang
optimal sehingga biaya atas pengelolaan
(http://makalahkuindonesia.blogspot.com/2017/04/
manajemenlikuiditas.html?m-1) 01/02/2019 17.26 WIB. 66
Antonio, “Bank Syariah Dari Teori ke Praket”.
44
Bambang Rianto Rustam, “Manajemen Risiko (Jakarta: Gema Insani Press, 2001)
Perbankan Syariah di Indonesia”,(Jakarta: Salaemba Empat, 7
Zaena Arifinl, “Dasar-Dasar Manajemen Bank
2013) 147 Syariah”. (Bandung: Alva Beta, 2002). 265
55
Bambang Rianto, “Manajemen Risiko Perbankan 8
Bambang Rinato, “Manajemen Risiko Perbankan
Syariah di Indonesia. Syariah di Indonesia”. 150
82
EKSISBANK Vol. 3 No. 1 Juni 2019
likuiditas berada dalam batas yang dapat III.TELAAH/KRITIK TERHADAP
ditoleransi. FENOMENA RISIKO INHEREN
4. Menjaga tingkat kepercayaan nasabah Risiko inheren merupakan risiko yang melekat
terhadap sistem perbankan. pada kegiatan bisnis bank syariah, baik yang dapat
Besar kecilnya resiko likuiditas ini banyak di kuantiflkasi-kan maupun yang tidak, yang
ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut. berpotensi memengaruhi posisi keuangan bank.10
1. Kecermatan perencanaan arus kas bedasar-kan Oleh karena itu, penting bagi bank untuk
pada prediksi pembiyaan dan prediksi mengelola likuiditas yang cukup sehingga mampu
pertumbuhan dana, termasuk mencermati menghadapi perubah-an-perubahan kondisi
tingkat fluktuasi. keuangan dan ekonomi apapun. Masalah pengelolan
2. Ketepatan dan mengatur stuktur dana, ter- likuiditas adalah masalah yang ber-hubungan
masuk kecukupan dana non bagi hasil Alamat dengan ke-mampuan suatu perusahaan untuk
email wajib bagi penulis korespondensi memenuhi kewajiban finansialnya yang segera
(corresponding author). Ke-terangan sebagai harus dipenuhi. Jumlah alat-alat pembayaran (alat
penulis korespondensi dituliskan setelah likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada
alamat email. suatu saat merupakan kekuatan mem-bayar dari
3. Ketersediaan aset yang siap dikonversikan perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusaha-an
menjadi kas. yang mempunyai kekuatan membayar belum tentu
4. Kemampuan akses kepasar antar bank atau dapat memenuhi. Jadi jika suatu bank atau
sumber dana lainnya termasuk fasilitas lender perusahaan sudah bisa mengelola dan memenuhi
of last resort. kewajiban finansalnya, mereka akan siap untuk
Faktor internal dan eksternal penyebab resiko mengatasi masalah keuangan dan ekonomi yang
akan datang kedepannya.
likuiditas :9
Pada bank syariah, dana nasabah dikelola dalam
a. Internal
bentuk titipan maupun investasi. Cara titipan dan
1) Exposeres lembaran tinggi
investasi jelas berbeda dengan deposito pada bank
2) Bank sangat bergantung pada perusahaan
konvensional dimana deposito merupakan upaya
jangka pendek
membungakan uang. Konsep dana titipan berarti
3) Kesenjangan dalam tanggal jatuh tempo
kapan saja si nasabah membutuhkan, maka bank
aset dan liabilitas. syariah harus dapat memenuhinya, akibatnya dana
4) Bank-bank ekspansi aset cepat melebihi titipan menjadi sangat likuid. Likuiditas yang tinggi
dana yang tersedia di sisi kewajiban. inilah membuat dana titipan kurang memenuhi
5) Konsentrasi deposito dalam tenor jangka syarat suatu investasi yang membutuhkan
pendek. pengendapan dana. Jadi bank bisa mengambil
6) Kurang alokasi dalam instrumen semua keuntungan dari dana titip tersebut tanpa
pemerintah cair. dibagi dengan nasabah, asalkan dana nasabah tidak
7) Lebih sedikit penempatan dana dalam berkurang sedikitpun.11
deposito jangka panjang. Karena pengendapan dananya tidak lama alias
cuma titipan maka bank boleh saja tidak
b. Eksternal memberikan imbal hasil. Sedang-kan jika dana
1) Pasar keuangan dan deposan yang sensitif. nasabah tersebut diinvestasikan, maka karena
2) Guncangan ekonomi eksternal dan konsep investasi adalah usaha yang menanggung
insternal. risiko, artinya setiap kesempatan untuk memperoleh
3) Kinerja ekonomi rendah atau lambat ke-untungan dari usaha yang dilaksanakan,
4) Mengurangi kepercayaan deposan pada didalam-nya terdapat pula risiko untuk menerima
sektor perbankan. kerugian, maka antara nasabah dan banknya sama-
5) Faktor nonekonomi (kerusuhan politik dan sama saling berbagi baik keuntungan maupun
lain-lain). risiko.
