Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ETIKA PROFESI

Tentang

Penerapan Kode Etik Bankir

Oleh :

KELOMPOK 8

ELLSHA EFFENDY NIM : 1930401009

WAHYU ASMAN NIM : 1930401023

Dosen Pembimbing :

Fitra Nirwan, S.EI,M.E

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH 5A

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Etika Profesi yang berjudul Penerapan Kode Etik
Bankir dengan baik dan tepat waktu.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing, Bapak Fitra


Nirwan,S.EI,M.E yang telah membimbing penulis untuk bisa melengkapi materi-materi makalah
ini dengan baik.

Dan penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini mugkin masih perlu
diperbaiki, untuk itu penulis mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Batusangkar, Desember 2021

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .............................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................................. 2
BAB II ..............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN ...............................................................................................................................3
A. Penerapan Pada Individu Seorang Banker ..................................................................... 3
B. Penerapan Pada Bank Sebagai Sebuah Lembaga .......................................................... 4
C. Contoh Kasus Seorang Banker Yang Sukses .................................................................. 5
D. Contoh Kasus Seorang Banker Yang Tidak Melakukan Kode Etik (Negative) Serta
Hukuman Yang Diterimanya ................................................................................................... 6
E. Contoh Sebuah Bank Yang Menerapkan Kode Etik Bankir Indonesia Dalam
Peraturan Disiplin Pegawai. ..................................................................................................... 7
BAB III ........................................................................................................................................... 11
PENUTUP ...................................................................................................................................... 11
Simpulan .................................................................................................................................. 11
DAFTAR KEPUSTAKAAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tugas bank disamping memobilisasi dana dari masyarakat dalam bentuk
tabungan, deposito, rekening giro, bank juga melaksanakan penyaluran kredit serta
memberikan jasa-jasa bank lainnya seperti kliring, inkaso, transfer dan lain-lain. Oleh
karenanya faktor kepercayaan dari pihak lain dan nasabah merupakan penunjang utama
bagi kelancaran sistem operasional perbankan.
Faktor kepercayaan inipulalah yang merupakan etika perbankan dalam
hubungannya dengan bank lain. Dalam mengelola kepercayaan tersebut, bankir harus
memiliki ahlak, moral dan keahlian di bidang perbankan, sebab seorang bankir
mempunyai misi untuk memberikan nasehat yang objektif bagi nasabahnya dan juga
harus mampu mendidik nasabah dalam arti dapat memberi penjelasan dalam bidang
administrasi, pembukuan, pemasaran dan bidang-bidang yang lain. Nasehat objektif yang
dimaksud adalah seorang bankir harus dapat bersifat objektif, tidak memihak, jujur
terhadap nasabah, dan dapat memilihkan produk atau jasa yang paling tepat bagi
nasabahnya,artunya tidak memaksakan nasabah untuk membeli apa saja yang ditawarkan
bankir tanpa mempertimbangkan kondisi dan status nasabah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penerapan pada individu seorang banker ?
2. Bagaimanakah penerapan pada bank sebagai sebuah lembaga ?
3. Bagaimanakah contoh kasus seorang banker yang sukses ?
4. Bagaimanakah contoh kasus seorang banker yang tidak melakukan kode etik
(negative) serta hukuman yang diterima ?
5. Bagaimanakah contoh sebuah bank yang menerapkan kode etik bankir Indonesia
dalam peraturan disiplin pegawai ?

1
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan penerapan pada individu seorang banker.
2. Mendeskrisikan penerapan pada bank sebagai sebuah lembaga.
3. Mendeskipsikan contoh kasus seorang banker yang sukses.
4. Mendeskripsikan contoh kasus seorang banker yang tidak melakukan kode etik
(negative) serta hukuman yang diterima.
5. Mendeskripsikan contoh sebuah bank yang menerapkan kode etik bankir Indonesia
dalam peraturan disiplin pegawai.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penerapan Pada Individu Seorang Banker


