Anda di halaman 1dari 15

Profil Taman Nasional Bromo

Tengger Semeru

Konservasi Sumber Daya


Hayati

Ahmad Zakiy Yuswani

17.61.018594

Dosen Pembimbing

Siti Maimunah S,hut. MP


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Merupakan taman nasional di Jawa Timur yang


terletak di wilayah Kabupaten Pasuruan, Malang,
Lumajang, dan Probolinggo. Selain berfungsi sebagai
kawasan konservasi, Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru juga memiliki keindahan alam yang sangat
mempesona. Tak heran jika taman nasional ini juga
dikenal sebagai destinasi wisata yang wajib dikunjungi
saat traveling ke Jawa Timur.
Menteri Kehutanan, SK No. 278/Kpts-VI/97 dengan
luas 50.276,2 hektare

Sejarah
Sebelum ditetapkan sebagai taman nasional, daerah Tengger
merupakan kawasan hutan yang berfungsi sebagai cagar alam dan
hutan wisata. Kawasan hutan ini berfungsi sebagai hutan lindung dan
hutan produksi.

Melihat berbagai fungsi tersebut kongres taman nasional sedunia


mengukuhkan kawasan Bromo Tengger Semeru sebagai taman
nasional dalam pertemuan yang diselenggarakan di Denpasar, Bali
pada tanggal 14 Oktober 1982. Hal yang menjadi pertimbangan
adalah kondisi alam dan lingkungannya yang perlu dilindungi serta
bermacam-macam potensi tradisional kuno yang perlu terus
dikembangkan. Pada tanggal 12 November 1982 Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru diresmikan oleh pemerintah Indonesia
sebagai taman nasional.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memiliki bentangan lansekap barat-timur
sepanjang 20-30 kilometer dan bentang lansekap utara-selatan sepanjang 40 kilometer.
G Taman nasional ini ditetapkan sejak tahun 1982 dengan wilayahnya sekitar 50.276,3 Ha. Di
kawasan ini terdapat kaldera lautan pasir yang luasnya kurang lebih 6290 Ha. Batas kaldera
E lautan pasir itu berupa dinding terjal yang ketinggiannya antara 200-700 meter.

O
G
R
A
F
I Secara geografis, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru terletak di 7°51′ – 8°11′ LS dan

S 112°47′ – 113°10′ BT. Sedangkan secara administratif, taman nasional ini terletak di wilayah
Kabupaten Pasuruan, Malang, Lumajang, dan Probolinggo provinsi Jawa Timur.
T Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru secara keseluruhan merupakan daerah
O vulkanik. Taman nasional ini berada pada
P ketinggian 750 – 3.676 mdpl. Keadaan topografi
O bervariasi dari gelombang dengan lereng yang
landai sampai berbukit bahkan bergunung
G dengan derajat kemiringan yang tegak. Secara
R umum kawasan taman nasional merupakan
A dataran tinggi yang terdiri dari komplek
pegunungan Tengger di utara dan komplek
F Gunung Jambangan di sebelah selatan.
I
&
I Berdasarkan klasifikasi tipe iklim Schmidt
dan Ferguson, iklim wilayah taman nasional
K termasuk iklim tipe A. Kelembaban udara
sekitar laut pasir cukup tinggi yaitu sekitar
L maksimal mencapai 90-97% dan minimal 42-
45% dengan tekanan udara 1007,0 – 1015,7
I mm Hg. Suhu udara rata-rata antara 5°C –
22°C dan suhu terendah terjadi pada saat
dini hari di puncak musim kemarau antara
M 3°C – 5°C.
tipe ekosistem kawasan tersebut yang meliputi tipe Montana, Sub-
Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem Montana, dan Sub Alphin.

FAUNA
FLORA
Berbagai satwa langka
Terdapat pohon-pohon
yang yang hidup di
besar dengan usia
kawasan Taman Nasional
ratusan tahun tumbuh
Bromo Tengger Semeru
di sekitar kawasan
antara lain Luwak
taman nasional.
(Paradoxurus
Beberapa jenis flora
hermophroditus), macan
yang banyak
tutul dan Rusa (Rusa
ditemukan di kawasan
timurensis). Contoh burung
taman nasional ini
di taman nasional ini
antara lain Cemara
antara lain Burung Alap-
Gunung, Jamuju,
alap (Accipiter virgatus),
Edelweis, berbagai
Elang Bondol (Haliastur
jenis bunga anggrek,
indus), dan Belibis yang
jenis rumput langka,
hidup di Ranu Pani, Ranu
akasia, dan lain
Regulo, dan Ranu
sebagainya.
Kumbolo.
Masyarakat Sekitar Taman Nasional

Masyarakat yang tinggal disekitar Taman Nasional adalah Masyarakat Suku


Tengger
Masyarakat Tengger juga mempunyai orang kepercayaan yang lebih dihormati
daripada seorang pimpinan yaitu dukun adat karena pengaruh dukun dalam
masyarakat Tengger sangat dominan.
Budaya lain yang ada di masyarakat Suku Tengger adalah sikap gotong royong
antar masyarakat Suku Tengger yang patut untuk ditiru adat acara Yadnya
Kasada Ritual Penyerahan Korban Terhadap Bumi.