6) Tiba-tiba dan penarikan likuiditas besar-
besaran dari deposan. 10
Bambang Rianto, “Manajemen Risiko Perbankan
Syariah di Indonesia” 150
11
Risa Ariani6, “Manajemen Likuiditas Perbankan
Syariah”. Di Akses Dari Website
9
Bambang Rianto, “Manajemen Risiko Perbankan (http://risaariani6.blogspot.com /2012/06/manajemen-
Syariah Di Indonesia:. 149 likuiditas-perbankan-syariah.html.). 11-2018
83
EKSISBANK Vol. 3 No. 1 Juni 2019
2. Tabungan memiliki risiko likuiditas lebih
IV. TELAAH/KRITIK DALAM FENOMENA rendah dari giro karena sifatnya simpanan dan
PRINSIP-PRINSIP ISLAMIC FINANCIAL dapat ditarik setiap waktu.
SERVICES BOARD 3. Deposito memiliki risiko paling rendah karena
Risiko likuiditas adalah elemen kunci untuk hanya bisa dicairkan pada waktu jatuh tempo.
manajemen likuiditas efektif. Sebagaimana Berdasarkan pada prinsip syariah yang men-
dimaklumi bahwa bank syariah harus mencari dasarinya terdapat dua jenis akad penghimpunan
beragam sumber dana untuk membiayai aktivitas dana, yaitu wadi’ah atau mudharabah. Produk
pembiayaan dan investasinya. Bank syariah harus dengan akad wadi’ah memiliki risiko likuiditas
bisa menyediakan beragam sumber dana untuk lebih tinggi karena pemilik dana tidak turut
membayar permintaan pemilik rekening, menanggung kerugian maupun pendapatan dari
menyediakan dana committed untuk transaksi penggunaan dana itu oleh bank. Bank harus
musyarakah, dan untuk menyediakan arus kas bertanggung jawab atas keutuhan dana nasabah
untuk pembayaran biaya lainnya. Bagi hasil antar Produk dengan akad mudharabah memiliki risiko
bank kurang menarik karena final settlementnya yang lebih rendah karena pemilik dana ikut ber-
harus menunggu selesai perhitungan cash basis partisipasi atas risiko pendapatan dari penggunaan
pendapatan bank yang biasanya baru terlaksana dana itu oleh bank. Akad mudharabah dapat
pada akhir bulan.12 diklasifikasikan dalam dua tipe. Pertama, mud-
A. Klasifikasi Risiko harabah muqayyadah (restricted investment
Risiko likuiditas dapat diklasifikasikan menjadi account = RIA) dan mudharabah mutlaqah
likuiditas endogen dan likuiditas eksogen. (unrestricted investment account = URIA). Pada
Likuiditas endogen adalah likuiditas yang melekat RIA off balance sheet bank mempertemukan
pada setiap jenis aset bank itu sendiri. Aset bank pemilik dana dan pelaksana usaha sehingga
memiliki dua bentuk likuiditas endogen, yaitu memiliki risiko likuiditas lebih rendah dari RIA on
sebagai berikut. balance sheet. Dalam URIA, bank dapat
1. Likuiditas yang berkaitan dengan kemampuan menggunakan dana yang telah dihimpun sehingga
bank untuk menjual aset itu di pasar yang memiliki risiko likuiditas lebih tinggi:14
likuid secara cepat. B. Risiko Likuiditas Pada Produk Penyaluran Dana
2. Likuiditas yang berkaitan dengan karekteristik Berdasarkan pada karekteristik dan sifatnya risiko
likuiditas setiap aset tersebut. Contoh. aset masing-masing produk penyaluran dana dapat
bank berupa instrumen pasar uang umumnya dipetakan sebagai berikut.
memiliki karekteristik likuiditas yang lebih 1. Pembiayaan dengan akad mudharabah
tinggi dari pasar modal. /musyarakah memiliki risiko likuiditas
Likuiditas eksogen adalah likuiditas yang di- tertinggi.
timbulkan oleh stuktur kewajiban bank. Bank 2. Pembiayaan dengan akad murabahah,
dengan stuktur kewajiban yang bertumpu pada dana istishna’lsalam, ijarah memiliki risiko
jangka pendek akan menghadapi risiko likuiditas likuiditas lebih rendah dari mudharabah.
yang lebih tinggi ketimbang bank dengan stuktur 3. Pembiayaan dengan akad qardh, rahn,
kewajiban yang seimbang antara dana jangka wakalah, kafalah, hawalah dengan risiko
pendek dan jangka panjang. Risiko likuiditas dapat terendah
melekat pada produk penghimpunan dana dan Bank harus memelihara likuiditas yang men-
produk penyaluran dana. Pada produk cukupi untuk memenuhi kewajibannya pada seluruh
penghimpunan dana yang terdiri atas giro, waktu, oleh karena itu, mereka perlu
tabungan, dan deposito, berdasarkan pada sifatnya mempertimbangkan sifat dari bank syariah,
risiko likuiditasnya adalah sebagai berikut:13 aktivitas bisnisnya, dan lingkungan pasar modal.
