Anda di halaman 1dari 170

NERACA

GAS BUMI INDONESIA TAHUN 2016-2035

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral


Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
NERACA GAS BUMI INDONESIA
TAHUN 2016 - 2035
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI

Pelindung
IGN Wiratmaja Puja - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi

Pengarah
M. I. Zukrullah - Wakil Kepala SKK Migas
Budiyantono - Direktur Pembinaan Program Minyak dan Gas Bumi
Muhammad Khayam - Direktur Industri Kimia Dasar, Ditjen Basis Industri Manufaktur,
Kemenperin
Sampe L. Purba - Kepala Divisi Komersialisasi Gas Bumi, SKK Migas

Penanggung Jawab
Soerjaningsih – Kepala Subdit Penyiapan Program Minyak dan Gas Bumi

Tim Penyusun
Bayu Satria Pratama Waras Budi Santosa Ana Masura
Jarwo Sanyoto Norita Kuntjoro Putri Yudi Ariyanto
Mahmudah Perwirawati Kanyadibya Kirana Armynas Handyas
Edward Gorasinatra Katia Dewi Septarini Aruman Widodo
Natasha Amelia Sinuhaji Tri Ligayanti Bambang Yasmadi
Hendry Maghribi Chairani Rachmatullah Hadziqul Abror
Ridho Eka Yandra Riza Affiandi Muhammad Mifta Hasan
Syarif Maulana Chaniago Yudha Pandu Dewanata
M. Anas Pradipta Merry Marteighianti

Cetakan Pertama: Desember 2016

Diterbitkan dalam bahasa Indonesia


oleh Kementerian ESDM

Hak cipta dilindungi undang- undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian
atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari penerbit.
DAFTAR ISI

Prakata, xii

Sambutan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, xiv

Pendahuluan
Regulasi Sektor Gas Bumi Nasional, 6
Metode Penyusunan, 10

Kondisi Makro Ekonomi dan Pasar Gas Bumi Nasional


Kondisi Makro Ekonomi Nasional, 15 Pasar Gas Bumi Nasional, 20

Perkembangan Gas Bumi Indonesia


Perkembangan Cadangan Gas Bumi Nasional, 33
Produksi dan Pemanfaatan Gas Bumi Nasional, 36
Infrastruktur Gas Bumi Indonesia, 44

Neraca Gas Bumi per Region


Neraca Gas Bumi Region I, 51 Neraca Gas Bumi Region II, 62
Neraca Gas Bumi Region III, 80 Neraca Gas Bumi Region IV, 88
Neraca Gas Bumi Region V, 98 Neraca Gas Bumi Region VI, 109

Neraca Gas Bumi Nasional


Pasokan Gas Bumi Nasional, 121
Kebutuhan Gas Bumi Nasional Tahun 2016 - 2035, 123

Daftar Isi iii


Neraca Gas Bumi Nasional 2016 - 2035, 130

Penutup
Tantangan dan Solusi, 135
Perbaikan Neraca Gas Bumi Indonesia ke Depan, 138

Lampiran, 139

Daftar Singkatan, 148

Daftar Istilah, 150

Daftar Pustaka, 153

iv Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016 - 2035


DAFTAR GAMBAR

Pendahuluan

Model alokasi gas bumi sesuai Permen 06/2016, 8

Target bauran energi nasional, 9

Kondisi Makro Ekonomi dan Pasar Gas Bumi Nasional

Rantai usaha bisnis gas bumi, 22

Sepuluh besar produsen gas bumi di Indonesia tahun 2016, 22

Peta persebaran Kilang LPG dan LNG di Indonesia, 23

Harga hulu gas bumi domestik tahun 2016 (dalam USD/MMBTU), 25

Harga gas pipa rata-rata tertimbang Indonesia tahun 2016, 26

Harga gas rata-rata tertimbang Indonesia 2006-2016, 30

Perkembangan Gas Bumi Indonesia

Cadangan gas bumi Indonesia, 35

Grafik perkembangan cadangan gas bumi Indonesia 2010-2015, 36

Peta cekungan sedimen di Indonesia, 37

Peningkatan pasokan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan domestik, 38

Daftar Gambar 
Grafik cadangan gas bumi Indonesia per KKKS, 40

Realisasi pemanfaatan gas bumi pada periode 2009-2016, 41

Produksi dan pemanfaatan gas bumi Indonesia tahun 2016, 43

Roadmap infrastruktur gas bumi Indonesia 2016-2035, 47

Neraca Gas Bumi per Region

Peta lapangan gas bumi di Region I, 52

Perkiraan pasokan gas bumi Region I tahun 2016-2035, 53

Peta konsumen besar gas bumi Region I, 56

Kebutuhan gas bumi Region I berdasarkan sektor pengguna tahun 2016-2035, 58

Neraca gas bumi Region I tahun 2016-2035, 60

Neraca gas bumi Region I berdasarkan sektpr pengguna tahun 2016-2035, 61

Peta lapangan gas bumi di Region II, 63

Perkiraan pasokan gas bumi Region II tahun 2016-2035, 65

Peta konsumen besar gas bumi Region II, 71

Kebutuhan gas bumi Region II berdasarkan sektor pengguna tahun 2016-2035, 74

Neraca gas bumi Region II tahun 2016-2035, 77

Neraca gas bumi Region II berdasarkan sektor pengguna tahun 2016-2035, 79

Peta lapangan gas bumi di Region III, 81

Perkiraan pasokan gas bumi Region III tahun 2016-2035, 83

Kebutuhan gas bumi Region III per sektor pengguna tahun 2016-2035, 85

Peta konsumen besar gas bumi Region III, 86

Neraca gas bumi Region III tahun 2016-2035, 87

Neraca gas bumi Region III berdasarkan sektor Pengguna tahun 2016-2035, 89

Peta lapangan gas bumi Region IV, 91

Perkiraan pasokan gas bumi Region IV tahun 2016-2035, 92

vi Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016 - 2035


Peta konsumen besar gas bumi Region IV, 94

Kebutuhan gas bumi Region IV berdasarkan sektor pengguna tahun 2016-2035, 96

Neraca gas bumi Region IV tahun 2016-2035, 97

Neraca gas bumi Region IV berdasarkan sektor pengguna tahun 2016-2035, 99

Peta lapangan gas bumi Region V, 101

Perkiraan pasokan gas bumi Region V tahun 2016-2035, 102

Peta konsumen besar gas bumi Region V, 105

Neraca gas bumi Region V Tahun 2016-2035, 107

Neraca gas bumi Region V berdasarkan sektor pengguna tahun 2016-2035, 108

Peta lapangan gas bumi di Region VI, 110

Perkiraan pasokan gas bumi Region VI Tahun 2016-2035, 111

Peta konsumen besar gas bumi Region VI, 114

Kebutuhan gas bumi Region VI berdasarkan sektor pengguna tahun 2016-2035, 115

Neraca gas bumi Region VI Tahun 2016-2035, 117

Neraca gas bumi Region VI berdasarkan sektor pengguna tahun 2016-2035, 118

Neraca Gas Bumi Nasional

Proyeksi lapangan baru yang akan beroperasi, 121

Proyeksi pasokan gas bumi nasional tahun 2016-2035, 122

Peta kebutuhan gas bumi nasional 2016, 123

Proyeksi kebutuhan gas bumi nasional berdasarkan sektor tahun 2016 – 2035, 124

Proyeksi kebutuhan gas bumi sektor Pupuk & Petrokimia 2016-2035, 126

Proyeksi kebutuhan gas bumi sektor Kelistrikan 2016-2035, 127

Proyeksi kebutuhan gas bumi sektor Industri 2016-2035, 128

Proyeksi kebutuhan gas bumi sektor Transportasi 2016-2035, 129

Proyeksi Kebutuhan gas bumi sektor Rumah Tangga 2016-2035, 129

Daftar Gambar vii


Neraca gas bumi Indonesia tahun 2016-2035, 131

Neraca gas bumi Indonesia tahun 2016-2035 (exclude ekspor), 132

viii Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016 - 2035


DAFTAR TABEL

Kondisi Makro Ekonomi dan Pasar Gas Bumi Nasional

PDRB Tahun 2010-2015 Menurut Harga Konstan Tahun 2010 (Triliun Rupiah), 16

Pendapatan Daerah Regional Bruto per Kapita Tahun 2011-2015, 16

Pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia Tenggara dan Dunia, 18

Proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk Asia Timur dan Pasifik (dalam persen), 19

Pertumbuhan ekonomi nasional per wilayah, 20

Diskon harga untuk Industri Tertentu (Permen ESDM No. 40 Tahun 2016), 28

Perkembangan Gas Bumi Indonesia

Infrastruktur gas bumi Indonesia (eksisting, on-going dan rencana), 44

Neraca Gas Bumi per Region

Cadangan gas bumi per KKKS di Region I (Status Januari 2016), 51

Perkiraan pasokan gas bumi Region I Tahun 2016-2035 (MMSCFD), 54

Proyeksi kebutuhan gas bumi per sektor pengguna Region I tahun 2016-2035, 57

Daftar Tabel ix
Cadangan gas bumi per KKKS di Kepulauan Riau (Status Januari 2016), 62

Cadangan gas bumi per KKKS di Sumbagselteng (Status Januari 2016), 64

Cadangan gas bumi per KKKS di Jawa Bagian Barat (Status Januari 2016), 64

Perkiraan pasokan gas bumi di Kepulauan Riau tahun 2016-2035 (MMSCFD), 67

Perkiraan pasokan gas bumi di Sumbagselteng tahun 2016-2035 (MMSCFD), 67

Perkiraan pasokan gas bumi di Jawa Bagian Barat tahun 2016-2035 (MMSCFD), 68

PDRB dan pertumbuhan ekonomi provinsi di Region II (Tahun 2015), 69

Proyeksi kebutuhan gas bumi berdasarkan sektor pengguna di Kepri tahun


2016-2035, 72

Proyeksi kebutuhan gas bumi berdasarkan sektor pengguna di Sumbagtengsel


tahun 2016-2035, 72

Proyeksi kebutuhan gas bumi berdasarkan sektor pengguna di Jabagbar tahun


2016-2035, 73

Cadangan gas bumi per KKKS di Region III (Status Januari 2016), 80

Perkiraan pasokan gas bumi Region III tahun 2016-2035 (MMSCFD), 82

Proyeksi kebutuhan gas bumi berdasarkan sektor pengguna Region III tahun
2016-2035, 84

Cadangan gas bumi per KKKS di Region IV (Status Januari 2016), 90

Perkiraan pasokan gas bumi Region IV tahun 2016-2035 (MMSCFD), 93

Proyeksi kebutuhan gas bumi berdasarkan sektor pengguna Region IV tahun


2016-2035, 95

Cadangan gas bumi per KKKS di Region V (Status Januari 2016), 100

Perkiraan pasokan gas bumi Region V tahun 2016-2035 (MMSCFD), 103

Proyeksi kebutuhan gas bumi berdasarkan sektor pengguna Region V tahun


2016-2035, 104

 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016 - 2035


Cadangan gas bumi per KKKS di Region VI (Status Januari 2016), 109

Perkiraan pasokan gas bumi di Region VI Tahun 2016-2035 (MMSCFD), 112

Proyeksi kebutuhan gas berdasarkan sektor pengguna Region VI Tahun 2016-


2035, 113

Daftar Tabel xi
PRAKATA

Sejalan dengan semangat bumi, batubara dan sumber-sumber


transparansi di sektor Migas, energi terbarukan. Daya saing gas bumi
Kementerian Energi dan Sumber terhadap bahan bakar lain tentu saja
Daya Mineral melalui Ditjen Migas dipengaruhi oleh karakteristik pasar
menerbitkan buku Neraca Gas gas bumi dan adanya infrastruktur
Bumi Indonesia Tahun 2016-2035. yang memadai. Semakin efisien pasar
Penerbitan ini merupakan kegiatan beroperasi maka harga gas bumi
rutin yang sudah dilakukan sejak semakin rendah dan kemampuan
Tahun 2008 yang lalu sebagai upaya untuk bersaing dengan komoditas
untuk menyebarluaskan informasi energi lain akan semakin baik. Secara
sektor migas dan mendorong peran makro, pasar gas bumi juga bergantung
aktif seluruh stakeholders dalam dengan pasar energi internasional yang
perbaikan sektor migas sebagaimana sangat dipengaruhi oleh volatilitas
diamanatkan dalam Undang-Undang harga minyak. Kemampuan adaptasi
No. 22 Tahun 2001 Tentang Minyak gas bumi terhadap volatilitas minyak
dan Gas Bumi. sangat ditentukan oleh ketersediaan
Dalam edisi ini dilakukan infrastruktur, kontrak perjanjian jual
perubahan-perubahan yang cukup beli antara produsen dan konsumen
signifikan menyangkut isi, kedalaman, serta pelaku usaha yang terlibat di
dan layout. Hal ini dilakukan agar dalamnya.
informasi yang disajikan dapat di- Dalam konteks di atas, kehadiran
terima publik dengan lebih baik Pemerintah menjadi sangat penting
mengingat selama ini sektor Migas, dalam rangka perbaikan pasar gas bumi
terutama Gas Bumi dikenal rumit. domestik. Pemerintah diharapkan
Tambahan isi mencakup gambaran dapat mendorong tumbuhnya pasar
umum kondisi perekonomian nasional gas bumi domestik yang sehat dan
dan sektor gas bumi dalam 5 tahun mendorong pembangunan infra-
terakhir. Hal ini penting dilakukan struktur gas untuk daerah remote
mengingat sektor gas bumi merupakan dan wilayah distribusi yang kurang
salah satu sektor penting yang ekonomis melalui instrumen fiskal,
berfungsi sebagai penyedia energi, keterlibatan BUMN, dan instrumen
bahan baku, dan komoditas ekspor. APBN. Untuk wilayah-wilayah yang
Sebagai penyedia energi, gas bumi pasar gas buminya sedang tumbuh,
merupakan komoditas yang bersaing peran swasta diharapkan hadir
dengan komoditas lain seperti minyak sehingga menciptakan pasar gas bumi

xii Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016 - 2035


yang efisien melalui persaingan sehat. yang pada akhirnya diharapkan akan
Tumbuhnya pasar yang sehat tentu memiliki efek berantai (multiplier
saja memerlukan pasokan gas bumi effect) bagi tumbuhnya sektor lain.
yang stabil. Untuk itu Pemerintah telah Merupakan usaha yang tidak mudah
mengambil kebijakan alokasi gas bumi dalam penyusunan buku neraca gas
dengan mengalihkan pasokan ekspor bumi ini, karena buku ini diharapkan
ke penggunaan domestik. Dalam mampu menjadi acuan pengambilan
rangka kestabilan pasokan jangka kebijakan bagi segenap stakeholder
panjang dimungkinkan untuk impor baik Pemerintah Pusat, Pemerintah
gas bumi di kemudian hari dengan Daerah, Badan Usaha dan masyarakat
tetap memprioritaskan sumber- umum. Diperlukan ketelitian dan
sumber gas bumi dari lapangan yang informasi yang akurat terutama dari
ada. Kebijakan tersebut memerlukan stakeholders yang berkecimpung di
data dan informasi yang akurat dalam sektor ini. Keterlibatan penuh dari
bentuk neraca gas bumi yang memuat Ditjen Migas, SKK Migas, BPH Migas dan
profil kebutuhan dan pasokan gas Badan Usaha seperti PT. Pertamina, PT.
bumi dari lapangan domestik. Dengan PGN dan beberapa ahli dari perguruan
kondisi pasar gas bumi yang dinamis, tinggi sangat membantu dalam rangka
neraca yang telah disusun ini akan mewujudkan buku neraca gas ini.
memerlukan perbaikan secara ber- Tentu saja tidak ada sebuah buku
kesinambungan. yang sempurna. Masih banyak data
Seiring dengan era otonomi dan informasi yang perlu diolah dan
daerah, pemerintah daerah juga disajikan untuk memudahkan para
memerlukan informasi yang memadai pembaca. Untuk itu masukan dan saran
tentang sektor gas bumi ini dalam sangat diperlukan bagi perbaikan ke
rangka perencanaan pembangunan depan.
di daerahnya. Keberadaan lapangan Tim penyusun menyampaikan
dan infrastruktur gas bumi dapat terima kasih atas dukungan, saran,
merupakan sarana untuk percepatan kritik dari semua pihak selama proses
pembangunan daerah. Keberadaan penyusunan buku ini. Semoga buku
infrastruktur gas bumi merupakan daya ini bermanfaat sebagaimana yang
tarik daerah untuk menarik investasi diharapkan.

Jakarta, Desember 2016


Tim Penyusun

Prakata xiii
SAMBUTAN

Pemerintah berkomitmen untuk Penggunaan gas bumi domestik


meningkatkan pemanfaatan sumber diprioritaskan untuk transportasi,
energi domestik diantaranya gas bumi rumah tangga dan pelanggan kecil,
yang memiliki cadangan terbukti lifting minyak, industri pupuk, industri
cukup besar (101 Triliun Cubic Feet), berbasis gas bumi, pembangkit listrik,
sebagai energi bersih dan ramah dan industri berbahan bakar gas.
lingkungan. Melalui Peraturan Hal tersebut sejalan dengan
Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 Nawacita Pemerintahan Joko Widodo-
tentang Kebijakan Energi Nasional, Jusuf Kalla Tahun 2014-2019 yaitu
pemanfaatan gas bumi domestik mewujudkan kemandirian ekonomi
ditargetkan meningkat dari saat dengan menggerakkan sektor-sektor
ini sebesar 19% menjadi 24% pada strategis ekonomi domestik.
tahun 2050. Sebaliknya, pemanfaatan Pada tahun 2016, pemanfaatan gas
minyak bumi diturunkan dari saat ini bumi untuk domestik sekitar 58,3%
sebesar 42% menjadi 20% pada tahun sedangkan untuk ekspor sebesar
2050. 41,7%. Pemanfaatan gas bumi untuk
Pengelolaan energi diarahkan domestik tersebut diharapkan bisa
menuju energi berkeadilan melalui mencapai 100% paling lambat tahun
peningkatan akses energi secara 2036. Artinya, pada tahun tersebut
merata dengan harga terjangkau dan diharapkan tidak ada lagi ekspor gas
tata kelola penyediaan energi yang bumi.
lebih efisien. Untuk mendukung hal Pengaturan penyediaan dan
tersebut, penyediaan gas bumi harus pemanfaatan gas bumi memerlukan
diprioritaskan untuk pemenuhan ke- perencanaan alokasi gas bumi
butuhan domestik dan mengurangi yang matang, berorientasi jangka
ekspor secara bertahap. Gas bumi panjang, dan melibatkan para pe-
tidak lagi dijadikan sebagai komoditas mangku kepentingan. Neraca Gas
ekspor semata tetapi sebagai modal Bumi Indonesia Tahun 2016-2035
pembangunan nasional. diharapkan menjadi dokumen untuk

xiv Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016 - 2035


Ignasius Jonan
Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral

perencanaan dan penetapan alokasi berlangsungan industri gas bumi di


gas bumi, sekaligus menjadi pedoman Tanah Air.
dan acuan bagi seluruh pemangku Saya memberikan apresiasi dan
kepentingan industri gas bumi di penghargaan setinggi-tingginya ke-
Indonesia. pada seluruh pihak terkait yang
Saya harapkan Neraca Gas Bumi terlibat dalam penyusunan Neraca
Indonesia tahun 2016-2035 dapat Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035.
memberikan manfaat besar bagi ke- Terima Kasih.

Menteri Energi dan Sumber


Daya Mineral

Ignasius Jonan

Sambutan xv
 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035
BAB I

pendahuluan

Gas bumi merupakan energi primer ketiga yang paling banyak digunakan di
dalam negeri setelah minyak bumi dan batubara. Paradigma pemanfaatan
gas bumi bukan lagi semata-mata sebagai sumber pendapatan negara,
namun gas bumi digunakan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi
nasional. Pemerintah secara agresif terus mendorong pemanfaatan gas
bumi domestik, diantaranya melalui pembangunan infrastruktur gas
bumi.

Pendahuluan 
Gas bumi memegang peranan sangat
penting dalam kebijakan bauran
energi (energy mix policy) di Indonesia.
Gas bumi merupakan energi primer
ketiga yang paling banyak digunakan
di dalam negeri setelah minyak bumi
dan batubara. Pemerintah secara
agresif terus mendorong pemanfaatan
gas bumi domestik, diantaranya me-
lalui pembangunan infrastruktur gas
bumi (pipa dan LPG/CNG/LNG) untuk
menstimulasi industri dalam negeri
dan menjaga lingkungan hidup yang
lebih bersih.
Industri Minyak Bumi nasional
sudah dimulai sejak tahun 1871
dengan pemboran Minyak Bumi di
desa Maja di Majalengka, Jawa Barat,
walaupun saat itu belum berhasil
menemukan minyak. Minyak Bumi di-
produksikan pertama kali pada tahun
1883 dari sumur minyak di Telaga Tiga
dan Telaga Said di dekat Pangkalan
Brandan, Sumatera Utara. Namun
pemanfaatan gas bumi di Indonesia
baru dimulai pada awal tahun 1960-
an. Bermula dengan penyaluran gas
bumi melalui pipa dari lapangan gas
bumi PT Stanvac Indonesia di Pendopo,
Sumatera Selatan ke pabrik Pupuk
Sriwidjaja, Pusri-1A di Palembang. Fasilitas kilang LNG Bontang
Pada tahun 1974 Pertamina mulai Sumber : Dok. Badan NGL
memasok gas bumi dari lapangan
di Prabumulih, Sumatera Selatan ke
Pusri II, Pusri III dan Pusri IV. Pada
tahun 1974 Pertamina juga mulai
memasok gas bumi dari lapangan di
daerah Cirebon dan dari lepas pantai terus menurun seiring dengan me-
(offshore) laut Jawa untuk pabrik ningkatnya kebutuhan domestik dari
pupuk, semen, keramik, dan baja, tahun ke tahun. Pemanfaatan gas
serta beberapa pembangkit listrik di bumi domestik naik rata-rata 9% sejak
Jawa Barat dan Cilegon, Banten. tahun 2003 sampai dengan tahun
Pada tahun 1977 Indonesia mulai 2016. Sejak tahun 2013 volume gas
mengekspor gas bumi (LNG) dari bumi untuk memenuhi kebutuhan
kilang Bontang dan disusul pada domestik lebih besar dibandingkan
tahun 1978 dari kilang Arun, sehingga ekspor. Pada tahun 2016 diperkirakan
selama beberapa tahun kemudian gas bumi yang diekspor tinggal 41%
Indonesia sempat menjadi negara dari produksi gas bumi nasional
pengekspor LNG terbesar di dunia. dan tahun depan pasokan gas bumi
Saat ini Indonesia masih menjadi domestik meningkat menjadi 62%.
negara pengekspor gas bumi dalam Pemerintah berkomitmen untuk tidak
bentuk LNG dan gas pipa, namun memperpanjang kontrak penjualan
pasokan gas bumi untuk ekspor LNG ekspor yang telah berakhir masa

 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


saat ini dan laju pertumbuhan pe-
manfaatan gas sebesar 3 TSCF/tahun,
gas bumi diperkirakan akan habis 48
tahun mendatang.
Saat ini industri hulu Migas telah
mengalami perubahan era dari Minyak
Bumi ke gas bumi. Pengembangan
penemuan Migas didominasi oleh
temuan lapangan-lapangan gas bumi,
terutama di kawasan Indonesia Ba-
gian Timur. Tantangan dan kendala
yang dihadapi saat ini adalah temuan-
temuan tersebut terletak di beberapa
lapangan yang marjinal dan di laut
dalam. Selain itu mayoritas pengguna
gas bumi berada di kawasan Indonesia
Barat, serta kurang dan tidak me-
ratanya infrastruktur gas bumi yang
tersedia.
Perkiraan besarnya pasokan gas
bumi dan kebutuhan domestik untuk
jangka waktu tertentu digambarkan
dalam suatu neraca yang disebut se-
bagai Neraca gas bumi Indonesia. Jika
kebutuhan gas bumi di suatu daerah
lebih besar dari pasokan yang ada,
maka dikatakan neraca gas bumi-
nya tidak berimbang dan terjadi
kekurangan pasokan (gas shortage).
Sebaliknya jika pasokannya melebihi
kontraknya. kebutuhan, maka dikatakan terjadi
Pada era Pemerintahan Presiden kelebihan pasokan (gas surplus).
Joko Widodo, paradigma pemanfaatan Neraca gas bumi Indonesia 2016-
gas bumi berubah dari sebelumnya, 2035 disusun untuk memperkirakan
yaitu gas bumi bukan lagi semata- kesetimbangan pasokan dan kebutuh-
mata sebagai sumber pendapatan an (supply-demand) gas bumi saat ini
negara, namun gas bumi digunakan serta proyeksi pasokan dan kebutuhan
sebagai penggerak pertumbuhan eko- sampai tahun 2035.
nomi nasional. Neraca gas bumi Indonesia Tahun
Selain bahan bakar minyak yang 2016-2035 merupakan penyempurna-
dijamin pengadaannya di seluruh an dari Neraca gas bumi Indonesia
Indonesia, sesuai dengan Kebijakan sebelumnya (2015-2030). Neraca gas
Energi Nasional, Pemerintah juga bumi ini telah memperhitungkan ada-
secara bertahap akan menjamin ke- nya penambahan pasokan gas bumi
tersediaan dan pendistribusian gas dari lapangan-lapangan gas bumi baru,
bumi ke seluruh wilayah Indonesia. penyesuaian terhadap volume gas
Cadangan gas bumi Indonesia per bumi yang dapat diproduksikan setiap
1 Januari 2016 sebanyak 144,06 TSCF tahun (gas deliverability) dari masing-
yang terdiri dari cadangan terbukti masing lapangan, tambah-an pasokan
sebanyak 101,22 TSCF dan cadangan gas bumi dari Unit Penyimpanan dan
potensial sebanyak 42,84 TSCF. Jika Regasifikasi (Storage and Regasification
tidak ada penemuan cadangan yang Unit), serta kebutuhan gas bumi
baru, dengan tingkat pemakaian yang sudah terkontrak berdasarkan

