Anda di halaman 1dari 13

Kondisi Hutan Kabupaten Merauke

Oleh Yarman, S.Hut., M.P


Kepala Balai Taman Nasional Wasur
Kawasan Konservasi di Papua
Cagar Alam Enarotali
Cagar Alam Pegunungan Cycloops
Cagar Alam Peg. Wayland
Cagar Alam Bupul
Suaka Margasatwa Danau Bian
Suaka Margasatwa Pulau Dolok
Suaka Margasatwa Mameramo Foja
Taman Wisata Alam Yotefa
Taman Wisata Alam Kepulauan Padaido
Taman Nasional Wasur
Taman Nasional Lorentz

Kawasan Konservasi Luas (ha)
Cagar Alam Enarotali 300.000
Cagar Alam Pegunungan Cycloops 22.500
Cagar Alam Peg. Wayland 300.000
Cagar Alam Bupul 126.810
Suaka Margasatwa Danau Bian 96.000
Suaka Margasatwa Pulau Dolok 664.627
Suaka Margasatwa Mameramo Foja 1.018.000
Taman Wisata Alam Yotefa 1.650
Taman Wisata Alam Kepulauan Padaido 183.000
Taman Nasional Wasur 431.425
Taman Nasional Lorentz 2.400.000
5.544.012
Kondisi Hutan Merauke
Luas hutan sesuai dengan fungsi dan
peruntukannya di Kabupaten Merauke seluas
4,67 juta hektar.
1. Hutan produksi 1,28
juta hektar
2. Kawasan suaka alam
1,46 juta hektar
3. Hutan lindung 0,22 juta
hektar
4. Hutan konservasi 1,50
juta hektar
Fungsi dan Peran Taman
Nasional Wasur
Tanggal/Tahun Keputusan Isi Keputusan
2 Mei 1978 Keputusan Menteri Pertanian Ditunjuk sebagai Kawasan suaka
Nomor: alam, yaitu Suaka Margasatwa Wasur
252/Kpts/Um/5/1978 dengan luas 206.000 hektar dan Cagar
Alam Rawa Biru dengan luas 4.000
hektar (total luasan 210.000 ha).

10 Maret 1981 Gubernur Propinsi Irian Jaya Perluasan kawasan sebesar 15.000 ha
No. 1125/DJ/I/1981 menjadi 225.000 ha, tetapi belum
ditetapkan dalam SK Menteri.
4 Januari 1982 Keputusan Menteri Pertanian Perluasan sebesar 98.000 hektar,
Nomor 15/Kpts/Um/1/1982 sehingga menjadi 323.000 ha
(225,000 + 98.000 ha).
06 Maret 1990 Pernyataan Menteri Kawasan Wasur yaitu CA. Rawa Biru
Kehutanan RI Nomor: dan Suaka Margasatwa Wasur sebagai
448/Menhut-VI/90 TN Wasur dengan luas keseluruhan
308.000 hektar
23 Mei 1997 Keputusan Menhut No: Penunjukan TN Wasur dengan luas
282/Kpts-VI/1997 413810 ha.
17 April 2014 Kepmenhut Penetapan kawasan TN Wasur seluas
No.2549/Menhut- 431.425 ha
VII/Kuh/2014
Fungsi dan Peran Taman
Nasional Wasur
Taman Nasional Wasur memiliki kedudukan strategis
secara internasional dengan ditetapkan sebagai :
1. Situs East Asia Australasia Flyway Partnership
(EAAFP) sejak 1996. Kawasan ini memiliki
peranan penting sebagai tempat persinggahan
dan tujuan migrasi bagi beberapa jenis burung
migran;
2. Situs lahan basah (Ramsar site) sejak 2006;
3. Bagian dari kemitraan pengelolaan ekoregion
Trinational Wetlands : Tonda Wildlife Management
Area (PNG), Kakadu National Park (Northern
Territory, Australia.) dan TN Wasur (Indonesia)
Fungsi dan Peran Taman
Nasional Wasur
Kedudukan Taman Nasional Wasur secara lokal
maupun regional:
1. Perlindungan sistem penyangga kehidupan
masyarakat sekitarnya;
2. Pelestarian perwakilan kehati lahan basah;
3. Perlindungan budaya dan kearifan lokal suku-suku
asli (Suku Marind, Suku Kanume, Suku Yeinan
dan Suku Marory Mengey);
4. Peningkatan kesejahteraan masyarakat;
5. Mendukung peningkatan kualitas pembangunan
regional (pariwisata, sumber air, dan lainnya);
6. Kawasan perbatasan yang penting dari segi
politik dan hankam.
Fungsi dan Peran Taman
Nasional Wasur
Kedudukan Taman Nasional Wasur secara lokal
maupun regional:
1. Perlindungan sistem penyangga kehidupan
masyarakat sekitarnya;
2. Pelestarian perwakilan kehati lahan basah;
3. Perlindungan budaya dan kearifan lokal suku-suku
asli (Suku Marind, Suku Kanume, Suku Yeinan
dan Suku Marory Mengey);
4. Peningkatan kesejahteraan masyarakat;
5. Mendukung peningkatan kualitas pembangunan
regional (pariwisata, sumber air, dan lainnya);
6. Kawasan perbatasan yang penting dari segi
politik dan hankam.
Kolaboratif managemen pada
zona Pemanfaatan