Dalam rangka mewujudkan perbankan yang sehat, kuat, dan efisien, serta sebagai
salah satu pemain dalam industry keuangan yang memiliki peran strategis dalam
pembangunan nasional, maka diperlukan bankir professional yang memiliki integritas
pribadi, keahlian dan tanggung jawab social yang tinggi. Bankir profesional dapat
membantu mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan sejahtera berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Seorang yang berprofesi sebagai bankir, tidak bekerja dalam ruang hampa, tapi
dalam suatu tempat dan waktu tertentu serta berinteraksi dengan berbagai pihak. Untuk
dapat hidup dan berkembang seorang banker dalam suatu entitas haruslah mengenali dan
berhubungan dengan pihak-pihak yang berkepentingan untuk kelangsungan profesinya.
Selain itu, seorang bankir juga harus menjalani hubungan yang sehat dan etis
dengan semua pihak pemangku kepentingan serta lingkungan tempat mereka bekerja.
Menyadari bahwa seorang bankir mempunyai peran dalam kemakmuran masyarakat
maka perlu juga adanya acuan yang menjadi pediman dalam beretika.
Etika bisnis bagi para bankir akan mencangkup beberapa hal pokok yang harus
dilakukan atau tidak dilakukan dalam aktivitas kerja sehari-hari bankir sehingga seorang
bankir harus bekerja pada perusahaan-perusahaan yang menerapkan kebijakan etika.
Sebagai seorang bankir maka kita wajib menerapkan kode etik bankir yang ada
pada setiap perusahaan dimana tempat kita bekerja seperti :
1. Harus melaksanakan kepatuhan terhadap undang-undang dam peraturan yang
berlaku. Kepatuhan tersebut mencangkup kepatuhan tehadap kebijakan
umum, kebijakan organ perusahaan, kebijakan pegawai, kebijakan bagi
nasabah dan mitra usaha dan kebijakan bagi sesame perusahaan sejenis.

3
2. Tidak diperkenankan melakukan pengambilan kebijakan atau keputusan bila
terdapat benturan kepentingan. Benturan kepentingan merupakan suatu
keadaan yang memuat konflik antara kepentingan ekonomis perusahaan dan
kepetingan ekonomis pribadi pemegang saham, anggota komisaris dan direksi,
atau pegawai perusahaan.
3. Tidak diperkenankan memberi dan menerima hadiah serta menyuap untuk
kelancaran / keberhasilan bisnis. Pemberian dan penerimaan hadiah serta
donasi dimaksud agar tidak mempengaruhi pengambilan keputusan.
4. Harus menjaga kerahasiaan informasi. Kerahasiaan bank mencakup hal-hal
tertentu yang bersifat internal bank itu sendiri seperti hal-ha tentang para
pemimpin dan karyawan bank, rencana, kebijakan, dan kegiatan bank.
5. Harus memperhitungkan dampak yang merugikan dari setiap kebijakan yang
ditetapkan oleh bank terhadap keadaan ekonomi, social, dan lingkungan.

Selain itu, sebagai individu seorang bankir harus memiliki dan memelihara :

1. Sikap sopan santun


2. Kejujuran dalam melaksanakan tugas
3. Sikap lebih menguntungkan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi atau
menghindari pertentangan kepentingan (conflict of interest)
4. Sikap menjaga kerahasiaan
5. Sifat professional dalam pencatatan pelaporan
6. Sikap taat pada peraturan
7. Sikap loyal terhadap pofesi dan banknya
8. Sikap menciptakan dan menjaga lingkungan fisik kerja
9. Sikap ingin maju dan mengembangkan diri
B. Penerapan Pada Bank Sebagai Sebuah Lembaga
Tugas bank disamping memobilisasi dana dari masyarakat dalam bentuk
tabungan, deposito, rekening giro bank juga melaksanakan penyaluran kredit serta
memberikan jasa-jasa bank lainnya seperti kliring, inkaso, transfer, dan lain-lain. Oleh
karenanya factor kepercayaan dari pihak lain dan nasabah merupakan penunjang utama

