Anda di halaman 1dari 10

ETIKA PERSAINGAN ANTAR BANK

Disusun Oleh :

Dita Ayu Adillah 1930603225

DOSEN PENGAMPU :
Melis, S.E.I.,M.E.Sy

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN 2019/2020
A. LATAR BELAKANG
Etika bisnis adalah perwujudan dari nilai-nilai moral. Hal ini disadari oleh sebagian
besar pelaku usaha, karena mereka akan berhasil dalam usaha bisnisnya jika menjalankan
prinsip-prinsip etika bisnis. Jadi penegakan etika bisnis penting artinya dalam menegakkan
persaingan usaha sehat yang kondusif.
Di Indonesia, penegakan etika bisnis dalam persaingan bisnis semakin berat. Kondisi ini
terjadi karena banyaknya pelanggaran terhadap etika bisnis oleh para pelaku bisnis itu
sendiri, sedangkan pelanggaran etika bisnis tersebut tidak dapat diselesaikan melalui hukum
karena sifatnya yang tidak terikat menurut hukum.
Persaingan usaha yang sehat akan menjamin keseimbangan antara hak produsen dan
konsumen. Indikator dari persaingan yang sehat adalah tersedianya banyak produsen, harga
pasar yang terbentuk antara permintaan dan penawaran pasar, dan peluang yang sama rari
setiap usaha dalam bidang industry dan perdagangan. Adanya persaingan yang sehat akan
menguntungkan semua pihak termasuk konsumen dan pengusaha kecil, dan produsan sendiri,
karena akan menghindari terjadinya konsentrasi kekuatan pada satu atau beberapa usaha
tertentu.
Terdapat hubungan yang erat antara etika bisnis dan persaingan usaha.Terdapatnya aspek
hukum dan aspek etika bisnis sangat menentukan terwujudnya persaingan yang sehat. Dalam
bisnis, terdapat bersaingan yang ketat, yang kadang-kadang menyebabkan pelaku bisnis
menghalalkan segala cara untuk memperoleh keuntungan usaha dan memenangkan
persaingan.
Etika bisnis merupakan suatu bidang ilmu ekonomi yang dapat memahami suatu bisnis
persaingan, bagaimana bersikap ataupun berprilaku.Bagaimana era global ini dituntut untuk
menciptakan suatu persaingan yang kompetitif sehingga dapat terselesaikan tujuannya
dengan baik, kolusi, korupsi, mengandalkan koneksi, menjadi suatu hal yang biasa dalam
tatanan kehidupan bisnis, yang mana prinsip menguasai dan menghalalkan segala cara untuk
memenangkan persaingan menjadi suatu hal yang lumrah, padahal etikanya tidak begitu.
B. PEMBAHASAN
Pengertian Etika
Perkataan etik atau etika berasal dari bahasa Latin ethica. Berbagai penulis berpendapat
bahwa etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang mempunyai pengertian kebiasaan,
kelaziman, adat istiadat ,tabiat, serta watak seseorang. Etika perbankan ialah kebiasaan yang
baik atau peraturan-peraturan yang diterima dan dapat dataati oleh bankir-bankir di Negara
kita dan kemudian mengendap menjadi normative dalam prilakunya. Dengan menerimanya
etika berasal dari kata ethos maka dapat menarik kesimpulan bahwa hal-hal yang
bersangkutan dengan manusia antara lain, tabiat watak, kesusilaan.hidup pribadi yang
berhubungan dengan kepercayaan beriman dan hidup anatara pribadi yang berhubungan
dengan pergaulan antar manusia.
Etika dapat juga ditinjau dari segi perkembangan kodrat alam atau keinginan sosial
secara wajar. Tidak selamanya manusia itu berkembang sesuai dengan kaidah-kaidah yang
berlaku. Namun ia tidak akan dihargai oleh masyarakat jika ia tidak memperkembangkan
etikanya kearah yang baik sesuai dengan kaidah yang berlaku. Tiap manusia harus
melaksanakan etika dalam hidupnya secara pribadi. Ia harus melaksanakan etika dalam
hidupnya sebagai makhluk sosial.
Dari definisi dapat di simpulkan,bahwa etika perbankan di terima dan ditaati oleh bankir
di negara kita. Karena etika bukan merupakam suatu paksaan untuk dijalankan oleh seluruh
masyarakat. Etika dilaksanakan atas kesadaran moral masyarakat perbankan. Etika perbankan
harus di ketahui, di bahas dan didiskusikan oleh bankir bankir Indonesia. Etika perbankan
harus di kembangkan, kemudian oleh bankir di sadari secara moral.