Pendahuluan 
Metering Regulation Station Tarakan untuk proses produksi, maupun
Sumber : Dok. Ditjen Migas sebagai bahan bakar terutama di
pembangkit-pembangkit listrik yang
sedang berjalan maupun yang akan
dibangun.
Masih ada beberapa temuan gas
bumi yang belum dikembangkan,
Perjanjian Jual Beli gas (PJBG) yang seperti blok/lapangan Jambaran-Tiung
telah ditandatangani sampai tanggal Biru di Cepu, lapangan IDD (Indonesian
31 Desember 2016. Deepwater Development) di perairan
Dengan adanya perbaikan dan pe- Kalimantan Timur, lapangan Abadi
mutakhiran data maka diharapkan di perairan Masela, lapangan Kasuri
Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun di Bintuni, Papua Barat, lapangan
2016-2035 ini dapat memberikan Natuna Timur (Natuna D Alpha) di
gambaran yang lebih jelas dan sesuai perairan Natuna, serta beberapa
dengan keadaan yang sebenarnya lapangan-lapangan marjinal yang ter-
serta dapat di-gunakan sebagai acuan sebar di beberapa daerah.
rencana pengembangan bisnis dan Dengan tingginya permintaan
penetapan kebijakan Pemerintah di gas bumi, diperkirakan pada tahun
sektor gas bumi. 2019/2020 Indonesia akan mulai meng-
Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun impor gas bumi (LNG). Hal tersebut
2016–2035 mengidentifikasikan bahwa terjadi karena beberapa lapangan di
pasokan gas bumi terus menurun, atas belum dikembangkan pada saat
terutama karena faktor penurunan gas bumi mulai di-butuhkan. Namun
produksi secara alamiah, sedangkan kemungkinan kelangkaan pasokan
permintaan gas bumi terus meningkat gas bumi dan rencana impor akan
sejalan dengan meluasnya pemakaian mundur beberapa tahun disebabkan
gas bumi, baik sebagai bahan baku, dengan menurunnya konsumsi gas

 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


bumi dibandingkan dengan kebutuhan No. 55 Tahun 2009 Tentang
yang terkontrak. Kegiatan Usaha Hulu Migas;
Penurunan konsumsi gas bumi 5. PP No. 36 Tahun 2004 Tentang
disebabkan oleh beberapa faktor, Kegiatan Usaha Hilir Minyak
seperti daya beli konsumen, harga dan gas bumi jo. PP No. 30
bahan bakar minyak, efisiensi pada Tahun 2009;
konsumen gas bumi berupa pemakai- 6. PP No. 79 Tahun 2014 Tentang
an bahan bakar alternatif sebagai Kebijakan Energi Nasional;
pengganti gas bumi, serta harga gas 7. Permen ESDM No. 6 Tahun 2016
bumi itu sendiri. Tentang Ketentuan dan Tata
Cara Penetapan Alokasi dan
Regulasi Sektor Gas Bumi Pemanfaatan serta Harga gas
Nasional bumi.
Dalam Permen ESDM No. 6 Tahun
Dalam rangka mengatur pe- 2016, Menteri ESDM menetapkan ke-
manfaatan gas bumi nasional, bijakan alokasi dan pemanfaatan gas
Pemerintah mengeluarkan kebijakan bumi yang tujuannya untuk menjamin
berupa Undang-Undang, Peraturan efisiensi dan efektifitas tersedianya
Pemerintah, dan Peraturan Menteri gas bumi untuk pemenuhan domestik.
ESDM. Secara nasional seluruh aturan Kebijakan alokasi dan pemanfaatan
tersebut mengacu pada Undang- gas bumi ditetapkan berdasarkan Ke-
Undang Energi No. 30 Tahun 2007. bijakan Energi Nasional serta dengan
Sebagai acuan kebijakan jangka mempertimbangkan:
panjang, Pemerintah telah mengeluar- a. Kepentingan Umum,
kan Kebijakan Energi Nasional yang b. Kepentingan Negara,
tertuang pada Peraturan Pemerintah c. Neraca gas bumi Indonesia,
Republik Indonesia No. 79 Tahun 2014 d. Cadangan dan peluang pasar
yang berisikan target pemenuhan gas bumi,
kebutuhan energi nasional hingga e. Infrastruktur yang tersedia ma-
tahun 2050 dari berbagai sumber upun yang dalam perencanaan
energi yang ada. Di dalam kebijakan sesuai dengan Rencana Induk
tersebut gas bumi diharapkan mampu Jaringan Transmisi dan Dis-
memberikan kontribusi sebesar 24% tribusi gas Nasional, dan
dari bauran energi nasional. f. Keekonomian lapangan dari
Dalam konteks tersebut, pengem- cadangan Minyak dan gas bumi
bangan infrastruktur dan jaringan yang dialokasikan.
distribusi gas bumi hingga ke kon- Menteri ESDM menetapkan Neraca
sumen menjadi prioritas, terutama Gas Bumi Indonesia setiap tahun.
di wilayah-wilayah dengan konsumsi Selain itu Permen ESDM No. 6 Tahun
BBM tinggi dan wilayah-wilayah 2016 juga mengatur bahwa alokasi
strategis yang belum dikembangkan dan pemanfaatan gas bumi untuk ke-
jaringan gas. butuhan dalam negeri dilaksanakan
dengan urutan prioritas sebagai
Landasan Regulasi
berikut:
Penyediaan dan alokasi gas bumi a. Mendukung program Peme-
telah diatur pada beberapa peraturan rintah untuk penyediaan gas
perundang-undangan seperti: bumi bagi transportasi, rumah
1. UUD 1945, Pasal 33; tangga dan pelanggan Kecil,
2. UU No. 22 Tahun 2001 Tentang b. Peningkatan produksi minyak
Minyak dan gas bumi; dan gas bumi nasional,
3. UU No. 30 Tahun 2007 Tentang c. Industri pupuk,
Energi; d. Industri berbasis gas bumi,
4. PP No. 35 Tahun 2004 jo PP e. Penyediaan tenaga listrik,

Pendahuluan 
Pengecekan meter gas pada jaringan gas ESDM. Direktur Jenderal Minyak dan
rumah tangga Gas Bumi akan melakukan penilaian
Sumber : Dok. Pertamina atas permohonan alokasi tersebut
dan berkoordinasi dengan SKK
Migas. Khusus untuk pemanfaatan
gas suar bakar (flare gas), Direktur
Jenderal Migas atas nama Menteri
f. Industri yang menggunakan ESDM menetapkan alokasi gas dengan
gas bumi sebagai bahan bakar, mempertimbangkan usulan Badan
g. Industri berbasis gas bumi. Usaha Hulu/Kontraktor setelah di-
Alokasi gas bumi untuk ekspor evaluasi oleh SKK Migas.
ditetapkan dengan ketentuan sebagai
Target Pemerintah dalam Bauran
berikut: Energi Nasional
a. Kebutuhan gas bumi konsumen
dalam negeri telah terpenuhi, Kebutuhan energi akan semakin
b. belum tersedianya infra- besar sejalan dengan pertumbuhan
struktur di dalam negeri yang ekonomi nasional. Energi tersebut
memadai, dan hampir semua berasal dari energi
c. Daya beli konsumen dalam fosil. Oleh sebab itu Pemerintah
negeri tidak dapat memenuhi mencanangkan peningkatan peng-
Keekonomian lapangan. gunaan energi baru dan terbarukan,
serta konversi BBM ke BBG.
Tata Cara Penetapan Alokasi Gas
Bumi Pemerintah mematok besarnya
bauran energi pada tahun 2025 yaitu
Pengajuan permohonan penetapan minyak bumi sebesar 25%, batu bara
alokasi gas bumi dapat dilakukan oleh sebesar 30%, gas bumi sebesar 22%,
Badan Usaha Hulu/Kontraktor melalui dan energi baru terbarukan sebesar
SKK Migas atau oleh calon pembeli 23%. Sementara pada tahun 2050
gas bumi melalui Direktur Jenderal minyak bumi ditetapkan sebesar
Minyak dan gas bumi kepada Menteri 20%, batu bara sebesar 25%, gas

 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


Rumah Peningkatan Industri
Tangga dan Berbahan Industri
Transportasi Produksi Industri Penyedia Berbasis Gas
Pelanggan Migas Pupuk bakar Gas tenaga Listrik
Kecil Bumi Bumi
Nasional

BUMN BUMN BUMN BUMN


Migas BUMN BUMN Migas
Migas Kontraktor Pupuk Strategis
Kelistrikan
BUMD
Migas BUMD BUMN BUMD Migas
Migas BUMD
setempat Jargas setempat
Kelistrikan

BUMD BUMD
BU Niaga Migas Migas BUMN BU Pengolahan
setempat Migas LPG
Setempat

BU Niaga BUMD Badan Usaha


BU Niaga Migas Berbasis Gas
setempat
Badan
Usaha BU Niaga
Listrik
Badan
Usaha
Niaga

Pendahuluan
Sumber: Ditjen Migas, 2016

Model alokasi gas bumi sesuai Permen 06/2016



Kebijakan Energi Nasional Sesuai PP Nomor 79 Tahun 2014

Bauran Energi Nasional 2050

Bauran Energi Nasional 2025

Minyak
EBT, 23% Minyak Bumi , 20%
Bumi , 25%
EBT, 31%

Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


400 1.000
MTOE
MTOE
Gas Bumi,
22%
Batu Bara, Batu Bara,
30% 25%
Gas Bumi,
24%

Sumber : KEN 2014

Target bauran energi nasional


“ Dalam Peraturan Menteri Istimewa Yogyakarta;
4. Region IV, Provinsi Jawa Timur
ESDM No. 6 Tahun 2016, 5. Region V, meliputi Provinsi
Menteri ESDM menetapkan Kalimantan Timur, Kalimantan
kebijakan alokasi dan Utara, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Tengah dan
pemanfaatan gas bumi yang
Kalimantan Barat;
tujuannya untuk menjamin 6. Region VI, meliputi Pulau Bali
efisiensi dan efektifitas dan Nusa Tenggara, Sulawesi,
tersedianya gas bumi untuk Kepulauan Maluku, dan Papua.
pemenuhan domestik. Metode Perhitungan Pasokan (Supply)
Seluruh angka supply pada Neraca
Gas Bumi Indonesia merupakan jumlah
gas yang dapat dikomersialisasikan
bumi sebesar 24%, dan energi baru (saleable gas) dari lapangan minyak
terbarukan sebesar 31%. dan gas bumi, sehingga angka pada
Bauran energi ini juga bertujuan Neraca Gas Bumi Indonesia berbeda
untuk mengurangi subsidi BBM. dengan angka produksi gas bumi
Langkah-langkah untuk mengurangi yang juga memperhitungkan losses
subsidi BBM adalah mengalihkan dan flare. Perhitungan pasokan
penggunaan BBM ke beberapa gas bumi didasarkan pada rencana
sumber energi lain seperti BBG pengembangan lapangan atau Plan
yang nilai subsidinya relatif lebih of Development (PoD) dari masing-
rendah, batu bara yang dihasilkan masing Kontraktor Kontrak Kerja Sama
dari dalam negeri, energi terbarukan (KKKS) yang kemudian dievaluasi dan
yang sumbernya melimpah (terutama diverifikasi secara berkala.
energi panas bumi), dan konservasi Berdasarkan rencana pengembang-
penggunaan energi. Bauran energi an lapangan tersebut, pasokan
2025 dan 2050 memperlihatkan per- gas bumi dalam Neraca gas bumi
geseran penggunaan sumber energi Indonesia Tahun 2016–2035 dibagi
dan konservasi energi dari yang menjadi 3 kategori yaitu existing
semula berbasis fosil ke yang berbasis supply, project supply, dan potential
energi baru dan terbarukan. supply. Penjelasan dari ketiga kategori
tersebut adalah sebagai berikut:
Metode Penyusunan Existing supply adalah perkiraan
volume gas bumi yang mampu
Pembagian Region Neraca gas bumi dipasok dan dialirkan dari lapangan
Indonesia Minyak dan gas bumi yang sedang ber-
produksi (onstream). Besaran volume
Dalam Neraca gas bumi Indonesia, existing supply didasarkan pada angka
wilayah Indonesia dibagi menjadi 6 dalam PoD awal maupun revisi dari
region pasokan dan kebutuhan gas PoD tersebut dan juga disesuaikan
bumi, yaitu sebagai berikut: dengan angka yang disampaikan
1. Region I, meliputi Provinsi Aceh dalam rencana kerja tahunan Work
dan Sumatera Utara (Sumut); Program & Budget (WP&B) KKKS
2. Region II, meliputi Provinsi setiap tahunnya.
Kepulauan Riau, Riau, Jambi, Project supply adalah perkiraan
Sumatera Selatan, Kepulauan volume gas bumi yang mampu di-
Bangka Belitung, Banten, DKI pasok dan dialirkan dari lapangan
Jakarta dan Jawa Barat; minyak dan gas bumi yang PoD-
3. Region III, meliputi Provinsi nya sudah disetujui maupun yang
Jawa Tengah dan Daerah sedang dalam proses persetujuan,

Pendahuluan 10
serta dari regasifikasi LNG yang telah
mendapatkan kepastian pasokan.
Potential supply adalah perkiraan
volume gas bumi yang PoD-nya belum
diajukan oleh KKKS namun telah
terindikasi memiliki cadangan terbukti
yang diperkirakan ekonomis untuk
dikembangkan dan diproduksikan.
Potential supply gas bumi belum mem-
perhitungkan potensi supply dari gas
metan batu bara (CBM) dan gas serpih
(shale gas).
Seluruh pasokan gas bumi dalam
Neraca gas bumi Indonesia Tahun
2016–2035 telah memperhitungkan
konektivitas pipa transmisi dan
distribusi gas bumi serta infrastruktur
lainnya seperti LNG Receiving Terminal
baik yang berstatus telah terbangun,
sedang dalam proses konstruksi,
maupun masih dalam perencanaan.
Metode Perhitungan Kebutuhan
(Demand)
Kebutuhan gas bumi dalam Neraca
Gas Bumi Indonesia dibagi ke dalam
dua kategori, yaitu berdasarkan status
perjanjian antara produsen-konsumen
dan berdasarkan sektor pengguna.
Berdasarkan status perjanjian
antara produsen dan konsumen, ke-
butuhan gas bumi terbagi menjadi tiga,
yaitu contracted demand, committed
demand dan potential demand.
Contracted demand merupakan
volume kebutuhan gas bumi yang
dihitung berdasarkan Perjanjian Jual Pengisian CNG pada angkutan Bajaj di
Beli gas/gas Supply Agreement (PJBG/ Mobile Refueling Unit (MRU)
GSA) yang sudah ditandatangani, Sumber : Dok. Pertamina

serta kebutuhan gas bumi untuk


rumah tangga dan transportasi yang
telah mendapatkan surat penetapan
alokasi gas bumi dari Menteri Energi gas bumi yang telah mendapatkan
dan Sumber Daya Mineral. surat penetapan alokasi gas bumi
Committed demand merupakan dari Menteri Energi dan Sumber Daya
volume kebutuhan gas bumi, dihitung Mineral.
berdasarkan kapasitas infrastruktur Potential demand merupakan
terpasang dan yang belum dapat di- volume kebutuhan gas bumi yang
penuhi karena belum memiliki atau dihitung berdasarkan perkembangan
telah berakhirnya PJBG/GSA. Juga dari masing-masing sektor pengguna
yang perjanjiannya masih berupa sampai tahun 2035.
Head of Agreement (HoA). Committed Berdasarkan sektor penggunanya,
demand juga memasukkan kebutuhan kebutuhan gas bumi terbagi menjadi

11 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


pembangkit listrik diasumsikan tetap.
Sektor Pupuk dan Petrokimia
Kebutuhan gas bumi untuk sektor
pupuk dihitung berdasarkan roadmap
industri pupuk dari Pupuk Indonesia
Holding serta program revitalisasi
pabrik pupuk.
Sektor Industri
Kebutuhan gas bumi untuk sektor
industri dihitung berdasarkan per-
tumbuhan industri nasional sebesar
5%/tahun. Asumsi lain yang digunakan
adalah tidak adanya shifting gas bumi
dengan BBM/batu bara.
Sektor Komersial, Transportasi dan
Rumah Tangga
Kebutuhan gas bumi untuk sektor
komersial dihitung berdasarkan ke-
butuhan gas bumi tahun 2016 dengan
proyeksi pertumbuhan sebesar 5%/
tahun. Sedangkan kebutuhan sektor
transportasi dihitung berdasarkan
rencana pemerintah dalam program
konversi BBM ke BBG. Berdasarkan
Restra KESDM 2015-2019, Pemerintah
berencana melakukan program
konversi BBM ke BBG dengan mem-
bangun sebanyak 118 SPBG yang di-
danai melalui APBN serta anggaran
BUMN (PGN dan Pertamina). Adapun
rinciannya yaitu: 2016 sebanyak 30
unit SPBG, 2017 sebanyak 25 unit, 2018
sebanyak 22 unit, dan 2019 sebanyak
kebutuhan gas untuk lifting minyak 15 unit.
bumi dan own used kilang LNG, industri Sedangkan kebutuhan gas bumi
pupuk dan petrokimia, penyediaan untuk sektor rumah tangga dihitung
tenaga listrik, industri, jaringan gas berdasarkan target pembangunan
bumi untuk rumah tangga dan bahan jaringan gas rumah tangga oleh
bakar gas untuk transportasi, serta Pemerintah dengan pertumbuhan 5%/
ekspor dalam bentuk gas pipa maupun tahun. Berdasarkan Renstra KESDM
LNG. 2015-2019, Pemerintah berencana
Adapun perkiraan kebutuhan gas membangun jargas di 210 lokasi
bumi secara sektoral dihitung dengan dengan target sebanyak 1.140.900
metode sebagai berikut: sambungan rumah tangga (SR) dengan
rincian berikut: 2016 sebanyak
Sektor Pembangkit Listrik
121.000 SR, 2017 sebanyak 271.500 SR,
Kebutuhan gas untuk pembangkit 2018 sebanyak 306.000 SR, dan 2019
listrik dihitung berdasarkan RUPTL sebanyak 374.000 SR.
2016-2025, sedangkan untuk periode
2026-2035 kebutuhan gas bumi untuk

Pendahuluan 12
 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035
BAB II

kondisi makro ekonomi


dan pasar gas bumi
nasional

Gas bumi merupakan sumberdaya alam strategis yang berperan sebagai


bahan bakar, bahan baku industri dan komoditas ekspor penghasil devisa.
Pertumbuhan ekonomi nasional yang meningkat rata-rata 5.64% per tahun
dalam 5 tahun terakhir mendorong peningkatan permintaan gas domestik baik
sebagai bahan bakar maupun bahan baku industri. Pertumbuhan permintaan
ini telah mendorong naik harga gas domestik dan melonjaknya kebutuhan
infrastruktur baik pipa maupun non pipa. Untuk mengatasi kendala di atas
pemerintah telah mengeluarkan berbagai regulasi kemudahan pembangunan
infastruktur, insentif harga bagi industri tertentu, kebijakan alokasi gas untuk
kebutuhan domestik dan pembukaan kran impor gas.

Kondisi Makro Ekonomi dan Pasar Gas Bumi Nasional 


Kondisi Makro Ekonomi Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Gas Uap
Nasional (PLTG/GU) Muara Tawar, Jawa Barat
Sumber : Dok. PLN

Produk Domestik Bruto


Produk domestik bruto Indonesia
menempati peringkat ke-16 dunia
dengan 861.934 Juta USD. Angka waktu 2010-2015 proporsi PDRB pulau
ini tertinggi dibandingkan negara- Jawa naik sebesar 1,5%, sedangkan
negara di Asia Tenggara mengalahkan wilayah lain mengalami penurunan
Thailand sebesar 395.168 Juta USD, yaitu Sumatera -3%, Kalimantan -7%,
Malaysia sebesar 296.283 Juta USD, Maluku dan Papua -6,3%, kecuali Bali
dan Singapura sebesar 292.739 Juta dan Nusa Tenggara yang mengalami ke-
USD. naikan sebesar 0,6% dan Sulawesi naik
Produk domestik bruto nasional sebesar 12%. Penurunan Sumatera,
pada tahun 2010-2015 meningkat se- Kalimantan, dan Papua dipicu oleh
besar 31,6% atau rata-rata sebesar penurunan harga komoditas terutama
6,3%/tahun. Pada tahun 2015, pulau minyak dan gas bumi yang menjadi
Jawa menduduki provinsi dengan andalan ekonomi di kawasan ini.
PDRB terbesar dengan persentase Ketimpangan proporsi ekonomi
58,1%, disusul Sumatera sebesar secara regional sebagaimana di atas
21,7%, Kalimantan sebesar 8,8%, saat ini mendapat perhatian besar dari
Sulawesi sebesar 5,8%, Bali dan Nusa Pemerintah. Berbagai upaya dilakukan
Tenggara sebesar 3,04%, dan Maluku antara lain percepatan pembangunan
dan Papua sebesar 2,5%. infrastruktur ter-utama di kawasan
Data di atas menunjukkan bahwa perbatasan, pembangunan jalan di
sebaran aktivitas ekonomi masih kawasan terpencil, serta program tol
berpusat di Jawa. Selama kurun laut untuk menyambungkan titik-

15 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


PDRB Tahun 2010-2015 menurut harga konstan tahun 2010 (Triliun Rupiah)
Wilayah 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Sumatera 1.536,56 1.631,73 1.725,53 1.810,95 1.893,92 1.960,87
Jawa 3.931,89 4.182,44 4.448,83 4.716,41 4.979,05 5.250,55
Bali dan Nusa
207,72 213,70 222,15 235,37 249,18 274,82
Tenggara
Kalimantan 646,11 687,81 727,15 755,87 780,74 790,95
Sulawesi 356,27 386,69 421,67 454,09 485,30 525,02
Maluku dan
185,58 184,53 190,43 205,12 214,64 228,84
Papua
Indonesia 6.864,13 7.286,91 7.735,78 8.177,82 8.602,83 9.031,05
Sumber: BPS, 2016

titik kawasan strategis terutama di orang, dan Thailand sebesar 5.815


Indonesia Timur. Guna menunjang USD/orang. Posisi Indonesia lebih baik
program di atas, Pemerintah juga jika dibandingkan dengan Kamboja,
menggalakkan pembangunan infra- Myanmar, Filipina, Vietnam, Laos, dan
struktur gas bumi di beberapa Timor Leste. Berbagai cara dilakukan
wilayah terpencil guna mendukung oleh Pemerintah untuk meningkatkan
program penyediaan listrik 35 ribu pendapatan per kapita penduduk
MW, pembangunan industri pupuk dengan menggenjot pertumbuhan
dan petrokimia di Bintuni dan Masela, ekonomi dan menekan pertumbuhan
dan pembangunan jaringan gas bumi penduduk. Guna meningkatkan per-
untuk rumah tangga di kawasan yang tumbuhan ekonomi, Pemerintah
dekat dengan sumber gas. sekarang fokus pada perbaikan infra-
struktur dasar seperti jalan, jembatan,
Pendapatan Per Kapita
pelabuhan, dan waduk, perbaikan
Pendapatan per kapita nasional iklim usaha untuk meningkatkan
pada tahun 2015 sebesar 44,11 Juta ekonomi, peningkatan daya saing
Rupiah/kapita atau setara dengan industri, menggenjot pendapatan dari
3.346 USD/kapita. Di antara negara- pajak, dan berbagai langkah strategis
negara ASEAN, Indonesia menempati lainnya. Khusus di sektor Migas,
peringkat kelima setelah Singapura Pemerintah melakukan berbagai per-
sebesar 52.889 USD/kapita, Brunei baikan untuk meningkatkan daya
Darussalam sebesar 30.554 USD/ tarik sektor migas sehingga menarik
orang, Malaysia sebesar 9.768 USD/ bagi investasi, antara lain melalui

Pendapatan Daerah Regional Bruto per Kapita tahun 2011-2015


PDRB per Kapita (Juta Rupiah/Orang)
No Wilayah
2011 2012 2013 2014 2015
1 Sumatera 34,48 37,82 40,95 44,57 45,95
2 Jawa 31,72 34,44 37,63 41,25 44,76
3 Bali dan Nusa Tenggara 16,54 17,69 19,30 21,53 24,51
4 Kalimantan 54,93 58,07 60,32 62,33 61,89
5 Sulawesi 23,02 25,81 28,49 31,91 35,73
6 Maluku dan Papua 30,13 31,59 34,12 36,74 40,15
Indonesia 32,14 34,91 37,88 41,30 44,11
Sumber: BPS, 2016 | Diolah

Kondisi Makro Ekonomi dan Pasar Gas Bumi Nasional 16


Dirjen Migas melakukan peninjauan menggambarkan kondisi makro per-
jaringan gas bumi di Batam ekonomian dan penggunaan energi
Sumber : Dok. Ditjen Migas suatu negara/wilayah. Semakin tinggi
pertumbuhan ekonomi menunjukkan
perekonomian yang semakin baik,
serta kebutuhan energi yang semakin
perbaikan kontrak kerja sama, pe- meningkat dari suatu negara/wilayah
mangkasan perijinan, dan insentif per atau sebaliknya.
pajakan. Pada tahun 1997–1998, terjadi krisis
Pada tahun 2015, Kalimantan me- global yang menimpa hampir seluruh
rupakan wilayah dengan pendapatan dunia. Dampak dari krisis global ini
per kapita tertinggi sebesar 61,89 menyebabkan pertumbuhan ekonomi
Juta Rupiah/orang, disusul Sumatera beberapa negara menjadi negatif ter-
sebesar 45,95 Juta Rupiah/orang, masuk Indonesia. Seiring berlalunya
Jawa sebesar 44,76 Juta Rupiah/orang, krisis tersebut, perekonomian dunia
Maluku dan Papua sebesar 40,15 Juta kembali membaik, salah satunya
Rupiah/orang, Sulawesi sebesar 35,73 adalah negara Indonesia yang mulai
Juta Rupiah/orang, dan yang terakhir tumbuh positif mulai tahun 2000.
Bali dan Nusa Tenggara sebesar 24,51 Dalam 10 tahun terakhir, per-
Juta Rupiah/orang. Pendapatan per tumbuhan ekonomi Indonesia berada
Kapita Kalimantan tinggi disebabkan dalam kisaran 5%–6% per tahun
oleh besarnya penerimaan dari sektor dengan rata-rata pertumbuhan sebesar
Migas dan batu bara yang merupakan 5,63% per tahun. Angka tersebut masih
komoditas andalan dari wilayah di atas pertumbuhan ekonomi rata-
tersebut. rata dunia sebesar 3,64%. Walaupun
demikian, jika dibandingkan dengan
Pertumbuhan Ekonomi
negara-negara Asia Tenggara, angka
Pertumbuhan ekonomi merupakan tersebut masih di bawah Vietnam,
indikator yang digunakan untuk Kamboja, Laos, dan Timor Timur.