4
bagi kelancaran system operasional perbankan. Factor kepercayaan ini pula yang
merupakan etika perbankan dalam hubungannya dengan bank lain.
Agar suatu bank mendapatkan image yang baik dari kalangan masyarakat dan
nasabah maka bank harus memberikan pelayanan yang murah, adil, dan ramah serta etika
yang baik. Pelayanan dan etika bank adalah suatu bentuk kegiatan memberikan manfaat
dan jasa dengan ramah, dan tingkah laku yang baik serta sopan yang bertujuan untuk
menarik simpati nasabah.
Pelayanan dan etika merupakan dua hal yang berkaitan erat, ketika bank ingin
menawarkan suatu produk bank, maka diperlukan pelayanan yang baik, dan dalam
memberikan pelayanan para petugas bank harus beretika sesuai dengan apa yang diatur
dalam kode etik bank.
Sebagai suatu lembaga keuangan bank harus menerapkan hal-hal sebagai berikut :
1. Mematuhi ketentuan dan peraturan yang berlaku
2. Memuat kode etik bankir Indonesia dalam peratuan disiplin pegawai
3. Memasyarakatkan kode etik bankir Indonesia
C. Contoh Kasus Seorang Banker Yang Sukses
Mochtar Riady adalah seorang pengusaha terkemuka pendiri dan presiden
komisaris dari Lippo Group. Ia banyak dikenal sebagai seorang praktisi perbankan
handal. Dia dijuluki sebagai The Magic Man Of Bank Marketing.
Lippo Group pada mulanya berdiri ketika Mochtar Riady membeli sebagian
saham di bank perniagaan Indonesia milik Hj. Hasyim Ning pada tahun 1981. Waktu
dibeli asset bank milik Hasyim telah merosot menjadi hanya sekitar Rp. 16,3 M. Mochtar
sendiri pada waktu itu tengah menduduki posisi penting di bank sentral asia, ia bergabung
dengan Bank BCA pada tahun 1975. Di BCA, Mochtar mendapatkan share sebesar
17,5% saham. Asset BCA ketika Mochtar bergabung hanya sebesar 12,8 M. Mochtar
baru keluar dari BCA pada akhir tahun 1970 dan ketika asset bank tersebut sudah diatas 5
triliun. Pada tahun 1987 setelah Mochtar bergabung dengan bank milik keluarga Hasyim
Ning asset milik bank perniagaan Indonesia melonjak naik lebih dari 1500% menjadi Rp.
257,73 M. Hal ini membuat kagum kalangan perbankan nasional ia pun dijuluki sebagai
The Magic Man Of Bank Marketing. Dua tahun kemudian pada tahun 1989 bank ini
melakukan marger dengan bank umum Asia dan semenjak itulah lahirlah Lippo Bank.

5
Mochtar Riady menjelaskan bahwa Banker yang sukses adalah banker yang
memberikan pinjaman kepada nasabah dengan jaminan yang cukup dan memberikan
bunga yang tinggi. Namun dana yang diberikan tidak dilihat kualitasnya untuk kegiatan
apa. Dia menekankan, perlu menjadi Banker yang berprinsip dan meringankan beban
nasabah agar bisnisnya menjadi besar.
D. Contoh Kasus Seorang Banker Yang Tidak Melakukan Kode Etik (Negative) Serta
Hukuman Yang Diterimanya
Fresianto Novendy merupakan salah satu kayawan di Bank Mega Syariah. Ia
meupakan lulusan Manajemen Informatika Unisbank Semarang. Kasus ini terjadi pada
tahun 2014 yang berawal dari Fresianto Novendy mengaku sebagai agen dari GTIS atau
GBI. GTIS atau Golden Tradrers Indonesia Syariah dulunya merupakan perusahaan jual
beli emas biasa dengan nama PT Golden Traders Indonesia (GTI) pada tahun 2011
sedangkan GBI (Gold Bullion Indonesia) merupakan sebuag meek dagang yang bergerak
dalam bidang jual beli logam mulia yang menawarkan konsep jual belie mas logam mulia
yang berbasiskan syariah. Fresianto merayu nasabah agar mau membeli emas di GTIS
atau GBI melalui dana talangan 60% dari harga pembelian.
Awal dari kasus ini GTIS atau GBI tidak bisa membayar bonus dari pembelian
emas kepada nasabah sehingga nasabah tidak bisa membayar cicilan pembiayaan kepada
BMS. Kasus yang melibatkan Bank Mega Syariah ini adalah mengenai pembiayaan gadai
belie mas. Beli gadai emas merupakan salah satu pelayanan produk syariah mega emas
yang betujuan untuk salah satu bentuk investasi emas dengan metode talangan
pembiayaan. Pembiayaan Bank Mega Syaiah sebesar 60%, dana tersebut mencapai
milyaran rupiah sehingga OJK tidak bisa membantu dalam pengembalian dana melebihi
batas maksimal yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia. Ketika GTIS/GBI tidak bisa
memberikan bonus yang eharusnya diberikan, saat jatuh tempo pembayaan nasabah tidak
bisa melunasi pembiayaan pada bank mega syariah. Akibat telah melebihi batas jatuh
tempo maka pihak bank syariah memutuskan untuk melelang emasnya dengan hasil
penjualan 10% dikuasai oleh bank mega syariah.
Nasabah yang tidak menerima keputusan tersebut akhirnya menuntut kepada piha
OJK untuk mengusut kasus ini. Menurut pihak ojk, nasabah berhak untuk melakukan
untuk melakuka pengaduan tetapi OJK tidak bisa membantu dibidang materil dalam

