Anda di halaman 1dari 8

Sejarah Kawasan

1927 - Pemimpin lokal Aceh meminta


kepada Pemerintah Hindia Belanda
untuk melindungi kawasan Lembah
Alas dari penebangan.

10 Desember 1976 SK Menteri Pertanian Penunjukkan SM Kappi seluas


No. 150.000 ha.
69/Kpts/Um/12/1976

6 Maret 1980 SK Menteri Pertanian Deklarasi TN. Gunung Leuser


No. 811/Kpts/Um/ seluas 792.675 ha.
II/1980

1981 TNGL ditetapkan sebagai Cagar


Biosfir oleh UNESCO atas usulan
Pemerintah Indonesia.

1982 SK Menteri Pertanian TNGL di Sumatera Utara seluas


No. 923/Kpts/UM/12/ 213.985 ha, gabungan dari SM
1982 Langkat Selatan, SM Langkat
Barat, SM & TW Sekundur.

12 Mei 1984 SK Menteri Kehutanan Pembentukan Unit Pelaksana


No. 096/Kpts-II/1984 Teknis Balai TNGL di bawah Ditjen
PHPA.

11 Desember 1984 SK Dirjen PHPA No. Penunjukan wilayah kerja TNGL,


46/ Kpts/VI-Sek/84 mencakup SM Gunung Leuser, SM
Langkat Barat, SM Langkat
Selatan, SM Sekundur, SM Kappi,
SM Kluet, TW Lawe Gurah, TW
Sekundur, Hutan Lindung
Serbolangit dan Hutan Produksi
Terbatas Sembabala.

1997 SK Menteri Kehutanan Penunjukan TNGL seluas 1.094.692


No. 276/Kpts-II/1997 ha.

10 Juni 2002 SK Menteri Kehutanan Organisasi dan Tata Kerja Taman


No. 6186/Kpts-II/2002 Nasional, sebagaimana telah
diganti dengan Permenhut No. 03
Tahun 2007.

Juli 2004 Keputusan Komite Penetapan TNGL, TNKS, dan TNBBS


Warisan Dunia sebagai kelompok Tropical
Rainforest Heritage of Sumatra.

1 Februari 2007 PerMenHut No. P.03/ Organisasi dan Tata Kerja Unit
Menhut-II/2007 Pelaksana Teknis Taman Nasional.
Flora dan ekosistemnya

 Zona Tropika (termasuk zona Colline, terletak 500 – 1000 mdpl). Zona Tropika merupakan
daerah berhutan lebat ditumbuhi berbagai jenis tegakan kayu yang berdiameter besar dan
tinggi sampai mencapai 40 meter. Pohon atau tegakan kayu tersebut digunakan sebagai
pohon tumpangan dari berbagai tumbuhan jenis liana dan epifit yang menarik, seperti
anggrek, dan lainnya.
 Zona peralihan dari Zona Tropica ke Zona Colline dan Zona Sub-Montane ditandai dengan
semakin banyaknya jenis tanaman berbunga indah dan berbeda jenis karena perbedaan
ketinggian. Semakin tinggi suatu tempat maka pohon semakin berkurang, jenis liana mulai
menghilang dan makin banyak dijumpai jenis rotan berduri.
 Zona Montane (termasuk zona sub montane,terletak 1000 – 1500 mdpl). Zona montane
merupakan hutan montane. Tegakan kayu tidak lagi terlalu tinggi hanya berkisar antara 10 –
20 meter. Tidak terdapat lagi jenis tumbuhan liana. Lumut banyak menutupi tegakan kayu
atau pohon. Kelembaban udara sangat tinggi dan hampir setiap saat tertutup kabut.
 Zona Sub Alphine (2900 – 4200 mdpl), merupakan zona hutan Ercacoid dan tak berpohon
lagi. Hutan ini merupakan lapisan tebal campuran dari pohon-pohon kerdil dan semak-
semak dengan beberapa pohon berbentuk payung (familia Ericacae) yang menjulang
tersendiri serta beberapa jenis tundra, anggrek dan lumut.

Peta zona-zona wilayah tumbuhan (tipe ekosistem) kawasan TNGL disajikan pada Gambar
dibawah ini.

Peta Tipe Ekosistem TNGL


Fauna

TNGL merupakan habitat dari mamalia, burung, reptil, ampibi, ikan, dan invertebrata.
Kawasan ini juga merupakan habitat burung dengan daftar spesies 380 dan 350 di antaranya
merupakan spesies yang hidup menetap. Diprediksi bahwa 36 dari 50 jenis burung endemik
di Sundaland, dapat ditemukan di kawasan TNGL. Dari 129 spesies mamalia besar dan kecil
di seluruh Sumatera, 65% di antaranya berada di kawasan taman nasional ini. Saat ini Balai
Besar TNGL lebih memfokuskan pengelolaannya pada 4 spesies satwa flagship, yaitu:

 Orangutan sumatera (Pongo pygmaeus abelii)


 Badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis)
 Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae)
 Gajah sumatera (Elephas maximus)
 Beruang madu (Helarctos malayanus)
 Rangkong papan (Buceros bicornis)
 Ajag (Cuon Alpinus)
 Siamang (Hylobates syndactylus).[1]
Aktifitas pengelolaan

 Kepedulian Terhadap Keberadaan TNGL


 Kompleksitas Permasalahan di TNGL
 Rehabilitasi Kawasan Konservasi TNGL
 Pengelolaan diantara Konservasi VS Konversi

