Anda di halaman 1dari 6

Sejarah Taman Nasional Kerinci Seblat

Kerinci Seblat adalah kawasan taman nasional paling besar di Pulau Sumatera. Taman nasional ini
meliputi empat provinsi dengan sejarah yang cukup panjang. Hal ini sesuai dengan banyaknya
wilayah yang mencakup kawasan ini.

Pada mulanya, kawasan ini mencakup beberapa cagar alam seperti Cagar Alam Gunung Idrapura,
Cagar Alam Bukit Tapan, dan Cagar Alam Danau Gunung Tujuh. Juga mencakup beberapa Suaka
Margasatwa, yaitu Suaka Margasatwa Bukit Gedang Seblat, Suaka Margasatwa Rawas Hulu Lakitan,
Suaka Margasatwa Sangir Ulu, dan Suaka Margasatwa Bukit Kayu Embun.

Selain itu, ada pula beberapa Hutan Lindung di antaranya adalah Hutan Lindung Bukit Regis, Hutan
Lindung Kambang, Hutan Lindung Bajang Air Tarusan Utara, Hutan Lindung Batang Maringin Barat,
Hutan Lindung Batang Maringin Timur, Hutan Lindung Gunung Sumbing, Hutan Lindung Sangir Ulu,
Hutan Lindung Bukit Gedang Seblat, dan Hutan Produksi Terbatas.

Pada tahun 1921 ketika masa penjajahan, pemerintah Belanda mengeluarkan pernyataan bahwa
hutan yang berada di kawasan Bayang, Kambang, Sangir I, Batanghari I, serta Jujugan berstatus
sebagai kawasan Hutan Lindung.

Selanjutnya pada tahun 1926 kawasan hutan yang berada di Batang Tebo, Batang Tabir, dan Sungai
Ulu juga memperoleh status yang sama dengan beberapa hutan pada tahun 1921, yaitu sebagai
kawasan Hutan Lindung.

taman nasional kerinci seblatbackpackerjakarta.com

Status kawasan di empat provinsi Sumatera terus berkembang seiring berjalannya waktu. Pada
tahun 1929, giliran Gunung Indrapura yang menjadi Cagar Alam dan kemudian pada tahun 1978
daerah Bukit Tapan juga berstatus sebagai Cagar Alam.

Setahun setelah itu bagian Rawas Hulu Lakitan menjadi Suaka Margasatwa Rawa Hulu Lakitan pada
tahun 1979. Kemudian pada tahun 1980 wilayah Kambang kemudian juga ditetapkan sebagai Cagar
Alam Kambang.

Berdasarkan Surat Pernyataan Menteri Pertanian No. 736/Mentan/X/1982 tanggal 14 Oktober 1982,
bahwa seluruh kawasan yang telah disebutkan sebelumnya akan digabung dan kemudian berubah
statusnya menjadi Taman Nasional Kerinci Seblat.
Pada tanggal 5 Januari 1996 terjadi penambahan kawasan taman nasional berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kehutanan No. 192/Kpts-II/96 bahwa wilayah Gunung Nilo (2.400 m), Gunung
Masurai (2.600 m), dan Gunung Sumbing (2.500 m) juga dimasukkan ke dalam Taman Nasional
Kerinci Seblat sehingga luasnya bertambah menjadi 1.368.000 hektar.

Tidak lama kemudian mengalami perluasan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan
Perkebunan No. 280/Kpts-II/1998 tanggal 27 Februari 1998 tentang penambahan dan penetapan
kelompok hutan Taman Nasional Kerinci Seblat seluas 348.125,1 hektar yang berada di Kabupaten
Pesisir Selatan, Kabupaten Solok, dan Kabupaten Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat.

Selanjutnya pada tahun 1999 kembali dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan
Perkebunan No. 46/Kpts/VII-3/1999 tentang pengesahan kelompok hutan yang ada di Provinsi
Sumatera Selatan ke dalam kelompok hutan pada Taman Nasional Kerinci Seblat.

Masih pada tahun yang sama, tepatnya pada tanggal 14 April 1999. Melalui Surat Keputusan Menteri
Kehutanan dan Perkebunan No. 200/Kpts-II/1999 tentang penetapan kelompok hutan Taman
Nasional Kerinci Seblat di Provinsi Jambi. Dengan begitu kawasan taman nasional ini resmi
membentang di antara empat provinsi Pulau Simatera.

Akhirnya pada tanggal 14 Oktober 1999 secara resmi dikeluarkan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan dan Perkebunan No. 90/Kpts-II/1999 tentang penetapan status kawasan Taman Nasional
Kerinci Seblat yang berada di Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera Selatan,
dan Provinsi Bengkulu seluas 1.375.349,867 hektar.

baca juga: Pulau Angso Duo - Wisata Bahari Pariaman nan Eksotis

Kondisi Alam Taman Nasional Kerinci Seblat

1. Letak dan Topografi

Letak Taman Nasional Kerinci Seblat secara administratif berada di antara empat provinsi dan
melalui 139 desa. Sedangkan secara geografis kawasan ini berada pada koordinat 1°7’13’’ – 3°26’14’’
Lintang Selatan dan 100°31’18’’ – 102°44’1’’ Bujur Timur.