1. Giro memiliki risiko likuiditas tertinggi Bank harus memiliki kebijakan manajemen
karena produk giro ditunjukan untuk keperlu- likuiditas yang dikaji secara periodik untuk
an transaksional dan dapat ditarik setiap menciptakan hal hal sebagai berikut.15
waktu.
14
Bambang Rianto,” Manajemen Risiko Perbankan
Syariah Di Indonesia”, 153
12
Bambang Rianti, “ Manajemen Perbankan Syariah Di 15
Endang Setyowati, “Manajemen Likuiditas Perbankan
Indonesia”.152 Syariah”. website (http://shariaeconomy.blogspot.com/2008/
13
Bambang Rianto”Manajemen Risiko Perbankan 11manajemen-likuiditas-perbankan-syariah.html) 2008.11-
Syariah Di Indonesia”, 152 2018
84
EKSISBANK Vol. 3 No. 1 Juni 2019
1. Strategi untuk memelihara likuiditas termasuk rekening investasi. Dasar ini diasumsikan bahwa
pe-ngawasan board of director (BOD) dan dana akan dibayar pada kontraktual saat tanggal
manajemen senior. jatuh tempo, maka tidak realistis untuk meng-
2. Kerangka pengembangan dan implementasi asumsikan bahwa semua pemegang rekening
proses pengukuran dan pemantauan likuiditas investasi akan tetap memelihara dananya di bank
yang sehat. sampai jatuh tempo, oleh karena itu, penilaian
3. Sistem yang cukup untuk memantau dan internal dari ekspektasi mereka dan insentif akan
melaporkan eksposur likuiditas dalam dasar menjadi dasar dari net funding requirement
periodik. (NFR).17
4. Kapasitas pendanaan yang cukup dengan D. Mitigasi Risiko Likuiditas
referensi kepada keinginan dan kemampuan Bank syariah harus mengambil risiko likuiditas
pemegang saham untuk memenuhi modal yang sepadan dengan kemampuan mereka untuk
tambahan jika diperlukan. memiliki ldana berbasis syariah lain untuk
5. Akses untuk likuiditas melalui realisasi aset mengurangi risiko tersebut. Bankhams menilai
tetap. keperluan dan kemampuan akses ke sumber dana
6. Manajemen krisis likuiditas. yang tersedia. Bank syariah memiliki beberapa
Kebijakan harus menghubungkan faktor kualitatif sumber dana dalam pengelolaan likuiditasnya, yaitu
dan kuantitatif. Faktor kuantitatif termasuk sebagai berikut:
keragaman dan sumber dana, konsentrasi dana, dan 1. Arus kas dari aktivitas perbankan
kebergantungan aset yang mudah dijual, ketersedia- 2. Realisasi dari perdagangan aset yang
an stand by line dari dana eksternal. diinvestasikan
Faktor kualitatif termasuk penilaian kemampuan 3. Sekuritisasi aset
manajemen, skill manajemen treasury, dan 4. Kapasitas akses pemegang saham dan kantor
hubungan masyarakat, kualitas Sistem informasi pusat
Manajemen likuiditas bank berdasarkan pada
manajemen (SIM), reputasi bank, keinginan, dan
perjanjian kontraktual dan prosedur Iikuidasi perlu
kemampuan pemegang saham memberikan modal
menghindari likuidasi aset pada harga yang tidak
tambahan dalam kasus cabang atau cabang pem-
menguntungkan. penurunan modal pemegang
bantu dimana kantor pusat mampu memberikan
rekening, dan kerusakan reputasi. Bank harus me-
likuiditas. miliki rencana kontingensi likuiditas pada berbagai
C. Pengukuran Dan Pemantauan Likuiditas tahapan krisis likuiditas. Untuk itu, bank harus
Bank harus mengidentifikasikan kebutuhan mendefinisikan tahapan-tahapan sebagai berikut:18.
likuiditas dengan membentuk maturity ladders 1. Identifikasi gap likuiditas atau situasi yang
berdasarkan pada time band yang tepat. Bank harus menyebabkan terjadinya peristiwa pe-narikan.