6
penyelesaian kasus gadai yang melebihi 250 juta. Masalah ini semakin rumit ketika pihak
managerial Bank Mega mengaku bahwa Mega Syariah tidak bekerja sama dengan pihak
manapun baik GTIS atau GBI. Artinya karyawan bernama Fresianto Novendi telah
melanggar SOP Bank Mega Syariah dan pihak Bank Mega Syariah tidak melakukan
control sebagaimana mestinya.
Sanksi dari kasus ini OJK mengatakan Bank Mega Syariah terancam
diberhentikan produk gadai emas di bank ini oleh OJK. Kemudian OJK meminta pihak
managerial pihak Bank Mega Syariah membentuk Action Plan untuk menyelesaikan
kasus ini OJK menyarankan BMS untuk menyelesaikan kasus ini dengan cara
kekeluargaan.
E. Contoh Sebuah Bank Yang Menerapkan Kode Etik Bankir Indonesia Dalam
Peraturan Disiplin Pegawai.
Kode Etik PT. Bank Danamon Indonesia Tbk (yang selanjutnya disebut sebagai
“Kode Etik”) merupakan nilai-nilai etika yang mengacu kepada visi, misi dan nilai-nilai
budaya perusahaan yang dijunjung tinggi oleh PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk.
1. Visi Peruahaan
Visi Perusahaan adalah untuk peduli dan membantu jutaan orang untuk
mencapai kesejahteraan. Visi tersebut mengandung arti bahwa seluruh
Manajemen dan Pekerja wajib memiliki perhatian yang tulus dan mendalam
terhadap semua pihak yang berkepentingan, dan membantu memfasilitasi
semua pelanggan, pekerja, mitra usaha, masyarakat dan pemegang saham
untuk tumbuh dan berkembang.
2. Misi Perusahaan
Perusahaan berupaya untuk mewujudkan visinya melalui tiga misi yaitu:
1. Perusahaan bertekad untuk menjadi “Lembaga Keuangan Terkemuka” di
Indonesia yang keberadaannya diperhitungkan.
2. Suatu organisasi yang fokus pada nasabah, yang melayani semua segmen
dengan menawarkan nilai yang pasti dari tiap-tiap segmen, berdasarkan
keunggulan penjualan dan pelayanan, dan didukung oleh teknologi kelas
dunia.

7
3. Menjadi Perusahaan pilihan untuk berkarya dan dihormati oleh nasabah,
Pekerja, pemegang saham, regulator dan komunitas dimana Perusahaan
berada.

Dalam menjalankan pekerjaannya, Manajemen dan Pekerja diwajibkan


menerapkan etika bisnis yang merupakan penjabaran nilai budaya Perusahaan yang
selaras dengan visi dan misi Perusahaan.

a. Etika Pribadi
a) Penampilan dan cara berpakaian Manajemen dan Pekerja harus mencerminkan
nilai profesional dan menjaga etika dalam berpenampilan.
b) Manajemen dan Pekerja dilarang bertindak/berbicara menyinggung cacat fisik
seseorang, kelompok etnis, ras, agama, baik dalam bahasa Indonesia atau
bahasa lainnya. Dalam rangka menjaga lingkungan kerja yang harmoni,
penting selalu untuk bersikap profesional. Hal ini termasuk komunikasi melalui
media informasi formal seperti email/ surat/ memo/ media sosial/ media cetak.
c) Manajemen dan Pekerja tidak diperkenankan untuk mengadakan atau ikut serta
dalam segala bentuk judi dan lotere di lingkungan kerja Perusahaan.
Manajemen dan Pekerja tidak diperkenankan memakai sistem dan peralatan
yang berada di Perusahaan untuk kegiatan-kegiatan tersebut.
d) Manajemen dan Pekerja dilarang mabuk atau minum minuman keras yang
memabukkan di lingkungan kerja.
e) Manajemen dan Pekerja juga dilarang menyimpan/ menyalahgunakan/
menggunakan dan/atau mengedarkan narkotika, psikotropika, obat-obatan
terlarang dan zat adiktif/perangsang lainnya di lingkungan kerja.
b. Etika dengan Nasabah
a) Manajemen dan Pekerja wajib melayani setiap nasabah secara profesional
dengan sikap sopan, ramah dan wajar.
b) Manajemen dan Pekerja harus tanggap dan berusaha memahami kebutuhan serta
mencarikan alternatif solusi atas masalah nasabah dengan sebaik-baiknya dan
dengan tetap memperhatikan kepentingan Perusahaan dan peraturan
perundangan yang berlaku.

