BUMI
Ahmad Yuliandio Rahman 19-31
Mochammad Alex Sanusi 19-09
PEMBAHASAN
01 Pendahuluan
06 Penutup
PENDAHULUAN
Penutup
Kontrak- kontrak ekspor gas bumi yang ber- akhir juga tidak diperpanjang. Pemanfaatan gas bumi me-
merlukan infrastruktur yang memadai sehingga diperlukan penambahan jaringan pipa dan penataan
wilayah distribusi yang menjangkau konsumen secara lebih luas yang merupakan bagian dari
pengembangan pasar gas bumi domestik. Beberapa tantangan di atas me- merlukan penyelesaian
yang kom- prehensif dan waktu yang tepat. Di bawah ini akan diulas beberapa tantangan dan langkah
nyata yang telah dan akan dilakukan Pemerintah guna menjawab tan-tangan tersebut.
.
Kondisi Makro Ekonomi Dan
Pasar Gas Bumi Nasional
Penutup
Kontrak- kontrak ekspor gas bumi yang ber- akhir juga tidak diperpanjang. Pemanfaatan gas bumi me-
merlukan infrastruktur yang memadai sehingga diperlukan penambahan jaringan pipa dan penataan
wilayah distribusi yang menjangkau konsumen secara lebih luas yang merupakan bagian dari
pengembangan pasar gas bumi domestik. Beberapa tantangan di atas me- merlukan penyelesaian
yang kom- prehensif dan waktu yang tepat. Di bawah ini akan diulas beberapa tantangan dan langkah
nyata yang telah dan akan dilakukan Pemerintah guna menjawab tan-tangan tersebut.
.
Perkembangan Gas Bumi
Indonesia
Penutup
Kontrak- kontrak ekspor gas bumi yang ber- akhir juga tidak diperpanjang. Pemanfaatan gas bumi me-
merlukan infrastruktur yang memadai sehingga diperlukan penambahan jaringan pipa dan penataan
wilayah distribusi yang menjangkau konsumen secara lebih luas yang merupakan bagian dari
pengembangan pasar gas bumi domestik. Beberapa tantangan di atas me- merlukan penyelesaian
yang kom- prehensif dan waktu yang tepat. Di bawah ini akan diulas beberapa tantangan dan langkah
nyata yang telah dan akan dilakukan Pemerintah guna menjawab tan-tangan tersebut.
.
Neraca Gas Bumi Per
Region
Neraca Gas Buumi Per Region
Kebutuhan gas bumi Indonesia diproyeksikan akan terus mengalami peningkatan, tetapi pasokan gas
bumi belum mampu mengimbangi kebutuhan tersebut. Sehingga diperlukan upaya-upaya
penambahan pasokan gas bumi, baik melalui kegiatan eksplorasi, eksploitasi, pengembangan
lapangan, dan impor gas bumi..
Neraca Gas Buumi Per Region
Indonesia merupakan salah satu negara produsen utama gas bumi dunia. Meskipun cadangan
gas buminya hanya 2% dari cadangan gas dunia. Gas Indonesia dalam bentuk
LNG pernah menjadi market leader pasar gas di Asia Timur.
Hingga tahun 2016 alokasi gas bumi untuk ekspor dipekirakan mencapai
97 MMSCFD.
Sumber Pasokan Gas Bumi
Gas bumi dari Provinsi Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) telah lama diproduksi. Lapangan
Arun di Aceh telah berpro-duksi sejak tahun 1970-an untuk me-menuhi kebutuhan pabrik
Pupuk Iskandar Muda, pembangkit listrik serta ekspor LNG ke Jepang dan Korea. Pada saat
itu, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang beroperasi adalah ExxonMobil Oil Indonesia
yang saat ini sudah beralih ke PHE NSO-NSB. KKKS lain yang beroperasi di Aceh adalah
Medco E&P Malaka, Triangle Pase Inc. dan ENI Krueng Mane Ltd. Sedangkan di Sumatera
Utara KKKS yang beroperasi adalah Pertamina EP Asset 1 dan EMP Gebang
Proyeksi Pasokan Gas Bumi
Provinsi NAD dan Sumatera Utara merupakan dua provinsi di ujung utara pulau
Sumatera dengan PDRB cukup besar. Pada tahun 2015 PDRB provinsi NAD atas
harga berlaku mencapai 129,2 Triliun Rupiah sedangkan provinsi Sumatera Utara
mencapai 571,7 Triliun Rupiah, atau sebesar 1,1% dan 4.9% dari PDRB nasional
(dengan Migas). Pertumbuhan ekonomi di dua provinsi ini tidak cukup
menggembirakan dalam 5 tahun terakhir, yaitu sebesar 2,11% untuk NAD dan 4,48%
untuk Sumatera Utara. Angka ini masih di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi
nasional yang mencapai 5,64%.