memiliki kriteria sendiri untuk klasifikasi arus 2. Kebutuhan aset likuidasi atau investasi untuk
kasnya termasuk metode behavioral dan bisa juga me-menuhi situasi gap likuiditas.
mempertimbangkan tipe arus kas sebagai berikut:16. 3. Pengukuran darurat yang diambil jika langkah
1. Arus kas yang diketahui-jatuh tempo jumlah sebelumnya gagal memenuhi gap likuiditas.
yang diketahui. Termasuk kategori ini pi- Jika memungkinkan bank harus memasukan
utang dari murabahah, ijarah IMB. rencana kontingensi beberapa faktor dan tindakan
2. Kondisional, arus kas yang bisa diprediksi pada setiap tahapan-tahapan sebagai berikut.
(salam, istishna’) biasanya didefinisikan 1. Memegang aset likuiditas yang berkualitas
dalam tipe kontrak berdasarkan pada dasar tinggi yang bisa dijual.
dari syarat yang disetujui. 2. Profil aset lain dan kebutuhan likuiditas aset
3. Kondisional dan arus kas yang tidak bisa ini.
diprediksi. Beberapa kasus investasi yang 3. Penilaian kepatuhan syariah dan ketersedia-an
terdapat pada musyarakah. produk dana di pasar termasuk kerja sama
Ketika dilakukan kalkulasi dari kebutuhan dana yang memungkinkan dengan bank syariah lain
bersih yang biasanya dipengaruhi oleh situasi atau lembaga keuangan lain untuk mengakses
likuiditas, bank dapat berhubungan dengan eks- pendanaan sementara.
pektasi manajemen dan ekspektasi pemegang
17
Bambang Riant.,” Manajemen Risiko Perbankan
Syariah Di Indonesia”, 157
16
Bambang Rianto,”Manajemen Risiko Perbankan 18
Bambang Rianto, “Manajemen Risiko Perbankan
Syariah Di Indonesia”, 156 Syariah Di Indonesia”, 158
85
EKSISBANK Vol. 3 No. 1 Juni 2019
4. Pengaturan likuiditas yang memungkinkan dalam frekuensi yang lebih tinggi dalam
dengan bank sentral. hal terdapat perubahan factor-faktor yang
5. Pembentukan manajemen krisis atau pe-tugas mempengaruhi kegiatan usaha bank
yang bertanggung jawab untuk mengambil syariah secara signifikan.
tindakan pada tahapan yang berbeda dalam c. Wewenang dan tanggung jawab direksi
krisis likuiditas. setidaknya meliputi:
6. Pemberitahuan prosedur komunikasi dengan 1) Memantau posisi dan risiko likuiditas
kantor pusat bank dan otoritasnya. secara berkala, baik pada situasi
Bagaimanapun bank harus bisa mengupaya- normal maupun pada situasi pasar
kan kerja sama tersebut bisa dimiliki. yang tidak menguntungkan.
2) Melakukan evaluasi terhadap posisi
V. TELAAH/KRITIK DALAM FENOMENA dan risiko likuiditas bank syariah
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO setidaknya satu bulan sekali.
Penerapan manajemen risiko untuk risiko d. Wewenang dan tanggung jawab DPS
likuiditas bagi bank syariah, baik secara indivudual 1) Dewan Pengawas Syariah harus me-
maupun bagi bank secara konsolidasi dengan lakukan evaluasi atas kebijakan
perusahaan anak setidaknya mencakup hal-hal manajemen risiko khususnya aspek
sebagai berikut: risiko likuiditas yang terkait dengan
A. Pengawasan aktif dewan komisaris, direksi, dan pemenuhan Prinsip Syariah.
DPS 2) Dewan Pengawas Syariah harus
Semua bank syariah wajib melakukan penerapan mengevaluasi pertanggung jawaban
manajemen risiko melalui pengawasan aktif dewan direksi atas pelaksanaan kebijakan
komisaris, direksi, dan DPS untuk risiko likuiditas, manajemen risiko khususnya aspek
selain itu, bank syariah juga melaksanakan risiko likuiditas yang terkait dengan
pengawasan aktif serta perlu juga menambahkan pe- menuhan Prinsip Syariah.
penerapan beberapa hal dalam tiap aspek e. Sumber daya insani
pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi, Direksi harus memastikan bahwa setiap
19
sebagai berikut: fungsi/unit yang bertanggung jawab dalam
1. Kewenangan dan tanggung jawab dewan pengelolaan risiko likuiditas memiliki
komisaris dan direksi sumber daya insani dengan kompetensi
a. Dewan komisaris dan direksi bertanggung yang memadai, antara lain pada ALCO.
jawab untuk memastikan bahwa treasury.
