Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 11

RISIKO LIKUIDITAS
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
Disusun oleh :

Lailatul Badriyah (2177700221)

Dionisius Mada (1810030258)

Arianto M. Lae (2010030158)

Fathor Rahman (2177700131)

Ananta Melvino Pandie (2010030054)

Aprilia Dolly Hetty Bait (2010030156)


Pengertian
Risiko ??
Resiko merupakan bahaya: resiko adalah
1 ancaman atau kemungkinan suatu tindakan atau
kejadian yang menimbulkan dampak yang
berlawanan dengan tujuan yang ingin dicapai
KESIMPULAN PENGERTIAN
RISIKO
Resiko adalah sesuatu yang selalu dikaitkan 2 Jadi dapat disimpulkan bahwa
dengan kemungkinan terjadinya keadaan yang yang dimaksud dengan resiko
merugikan dan tidak diduga sebelumnya bahkan
adalah ketidakpastian atas sebuah
bagi kebanyakan orang tidak menginginkannya
keputusan yang telah diambil yang
berpotensi menimbulkan dampak
3 Resiko adalah sebagai konsekuensi atas pilihan yang
mengandung ketidak pastian yang berpotensi
negative atau berlawan dengan
mengakibatkan hasil yang tidak diharapkan atau dampak
tujuan yang akan dicapai.
negative lainya yang merugikan bagi yang mengambil
keputusan
PENGERTIAN

LIKUIDITAS
Menurut Joseph E. Burns, Likuiditas bank berkaitan
dengan kemampuan suatu bank untuk menghimpun
sejumlah tertentu dana dengan biaya tertentu dan
dalam jangka waktu tertentu. Pernyataan tersebut
sependapat dengan Oliver G. Wood, Jr yang
menyatakan bahwa Likuiditas adalah kemampuan
bank untuk memenuhi semua penarikan dana oleh
nasabah deposan, kewajiban yang  telah jatuh tempo
dan memenuhi permintaan kredit tanpa penundaan.
Tak berbeda jauh, Wiliam M. Glavin menyatakan
bahwa Likuiditas berarti memiliki sumber dana yang
cukup tersedia untuk memenuhi semua kewajiban.
Resiko likuiditas adalah resiko yang antara lain
disebabkan oleh bank tidak  mampu memenuhi
kewajibannya yang telah jatuh tempo
Islamic Financial Service Board (IFSB)

RISIKO mendifinisikan resiko likuiditas sebagai potensi


kerugian yang dapat dialami oleh bank islam

LIKUIDITAS ? karena ketidakmampuanya memenuhi liabilitas


yang telah jatuh tempo atau ketidakmampuan
bank islam dalam mendanai peningkatan
asetnya dengan biaya yang relative murah dan
tanpa adanya kerugian berarti yang diderita

Sementara itu  BI melalaui PBI no.13/23/PBI/2011 mendefinisikan bahwa resiko likuiditas


sebagi resiko akibat ketidakmampuan bank memenuhi liabilitas yang jatuh tempo dari
sumber pendanaan arus kas dan atau likuid berkualitas tinggi yang dapat digunakan, tanpa
mengganggu aktivitas dan keuangan
Faktor Pendorong Timbulnya
Resiko Likuiditas
Secara umum resiko likuiditas mencakup dua hal yaitu kemampuan bank dalam
memenuhi liabilitas atau jumlah dana simpanan nasabah yang akan ditarik kembali oleh
para nasabah, kemudian hal yang kedua adalah kemampuan bank dalam mendapatkan dana
baru , dana baru yang dimaksud disini adalah akses atau sumber pendanaan yang bisa segera
bank islam dapatkan guna memenuhi kebutuhan jangka pendek yang telah jatuh tempo.
Dengan demikian resiko likuiditas  perbankan merupakan akibat dari interaksi antara
asset dan liabilitas yang bank islam miliki. Sehingga permasalahan likuiditas pada bank
islam dapat terjadi jika beberapa kejadian  berikut terjadi :
1. Pada saat penarikan dana simpanan yang berjumlah besar. Ini bisa menjadi
penyebab bank islam mengalami permasalahan likuiditas, karena jika pada saat
nasabah melakukan penarikan dana dari bank dengan jumlah yang besar, akan
tetapi pada saat yang bersamaan pihak bank tidak memiliki sumber yang
mencukupi dan tidak bisa mencari sumber pendanaan lain dengan  cepat untuk
bisa memenuhi kewajibanya tersebut. Maka akan menyebabkan terjadinya
kekosongan kas