Ritual Yadnya Kasada


Suku Tengger
Gunung-gunung yang berada di kawasan Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru adalah sebagai
berikut:
 Gunung Semeru (3.676 m)
 Gunung Bromo (2.329 m)
 Gunung Batok (2.470 m)
 Gunung Kursi (2.581 m)
 Gunung Watangan (2.601 m)
 Gunung Widodaren (2.650 m)
 Gunung B-29 (2.900 m)
 Gunung Linggo Gunung Semeru
 Gunung Penanjakan
 Gunung Pundak Lembu
 Gunung Gandera
 Gunung Ringgit
 Gunung Widangan
 Gunung Sumbersenami
 Gunung Pranten
 Gunung Bajangan Gunung Bromo
Pengelolaan Konservasi

Struktur dan organisasi kantor


Balai Taman Nasional memiliki
komposisi yang sangat baik dan
tidak terlalu kompleks. Struktur
Balai Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru memiliki tingkat
hierarkis yang sangat jelas dan
langsung. Struktur ini tidak ada
masalah dengan departemen
departemen pemerintahan yang
lainnya. Hal tersebut sangatlah
penting bagi struktur dan
organisasi. Hierarki dan
organisasi yang sehat tentu saja
bisa memaksimalkan kerja
mereka untuk mengelola Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru
Taman Nasional di Indonesia dilindungi oleh Undang-undang Nomor 5
Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Pengelolaan Konservasi
Ekosistemnya.

Taman Nasional (TN), khususnya di


wilayah Bromo Tengger Semeru,
merupakan kawasan pelestarian alam
yang mempunyai ekosistem asli,
dikelola dengan sistem zonasi dan
dimanfaatkan untuk tujuan penelitian,
ilmu pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya, budaya,
pariwisata dan rekreasi

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru


meliputi tiga Wilayah. Wilayah Satu
termasuk Kabupaten Pasuruan serta
Kabupaten Probolinggo. Wilayah Dua
adalah Kabupaten Lumajang. Ketiga,
adalah Wilayah Malang. Setiap Wilayah
mempunyai Kantor Seksi Wilayah dan di
bawah setiap Kantor Seksi adalah
beberapa Resort Konservasi Wilayah
(Surat Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor: 178/Menhut-II/2005).
TN.BTS yang merupakan kawasan pelestarian alam yang
memiliki fungsi perlindungan, pengawetan, dan
pemanfaatan secara berkelanjutan dibentuklah balai besar
(BB) taman nasional yang bertujuan untuk mengelola dan
menjaga fungsi kawasan TN.BTS. (Keputusan Kepala Balai
Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Nomor: SK.
47 /IV-21/BT.1/2013). BB-TNBTS memiliki strategi untuk
menjaga dan mengelola taman nasional, beberapa kegiatan
meliputi: (1) inventarisasi tumbuhan dan satwa endemik,
tanaman obat, dan rumput pegunungan, (2) kajian flagship
dan fauna (3) updating data populasi tumbuhan dan satwa
serta ekosistemnya, (4) pembinaan habitat, (5) Monitoring
dan evaluasi satwa dan lain sebagainya (Rencana Strategis
Tahun 2015-2019 TNBTS)
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru melakukan
penyelenggaraan Konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya dan pengelolaan kawasan taman nasional (TNBTS)
berdasarkan peratutan perundang undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugas, Balai Besar Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru menyelenggarakan fungsi :
1. Penataan zonasi, penyusunan rencana kegiatan, pemantauan
dan evaluasi pengelolaan Kawasan Taman Nasional.
2. Pengelolaan Kawasan Taman Nasional
3. Penyidikan, perlindungan dan pengamanan Kawasan Taman
Nasional.
4. Pengendalian Kebakaran Hutan.
5. Promosi, Informasi Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya
6. Pengembangan Bina Cinta Alam Serta Penyuluhan Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya.
7. Kerja Sama Pengembangan Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati Dan Ekosistemnya Serta Pengembangan Kemitraan.
8. Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Kawasan Taman Nasional.
9. Pengembangan Dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan Dan
Pariwisata Alam
10. Pelaksanaan Urusan Tata Usaha Dan Rumah Tangga.
Permasalahan Pengelolaan
Konservasi

dalam pelaksanaanya BB-TNBTS mengalami berbagai


dinamika terkait pelestarian hingga pengawasan
pengelolaan taman nasional. Jumlah penduduk
beberapa desa enclave, salah satunya adalah Desa Ranu
Pani, yang semakin bertambah akan meningkatkan
tekanan masyarakat terhadap kawasan. Jenis gangguan
terhadap kawasan meliputi, perambahan, pencurian
kayu hasil hutan non kayu dan perburuan. Kasus
perembahan kawasan intensitas kejadiannya cenderung
tetap, namun luas lahan yang dirambah cenderung
meningkat. Meskipun demikian, upaya penyelesaian
kasus perambahan menunjukan kinerja yang baik.
Jumlah kasus perambahan yang diselesaikan selama
periode tahun 2011-2014 sebanyak 13 kasus, yang
melebihi target sebanyak 7 kasus
Saran

Terkait penerimaan manfaat, keberdayaan masyarakat dapat dioptimalkan dalam


bidang pariwisata, pertanian, dan pengolahan hasil hutan tertentu tanpa perlu
menyalahi prinsip-prinsip pelestarian. Pemantauan dan evaluasi dapat diwujudkan
lewat temukoordinasi rutin misalnya bulanan atau per tiga bulan antara
pemerintah (BBTNBTS) dengan masyarakat Tengger. Tentu saja upaya
pemberdayaan masyarakat itu bukan proses mudah, namun konsep pengelolaan
kolaboratif yang ditetapkan pada 1994 dan 2004 dapat dijadikan titik tolak. Hanya
saja, pemerintah pusat (Kementerian Kehutanan) dan terutama Unit Pelaksana
Teknis BB-TN-BTS perlu secara radikal mengubah cara pandang mereka yang,
diakui atau tidak, masih menganggap masyarakat, utamanya masyarakat adat di
sekitar Taman Nasional, sebatas sebagai obyek pengelolaan belaka.

Anda mungkin juga menyukai