penerapan manajemen risiko untuk risiko f. Organisasi manajemen risiko likuiditas
likuiditas telah sesuai dengan tujuan Bank syariah wajib memiliki komite pengelolaan
strategis, skala, karekteristik bisnis, dan likuiditas yang bertanggung jawab untuk
profil risiko likuiditas bank syariah, melakukan pengelolaan likuiditas bank syariah,
termasuk memastikan integrasi penerapan antara lain seperti ALCO. 20
manajemen risiko untuk risiko likuiditas B. Kebijakan, prosedur, dan penetapan limit
dengan risiko risiko lainnya yang dapat Dalam pelaksanaan kebijakan, prosedur, dan
berdampak pada posisi likuiditas bank penetapan limit untuk risiko likuiditas, bank syariah
syariah. perlu menambahkan penerapan beberapa hal dalam
b. Wewenang dan tanggung jawab dewan tiap aspek kebijakan. prosedur, dan penetapan limit,
komisaris dalam penerapan manajemen sebagai berikut:21
risiko untuk risiko likuiditas antara lain 1. Strategi manajcmen risiko Penyusunan
adalah melakukan persetujuan dan strategi untuk risiko likuiditas perlu disusun
evaluasi berkala mengenai kebijakan dan untuk meminimalkan kemungkinan ketidak
strategi manajemen risiko untuk risiko mampuan bank syariah dalam memperoleh
likuiditas termasuk rencana pendanaan sumber pendanaan arus kas.
darurat. Evaluasi berkala dilakukan
setidaknya satu kali dalam satu tahun atau
20
Bambang Rianto, “Manajemen Risiko Perbankan
Syariah Di Indonesia”, 160
19
Bambang Rianto, “Manajemen Risiko Perbankan 21
Bambang Rianto, “Manajemen Risiko Perbankan
Syariah Di Indonesia”, 159 Syariah Di Indonesia”, 160
86
EKSISBANK Vol. 3 No. 1 Juni 2019
2. Tingkat risiko yang akan diambil dan tertentu berdasarkan pada sisa jangka
toleransi risiko waktu sampai dengan jatuh tempo.
3. Limit risiko likuiditas harus konsisten dan 3. Pemantauan risiko likuiditas
relevan dengan bisnis bank syariah. Pemantauan risiko likuiditas yang dilakukan bank
kompleksitas kegiatan usaha, toleransi risiko, syariah hams memperhatikan indikator peringatan
karekteristik produk, valuta, pasar dimana dini untuk mengetahui potensi peningkatan risiko
bank syariah tersebut aktif melakukan likuiditas bank syariah.24
transaksi, data historis, tingkat profltabilitas, 4. Pengendalian risiko likuiditas
dan modal yang tersedia. a. Pengendalian risiko likuiditas dilakukan
C. Proses identifikasi,pengukuran,pemantauan, dan melalui strategi pendanaan, Pengelolaan
pengen-dalian risiko, serta SIM risiko likuiditas. posisi likuiditas dan risiko likuiditas
Bank syariah melakukan penerapan manajemen harian, pengelolaan posisi likuiditas, dan
risiko melalui proses identifikasi, pengukuran, risiko likuiditas intragrup Pengelola-an
pemantauan, dan pengendalian risiko, serta SIM aset likuid yang berkualitas tinggi, dan
risiko untuk risiko likuiditas, selain itu bank syariah rencana pendanaan darurat
juga perlu menambahkan penerapan beberapa hal b. Strategi pendanaan mencakup strategi
dalam tiap proses dimaksud, sebagai berikut:22 diversifikasi sumber dan jangka waktu
1. Identifikasi risiko likuiditas. pendanaan yang di-kaitkan dengan
a. Dalam rangka melakukan identifikasi karekteristik dan rencana bisnis bank
risiko likuiditas, bank syariah harus syariah.
melakukan analisis terhadap seluruh 5. Sistem informasi manajemen risiko likuiditas
sumber risiko likuiditas. Bank syariah harus memiliki SIM risiko yang
b. Bank syariah harus melakukan analisis memadai dan andal untuk mendukung pelaksanaan
terhadap eksposur risiko lainnya yang proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan
dapat meningkatkan risiko likuiditas, pengendalian, serta pelaporan risiko likuiditas
antara lain risiko pasar, risiko kredit, dalam kondisi normal dan kondisi krisis secara
risiko operasional, dan risiko hukum. Pada lengkap, akurat, mutakhit, utuh dan
25
umumnya, risiko likuiditas seringkali berkesinambung-an.
ditimbulkan oleh kelemahan atau
permasalahan yang di-timbulkan oleh VI. TELAAH/KRITIK DALAM FENOMENA
risiko lain sehingga identifikasi risiko SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
harus mencakup pula kaitan antara risiko Bank syariah melakukan penerapan manajemen
likuiditas dengan risiko lainnya risiko melalui pelaksanaan Sistem pengendalian
2. pengukuran risiko likuiditas internal untuk risiko likuiditas, selain itu, bank
a. Bank syariah wajib memiliki alat syariah juga perlu menambahkan penerapan
pengukuran yang dapat menguantifikasi beberapa hal dalam tiap aspek sistem pengendalian
risiko likuiditas secara tepat waktu dan internal, yaitu sebagai berikut.