17 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


Pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia Tenggara dan Dunia
Pertumbuhan Ekonomi, %
No Negara Rata-Rata
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Brunei Darussalam 4,4 0,15 -1,94 -1,76 2,6 3,43 0,95 -1,75 -2,24 -0,5 0,32
2 Indonesia 5,5 6,35 6,01 4,63 6,22 6,17 6,03 5,56 5,02 4,79 5,63
3 Malaysia 5,58 6,3 4,83 -1,51 7,43 5,29 5,47 4,71 5,99 4,95 4,91
4 Vietnam 6,98 7,13 5,66 5,4 6,42 6,24 5,25 5,41 5,98 6,68 6,12
5 Timor Leste -5,71 11,45 14,2 12,96 9,37 9,53 6,35 2,76 5,5 4,25 7,07
6 Thailand 4,97 5,44 1,73 -0,74 7,51 0,83 7,23 2,7 0,82 2,28 3,33
7 Singapura 8,86 9,11 1,79 -0,6 15,24 6,21 3,67 4,68 3,26 2,01 5,42
8 Filipina 5,24 6,62 4,15 1,15 7,63 3,66 6,68 7,06 6,13 5,81 5,41
9 Kamboja 10,77 10,21 6,69 0,09 5,96 7,07 7,26 7,48 7,07 7,04 6,96
10 Laos 8,62 7,6 7,82 7,5 8,53 8,04 8,02 8,47 7,52 7 7,91
11 Dunia 5,89 5,99 1,83 0,12 4,25 3,75 3,73 3,17 3,04 2,56 3,64
Sumber: World Bank, 2016 (Diolah)

Kondisi Makro Ekonomi dan Pasar Gas Bumi Nasional


18
19
Proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk Asia Timur dan Pasifik (dalam persen)
Percentage point differences
Est. Projections
from January 2016 projections
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2015 2016 2017 2018
Cambodia 7,4 7,1 7 6,9 6,8 6,8 0,1 - - -
China 7,7 7,3 6,9 6,7 6,5 6,3 - - - -0,2
Fiji 4,6 5,3 4 2,4 3,8 3,5 - -1,1 0,7 0,5
Indonesia 5,6 5 4,8 5,1 5,3 5,5 0,1 -0,2 -0,2 -

Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


Lao PDR 8,5 7,5 7 7 7 6,8 0,6 - 0,1 -0,1
Malaysia 4,7 6 5 4,4 4,5 4,7 0,3 -0,1 - -0,3
Mongolia 11,6 7,9 2,3 0,7 2,7 6,2 - -0,1 -0,3 -0,2
Myanmar 8,5 8,5 7 7,8 8,4 8,3 0,5 - -0,1 -0,2
Papua New Guinea 5,5 8,5 8,6 3 4,1 2,9 -0,1 -0,3 0,1 -0,9
Philippines 7,1 6,1 5,8 6,4 6,2 6,2 - - - -
Solomon Islands 3 1,5 3,3 3 3,3 3 - - -0,2 -0,4
Thailand 2,7 0,8 2,8 2,5 2,6 3 0,3 0,5 0,2 0,3
Timor-Leste 2,8 6 4,3 5 5,5 5,5 -2,5 -1,9 -1,5 -1,5
Vietnam 5,4 6 6,7 6,2 6,3 6,3 0,2 -0,4 - 0,3
Sumber: World Bank, 2015
Pertumbuhan Ekonomi Nasional per Wilayah
Pertumbuhan Ekonomi
No Wilayah
2011 2012 2013 2014 2015 Rata-rata
1 Sumatera 6,19 5,75 4,95 4,58 3,54 5,00
2 Jawa 6,37 6,37 6,01 5,57 5,45 5,96
3 Bali dan Nusa Tenggara 2,88 3,95 5,95 5,87 10,29 5,79
4 Kalimantan 6,45 5,72 3,95 3,29 1,31 4,14
5 Sulawesi 8,54 9,04 7,69 6,87 8,18 8,07
6 Maluku dan Papua -0,57 3,20 7,71 4,64 6,62 4,32
Indonesia 6,16 6,16 5,71 5,20 4,98 5,64
Sumber: BPS, 2016 | Diolah

Walaupun pertumbuhan ekonomi mencakup pengolahan, pengangkutan,


Indonesia pada tahun 2015 sempat penyimpanan dan niaga.
mengalami penurunan dibandingkan Kegiatan usaha hulu dilakukan
dengan tahun sebelumnya, namun oleh Badan Usaha/Badan Usaha Tetap
pertumbuhan ekonomi Indonesia di- yang melakukan kegiatan eksplorasi/
proyeksikan mengalami peningkatan eksploitasi gas bumi. Kegiatan dimulai
dibandingkan tahun 2015. Proyeksi per- dengan upaya mendapatkan izin/
tumbuhan ekonomi Indonesia selama konsesi atau kontrak kerja sama untuk
tiga (3) tahun mendatang adalah 5,1% melakukan eksplorasi atau pencarian
pada tahun 2016, 5,3% pada tahun gas di suatu wilayah tertentu. Di
2017, dan 5,5% pada tahun 2018. Indonesia, izin atau kontrak kerja sama
Peningkatan pertumbuhan ekonomi untuk mendapatkan Wilayah Kerja
tersebut disebabkan oleh percepatan Pertambangan tersebut diperoleh
pembangunan infrastruktur, berbagai melalui kegiatan lelang (tender) yang
paket kebijakan ekonomi, serta pem- dilakukan oleh Direktorat Jenderal
benahan di berbagai sektor. Minyak dan Gas Bumi, Kementerian
Ditinjau dari aspek wilayah, pada Energi dan Sumber Daya Mineral
kurun lima tahun terakhir, wilayah berdasarkan kontrak bagi hasil.
yang mempunyai pertumbuhan eko- Badan Usaha atau Badan Usaha Tetap
nomi di atas pertumbuhan ekonomi menandatangani Kontrak Kerja Sama
Indonesia adalah wilayah Jawa (5,96%), dalam bentuk kontrak bagi hasil
Bali dan Nusa Tenggara (5,79%) dan (Production Sharing Contract, PSC)
Sulawesi (8,07%). Sedangkan wilayah atau bentuk kontrak kerjasama lain
Sumatera, Kalimantan, serta Maluku yang lebih menguntungkan Negara.
dan Papua memiliki pertumbuhan Kegiatan hulu memegang peranan
ekonomi dibawah pertumbuhan eko- penting karena merupakan awal
nomi nasional. dari rantai panjang bisnis gas.
Eksplorasi yang meliputi studi geologi,
Pasar Gas bumi Nasional studi geofisika, survei seismik, dan
pengeboran eksplorasi merupakan
Rantai Nilai Industri Gas Bumi
tahap awal dari seluruh kegiatan
Seperti pada minyak bumi, kegiatan usaha hulu gas. Kegiatan ini bertujuan
industri gas dibagi menjadi kegiatan untuk mencari cadangan gas baru.
usaha hulu (upstream) dan kegiatan Jika hasil eksplorasi menemukan
usaha hilir (downstream). Kegiatan cadangan gas yang cukup ekonomis
usaha hulu gas bumi bertumpu pada untuk dikembangkan, kegiatan itu
dua kegiatan utama, yaitu eksplorasi akan berlanjut dengan aktivitas
dan produksi. Sementara aktivitas hilir eksploitasi/produksi.

Kondisi Makro Ekonomi dan Pasar Gas Bumi Nasional 20


Depot LPG di Tanjung Priok jadi LNG (Liquefied Natural Gas),
Sumber : Dok. Pertamina CNG (Compressed Natural Gas), atau
LPG (Liqufied Petroleum Gas). LNG,
CNG dan LPG ditransportasikan
menggunakan kapal, truk atau moda
angkutan lainnya.
Proses produksi adalah aktivitas
Rantai Pengusahaan Gas Bumi
mengangkat kandungan gas bumi ke
permukaan bumi. Aliran gas bumi Rantai pengusahaan gas bumi
akan mengalir ke permukaan melalui nasional dibagi menjadi lima (5)
pipa produksi (tubing). Hasil produksi kelompok, yaitu kegiatan usaha hulu
dari lapangan-lapangan gas bumi dan impor gas (pemasok), kegiatan
tersebut dikumpulkan di fasilitas pro- usaha pengolahan, Kegiatan usaha
duksi dan pemrosesan untuk diproses pengangkutan, badan penyimpanan,
atau dikirim ke konsumen. dan kegiatan usaha niaga.
Pemrosesan gas disini meliputi Pemasok, terdiri dari para produsen
beberapa kegiatan, yaitu pemurnian (KKKS) dan badan usaha niaga yang
(purifikasi), pemisahan (separasi), mengimpor gas bumi. Sampai tahun
dan pencairan (likuifaksi), serta pe- 2016 ini Indonesia masih belum
mampatan (kompresi) jika ada. Gas melakukan kegiatan impor gas bumi.
dari lapangan produksi tersebut Namun skenario impor ini dimasukan
dimurnikan dari pengotor (impuritas), sebagai pemasok kebutuhan gas
misalnya molekul asam sulfida (H2S) nasional karena diperkirakan ke-
dan karbon dioksida (CO2). butuhan energi semakin meningkat
Gas yang telah diproses ini, di- sedangkan kenaikan produksi gas
transportasikan melewati jaringan bumi tidak sebanding dengan ke-
transmisi ke konsumen. Selain melalui butuhannya. Produksi gas bumi saat
pipa transmisi, untuk memudahkan ini lebih didominasi oleh Badan Usaha
pengiriman, gas bumi diproses men- Tetap.

21 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


Usaha Usaha Usaha Usaha
Supplier Konsumen
Pengolahan Pengangkutan Penyimpanan Niaga

• Industri dan komersial


• Produsen • Kilang LNG • Pengapalan • Trader
• Receiving Terminal • Listrik
• Importir • Kilang LPG • Transmisi • Niaga Umum
• Storage • Pupuk dan Petrokimia
• Kilang CNG • Distribusi • Pembotolan
• Rumah Tangga
• Transportasi

Usaha Hulu Usaha Hilir End Users

Rantai usaha bisnis gas bumi

Badan Usaha Pengolahan, merupa- diadakan oleh Badan Pengatur Usaha


kan perusahaan yang bergerak dalam Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH
kegiatan memurnikan, mempertinggi Migas). Selain pemenang lelang, BPH
mutu, dan mempertinggi nilai tambah Migas juga menunjuk transporter
Gas Bumi yang menghasilkan Bahan pada pipa transmisi yang sudah ada.
Bakar Gas, Hasil olahan, LPG, CNG, dan/ Shipper membayar jasa peng-
atau LNG. Badan usaha pengolahan angkutan kepada transporter untuk
tidak termasuk pengolahan lapangan setiap volume gas yang diangkut
pada kegiatan usaha hulu. (toll fee) yang besarnya ditetapkan
Badan Usaha Pengangkutan Gas oleh BPH Migas. Shipper bisa berupa
Bumi, melakukan tugas mengangkut penjual gas atau pembeli gas.
gas bumi dari sumber ke konsumen Badan Usaha Penyimpanan merupa-
melalui pipa transmisi yang dioperasi- kan badan usaha yang melakukan
kan secara open access. Badan Usaha kegiatan penerimaan, pengumpulan,
pengangkutan ini disebut transporter, penampungan, dan pengeluaran
sedangkan yang menggunakan jasanya bahan bakar gas dan/atau hasil
disebut sebagai shipper. Transporter olahan pada lokasi di atas dan/atau
merupa-kan Badan Usaha pemenang di bawah permukaan tanah dan/
lelang ruas transmisi tertentu yang atau permukaan air untuk tujuan

PHE ONWJ

Petrochina International Jabung


Ltd.

Premier Oil Indonesia

ConocoPhillips Indonesia Inc. Ltd.

Kangean Energi Indonesia

VICO Indonesia

PT. Pertamina EP

ConocoPhillips (Grissik) Ltd.

BP Berau Ltd.

Total E&P Indonesie

0 500 1.000 1.500 2.000


Sumber: Ditjen Migas, 2016

Sepuluh besar produsen gas bumi di Indonesia tahun 2016

Kondisi Makro Ekonomi dan Pasar Gas Bumi Nasional 22


23
Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035
Sumber: ESDM, update 22 Maret 2015

Peta persebaran Kilang LPG dan LNG di Indonesia


komersial. Pemerintah untuk penyediaan gas
Badan Usaha Niaga Gas Bumi adalah bumi bagi transportasi, rumah tangga
penjual gas bumi yang membeli dan pelanggan kecil serta harga bahan
gas bumi dari pemasok gas, men- bakar energi subsitusi dan daya beli
distribusikan, serta menjual kepada konsumen dalam negeri.
konsumen akhir. Khusus untuk pemanfaatan gas suar
bakar (flare gas), harga gas suar bakar
Konsumen Gas Bumi
disesuaikan dengan keekonomian
konsumen gas bumi dikelompok- pembeli atau penambahan fasilitas
kan menjadi dua, yaitu Non-Eligible gas di hulu, jika ada.
Consumer dan Eligible Consumer. Harga gas suar bakar ditetapkan
Non Eligible Consumer me- oleh Direktur Jenderal Migas atas nama
rupakan konsumen gas bumi yang Menteri dengan mempertimbangkan
pemakaiannya kecil seperti komersial, usulan KKKS setelah dievaluasi oleh
transportasi, rumah tangga dan SKK Migas.
industri kecil. Pada umumnya Non- Harga gas bumi di Indonesia terdiri
Eligible Consumer ini tidak membeli dari :
langsung Gas Bumi dari pemasok gas a. Harga tetap dengan ekskalasi
bumi melainkan dari Badan Usaha per tahun,
Niaga Gas Bumi. b. Harga dengan formula yang
Sedangkan Eligible Consumer dikaitkan dengan harga produk
adalah konsumen yang membeli gas yang dihasilkan atau dengan
bumi dalam jumlah yang relatif besar. harga bahan bakar pengganti.
Pembeliannya dapat langsung dari Saat ini masih terdapat harga gas
Badan Usaha Hulu (KKKS) atau Badan bumi dibawah US$ 3/MMBTU yang
Usaha Niaga yang besar (wholesale). merupakan kontrak lama dengan
Eligible consumer diantaranya adalah periode pengaliran gas bumi yang
PLN, pabrik pupuk dan industri. mencapai 20 tahun.
Dalam hal tidak tersedia pipa Pada tahun 2016 harga gas bumi
transmisi/jaringan distribusi yang rata-rata untuk sektor industri 5,62
menghubungkan fasilitas produksi gas US$/MMBTU, sektor listrik 5,31 US$/
bumi dan fasilitas miliknya, Eligible MMBTU, sektor pupuk 5,72 US$/
Consumer diizinkan membangun pipa MMBTU yang mana terdapat disparitas
untuk kebutuhan sendiri. harga yang tinggi antar pengguna
dalam sektor yang sama. Disparitas
Harga Gas
paling tinggi berada di sektor industri
Sesuai dengan PP No. 30 Tahun sedangkan disparitas paling kecil
2009 tentang perubahan atas PP berada di sektor LNG domestik.
No. 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Disparitas harga ini disebabkan oleh
Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi, perbedaan keekonomian lapangan,
harga bahan bakar minyak dan gas jarak antara pengguna dengan sumber
bumi diatur dan ditetapkan oleh gas, jenis sumber gas (gas pipa,
Pemerintah. Tata cara penetapan CNG, LNG), infrastruktur gas serta
harga gas bumi hulu selanjutnya persaingan pasar yang melibatkan
diatur dalam Permen ESDM No. 06 produsen dan konsumen (multi buyer-
Tahun 2016. multi seller).
Penetapan harga gas bumi hulu Pemerintah terus berupaya untuk
dilaksanakan dengan memper- mempersempit ruang disparitas ter-
timbangkan keekonomian lapangan, sebut melalui beberapa langkah di
harga gas bumi di dalam negeri dan antaranya menjamin ketersediaan
internasional serta nilai tambah pasokan dengan harga yang ter-
dari pemanfaatan gas bumi di dalam jangkau, pembenahan infrastruktur
negeri. Juga dipertimbangkan program penyaluran, pengaturan harga, dan

Kondisi Makro Ekonomi dan Pasar Gas Bumi Nasional 24


25
Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035
Sumber: SKK Migas, 2016

Harga hulu gas bumi domestik tahun 2016 (dalam USD/MMBTU)


9.00 2000

8.00 1800

1600
7.00
1400
6.00
1200
5.00
1000
BBTUD

7.83
7.92
4.00

7.50
800

7.21

USD/MMBTU
6.10
6.51
6.55
6.49

6.25
6.27
3.00

5.58

5.90
600

5.09
4.85

4.41
4.49
4.37
4.77

2.00
400
3.72

1.00 200
2.07

0.00 0
Sumatera Utara Sumatera Selatan Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Kalimantan Timur Sulawesi
dan Tengah
Li s trik : 124 BBTUD Li s trik : 38 BBTUD
Li s trik : 236 BBTUD
Pupuk : 51 BBTUD Industri : 0.65 BBTUD Li s trik : 316 BBTUD Pupuk : 301 BBTUD Li s trik : 47.33 BBTUD
Pupuk : 190 BBTUD
Industri : 8 BBTUD Industri : 173 BBTUD Industri : 386 BBTUD
Industri : 701 BBTUD Li s trik : 250 BBTUD Pupuk : 69 BBTUD
Li fti ng : 190 BBTUD Pupuk : 60 BBTUD Industri : 164 BBTUD
Industri : 123 BBTUD
Li fti ng : 0.4 6BBTUD

Listrik Industri Pupuk lifting Volume Gas

Kondisi Makro Ekonomi dan Pasar Gas Bumi Nasional


Sumber: SKK Migas, Status September 2016

26
Harga gas pipa rata-rata tertimbang Indonesia tahun 2016
sebesar 5,90 US$/MMBTU, industri se-

“ Penetapan harga gas


bumi hulu dilaksanakan
besar 5,09 US$/MMBTU.
Di Jawa Barat, harga gas rata-
rata untuk industri sebesar 6,51 US$/
MMBTU, listrik 6,10 US$/MMBTU,
dengan mempertimbangkan
dan pupuk sebesar 5,58 US$/MMBTU.
keekonomian lapangan, harga Sedangkan di Jawa Timur, harga gas
gas bumi di dalam negeri rata-rata tiap sektor berada di atas 6
dan internasional serta nilai US$/MMBTU dengan harga tertinggi
tambah dari pemanfaatan gas untuk listrik sebesar 6,55 US$/MMBTU,
kemudian industri sebesar 6,49 US$/
bumi di dalam negeri. Juga
MMBTU, dan pupuk sebesar 6,27 US$/
dipertimbangkan program MMBTU.
Pemerintah untuk penyediaan Harga gas bumi di Kalimantan
gas bumi bagi transportasi, relatif lebih murah daripada wilayah
rumah tangga dan pelanggan Indonesia Bagian Barat. Rendahnya
harga gas bumi tersebut disebabkan
kecil serta harga bahan bakar
karena formula harga gas bumi di
energi subsitusi dan daya beli Kalimantan Timur rata-rata dikaitkan
konsumen dalam negeri. dengan harga minyak mentah atau
produk konsumen gasnya yang pada
tahun 2016 mengalami penurunan.
Harga gas bumi berada di bawah 5 US$/
menambah jumlah pemasok untuk MMBTU dengan harga tertinggi sektor
meningkatkan persaingan pasar. industri sebesar 4,77 US$/MMBTU,
Ditinjau dari aspek wilayah, listrik sebesar 4,49 US$/MMBTU, dan
menurut status bulan September tahun pupuk sebesar 4,37 US$/MMBTU.
2016 harga gas rata-rata tertinggi di Sedangkan harga gas bumi termurah
sektor listrik berada di Jawa Timur adalah wilayah Sulawesi dengan harga
sebesar 6,55 US$/MMBTU, kemudian industri 2,07 US$/MMBTU dan listrik
Sumatera bagian Tengah dan Selatan 3,72 US$/MMBTU. Rendahnya harga
sebesar 6,25 US$/MMBTU, dan Jawa gas bumi di Sulawesi disebabkan
Barat sebesar 6,10 US$/MMBTU. karena kontrak lama yang memakai
Sedangkan harga terendah berada di formula harga tetap.
Sulawesi sebesar 3,72 US$/MMBTU. Telah disebutkan di atas bahwa
Di sektor industri, harga gas bumi perbedaan harga gas disebabkan oleh
rata-rata paling tinggi adalah di Jawa biaya keekonomian masing-masing
Tengah dengan 7,92 US$/MMBTU, di- lapangan yang berbeda, biaya trans-
susul Sumatera Utara dengan 7,83 portasi dan distribusi, serta biaya
US$/MMBTU. Sedangkan harga paling likuifaksi dan regasifikasi (untuk
rendah adalah di Sulawesi dengan LNG). Khusus untuk sektor industri
2,07 US$/MMBTU. Begitu juga dengan yang menggunakan gas bumi sebagai
sektor pupuk, harga tertinggi berada bahan baku dan proses produksi,
di Sumatera Utara, kemudian Jawa Pemerintah telah mengeluarkan Per-
Timur, dan Sumbagselteng. aturan Menteri ESDM No. 40 tahun
Di Sumatera Utara, harga gas 2016 tentang Harga Gas Bumi untuk
pipa untuk industri sebesar 7,83 Industri Tertentu. Dalam Permen
US$/MMBTU lebih besar daripada tersebut, jenis-jenis industri yang
untuk sektor pupuk sebesar 7,50 mendapat penyesuaian harga adalah
US$/MMBTU. Sedangkan di Sumatera industri petrokimia, industri pupuk,
Bagian Tengah dan Selatan, harga gas dan industri baja. Misalnya untuk
rata-rata tertinggi untuk sektor listrik industri pupuk di Jawa Timur dengan
sebesar 6,25 US$/MMBTU, pupuk pasokan gas dari Kangean Energy

27 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


Diskon harga untuk industri tertentu (Permen ESDM No. 40 Tahun 2016)
Harga Lama
Harga Baru di Plant Gate
Volume di Plant Gate
No Pembeli Produsen Gas Bumi (Mulai 1 Januari 2017) (USD/
(MMSCFD) (2016) (USD/
MMBTU)
MMBTU)
PT Kaltim Chevron Indonesia
Sesuai dengan formula harga
1 Parna Company Ltd., Inpex 55 4.04
eksisting
Industri Corp., Total E&P Ind., VICO
PT Kaltim Chevron Indonesia
Sesuai dengan formula harga
2 Methanol Company Ltd., Inpex 75 3.11
eksisting
Industri Corp., Total E&P Ind., VICO
Chevron Indonesia
Company Ltd., Chevron
90 2.85
Makasar Ltd., Inpex Corp.,
Total E&P Ind., VICO
Total E&P Ind., VICO 45 3.3
Chevron Indonesia
PT Pupuk
Company Ltd., Chevron Sesuai dengan formula harga
3 Kalimantan 50 3.42
Makasar Ltd., Inpex Corp., eksisting
Timur
Total E&P Ind., VICO
Pearl Oil Sebuku 85 5.86
Chevron Indonesia
Company Ltd., Chevron
65 4.04
Makasar Ltd., Inpex Corp.,
Total E&P Ind., VICO
6,00 + 0,3* (Amonia-
PT Pertamina EP 39 6.62 320)/35 + 0,5* (Urea-
PT Pupuk 320)/32,29
4 Kujang
Cikampek 5,73 + 0,3* (Amonia-
PHE ONWJ 60 5.73 320)/35 + 0,5* (Urea-
310)/32,29
PT Pertamina EP 166 6.54 6,00 + 0,3* (Amonia-
320)/35 + 0,5* (Urea-
PT Pupuk PT Pertamina EP 17 6.73 320)/30,66
5
Sriwidjaja
JOB PHE - Talisman OK 8 6.56 6.48
PT Medco E&P Indonesia 45 4.94 4.94
PT Pupuk JOB PHE NSB 6,00 + 0,3* (Amonia-
6 Iskandar 55 7.54 320)/40 + 0,5* (Urea-
Muda JOB PHE NSO 310)/31,17
PT Petrokimia Kangean Energy Indonesia
7 65 6.28 6
Gresik Ltd
PT Krakatau
8 PT Pertamina EP 45 7.35 6,00 + 0,15*(HRC-557)/31
Steel
Sumber: ESDM

Kondisi Makro Ekonomi dan Pasar Gas Bumi Nasional 28


Indonesia Ltd., harga gas bumi di pintu FSRU Lampung
pabrik dari 6,28 US$/MMBTU menjadi Sumber : Dok. PGN

6,0 US$/MMBTU. Sedangkan harga


gas bumi untuk Pupuk Kaltim tetap,
karena harganya memakai formula
yang rata-ratanya masih di bawah 6,0
US$/MMBTU.
Harga gas bumi Indonesia, khusus- Memasuki tahun 2010, harga
nya harga gas pipa dan LNG ekspor minyak merangkak naik hingga men-
berfluktuasi mengikuti harga minyak. capai puncaknya pada tahun 2012
Sejak tahun 2006-2016, Indonesia sebesar 112,73 US$/Barrel. Kenaikan
mengalami dua siklus besar yaitu ini di-ikuti pula oleh kenaikan harga
periode 2006-2009 dan periode 2010- gas pipa, yaitu harga gas pipa ekspor
2016. Pada periode 2006-2009, harga mencapai 15,63 US$/MMBTU dan gas
tertinggi terjadi pada tahun 2008, pipa domestik 5,80 US$/MMBTU.
yaitu sebesar 4,83 US$/MMBTU untuk Harga minyak cenderung menurun
gas pipa domestik sedangkan harga mulai tahun 2013 dari 105,85 US$/
gas pipa ekspor sebesar 11,34 US$/ Barrel menjadi 45 US$/Barrel di tahun
MMBTU pada harga minyak sebesar 2016. Penurunan ini berdampak pada
97,02 US$/Barrel. Setahun setelah- penurunan harga gas pipa ekspor yang
nya harga minyak mencapai titik pada tahun 2013 sebesar 14,49 US$/
terendah hingga 61,58 US$/Barrel MMBTU menjadi 5,49 US$/MMBTU di
yang berdampak pada harga gas pipa tahun 2016. Harga gas pipa domestik
domestik sebesar 3,67 US$/MMBTU relatif tetap karena formula harganya
dan harga gas pipa ekspor sebesar tidak mengikuti penurunan harga
8,39 US$/MMBTU. minyak.

