Anda di halaman 1dari 6

Geografis Kawasan

1. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru(TNBTS)

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru merupakan taman nasional di Jawa Timur yang terletak di
wilayah Kabupaten Pasuruan, Malang, Lumajang, dan Probolinggo. Selain berfungsi sebagai kawasan
konservasi, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru juga memiliki keindahan alam yang sangat
mempesona. Secara geografis, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru terletak di 7°51′ – 8°11′ LS dan
112°47′ – 113°10′ BT. Sebagai daerah vulkanik terbesar di provinsi Jawa Timur, Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru memiliki wilayah seluas 800 km persegi. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
memiliki bentangan lansekap barat-timur sepanjang 20-30 kilometer dan bentang lansekap utara-
selatan sepanjang 40 kilometer. Taman nasional ini ditetapkan sejak tahun 1982 dengan wilayahnya
sekitar 50.276,3 Ha. Di kawasan ini terdapat kaldera lautan pasir yang luasnya kurang lebih 6290 Ha.
Batas kaldera lautan pasir itu berupa dinding terjal yang ketinggiannya antara 200-700 meter. Topografi
kawasan taman nasional ini cukup bervariasi, mulai dari bergelombang dengan lereng landai, berbukit,
sampai bergunung-gunung. Beberapa area memiliki kemiringan yang tegak. Secara keseluruhan taman
nasional ini merupakan dataran tinggi yang berada di antara Pegunungan Tengger di utara, serta
Gunung Jambangan di selatan. Secara keseluruhan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru adalah
wilayah cilkanik yang berada di ketinggian 750 hingga 3.676 mdpl.
2. Taman Nasional Meru Betiri(TNMB)

Taman Nasional Meru Betiri adalah sebuah taman nasional yang terletak di provinsi Jawa Timur.
Pada sistem koordinat geografis letaknya di 8°21’ - 8°34’ Lintang Selatan dan 113°37’ - 113°58’ Bujur
Timur. Luas kawasannya adalah 52.626,04 hektare. Selama tahun 1931 hingga 1938, kawasan Taman
Nasional Meru Betiri merupakan kawasan hutan lindung yang dikelola berdasarkan hukum pemerintah
Hindia Belanda. Pada tahun 1972, kawasan tersebut ditetapkan sebagai suaka margasatwa untuk
harimau Jawa oleh Kementerian Pertanian dengan luas 50.000 ha. Luas suaka margasatwa ini
bertambah menjadi 58.000 hektare setelah menambahkan bekas lahan perkebunan, hutan lindung dan
kawasan pesisir pantai selatan Pulau Jawa. Lahan tersebut kemudian ditetapkan menjadi taman nasional
pada tahun 1997 oleh Kementerian Kehutanan dengan hanya mengambil bagian kawasan hutan.
Ekosistem di Taman Nasional Meru Betiri ada lima macam, yaitu hutan pantai, hutan payau, hutan hujan
tropika, hutan rawan dan reofit. Taman Nasional Meru Betiri berbatasan dengan lingkungan yang
berbeda-beda di setiap sisinya. Di bagian utara, taman nasional ini berbatasan dengan kawasan
perkebunan milik PT. Perkebunan Treblasala dan Perum Perhutani RPH Curahtakir. Di bagian timur
berbatasan dengan Desa Sarongan dan kawasan perkebunan milik PTPN XII Sumberjambe. Bagian
selatan langsung berbatasan dengan Samudera Indonesia. Sedangkan di bagian barat, berbatas dengan
beberapa desa yaitu Desa Curahnongko, Desa Andongrejo, dan Desa Sanenrejo. Di bagian barat juga
berbatasan dengan kawasan perkebunan PTPN XII Kalisanen, PTPN XII Kotta Blater, dan Perum Perhutani
RPH Sabrang.
3. Taman Nasional Alas Purwo(TNAP)

Taman Nasional Alas Purwo (disingkat TN Alas Purwo) adalah sebuah taman nasional yang terletak
di Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia.
Letak taman nasional ini di ujung paling timur dari Pulau Jawa. Wilayah termasuk dalam pesisir pantai
selatan antara 8°26’45”– 8°47’00” Lintang Selatan dan 114°20’16”–114°36’00” Bujur Timur.
Penetapannya sebagai taman nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 283/Kpts-
11/1992 tertanggal 26 Februari 1992. Lahannya seluas 43.320 ha. Taman Nasional Alas Purwo juga
masuk dalam Semenanjung Blambangan. Ekosistem yang ada merupakan hutan hujan tropika.
Ekosistemnya terbagi menjadi hutan bambu, hutan pantai, hutan bakau, hutan tanaman, hutan alam,
dan padang rumput. Taman Nasional Alam Purwo merupakan tempat ritual Pagerwesi bagi umat Hindu.
Letak taman nasional ini berbatasan dengan Pulau Bali. Di dalamnya ada Pura Luhur Giri Salaka.
4. Taman Nasional Baluran(TNB)