komprehensif. a. Bank syariah harus menerapkan pe-
b. Alat pengukuran tersebut setidaknya ngendalian internal dan kaji ulang independen
meliputi hal hal sebagai berikut:23 yang memadai terhadap penerap-an
1) Rasio likuiditas, yaitu rasio keuangan manajemen risiko untuk risiko likuiditas yang
yang menggambarkan indikator dilaksanakan oleh Satuan Kerja Audit Internal
likuiditas dan mengukur kemampuan (SKAI) atau oleh Satuan Kerja Manajemen
bank syariah untuk memenuhi Risiko (SKMR).
kewajiban jangka pendek. b. Pengendalian internal terhadap proses
2) Profil maturitas, yaitu pemetaan posisi penerapan manajemen risiko untuk risiko
aset, kewajiban, dan rekening likuiditas yang dilakukan oleh SKAI antara
administratif ke dalam skala waktu lain mencakup.

22
Bambang Rianto, “Manajemen Risiko Perbankan 24
Bambang Rianto, “Manajemen Risiko Perbankan
Syariah Di Indonesia”, 162 Syariah Di Indonesia”, 165
23
Bambang Rianto, “Manajemen Risiko Perbankan 25
Bambang Rianto, “Manajemen Risiko Perbankan
Syariah Di Indonesia”, 163 Syariah Di Indonesia”, 168
87
EKSISBANK Vol. 3 No. 1 Juni 2019
1) Kecukupan tata kelola risiko likuiditas, 3. mengupayakan mitigasi business losses dan
termasuk pengawasan aktif dewan default, baik dalam pembiay aan berbasis
kornisaris, dan direksi. ekuitas maupun debtfinancing
2) Kecukupan kerangka manajemen risiko 4. menyiapkan perjanjian kerja sama likuiditas
untuk risiko likuiditas dengan perusahaan induk Selain itu, untuk
c. Kaji ulang independen yang dilakukan oleh memenuhi kebutuhan dana regular yang
SKMR antara lain mencakup hal hal sebagai predictable bank syariah dapat:
berikut. a. Menjual instrumen keuangan syariah
1) Kepatuhan pada kebijakan dan prosedur jangka pendek.
ma-najemen risiko untuk risiko likuiditas b. Menjual instrumen keuangan syariah
termasuk dalam pengelolaan posisi jangka panjang.
likuiditas dan risiko likuiditas, komposisi c. Meminjam dari pasar uang Islam.
aset, dan kewajiban, aset likuid berkualitas Sementara itu, untuk memenuhi
tinggi, dan kepatuhan pada limit. unpredictable irregular demand liquidity
2) Kinerja model pengukuran risiko lik- bank syariah dapat
uiditas, antara lain berdasarkan pada a) Meminjam dari perusahaan induk
perbandingan antara hasil pengukuran b) Meminjam dari pemegang saham
risiko likuiditas dengan nilai aktual. c) Fasilitas darurat BI/Otoritas Iasa
d. Kelemahan yang teridentifikasi dalam Keuangan (OJK)
pengendalian internal dan kaji ulang d) Bail out dari pemerintah.
independen hams dilaporkan kepada pihak- Dalam industri perbankan syariah ini meng-
pihak yang berwenang untuk ditindak-lanjuti. identiflkasi adanya struktur organisasi yang tidak
optimal dalam hubungannya dengan pengelolaan
VII. TELAAH/KRITIK DALAM FENOMENA likuiditas. Temuan ini juga menunjukkan bahwa
RIVIEW MANAJEMEN RISIKO terdapat estimasi permintaan yang signiflkan
LIKUIDITAS DI INDONESIA terhadap kebutuhan likuiditas jangka pendek dari
Standar perbankan intenasional mengungkapkan deposan yang dianalisis dari sumber dana
penting-nya hal-hal berikut ini dalam mengelola likuiditasnya (tipe produk simpanan). Analisis lebih
manajemen likuiditas bank:26 lanjut juga menunjukkan bahwa kebijakan pem-
a. Penentuan kebijakan manajemen likuiditas biayaan aIokasi dana dan cara dari bank syariah
yang akurat, bisa dipahami dan akomodatif. mengelola permintaan likuiditas dengan mengguna-
b. Adanya Komite Aset dan Liabilitas (ALCO). kan instrument likuiditas Tier 1, Tier 2, dan Tier 3.