Luas taman nasional ini secara keseluruhan adalah 1.375 km persegi. Luas tersebut menjadikannya
sebagai taman nasional paling besar yang ada di Pulau Sumatera. TNKS juga berada di antara
gugusan Pegunungan Bukit Barisan.
Rincian wilayah yang mencakup taman nasional ini adalah Provinsi Sumatera Selatan seluas 209.675
hektar yang meliputi Kabupaten Musi Rawas pada 38 desa. Taman nasional ini juga melalui Provinsi
Sumatera Barat dengan luas 375.934 hektar yang meliputi Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten
Solok pada 39 desa.

Selain itu, ada pula Provinsi Jambi dengan luas 588.462 hektar yang meliputi Kabupaten Batanghari,
Kabupaten Bangko, Kabupaten Sorolangun, dan Kabupaten Kerinci pada 48 desa. Terakhir adalah
Provinsi Bengkulu seluas 310.579 hektar yang meliputi Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten
Rejanglebong pada 34 desa.

Kondisi topografi di taman nasional ini umumnya adalah lereng yang terjal. Kawasannya berada di
ketinggian kisaran 200 sampai 3.805 meter di atas permukaan laut. Sementara itu pada wilayah
lembah utara mempunyai topografi curam.

TN Kerinci Seblat juga mempunyai banyak gunung dan diketahui ada sekitar 30 gunung dan bukit di
kawasan ini. Beberapa diantaranya adalah Gunung Kerinci dengan ketinggian 3.805 meter di atas
permukaan laut dan merupakan gunung tertinggi yang ada di Pulau Sumatera. Selanjutnya adalah
Gunung Seblat setinggi 2.383 meter, serta Gunung Tujuh setinggi 2.604 meter.

Selain itu, ada pula Gunung Nilo setingi 2.400 meter di atas permukaan laut, Gunung Sumbing
setinggi 2.500 meter di atas permukaan laut, dan Gunung Masurai setinggi 2.600 meter di atas
permukaan laut.

2. Iklim dan Hidrologi

Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidt dan Ferguson, Taman Nasional Kerinci Seblat
tergolong ke dalam iklim tipe A. Meskipun begitu kondisi iklim di kawasan ini cukup bervariasi yang
dipengaruhi oleh letak secara geografis dan juga sifat fisiografinya. Karakteristik dari iklim tipe A
adalah rentang waktu musim penghujan yang lebih lama dibanding musim kemarau.

Hal yang sama juga berlaku untuk curah hujan dan suhu wilayah. Diketahui curah hujan rata-rata di
taman nasional ini tergolong tinggi, yaitu sebesar 3.086 mm setiap tahunnya. Sementara itu di pantai
bagian barat mengalami musim hujan yang terjadi sepanjang tahun. Sedangkan kawasan di sebelah
timur pegunungan berlangsung dari bulan April hingga bulan November.

Suhu rata-rata di bagian lembah taman nasional ini adalah 23 derajat celcius. Sedangkan semakin
tinggi kawasan seperti di pegunungan suhu rata-ratanya semakin rendah bahkan pada waktu
tertentu bisa mencapai 7 derajat celcius hingga 0,6 derajat celcius. Penurunan suhu terus terjadi
setiap kenaikan ketinggian wilayah dengan kelembaban antara 80% hingga 100%.

Taman naasional ini dilalui oleh tiga daerah aliran sungai (DAS) yang mempunyai peran utama bagi
hidrologis kawasan. Ketiga sungai tersebut sebenarnya adalah sungai kecil dan mengalir ke bagian
tenggara serta timur kawasan taman nasional yang akhirnya berakhir di Sungai Batanghari dan
Sungai Musi.

3. Geologi dan Tanah

Jenis tanah di Taman Nasional Kerinci Seblat pada umumnya adalah tanah aluvial yang dikenal
sebagai tanah yang relatif subur. Jenis tanah ini dapat dijumpai di wilayah lembah Kerinci sampai
area dangkal yang tampak menyerupai tanah coklat asam. Tanah ini biasanya berada pada
ketinggian sampai 1.000 meter di atas permukaan laut.

Pada wilayah lembah Kerinci juga terdapat beberapa titik dengan jenis tanah latosol dan tanah
podsolik merah kuning. Tanah terus mengalami peluruhan seiring dengan semakin bertambahnya
ketinggian kawasan yang juga mengakibatkan podsolisasi. Hasilnya kondisi tanah menjadi cenderung
bersifat asam dan juga bergambut.

4. Ekosistem dan Zonasi

Beberapa tipe ekosistem di Taman Nasional Kerinci Seblat yaitu ekosistem hutan hujan tropis,
ekosistem hutan pegunungan, dan ekosistem hutan rawa. Semua ekosistem ini tersebar dengan
berbagai jenis flora dan fauna yang khas.