2. Ketika bank islam telah memiliki komitmen pembiayaan dalam


jumlah besar yang belum terealisasi dengan debitur dan pada
saat realisasi bank islam tidak memiliki dana yang cukup. Dalam
kejadian seperti ini bisa diibaratkan seperti saat kita berjanji
kepada orang lain, akan tetapi pada saat tiba waktunya untuk
menepati janji, kita tidak bisa menrpatinya. Hal ini akan
menyebebkan penurunana tingkat kepercayaan nasabah yang
berakibat para nasabah akan kabur dari bank.
3. Terjadi penarikan simpanan yang cukup besar dan bank islam tidak memiliki
asset yang dapat segera dicairkan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas tersebut.
Oleh karena itu memang sudah seharusnya bank islam memiliki asset yang dapat
bisa dengan cepat untuk dicairkan seperti sertifikat bank Indonesia atupun asset-
aset yang lainya yang sejenis. Maka bank islam tidak bisa menyalurka seluruh
dana ataupun asset yang dimilikinya untuk pendanaan ataupun jenis-jenis akad
pembiayaan  yang tidak bisa dicairkan dalam waktu singkat.

Terjadi penurunan besar-besaran terhadap nilai asset yang bank miliki yang memicu
turunya pula tingkat kepercayaan nasabah terhadap bank tersebut. Turunya tingkat
kepercayaan nasabah terhadap bank akan memicu para nasabah untuk menarik dana
simpananya yang terdapat di bank tersebut, jika tidak semua nasabah yang menarik
investasinya dan pihak bank bisa memenuhi kewajibanya itu maka kondisi bank akan
baik-baik saja, akan tetapi jika para nasabah melakukan penarikan dananya secara
bersama-sama tentu saja pihak bank tidak akan sanggup untuk memenuhi kewajibanya
tersebut. Dan akibatnya bank akan mengalami kebangkrutan
5. Kondisi ekonomi dan moneter sebagai bagian dari system perekonomian, kondisi
perekonomian secara umum sangat mempengaruhi kondisi likuiditas perbankan
syariah. Pada saat terjadi tingkat inflasi yang tinggi yang akan ditandai dengan
tingginya demand, maka otoritas moneter akan mengambil kebijaka kontarksi
moneter dengan memainkan instrument moneter seperti menaikan tingkat suku bunga
serifikat bank Indonesia. Akibatnya bank konvensional juga akan menaika tingkat
suku bunganya sehingga deposan memiliki mind-set ration aka menarik dananya dari
bank syriah dan akan memindahkanya ke bank konvensional.
Dalam perbankan manajemen likuiditas adalah salah
satu hal yang penting dalam memelihara
kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut.
Untuk itu setiap bank yang beroperasi sangat
menjaga likuiditasnya agar pada posisi yang ideal.
Dalam manajemen likuidtas bank berusaha untuk
Proses Manajemen mempertahankan status rasio likuiditas, memperkecil
dana yang menganggur guna meningkatkan