8
c) Ketepatan dan efisiensi waktu pelayanan adalah faktor yang mendukung layanan
yang berkualitas.
d) Dalam memberikan pelayanan kepada nasabah, Manajemen dan Pekerja tidak
boleh memberikan pelayanan diluar prosedur yang berlaku di Perusahaan,
termasuk namun tidak terbatas kepada memberikan pinjaman kepada nasabah
secara pribadi dan sebaliknya dan/atau memberikan nasihat keuangan kecuali
diberi kewenangan oleh Perusahaan sebagai bagian dari tanggung jawab
pekerjaaannya.
e) Manajemen dan Pekerja wajib membekali diri dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan dalam memberikan pelayanan dan produk kepada
nasabah, termasuk sertifikasi dari regulator terkait yang diperlukan untuk
menjalankan tugas mereka.
c. Etika dengan Pihak Ketiga
a) Manajemen dan Pekerja wajib memperhatikan prinsip-prinsip efisiensi, efektif,
kompetitif, transparan, adil dan akuntabel.
b) Manajemen dan Pekerja harus memastikan bahwa supplier/vendor/perusahaan
alih daya/ pekerja alih daya memahami dan mematuhi Kode Etik dan kebijakan
Perusahaan yang terkait.
c) Manajemen dan Pekerja wajib memastikan bahwa kerjasama yang dilakukan
dengan supplier/vendor memiliki perjanjian tertulis dan nilai transaksi yang
wajar.
d. Etika dengan Penjabat Publik
a) Perusahaan berkomitmen mematuhi peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Untuk itu, Manajemen dan Pekerja wajib untuk mempelajari,
memahami dan mentaati setiap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b) Manajemen dan Pekerja juga wajib membina hubungan dan komunikasi yang
baik dengan Pejabat Publik.
e. Etika antara Manajemen dan Pekerja
a) Hubungan antara Manajemen dan Pekerja dilandasi sikap kerja sama, saling
menghargai dan menghormati sesuai dengan nilai-nilai Perusahaan.

9
b) Perusahaan berkomitmen untuk memberikan kesempatan yang sama di semua
aspek berkaitan dengan pekerjaan.
c) Perusahaan tidak mentolerir setiap diskriminasi termasuk namun tidak terbatas
kepada ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, asal negara, status sosial, cacat
fisik, dan status perkawinan.

10
BAB III

PENUTUP

Simpulan
Dalam rangka mewujudkan perbankan yang sehat, kuat, dan efisien, serta sebagai salah
satu pemain dalam industry keuangan yang memiliki peran strategis dalam pembangunan
nasional, maka diperlukan bankir professional yang memiliki integritas pribadi, keahlian dan
tanggung jawab social yang tinggi. Bankir profesional dapat membantu mewujudkan masyarakat
Indonesia yang adil dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Seorang yang berprofesi sebagai bankir, tidak bekerja dalam ruang hampa, tapi dalam
suatu tempat dan waktu tertentu serta berinteraksi dengan berbagai pihak. Untuk dapat hidup dan
berkembang seorang banker dalam suatu entitas haruslah mengenali dan berhubungan dengan
pihak-pihak yang berkepentingan untuk kelangsungan profesinya.

Selain itu, seorang bankir juga harus menjalani hubungan yang sehat dan etis dengan
semua pihak pemangku kepentingan serta lingkungan tempat mereka bekerja. Menyadari bahwa
seorang bankir mempunyai peran dalam kemakmuran masyarakat maka perlu juga adanya acuan
yang menjadi pediman dalam beretika.

Tugas bank disamping memobilisasi dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan,
deposito, rekening giro bank juga melaksanakan penyaluran kredit serta memberikan jasa-jasa
bank lainnya seperti kliring, inkaso, transfer, dan lain-lain. Oleh karenanya factor kepercayaan
dari pihak lain dan nasabah merupakan penunjang utama bagi kelancaran system operasional
perbankan. Factor kepercayaan ini pula yang merupakan etika perbankan dalam hubungannya
dengan bank lain.

11
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Malayu S.P, Sihabuan. 2006. Dasar – Dasar Perbanka. Jakarta : Bumi Aksara

Zaini, Zulkifli. 2020. Eksistensi Bankir Dalam Dinamika Perbankan Indonesia. Jakarta Selatan :
PT Gramedia Pustaka Utama.

Jurnal Arbitrase Syariah UIN Sunan Gunung Djati

Jurnal Repository UNIKOM Kode Etik Bankir

Anda mungkin juga menyukai