Pengelolaan taman nasional ini juga menerapkan sistem zonasi dengan 6 zona. Keenam zona
tersebut adalah zona inti seluas 738.831 hektar, zona rimba seluas 492.35 hektar, zona pemanfaatan
seluas 22.738 hektar, zona khusus seluas 15.219 hektar, zona rehabilitasi seluas 108.760 hektar, dan
zona tradisional seluas 11.606 hektar.

baca juga: Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu

Flora dan Fauna Taman Nasional Kerinci Seblat

Jenis hewan dan tumbuhan yang hidup dan tumbuh di Taman Nasional Kerinci Seblat sangat
dipengaruhi oleh tipe alam dan ekosistemnya. Beberapa keragaman hayati di kawasan ini juga
termasuk jenis endemik, langka, dan dilindungi.
1. Flora

Sebaran tumbuhan di Taman Nasional Kerinci Seblat dapat dibedakan atau dikelompokkan
berdasarkan tipe ekosistemnya. Ada beberapa tipe ekosistem di kawasan ini yang memiliki total
paling sedikit 4.000 jenis flora yang tumbuh.

Flora Hujan Tropis

Pada ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah jenis flora yang mendominasi berasal dari
kelompok suku Dipterocarpaceae, Myrtaceae, Leguminosae, Lauraceae, dan spesies dari suku
Bombacaceae.

rafflesia arnoldii Wikimedia Commons

Selain itu ada pula vegetasi bambu, rotan, kayu manis, flora impian pendaki gunung yaitu edelweis
(Anaphalis sp.) yang juga merupakan tumbuhan langka, berbagai spesies anggrek yang diketahui
mencapai 300 jenis, kantong semar (Nepenthes sp.) yang juga tumbuhan langka, serta beberapa
bunga besar seperti Rafflesia arnoldii, Rafflesia hasseltii, dan Amorphophallus titanium.

Flora Dataran Rendah

Pada area dataran rendah dan perbukitan dengan ketinggian di atas 1.000 meter di atas permukaan
laut beberapa jenis flora yang memegang peran penting berasal dari suku Dipterocarpaceae. Flora
tersebut meliputi Shorea parvifolia, Koompassia malaccensis, Dipterocarpus sp., Parashorea sp., dan
Dialium sp., bunga palem Arenga sp., serta bunga besar.

Flora Pegunungan

Sementara pada ekosisitem hutan pegunungan yang berada pada ketinggian 1.500 meter di atas
permukaan laut, jenis vegetasi yang mendominasinya berasal dari suku Ericaceae dan suku
Lauraceae. Beberapa spesies dari kedua suku tersebut adalah Podocarpus amarus, Ficus variegate,
Castanopsis sp., dan Cinnamomum parthenoxylon.

Masih pada ekosistem dengan tipe sama, tetapi pada wilayah lembah dan lereng pegunungan, flora
yang tumbuh kebanyakan adalah jenis alang-alang (Impera cylindrica). Semakin menanjak
topografinya maka flora yang bisa dijumpai adalah jenis semak belukar.

Flora Ekosistem Rawa

Terakhir adalah tipe ekosistem rawa yang terletak di Kabupaten Kerinci, yaitu Rawa Ladeh dan Rawa
Bento. Ekosistem ini berada pada ketinggian sekitar 1.950 meter di atas permukaan laut. Luas
kawasan rawa sekitar 150 hektar dan menjadi dua rawa gambut paling tinggi di Pulau Sumatera.
Vegetasi yang tumbuh di kawasan rawa ini adalah beberapa jenis rumput seperti Leersia hexandra,
Glochidion sp., dan Eugnia spicata, ada pula pohon pinus (Pinus merkusii), kayu pacet (Harpullia
arborea), pakis sunsang (Dyera costulata), dan bunga rafflesia (Rafflesia arnoldii).

Adapun jenis flora endemik di taman nasional ini adalah bunga raflesia (Rafflesia arnoldii), serta
bunga bangkai yang merupakan bunga tertinggi di dunia (Amorphophallus titanium).

2. Fauna

Tercatat ada lebih dari 139 jenis burung yang hidup di kawasan taman nasional ini. Sebagian besar
jenis burung tersebut adalah spesies endemik Sumatera yang membentuk habitat di taman nasional.
9 di antara kelompok aves tersebut merupakan spesies rangkong.

Sementara itu, diketahui ada kurang lebih 150 spesies mamalia dengan 30 di antaranya yang
merupakan kelompok mamalia besar dan 6 spesies amfibi. Selanjutnya ada pula 10 spesies reptil,
dan 6 spesies primata yang juga menjadi penghuni taman nasional ini.

badak Pixabay

Beberapa jenis satwa endemik taman nasional adalah badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis),
harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrensis), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus),
serta kelinci Sumatera (Nesolagus metschen).

Terdapat pula kuau kerdil Sumatera atau juga dikenal sebagai karau (Otus stresemanni), tapir
(Nesolagus metschen), kambing hutan (Capricornis sumatrensis), dan celepuk Kerinci (Otus
stresemanni).

Anda mungkin juga menyukai