Konsumen Pengguna Gas Bumi
yang sudah lama dialiri gas bumi yang berasal dari lapangan gas bumi di Arun dan
Sumatera Utara. Mengingat kebutuhan gas bumi yang terus meningkat Pertamina
kemudian membangun LNG receiving terminal di Arun dan mengalirkan gas bumi ke
Medan melalui jaringan pipa transmisi Arun-Belawan yang mulai beroperasi pada
tahun 2015. Beberapa konsumen dan calon konsumen gas bumi di Aceh dan
Sumatera Utara diantaranya:
Konsumen Pengguna Gas Bumi
Kilang Arun (own used)
Pupuk Iskandar Muda (PIM)
Pembangkit Listrik/PLN :
- PLN Aceh Peaker
- PLTGU Sumbagut
- Peaker (ekspansi)
- PLTGU Belawan
- PLTG Glugur #1
- PLTG Glugur (TTF)
- PLTG Paya Pasir #7 (TTF)
- PLN Medan
- MPP Sabang (LNG)
- 9. PLTMG Sinabang 1 & 2
Konsumen Pengguna Gas Bumi
- MPP Sumbagut
- PGN untuk kawasan industri di Medan dan sekitarnya, Tanjung Morawa (KIM Star),
Binjai, KIM 1 & 2, kawasan industri Belawan, dan Kawasan Industri Bandar Tuang.
Kebutuhan gas bumi Region I diperkirakan meningkat dalam 20 tahun ke depan seiring
dengan tumbuhnya ekonomi di kawasan ini yang diperkirakan rata-rata mencapai 5%
per tahun. Kebutuhan gas bumi sektor pupuk & petrokimia pada tahun 2016 sebesar 62
MMSCFD dan meningkat menjadi 115 MMSCFD pada kurun waktu 2017- 2035 dengan
akan dioperasikannya pabrik PIM 2. Kebutuhan gas bumi untuk sektor industri
diperkirakan tumbuh menjadi 28 MMSCFD pada tahun 2025 dan 47 MMSCFD pada
tahun 2035, potensi pertumbuhan industri berasal dari PGN untuk kawasan industri
Tanjung Morawa, industri Binjai, Kawasan Industri Medan (KIM), dan Kawasan Ekonomi
Khusus Sei Mangkei.
Profil Neraca Tahun 2016
Besarnya pasokan gas bumi (supply) Region I sebesar 172 MMSCFD yang seluruhnya
merupakan existing supply. Kebutuhan gas bumi region ini sebesar 217 MMSCFD yang
terdiri dari contracted demand sebesar 204 MMSCFD, committed demand sebesar 4
MMSCFD, serta potential demand sebesar 9 MMSCFD. Existing supply Region I
berasal dari lapangan milik PHE NSO-NSB, lapangan Pertamina EP Asset 1, serta LNG
dari Tangguh melalui Terminal Regasifikasi Arun. Sementara existing supply melalui
pipa di region Sumatera bagian Utara saat ini sebesar 5,2 MMSCFD yang bersumber
dari Pertamina EP Asset 1 yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan industri.
Sedangkan existing supply lainnya berasal dari LNG Tangguh melalui Terminal
Regasifikasi Arun sebesar 12 kargo dari LNG Tangguh untuk kelistrikan di Sumatera
Utara.