Jenis-Jenis Etika
1. Etika perbankan di bidang kestabilan nilai rupiah.
Bank Indonesia sebagai bank sentral membantu pemerintah dalam mengatur, menjaga
dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Ukuran nilai rupiah dianggap stabil, jika kenaikan
harga umum berkisar antara 0% samapai dengan 15% dalam jangka waktu satu tahun.
Seandainya jumlah uang yang beredar menjadi inflasi terbuka, maka golongan yang
berpendapat tetap dan rakyat banyak yang dirugikan. Hal yang demikian tidaklah etis dan
tidak sesuai dengan ajaran Pancasila.
Dalam menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah terhadap valuta asing, maka bank
sentral menyusun rencana devisa dalam rangka pemeliharaan ekonomi nasional dan perlancar
usaha-usaha pembangunan. Seandainya tidak terpelihara kestabilan nilai rupiah terhadap
valuta asing, akan terjadi setiap saat kenaikan atau turunnya harga barang impor dan ekspor
yang kemudian akan mempengaruhi harga umum.

2. Etika perbankan di bidang kepercayaan masyarakat.


Lembaga keuangan adalah semua badan yang melalui kegiatan-kegiatannya di bidang
keuangan menarik uang dari masyarakat dan menyalurkannya/menjualnya kepada
masyarakat. Sesuai dengan pengertian bank oleh undang-undang tersebut, tugas
bank/komersial ialah:
a. Operasi perkreditan aktif ialah penciptaan atau pemberian kredit yang dilakukan oleh
bank. pemberian kredit yang didasarkan kepercayaan dan saling menguntungkan. Dalam
pelaksanaan permohonan kredit secara umum didasarkan pada 4C yaitu:
1. Character, berhubungan erat dengan kemauan menepati kewajiban tehadap bank,
khususnya untuk membayar kembali suatu utang barsama bunganya tepat pada
waktunya.
2. Capacity, berhubungan erat dengan kemampuan debitur mengelola pinjaman yang
dibrikan oleh bank.
3. Capital, berhubungan erat dengan soal keuangan dan permodalan peminjam.
4. Collateral, menyangkut jaminan yang merupakan pengamanan terakhir dari kredit
yang diberikan.
b. Operasi perkreditan yang pasif ialah menerima simpanan berbentuk giro ,deposito,
tabungan ataupun titipan lainnya yang di percayakan oleh para nasabah.
c. Usaha bank sebagai perantara di bidang perkreditan dan memberi jasa-jasa perbankan.

3. Etika mencari laba


Yang dimaksud dengan mencari laba adalah kemampuan dari suatu perusahaan
perbankan mempeoleh laba. Bagi bank mencari laba secara etis penting sekali, karena :
a. Menambah kepercayaan para pemilik untuk menginvestasikan modalnya dengan membeli
saham-saham yang dikeluarkan oleh bank.
b. Bank yang terus-menerus merugi tidak mungkin melanjutkan usahanya.
c. Tidak seluruhnya laba dibagikan kepada pemilik saham, sebagian disisihkan dalam
bentuk cadangan modal.
d. Laba merupakan penilaian keterampilan pimpinan bank.
e. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
4. Etika kewajiban dan tugas komisaris
Komisaris bank berkewajiban mengawasi pekerjaan direksi dan menjalankan tugasnya
sesuai dengan peraturan-peraturan tugas komisaris. Di Indonesia, komisaris juga
memperhatikan pedoman tugas komisaris yang ditetapkan anggaran dasar dan peraturan Bank
Indonesia demi tercapainya perbankan yang sehat,efektif dan efesien.