29 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


140 30
ICP
Export Pipeline
Domestic Pipeline
120
Export LNG 111.55 112.73 25
Domestic LNG 105.85

100 97.02 96.51

20

79.40
80
72.31 15.63
14.49
13.82 15

US$/BBL
64.26 13.52 13.95 13.53
61.58 13.38
US$/MMBTU

60 11.43 11.41 11.34 12.04


12.84 11.68 11.67 49.21
9.86 9.82 45
8.65 10
8.33
40 9.87 9.68 7.71
7.08
8.39
6.19 5.49
6.35 4.81
6.19 5
5.80 5.65
20 5.23 5.11
4.83
3.81 4.12
3.73 3.67
3.15

0 0

2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016

Tahun

Kondisi Makro Ekonomi dan Pasar Gas Bumi Nasional


Sumber: SKK Migas, Status September 2016

Harga gas rata-rata tertimbang Indonesia 2006-2016

30
BAB III

perkembangan gas bumi


indonesia

Cadangan gas bumi konvensional Indonesia per Januari 2016 mencapai


144 TSCF, sebesar 101,2 TSCF merupakan cadangan terbukti dan 42,8 TSCF
merupakan cadangan potensial. Dengan asumsi rata-rata produksi 3 TSCF/
tahun maka production to reserve ratio mencapai 48 tahun. Cadangan gas
terbesar saat ini terdapat di wilayah Natuna sebesar 49,87 TSCF, disusul
Papua 19,03 TSCF, Maluku 16,73 TSCF dan Kalimantan 14,75 TSCF. Guna
menjamin pemenuhan kebutuhan gas domestik yang terus meningkat
hampir 9%/tahun, saat ini pemerintah tidak memperpanjang kontrak
ekspor gas bumi yang telah berakhir. Pada tahun 2016 porsi alokasi untuk
gas domestik sebesar 58,4% dibandingkan ekspor sebesar 41,6%.

 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


Perkembangan Gas Bumi Indonesia 
Bab III menjelaskan perkembangan
cadangan, produksi, dan pemanfaatan
gas bumi selama 5 tahun terakhir.
Disamping itu dalam bab ini diulas
perkembangan infrastruktur gas
bumi, baik yang berstatus eksisting,
on-going, dan rencana pembangunan
hingga tahun 2030.

Perkembangan Cadangan Gas


Bumi Nasional

Cadangan gas bumi merupakan


perkiraan volume gas bumi di
reservoir yang secara komersial dapat
diproduksikan sesuai dengan kondisi
keekonomian dan regulasi pemerintah
saat itu. Penentuan besaran cadangan
didasarkan pada hasil studi geofisika
dan geologi. Semakin lengkap data dan
informasi, maka besarnya cadangan
dapat diperkirakan lebih akurat.
Terdapat beberapa metode yang
digunakan untuk memperkirakan
cadangan yaitu metode volumetrik,
material balance, decline curve, dan
simulasi reservoir.
Cadangan dibedakan menjadi
dua, yaitu cadangan terbukti (proven
reserves) dan cadangan potensial
(potential reserves). Cadangan ter-
bukti adalah cadangan yang sudah
dibuktikan dengan uji produksi
sumur (well testing) atau sumur ter- Anjungan lepas pantai (offshore platform)
sebut sudah berproduksi. Sedangkan milik BP Berau Ltd
cadangan potensial merupakan Sumber : Dok. BP Berau

potensi cadangan yang belum di-


lakukan uji produksi sehingga status-
nya belum cukup untuk dinaikkan
menjadi cadangan terbukti. Cadangan
potensial ini masih memiliki ketidak- tahun sekitar 3 TSCF maka gas bumi
pastian yang tinggi. Menurut klasifi- Indonesia akan habis setelah 48 tahun
kasi API, cadangan potensial terbagi produksi (production to reserve ratio
menjadi dua, yaitu cadangan mungkin mencapai 48 tahun).
(probable) dan cadangan harapan Cadangan gas terbesar saat ini
(possible). terdapat di wilayah Natuna sebesar
Cadangan gas bumi konvensional 49,87 TSCF, disusul Papua 19,03 TSCF,
Indonesia menurut data Ditjen Migas Maluku 16,73 TSCF dan Kalimantan
status Januari 2016 sebesar 144 TSCF, 14,75 TSCF.
dengan rincian cadangan terbukti Selain dari gas bumi konvensional,
sebesar 101,2 TSCF dan cadangan Indonesia mempunyai potensi gas
potensial sebesar 42,8 TSCF. Dengan bumi non konvensional, yaitu gas
asumsi rata-rata tingkat produksi per metana batubara atau CBM (coal

33 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


Besarnya cadangan gas bumi di
atas menggambarkan betapa strategis
gas bumi bagi pemenuhan energi ke
depan meskipun perlu dikaji lebih
jauh baik dari aspek teknis produksi
maupun komersial, terutama peng-
gunaannya dalam kerangka waktu
tertentu.
Sejak tahun 2011 sampai tahun
2016, cadangan gas konvensional
mengalami penurunan dari 152,9
TSCF menjadi 144 TSCF.
Untuk mengantisipasi penurunan
lebih jauh, Pemerintah sedang meng-
galakkan kegiatan eksplorasi untuk
menemukan cadangan baru melalui
berbagai kebijakan strategis antara
lain, penyediaan data dan informasi
yang akurat, kemudahan dalam
perizinan dan penerapan skema
kontrak baru. Penemuan cadangan
baru memungkinkan diperoleh me-
lalui pengembangan eksplorasi pada
cekungan sedimen di Indonesia baik
di darat (onshore) maupun lepas
pantai (offshore). Saat ini terdapat
60 cekungan gas bumi, 16 cekungan
sudah berproduksi, 7 cekungan ter-
bukti tapi belum berproduksi, 15
cekungan belum berproduksi dan 22
cekungan yang belum dieksplorasi.
Cadangan Gas Bumi Nasional Per
Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)
bed methane) dan gas serpih (shale
gas) dengan potensi yang sangat Cadangan gas bumi Indonesia
besar (setara dengan 87,7% dari total dioperasikan oleh Badan Usaha
cadangan gas bumi Nasional) yaitu atau Badan Usaha Tetap melalui
453 TSCF untuk CBM dan 574 TSCF perjanjian kontrak kerja sama. Tiga
untuk gas serpih. Namun dengan besar Kontraktor Kontrak Kerja
penurunan harga minyak dan gas Sama (KKKS) dengan cadangan gas
bumi saat ini pengembangan gas bumi komersial terbesar adalah Konsorsium
non konvensional menjadi kurang ExxonMobil Oil Indonesia-Pertamina
menarik. Dari data tersebut dapat yang memiliki cadangan sebesar
diketahui bahwa gas bumi masih 46.000 BSCF yang semuanya merupa-
cukup melimpah jika dibandingkan kan cadangan terbukti (proven), BP
dengan cadangan terbukti minyak sebesar 18.931 BSCF yang terdiri dari
bumi yang saat ini berada di kisaran cadangan terbukti sebesar 12.546
3,31 Miliar Barrel. Dengan produksi BSCF dan cadangan potensial sebesar
sekitar 800 ribu Barrel/hari, maka jika 6.385 BSCF, kemudian Inpex Masela
tidak ditemukan cadangan yang baru sebesar 16.734 BSCF yang terdiri dari
dan tidak dibantu dengan pasokan cadangan terbukti sebesar 11.920
dari impor, minyak bumi diperkirakan BSCF dan cadangan potensial sebesar
akan habis dalam 12 tahun. 4.814 BSCF.

Perkembangan Gas Bumi Indonesia 34


35
Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035
Sumber: Ditjen Migas, 2016

Cadangan gas bumi Indonesia


180

160

140

120
TSCF

100

80

60

40

20

0
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Potensial 48,2 47,4 48,9 49 53,3 42,8
Terbukti 104,7 103,3 101,5 100,3 98 101,2
Total 152,9 150,7 150,4 149,3 151,3 144

Sumber: Dirjen Migas ESDM, Status Januari 2016

Grafik perkembangan cadangan gas bumi Indonesia 2010-2015

Produksi dan Pemanfaatan Gas tahun. Penurunan ini disebabkan oleh


Bumi Nasional menurunnya produksi sumur minyak
yang menggunakan gas untuk lifting.
Pemerintah terus mengupayakan Penurunan pasokan gas bumi untuk
peningkatan jumlah pasokan gas lifting minyak bumi tertinggi terjadi
bumi untuk memenuhi kebutuhan pada tahun 2016 dengan penurunan
domestik. Selain itu, Pemerintah juga sebesar 76,8 MMSCFD.
tidak memperpanjang kontrak ekspor Sejak tahun 2009, realisasi peng-
gas bumi yang telah berakhir. Hal ini gunaan gas bumi untuk sektor ke-
dikarenakan pasokan untuk domestik listrikan lebih kecil dari kontrak
meningkat setiap tahun sebaliknya yang ada. Kontrak gas bumi untuk
pasokan untuk ekspor menurun setiap sektor kelistrikan merupakan kontrak
tahunnya. Peningkatan rata-rata 9% jangka panjang yang tidak dikaitkan
sejak tahun 2003 sampai dengan tahun dengan harga minyak sehingga tidak
2015, dan di tahun 2016 kebutuhan gas sensitif terhadap penurunan harga
domestik sebesar 58,4% dibandingkan minyak. Pemanfaatan gas bumi untuk
ekspor yang hanya sebesar 41,6%. sektor pupuk juga merupakan kontrak
Di sisi lain terjadi penurunan harga jangka panjang yang mayoritas masih
minyak bumi secara signifikan sejak memakai harga tetap dengan eskalasi,
tahun 2014 dan puncaknya terjadi sehingga tidak sensitif terhadap pe-
di tahun 2016 dengan harga minyak nurunan harga minyak.
di bawah 40 US$/barel. Penurunan Kontrak jual beli gas untuk industri
ini secara langsung maupun tidak hampir semua memakai harga tetap
langsung mempunyai dampak ter- dengan eskalasi. Dengan penurunan
hadap realisasi penggunaan gas bumi harga minyak bumi yang signifikan,
domestik di beberapa sektor. industri yang menggunakan gas bumi
Sejak tahun 2009, realisasi peng- sebagai sumber energi, ada yang
gunaan gas untuk lifting minyak melakukan shifting gas bumi ke BBM.
bumi mengalami penurunan setiap Ketika harga minyak bumi turun,

Perkembangan Gas Bumi Indonesia 36


37
Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035
Sumber: Ditjen Migas, 2016

Peta cekungan sedimen di Indonesia


5.000

4.500
58,4%
4.000

3.500
MMSCFD

3.000

2.500 41,6%

2.000

1.500

1.000
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Tahun
Domestik Ekspor
Sumber: SKK Migas, 2016

Peningkatan pasokan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan domestik

maka industri beralih menggunakan Susu milik PT Pertamina EP Asset 1.


BBM sebagai sumber energi. Namun Pasokan gas bumi di region ini masih
demikian, sentimen positif terhadap mengalami kelangkaan, sedangkan
pertumbuhan ekonomi pada tahun kekurangannya dipenuhi dengan pa-
2016 serta meningkatnya indeks sokan LNG dari Tangguh melalui fa-
kepercayaan konsumen tidak meng- silitas regasifikasi Arun.
hambat ekspansi pabrik yang meng- Region II merupakan wilayah den-
unakan gas bumi sehingga penggunaan gan produksi dan kebutuhan gas bumi
gas bumi meningkat. terbanyak di antara region lainnya.
Produsen gas bumi terbesar adalah
Produksi dan Pemanfaatan Gas Bumi
Tahun 2016 ConocoPhilips di wilayah Perairan Na-
tuna dan Corridor Block yang mem-
Produksi gas bumi Indonesia pada produksikan gas bumi sebesar 858
tahun 2016 ini diperkirakan sebesar MMSCFD dari Corridor Block dan 196
6.743 MMSCFD. Hasil produksi gas MMSCFD dari Natuna Sea Block B.
bumi tersebut dipasok untuk me- Produsen gas bumi terbesar kedua
menuhi kebutuhan domestik maupun adalah PT Pertamina EP dari lapan-
ekspor. Wilayah Sumatera Bagian gan-lapangan gas di Sumatera Selatan
Tengah dan Kepulauan Riau, Sumatera dan Jawa Barat.
Selatan, dan Jawa Barat (Region II) Produksi gas bumi Wilayah Jawa
merupakan wilayah dengan pasokan Bagian Tengah (Region III) berasal
terbesar yaitu dengan 2.643 MMSCFD. dari Lapangan Gundih dan Kepodang.
Kemudian disusul wilayah Kalimantan Pada tahun 2016, Lapangan Gundih
Timur (Region V) dengan jumlah memproduksi gas bumi sebesar 50
pasokan 2.113 MMSCFD. MMSCFD, sedangkan Lapangan Kepo-
Produksi gas bumi dari wilayah dang memproduksi gas bumi sebesar
Aceh dan Sumatera Utara (Region I) 112 MMSCFD.
berasal dari lapangan Blok NSO dan Produksi gas bumi wilayah Jawa
Blok NSB milik PT Pertamina Hulu En- Bagian Timur (Region IV) pada tahun
ergi, serta dari lapangan Pangkalan 2016 sebesar 515 MMSCFD. Kangean

Perkembangan Gas Bumi Indonesia 38


Energi Indonesia Ltd. merupakan Central Processing Plant (CPP) Gundih,
produsen terbesar dengan produksi Jawa Tengah
sebesar 216 MMSCFD. Peringkat kedua Sumber : Dok. Pertamina
diduduki Santos Indonesia dengan
produksi 113 MMSCFD, serta PHE
WMO menduduki peringkat ketiga
dengan produksi 97,6 MMSCFD. JOB PHE PetroChina Salawati di Papua
Produksi gas bumi Kalimantan Barat.
Bagian Timur (Region V) didominasi Produksi gas bumi eksisting
dari Total E&P Indonesie dari Blok diperkirakan setiap tahun akan
Mahakam sebesar 1.572 MMSCFD, meng-alami penurunan. Hal tersebut
disusul Vico Indonesia dari Blok San- disebabkan menurunnya kemampu-
ga-sanga sebesar 287 MMSCFD, Chev- an produksi suatu lapangan dengan
ron Indonesia Company dari Blok East semakin lamanya lapangan ber-
Kalimantan dan IDD bangka sebesar operasi. Guna meningkatkan pro-
173 MMSCFD, dan Mubadala Petro- duktivitas sumur, diperlukan pengem-
leum dari Blok Sebuku sebesar 100 bangan lapangan yang sudah ada
MMSCFD. maupun dengan pembukaan lapangan
Produksi gas bumi di wilayah produksi baru.
Sulawesi, Maluku, dan Papua (Region Ditinjau dari aspek produksi per
VI) berasal dari JOB PHE-Medco E&P KKKS, berdasarkan data Kementerian
Tomori Sulawesi di Blok Senoro ESDM tahun 2016, Total E&P Indonesie
(116 MMSCFD) dan PT Pertamina EP menjadi perusahaan dengan produksi
di Blok Matindok (50 MMSCFD) di gas bumi terbesar mencapai 1.752
Sulawesi Timur, Energy Equity Epic MMSCFD, kemudian diikuti oleh BP
Sengkang dari Lapangan Wasambo di Berau Ltd dengan 972 MMSCFD dan
Sulawesi Selatan, serta BP Berau Ltd ConocoPhilips (Grissik) Ltd dengan 858
(972 MMSCFD), Petrogas Basin dan MMSCFD. Pertamina EP menempati

39 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


50.000,0

45.000,0

40.000,0

35.000,0

30.000,0

25.000,0

BSCF
20.000,0

15.000,0

10.000,0

5.000,0

-
Chevron
EMOI / Total E&P PT. Medco E&P
BP Inpex Masela Pertamina EP ConocoPhilips Pasific ENI JOB PMTS
Pertamina Indonesie Malaka
Indonesia
Potensial - 6.385,4 4.814,0 6.084,6 6.509,0 1.397,1 1.991,6 3.356,5 1.890,6 499,2
Terbukti 46.000,0 12.545,8 11.920,0 9.069,2 5.008,5 2.981,1 2.236,7 325,5 800,3 1.698,5
Total 46.000,0 18.931,2 16.734,0 15.153,7 11.517,5 4.378,2 4.228,3 3.682,0 2.690,9 2.197,7

Perkembangan Gas Bumi Indonesia


Sumber: SKK Migas

Grafik cadangan gas bumi Indonesia per KKKS

40
41
2.000 120

1.800
100
1.600

1.400
80
1.200

1.000 60

MMSCFD
US$/Barel

800

Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


40
600

400
20
200

0 0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Realisasi gas untuk Lifting oil Kontrak gas untuk Lifting Oil Realisasi Kelistrikan
Kontrak Kelistrikan Realisasi Pupuk Kontrak Pupuk
Realisasi Industri Kontrak Industri Harga ICP
Sumber: SKK Migas, Status Mei 2016, diolah

Realisasi pemanfaatan gas bumi pada periode 2009-2016


urutan keempat dengan produksi 525 Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap
MMSCFD. (PLTGU) Muara Karang, DKI Jakarta
Secara garis besar, pemanfaatan Sumber : Dok. PLN
gas bumi dibagi menjadi tiga kelompok,
yaitu sebagai sumber energi, sebagai
sumber bahan baku dan sebagai menggalakkan penggunaan LPG dan
komoditas ekspor. jaringan gas rumah tangga sebagai
bahan bakar untuk memasak.
Gas bumi sebagai sumber energi
Gas bumi sebagai bahan baku
Penggunaan gas bumi sebagai
sumber energi pembangkit listrik Di sektor industri, gas bumi di-
mempunyai keunggulan dibanding- gunakan untuk bahan baku pupuk dan
kan dengan bahan bakar minyak petrokimia. Selain itu, industri plastik,
(BBM) dan batubara. Selain lebih metanol, besi tua, pengelasan, dan
bersih, penggunaan gas bumi listrik pemadam api ringan menggunakan
relatif lebih murah dibandingkan gas sebagai bahan baku dalam proses
bahan bakar minyak. Sedangkan produksi.
dibandingkan dengan batubara, peng-
Gas bumi sebagai komoditas ekspor
gunaan gas bumi lebih responsif
terhadap fluktuasi beban listrik. Untuk Gas bumi diekspor dalam bentuk
memenuhi kebutuhan pasokan listrik LNG dan gas pipa. LNG dari Bontang
yang meningkat, PLN membutuhkan dan Tangguh diekspor ke Jepang,
pasokan gas bumi yang besar untuk Korea, Taiwan, dan China. Sedangkan
pembangkit listrik tenaga gas. gas pipa dari Sumatera dan Perairan
Di sektor transportasi, Pemerintah Natuna diekspor ke Singapura dan
terus menggalakan penggunaan bahan Malaysia.
bakar gas (BBG) untuk kendaraan Pada tahun 2016 pemanfaatan
menggantikan BBM. Sedangkan untuk gas bumi domestik 58,4% dan ekspor
sektor rumah tangga, pemerintah 41,6%. Pemanfaatan gas bumi domestik

Perkembangan Gas Bumi Indonesia 42


43
Pemanfaatan Gas Bumi Indonesia 2016 Realisasi Penyaluran Gas Tahun 2016

181
LPG Domestik
181
LPG Domestik 420
2.63% LNG Domestik
420

LNG 2020
LNG Ekspor
2020
Domestik
Kelistrikan
6.10% Ekspor Gas 867
15.71%
Pipa 803
BBG 9
Transportasi 4
Pupuk 3.51
9.95% City Gas 3
LNG Ekspor
321

Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


29.34% Lifting Minyak
195

Industri 1445
1493

Pupuk 776
Industri
685
21.68%
Kelistrikan 1190
Ekspor Gas Pipa 1082
11.67%
0 500 1000 1500 2000 2500
BBTUD
BBG Transportasi
0.05% Lifting Minyak
City Gas Kontrak Berjalan (BBTUD) Realisasi (BBTUD)
0.04% 2.83%

Sumber: SKK Migas, Status September 2016

Produksi dan pemanfaatan gas bumi Indonesia tahun 2016


didominasi oleh sektor industri tahap rencana pengembangan.
sebesar 21,68%, kelistrikan 15,71%,
Infrastruktur Gas Bumi Indonesia
pupuk 9,95%, lifting minyak 2,83%, Eksisting
BBG transportasi sebesar 0,05%, serta
jaringan gas rumah tangga sebesar Berdasarkan data Ditjen Migas
0,04%. Selain itu juga 6,10% berupa per Desember 2016, jumlah jaringan
LNG domestik dan 2,63% berupa LPG pipa transmisi dan distribusi nasional
domestik. Sedangkan untuk ekspor mencapai 14.453 km. Jaringan tersebut
dalam bentuk gas pipa sebesar 11,67% terdiri dari jaringan pipa open access
dan dalam bentuk LNG sebesar sepanjang 4.297 km, jaringan pipa
29,34%. dedicated hulu 4.650 km, jaringan pipa
dedicated hilir 5.435 km, dan jaringan
Infrastruktur Gas Bumi pipa untuk kepentingan sendiri 72
Indonesia km.
Untuk infrastruktur non pipa,
Infrastruktur gas bumi dikategori- Pemerintah telah membangun ber-
kan menjadi dua kategori, yaitu infra- bagai fasilitas untuk memenuhi ke-
struktur gas bumi yang berupa pipa butuhan gas bumi di seluruh wilayah
dan infrastruktur gas bumi non pipa. Indonesia. Infrastruktur non pipa gas
Infrastruktur gas bumi. Infrastruktur bumi Indonesia dibagi menjadi tiga
gas bumi ada yang eksisting dan dalam kategori, yaitu fasilitas LNG, fasilitas

Infrastruktur gas bumi Indonesia (eksisting, on-going, dan rencana)