Resiko Likuiditas pendapatan dengan resiko sekecil mungkin, serta


memenuhi kebutuhan cashflownya

Jadi tujuan manajemen likuiditas adalah mencapai cadangan yang dibutuhkan yang telah
ditetapkan oleh bank sentral karena kalu tidak dipenuihi akan kena pinalti dari Bank sentral,
kedua memperkecil dana yang menganggur karena kalau banyak dana yang menganggur
akan mengurangi profitabilitas bank, dan mencapai likuiditas yang aman untuk menjaga
proyeksi cashflow dalam kondisi yang sangat mendesak misalnya penarikan dana oleh
nasabah, pengambilan pinjaman
Penetapan risk appetie 1
Risk appetie adalah tingkat toleransi resiko dari manajemen bank dalam menciptakan nilai bagi
pemilik bank. risk appetie terdiri atas dua komponen utama yaitu, risk tolerance dan risk limit.
Risk tolerance menunjukan seberapa banyak cadangan modal yang secara kuantitatif dipersiapkan
untuk mengantisipasi resiko. risk tolerance juga menggambarkan tingkat resiko yang masih dapat
diterima oleh bank secara keseluruhan karena dianggappotensi kerugian yang akan terjadi masih dapat
diserap oleh cadangan modal yang masih dimiliki.
Sedangkan risk limit adalah batas toleransi resiko yang diperkenankan untuk lebih granular,yaitu
tingkat resiko yang dapat diterima pada level unit bisnis atau divisi. Resiko limit juga merupakan
panduan bagi setiap unit bisnis yang ada pada struktur orgaisasi bank islam untuk mengambil resiko
pada setiap transaksi yang dilakukan,setiap transaksi yang masih dibawah risk limit akan tetap
dilakukan namun apabila diatas risk limit maka transaksi tersebut sebaiknya ditinggalkan atau minimal
dipertimbangkan secara matang

Proses penetapan risk appetie bukan merupakan proses yang hanya mengandalkan intuisi atau
penilaian kualitatif belaka, tetapi juga harus juga berdasarkan data historis yang mecerminkan
tingkat resiko yang ada pada bank islam dan sekaligus memepertimbangkan pengembangan bisnis
bank islam dimasa depan
Identifikasi resiko
Proses identifikasi resiko merupakan sebuah proses untuk menentukan resiko apa
yang dapat terjadi dan bagaimana resiko itu trjadi. Proses identifikasi resiko harus
dilakukan secara menyeluruh. Jenis resiko yang melekat pada produk dan aktivitas
bank dapat berbeda-beda, bagitu pula dampak yang diakibatkan oleh resiko tersebut

Terdapat beberapa tahapan dalam mengidentifikasi sebuah resiko, pertama menyususn


