0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
141 tayangan1 halaman
Beberapa contoh sistem pengelolaan sumber daya alam masyarakat adat di Indonesia meliputi Tembawai oleh Dayak Iban di Kalimantan Barat untuk pengelolaan hutan dan tanaman produktif, Sasi di Maluku sebagai aturan adat pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam, serta Koko dan Tattakeng oleh masyarakat To Bentong di Sulawesi Selatan sebelum mengenal pertanian sawah untuk pembagian lahan perladangan dan bekas ladang.
Beberapa contoh sistem pengelolaan sumber daya alam masyarakat adat di Indonesia meliputi Tembawai oleh Dayak Iban di Kalimantan Barat untuk pengelolaan hutan dan tanaman produktif, Sasi di Maluku sebagai aturan adat pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam, serta Koko dan Tattakeng oleh masyarakat To Bentong di Sulawesi Selatan sebelum mengenal pertanian sawah untuk pembagian lahan perladangan dan bekas ladang.
Beberapa contoh sistem pengelolaan sumber daya alam masyarakat adat di Indonesia meliputi Tembawai oleh Dayak Iban di Kalimantan Barat untuk pengelolaan hutan dan tanaman produktif, Sasi di Maluku sebagai aturan adat pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam, serta Koko dan Tattakeng oleh masyarakat To Bentong di Sulawesi Selatan sebelum mengenal pertanian sawah untuk pembagian lahan perladangan dan bekas ladang.
TEMBAWAI (Dayak Iban-Kalimantan Barat): Tembawai merupakan hutan
rakyat yang dikembangkan oleh masyarakat Dayak Iban di Kalimantan
Barat, yang didalamnya terdapat tanaman produktif, seperti durian. SASI (Maluku): Sasi merupakan aturan adat yang menjadi pedoman setiap warga masyarakat Maluku dalam mengelola lingkungan termasuk pedoman pemanfaatan sumber daya alam. KOKO DAN TATTAKENG (To Bentong-Sulawesi Selatan): Sebelum mengenal pertanian padi sawah, orang To Bentong mewariskan lahan bagi keturunannya berupa kebun (Koko) dan lading yang ditinggalkan (Tattakeng). Koko adalah lahan perladangan yang diolah secara berpindah, sedangkan Tattakeng adalah lahan bekas perladangan yang sedang diberakan. UNDANG-UNDANG SIMBUR CAHAYA (Lahat – Sumatera Selatan): Undang- Undang Simbur Cahaya yang sebagian substansinya mengatur tentang pentingnya pelestarian lingkungan. KE-KEAN (Sumatera Selatan): Pengetahuan Ke-Kean adalah perhitungan waktu yang tepat untuk menanam jenis tanaman tertentu yang dikaitkan dengan ilmu perbintangan. RIMBA KEPUNGAN SIALANG (Melayu-Riau): Masyarakat Melayu mengenal pembagian hutan tanah yang terdiri dari tiga bagian, yakni tanah perladangan, rimba larangan, rimba simpanan (hak ulayat) dan rimba kepungan sialang.