Taman Nasional Wasur terbagi


kedalam 4 wilayah adat, dimana
masyarakat telah bermukim sebelum
kawasan ini ditunjuk sebagai kawasan
taman nasional
Kolaboratif Managemen Pada
Zona Pemanfaatan
Zona Pemanfaatan Luas (Ha) Status
Biras dan Bumi Perkemahan 88,78 Lama
Bomisai 25,207 Lama
Rawa Biru 101,292 Baru (Dari Zona Rimba)
Mbanggu 6,914 Baru (Dari Zona Rimba)

Kriteria berdasarkan PermenLHK No: P.76/Menlhk-Setjen/2015:


1. Merupakan wilayah yang memiliki keindahan alam/daya tarik alam
atau nilai sejarah dan/atau wilayah dengan aksesibilitas yang
mampu mendukung aktivitas pemanfaatan;
2. Merupakan wilayah yang memungkinkan dibangunnya sarana
prasarana antara lain untuk menunjang pemanfaatan dan
pengelolaan;
3. Bukan merupakan konsentrasi komunitas tumbuhan/biota utama;
4. Bukan merupakan areal dengan keragaman jenis yang tinggi;
dan/atau
5. Terdapat potensi jasa lingkungan yang dapat dimanfaatkan.
Kolaboratif managemen pada
zona Pemanfaatan

Sanctuary Wallaby di TNW:


1. Meningkatkan populasi satwa wallaby
lincah (Macropus agilis);
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat
melalui upaya pengembangbiakan
satwa wallaby lincah (Macropus agilis)
melalui praktek budidaya dan
penangkaran;
3. Meningkatkan ekonomi masyarakat 4
suku pemilik hak ulayat melalui upaya
budidaya dan penangkaran.
Peran Pemuda Dalam Pelestarian Hutan

1. Kader Konservasi
2. Kelompok pecinta alam
3. Kelompok swadaya masyarakat
Peran Pemuda Dalam Pelestarian Hutan
1. Membantu pemerintah dalam menyebarluaskan upaya
konservasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup kepada
masyarakat.
2. Memelihara dan mengamankan sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya.
3. Menerapkan disiplin pribadi untuk mencintai lingkungan hidup
dengan berwawasan azas konservasi.
4. Meningkatkan sikap dan jiwa keteladanan dalam upaya
konservasi.
5. Menyampaikan pesan-pesan konservasi kepada pengunjung
melalui kegiatan pemanduan, mencegah terjadinya
vandalisme dan perusakan terhadap sumberdaya alam.
6. Selalu berperan aktif dalam acara diskusi, seminar,
penyuluhan dan lain-lain acara yang berkaitan dengan upaya
konservasi di daerahnya.
7. Berperan aktif dalam menggerakkan masyarakat untuk
meningkatkan kesadaran dan menghayati serta
mengamalkan upaya konservasi.

Anda mungkin juga menyukai