Status
No Kategori
Eksisting On-going Rencana
Infrastruktur Pipa
1 Open Access (Km) 4.297 568 4.762
2 Dedicated Hilir (Km) 5.435 225 1.435
3 Dedicated Hulu (Km) 4.650 19 768
4 Kepentingan Sendiri (Km) 72 - 55
Jaringan Distribusi Gas Bumi Untuk Rumah
5 272.937 11.371 225.284
Tangga (SR)
Infrastruktur Non Pipa
Fasilitas LNG (Unit)
1. Liquefaction
- Large LNG Plant 3 1 1
6 - Mini LNG Plant - 2 2
2. Regasification
- FSRU 3 1 7
- Land Based 1 1 71
Fasilitas CNG (Unit)
7 1.   CNG Plant 40 4 4
2.   SPBG 87 - 24
Fasilitas LPG (Unit)
1. Kilang LPG 28 5 1
8
2. Tangki LPG 27 - 4
3. Stasiun Pengisian LPG (SPBE/SPPBE) 69 1 -
Sumber: Ditjen Migas, 2016

Perkembangan Gas Bumi Indonesia 44


CNG, dan fasilitas LPG. MMSCFD. FSRU Nusantara Regas
Ada tiga kilang LNG dengan jumlah memperoleh pasokan dari kilang LNG
kapasitas total 31 MTPA. Ketiga kilang Bontang dan Tangguh untuk memasok
LNG tersebut adalah kilang LNG gas ke PLTGU Muara Karang dan
Bontang yang dioperasikan oleh PT Tanjung Priok.
Badak NGL dengan kapasitas 21 MTPA, FSRU Lampung yang beroperasi
Kilang LNG Tangguh Train I dan Train tahun 2014 merupakan milik PGN
II dengan kapasitas 7,6 MTPA yang dengan kapasitas 2 MTPA atau
dioperasikan oleh BP Berau Ltd., serta setara dengan 270 MMSCFD. Hasil
Kilang LNG Donggi-Senoro di Sulawesi regasifikasi kemudian dikirim ke
Tengah dengan kapasitas 2 MTPA yang konsumen sektor kelistrikan dan
dioperasikan oleh PT Donggi Senoro industri di Jawa Barat melalui pipa
LNG. transmisi South Sumatra West Java
Infrastruktur gas bumi yang relatif (SSWJ). Pemanfaatan gas dari FSRU
baru dibangun adalah unit penyim- Lampung juga akan digunakan untuk
panan dan regasifikasi terapung memenuhi kebutuhan di Sumatera.
(FSRU). Saat ini sudah terbangun 2 Selain FSRU, terdapat pula FSU dan
FSRU yaitu FSRU Nusantara Regas di FRU LNG Benoa yang terletak di Bali.
Teluk Jakarta dan FSRU Lampung di Kapasitas FRU Benoa 0,4 MTPA. FRU
Perairan Laut Lampung. ini memasok gas untuk keperluan
FSRU Nusantara Regas dioperasi- Pembangkit listrik di Pesanggaran,
kan oleh PT Nusantara Regas, yang industri dan sektor komersial.
merupakan usaha patungan antara Di Region I terdapat fasilitas Regasi-
Pertamina dan PGN dengan kapasitas fikasi LNG Arun di Lhokseumawe,
mencapai 3 MTPA atau sekitar 400 Aceh yang merupakan modifikasi dari

45 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


sejak tahun 2007, telah terbangun
fasilitas LPG yang tersebar di berbagai
wilayah di Indonesia. Pelaksanaan
dilakukan secara bertahap dan masih
ada berberapa wilayah yang belum
terkonversi oleh LPG terutama di
Indonesia bagian Timur. Saat ini
jumlah Kilang LPG yang tersedia
berjumlah 28 unit dan fasilitas peng-
isian LPG berjumlah 69 unit.
Pengembangan Infrastruktur Gas
Bumi Indonesia 2016-2030

Kebutuhan energi nasional


semakin meningkat tiap tahunnya,
sehingga dibutuhkan pasokan energi
yang besar untuk memenuhinya.
Untuk mendukung distribusi energi
khususnya gas bumi, diperlukan
fasilitas yang memadai. Pemerintah
telah merencanakan pembangunan
beberapa fasilitas gas bumi mulai
dari jaringan pipa sampai fasilitas
non pipa, yaitu fasilitas kilang,
regasifikasi, pengangkutan, pengisian
dan penyimpanan.
Rencana pengembangan infra-
Unloading LNG ke FSRU Nusantara Regas stuktur gas bumi disesuaikan dengan
Sumber : Dok. Nusantara Regas Neraca Gas Indonesia tahun 2016-
2030. Rencana induk infrastruktur
ini terbagi menjadi tiga tahap. Tahap
pertama dimulai 2016 sampai dengan
Kilang LNG Arun yang sudah tidak 2020, tahap kedua dimulai 2021
beroperasi. Fasilitas regasifikasi ini sampai dengan 2025, dan tahap ketiga
dioperasikan oleh PT Perta Arun Gas dimulai 2026 sampai 2030.
dengan kapasitas regasifikasi sebesar Penyesuaian tersebut meliputi
12,85 MTPA dan tangki penyimpanan fasilitas apa dan kapan akan di-
sebesar 508.756 m3. bangun, berapa kapasitasnya, serta
Pengembangan fasilitas CNG saat darimana dan untuk apa gas bumi itu
ini berada di Region II, Region III, disalurkan. Daerah yang mengalami
dan Region IV. Hal ini seiring dengan surplus gas bumi dapat menyalurkan
banyaknya kebutuhan CNG di region gas bumi tersebut melalui pipa
tersebut baik untuk industri, trans- ataupun dalam bentuk LNG. Daerah
portasi, dan pembangkit listrik. yang mengalami kelangkaan gas
Pada tahun 2012, Pemerintah bumi akan membangun fasilitas pipa
mulai membangun beberapa SPBG yang menyambung dengan sumber
untuk mendukung program konversi gas bumi (jika berupa gas pipa),
Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan ataupun akan membangun fasilitas
Bakar Gas (BBG). Sampai dengan penerimaan, penyimpanan, serta
Desember 2016 terdapat 87 unit SPBG regasifikasi (jika berupa LNG).
yang sudah dibangun. Pengembangan infrastruktur gas
Seiring dengan program konversi bumi ini dimaksudkan untuk meng-
minyak tanah ke LPG oleh Pemerintah optimalkan pemanfaatan gas bumi

Perkembangan Gas Bumi Indonesia 46


47
Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035
Roadmap infrastruktur gas bumi Indonesia 2016-2035

sepanjang 545 km, pipa dedicated hulu
sepanjang 28 km, dan pipa dedicated
Kebutuhan energi nasional
hilir sepanjang 811 km.
semakin meningkat tiap Infrastruktur non pipa lainnya
tahunnya, sehingga dibutuhkan yang akan dibangun pada periode
pasokan energi yang besar ini adalah dua unit kilang mini LNG
untuk memenuhinya. Untuk di Raja Ampat (Papua Barat) dan di
Nunukan (Kalimantan Utara) serta 6
mendukung distribusi unit FSRU/FSRT yang berada di Cilegon,
energi khususnya gas bumi, Teluk Jakarta, Makasar, Jayapura,
diperlukan fasilitas yang Teluk Lamong, dan Fak-fak. Selain itu,
memadai. Pemerintah telah akan dibangun 33 fasilitas regasifikasi
merencanakan pembangunan darat yang tersebar di seluruh region.
Terminal penerimaan dan penyim-
beberapa fasilitas gas bumi panan LPG akan dibangun di Bima,
mulai dari jaringan pipa sampai Kupang, Wayame, dan Jayapura.
fasilitas non pipa. Pada periode II (2021-2025), baru
ada rencana pembangunan 498 km
pipa open access, serta enam unit
untuk memenuhi kebutuhan domestik fasilitas regasifikasi darat. Sedangkan
dan sebagai upaya menjadikan gas pada periode III (2025-2030) baru ada
bumi sebagai alat pembangunan rencana pembangunan 3.464 km pipa
ekonomi dan kawasan. open access dan 740 km pipa dedicated
Sampai tahun 2016 ini terdapat hilir.
pembangunan pipa sepanjang 811 km Fasilitas CNG dan LPG yang
yang berstatus on-going, yaitu pipa rencananya akan dibangun sampai
open access sepanjang 568 km, pipa periode III ini adalah CNG plant
dedicated hulu sepanjang 19 km, dan sebanyak 8 unit, SPBG sebanyak 24
pipa dedicated hilir sepanjang 225 km. unit, kilang LPG sebanyak 6 unit, dan
Sedangkan infrastruktur non pipa tangki LPG sebanyak 4 unit. Sedangkan
yang berstatus on-going adalah kilang tambahan jaringan pipa gas rumah
LNG Tangguh Train III, kilang mini tangga yang akan dibangun sebanyak
LNG di Sengkang, dan dua unit FSRU 236 ribu SR yang berada di wilayah
di Celukan Bawang Bali dan di Banten. dekat dengan sumber gas bumi serta
Infrastruktur non pipa lainnya adalah di kota-kota besar yang dikembangkan
4 unit CNG plant dan 5 kilang LPG. jargas.
Pada tahun 2017 direncanakan Rencana pengembangan infra-
akan dibangun pipa sepanjang 934 struktur gas bumi juga mencakup
km, yaitu pipa open access sepanjang pengembangan wilayah jaringan
256 km, pipa dedicated hilir sepanjang distribusi gas bumi. Saat ini ada
624 km dan pipa kepentingan sendiri beberapa wilayah yang berpotensi
55 km. untuk ditetapkan sebagai Wilayah
Infrastruktur non pipa yang akan Jaringan Distribusi (WJD), yaitu WJD
dibangun adalah satu unit FSRU di Kota Dumai, WJD Kota Semarang, WJD
Cilacap dan 33 unit fasilitas regasifikasi Kabupaten Semarang, WJD Kabupaten
di darat (land based regasification). Demak, WJD Kabupaten Kendal dan
Pembangunan regasifikasi darat ini WJD Kota Denpasar.
sebagian besar untuk memasok LNG Jumlah infrastruktur gas bumi
ke pembangkit listrik di Kawasan yang akan dibangun akan terus ber-
Indonesia Bagian Tengah dan Timur. kembang sejalan dengan rencana
Pada tahun 2018-2020, direncana- Pemerintah dan Swasta yang di-
kan akan dibangun pipa sepanjang sesuaikan dengan kondisi ekonomi
1.384 km, yaitu pipa open access dan bisnis di tanah air.

Perkembangan Gas Bumi Indonesia 48


 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035
BAB IV

neraca gas bumi per


region

Secara umum neraca gas bumi Region I (Aceh & Sumut), Region II
(Sumbagteng, Sumbagsel, dan Jawa Bagian Barat), Region III (Jateng &
DIY), dan Region IV (Jatim & Bali) dalam jangka panjang menunjukkan
posisi shortage. Sedangkan Region V (Kalimantan) dan Region VI (Papua,
Nusa Tenggara, Maluku, dan Sulawesi) menunjukkan posisi surplus.
Besarnya aktivitas ekonomi dengan tingkat pertumbuhan di rata-rata
5%/tahun di Region I, II, III dan IV belum mampu dipenuhi dari cadangan
yang ada sehingga memerlukan pasokan dari wilayah lain.

Neraca Gas Bumi per Region 


Indonesia merupakan salah satu E&P Malaka, Triangle Pase Inc. dan
negara produsen utama gas bumi ENI Krueng Mane Ltd. Sedangkan di
dunia. Meskipun cadangan gas bumi- Sumatera Utara KKKS yang beroperasi
nya hanya 2% dari cadangan gas adalah Pertamina EP Asset 1 dan EMP
dunia. Gas Indonesia dalam bentuk Gebang.
LNG pernah menjadi market leader Per Januari 2016, cadangan gas
pasar gas di Asia Timur. Seiring dengan bumi Region I sebesar 5,81 TSCF yang
cadangan yang semakin menipis dan berupa cadangan terbukti (proven
tumbuhnya permintaan gas bumi reserves) dan cadangan potensial
domestik, pasokan gas bumi saat ini (probable & possible reserves). PT
dialokasikan untuk memenuhi kebu- Medco E&P Malaka mendominasi
tuhan domestik, sedangkan sisanya kepemilikan cadangan sebesar 3,68
untuk memenuhi komitmen ekspor. TSCF disusul PHE NSO-NSB sebesar
Hingga tahun 2016 alokasi gas bumi 0,89 TSCF, dan Pertamina EP Asset 1
untuk ekspor dipekirakan mencapai sebesar 0,74 TSCF.
2.797 MMSCFD. Selain pasokan gas bumi dari la-
Untuk memenuhi kebutuhan yang pangan yang ada di Region I, saat
terus meningkat terutama di Jawa, ini gas bumi juga didatangkan dari
diperkirakan akan diperlukan impor Tangguh melalui Terminal Regasifikasi
gas bumi mulai 3 tahun mendatang. Arun. Fasilitas ini merupakan fasilitas
ex LNG Plant yang dikonversi menjadi
Neraca Gas Bumi Region I fasilitas regasifikasi. Gas bumi ter-
sebut kemudian dialirkan ke Belawan
Pasokan Gas Bumi
melalui pipa transmisi Arun-Belawan
berdiameter 24 inci dengan kapasitas
Sumber Pasokan Gas Bumi
terpasang 200 MMSCFD untuk me-
Gas bumi dari Provinsi Aceh dan menuhi kebutuhan PLN dan industri
Sumatera Utara (Sumut) telah lama di Medan dan sekitarnya.
diproduksi. Lapangan Arun di Aceh
Proyeksi Pasokan Gas Bumi
telah berpro-duksi sejak tahun 1970-an
untuk me-menuhi kebutuhan pabrik Pasokan gas bumi (supply) ke
Pupuk Iskandar Muda, pembangkit wilayah Aceh dan Sumatera Utara
listrik serta ekspor LNG ke Jepang pada tahun 2016 diperkirakan men-
dan Korea. Pada saat itu, Kontraktor capai 172 MMSCFD. PHE NSO-NSB (ex
Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang EMOI) memasok sebesar 60 MMSCFD,
beroperasi adalah ExxonMobil Oil Pertamina Asset 1 sebesar 5 MMSCFD
Indonesia yang saat ini sudah beralih dan gas bumi ex LNG yang berasal dari
ke PHE NSO-NSB. KKKS lain yang terminal regasifikasi Arun mencapai
beroperasi di Aceh adalah Medco 107 MMSCFD.

Cadangan gas bumi per KKKS di Region I (Status Januari 2016)


Kontraktor KKS Blok Besar Cadangan (BSCF)
ENI Krueng Mane, Ltd. Krueng Mane 222,0
PHE NSB - Ex. EMOI Blok B Sumatra Utara 237,9
PHE NSO - Ex. EMOI NSO-NSO Ext 657,7
PT Medco E&P Malaka “A” North Sumatra 3.681,9
PT Pertamina E&P Asset 1 Indonesia 743,5
Triangle Pase Inc. Pase 113,8
EMP Gebang Ltd. Gebang 154,7
Total Cadangan 5.811,4
Sumber: Ditjen Migas, 2016

51 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


Peta lapangan gas bumi di Region I

Neraca Gas Bumi per Region 52


53
Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035
Sumber : Ditjen Migas, 2016

Perkiraan pasokan gas bumi Region I tahun 2016-2035


Perkiraan pasokan gas bumi Region I tahun 2016-2035 (MMSCFD)
Tahun
Pasokan
2016 2020 2025 2030 2035
No Existing 172 226 175 174 174
1 PHE NSO - NSB (Ex. EMOI) 60 50 - - -
2 Pertamina EP Asset I 5 3 2 1 -
3 Impor (Arun Regas) 107 174 174 174 174
 No Project - 79 66 17 7
1 Medco - 67 66 17 7
2 Triangle Pase - - - - -
3 EMP Gebang Ltd. - 12 - - -
 No Potential - 125 86 42 28
1 PHE NSO-NSB - 60 70 42 28
2 ENI Jambu Aye Utara - 65 16 - -
Total Supply 172 430 327 233 209
Sumber: Ditjen Migas, 2016

Pasokan dari Medco direncanakan nomi di dua provinsi ini tidak cukup
akan dimulai (first gas-in) pada tahun menggembirakan dalam 5 tahun ter-
2018 sebesar 57 MMSCFD dan pada ta- akhir, yaitu sebesar 2,11% untuk NAD
hun 2019 naik (ramp-up) menjadi 60 dan 4,48% untuk Sumatera Utara.
MMSCFD sampai 2027, setelah itu tu- Angka ini masih di bawah rata-rata
run menjadi 7 MMSCFD pada tahun pertumbuhan ekonomi nasional yang
2035. mencapai 5,64%. Turunnya harga
Saat ini lapangan gas bumi EMP- komoditas Migas dan produk ber-
Gebang sedang tidak berproduksi. basis SDA seperti karet dan sawit
Pasokan dari EMP Gebang diperkira- menjadikan pertumbuhan ekonomi
kan mulai masuk pada tahun 2018 NAD turun menjadi -0,72% di tahun
sebesar 6 MMSCFD, pada tahun 2019 2015 sedang pertumbuhan ekonomi
ramp-up sebesar 12 MMSCFD dan Sumatera Utara di tahun yang sama
setelah itu mengalami penurunan. hanya mencapai 5,10%.
Pasokan dari ENI diperkirakan masuk Pusat-pusat pertumbuhan di ke-
tahun 2020 sebesar 65 MMSCFD, ramp dua provinsi ini terletak di jalur
up menjadi 86 MMSCFD dan setelah timur Sumatera meliputi Banda Aceh,
itu mengalami penurunan. Lhokseumawe, Belawan, Medan dan
Tanjung Balai. Kota Medan dan se-
Kebutuhan Gas Bumi
kitarnya merupakan wilayah sentra
pertumbuhan industri disamping
Kondisi Ekonomi
Lhokseumawe dan Tanjung Balai.
Provinsi NAD dan Sumatera Utara Infrastruktur gas bumi terletak di
merupakan dua provinsi di ujung jalur Lhokseumawe– Belawan–Medan.
utara pulau Sumatera dengan PDRB Untuk memenuhi kebutuhan gas bumi
cukup besar. Pada tahun 2015 PDRB di kawasan industri Sei Mangkei, saat
provinsi NAD atas harga berlaku men- ini sedang dibangun jaringan gas bumi
capai 129,2 Triliun Rupiah sedangkan dari Belawan ke Sei Mangkei.
provinsi Sumatera Utara mencapai
Konsumen Pengguna Gas Bumi
571,7 Triliun Rupiah, atau sebesar
1,1% dan 4.9% dari PDRB nasional Wilayah Lhokseumawe, Medan
(dengan Migas). Pertumbuhan eko- dan sekitaranya merupakan wilayah

Neraca Gas Bumi per Region 54


yang sudah lama dialiri gas bumi Pabrik Pupuk Iskandar Muda (PIM)
yang berasal dari lapangan gas di Lhokseumawe, Aceh
bumi di Arun dan Sumatera Utara. Sumber : Dok. Pupuk Indonesia Holding Company

Mengingat kebutuhan gas bumi yang


terus meningkat Pertamina kemudian
membangun LNG receiving terminal
di Arun dan mengalirkan gas bumi ke 12. Sumbagut 1 (Peaker), 3 & 4.
Medan melalui jaringan pipa transmisi d. Industri & Komersial
Arun-Belawan yang mulai beroperasi 1. PGN untuk kawasan industri
pada tahun 2015. Beberapa konsumen di Medan dan sekitarnya,
dan calon konsumen gas bumi di Aceh Tanjung Morawa (KIM Star),
dan Sumatera Utara diantaranya: Binjai, KIM 1 & 2, kawasan
a. Kilang Arun (own used) industri Belawan, dan Ka-
b. Pupuk Iskandar Muda (PIM) wasan Industri Bandar
c. P embangkit Listrik/PLN : Tuang.
1. PLN Aceh Peaker 2. Pertagas Niaga untuk
2. PLTGU Sumbagut 2 Peaker kawasan Medan dan Sei
(ekspansi) Mangkei
3. PLTGU Belawan e. Gas kota (Lhoksukon dan
4. PLTG Glugur #1 Lhokseumawe).
5. PLTG Glugur (TTF) Dari konsumen pengguna gas bu-
6. PLTG Paya Pasir #7 (TTF) mi di atas, total kebutuhan gas bumi
7. PLN Medan tahun 2016 diperkirakan mencapai
8. MPP Sabang (LNG) 217 MMSCFD dengan porsi terbesar
9. PLTMG Sinabang 1 & 2 pengguna menurut sektor adalah
10. PLN Nias dan MPP Nias sebagai berikut: own used Terminal
(LNG) Regasifikasi Arun sebesar 8 MMSCFD,
11. MPP Sumbagut listrik sebesar 137 MMSCFD, industri &

55 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


Peta konsumen besar gas bumi Region I

Neraca Gas Bumi per Region 56


Proyeksi kebutuhan gas bumi berdasarkan sektor pengguna Region I tahun 2016-2035
No Sektor Pengguna 2016 2020 2025 2030 2035
1 Lifting Minyak & Own Used 8 - - - -
2 Pupuk & Petrokimia 62 115 115 115 115
3 Listrik 137 247 248 248 248
4 Industri dan komersial 10 25 28 35 47
5 Transportasi dan RT 0,50 0,50 0,64 0,81 1,04
Total 217 387 391 398 411

Sumber : Ditjen Migas, 2016

komersial (PGN & Pertamina) sebesar di Region I ini dibagi menjadi tiga
10 MMSCFD, pupuk & petrokimia periode, yaitu tahun 2016, tahun 2017-
sebesar 62 MMSCFD dan rumah tangga 2022, dan tahun 2023-2035.
sebesar 0,5 MMSCFD.
Profil Neraca Tahun 2016
Proyeksi Kebutuhan Gas Bumi 2016-
Besarnya pasokan gas bumi
2035
(supply) Region I sebesar 172 MMSCFD
Kebutuhan gas bumi Region I yang seluruhnya merupakan existing
diperkirakan meningkat dalam 20 supply. Kebutuhan gas bumi region
tahun ke depan seiring dengan tum- ini sebesar 217 MMSCFD yang terdiri
buhnya ekonomi di kawasan ini yang dari contracted demand sebesar 204
diperkirakan rata-rata mencapai 5% MMSCFD, committed demand sebesar
per tahun. Sektor listrik tetap menjadi 4 MMSCFD, serta potential demand
pengguna terbesar yaitu mencapai sebesar 9 MMSCFD.
137 MMSCFD pada tahun 2016 dan Existing supply Region I berasal
menjadi 248 MMSCFD pada tahun dari lapangan milik PHE NSO-NSB,
2025 sampai tahun 2035. Kebutuhan lapangan Pertamina EP Asset 1, serta
gas bumi untuk sektor listrik ini LNG dari Tangguh melalui Terminal
sesuai dengan RUPTL PLN 2016-2025, Regasifikasi Arun. Existing supply
sedangkan kebutuhan gas bumi pada gas bumi melalui pipa di wilayah
tahun 2026-2035 diasumsikan tetap. NAD saat ini hanya berasal dari PHE
Kebutuhan gas bumi sektor pupuk NSO-NSB sebesar 59,6 MMSCFD yang
& petrokimia pada tahun 2016 sebesar dimanfaatkan untuk memenuhi ke-
62 MMSCFD dan meningkat menjadi butuhan pabrik Pupuk Iskandar
115 MMSCFD pada kurun waktu 2017- Muda (PIM) dan pembangkit listrik
2035 dengan akan dioperasikannya Kertas Kraft Aceh (KKA), kebutuhan
pabrik PIM 2. jaringan gas untuk rumah tangga di
Kebutuhan gas bumi untuk sektor Lhokseumawe dan Lhoksukon, serta
industri diperkirakan tumbuh menjadi disalurkan untuk industri di Medan
28 MMSCFD pada tahun 2025 dan 47 dan sekitarnya dengan memanfaatkan
MMSCFD pada tahun 2035, potensi ruas pipa Arun-Belawan.
pertumbuhan industri berasal dari Sementara existing supply melalui
PGN untuk kawasan industri Tanjung pipa di region Sumatera bagian Utara
Morawa, industri Binjai, Kawasan saat ini sebesar 5,2 MMSCFD yang
Industri Medan (KIM), dan Kawasan bersumber dari Pertamina EP Asset 1
Ekonomi Khusus Sei Mangkei. yang dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan industri.
Neraca Gas Bumi Region I
Sedangkan existing supply lainnya
Pembahasan terkait kesetimbang- berasal dari LNG Tangguh melalui
an pasokan dan permintaan gas bumi Terminal Regasifikasi Arun sebesar

57 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


450

400

350

300

250

MMSCFD
200

150

100

50

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035

Lifting minyak & Own Used Pupuk & Petrokimia Listrik


Industri & komersial Transportasi & Rumah Tangga

Neraca Gas Bumi per Region


Sumber : Ditjen Migas, 2016

Kebutuhan gas bumi Region I berdasarkan sektor pengguna tahun 2016-2035

58
12 kargo dari LNG Tangguh untuk ke- sebesar 65 MMSCFD dan meningkat
listrikan di Sumatera Utara. menjadi 86 MMSCFD pada tahun 2022.
Dengan demikian total existing supply
Profil Neraca Tahun 2017-2022
dan project supply gas pipa di region
Existing supply pada periode 2017- NAD dan Sumut akan dapat meme-
2019 meningkat, yang berasal dari nuhi kebutuhan contracted demand
peningkatan produksi lapangan PHE dan committed demand gas bumi
NSO serta bertambahnya pasokan mulai tahun 2018.
LNG dari Tangguh. Pada tahun 2018 Alokasi LNG sebesar 15 kargo dari
terjadi peningkatan project supply Tangguh disiapkan untuk pemenuhan
karena onstream-nya Lapangan Alur contracted demand dan committed
Siwah, Alur Rambong, dan Julu Rayeu demand industri, dan pelaksanaan
(Medco E&P Malaka) dengan produksi program penyediaan tenaga listrik
sebesar 57 MMSCFD serta Lapangan 35.000 MW di wilayah NAD dan
Gebang (EMP Gebang Ltd.) sebesar 6 Sumatera Utara serta mengantisipasi
MMSCFD. keterlambatan onstream gas bumi
Untuk potential supply, PHE NSO- dari project yang sedang berjalan.
NSB meningkatkan produksi sebesar
Profil Neraca Tahun 2023-2035
43 MMSCFD pada tahun 2017-2019
serta pada tahun 2022 sebesar 101 Potensial supply PHE NSO-NSB
MMSCFD. Pada tahun 2020 lapangan pada tahun 2023 sebesar 103 MMSCFD,
Jambu Aye Utara (ENI Kruen Mane) namun jumlah ini terus mengalami
mulai beroperasi dengan produksi penurunan setiap tahunnya hingga
42 MMSCFD pada tahun 2030, serta 28
MMSCFD pada tahun 2035.
Potensial demand Region I ini terus
meningkat terutama sektor industri
dan listrik. Untuk memenuhi seluruh


kebutuhan gas (contracted, committed
dan potential demand), diharapkan
Dari konsumen pengguna dapat dipenuhi dari penambahan
gas bumi Region I, total alokasi LNG.
kebutuhan gas bumi tahun Neraca Gas Bumi Region I
2016 diperkirakan mencapai Berdasarkan Sektor Pengguna
217 MMSCFD dengan porsi Komposisi kebutuhan gas bumi
terbesar pengguna menurut Region I per sektor menunjukkan
sektor adalah sebagai bahwa sektor listrik membutuhkan
gas bumi terbesar, kemudian disusul
berikut: own used Terminal
sektor pupuk dan petrokimia. Sektor
Regasifikasi Arun sebesar 8 industri cenderung stagnan. Peng-
MMSCFD, listrik sebesar 137 gunaan untuk sektor transportasi dan
MMSCFD, industri & komersial rumah tangga masih sangat minim.
(PGN & Pertamina) sebesar 10 Pada periode 2019-2022 total supply
akan mampu memenuhi kebutuhan
MMSCFD, pupuk & petrokimia
gas bumi sektor pupuk dan petrokimia,
sebesar 62 MMSCFD dan serta listrik. Kemudian total supply
rumah tangga sebesar 0,5 akan menurun secara bertahap dan
MMSCFD. tidak mampu mencukupi kebutuhan
sektor listrik, untuk itu diperlukan
pasokan gas dari luar dengan cara
penambahan alokasi LNG baik dari
kiriman region lain maupun impor.