Taman Nasional Baluran secara geografis terletak di antara 7° 29’ 10’’ – 7° 55’ 55’’ Lintang Selatan
dan 114° 29’ 10’’ – 114° 39’ 10’’ Bujur Timur. Kawasan ini berada di ujung timur pulau Jawa yang di
sebelah utara dibatasi oleh selat Madura, sebelah timur dibatasi oleh selat Bali, sebelah selatan dibatasi
oleh sungai Bajulmati, dan di sebelah barat dibatasi oleh sungai Kelokoran. Luas taman nasional yang
memiliki ekosistem khas Afrika di pulau Jawa ini memiliki luas kurang lebih 25.000 hektare yang meliputi
kawasan daratan (85%) dan perairan laut (15%). Taman nasional ini memiliki garis pantai yang cukup
panjang, yaitu 42 km yang menyusun tanjung dan teluk secara tidak teratur. Letak Taman Nasional
Baluran dan bentuk geografi dari Taman Nasional Baluran lebih jelas dalam peta google maps yang kami
sajikan di atas. Kawasan ini memiliki iklim dengan bulan kering yang lebih panjang daripada bulan
basahnya, hal ini disebabkan oleh arus tenggara yang kuat selama periode bulan April sampai dengan
Oktober atau November. Periode bulan kering terjadi biasanya selama 4 sampai dengan 9 bulan dalam
setahun dan bulan basah rata-rata sekitar 3 bulan saja dalam satu tahun dengan curah hujan rata-rata
berkisar antara 900 – 1.600 mm/tahun. Suhu rata-rata TN Baluran adalah 27° C – 30° C. Lereng selatan
merupakan wilayah yang lebih basah daripada bagian yang lain dan daerah tertinggi di TN Baluran ini.
Musim kemarau yang panjang ini menyebabkan bentang lahan memiliki ciri khas ekosistem padang
rumput. Kondisi musim kemarau yang panjang ini pun ditunjang dengan adanya jenis tanah yang pejal
sehingga menyebabkan daerah di sekitar padang rumput langka akan sumber air. Bentuk taman
nasional ini adalah menyerupai segi empat dan memiliki topografi kawasan yang bervariasi, mulai dari
wilayah yang datar sampai dengan wilayah yang bergunung-gunung. Ketinggian kawasan taman nasional
ini berada di antara 0 – 1.247 mdpl (puncak Gunung Baluran). Sebagian besar kawasan taman nasional
ini merupakan daerah berbatu-batu, hal ini disebabkan oleh letusan Gunung Baluran pada masa lalu.
Bagian timur dan selatan dari gunung Baluran ini memiliki kemiringan lereng yang cukup curam sehingga
menyulitkan pada pendaki gunung.

Bentuk geomorfologi yang menawan di kawasan ini adalah wilayah puncak dan kaldera gunung Baluran.
Gunung Baluran ini berhubungan dengan kawasan gunung Ijen yang berada di sebelah selatan sejauh 35
km dari puncak gunung Baluran.Gunung Baluran merupakan gunung yang sudah tidak aktif lagi. Dinding
kawah gunung ini berada pada ketinggian 900 – 1.247 mdpl membatasi kaldera yang luas dan memiliki
ke dalaman sampai 600 m. Lereng gunung Baluran ini ditumbuhi oleh vegetasi khas hutan musim yang
apabila tidak terganggu nantinya akan membentuk hutan primer.

Daftar Pustaka

Alfianita Fajarwatti, 2022. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Sumber:


https://foresteract.com/taman- nasional-bromo-tengger-semeru

Raditya Arief, 2019. Taman Nasional Meru Betiri. Sumber:https://merubetiri.id/website/detailkonten/13

2017. Taman Nasional Alas Purwo. sumber : https://tnalaspurwo.org/taman-nasional-alas-purwo

Ardiansyah Tomi, 2022. Taman Nasional Baluran: Keanekaragaman Hayati dan Destinasi Wisata.
Sumber: https://foresteract.com/taman-nasional-baluran

Anda mungkin juga menyukai