c. Pembentukan sistem informasi untuk Sampai dengan saat ini, ketiganya sukses dikelola
pemantauan dan pelaporan serta. untuk memenuhi kebutuhan likuiditas dari deposan,
d. Sistem pengendalian internal yang memadai namun tidak ideal dari perspektif syariah. Melalui
untuk pengelolaan likuiditas bank. Literatur penggunaan model ekonometrik, variabel yang
ini memberikan beberapa teknik mitigasi mempresentasikan perilaku likuiditas deposan dari
risiko likuiditas dan instrumen keuangan yang model liabilitas. Variabel itu adalah:27
bisa digunakan untuk memenuhi ke-butuhan 1. SBI Rate
likuiditas dari nasabah penyimpan dana. 2. Besaran benefit yang diterima dari deposito
literatur dan pedoman syariah dalam pengelolaan bank syariah pada masa yang lalu
risiko likuiditas memberikan saran agar bank 3. Besaran bagi hasil yang dibayarkan bank
syariah mengelola risiko likuiditas dengan syariah pada jangka pendek
mengikut sertakan peran aktif dari deposan, 4. Biaya operasi perbankan dan
pengusaha, dan bank syariah sendiri dalam 5. Pendapatan dari pembiayaan bank syariah.
mengantisipasi problem dengan kooperatif. Untuk Perilaku likuiditas dari sisi pengusaha yang
itu bank dapat: dinilai dari modal aset menunjukkan faktor yang
1. Memiliki stand by reserves. menentukan adalah :28
2. pengaturan redemption dari deposito
27
Ismail Rifki. “The Management Of Liquidity Risk The
Caseof Inonesia”. {New York, Durham University,2010). 24
26
Ismail Rifki. “The Management Of Liquidity Risk The 28
Bambang Rianto “ Manajemen Risiko Perbankan
Caseof Inonesia”,. {New York, Durham University,2010). 21 Syariah Di Indonesia”. 170
88
EKSISBANK Vol. 3 No. 1 Juni 2019
1. Profit dari pembiayaan non operasional Risiko inheren merupakan risiko yang melekat
2. Besaran bagi hasil yang dibayarkan bank pada kegiatan bisnis bank syariah, baik yang dapat
syariah ke deposan dikuantiflkasi-kan maupun yang tidak, yang ber-
3. Hasil dari keputusan sebelumnya dalam potensi memengaruhi posisi keuangan bank. Oleh
investasi operasional pembiayaan karena itu, penting bagi bank untuk me-ngelola
4. Kinerja mitra bisnis dan prospek proyek yang likuiditas yang cukup sehingga mampu me-
akan dibiayai nghadapi perubahan-perubahan kondisi keuangan
5. Biaya operasional perbankan. dan ekonomi apapun. Masalah pengelolan likuiditas
Khusus model cadangan likuiditas menunjukkan adalah masalah yang ber-hubungan dengan
faktor paling penting dalam penentuan posisi kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
optimum cadangan likuiditas, yaitu: kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi.
1. Bagi hasil yang dibayarkan bank ke deposan Jumlah alat-alat pembayaran (alat likuid) yang di-
2. Posisi sebelumnya dari cadangan likuiditas miliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat
3. The prior investment dalam operasional merupakan kekuatan membayar dari perusahaan
pembiayaan, dan yang bersangkutan. Suatu perusahaan yang
4. Profit dari operasional pembiayaan. mempunyai kekuatan membayar belum tentu dapat
Untuk mencegah liquidity runs beberapa kondisi memenuhi. Jadi jika suatu bank atau perusahaan
yang hams dipenuhi:29 sudah bisa mengelola dan memenuhi kewajiban
1. Edukasi pada deposan dan publik secara finansalnya, mereka akan siap untuk mengatasi
intensif dari pemerintah, regulator. dan ulamamasalah ke-uangan dan ekonomi yang akan datang
2. Perbaikan dari struktur likuiditas dari sisi aset
kedepannya.
dan liabilitas Berdasarkan pada prinsip syariah yang men-
3. Optimalisasi pembiyaan bank agar bank dasarinya terdapat dua jenis akad penghimpunan
mampu memberikan bagi hasil yang dana, yaitu wadi’ah atau mudharabah. Produk
kompetitif pada deposari dan pemegang dengan akad wadi’ah memiliki risiko likuiditas
saham. dari beberapa poin tersebut. Ismail lebih tinggi karena pemilik dana tidak turut
merekomendasikan tiga program terintegrasi menanggung kerugian maupun pendapatan dari
yang diusulkan harus diperhatikan dalam penggunaan dana itu oleh bank. Bank harus
pengeloaan risiko likuiditas perbankan syariahbertanggung jawab atas keutuhan dana nasabah.
di Indonesia, yaitu : Penerapan manajemen risiko untuk risiko
a. Institutional deepening likuiditas bagi bank syariah, baik secara indivudual
b. Restrukturisasi manajemen likuiditas di maupun bagi bank secara konsolidasi dengan
sisi aset dan liabilitas perusahaan anak setidaknya mencakup hal-hal
c. Revitalisasi penggunaan instrumen
sebagai berikut:
Syariah yang likuiditas. 1. Pengawasan aktif dewan komisaris, direksi,
dan DPS.