Potensi wisata

1. Lawe Gurah
2. Bukit lawing
3. Kedah
4. Tangkahan
Permasalahan
5. Namun, meskipun TNGL memiliki manfaat dan nilai yang sangat penting
dalam skala lokal dan global, banyak tantangan yang terjadi dalam proses
pengelolaan TNGL. Pemerintah sering menghadapi permasalahan dalam hal
konservasi, konversi, dan pemanfaatan hutan yang berlebihan sehingga hutan
menjadi alih fungsi, misalnya untuk lahan perkebunan. Padahal, banyak yang
bisa dilakukan oleh pemerintah untuk mengelola Taman Nasional Gunung
Leuser dengan baik.
6.
7.
8. Solusi
9.
10. Dalam upaya pengelolaan Taman Nasional Gunung Leuser, diperlukan
dukungan besar dari semua elemen masyarakat khususnya masyarakat sekitar
Kawasan Ekosistem Leuser. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam rangka
pelestarian Taman Nasional Gunung Leuser diantaranya sebagai berikut :
11.
12. 1.Kebijakan Pemerintah yang Adil dalam Pengelolaan Dana di Lapangan
13.
14. Ketika undang-undang diterapkan, akan ada aksi di lapangan yang melibatkan
banyak pihak. Strategi regulasi pembagian kerja harus jelas dan merata.
Pembagian dana atas hasil kerja juga harus disesuaikan supaya adil dan
merata.
15.
16. 2.Sosialisasi Kepada Masyarakat Tentang Perizinan Pemanfaatan
Sumber Daya Hutan
17.
18. Seluruh masyarakat harus mengetahui dan memahami isi dari peraturan
perundang-undangan yang dibuat oleh pemerintah. Hal ini dapat diwujudkan
dengan mengadakan sosialisasi kepada semua masyarakat, misalnya seluruh
Masyarakat Aceh dan Sumatera. Sosialisasi tentang Undang-undang ini
penting agar masyarakat luas mengerti pentingnya menjaga lingkungan dan
kelestarian hutan yang dapat memberi pengaruh besar terhadap kehidupan
makhluk hidup. Karena kebanyakan kerusakan alam yang terjadi adalah akibat
ulah manusia, misalnya manusia melakukan pemanfaatan berlebih seperti
pembalakan liar yang dapat menyebabkan erosi, banjir dan pemanasan global.
19.
20.
21. 3.Membentuk Laskar Penjaga Hutan
22.
23. Diantara kegiatan yang dapat dilakukan untuk menjalin kerjasama dengan
masyarakat sekitar Kawasan Ekosistem Leuser yaitu membentuk laskar
penjaga hutan yang terdiri dari sukarelawan yang berasal dari unsur
masyarakat sekitar Kawasan Ekosistem Leuser. Masyarakat sekitar Kawasan
Ekosistem Leuser mengetahui segala perkembangan kondisi dan apa saja yang
terjadi pada daerah mereka. Sehingga kerjasama yang baik dengan masyarakat
perlu dibangun untuk kelancaran pengelolaan Kawasan Ekosistem Leuser.
24.
25. 4.Membuat Pengamanan Hutan
26.
27. Pengamanan hutan dilakukan oleh polisi hutan untuk menjaga keamanan
wilayah Taman Nasional Gunung Leuser.
28.
29. 5.Melakukan Reboisasi yang Berkala
30.
31. Reboisasi perlu dilakukan secara teratur setelah adanya proses penebangan
pohon yang dimanfaatkan untuk kebutuhan, dalam hal ini dilakukan sistem
tebang-pilih yang kemudian dilakukan penanaman kembali.
32.
33. 6.Membuat Peninjauan Terhadap Konversi Lahan
34.
35. Hal ini dilaksanakan sesuai dengan undang-undang pemerintah yang telah
ditetapkan tentang perizinan pemanfaatan hutan (UU No.11 Pasal 150 Tahun
2006). Perlu dilakukan peninjauan ulang terhadap aktivitas pemanfaatan hutan
yang dilakukan agar tidak mengganggu kelestarian Taman Nasional Gunung
Leuser, misalnya pemanfaatan hutan yang berlebih hingga akan mengganggu
ekosistem kawasan leuser.
36.
37. 7.Pemerintah Memberi Penghargaan Terhadap Orang yang Melakukan
Aksi Pelestarian Hutan
38.
39. Suatu upaya dari pemerintah untuk merangsang masyarakat agar berpartisipasi
dalam penjagaan dan pelestarian sumber daya hutan di sekitar mereka yaitu
dengan memberi penghargaan (kalpataru) bagi siapa saja dari anggota
masyarakat tersebut yang ikut andil melestarikan hutan. Dalam jangka waktu
setahun sekali, pemerintah mengadakan berbagai lomba dan memberikan
apresiasi kepada masyarakat yang ikut andil dalam pelestarian hutan, misalnya
ikut menanam pohon.
40.
41. 8.Menciptakan Kurikulum Berbasis Lingkungan di Sekolah
42.
43. Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa kita. Alangkah baiknya jika
mereka telah memahami arti lingkungan dan hutan untuk kehidupan. Sehingga
akan ada pembiasaan yang baik sejak kecil dan mereka akan melakukan
tindakan yang ramah terhadap lingkungan mereka.
44.
45. 9.Membuat Komunitas (Organisasi) Pecinta Alam

Komunitas pecinta alam akan ikut andil dalam menjaga hutan. Mereka pasti
peduli dan melakukan berbagai kegiatan untuk pelestarian hutan dan alam.

10.Adanya Tindakan Hukum yang Jelas Bagi Setiap Orang yang


Melakukan Pelanggaran Terhadap Hutan dan Lingkungan Hidup

Anda mungkin juga menyukai