Profil Neraca Tahun 2016
Profil Neraca Tahun 2017-2022
profil Neraca Tahun 2017-2022 Existing supply pada periode 2017- 2019 meningkat,
yang berasal dari peningkatan produksi lapangan PHE NSO serta bertambahnya
pasokan LNG dari Tangguh. Pada tahun 2018 terjadi peningkatan project supply karena
onstream-nya Lapangan Alur Siwah, Alur Rambong, dan Julu Rayeu (Medco E&P
Malaka) dengan produksi sebesar 57 MMSCFD serta Lapangan Gebang (EMP Gebang
Ltd.) sebesar 6 MMSCFD. Untuk potential supply, PHE NSONSB meningkatkan
produksi sebesar 43 MMSCFD pada tahun 2017-2019 serta pada tahun 2022 sebesar
101 MMSCFD. Pada tahun 2020 lapangan Jambu Aye Utara (ENI Kruen Mane) mulai
beroperasi dengan produksi sebesar 65 MMSCFD dan meningkat menjadi 86 MMSCFD
pada tahun 2022 Dengan demikian total existing supply dan project supply gas pipa di
region NAD dan Sumut akan dapat memenuhi kebutuhan contracted demand dan
committed demand gas bumi mulai tahun 2018.
Profil Neraca Tahun 2023-2035
Potensial supply PHE NSO-NSB pada tahun 2023 sebesar 103 MMSCFD, namun
jumlah ini terus mengalami penurunan setiap tahunnya hingga 42 MMSCFD pada tahun
2030, serta 28 MMSCFD pada tahun 2035. Potensial demand Region I ini terus
meningkat terutama sektor industri dan listrik. Untuk memenuhi seluruh kebutuhan gas
(contracted, committed dan potential demand), diharapkan dapat dipenuhi dari
penambahan alokasi LNG.
Neraca Gas Bumi Region I Berdasarkan Sektor Pengguna
Komposisi kebutuhan gas bumi Region I per sektor menunjukkan bahwa sektor listrik membutuhkan
gas bumi terbesar, kemudian disusul sektor pupuk dan petrokimia. Pada periode 2019-2022 total
supply akan mampu memenuhi kebutuhan gas bumi sektor pupuk dan petrokimia, serta listrik.
Kemudian total supply akan menurun secara bertahap dan tidak mampu mencukupi kebutuhan sektor
listrik, untuk itu diperlukan pasokan gas dari luar dengan cara penambahan alokasi LNG baik dari
kiriman region lain maupun impor.
Neraca Gas Bumi Region I Berdasarkan Sektor Pengguna
Neraca Gas Bumi Region I Berdasarkan Sektor Pengguna
Sumber Pasokan Gas Bumi
Komposisi kebutuhan gas bumi Region I per sektor menunjukkan bahwa sektor listrik membutuhkan
gas bumi terbesar, kemudian disusul sektor pupuk dan petrokimia. Pada periode 2019-2022 total
supply akan mampu memenuhi kebutuhan gas bumi sektor pupuk dan petrokimia, serta listrik.
Kemudian total supply akan menurun secara bertahap dan tidak mampu mencukupi kebutuhan sektor
listrik, untuk itu diperlukan pasokan gas dari luar dengan cara penambahan alokasi LNG baik dari
kiriman region lain maupun impor.
Neraca Gas Bumi Nasional
Neraca Gas Bumi Nasional
Neraca Gas Bumi Indonesia pada tahun 2016 menunjukkan bahwa contracted demand hanya dapat dipenuhi
sebesar 92,4% dari existing supply dan project supply. Meskipun beberapa lapangan baru akan mulai beroperasi
sejak tahun 2017, penambahan pasokan gas bumi dari lapangan tersebut belum mampu mencukupi kebutuhan
gas bumi domestik. Sehingga pada tahun 2019 Indonesia diperkirakan akan melakukan impor gas bumi.
.
Pasokan Gas Bumi Nasional Tahun 2016-2035
Per Desember 2016, pasokan gas bumi nasional sebesar 6.744 MMSCFD yang terdiri dari existing supply sebesar
6.543 MMSCFD dan project supply sebesar 201 MMSCFD. MMSCFD, tahun 2025 sebesar 2.724 MMSCFD, dan
tahun 2035 sebesar 658 MMSCFD. Hal ini dikarenakan kemampuan produksi sumur eksisting terus mengalami
penurunan.. Project supply diperkirakan akan meningkat dengan mulai beroperasinya beberapa lapangan,
misalnya:
Pasokan Gas Bumi Nasional Tahun 2016-2035
Pada tahun 2017, beberapa lapangan direncanakan akan beroperasi, yaitu lapangan Jangkrik (ENI Muara
Bakau), Rayu Utara (KSO Uno Dos Rayu), lapangan BD (Husky CNOOC Madura Ltd.), lapangan South
Sembakung (JOB PHE-Medco Simenggaris), pengembangan Blok Mahakam (Total E&P Indonesie), dan
Lapangan Jangkrik (ENI Muara Bakau).
