KAWASAN PULAU
JAWA dan BALI (HAYATI
H052192003)
PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI HASANUDDIN
SUAKA MARGASATWA
SUAKA MARGASATWA ADAPUN KRITERIA UNTUK PENUNJUKKAN DAN PENETAPAN
Suaka margasatwa yang berarti (Suaka: SEBAGAI KAWASAN SUAKA MARGASATWA
perlindungan; Marga: turunan; satwa: 1. merupakan tempat hidup dan perkembangbiakan dari jenis satwa yg
hewan) merupakan Hutan suaka alam yang perlu dilakukan upaya konservasinya
ditetapkan sebagai suatu tempat hidup
2. Merupakan habitat dari suatu jenis satwa langka dan atau dikhawatirkan
margasatwa yang mempunyai nilai khas bagi
akan punah.
ilmu pengetahuan & kebudayaan serta
merupakan kekayaan & kebanggaan nasional. 3. Memiliki keanekaragaman dan populasi satwa yang tinggi.
Kawasan suaka margasatwa adalah kawasan 4. Merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu.
suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa
keanekaragaman & atau keunikan jenis satwa 5. Mempunyai luasan yang cukup sebagai habitat jenis satwa yang
yang untuk kelangsungan hidupnya dapat bersangkutan.
dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.
2
TAMAN NASIONAL
PENGERTIAN KRITERIA TAMAN NASIONAL
Biasanya dalam ekosistemnya terdapat
Pengertian taman nasional
flora dan fauna yang khas dan unik (Taman
berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan
Nasional Komodo yang di dalamnya
Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
terdapat spesies komodo atau TN ujung
Nomor 46 tahun 2016 tentang Pemanfaatan
kulon yang di dalamnya terdapat Badak
Jasa Lingkungan Panas Bumi pada Kawasan
bercula satu)
Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan
Ekosistem di dalamnya masih asli.
Taman Wisata Alam pada pasal 1 ayat 1
Memiliki luasan yang cukup untuk
berbunyi, “Taman nasional adalah kawasan
menunjang proses ekologi.
pelestarian alam yang mempunyai ekosistem
Dikelola melalui sistem zonasi kawasan
asli, dikelola dengan sistem zonasi yang
sesuai dengan fungsinya
dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang
budidaya, pariwisata, dan rekreasi.”
3
PENGERTIAN
Cagar alam adalah sebuah kawasan di mana makhluk hidup baik itu tumbuhan dan hewan hidup secara lestari.
Keberadaannya di kawasan hutan ini pun dilindungi oleh undang-undang dari risiko bahaya kepunahan. Kawasan suaka alam ini
memiliki kekhasan sesuai dengan ekosistemnya. Pengertian cagar alam menurut Undang-Undang No. 5 tahun 1990 tentang
Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, cagar alam merupakan kawasan suaka alam yang karena keadaan
alamnya mempunyai kekhasan satwa, tumbuhan, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan
perkembangannya berlangsung secara alami, yang berarti kegiatan yang dapat dilakukan di cagar alam yaitu untuk kepentingan
ilmu pengetahuan, penelitian dan pengembangan, pendidikan, dan kegiatan lainnya yang menunjang budidaya.
1 CAGAR ALAM
KRITERIA
Cagar alam merupakan kawasan yang dilindungi oleh negara, maka dari itu ada beberapa syarat yang dibutuhkan
untuk membentuknya. Syarat ini dibuat oleh negara dengan berbagai pertimbangan. Sebuah kawasan ekosistem
dapat dibentuk atau dikelola menjadi cagar alam jika memenuhi syarat sebagai berikut.
• Memiliki ekosistem yang baik.
• Terdapat jenis flora dan fauna yang dilindungi.
• Ekosistem dinyatakan sehat atau belum mengalami kehancuran atau kerusakan parah.
• Sifat ekosistem masih alami.
• Luasannya cukup sesuai yang diatur dalam peraturan pemerintah
4
KAWASAN KONSERVASI
PULAU JAWA DAN BALI
Provinsi DKI Jakarta Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Tengah
o Cagar Alam: Pulau Bokor o Cagar Alam: Bojong Larang Jayanti, Cadas o Cagar Alam: Bantarbolang, Bekutuk,
Malang, Cibanteng, Cigenteng Cipanyi, Cabak, Curug Bengkawah, Donoloyo,
o Suaka Margasatwa: Muara
Dungus Iwul, Gunung Burangrang, Gunung Gebugan, Gunung Butak, Gunung
Angke dan Pulau Rambut Celering, Jatinegara, Karang Bolong,
Jagat, Gunung Papandayan, Gunung
o Taman Nasional : Kepulauan Kecubung Ulo Lanang, Keling I, Keling
Simpang, Gunung Tangkuban Perahu,
Seribu II/III, Kembang, Moga, Nusakambangan
Gunung Tilu, Junghuhn, Kawah Kamojang,
Barat, Nusakambangan Timur, Pager
Leuweung Sancang, Leuweung Sancang, Wunung Darupono, Pantodomas, Peson
Malabar, Nusa Gede Panjalu, Pananjung Subah I, Peson Subah II, Pringombo I,
Provinsi Yogyakarta
Pangandaran, Sukawayana, Talaga Bodas, Pringombo II, Sepakung, Telogo Dringo,
o Cagar Alam: Gunung Batu Tangkuban Perahu - Pelabuhan Ratu, Telogo Sumurup, Wijaya Kusuma dan
Gamping dan Mangunan/ Telaga Patengan, Telaga Warna dan Telaga Ranjeng.