5. Etika kewajiban dan tugas direksi bank.


Direksi wajib memberi penjelasan kepada dewan komisaris dan pejabat-pejabat Bank
Indonesia tentang hal-hal yang ditanyakan dalam rangka pengawasan, pembinaan dan
pemeriksaan pebankan. Direksi wajib melaksanakan kebijaksanaan moneter yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia. Tugas direksi bank memilih dan mengangkat kepala bagian ( manager )
personalia lainnya, juga merupaka tugas direksi mengawasi operasi bank ( bank operation ).

6. Etika kepegawaian bank.


Setiap pegawai bank harus memiliki dedikasi yang tinggi, bekerja keras dengan tertib
dan teliti. Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan pengetahuan, pengalaman,
dan keterampilan. Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada nasabah dan
masyarakat menurut bidang tugasnya masing-masing. Setiap pegawai atasan bersikap tegas,
tetapi  adil dan bijaksana terhadap bawahannya, atasan memberikan contoh serta teladan yang
baik terhadap bawahannya.

7. Etika kewajiban nasabah.


Demi tercapainya perbankan yang sehat dan tertib, setiap nasabah bank yang terdiri dari
nasabah perseorangan,perusahaan berbentuk firma, cv, pt, lembaga pemerintah, koperasi ,
yayasan, senatiasa memberikan informasi yang benar  mengenai nama, alamat, dan
sebagainya.

8. Etika persaingan antara bank.


Masyarakat yang dijiwai oleh Pancasila tidak mengenal hidup sendiri dan tidak
mengenal monopoli, tetapi merupakan hubungan kekeluargaan. Arti hidup sendiri dalam hal
ini hanya mementingkan dirinya sendiri dengan tidak mempedulikan hak hidup orang lain,
bahkan menindasnya dalam kesempatan yang memungkinkan. Agar persaingan tetap berjalan
sehat diperlukan musyawarah antar bank. Mengutamakan musyawarah untuk mencapai
mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab
menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. Dengan cara musyawarah untuk
mufakat, diharapkan tercipta kebersamaan antar bank, sebagai bagian dari masyarakat
Indonesia.

9. Etika informasi antara bank.


Suatu bank yang merupakan saingan berat meminta informasi tentang seorang nasabah
atau nasabah perusahaan. Bank harus memberikan keterangan yang diminta secara benar dan
jujur.
Dalam etika perbankan,masalah saingan ataupun conflict of interest harus
dikesampingkan, sehingga memberikan informasi secara jujur dan benar. Sesuai dengan sila
keadilan sosial suka memberi pertolongan kepada orang lain. Tidak melakukan perbuatan
yang merugikan kepentingan umum.