Pada tahun 2018 direncanakan akan beroperasi lapangan Alur Siwah, Rambong, dan Julu Rayeu (Medco Blok
A), serta Natuna Sea Blok A (Premier Oil).
Pada tahun 2019 direncanakan akan beroperasi lapangan MDA&MBH, serta MDK (HCML), Jambaran-Tiung
Biru (EMCL), lapangan Lengo (Kris Energy), serta lapangan Badik dan West Badik (PHE Nunukan).
Pada tahun 2020, lapangan Jambu Aye Utara (ENI Krueng Mane) dan BP Berau Expansion direncanakan akan
beroperasi.
Pada tahun 2022 direncanakan akan beroperasi Indonesia Deepwater Development (Chevron Indonesia
Company) dan tahun 2026 lapangan Abadi Masela (Inpex Corporation).
Pasokan Gas Bumi Nasional Tahun 2016-2035
Kebutuhan gas bumi untuk lifting minyak bumi dan own used mengalami penurunan setiap tahunnya
seiring dengan berkurangnya penggunaan gas bumi untuk membantu peningkatan produksi untuk
lapangan-lapangan minyak bumi. Kebutuhan gas bumi sektor listrik terus mengalami peningkatan seiring
dengan adanya program listrik 35. MW dimana 37% pembangkit listrik tersebut menggunakan gas bumi.
Overview Kebutuhan Gas Bumi Per Sektor
Untuk kebutuhan gas bumi domestik, sektor listrik merupakan sektor dengan
kebutuhan gas bumi terbesar, disusul oleh industri, serta pupuk dan petrokimia.
Sektor Lifting dan Own Used
Kebutuhan gas bumi untuk keperluan lifting minyak bumi dan own used
diperlukan untuk membantu proses produksi minyak di sector hulu sebagai bahan
bakar pembangkit listrik, gas lift, dan membantu peningkatan produksi tahap lanjut
(EOR), serta sebagai bahan bakar di kilang LNG dan kilang minyak.
Sektor Pupuk dan Petrokimia
Pabrik pupuk eksisting di Indonesia adalah Pupuk Iskandar Muda (PIM) di Aceh, Pupuk
Sriwijaya (Pusri) di Palembang, Pupuk Kujang Cikampek (PKC), Petrokimia Gresik (PG),
serta Pupuk Kalimantan Timur (PKT) di Bontang. Pada tahun 2021 direncanakan pabrik
pupuk Pusri IIIB mulai beroperasi. Pengoperasian pabrik pupuk tersebut dapat mengurangi
penggunaan gas bumi melalui peningkatan efisiensi pemakaian gas bumi pabrik tersebut.
Proyeksi kebutuhan gas bumi sektor pupuk & petrokimia 2016-2035
Proyeksi kebutuhan gas bumi sektor pupuk & petrokimia 2016-2035
Rencana pembangunan pabrik pupuk Kujang IC di Cepu dibatalkan karena harga gas bumi
dari lapangan Jambaran-Tiung Biru tidak masuk dalam keekonomiannya, sehingga
direncanakan akan dibangun pabrik pupuk Kujang ID (Revitalisasi) dilokasi pabrik saat ini.
Pabrik pupuk Kujang ID direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2021 dengan
kebutuhan gas bumi sebesar 44 MMSCFD. Pada tahun 2019 kebutuhan gas bumi untuk
Petrokimia Gresik akan dipasok dari HCML (lapangan MDA-MBH). Pabrik Pupuk Kaltim
(PKT) yang beroperasi saat ini adalah pabrik PKT II, III, IV, V, dan IB yang mendapat
pasokan gas bumi dari blok Mahakam, Sebuku, dan Sanga-sanga. Kontrak pasokan gas
bumi untuk pupuk Kaltim akan mulai menurun pada tahun 2018.
