Anda di halaman 1dari 6

ISI KONTEN

TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru merupakan salah satu taman nasional dari 54 taman
nasional yang ada di Indonesia

Satu satunya Taman nasional di Indonesia dengan hamparan lautan pasir seluas 6.000
Hektare. Bentang alam berpasir ini kerap disebut laut pasir tengger yang berbatasan dengan
dinding terjal kaldera di dataran 200-700 meter dari permukaan laut. Di tengah lautan pasir
menjulang 4 gunung yang memuncak di mahameru, empat danau, 50 sungai.

TN Bromo Tengger Semeru yang menghampar 423.000 hektare dipandang sebagai


perpaduan keseimbangan ekologi dan ekonomi

TN Bromo Tengger Semeru berada di Jawa Timur, Indonesia

TN Bromo Tengger Semeru mampu menopang ekonomi masyarakat setempat. Zona inti
menjadi tujuan wisata alam kelas dunia dengan panaroma kawah bromo, Pananjakan, saban
dan danau. Pemanfaatan tersebut masih dalam batas batas konservasi.

Sementara zona transisi terdapat pemukiman,villa dan usaha ekonomi lokal. Kesejahteraan
masyarakat di zona transisi di topang oleh aktivitas pemanfaatan zona inti yg menjadi sumber
penghidupan warga. Suku tengger yang hidup di kawasan taman nasional menciptakan
hubungan harmonis antara manusia dengan alam. Kearifan lokal ini mendukung konservasi
bromo tengger semeru

SUMBER : BUKU PARIWISATA ALAM 54 TAMAN NASIONAL INDONESIA


Informasi FAUNA DAN flora

Di kawasan TNBTS setidaknya terdapat 1.025 jenis flora. Penelitian yang dilakukan oleh
LIPI dan BBTNBTS mengungkapkan bahwa zona inti kawasan TNBTS didominasi oleh
beberapa famili, yaitu: Moraceae, Araliaceae, Meliaceae, Euphorbiaceae dan Apocynaceae.
Pada tingkatan semak belukar, hutan didominasi oleh famili Solanaceae, Rubiaceae,
Verbenaceae dan Zingiberaceae serta beberapa jenis liana yang termasuk dalam anggota
famili Piperaceae, Araceae dan Polypodiaceae.

Di kawasan ini terdapat 158 jenis Anggrek yang 40 jenis di antaranya tergolong langka, di
antaranya yaitu Malaxis purpureonervosa (endemik Semeru Selatan) dan Habenaria
tosariensis (endemik TNBTS). Sementara itu Macodes pentola merupakan jenis anggrek
yang dilindungi Undang-undang.

Kawasan TNBTS juga dikenal sebagai “Land of Edelweiss”. Di kawasan ini telah
teridentifikasi 3 jenis Edelweiss, yaitu: Anaphalis longofilia, Anaphalis
javanica dan Anaphalis viscida.

SUMBER : https://bromotenggersemeru.org/page-static/flora
Tumbuhan yang dipilih

Pinang Jawa (Pinanga javana Blume) adalah salah satu palem endemik yang tersebar di
pulau Jawa, terutama hidup di hutan pegunungan. Menurut IUCN Redlist (1997) tumbuhan
ini masuk kedalam kategori terancam punah (Mogea et al. 2001).

Pinang Jawa terdaftar sebagai tanaman yang dilindungi Indonesia dalam Peraturan
Pemerintah Indonesia No. 7 tahun 1999.

Selain itu, spesies ini tercatat dalam Peraturan Menteri lingkungan hidup dan Kehutanan No.
92 dari 2018

Spesies ini memiliki nama yang berbeda di Jawa, seperti Njawar (Jawa Tengah), palem
Barong (Jawa Timur), dan Hanjawar (Jawa Barat).

SUMBER : Mogea JP, Gandawidjaja D, Wiriadinata H, Nasution RE, Irawati. 2001.


Tumbuhan langka Indonesia. LIPI-Seri Panduan Lapangan, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia, Jakarta. [Indonesian]

Zulkarnaen, R. N., NISYAWATI, N., & WITONO, J. R. (2019). Population study and
habitat preferences of Pinang Jawa (Pinanga javana) in Mt. Slamet, Central Java,
Indonesia. Biodiversitas Journal of Biological Diversity, 20(3), 712-718.

Pinanga javana Blume, Rumphia 2: 85 (1839)

Penyebaran. Jawa.

Habitat. Lebih menyukai daerah terbuka, biasanya ditemukan di tepi tebing, banyak sekali
ditemukan di sekitar sumber air dengan ketinggian 600–700 m dpl.

Nama daerah. Palem badak. Manfaat. Dilihat dari perawakannya palem ini mempunyai
potensi sebagai tanaman hias. Selain itu umbutnya pun dapat dijadikan bahan makanan.

Spesimen yang diamati.

Baturraden, Banyumas, Central Java, 1000 m dpl, 21 April 2005, Ary.P.Keim (BO); Gunung
Salak, Tjiemas, West Java, 1500 m dpl, 3 April 1971, J. Dransfield (BO); Gunung Wilis,
Kediri, Java, 11 Februari 1914 (BO); Mt. Pasir Ipis, Bandung, 20 Maret 2000, W.S. Hoover
& D. Girmansyah (BO); Mt. Halimun National Park, Slope Mt. Kendeng, 900– 1000 m dpl,
11 Maret 2000, M.S.Hoover, M.Hendra & J. Hunter (BO); Gunung Salak, Tjiapus, West
Java, 25 Juli 1971, J. Dransfield (BO); Hutan Bodogol, Lido, Sukabumi, Maret 2013, Imay
Alandana I14 (BO).
Status konservasi. Pinanga javana merupakan salah satu dari 7 jenis palem endemik yang
mempunyai persebaran terbatas di Pulau Jawa (Mogea, 1991).

Kategori kelangkaannya menurut WCMC (1997) adalah genting. Catatan. Palem ini bersama
dengan Pinanga coronata dijumpai di sekitar jalur Afrika dengan ketinggian tempat 756 m
dpl, di dekat sumber air.

SUMBER :

Pinang ini merupakan tumbuhan endemik pulau Jawa (LIPI 2000). Menurut LIPI (2000),
pinang ini menyukai tempat yang bertanah subur dan banyak mengandung humus dan juga di
tempat terlindung ataupun terbuka pada ketinggian 1000-1500 mdpl. Pada areal penelitian,
pinang ini dapat ditemukan pada ketinggian 1000-1400 mdpl.

Pinang ini tumbuh tunggal (LIPI 2000), sama seperti di areal penelitian. Tinggi batangnya
bisa mencapai 10 m dengan tajuk pelepah hijau sampai hijau keunguan, namun di areal
penelitian ditemukan dengan tinggi 3 - 8 m. Susunan helaian daun menyirip, panjang tulang
daun bisa mencapai 1,5 - 2 m, panjang tangkai sampai 50 cm (LIPI 2000). Selanjutnya
disebutkan pula oleh LIPI (2000), perbungaannya tumbuh pada ruas batang di bawah tajuk
pelepah, berbentuk malai, menggantung dengan tangkai perbungaan berwarna merah dan
bunga berwarna putih. Buah berbentuk buah telur, berwarna merah kehitam-hitaman dan
berbiji satu, hal yang sama juga dijumpai di areal penelitian.
Dafont no licence

Anda mungkin juga menyukai