RISIKO LIKUIDITAS
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
Disusun oleh :
LIKUIDITAS
Menurut Joseph E. Burns, Likuiditas bank berkaitan
dengan kemampuan suatu bank untuk menghimpun
sejumlah tertentu dana dengan biaya tertentu dan
dalam jangka waktu tertentu. Pernyataan tersebut
sependapat dengan Oliver G. Wood, Jr yang
menyatakan bahwa Likuiditas adalah kemampuan
bank untuk memenuhi semua penarikan dana oleh
nasabah deposan, kewajiban yang telah jatuh tempo
dan memenuhi permintaan kredit tanpa penundaan.
Tak berbeda jauh, Wiliam M. Glavin menyatakan
bahwa Likuiditas berarti memiliki sumber dana yang
cukup tersedia untuk memenuhi semua kewajiban.
Resiko likuiditas adalah resiko yang antara lain
disebabkan oleh bank tidak mampu memenuhi
kewajibannya yang telah jatuh tempo
Islamic Financial Service Board (IFSB)
Terjadi penurunan besar-besaran terhadap nilai asset yang bank miliki yang memicu
turunya pula tingkat kepercayaan nasabah terhadap bank tersebut. Turunya tingkat
kepercayaan nasabah terhadap bank akan memicu para nasabah untuk menarik dana
simpananya yang terdapat di bank tersebut, jika tidak semua nasabah yang menarik
investasinya dan pihak bank bisa memenuhi kewajibanya itu maka kondisi bank akan
baik-baik saja, akan tetapi jika para nasabah melakukan penarikan dananya secara
bersama-sama tentu saja pihak bank tidak akan sanggup untuk memenuhi kewajibanya
tersebut. Dan akibatnya bank akan mengalami kebangkrutan
5. Kondisi ekonomi dan moneter sebagai bagian dari system perekonomian, kondisi
perekonomian secara umum sangat mempengaruhi kondisi likuiditas perbankan
syariah. Pada saat terjadi tingkat inflasi yang tinggi yang akan ditandai dengan
tingginya demand, maka otoritas moneter akan mengambil kebijaka kontarksi
moneter dengan memainkan instrument moneter seperti menaikan tingkat suku bunga
serifikat bank Indonesia. Akibatnya bank konvensional juga akan menaika tingkat
suku bunganya sehingga deposan memiliki mind-set ration aka menarik dananya dari
bank syriah dan akan memindahkanya ke bank konvensional.
Dalam perbankan manajemen likuiditas adalah salah
satu hal yang penting dalam memelihara
kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut.
Untuk itu setiap bank yang beroperasi sangat
menjaga likuiditasnya agar pada posisi yang ideal.
Dalam manajemen likuidtas bank berusaha untuk
Proses Manajemen mempertahankan status rasio likuiditas, memperkecil
dana yang menganggur guna meningkatkan
Jadi tujuan manajemen likuiditas adalah mencapai cadangan yang dibutuhkan yang telah
ditetapkan oleh bank sentral karena kalu tidak dipenuihi akan kena pinalti dari Bank sentral,
kedua memperkecil dana yang menganggur karena kalau banyak dana yang menganggur
akan mengurangi profitabilitas bank, dan mencapai likuiditas yang aman untuk menjaga
proyeksi cashflow dalam kondisi yang sangat mendesak misalnya penarikan dana oleh
nasabah, pengambilan pinjaman
Penetapan risk appetie 1
Risk appetie adalah tingkat toleransi resiko dari manajemen bank dalam menciptakan nilai bagi
pemilik bank. risk appetie terdiri atas dua komponen utama yaitu, risk tolerance dan risk limit.
Risk tolerance menunjukan seberapa banyak cadangan modal yang secara kuantitatif dipersiapkan
untuk mengantisipasi resiko. risk tolerance juga menggambarkan tingkat resiko yang masih dapat
diterima oleh bank secara keseluruhan karena dianggappotensi kerugian yang akan terjadi masih dapat
diserap oleh cadangan modal yang masih dimiliki.
Sedangkan risk limit adalah batas toleransi resiko yang diperkenankan untuk lebih granular,yaitu
tingkat resiko yang dapat diterima pada level unit bisnis atau divisi. Resiko limit juga merupakan
panduan bagi setiap unit bisnis yang ada pada struktur orgaisasi bank islam untuk mengambil resiko
pada setiap transaksi yang dilakukan,setiap transaksi yang masih dibawah risk limit akan tetap
dilakukan namun apabila diatas risk limit maka transaksi tersebut sebaiknya ditinggalkan atau minimal
dipertimbangkan secara matang
Proses penetapan risk appetie bukan merupakan proses yang hanya mengandalkan intuisi atau
penilaian kualitatif belaka, tetapi juga harus juga berdasarkan data historis yang mecerminkan
tingkat resiko yang ada pada bank islam dan sekaligus memepertimbangkan pengembangan bisnis
bank islam dimasa depan
Identifikasi resiko
Proses identifikasi resiko merupakan sebuah proses untuk menentukan resiko apa
yang dapat terjadi dan bagaimana resiko itu trjadi. Proses identifikasi resiko harus
dilakukan secara menyeluruh. Jenis resiko yang melekat pada produk dan aktivitas
bank dapat berbeda-beda, bagitu pula dampak yang diakibatkan oleh resiko tersebut