59 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


500

450

400

350

300

250

MMSCFD
200

150

100

50

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
Contracted Demand Committed Demand Potential Demand

Neraca Gas Bumi per Region


Existing Supply Project Supply Potential Supply
Sumber : Ditjen Migas, 2016

60
Neraca gas bumi Region I tahun 2016-2035
61
500

450

400

350

300

250

MMSCFD
200

Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


150

100

50

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
Lifting minyak & Own Used Pupuk & Petrokimia Listrik
Industri & komersial Transportasi & Rumah Tangga Existing Supply
Project Supply Potential Supply
Sumber : Ditjen Migas, 2016

Neraca gas bumi Region I berdasarkan sektor pengguna tahun 2016-2035


Neraca Gas Bumi Region II Sumatera Bagian Tengah dan Selatan
Cadangan gas bumi di wilayah
Sumatera Bagian Tengah dan Selatan
Pasokan Gas Bumi
yang meliputi Riau, Jambi, Sumatera
Bagian Tengah dan Sumatera Selatan
Sumber Pasokan Gas Bumi
sebesar 18,23 TSCF yang berupa
Jika ditinjau berdasarkan pasokan cadangan terbukti dan cadangan
gas bumi, Region II merupakan potensial. Beberapa KKKS yang ber-
region dengan pasokan gas bumi operasi di wilayah tersebut diantara-
terbesar yang berasal dari wilayah nya adalah PT Pertamina EP Asset 2,
sendiri dan pasokan dari region lain. ConocoPhilips, Petrochina Int Jabung,
Region II membentang dari Wilayah dan JOB PHE-Talisman Jambi Merang.
Kepulauan Riau, Sumatera Bagian ConocoPhilips memiliki cadangan
Tengah dan Selatan, serta Jawa Bagian gas bumi terbesar yaitu 9,63 TSCF,
Barat. Karena luasnya wilayah serta disusul Pertamina EP Asset 2 berkisar
kebutuhan pasokan gas bumi yang 3,37 TSCF, serta Petrochina Int. Jabung
berbeda antara wilayah satu dan lain- berkisar 1,41 TSCF.
nya, maka pembahasan region ini Gas bumi dari lapangan-lapangan
dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu: di region ini digunakan untuk me-
menuhi kebutuhan pupuk Sriwijaya
Kepulauan Riau
(Pusri), pembangkit listrik, industri,
Cadangan gas bumi di Natuna me-
serta untuk pemakaian sendiri (own
rupakan cadangan gas bumi terbesar
used) di lapangan.
di Indonesia sebesar 49,35 TSCF.
Jumlah tersebut berupa cadangan Jawa Bagian Barat
terbukti dan cadangan potensial. Dari Wilayah Jawa Bagian Barat me-
total cadangan gas bumi tersebut, rupakan pasar gas bumi yang tumbuh
konsorsium ExxonMobil-Pertamina- pesat. Kebutuhan gas bumi dipasok
PTT Thailand menguasai 46 TSCF, dari lapangan-lapangan gas bumi di
Premier Oil 1,74 TSCF, ConocoPhilips Wilayah Jawa Bagian Barat sendiri
1,88 TSCF, Star Energy 0,18 TSCF. serta wilayah lain melalui pipa dan
Kontraktor-kontraktor tersebut sudah receiving terminal. Cadangan gas bumi
berproduksi, sedangkan konsorsium total di wilayah ini sebesar 6,30 TSCF
ExxonMobil-Pertamina-PTT Thailand yang berupa cadangan terbukti dan
masih belum memproduksikan la- cadangan potensial.
pangan Natuna D Alpha disebabkan Cadangan terbesar dimiliki oleh
tingginya kandungan karbondioksida Pertamina EP Asset 3 sebesar 4,41
(CO2). Natuna D Alpha diperkirakan TSCF, kemudian PHE ONWJ sebesar
baru beroperasi pada tahun 2027. 1,60 TSCF, serta CNOOC sebesar 0,28
TSCF.

Cadangan gas bumi per KKKS di Kepulauan Riau (Status Januari 2016)
Besar Cadangan
Kontraktor KKS Blok
(BSCF)
Premier Oil Natuna Sea, B.V. Natuna Sea Block A 1.738,7
Star Energy (Kakap), Ltd. Kakap 182,5
Konsorsium EMOI-Pertamina North East Natuna 46.000,0
South Natuna Sea Block
ConocoPhillips Indonesia, Inc. 1.882,1
“B”
Total Cadangan 49.803,3
Sumber: Ditjen Migas, 2016

Neraca Gas Bumi per Region 62


Peta lapangan gas bumi di Region II

63 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


Cadangan gas bumi per KKKS di Sumbagselteng (Status Januari 2016)
Besar Cadangan
Kontraktor KKS Blok
(BSCF)
PT Chevron Pacific Indonesia Rokan 189,6
Conocophillips (Grissik), Ltd. Corridor 5.812,2
Conocophillips (South Jambi), Ltd. South Jambi Block B 3.823,2
EMP Malacca Strait S.A Malacca Strait 29,7
EMP Kalila (Bentu) Ltd. Bentu Segat 674,3
EMP Kalila (Korinci Baru) Ltd. Korinci Baru 52,9
JOB PHE - Golden Spike Energy Indonesia Pendopo - Raja 105,7
PT Medco E&P Indonesia South Central Sumatra 222,4
PT Medco E&P Lematang Lematang 114,6
PT Medco E&P Rimau Rimau 21,3
PT Pertamina E&P Asset 2 Indonesia 3.369,6
Petrochina International Bangko Ltd. Bangko 89,1
Petrochina International Jabung Ltd. Jabung 1412,3
Petroselat Ltd. Selat Panjang 508,5
Sele Raya Merangin Dua Ltd. Merangin II 13,6
JOB PHE - Talisman Ogan Komering Ogan Komering 74,2
JOB PHE - Talisman Jambi Merang Jambi-Merang 1.296,6
PT Tropik Energi Pandan Pandan 413,7
Total Cadangan 18.223,5
Sumber: Ditjen Migas, 2016

Disamping pasokan gas bumi wilayah tersebut memiliki pasokan dan


dari lapangan yang ada, saat ini LNG kebutuhan yang berbeda. Misalnya
didatangkan dari Bontang dan Tangguh Kepulaun Riau memiliki pasokan
melalui FSRU Nusantara Regas dan yang sangat besar, namun kebutuhan
dari Tangguh melalui FSRU Lampung. gas bumi di wilayah tersebut relatif
Gas bumi kemudian dialirkan ke kecil. Sedangkan Jawa Bagian Barat
wilayah Banten, DKI Jakarta, dan Jawa membutuhkan gas bumi yang besar,
Barat melalui pipa transmisi untuk namun pasokan dari wilyah tersebut
memenuhi kebutuhan pembangkit kurang sehingga membutuhkan pa-
listrik, industri, transportasi, serta sokan dari region lain.
rumah tangga.
Kepulauan Riau
Proyeksi Pasokan Gas Bumi Produksi gas bumi dari lapangan
Region II dibedakan menjadi tiga gas di Kepri pada tahun 2016 men-
wilayah, hal ini karena diantara ketiga capai 404 MMSCFD. Dari jumlah

Cadangan gas bumi per KKKS di Jawa Bagian Barat (Status Januari 2016)
Kontraktor KKS Blok Besar Cadangan (BSCF)
CNOOC SES, Ltd. South East Sumatra 284,2
PT Pertamina E&P Asset 3 Indonesia 4.413,1
PT Pertamina Hulu Energi ONWJ Offshore North West Java 1.602,4
Total Cadangan 6.299,7
Sumber: Ditjen Migas, 2016

Neraca Gas Bumi per Region 64


65
5.000

4.000

3.000

MMSCFD

Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


2.000

1.000

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035

Existing Supply Project Supply Potential Supply Domestic Potential supply impor

Sumber : Ditjen Migas, 2016

Perkiraan pasokan gas bumi Region II tahun 2016-2035


tersebut ConocoPhilips Indonesia Inc. Fasilitas infrastruktur gas bumi di Payo
Ltd. memasok sebesar 196 MMSCFD, Selincah, Jambi
disusul Premier Oil sebesar 186 Sumber : Dok. Energasindo Heksa Karya

MMSCFD, serta Star Energy sebesar 22


MMSCFD. Gas bumi dari KKKS tersebut
diekspor melalui pipa ke Singapura. memenuhi kebutuhan gas bumi
ConocoPhilips secara sendiri juga domestik di Kalimantan dan Jawa me-
mengekspor gas bumi melalui pipa ke lalui pipa East Natuna, Kalimantan
Malaysia. Barat, Kalimantan Selatan, dan Jawa.
Pasokan gas bumi dari Premier
Sumatera Bagian Tengah dan Selatan
Oil berasal dari lapangan Gajah
Putri - Byson - Iguana diperkirakan Produksi gas bumi Sumbagselteng
baru masuk tahun 2018 sebesar 57,5 pada tahun 2016 diperkirakan men-
MMSCFD, kemudian turun menjadi 4,2 capai 1.680 MMSCFD. Dari jumlah
MMSCFD pada tahun 2029, dan habis tersebut ConocoPhilips (Grissik) Ltd.
pada tahun 2030. Selain itu pasokan memasok sebesar 858 MMSCFD, disusul
dari ConocoPhilips dari lapangan Pertamina EP sebesar 411 MMSCFD,
Buntal-West Belut juga diperkirakan Petrochina Int Jabung sebesar 154
mulai masuk pada tahun 2018 sebesar MMSCFD, JOB PHE Talisman Jambi
58 MMSCFD kemudian mengalami Merang sebesar 97 MMSCFD serta dari
penurunan produksi secara bertahap KKKS lainnya sebesar 160 MMSCFD.
dan habis pada tahun 2025. Tambahan pasokan PetroChina
Pada tahun 2027, Blok East Natuna Jabung dari Blok Jabung diperkirakan
lapangan D Alpha diperkirakan mulai mulai onstream tahun 2018 sebesar 76
beroperasi. Gas bumi dari lapangan MMSCFD dan akan terus meningkat
ini sebagian direncanakan untuk sampai tahun 2024 sebesar 193

Neraca Gas Bumi per Region 66


Perkiraan pasokan gas bumi di Kepulauan Riau tahun 2016-2035 (MMSCFD)
Tahun
Pasokan
2016 2020 2025 2030 2035
No Existing 404 292 120 - -
1 ConocoPhillips 196 94 - - -
2 STAR Energy 22 13 3 - -
3 Premier Oil 186 185 117 - -
No Project - 100 13 - -
1 Premier Oil - 48 13 - -
2 ConocoPhillips - 52 - - -
No Potential - - - 1.000 1.000
1 East Natuna - - - 1.000 1.000
Total Pasokan 404 392 133 1.000 1.000
Sumber: Ditjen Migas, 2016

MMSCFD, kemudian mengalami pe- Jambi (lapangan Bungin) sebesar 13


nurunan menjadi 40 MMSCFD pada MMSCFD dan akan terus meningkat
tahun 2030 dan habis pada tahun hingga tahun 2023 sebesar 39
2031. Selain itu juga ada penambahan MMSCFD, kemudian turun drastis
pasokan dari ConocoPhilips South menjadi 3 MMSCFD pada tahun 2024.

Perkiraan pasokan gas bumi di Sumbagselteng Tahun 2016-2035 (MMSCFD)


Tahun
Pasokan
2016 2020 2025 2030 2035
No Existing 1.667 1.643 620 208 150
1 PT Pertamina EP 405 301 124 32 -
2 JOB Pertamina - Talisman 97 133 58 22 -
3 Medco 89 43 15 3 1
4 ConocoPhillips 858 968 401 149 149
5 Petrochina Int. Jabung 154 78 22 2 -
6 EMP 57 112 - - -
7 Petroselat 6 8 - - -
8 JOB Pertamina Golden Spike - - - - -
No Project 13 235 221 62 5
1 PEP - KSO IHE 7 7 4 1 1
2 Petrochina Jabung - 168 167 40 -
3 PT Pertamina EP 6 6 - - -
4 Tropik Energi Pandan - 18 18 9 4
5 ConocoPhilips Corridor - 32 27 12 -
6 Hexindo - 4 4 - -
No Potential - 39 - - -
1 PT Pertamina EP - - - - -
2 ConocoPhilips South Jambi - 39 - - -
Total Pasokan 1.680 1.917 841 270 155
Sumber: Ditjen Migas, 2016

67 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


Jawa Bagian Barat supply) sebesar 68,4 MMSCFD, dan
Pasokan gas bumi Jawa Bagian terus meningkat setiap tahunnya
Barat berasal dari dua sumber, yaitu menjadi 107 MMSCFD pada tahun
dari lapangan-lapangan gas yang ber- 2021, kemudian turun hingga 34
ada di Region II sendiri, serta pasokan MMSCFD pada tahun 2035.
dari region lain. Produksi gas bumi Untuk pasokan gas bumi dari region
dari lapangan wilayah sendiri (gas lain, Jawa Barat mendapat pasokan
pipa) pada tahun 2016 diperkirakan dari ConocoPhilips, PHE Talisman
mencapai 447 MMSCFD. Dari jumlah Jambi Merang, dan PT Pertamina EP
tersebut Pertamina EP memasok gas Asset 2 melalui pipa transmisi SSWJ
bumi sebesar 248 MMSCFD, disusul (South Sumatera-West Java). Pasokan
PHE ONWJ sebesar 138 MMSCFD, gas bumi lainnya berupa LNG masuk
serta CNOOC sebesar 61 MMSCFD. melalui terminal regasifikasi (FSRU)
Selain itu, pada tahun 2016 terdapat Nusantara Regas dan Lampung.
penambahan pasokan dari Pertamina Karena pasokan gas bumi
EP dari lapangan Subang (project nasional sudah semakin berkurang,

Perkiraan pasokan gas bumi di Jawa Bagian Barat tahun 2016-2035 (MMSCFD)
Tahun
Pasokan
2016 2020 2025 2030 2035
Existing 596 741 426 320 265
No Gas Pipa 447 317 213 107 52
1 PT Pertamina Asset 3 + Mitra 248 169 77 3 3
2 PHE ONWJ 138 90 104 86 49
3 CNOOC 61 58 32 17 -
No LNG 149 425 214 214 214
1 FSRU NR 140 140 - - -
2 FSRU Jawa Barat (NR atau Penggantinya) - 214 214 214 214
3 FSRU Lampung 9 71 - - -
Project 91 457 494 377 236
No Gas Pipa 82 265 173 56 43
1 PT Pertamina EP (POFD Incremental) 79 192 141 44 43
2 PHE ONWJ - 71 31 12 -
3 KSO PTM - PD Migas Kota Bekasi 3 2 1 - -
No LNG 9 192 321 321 192
1 FSRU NR (melalui kontrak Pertamina) 9 - - - -
2 FSRU NR (Uncommitted ENI) - - 129 129 -
3 FSRU Lampung - - - - -
4 FSRU Jawa 1 - 192 192 192 192
Potential - 1.319 2.434 2.105 2.417
No LNG - 1.319 2.434 2.105 2.417
1 Energi Dian Kemala - 150 150 150 150
2 Pertamina Bojanegara - 500 500 500 500
3 Nusantara Energy (NEPI) - - 800 800 800
4 Regas baru - 1.245 1.668 460 1.882
Total Pasokan 687 3.094 4.038 2.608 3.833
Sumber: Ditjen Migas, 2016

Neraca Gas Bumi per Region 68


sedangkan lapangan-lapangan baru (Riau), kota Jambi (Jambi), Kota
tidak mencukupi kebutuhan gas bumi Palembang (Sumsel), kota Bangka
nasional, maka Jawa Bagian Barat di- dan Belitung (Babel), kota Tanjung
proyeksikan akan mulai mengimpor Karang dan sekitarnya (Lampung),
LNG pada tahun 2019. Cilegon, Serang, Tangerang (Banten),
DKI Jakarta serta Bekasi, Karawang,
Kebutuhan Gas Bumi
Purwakarta, Bandung, dan Cirebon
(Jawa Barat).
Kondisi Ekonomi
Jaringan gas bumi untuk rumah
Region II meliputi Provinsi Ke- tangga terdapat di Batam, Pekan
pulauan Riau, Riau, Jambi, Sumatera Baru, Jambi, Prabumulih, Ogan Ilir,
Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Palembang, Banten, DKI Jakarta,
Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat. Depok, Bogor, Bekasi, Subang, dan
Sembilan (9) provinsi di Region II Cirebon.
ini menguasai lebih dari 48% PDB
Konsumen Pengguna Gas Bumi
nasional. DKI Jakarta merupakan
provinsi dengan PDRB tertinggi Kepulauan Riau
yaitu sebesar 1.983 Triliun Rupiah Kepulauan Riau merupakan
(17%), disusul Jawa Barat sebesar salah satu wilayah pemasok gas
1.525 Triliun Rupiah (13%) dan Riau bumi terbesar di Indonesia dengan
sebesar 652 Triliun Rupiah. Pada pasokan berasal dari Blok Natuna.
tahun 2015 pertumbuhan ekonomi Sementara konsumen gas di wilayah
DKI Jakarta tercatat 4,8%, sedangkan ini diantaranya sebagai berikut:
Lampung sebesar 3,95% dan Jawa a. Listrik (PLN Batam)
Barat 3,5%. Merosotnya harga minyak b. Industri (PGN Batam)
bumi dan komoditas perkebunan
dan pertambangan menyebabkan Sumatera Bagian Tengah dan Selatan
pertumbuhan ekonomi Riau -2,24%. Di Wilayah ini terdapat perusahaan
Angka pertumbuhan region ini pupuk PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) yang
masih di bawah angka pertumbuhan didirikan pada tanggal 24 Desember
ekonomi nasional tahun yang sama 1959, merupakan produsen pupuk
sebesar 4,98%. urea pertama di Indonesia. Pusri
Pusat-pusat pertumbuhan Region mendapat pasokan gas bumi dari
II terletak di Batam dan Bintan Pertamina EP, Medco E&P Indonesia
(Kepri), Pakanbaru, Duri dan Dumai dan JOB PHE-Talisman OK.

PDRB dan pertumbuhan ekonomi tiap provinsi di Region II (Tahun 2015)


Pertumbuhan
No Provinsi PDRB (Milyar Rp) % Nasional
Ekonomi
1 Riau 652.386 5,60% -2,24%
2 Jambi 155,11 1,33% 2,45%
3 Sumatera Selatan 332.727 2,86% 3,06%
4 Lampung 253.163 2,17% 3,95%
5 Bangka Belitung 60,992 0,52% 1,89%
6 Kepulauan Riau 203.281 1,74% 3,03%
7 DKI Jakarta 1.983.421 17,02% 4,81%
8 Jawa Barat 1.525.149 13,09% 3,50%
9 Banten 477.937 4,10% 3,16%
Nasional 11.651.125 4,98%
Sumber : BPS, 2016 | Diolah

69 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


Untuk membantu lifting minyak listrik sebesar 346 MMSCFD, industri
bumi KKKS Chevron Pasific Indonesia sebesar 184 MMSCFD, pupuk dan
(CPI) mendapat pasokan gas bumi dari petrokimia sebesar 242 MMSCFD
ConocoPhilips (Grissik) Ltd. serta transportasi dan rumah tangga
Konsumen gas bumi di Sumbag- sebesar 8,3 MMSCFD.
selteng diantaranya adalah sebagai Gas bumi dari Sumbagselteng juga
berikut: diekspor ke Singapura sebesar 368
a. Chevron Pacific Indonesia (CPI) MMSCFD.
untuk lifting minyak bumi
b. Pupuk Sriwijaya (Pusri) Jawa Bagian Barat
c. Sektor Kelistrikan: Wilayah Jawa Bagian Barat (DKI
i. PLN Duri Jakarta, Jawa Barat, dan Banten),
ii. PLN Pekan Baru dan Teluk merupakan wilayah dengan kepadat-
Lembu an penduduk serta kebutuhan gas
iii. PLN Payo Selincah bumi terbesar. Kebutuhan gas bumi
iv. PLN Borang-Indralaya- terbesar untuk sektor industri, pupuk
Kramasan dan kelistrikan. Wilayah ini juga
v. PLTGU Asrigita Prasarana merupakan wilayah prioritas dari
vi. PLN Lampung Peaker program pemerintah mengkonversi
d. Sektor Industri: BBM ke BBG. Beberapa konsumen gas
i. Kilang RU III (Plaju) bumi di Jawa Bagian Barat antara lain
ii. Riau Andalas Pulp & Paper adalah:
(RAPP) a. Pupuk Kujang
iii. Indah Kiat Pulp & Paper, dll. b. Listrik :
e. Transportasi (BBG Palembang) i. PLN Cilegon
f. Gas kota (Palembang, Prabumulih, ii. PLN Muara Karang/Tanjung
Jambi, Ogan Ilir, dan Pekan Baru). Priok
Dari konsumen pengguna gas di iii. PLN Muara Tawar
wilayah tersebut, total kebutuhan gas iv. Cikarang Listrindo
bumi tahun 2016 diperkirakan men- c. Industri & Komersial
capai 1.338 MMSCFD dengan rincian i. PGN untuk industri di Banten,
penggunaan domestik sebesar 970 DKI Jakarta dan Jawa Barat
MMSCFD, terdiri dari penggunaan per ii. Krakatau Steel
sektor sebagai berikut: lifting minyak iii. Industri-industri melalui Badan
dan own used sebesar 190 MMSCFD, Usaha Niaga
iv. Kilang-kilang LPG yang berada
di Pondok Tengah, Tambun,
Cemara Selatan, Tugu Barat,


dan Mundu.
Selain pasokan gas bumi d. Transportasi (PGN dan Pertamina
untuk BBG Jabodetabek)
dari lapangan yang ada, Region e. Gas kota (DKI Jakarta, Bekasi,
II saat ini juga dipasok dengan Depok, Bogor, Cirebon, Subang).
LNG yang didatangkan dari Dari konsumen pengguna gas
Bontang dan Tangguh melalui di atas, total kebutuhan gas tahun
FSRU Nusantara Regas dan 2016 diperkirakan mencapai 2.107,7
MMSCFD dengan porsi terbesar
dari Tangguh melalui FSRU pengguna menurut sektor pengguna
Lampung. adalah: listrik sebesar 975 MMSCFD,
industri & komersial sebesar 1.005
MMSCFD, pupuk sebesar 99 MMSCFD
serta transportasi dan rumah tangga
sebesar 28 MMSCFD.

