Anda di halaman 1dari 4

Materi Geografi

ANGGUN ANINDYA

1. Berdasarkan jenisnya
A. Non hayati (abiotik)

B. Hayati (biotik)

2. Penggolongan SDA
A. Pengelompokkan sumber daya alam berdasarkan kelestariannya
1. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources).
a. Cara reproduksi

b. Cara siklus

2.Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources) Sumber daya
alam ini secara konsumtif dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
a Sumber daya alam yang tidak cepat habis

b. Sumber daya alam yang cepat habis

3. Sumber daya alam yang masuk kategori tidak akan habis atau punah (continous atau
inhousetable resources)

B. Berdasarkan proses terbentuknya


1. Sumber daya alam biotik
2. Sumber daya alam fisik
3. Sumber daya alam lingkungan
Sumber daya alam lingkungan adalah perpaduan antara sumber daya fisik dan sumber daya
biotik yang dapat membentuk suatu lingkungan tertentu. Misalnya lingkungan pegunungan,
lingkungan lembah, lingkungan pantai, dan lingkungan alam lainnya.

C.Berdasarkan nilai kegunaannya


1. Sumber daya alam ekonomis tinggi

2.Sumber daya alam ekonomis rendah

3.Sumber daya alam non ekonomis


D. Berdasar bahan dasamya
1. Barang tambang golongan A (bahan galian strategis)
2. Barang tembang golongan B (bahan galian vital)

3. Barang tambang golongan C

3. Potensi Sumber Daya Alam


Kelautan, pertambangan, kehutanan, pariwisata

KEHUTANAN
Hutan Hujan Tropis
Hutan Musim (Monsun)
Hutan Hujan Pegunungan Hutan Sabana
Hutan Rawa Hutan Mangrove
Hutan Gambut
Hutan Lumut

PARIWISATA
Wisata alam
Wisata budaya
Wisata buatan

KELAUTAN
 Sebelah barat Sumatra terdapat ekoregion Samudia Hindia. Ekoregion tersebut terdiri
atas empat cekungan sedimen dengan keragaman habitat pesisir laut yang tinggi dan
potensi migas, serta sebagai tempat wisata Wisata bahari ini ada di Pulau Weh, Nias,
Mentawai, dan lainnya.
 Ekoregion Samudia Hindia sebelah selatan Jawa. Ekoregion tersebut terdiri atas dua
cekungan sedimen dengan potensi migas, keragaman hayati yang tinggi, dan di
Pelabuhan Ratu memiliki air laut dalam (deep sea water). Airr laut dalam mempunyai
kedalaman laut lebih dari 200 m (permukaan laut tidak dapat ditembus sinar matahari)
yang bisa menghasilkan energi angin dan arus.
 Ekoregion Selat Malaka. Ekoregion tersebut memiliki keragaman hayati, potensi migns,
jalur pelayalan internasional, dan wisata bahari. Wisata bahari tersebut yaitu Pulau
Bintan.
 Ekoregion Laut Natuna. Ekoregion ini memiliki tiga cekungan beipotensi migas, memiliki
keanekaragaman hayati, dan kekayaan jenis ikan.
 Ekoregion Peiniran Bali dan Nusa Tenggara. Memiliki enam cekungan berpotensi
migas, potensi perikanan, memiliki hutan mangrove, terumbu karang, kawasan
konservasi perairan telluns, dan taman nasional, seita pintu keluar bagi arus lintas
Indonesia (Terusan Timor dan Selat Lombok).
 Ekoregion Teluk Tomini (terletak di antara Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara).
Terdapat beberapa aktivitas pada ekoregion ini, seperti aktivitas hidiotermal bawah laut,
pemijahan Ikan Sidal, biodiversitas endemik, dan potensi perikanan, serta wisata (Pulma
Togean)
 Ekoregion Laut Halmahera. Tepat lima cekungan berpotensi migas, energi terbarukan
(Selat Talibo dan Manguale), pertambangan nikel, keanekaragaman hayati, dan potensi
perikanan
 Ekoregion Laut Banda. Ekoregion ini mempunyai tiga cekungan berpotensi migas,
dengan perairan laut dalam yang jernih, memiliki pulau karang, terumbu karang yang
unik, dan memiliki potensi perikanan.
 Ekoregion Laut Banda di sebelah timur Sulawesi. Terdapat lima cekungan berpotensi
migas, memiliki keanekaragaman hayati, biodiversitas endemik, dan potensi perikanan
(cumi-cumi dan tuna mata berar).
 Ekoregion Laut Banda di sebelah selatan Sulawesi dan Teluk Bone. Pada ekoregion
tersebut terdapat empat cekungan berpotensi minyak gas, memiliki keanekaragaman
hayati kurang tertinggi di dunia, potensi perikanan, dan wisata (Takabonerate dan
Wakatobi)
 Ekoregion Laut Seram dan Teluk Bintuni. Ekoregion ini mempunyai empat cekungan
berpotensi migas, ekosistem mangrove yang luas (Laut Bintuni), keanekaragaman hayati
terumbu karang yang tinggi, potensi perikanan, dan biodiversitas endemik.
 Ekoregion Samudera Pasifik di utara Papua. Ekotegion tersebut memiliki dun cekungan
dengan potensi migas, perikanan seperti udang dan tuna mata besar, terdapat kima
(genus kerang terbesai pada perairan laut hangat).
 Ekoregion Teluk Cendrawasih. Ekoregion ini memiliki cetacea (mamalia laut seperti
lumba-lumba dan paus), biodiversitas endemik (hiu paus), potensi wisata, sumber daya
migas, dan potensi perikanan.
 Ekoregion Laut Arafura Ekoregion ini memiliki tiga cekungan berpotensi migas, budi daya
mutiara, potensi perikanan, tempat bertelur dan mencari makan bagi penyu hija,
mangrove (selatan Papua), buaya muara, dan ceracean.