daftar resiko secara komperhensif, resiko yang mngkin terjadi disusun berdasarkan
dampak pada setiap elemen kegiatan, factor-faktor penyebabnya, hingga diketahuai
besarnya tingkat resiko yang mungkin terjadi nantinya. Kedua menganalisis karakteristik
resiko yang melekatpada bank islam baik pada produk-produk maupun pada kegiata
usaha bank. Ketiga menggambarkan proses terjadinya resiko dengan menganalisis
factor-faktor apa yang menjadi penyebab timbulnya sebuah resiko. Keempat menentukan
pendekatan atau instrument yang tepat untuk identifikasi resiko. Misalnya berdasarkan
pengalaman, pencatatan atas resiko yang pernah terjadi,dan sebagainya
Current ratio yang tinggi maka makin baiklah posisi para kreditor, oleh karena
terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa utang perusahaan itu akan dapat
dibayar pada waktunya. Hal ini terutama berlaku bila pimpinan perusahaan
menguasai pos-pos modal kerja dengan ketat/dengan semestinya. Dilain pihak
ditinjau dari sudut pemegang saham suatu current ratio yang tinggi tak selalu paling
menguntungkan, terutama bila terdapat saldo kas yang kelebihan dan jumlah piutang
dan persediaan adalah terlalu besar.
Pada umumnya suatu current ratio yang rendah lebih banyak mengandung risiko
dari pada suatu current ratio yang tinggi, tetapi kadang-kadang suatu current ratio
yang rendah malahan menunjukkan pimpinan perusahaan menggunakan aktiva
lancar sangat efektif. Yaitu bila saldo disesuaikan dengan kebutuhan minimum saja
dan perputaran piutang dari persediaan ditingkatkan sampai pada tingkat maksimum.
Jumlah kas yang diperlukan tergantung dari besarnya perusahaan dan terutama dari
jumlah uang yang diperlukan untuk membayar utang lancar, berbagai biaya rutin dan
pengeluaran darurat.
Current ratio ini menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor jangka
pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Tetapi suatu
perusahaan dengan current ratio yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya
hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proposisi atau distribusi dari aktiva
lancar yang tidak menguntungkan, misalnya jumlah persediaan yang relatif tinggi
dibandingkan taksiran tingkat penjualan yang akan datang sehingga tingkat perputaran
persediaan rendah dan menunjukkan adanya over investment dalam persediaan tersebut atau
adanya saldo piutang yang besar yang mungkin sulit untuk ditagih.
Adapun formulasi dari current ratio (CR) adalah sebagai berikut :
Current ratio= (aktiva lancer : hutang lancar) x 100%
MITIGASI RISIKO
LIKUIDITAS
Mitigasi adalah suatu langkah pencegahan
untuk menaggulangi resiko yang ada. Secara
umum proses manajemen resiko likuiditas tidak
jauh beda dengan resiko lainya,khusus untuk
resiko likuiditas praktik manajemen resiko harus
dilakukan dalam upaya menjaga agar bank islam
berada dalam tingkat likuiditas optimal dimana
kelebihan maupun kekurangan likuiditas dapat
dihindari. Oleh karena itu melalui departemen
treasury aktivitas bank islam dalam mengelola
likuiditas berlangsung secara dinamis
dibandingkan dengan resiko lainya, hal ini
disebabkan karena resiko likuiditas dapat terjadi
kapan saja.
Proses review resiko
Dalam sebuah proses kegiatan tentu akan lebih baik lagi apabila trdapat proses
evaluasi atau review, begitupula pada proses manajemen resiko juga terdapat
tahapan peng-evaluasian setelah analisis serta proses manajemen resiko yang
telah dilakukan. Evaluasi resiko merupakan hal yang sangat penting kareana
akan menentukan langkah dan tindakan yang dapat diambil manajemen untuk
mengelola resiko tersebut.
Pada tahapan evaluasi dan review resiko, tingkat resiko actual yang terjadi
pada bank islam dimonitor dan dibandingkan dengan berbagai ketentuan resiko
yang telah ditetapkan sebalumnya. Selain itu evaluasi resiko juga dapat
digunakan untuk melihat apakah kebijakan-kebijakan yang diambil dalam
penanggulangan resiko sudah efektif atau belum, serta juga bisa digunakan
untuk menentukan kebijkan apa yang akan diambil untuk langkah kedepanya.
Pengendalian Resiko Likuiditas
Pertama sebiknya bank islam melakuka diversivikasi atas sumber pendanaan yang
digunakan untu mendanai berbagai pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat.
diversivikasi tersebut mencakup berbagai jenis produk simpanan dana pihak ketiga
dengan jangka waktu bervariasi (janka pendek, menengah, maupun jangka panjang).

Kedua untuk memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek, bank islam dapat


menggunakan beberapa skema pendanaan jangaka pendek. Misalnya dengan kontarak
skema mudharabah jangka pendek antar bank islam. Kekurangan likuiditas dapat
ditutupi dengan cara mencari dana likiuid dari bank islam lainya  di mana keduanya
bertransakasi dengan akad mudaharabah jangka pendek. Dengan demikian bank islam
dapat segera menutupi kekurangan likuiditas yang terjadi.
Terima kasih!
Ada pertanyaan untuk kami?

Anda mungkin juga menyukai