Neraca Gas Bumi per Region 70


Peta konsumen besar gas bumi Region II

71 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


Proyeksi kebutuhan gas bumi berdasarkan sektor pengguna di Kepri Tahun 2016-2035
No Sektor Pengguna 2016 2020 2025 2030 2035
1 Listrik 35 109 162 152 162
2 Industri dan komersial 72 79 90 101 106
3 Transportasi dan RT 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
4 Ekspor Luar Negeri 568 555 225 - -
Total 671 744 477 253 268
Sumber : Ditjen Migas, 2016

Proyeksi Kebutuhan Gas Bumi 2016- Sumatera Bagian Tengah dan Selatan
2035
Kebutuhan gas bumi di wilayah
Perkembangan kebutuhan gas ini diperkirakan meningkat dalam
bumi di wilayah ini tidak merata 20 tahun ke depan seiring dengan
antara wilayah satu dengan yang lain- tumbuhnya perekonomian di kawasan
nya. Pada pembahasan ini, Region tersebut yang diperkirakan rata-rata
II dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu mencapai 5% per tahun. Sektor listrik
Wilayah Kepulauan Riau, Sumatera menjadi pengguna terbesar yaitu
Bagian Tengah dan Selatan, serta Jawa mencapai 346 MMSCFD pada tahun
Bagian Barat. 2016, meningkat menjadi 550 MMSCFD
pada tahun 2025 dan menjadi 570
Kepulauan Riau MMSCFD pada tahun 2035.
Kebutuhan gas bumi domestik Sedangkan sektor industri juga
wilayah ini diperkirakan meningkat terus akan meningkat dari tahun 2016
dalam 20 tahun ke depan seiring sebesar 184 MMSCFD, pada tahun
dengan tumbuhnya perekonomian di 2025 menjadi sebesar 396 MMSCFD
kawasan ini yang diperkirakan rata- dan pada tahun 2035 menjadi sebesar
rata mencapai 5% per tahun serta 398 MMSCFD. Gas bumi untuk lifting
program pemerintah pengadaan minyak bumi diperkirakan terus me-
energi listrik 35.000 MW. Sektor listrik nurun dari 117 MMSCFD pada tahun
menjadi pengguna terbesar yaitu 2025 menjadi 67 MMSCFD pada tahun
mencapai 162 MMSCFD pada tahun 2035, seiring dengan penurunan
2025 sampai tahun 2035. Kebutuhan produksi minyak Chevron Pasific
gas bumi sektor industri juga terus Indonesia (CPI). Kontrak ekspor gas
meningkat dari 90 MMSCFD pada bumi ke Singapura akan berakhir
tahun 2025 menjadi 106 MMSCFD pada tahun 2023.
pada tahun 2035.

Proyeksi kebutuhan gas bumi berdasarkan sektor pengguna di Sumbagtengsel tahun 2016-2035
No Sektor Pengguna 2016 2020 2025 2030 2035
1 Lifting Minyak & Own Used 190 145 117 92 67
2 Pupuk & Petrokimia 242 242 208 208 208
3 Listrik 346 443 550 560 570
4 Industri dan komersial 184 361 396 397 398
5 Transportasi dan RT 8 8 9 9 15
6 Ekspor Luar Negeri 368 368 - - -
Total 1.338 1.567 1.280 1.266 1.258
Sumber : Ditjen Migas, 2016

Neraca Gas Bumi per Region 72


Proyeksi kebutuhan gas bumi berdasarkan sektor pengguna di Jabagbar tahun 2016-2035
No Sektor Pengguna 2016 2020 2025 2030 2035
1 Lifting Minyak & Own Used 1 - - - -
2 Pupuk & Petrokimia 99 101 120 95 83
3 Listrik 975 1.305 1.456 1.456 1.456
4 Industri dan komersial 1.005 1.086 1.193 1.316 1.456
5 Transportasi dan RT 28 29 31 34 38
Total 2.107 2.521 3.023 2.901 3.032
Sumber : Ditjen Migas, 2016

Jawa Bagian Barat dari tahun 2020 sebesar 1.086 MMSCFD


Kebutuhan gas bumi wilayah ini dan pada tahun 2035 sebesar 1.456
diperkirakan akan meningkat dalam MMSCFD. Kebutuhan gas bumi di
20 tahun ke depan seiring dengan sektor transportasi dan jaringan gas
tumbuhnya ekonomi di kawasan ini untuk rumah tangga juga mengalami
yang diperkirakan rata-rata di atas peningkatan dari tahun 2020 sebesar
5% per tahun. Sektor listrik menjadi 29 MMSCFD menjadi 38 MMSCFD pada
pengguna terbesar yaitu mencapai tahun 2035.
1.305 MMSCFD pada tahun 2020 dan
meningkat menjadi 1.456 MMSCFD
pada tahun 2025-2035. Sedangkan ORF Labuhan Maringgai, Kepulauan Riau
sektor industri juga terus meningkat Sumber : Dok. PGN

73 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


5.000

4.000

3.000

MMSCFD
2.000

1.000

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035

Ekspor Luar Negeri Lifting Minyak & Own Used Pupuk & Petrokimia Listrik Industri & komersial Transportasi & RT

Neraca Gas Bumi per Region


Sumber : Ditjen Migas, 2016

Kebutuhan gas bumi Region II berdasarkan sektor pengguna tahun 2016-2035

74
Neraca Gas Bumi Region II Pengisian CNG pada kendaraan pribadi
di SPBG
Kepulauan Riau
Sumber : Dok. Pertamina
Profil Neraca Tahun 2016
Pasokan gas bumi existing di Kepri
sebesar 404 MMSCFD. Sementara
kebutuhan gas bumi region ini se-
besar 671 MMSCFD yang terdiri
dari contracted demand sebesar 650 205 MMSCFD pada tahun 2022. Namun
MMSCFD, committed demand sebesar project supply mengalami peningkatan
10 MMSCFD, serta potential demand mulai tahun 2018 dari Premier Oil
sebesar 11 MMSCFD. Kepulauan Riau (lapangan Gajah Putri, Byson, Iguana),
mendapat pasokan gas bumi dari dengan perkiraan pasokan sebesar 58
Sumatera Bagian Tengah dan Selatan. MMSCFD dan pada tahun 2019 dari
Existing supply yang berasal ConocoPhilips (lapangan Buntal dan
dari perairan Natuna, yaitu dari West Belut) mulai beroperasi dengan
ConocoPhilips East Natuna Blok B, pasokan sebesar 58 MMSCFD.
Premier Oil Blok A, serta Star Energy Contracted demand di Kepulauan
Blok Kakap saat ini sudah terkontrak Riau hampir seluruhnya untuk tujuan
untuk ekspor, serta sebagian kecil ekspor. Contracted demand pada
untuk kebutuhan kelistrikan dan tahun 2017 sebesar 642 MMSCFD dan
industri di Batam. turun menjadi 568 MMSCFD pada
tahun 2022. Contracted demand untuk
Profil Neraca Tahun 2017-2022
industri di wilayah ini sebesar 60
Pada periode 2017-2022, existing MMSCFD sampai dengan tahun 2019.
supply menurun setiap tahunnya, pada Sementara contracted demand untuk
tahun 2017 dari pasokan gas bumi kelistrikan di Batam pada tahun 2017
sebesar 435 MMSCFD turun menjadi sebesar 22 MMSCFD dan meningkat

75 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


menjadi 62 MMSCFD pada tahun setiap tahunnya, dari 1.915 MMSCFD
2019. menjadi 1.183 MMSCFD.
Project supply mengalami pe-
Profil Neraca Tahun 2023-2035
ningkatan dari 22 MMSCFD pada
Potential supply berasal dari East tahun 2017 menjadi 250 MMSCFD
Natuna yang direncanakan mulai pada tahun 2022. Peningkatan pro-
beroperasi pada tahun 2027 dengan duksi ini berasal dari Blok Jabung
produksi sebesar 1.000 MMSCFD. pada tahun 2018 sebesar 76 MMSCFD
dan meningkat menjadi 184 MMSCFD
Sumatera Bagian Tengah dan Selatan pada tahun 2022. Selain itu, pada
tahun 2018 Tropik Energi Pandan
Profil Neraca Tahun 2016
mulai mengoperasikan Blok Pandan
Besarnya pasokan gas bumi dari dengan produksi sebesar 18 MMSCFD
Sumbagtengsel 1.680 MMSCFD yang serta pada tahun 2019 ConocoPhillips
terdiri dari existing supply sebesar 1.667 mulai mengoperasikan lapangan
MMSCFD dan project supply sebesar Sambar dengan produksi sebesar 16
13 MMSCFD. Kebutuhan gas bumi MMSCFD.
wilayah ini sebesar 1.338 MMSCFD Potential supply sebesar 40
yang terdiri dari contracted demand MMSCFD di tahun 2019 diperoleh dari
sebesar 1.290 MMSCFD, committed pengoperasian Blok South Jambi oleh
demand sebesar 30 MMSCFD, serta ConocoPhillips South Jambi.
potential demand sebesar 88 MMSCFD. Contracted demand pada periode
Wilayah Sumbagtengsel mengalami 2017-2022 mengalami penurunan se-
surplus sebesar 342 MMSCFD, sehingga tiap tahun. Pada tahun 2017, contracted
kelebihan pasokan gas bumi tersebut demand sebesar 1.427 MMSCFD turun
dapat dialirkan ke wilayah lain seperti menjadi 672 MMSCFD pada tahun
Lampung dan Jawa Bagian Barat. 2022. Dengan mempertimbangkan
Existing supply berasal dari kebutuhan yang tetap ada dan
Corridor Block (ConocoPhilips) sebesar infrastruktur gas bumi yang sudah
858 MMSCFD, Pertamina EP Asset 2 terpasang, kebutuhan konsumen tetap
sebesar 400 MMSCFD, Blok Jabung yang belum terkontrak dimasukkan
(Petrochina Int. Jabung) sebesar 154 ke dalam Neraca Gas Bumi sebagai
MMSCFD, Blok Jambi Merang (JOB committed demand. Sehingga jumlah
PHE-Talisman Jambi Merang) sebesar committed demand mengalami pe-
92 MMSCFD, serta beberapa blok ningkatan setiap tahunnya, pada
Migas lainnya yang berada di wilayah tahun 2017 sebesar 50 MMSCFD me-
ini dengan total pasokan sebesar 1.667 ningkat menjadi 796 MMSCFD pada
MMSCFD. Pasokan gas bumi tersebut tahun 2022.
dimanfaatkan untuk memenuhi ke- Untuk potential demand, seiring
butuhan domestik Sumbagtengsel, dengan pertumbuhan industri dan
kebutuhan Jawa Bagian Barat dan kelistrikan (program 35.000 MW),
ekspor ke Singapura. diproyeksikan potential demand terus
meningkat.
Profil Neraca Tahun 2017-2022
Profil Neraca Tahun 2023-2035
Pada tahun 2017 existing supply
mengalami kenaikan menjadi 1.940 Sejauh ini belum ada potential
MMSCFD dari peningkatan produksi supply yang berasal dari lapangan
Corridor Block menjadi sebesar 1.057 Migas di wilayah ini. Namun seiring
MMSCFD, EMP Bentu menjadi 116 meningkatnya kebutuhan gas bumi,
MMSCFD, serta JOB PHE-Talisman maka pasokan gas bumi dapat berasal
Jambi Merang sebesar 136 MMSCFD. dari region lain ataupun impor LNG
Selanjutnya pada tahun 2018-2022 dari luar negeri.
existing supply mengalami penurunan

Neraca Gas Bumi per Region 76


77
6.000

5.000

4.000

3.000

MMSCFD

Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


2.000

1.000

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
Domestic Contracted Demand Export Contraced Demand Committed Demand
Potential Demand Existing Supply Project Supply
Potential Supply Domestic Potential supply impor
Sumber : Ditjen Migas, 2016

Neraca gas bumi Region II tahun 2016-2035


Jawa Bagian Barat demand terus mengalami kenaikan
pada tahun 2017 sebesar 523 MMSCFD
Profil Neraca Tahun 2016
meningkat menjadi 1.236 MMSCFD
Pasokan Wilayah Jawa Bagian pada tahun 2022. Sedangkan potential
Barat sebesar 687 MMSCFD yang terdiri demand terus naik dari 44 MMSCFD
dari existing supply 596 MMSCFD dan di tahun 2017 menjadi 451 MMSCFD
project supply 91 MMSCFD. Kebutuh- pada tahun 2022.
an gas bumi region ini sebesar 2.108
Profil Neraca Tahun 2023-2035
MMSCFD, yang terdiri dari contracted
demand 1.608 MMSCFD, committed Sampai saat ini belum teridentifikasi
demand 482 MMSCFD, serta potential adanya potensial supply di Jawa Bagian
demand 18 MMSCFD. Barat untuk periode tahun 2023-2035.
Existing supply wilayah Jawa Kebutuhan gas bumi dapat dipasok
Bagian Barat berasal dari PT Pertamina dari potential supply di Kepulauan Riau
EP Asset 3 sebesar 248 MMSCFD, PHE sebesar 1.000 MMSCFD yang berasal
ONWJ sebesar 138 MMSCFD, serta dari pengembangan lapangan Natuna
CNOOC sebesar 61 MMSCFD. D Alpha. Sebelum gas bumi dari
Wilayah Jawa Bagian Barat juga lapangan Natuna D Alpha mengalir,
dipasok oleh gas pipa dari wilayah kekurangan pasokan gas bumi akan
Sumbagselteng (ConocoPhilips, JOB dipenuhi dari LNG domestik/impor.
PHE-Talisman Jambi Merang, dan Mulai tahun 2018 direncanakan
Pertamina EP) sekitar 500 MMSCFD akan dibangun tiga FSRU di Bojanegara,
serta LNG dari Tangguh dan Bontang yaitu Energi Dian Kemala (kapasitas
melalui FSRU Nusantara Regas dan 150 MMSCFD), Konsorsium Pertamina-
FSRU Lampung. Kalla Group (kapasitas 500 MMSCFD)
dan Nusantara Energy (kapasitas 800
Profil Neraca Tahun 2017-2022
MMSCFD). Namun dengan kebutuhan
Pada periode 2017-2022, existing gas bumi yang diperkirakan mencapai
supply menurun setiap tahunnya, 2.400 MMSCFD, maka diperlukan
pada tahun 2017 sebesar 729 MMSCFD tambahan fasilitas regasifikasi baru.
menjadi 552 MMSCFD pada tahun
Neraca Gas Bumi Region II
2022. Sedangkan project supply meng- Berdasarkan Sektor Pengguna
alami peningkatan walaupun tidak
signifikan, pada tahun 2018 FSRU Pada tahun 2016, sektor listrik
Nusantara Regas mendapat tambahan membutuhkan gas bumi sebesar 1.352
pasokan dari IDD-Bangka dan Muara MMSCFD, disusul sektor industri dan
Bakau sebesar 90 MMSCFD dan tahun komersial sebesar 1.260 MMSCFD,
berikutnya meningkat menjadi 152 sektor pupuk sebesar 341 MMSCFD,
MMSCFD serta tahun 2019 menjadi serta sektor transportasi dan rumah
178 MMSCFD. tangga sebesar 36 MMSCFD. Selain itu,
Pembangkit listrik Jawa 1 di- Region II juga masih memiliki kontrak
rencanakan mulai beroperasi pada ekspor sebesar 936 MMSCFD dari
tahun 2018 dengan pasokan sebesar lapangan gas bumi di perairan Natuna
96 MMSCFD dan meningkat menjadi dan Corridor Block.
192 MMSCFD mulai tahun 2019. Kebutuhan gas bumi di sektor
Potensial supply wilayah Jawa listrik terus mengalami peningkatan,
Bagian Barat berasal dari region lain, kebutuhan pada tahun 2020 sebesar
baik melalui pipa maupun LNG. 1.857 MMSCFD, tahun 2025 sebesar
Pada tahun 2017-2022 contracted 2.168 MMSCFD, dan tahun 2035 sebesar
demand wilayah Jawa Barat mengalami 2.187 MMSCFD. Sedangkan kebutuhan
penurunan dari tahun 2017 sebesar gas bumi sektor industri juga terus
1.474 MMSCFD turun menjadi 733 mengalami peningkatan, pada tahun
MMSCFD pada tahun 2022. Committed 2020 sebesar 1.526 MMSCFD, tahun

Neraca Gas Bumi per Region 78


79
6.000

5.000

4.000

3.000

MMSCFD
2.000

Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


1.000

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035

Ekspor Luar Negeri Lifting Minyak & Own Used Pupuk & Petrokimia Listrik
Industri & komersial Transportasi & RT Existing Supply Project Supply
Potential Supply Domestic Potential supply impor
Sumber : Ditjen Migas, 2016

Neraca gas bumi Region II berdasarkan sektor pengguna tahun 2016-2035


2025 sebesar 1.678 MMSCFD, tahun Central Processing Plant (CPP) Gundih,
2030 sebesar 1.814 MMSCFD, dan Jawa Tengah
tahun 2035 sebesar 1.960 MMSCFD. Sumber : Dok. Pertamina

Seiring dengan program konversi


BBM ke BBG serta pemakaian jaringan
gas rumah tangga, kebutuhan gas di A), dan Semanggi milik PT Pertamina
sektor transportasi dan rumah tangga EP serta Lapangan Kepodang milik
juga terus mengalami peningkatan, Petronas Carigali Muriah Ltd. Pasokan
yaitu pada tahun 2020 sebesar 38 gas bumi tersebut digunakan untuk
MMSCFD, tahun 2025 sebesar 40 memenuhi kebutuhan gas bumi pem-
MMSCFD, tahun 2030 sebesar 44 bangkit listrik Tambak Lorok, Industri,
MMSCFD, serta tahun 2035 sebesar 53 transportasi, serta jaringan gas rumah
MMSCFD. tangga di Semarang dan Blora.
Berdasarkan stastus pada tahun
Neraca Gas Bumi Region III 2016, Petronas Carigali Muriah me-
miliki cadangan sebesar 396,4 BSCF
Pasokan Gas Bumi yang merupakan penjumlahan dari
cadangan terbukti dan cadangan
Sumber Pasokan Gas Bumi
potensial.
Hingga saat ini pasokan gas bumi
Proyeksi Pasokan Gas Bumi
Region III (Jawa Tengah dan DIY) hanya
berasal dari beberapa lapangan yang Lapangan Gundih diperkirakan
telah berproduksi, yaitu Lapangan akan mengalami produksi plateu
Gundih, Mangkang (North Central Java sebesar 50 MMSCFD selama 10 tahun

Cadangan gas bumi per KKKS di Region III (status Januari 2016)
Kontraktor KKS Blok Besar Cadangan (BSCF)
Petronas Carigali Muriah, LTD. Muriah 396,4
Sumber: Ditjen Migas, 2016

Neraca Gas Bumi per Region 80


Peta lapangan gas bumi di Region III

81 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


Perkiraan pasokan gas bumi Region III tahun 2016-2035 (MMSCFD)
Tahun
Pasokan
2016 2020 2025 2030 2035
No Existing 163 161 90 - -
1 Pertamina EP 51 50 50 - -
2 Petronas Carigali 112 111 40 - -
No Project - 3 - - -
PEP - NKT/North
1 - 3 - - -
Kedung Tuban
No Potential - 167 350 473 474
1 FSRU Cilacap - 167 198 198 198
2 FRSU - - 152 275 276
Total Pasokan 163 331 441 473 474
Sumber: Ditjen Migas, 2016

(2016-2025). Lapangan Kepodang diperkirakan masih membutuhkan


diperkirakan akan mengalami pe- tambahan satu buah FSRU di Jawa
nurunan (decline) dari 112 MMSCFD Tengah Bagian Utara.
pada tahun 2016 menjadi 31 MMSCFD
Kebutuhan Gas Bumi
pada tahun 2026. Mengingat ke-
butuhan gas bumi di Region III
Kondisi Ekonomi
diperkirakan akan terus meningkat,
maka mulai tahun 2019 direncanakan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah
akan didatangkan LNG melalui FSRU Istimewa Yogyakarta merupakan dua
Cilacap terutama untuk kilang minyak provinsi dengan PDRB cukup besar.
RU IV Cilacap dan pabrik semen Pada tahun 2015 PDRB provinsi Jawa
Holcim. Tengah mencapai 1.014 Triliun Rupiah
Kebutuhan gas bumi Region III, sedangkan provinsi DIY mencapai
terutama di Jawa Tengah Bagian 101 Triliun Rupiah, atau sebesar
Utara, berpotensi dipasok dari Jawa 8,7% dan 0,87% dari PDRB nasional.
Timur melalui pipa transmisi Gresik- Pertumbuhan ekonomi dua provinsi
Semarang yang sedang dibangun, ini cukup menggembirakan dalam 5
namun demikian pada tahun 2023 tahun terakhir, yaitu rata-rata sebesar
4,45% untuk Jawa Tengah dan 3,99%
untuk DIY. Sektor yang menyumbang
PDRB terbesar di Jawa Tengah adalah


sektor industri pengolahan, sektor
Pasokan gas bumi Region III pertanian, kehutanan, dan perikanan
serta sektor perdagangan.
digunakan untuk memenuhi Pusat-pusat pertumbuhan ekonomi
kebutuhan gas bumi di region ini terletak di jalur pantai
pembangkit listrik Tambak utara Jawa Tengah, serta Yogyakarta
Lorok, industri, transportasi, dan Cilacap. Wilayah Kendal, Demak,
Semarang, dan Ungaran merupakan
serta jaringan gas rumah
basis industri berat sedangkan
tangga di Semarang dan Blora. wilayah Pekalongan, Tegal, Solo dan
Jogja merupakan pusat industri kecil
dan menengah (tekstil). Wilayah
Cilacap tumbuh berkat keberadaan

Neraca Gas Bumi per Region 82


83
500

450

400

350

300

250

MMSCFD
200

Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


150

100

50

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035

Existing Supply Project Supply Potential Supply


Sumber : Ditjen Migas, 2016

Perkiraan pasokan gas bumi Region III tahun 2016-2035


Proyeksi kebutuhan gas bumi berdasarkan sektor pengguna Region III tahun 2016-2035
No Sektor Pengguna 2016 2020 2025 2030 2035
1 Listrik 166 196 196 196 196
2 Industri dan komersial 13 133 243 275 275
3 Transportasi dan RT 1 1 2 2 3
Total 181 331 441 473 474
Sumber : Ditjen Migas, 2016

kilang RU IV Cilacap yang memasok tumbuhnya ekonomi di kawasan ini


BBM ke Jawa Barat dan Jawa Tengah yang diperkirakan rata-rata mencapai
bagian selatan. 5% per tahun. Sektor listrik tetap
menjadi pengguna terbesar yaitu
Konsumen Pengguna Gas Bumi
mencapai 196 pada tahun 2020 dan
Kebutuhan gas bumi di wilayah dianggap tetap sampai tahun 2035.
Jawa Tengah sebagian besar digunakan Sedangkan potensi kebutuhan gas
untuk pembangkit listrik PLN Tambak bumi untuk sektor industri meningkat
Lorok. Sedangkan penggunaan gas dari 133 MMSCFD pada tahun 2020
bumi di sektor industri, transportasi, menjadi 275 MMSCFD pada tahun
dan rumah tangga masih sangat 2035 yang berasal dari kebutuhan
kecil. Sumber gas bumi di wilayah gas bumi untuk kilang minyak RU IV
ini berasal dari lapangan Gundih, Cilacap dan Holcim Cilacap. Sektor
Kepodang, Semanggi dan Mangkang, transportasi dan rumah tangga tetap
serta dengan CNG dari Jawa Timur tumbuh walaupun dalam jumlah yang
yang diangkut memakai truk dan kecil.
kereta api.
Neraca Gas Bumi Region III
Beberapa konsumen gas bumi di
Jawa Tengah antara lain adalah:
Profil Neraca Tahun 2016
a. PLN Tambak Lorok
b. Industri dan komersial: Existing supply Region III sebesar
163 MMSCFD. Sedangkan kebutuhan
i. PT Titis Sampurna
gas buminya sebesar 181 MMSCFD
ii. PT Tossa Sakti
yang terdiri dari contracted demand
iii. Kilang minyak RU IV Cilacap sebesar 169 MMSCFD, committed
(rencana) demand sebesar 4 MMSCFD, serta
iv. Semen Holcim Cilacap potential demand sebesar 9 MMSCFD.
(rencana) Existing supply region ini berasal
c. Transportasi: PT Pertamina dari lapangan Gundih dan Kepodang
d. Gas kota (Semarang dan Blora) yang hampir seluruhnya dimanfaatkan
Dari konsumen pengguna gas untuk pembangkit listrik Tambak
bumi di atas, total kebutuhan gas bumi Lorok. Dalam jumlah kecil digunakan
tahun 2016 diperkirakan mencapai untuk memenuhi kebutuhan industri,
181 MMSCFD dengan pengguna utama transportasi, serta jaringan gas rumah
adalah PLN Tambak Lorok sebesar tangga di Semarang dan Blora.
166 MMSCFD dan industri sebesar 13
MMSCFD. Profil Neraca Tahun 2017-2022

Proyeksi Kebutuhan Gas Bumi 2016- Kebutuhan gas bumi pada tahun
2035 2019 meningkat dari 326 MMSCFD
menjadi 339 MMSCFD pada tahun
Kebutuhan gas bumi Region 2022. Akan ada dua pembangkit listrik
III diperkirakan meningkat dalam berbasis gas bumi yang beroperasi,
20 tahun ke depan seiring dengan yaitu PLTMG Karimun Jawa pada