TAMBANG

 Minyak bumi dan gas bumi. Sebaran minyak bumi dan gas bumi terdapat di beberapa
wilayah, seperti: Sumatia (Lhokseumawe, Riau, Sumatra Selatan), Jawa (Jati, Majalengka,
Wonokiomo, Cepu, Cilacap), Kalimantan (Tarakan, Balikpapan, Kalimantan Selatan),
Maluku (Seiam dan Tenggaia). Papua (Klamono, Sorong, dan Babo)
 Batu bara. Batu bara tersebar di Kalimantan dan Sumatra.
 Nikel merupakan suatu logam yang berkilap dengan ciri berwama putih keperak-perakan
 Bijih besi. Bijih besi bisa ditemukan di Cilacap (Jawa Tengah), Sumatra, Lombok,
Yogyakarta, Gunung Tegak (Lampung), Pegunungan Verbeek (Sulawesi Selatan), dan
pulau Sebuku (Kalimantan Selatan).

KEHUTANAN

 Hutan hujan tropis teisebai di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Papua.


 Hutan musim (monsun) tersebar pada Indonesia bagian tengah yaitu Jawa dan Nusa
Tenggara
 Hutan hujan pegunungan tersebar di wilayah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
 Hutan sabana tersebar di Sumba, Flores, dan Timor
 Hutan rawa yang tersebar di sepanjang pantai timur Papua, Sumatra, dan Kalimantan
 Hutan mangrove yang disebut juga dengan hutan paymi, hutan pasang surut, tersebar di
wilayah pantai Sumatra, Jawa Bali, Kalimantan, Maluku, dan Papua.
 Hutan gambut tersebar di Kalimantan Barat, Papua, Riau (Sumatra) dan Kalimantan Tengah.
Hutan tersebut rawan akan bencana kebakaran lahan, hal tersebut menjadi salah satu
masalah di Indonesia. Lahan gambut di Indonesia dapat menyimpan 57 miliar ton karbon.
Saat ini lahan gambut di Indonesia banyak dialihfungsikan menjadi lahan perkebunan sawit
sehingga rawan degradasi lahan

Pertanian Berkelanjutan
Pertanian Berbasis Agrowisata Dalam Mewujudkan Pertanian Berkelanjutant

Anda mungkin juga menyukai