Sektor Kelistrikan
Kebutuhan gas bumi di sektor kelistrikan dipenuhi dari pasokan gas bumi
eksisting maupun beberapa lapangan yang akan berproduksi. Kebutuhan
kelistrikan mengalami peningkatan yang cukup tajam mulai tahun 2018 dengan
beroperasinya beberapa pembangkit baru dalam program listrik 35.000 MW yang
tersebar di berbagai wilayah. Dari total 35.000 MW, direncanakan lebih dari
13.000 MW akan menggunakan bahan bakar gas bumi. Untuk dapat memenuhi
seluruh kebutuhan gas bumi tersebut diperlukan tambahan pasokan gas bumi
sebesar 1.100 MMSCFD diluar pasokan gas bumi yang telah terkontrak maupun
yang telah di-alokasikan untuk sektor kelistrikan. Tambahan pasokan gas sebesar
1.100 MMSCFD tersebut dapat berasal dari gas pipa maupun LNG. Kekurangan
pasokan gas bumi untuk kelistrikan akan dipenuhi dari impor LNG.
Proyeksi kebutuhan gas bumi sektor kelistrikan 2016-2035
Sektor Industri
Tahun 2016-2035 merupakan data supply-demand gas bumi yang telah diperbarui berdasarkan data Neraca
Gas Bumi Indonesia Tahun 2015-2030 dan disusun dengan menggunakan evaluasi data hasil Work Program
and Budget tahun 2015 dari seluruh KKKS Secara nasional, data supplydemand gas bumi nasional adalah
sebagai berikut:
Neraca Gas bumi Nasional 2016- 2035
Neraca Gas Bumi Indonesia pada tahun 2016 menunjukkan bahwa contracted demand dapat dipenuhi
sebesar 92,4% dari existing supply dan project supply.
Neraca Gas Bumi Indonesia pada tahun 2017-2022 menunjukkan bahwa dengan adanya pertumbuhan
kebutuhan gas bumi dari sektor industri dan kelistrikan maka penambahan pasokan gas bumi yang berasal
dari project supply dan potential supply masih belum dapat memenuhi kebutuhan tersebut
Neraca Gas Indonesia tahun 2023-2035 menunjukkan bahwa ke-mampuan produksi sumur gas bumi
eksisting terus mengalami penurunan, sebaliknya kebutuhan gas bumi domestik terus meningkat. Walaupun
kontrak ekspor gas terus menurun, pasokan gas bumi domestik tidak dapat memenuhi kebutuhan, bahkan
selisih antara pasokan dan kebutuhan semakin besar
Neraca Gas bumi Nasional 2016- 2035
Neraca Gas bumi Nasional 2016- 2035
Penutup
Penutup
Kontrak- kontrak ekspor gas bumi yang ber- akhir juga tidak diperpanjang. Pemanfaatan gas bumi me-
merlukan infrastruktur yang memadai sehingga diperlukan penambahan jaringan pipa dan penataan
wilayah distribusi yang menjangkau konsumen secara lebih luas yang merupakan bagian dari
pengembangan pasar gas bumi domestik. Beberapa tantangan di atas me- merlukan penyelesaian
yang kom- prehensif dan waktu yang tepat. Di bawah ini akan diulas beberapa tantangan dan langkah
nyata yang telah dan akan dilakukan Pemerintah guna menjawab tan-tangan tersebut.
.
Tantangan & Solusi
Sebagaimana dibahas pada Bab V, Indonesia diperkirakan mengalami shortage gas bumi mulai pada
tahun 2019 disebabkan pasokan dari lapangan eksisting sudah tidak dapat lagi mengimbangi
peningkatan permintaan. Ada beberapa opsi yang dapat dilakukan guna menanggulangi hal tersebut,
yaitu:
Impor Gas Bumi
Percepatan Pengoperasian Blok Masela
Percepatan Pengembangan lapangan IDD
Percepatan Pengoperasian Blok East Natuna
Eksplorasi Lapangan Baru
Pengembangan lapangan gas bumi non konvensional
PERBAIKAN NERACA GAS BUMI INDONESIA KE DEPAN
Gas bumi merupakan salah satu komoditas strategis dengan fungsi penting sebagai sumber
energi,bahan baku industri, dan komoditas ekspor penghasil devisa Buku Neraca Gas Bumi Indonesia
2016 merupakan buku yang berisi kesetimbangan pasokan dan kebutuhan (supply-demand) gas bumi
Indonesia. Buku ini merangkum pasokan-pasokan gas bumi yang berasal dari produksi lapangan gas
bumi serta seluruh kebutuhan gas bumi untuk penggunaan di lapangan, sektor pupuk/petrokimia,
kelistrikan, industri, komersial, transportasi, dan rumah tangga.
THANK YOU