PENGERTIAN PERSAINGAN
Persaingan merupakan suatu konsep yang sering digunakan dalam ilmu ekonomi untuk
mengetahui bagaimana pembentukan harga pasar dan keputusan penetapan harga oleh suatu
perusahaan atau penjual. Pasar merupakan satu kelompok penjual dan pembeli yang
mempertukarkan barang yang dapat disubstitusikan.Hal ini menimbulkan persaingan yang
terjadi. Industri tahu di desa Limbangan merupakan home industry terbanyak di kecamatan
Kutasari. Di mana terdapat 9 industri tahu yang masih berkembang sampai saat ini. Para
pengusaha tahu memiliki strategi untuk menghadapi persaingan antar pengusaha. Penelitian
ini membahas tentang strategi pengusaha tahu desa Limbangan dalam perspektif Etika Bisnis
Islam.
Jenis penelitian dalam penulisan penelitian adalah penelitian lapangan (field research),
yaitu suatu penelitian yang dilakukan di lokasi penelitian dengan mengadakan pengamatan
tentang suatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah. Sedangkan dalam pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara
dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di industri tahu desa Limbangan Kecamatan
Kutasari Kabupaten Purbalingga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengusaha tahu
dalam menghadapi persaingan antar pengusaha yang ada di desa Limbangan dilakukan dalam
bentuk penetapan harga, penempatan tempat pemasaran, promosi yang dilakukan, serta
proses produksi. Berdasarkan analisis penulis strategi pengusaha tahu dalam menghadapi
persaingan antar pengusaha tersebut telah sesuai dengan nilai-nilai dalam Etika Bisnis Islam.
ETIKA PERSAINGAN ANTAR BANK
Sebagai lembaga keuangan yang mengelola uang nasabah, perbankan mempunyai
tanggung jawab besar yang harus disertai kejujuran, yang mana itu merupakan unsur penting
dalam sebuah kepercayaan. Karena pada dasarnya bisnis perbankan merupakan bisnis yang
dilandasi oleh kepercayaan dari nasabah kepada bank. Oleh karena itu, tentu ada etika-etika
yang harus dipatuhi dan dijalankan dalam bekerja di dunia perbankan. Seorang bankir
profesional tentu akan menjalankan pekerjaannya sesuai dengan etika-etika perbankan yang
ada. Jika bankir tersebut profesional, maka nasabah pun akan merasa aman dan nyaman
karena telah menitipkan simpanannya di tangan bankir yang tepat. (Kasmir, 2004 : 168)
Dengan adanya bankir profesional, nasabah tentu akan merasa puas dengan pelayanan yang
ada di suatu bank. Karena salah satu strategi untuk memenangkan persaingan bisnis yaitu
memberikan pelayaanan prima kepada nasabah. Layanan prima harus dilakukan dengan
pendekatan secara kekeluargaan, ramah-tamah, sopan dan tentunya menjunjung tinggi etika
perbankan. Dengan diterapkannya etika dan kejujuran dalam suatu bank, maka akan
berpengaruh positif terhadap perkembangan dan juga meningkatkan nilai plus bank itu
sendiri. Semakin ketatnya tingkat persaingan dan nasabah yang semakin kritis mengharuskan
suatu bank untuk menjaga kualitas dengan terus mengutamakan kepuasan nasabah. (Julius R.
Latumaerissa, 2014: 315) Hal ini mengharuskan bank syariah untuk mencoba strategi
pemasaran, yaitu dengan meningkatkan kinerja pelayanan dan memperluas segmen pasar.
Dengan pengembangan kepuasan nasabah, itu menjadi salah satu alternatif untuk
meningkatkan market share bank syariah. Semakin ketatnya persaingan dalam memenuhi
kebutuhan nasabah menyebabkan setiap bank harus membuat strategi baru dan menempatkan
orientasi kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama. Ini terlihat pada pernyataan visi dan misi
suatu bank yang selalu berkomitmen bahwa kepuasan nasabah yang nomer satu. Dewasa ini
semakin diyakini bahwa dengan memberikan nilai dan kepuasan kepada nasabah melalui
penyampaian produk dan jasa yang berkualitas merupakan kunci utama dalam memenangkan
suatu persaingan. Apabila nasabah puas dengan pelayanan yang diberikan oleh bank, maka
nasabah akan loyal dalam menggunakan jasa bank. Dengan terus menjaga kepuasan nasabah