VIII. KESIMPULAN 2. Kebijakan, prosedur, dan penetapan limit
Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidak 3. Proses identifikasi,pengukuran,pemantauan,
mampuan bank syariah untuk memenuhi kewajiban dan pe-ngendalian risiko, serta SIM risiko
yang jatuh tempo dari sumber pendanaan harus kas likuiditas
dan atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat Bank syariah juga perlu menambahkan penerapan
digunakan, tanpa mengganggu aktifitas, dan kondisi be-berapa hal dalam tiap aspek sistem pengendalian
keuangan bank. Berdasarkan analisis ini suatu bank internal, yaitu sebagai berikut.
sebaiknya harus mempelajari dan memahami ke- 1. Bank syariah harus menerapkan pengendalian
utamaan dan risiko likuiditas itu sendiri untuk internal dan kaji ulang independen yang
mengurangi kemungkinan bank untuk mengarah memadai terhadap penerapan manajemen
pada kebangkrutan. Apabila suatu bank sudah bisa risiko untuk risiko likuiditas yang
mengendalikan likuiditasnya, bank akan
dilaksanakan oleh Satuan Kerja Audit Internal
mendapatkan kepercayaan dari nasabahnya dan
(SKAI) atau oleh Satuan Kerja Manajemen
bank tersebut akan menjadi lebih maju dan
berkembang. Risiko (SKMR).
2. Pengendalian internal terhadap proses
29
Bambang Rianto. “Manajemen Risiko Perbankan
penerapan manajemen risiko untuk risiko
Syariah Di Indonesia”, 170 likuiditas yang dilakukan oleh SKAI
89
EKSISBANK Vol. 3 No. 1 Juni 2019
Standar perbankan intenasional mengungkapkan [2] Rifki Islmail. The Management Of Liquidity
penting-nya hal-hal berikut ini dalam mengelola Risk The Caseof Inonesia,.New York, Durham
manajemen likuiditas bank: University,2010
1. Penentuan kebijakan manajemen likuiditas [3] Setyowati Endang, Fahmi Kurniawan.
yang akurat, bisa dipahami dan akomodatif. Manajemen Likuiditas Perbankan Syariah.
2. danya Komite Aset dan Liabilitas (ALCO). http://shariaeconomy. blogspot.com/2008/11
3. Pembentukan sistem informasi untuk pe- manajemen-likuiditas-perbankan-syariah.html
mantauan dan pelaporan serta. 2008
4. Sistem pengendalian internal yang memadai [4] Ariani risa6, Manajemen Likuiditas Perbankan
untuk pengelolaan likuiditas bank. Syariah
http://risaariani6.blogspot.com/2012/06/manaje
UCAPAN TERIMA KASIH me-likuiditas-perbankan-syariah.html.
Dengan terselesaikannya karya ilmiah ini, penulis [5] R Antariksa. Pengaruh Risiko Likuiditas
mengucapkan terikmakasih sedalam-dalamnya Terhadap Profitabilitas. Jakarta, Universitas
kepada ,Allah swt atas limpahan karuniadan Indonesia. 2015
hidayahnya. penulis dapat menggunakan penelitian [6] Zainal Arifin , Dasar-Dasar Manajemen Bank
dan karya tulis. Dosen pengampun atas bimbangan, Syariah. Jakarta, Azkia Publisher 2002
arahan dan koreksinya selama penyusunan dan [7] Fathani Achmad, Manajemen Likuiditas Bank
diskusi karya tulis. Kedua orang tua yang telah Syariah, dari website
mendoa-kan dan mendukung saya dalam http://myfhany.blogspot.com/2019/05/
mengerjakan karya tulis ini. Rekan mahasiswa manajemen-likuiditas.myfhany.html?m=1.
perbankan syariah atas kerjasama-nya dan [8] My Fingers, Manajemen Likuiditas, dari
dukungan selama penulis mengerjakan karya tulis wibsate
ini. http://makalahkuindonesia.blogspot.com/2017/
04/manajemen-likuiditas.html?m=1.
REFERENSI [9] Febby Varas Savitri, Risiko Likuiditas Pada
[1] Rianto Rustam Bambang, Manajemen Risiko Bank Syariah Di Indonesia dari website http://
Perbankan Syariah di Indonesia. Jakarta, makalahkuindonesia.blogspot.com/2017/04/
Salemba Empat, 2013 manajemenlikuiditas.html?m-1.

90

Anda mungkin juga menyukai