Imogir Yanlapa. o Suaka Margasatwa: Gunung
o Suaka Margasatwa: Paliyan o Suaka Margasatwa: Cikepuh, Gunung Tunggangan.
dan Sermo. Sawal dan Sindang kerta. o Taman Nasional : Gunung Merbabu, dan
o Taman Nasional : Gunung o Taman Nasional : Gunung Ciremai, Gunung Karimun Jawa.
Merapi Gede Pangrango dan Gunung Halimun
Salak. 5
Provinsi Jawa Timur
o Cagar Alam: Besowo Gadungan,
Ceding, Curah Manis Sempolan I,
Gunung Abang, Gunung Picis,
Gunung Sigogor, Janggangan
Rogojampi I, Janggangan
Rogojampi II, Kawah Ijen Merapi Provinsi Banten Provinsi Bali
Ungup I, Manggis Gadungan, o Cagar Alam: Gunung Tukung o Cagar Alam: Batukahu I
Pancur Ijen I, Pancur Ijen II, Pulau Gede, Pulau Dua dan Rawa Danau o Suaka Margasatwa: -
Noko, Pulau Nusa, Pulau Sempu, o Suaka Margasatwa: - o Taman Nasional : Bali Barat
Saobi, Sungi Kolbu Iyang Plateau o Taman Nasional : Ujung Kulon
dan Watangan Puger.
o Suaka Margasatwa: Dataran Tinggi
Iyang dan Pulau Nusa Barung
o Taman Nasional : Alas Purwo,
Baluran, Bromo Tengger Semeru
dan Meru Betiri.
6
TAMAN NASIONAL KEPULAUAN SERIBU
PROP DKI JAKARTA
7
FLORA DAN FAUNA ENDEMIK TN KEPULAUAN SERIBU
8
TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI PROP
YOGYAKARTA
Taman Nasional memiliki ±72 jenis flora, yang didominasi oleh jenis pohon
(Castanopsis argentia, BL) yang terdapat di hutan alam primer. Sedangkan pada hutan
sekunder dan hutan tanaman di dominasi jenis pohon Puspa (Schima wallichii). Di
samping itu pada kawasan hutan ini juga dijumpai jenis anggrek endemic yaitu Panda
Tricolor. Berikut rincian flora di wilayah konservasi ini:
Endemik: Panda Tricolor, Lumut Rumput, Paku-pakuan, Semak, Berkayu dan
Mangrove.
Potensi Fauna yang terdapat di Taman Nasional Gunung Merapi yaitu Elang
Jawa dan dan jenis burung lain seperti Bido (Spiolaris bido), Raja Udang (Pelargopis
carpensis) dan Sesep Madu (Aepthopyga siporaja), Ayam alas (Gallus gallus), Burung
Gagak (Accipiter trivirgatus), Burung Betet (Psittacula alexandri), Burung Prenjak
(Prinia familiaris olivaceae), Kelelawar (Pteropus sp), Burung Walet (Collacalia
esculenta). Selain jenis burung dijumpai juga Macan Tutul (Panthera pardus), Harimau
Jawa (Panthera sp), Bajing Tanah (Lariscus aisegnis), Kijang (Munteocus muntjok),
Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Babi Hutan (Sus vittatus), Garangan
(Herpenes javanicus orientalis) dan musang (Paradoxurus hermaprodis). Berikut
rincian fauna yang diidentifikasi di wilayah konservasi ini: Endemik: Amfibi, Burung
(Burung Biasa dan Burung Penyanyi), Ikan, Insect, Mamalia dan Reptil
9
FLORA DAN FAUNA ENDEMIK GUNUNG MERAPI
11
Hutan Gunung Ciremai memiliki + 119 koleksi tumbuhan terdiri dari 40 koleksi anggrek dan 79
koleksi non-anggrek termasuk koleksi tanaman hias yang menarik seperti Kantong semar (Nepenthaceae)
dan Dadap Jingga (Erythrina sp). Jenis-jenis anggrek yang mendominasi adalah jenis anggrek Vanda
tricolor dan Eria sp, sedangkan jenis anggrek terestial yang mendominasi adalah Calenthe triplicata,
Macodes sp, Cymbidium sp dan Malaxis iridifolia. Secara umum vegetasi hutan Gunung Ciremai didominasi
keluarga Huru (Litsea spp), Mareme (Glochidion sp), Mara (Macaranga tanarius), Saninten (Castonopsis
argentea.), Sereh Gunung(Cymbophogon sp), Hedychium sp. Ariasema sp. Dan Edelweis (Anaphalissp)
(LIPI, 2001).