maka bank akan semakin berkembang dan dapat dipercaya dalam jangka panjang.
Sebaliknya, suatu bank yang mengabaikan etika bisa membuat hilangnya kepercayaan
nasabah terhadap bank tersebut. Dan bahkan mungkin bisa menyebabkan kebangkrutan/
colabse, karena memang yang mendasari nasabah mau menitipkan dananya kepada bank
hanyalah kepercayaan. Jika bank tersebut sudah tidak bisa dipercaya, nasabah akan berpindah
ke bank yang lain. Dan tentu image jelek yang akan didapatkan bank. Oleh karena itu, jangan
sampai suatu bank membuat kecewa nasabah, karena membangun kepercayaan tidaklah
mudah. (Kasmir, 2004 : 169) Namun dewasa ini dalam upaya mencapai tujuan utama bisnis,
yaitu memperoleh laba sebanyak-banyaknya, bank terkadang kurang memperhatikan
kewajibannya. Terkadang suatu bank sering melupakan nilai-nilai etika, yang mana itu
menentukan jalan atau tidaknya suatu bank dalam jangka panjang. Tidak hanya banknya,
tetapi juga pegawai yang ada didalam bank tersebut. Saat ini terdapat atau bahkan banyak
seorang bankir yang kurang beretika. Artinya, bankir tersebut tidak sesuai dengan etika-etika
yang ada dalam perbankan, baik dari sikap dan perilakunya atau pun cara pelayanannya
terhadap nasabah. Berdasarkan pengalaman penulis, banyak sekali terjadi seorang bankir
yang tidak ramah atau bersikap sinis terhadap nasabah, padahal sejatinya nasabah adalah raja
yang harus dilayani sebaik mungkin. Ada juga seorang bankir yang didepan nasabah bankir
tersebut ramah dan sopan tetapi apabila nasabah tersebut sudah meninggalkan bank, bankir
tersebut seperti merendahkan nasabah atau menceritakan rahasia nasabahnya pada pegawai-
pegawai bank yang lain. Hal ini seharusnya tidak boleh dilakukan oleh seorang bankir,
karena rahasia nasabah harus lah dijaga dengan amanah tidak perlu disebarluaskan hingga
seluruh pegawai mengetahuinya. Karena apabila nasabah mengetahui sikap dan perilaku
bankir tersebut maka tentu nasabah akan malu karena rahasianya tersebar luas dan itu
membuat nasabah menjadi tidak nyaman.
Seharusnya seorang bankir yang sudah melanggar etika-etika perbankan diberikan
peringatan atau sanksi yang tegas agar tidak mengulangi perbuatannya yang mungkin bisa
menyebabkan pengaruh buruk terhadap banknya. Dan juga didalam kode etik perbankan
sudah jelas tercantum bahwa seorang bankir harus menjaga segala kerahasiaan nasabah dari
pihak mana pun. Karena pentingnya etika bankir yang harus dimiliki oleh setiap pegawai
bank, agar tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan pihak bank. Dengan adanya etika
perbankan ini diharapkan bank mampu bekerja dengan optimal yang tentunya sesuai dengan
etika perbankan Islam untuk terus meningkatkan kepuasan nasabah. (Nur Rianto Al Arif,
2012: 190).
C. PENUTUP
Kesimpulan
Dibanding sektor bisnis lainnya bank sangat mengutamakan pelayanan. Dalamiklim
kehidupan perekonomian di Indonesia dewasa ini bank harus bersaing sangat ketatuntuk
mampu bertahan. Banyaknya bank yang baru muncul menyebabkan masyarakatlebih leluasa
dalam menjatuhkan pilihannya.Dahulu masyarakat memilih bank berdasarkan biaya yang
dapat dihitung denganuang dan biaya yang lain yang tidak terukur dengan uang terabaikan.
Tapi saat inimasyarakat bukan hanya memikirkan tentang uang tersebut tapi juga lebih
kepada pelayanan yang diberikan oleh bank tersebut.Selain pelayanan yang diberikan oleh
bank masyarakat juga melihat ataskeberaneka ragaman jasa atau produk yang diberikan oleh
bank. Tapi biarpun beranekaragam, bank mempunyai pangsa pasar sendiri atas jasa dan
produk yang merekatawarkan.Bank jelas sangat menomorsatukan etika karena hidup matinya
bank bank sangattergantung pada masyarakat. Bank bisa hidup selama masayarakat masih
menaruhkepecayaan terhadapnya.
Daftar Pustaka

http://mardianasilva.blogspot.com/2014/06/etika-perbankan.html
https://simba-corp.blogspot.com/2018/12/makalah-etika-bisnis.html

Anda mungkin juga menyukai