Satwa langka di kawasan Gunung Ciremai, antara lain: Macan Kumbang (Panthera pardus), Surili (Presbytis comata), dan Elang
Jawa (Spyzaetus bartelsi). Jenis satwa lainnya adalah Lutung (Presbytis cristata), Kijang (Muntiacus muntjak), Kera Ekor Panjang (Macaca
fascicularis), Ular Sanca (Phyton molurus), Meong Congkok (Felis bengalensis), Elang Hitam (Ictinaetus malayensis), Ekek Kiling (Cissa
thalassina), Sepah Madu (Perictorus miniatus), Walik (Ptilinopuscinctus), Anis (Zoothera citrina) dan berbagai jenis burung berkicau lainnya.
Di kawasan TNGC juga terdapat 20 jenis burung sebaran terbatas yang di dalamnya terdapat 2 jenis burung terancam punah yaitu Cica
Matahari (Crocias albonotatus) dan Poksai Kuda (Garrulax rufrifons) serta 2 jenis burung status rentan yaitu Ciung Mungkal Jawa (Cochoa
azurea) dan Celepuk Jawa (Otus angelinae) sehingga kawasan TNGC menjadi daerah penting untuk burung ( Important Bird Area ) dengan
kode JID024 (Bird Life International Indonesia tahun 1998).
12
PROVINSI JAWA BARAT
13
TAMAN NASIONAL GUNUNG KARIMUNJAWA PROV JAWA
TENGAH
Taman Nasional Karimunjawa merupakan gugusan kepulauan berjumlah 22 pulau yang terletak di Laut jawa , mempunyai luas
111.625 Ha. Taman Nasional Karimunjawa ditetapkan sebagai Cagar Alam Laut melalui SK Menhut No.123/Kpts-II/1986 kemudian
pada tahun 1999 melalui Keputusan Menhutbun No.78/Kpts-II/1999 Cagar Alam Karimunjawa dan perairan sekitarnya seluas 111.625
Ha diubah menjadi Taman Nasional dengan nama Taman Nasional Karimunjawa. Tahun 2001 sebagian luas kawasan TN Karimunjawa
seluas 110.117,30 Ha ditetapkan sebagai Kawasan Pelestarian Alam Perairan dengan Keputusan Menhut No.74/Kpts-II/2001.
Permasalahan yang menonjol dalam mengelola kawasan ini adalah perlindungan ekosistem perairan laut. Hal ini disebabkan
karena kawasan karimun adalah salah satu dari tiga pusat perikanan yang diandalkan di Jawa Tengah, dan fakta bahwa sebagian besar
penduduknya yang berjumlah lebih dari 8.800 jiwa adalah nelayan yang menggantungkan hidupnya pada sumber daya perikanan. Oleh
karena itu sumber daya perikanan menjadi andalan dalam pengembangan perekonomian di kawasan ini. 14
Dewandaru (Crystocalyx macrophyla) merupakan tanaman
pohon yang berasal dari keluarga Myrtaceae dan masih
berkerabat dekat dengan tanaman jambu air. Tanaman ini
aslinya berasal dari kawasan pantai timur Amerika Selatan.
Nama dewandaru sendiri berarti ‘pembawa wahyu dewa’
dan banyak ditanam sebagai tanaman pagar.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru adalah taman nasional di Jawa Timur, Indonesia, yang terletak di wilayah
administratif Kabupaten Pasuruan , Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo. Taman yang
bentangan barat-timurnya sekitar 20-30 km dan utara-selatannya sekitar 40 km ini ditetapkan sejak tahun 1982 dengan luas
wilayahnya sekitar 50.276,3 ha. Di kawasan ini terdapat kaldera lautan pasir yang luasnya ±6290 ha. Batas kaldera lautan
pasir itu berupa dinding terjal, yang ketinggiannya antara 200-700 m.
16
FLORA DAN FAUNA TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU
17
PROVINSI BANTEN
TAMAN NASIONAL UJUNG KULON
18
FLORA DAN FAUNA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON
Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)
Cleidion spiciflorum
Heritiera percoriacea
Knema globularia 19
Anjing Hutan (Cuon alpinus javanicus).
20
PROVINSI BALI
TAMAN NASIONAL BALI BARAT
Taman Nasional Bali Barat terletak di bagian barat dari pulau Bali di Indonesia. Taman nasional ini
mempunyai luas 77,000 hektar, yang kira-kira meliputi 10% dari luas daratan pulau Bali. Taman
Nasional Bali Barat terdiri dari berbagai habitat hutan dan sabana. Sekitar 160 spesies hewan dan
tumbuhan dilindungi di taman nasional ini. Hewan-hewan seperti Banteng, Rusa, Lutung, Kalong dan
aneka burung. Taman Nasional Bali Barat merupakan tempat terakhir untuk menemukan satu-satunya
endemik Bali yang hampir punah, Jalak Bali di habitat aslinya.
21
FLORA DAN FAUNA TAMAN NASIONAL BALI BARAT
24