Neraca Gas Bumi per Region 84


85
500

450

400

350

300

250

MMSCFD
200

Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


150

100

50

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035

Lifting minyak & Own Used Pupuk & Petrokimia Listrik Industri & komersial Transportasi & Rumah Tangga
Sumber : Ditjen Migas, 2016

Kebutuhan gas bumi Region III berdasarkan sektor pengguna tahun 2016-2035
Neraca Gas Bumi per Region
86
Peta konsumen besar gas bumi Region III
87
500

450

400

350

300

250

MMSCFD
200

Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


150

100

50

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
Contracted Demand Committed Demand Potential Demand
Existing Supply Project Supply Potential Supply
Sumber : Ditjen Migas, 2016

Neraca gas bumi Region III tahun 2016-2035


tahun 2017 dan PLTGU IPP Jawa Bali 1 Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap
(Tambak Lorok) pada tahun 2019. (PLTGU) Tambak Lorok, Jawa Tengah
Existing supply dan project supply Sumber : Dok. PLN

menurun seiring penurunan pro-


duktivitas sumur eksisting di Region
III. Untuk memenuhi kebutuhan gas
bumi direncanakan akan dipasok dari sektor transportasi dan rumah tangga
LNG melalui FSRU Cilacap. cenderung stagnan.
Profil Neraca Tahun 2023-2035
Neraca Gas Bumi Region IV
Pada periode 2023-2035, kebutuhan
gas bumi di sektor industri dan listrik Pasokan Gas Bumi
akan meningkat setiap tahun. Total Sumber Pasokan Gas Bumi
kebutuhan gas bumi meningkat dari
345 MMSCFD pada tahun 2023 menjadi Pasokan gas bumi Region IV
474 MMSCFD pada tahun 2035. mayoritas berasal dari lapangan-
lapangan gas bumi di wilayah perairan
Neraca Gas Bumi Region III
Madura. Kontraktor Kontrak Kerja
Berdasarkan Sektor Pengguna
Sama (KKKS) yang sudah beroperasi
Sektor listrik memakai gas bumi adalah Kangean Energi Indonesia,
terbesar, disusul sektor industri. Santos, Lapindo Brantas, PHE WMO,
Sektor industri mengalami lonjakan Saka Energi Pangkah, Pertamina EP
pada tahun 2019 karena kilang minyak Asset 4, JOB Pertamina-PetroChina East
RU IV Cilacap dan Holcim Cilacap Java, dan Petronas Carigali Ketapang.
mulai memakai gas bumi. Sedangkan Berdasarkan status tahun 2016,

Neraca Gas Bumi per Region 88


89
500

450

400

350

300

250

MMSCFD
200

150

Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


100

50

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035

Lifting minyak & Own Used Pupuk & Petrokimia Listrik


Industri & komersial Transportasi & Rumah Tangga Existing Supply
Project Supply Potential Supply
Sumber : Ditjen Migas, 2016

Neraca gas bumi Region III berdasarkan sektor pengguna tahun 2016-2035
Cadangan gas bumi per KKKS di Region IV (status Januari 2016)
Besar Cadangan
Kontraktor KKS Blok
(BSCF)
Camar Resources Canada, Inc. Bawean 43,2
Mobil Cepu Ltd Cepu 202,7
Husky Cnooc Madura Ltd. Madura Strait Area 900,5
Kangean Energy Indonesia, Ltd. Kangean 1.546,0
Lapindo Brantas, Inc. Brantas 91,1
PT Pertamina EP Asset 4 550,6
PT Pertamina Hulu Energi WMO West Madura 540,3
JOB Pertamina - Petrochina East Java Tuban 66,2
Saka Energi (Pangkah) Pangkah 667,7
Madura Offshore,
Santos Pty. Ltd. 139,5
Sampang
Petronas Carigali Ketapang II Ltd Ketapang 115,8
Krisenergy (Satria), Ltd. Bulu 479,6
Total Cadangan 5.343,2
Sumber: Ditjen Migas, 2016

total cadangan gas bumi di region ini MBH dan MAC-MDK akan mulai ber-
sebesar 5,34 TSCF yang merupakan operasi sehingga produksinya menjadi
penjumlahan dari cadangan terbukti 294 MMSCFD.
dan cadangan potensial. Kangean Pada tahun 2019 diperkirakan
Energi Indonesia merupakan KKKS gas bumi dari Kris Energy (Lapangan
dengan cadangan terbesar dengan Lengo) akan mengalir 47 MMSCFD.
jumlah cadangan 1,55 TSCF, kemudian Di tahun yang sama EMCL (Lapangan
disusul oleh Husky CNOOC Madura Jambaran-Tiung Biru) juga akan mulai
Ltd. dengan cadangan sebesar 0,90 beroperasi dengan produksi sebesar
TSCF serta PT Pertamina EP Asset 4 124 MMSCFD yang akan meningkat
dengan cadangan 0,55 TSCF. menjadi 172 MMSCFD pada tahun
2021-2035.
Proyeksi Pasokan Gas Bumi 2016-2035
Gas bumi Jambaran-Tiung Biru
Pasokan gas bumi di Region IV pada (yang telah dialokasikan ke Pertamina)
tahun 2016 mencapai 515 MMSCFD. dan dari lapangan Lengo sampai saat
Pasokan terbesar berasal dari Kangean ini belum memiliki pembeli.
Energi Indonesia 216 MMSCFD disusul Terdapat potensial supply dari PHE
Santos sebesar 113 MMSCFD, PHE WMO mulai tahun 2022 sebesar 24
WMO sebesar 98 MMSCFD, serta Saka MMSCFD dan meningkat menjadi 101
Pangkah sebesar 43 MMSCFD. MMSCFD pada tahun 2027.
Existing supply pada tahun 2018
Kebutuhan Gas Bumi
sebesar 458 MMSCFD dan menurun
menjadi 19 MMSCFD di tahun 2028.
Kondisi Ekonomi
Pada tahun 2017 Husky CNOOC
Madura Ltd. sudah mulai beroperasi Jawa Timur merupakan provinsi
dengan produksi sebesar 100 MMSCFD yang memiliki PDRB terbesar kedua
yang berasal dari Lapangan Madura setelah DKI Jakarta yaitu sebesar
BD. Pada tahun 2019 lapangan MDA– 14,5% (1.690 Trilyun Rupiah) dari

Neraca Gas Bumi per Region 90


Peta lapangan gas bumi di Region IV

91 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


1.200

1.000

800

600

MMSCFD
400

200

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035

Existing Supply Project Supply Potential Supply

Neraca Gas Bumi per Region


Sumber : Ditjen Migas, 2016

Perkiraan pasokan gas bumi Region IV tahun 2016-2035

92
Perkiraan pasokan gas bumi Region IV tahun 2016-2035 (MMSCFD)
Tahun
Pasokan
2016 2020 2025 2030 2035
No  Existing 515 278 82 - -
 1 PHE WMO 98 92 28 - -
 2 Kangean Energi Indonesia 216 131 49 - -
 3 Lapindo 8 9 - - -
 4 SANTOS 113 - - - -
 5 SAKA Pangkah 43 19 3 - -
 6 Pertamina EP - Poleng 15 8 1 - -
JOB Pertamina - PetroChina East Java (JOB
 7 2 - - - -
PPEJ)
 8 Petronas (Bukit Tua) 20 19 - - -
No  Project - 541 445 319 166
1  Husky CNOOC Madura Ltd - 294 226 100 -
2 PEPC Tiung Biru - Jambaran - 172 172 172 162
3 PHE WMO Incl. Integrated POD - 29 - - -
4 Kris Energy - Lapangan Lengo - 47 47 47 4
No  Potential - 129 475 728 886
1  PHE WMO - - 92 - -
2 RT JATIM - 129 383 728 886
Total Pasokan 515 948 1.001 1.047 1.052
Sumber: Ditjen Migas, 2016

PDRB Nasional (tahun 2015). Per- iv. PLTGU Perak / Jawa Bali 2
tumbuhan ekonomi di provinsi ini (rencana)
cukup menggembirakan dalam 5 v. PLTGU Jawa 5 (rencana)
tahun terakhir, yaitu sebesar 5,38%. vi. PLTGU Grati Blok 3 (rencana)
Sektor yang menyumbang PDRB c. Industri & Komersial
terbesar adalah industri pengolahan, Sektor industri dan komersial
perdagangan, serta sektor pertanian, mendapat gas bumi melalui
kehutanan, dan perikanan. Pusat- beberapa Badan Usaha Niaga, di-
pusat pertumbuhan ekonomi region antaranya: PGN, Pertagas Niaga,
ini terletak di Surabaya, Sidoarjo, Indogas Kriya Dwiguna, dan BUMD
Gresik, Mojokerto, Pasuruan, dan Gresik Migas.
Tuban. d. Transportasi (Pertamina dan PGN)
e. Gas kota (Surabaya dan Sidoarjo).
Konsumen Pengguna Gas Bumi
Dari konsumen pengguna di atas,
Wilayah di Jawa Timur yang total kebutuhan gas bumi tahun 2016
menjadi pusat industri adalah Sura- diperkirakan mencapai 661 MMSCFD
baya, Sidoarjo, Gresik, dan sekitarnya. dengan porsi terbesar berdasarkan
Beberapa konsumen besar gas bumi di sektor pengguna adalah listrik sebesar
Jawa Timur antara lain adalah: 406 MMSCFD, industri & komersial
a. Petrokimia Gresik sebesar 177 MMSCFD, pupuk dan
b. Listrik : petrokimia sebesar 65 MMSCFD serta
i. PLN Gresik transportasi dan rumah tangga se-
ii. PLN Grati besar 12,6 MMSCFD.
iii. PLTGU Jawa 3 – IPP (rencana)

93 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


Neraca Gas Bumi per Region
94
Peta konsumen besar gas bumi Region IV
Proyeksi kebutuhan gas bumi berdasarkan sektor pengguna Region IV tahun 2016-2035
No Sektor Pengguna 2016 2020 2025 2030 2035
1 Pupuk & Petrokimia 65 150 150 150 150
2 Listrik 406 536 574 614 614
3 Industri dan komersial 177 250 262 263 263
4 Transportasi dan RT 13 13 16 20 25
Total 661 948 1.001 1.047 1.052
Sumber : Ditjen Migas, 2016

Proyeksi Kebutuhan Gas Bumi 2016- Kangean) sebesar 216 MMSCFD, PHE
2035 WMO (Blok West Madura Offshore)
sebesar 98 MMSCFD, Santos (Blok
Kebutuhan gas bumi Region IV Madura offshore dan Sampang) sebesar
diperkirakan mengalami peningkatan 113 MMSCFD, Saka Energi Pangkah
dalam 20 tahun ke depan seiring (Blok Ujung Pangkah) sebesar 43
dengan tumbuhnya perekonomian di MMSCFD, Petronas Ketapang sebesar
kawasan ini yang diperkirakan rata- 20 MMSCFD, serta dari beberapa KKKS
rata mencapai lebih dari 5% per tahun. seperti Pertamina EP (Poleng), JOB PPEJ
Sektor listrik tetap menjadi pengguna (Sukowati dan Mudi), dan Lapindo
terbesar yaitu mencapai 536 MMSCFD Brantas (Tanggulangin dan Wunut).
pada tahun 2020 dan meningkat Pasokan gas ini dimanfaatkan untuk
menjadi 614 MMSCFD tahun 2035. memenuhi kebutuhan Petrokimia
Sedangkan sektor industri juga Gresik, PLN di Jawa Timur, Industri,
tumbuh dengan kebutuhan gas bumi transportasi, dan jaringan gas rumah
sebesar 251 MMSCFD pada tahun 2020 tangga di Surabaya dan sekitarnya,
dan meningkat menjadi 263 MMSCFD serta sebagian kecil dikirim dalam
tahun 2035. bentuk CNG ke Jawa Tengah.
Kebutuhan gas bumi sektor pupuk
Profil Neraca Tahun 2017-2022
dan petrokimia pada tahun 2016 se-
besar 65 MMSCFD dan meningkat Region IV diperkirakan masih akan
menjadi 150 MMSCFD pada tahun mengalami kekurangan gas bumi
2017 dengan beroperasinya pabrik pada tahun 2017-2018. Namun pada
Ammurea II di Petrokimia Gresik. tahun 2019-2022 Region IV mengalami
Diperkirakan mulai tahun 2019 kesetimbangan supply-demand dengan
akan terjadi kelangkaan pasokan gas beroperasinya beberapa lapangan,
bumi, sehingga diperlukan Receiving yaitu Madura Strait (HCML), Jambaran-
Terminal LNG di Jawa Timur. Tiung Biru (EMCL), serta lapangan
Lengo (Kris Energy).
Neraca Gas Bumi Region IV
Selain dari lapangan-lapangan di
Region IV, di tahun 2019 diperkirakan
Profil Neraca Tahun 2016
akan terdapat tambahan pasokan
Existing supply Region IV sebesar LNG sebesar 127 MMSCFD melalui
515 MMSCFD. Sedangkan kebutuhan receiving terminal LNG.
gas bumi sebesar 661 MMSCFD yang
Profil Neraca Tahun 2023-2035
terdiri dari contracted demand 598
MMSCFD dan committed demand 63 Kebutuhan gas bumi di semua
MMSCFD. sektor diproyeksikan akan mengalami
Existing supply Region IV berasal peningkatan sedangkan produksi dari
dari Kangean Energi Indonesia (Blok lapangan-lapangan eksisting terus

95 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


1.200

1.000

800

600

MMSCFD
400

200

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035

Lifting Minyak & Own Used Pupuk & Petrokimia Listrik Industri & komersial Transportasi & Rumah Tangga

Neraca Gas Bumi per Region


Sumber : Ditjen Migas, 2016

96
Kebutuhan gas bumi Region IV berdasarkan sektor pengguna tahun 2016-2035
97
1.200

1.000

800

600

MMSCFD

Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


400

200

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035

Contracted Demand Committed Demand Potential Demand Existing Supply Project Supply Potential Supply
Sumber : Ditjen Migas, 2016

Neraca gas bumi Region IV tahun 2016-2035


menurun, maka untuk memenuhinya Onshore Receiving Facilities (ORF) Porong,
dibutuhkan tambahan pasokan gas Sidoarjo
bumi dari luar Region IV. Sumber : Dok. Pertamina

Neraca Gas Bumi Region IV


Berdasarkan Sektor Pengguna
Sektor listrik membutuhkan gas
bumi terbesar, kemudian disusul sek-
tor industri. Sedangkan sektor pupuk untuk sektor transportasi dan rumah
dan petrokimia kebutuhannya tidak tangga terus mengalami peningkatan.
berubah.
Kebutuhan gas bumi di sektor Neraca Gas Bumi Region V
listrik meningkat pada tahun 2020
sebesar 536 MMSCFD, tahun 2025 se- Pasokan Gas Bumi
besar 574 MMSCFD, serta tahun 2035 Sumber Pasokan Gas Bumi
sebesar 614 MMSCFD. Sedangkan
kebutuhan gas di sektor industri juga Pasokan gas bumi Region V berasal
meningkat pada tahun 2020 sebesar dari produksi gas bumi KKKS Total
250 MMSCFD, tahun 2025-2035 sebesar E&P Indonesie, Chevron Indonesia
262 MMSCFD. Walaupun jumlahnya Company, VICO Indonesia, Mubadala
terbatas, namun kebutuhan gas bumi Petroleum, Medco E&P Indonesia,

Neraca Gas Bumi per Region 98


99
1.200

1.000

800

600

MMSCFD

Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


400

200

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035

Lifting Minyak & Own Used Pupuk & Petrokimia Listrik Industri & komersial
Transportasi & Rumah Tangga Existing Supply Project Supply Potential Supply
Sumber : Ditjen Migas, 2016

Neraca gas bumi Region IV berdasarkan sektor pengguna tahun 2016-2035


Perusda Benuo Taka, JOB PHE-Medco sebesar 287 MMSCFD, Mubadala
Simenggaris, Ophir Energy, serta Petroleum sebesar 100 MMSCFD, dan
Pertamina EP Asset 5. Sedangkan ENI Chevron Indonesia Company sebesar
Muara Bakau BV diperkirakan akan 71 MMSCFD.
mulai berproduksi pada tahun 2017. Wilayah kerja Blok Mahakam
Produksi gas bumi dari Kalimantan yang saat ini dioperasikan oleh Total
Timur sebagian besar diolah menjadi E&P Indonesie akan berakhir kontrak
LNG yang diekspor dan dikirim region kerja samanya pada tahun 2018
lain, sisanya untuk industri pupuk dan dan operatornya akan digantikan
petrokimia di Bontang, kilang RU V oleh Pertamina. Produksi gas bumi
Balikpapan, kelistrikan, dan jaringan Blok Mahakam pada tahun 2020
gas rumah tangga. diperkirakan menurun menjadi 572
Besar cadangan gas bumi di Region MMSCFD, tahun 2025 sebesar 133
V pada tahun 2016 adalah 15,55 TSCF MMSCFD, dan jika tidak ada penemuan
yang merupakan penjumlahan dari baru diperkirakan akan habis pada
cadangan terbukti dan cadangan tahun 2029. Diharapkan dengan ada-
potensial. Total E&P Indonesie men- nya Pertamina sebagai operator akan
dominasi kepemilikan cadangan ada penemuan cadangan baru.
sebesar 4,42 TSCF disusul Chevron Diperkirakan produksi gas bumi
sebesar 4,23 TSCF, PT Pertamina EP dari VICO Indonesia akan terus
Asset 5 sebesar 2,10 TSCF, dan ENI menurun, pada tahun 2019 manjadi
Muara Bakau, B.V sebesar 2,47 TSCF. 40 MMSCFD kemudian turun tajam
pada tahun 2022 menjadi 4 MMSCFD.
Proyeksi Pasokan Gas Bumi 2016-2035
Sedangkan produksi dari Mubadala
Pasokan gas bumi dari KKKS di Petroleum bertahan (plateu) sebesar
Kalimantan Timur pada tahun 2016 100 MMSCFD mulai tahun 2016 sampai
mencapai 2.113 MMSCFD. Total E&P tahun 2019, kemudian turun secara
Indonesie memasok sebesar 1.572 bertahap menjadi 19 MMSCFD pada
MMSCFD, disusul VICO Indonesia tahun 2022.

Cadangan gas bumi per KKKS di Region V (status Januari 2016)


Besar Cadangan
Kontraktor KKS Blok
(BSCF)
Ganal, East Kalimantan,
Chevron Indonesia 4.228,3
Makassar Strait, Rapak
ENI Muara Bakau, B.V. Muara Bakau 2.468,9
Manhattan Kalimantan Investment, Pte. Ltd. Tarakan Offshore 53,8
PT Medco E&P Tarakan Tarakan 57,5
Mubadala Petroleum Sebuku 277,8
PT Pertamina E&P Asset 5 (Kalimantan) 2.100,3
Salamander Bangkanai Energy Ltd. Bangkanai 286,0
Total E&P Indonesie Mahakam, Tengah 4.421,8
Virginia Indonesia Co., LLC. Sanga-Sanga 1.643,9
Medco E&P Bengara Bengara 10,7
Total Cadangan 15.549,0
Sumber: Ditjen Migas, 2016

Neraca Gas Bumi per Region 100


Peta lapangan gas bumi Region V

101 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


2.500

2.000

1.500

MMSCFD
1.000

500

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
Existing Supply Project Supply

Neraca Gas Bumi per Region


Sumber : Ditjen Migas, 2016

102
Perkiraan pasokan gas bumi Region V tahun 2016-2035
Perkiraan pasokan gas bumi Region V tahun 2016-2035 (MMSCFD)
Tahun
Pasokan
2016 2020 2025 2030 2035
No  Existing 2.046 700 136 - -
 1 Total E&P Indonesie 1572 572 133 - -
 2 Chevron Indonesia Company 71 1 - - -
 3 VICO Indonesia 287 14 - - -
 4 Mubadala Petroleum 100 96 - - -
 5 Pertamina EP Asset 5 14 15 - - -
 6 Medco PSC Tarakan 1 1 - - -
 7 Perusda Benuo Taka 1 - - - -
 8 JOB Pertamina Medco Simenggaris - 1 - - -
No  Project 67 650 1.114 337 67
 1 JOB P M Simenggaris (South Sembakung) 30 30 30 - -
 2 Manhattan Kalimantan (MKI) - Lap. Bayan 4 8 - - -
 3 Chevron Deep Water (IDD) (KKKS Chevron Rapak) 31 12 825 279 67
 4 TEPI - Project - 132 13 1 -
 5 Ophir Energy Bangkanai (Kerendan) 2 19 19 19 -
 6 ENI - 385 174 8 -
 7 Medco - Lapangan South Sebuku - 2 2 - -
 8 PHE Nunukan - 60 50 30 -
No  Potential - - - - -
 Total Pasokan 2.113 1.350 1.251 337 67
Sumber: Ditjen Migas, 2016

Perkiraan produksi gas bumi dari demikian fokus pembahasan dari


ENI Muara Bakau pada tahun 2017 Region V sebenarnya terletak di kedua
sebesar 170 MMSCFD, naik secara provinsi ini. PDRB Kalimantan Timur
bertahap menjadi 243 MMSCFD pada sebesar 439,7 Triliun Rupiah, terbesar
tahun 2024, setelah itu turun menjadi di pulau Kalimantan sedangkan
25 MMSCFD pada tahun 2029. Pasokan PDRB Kaltara sebesar 49,2 Triliun
dari PHE Nunukan diperkirakan akan Rupiah. Turunnya harga minyak
masuk pada tahun 2019 sebesar 60 bumi menyebabkan turunnya harga
MMSCFD dan bertahan sampai 2024, gas bumi/LNG yang berimplikasi
kemudian turun secara bertahap pada menyusutnya DPRB Kalimantan
dan mencapai economic limit pada Timur sebesar -3,45% sedangkan
tahun 2032 apabila tidak ditemukan Kalimantan Utara menyusut -0,68%.
cadangan baru. Angka pertumbuhan di dua provinsi
ini pun jauh di bawah angka rata-rata
Kebutuhan Gas Bumi
nasional selama 5 tahun terakhir yaitu
hanya sebesar 0,47% untuk Kaltim dan
Kondisi Ekonomi
1,72% untuk Kaltara.
Secara keseluruhan PDRB pulau Pusat-pusat pertumbuhan ekonomi
Kalimantan sebesar 8,15% dari PDRB di Region V terletak di Kota Balikpapan,
Nasional atau sebesar 790 Triliun Samarinda, Bontang, Tarakan dan
Rupiah. Lapangan dan jaringan gas Tanjung Selor, Kota Balikpapan, dan
hanya terkonsentrasi di Kalimantan Bontang sejak lama terkenal sebagai
Timur dan Kalimantan Utara dengan kota Migas, yaitu dengan adanya kilang

103 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


minyak Balikpapan dan kilang LNG ke region lain sebesar 232 MMSCFD,
Bontang. Tanjung Selor merupakan serta pasokan LNG ekspor sebesar
ibu kota provinsi Kalimantan Utara 804 MMSCFD.
yang baru berdiri tahun 2012. Pada tahun 2016, pengguna gas
bumi domestik regional menurut
Konsumen Pengguna Gas Bumi
sektor pengguna adalah pupuk dan
Blok Mahakam Kalimantan Timur petrokimia sebesar 452 MMSCFD,
merupakan salah satu pemasok gas own used sebesar 116 MMSCFD, listrik
bumi untuk region lain dan ekspor. sebesar 136 MMSCFD, industri sebesar
Sedangkan pemanfaatan domestik 45 MMSCFD, serta rumah tangga dan
regional, gas bumi digunakan untuk transportasi sebesar 18 MMSCFD.
memenuhi kebutuhan own used kilang
Proyeksi Kebutuhan Gas Bumi 2016-
Bontang, pupuk & petrokimia, listrik,
2035
industri, dan rumah tangga.
Beberapa konsumen gas bumi di Kebutuhan gas bumi domestik
Kalimantan antara lain adalah: di Region V diperkirakan meningkat
a. Kilang LNG Bontang (own used) dalam 20 tahun ke depan seiring dengan
b. Pupuk dan Petrokimia: tumbuhnya ekonomi di kawasan ini
i. Pupuk Kaltim yang diperkirakan rata-rata mencapai
ii. PT Kaltim Methanol Industri 5% per tahun. Sedangkan ekspor gas
iii. PT Kaltim Parna Industri bumi mengalami penurunan setiap
c. Listrik: tahunnya karena kontrak ekspor LNG
i. PLN Tanjung Batu yang ada tidak diperpanjang.
ii. IPP Senipah Untuk kebutuhan domestik Region
iii. Kaltim Daya Mandiri V, sektor pupuk dan petrokimia men-
iv. PLN Bangkanai jadi pengguna terbesar yaitu mencapai
v. PLN Sanga-sanga 452 MMSCFD pada tahun 2016-2035.
vi. PLN Tarakan Pemanfaatan gas bumi untuk sektor
d. I ndustri & Komersial kelistrikan terus meningkat. Pada
Kilang Minyak Pertamina RU V tahun 2016 kebutuhan gas bumi sek-
Balikpapan tor kelistrikan 136 MMSCFD dan naik
e. Gas kota (Tarakan, Bontang, menjadi 326 MMSCFD pada tahun
Balikpapan, dan Bulungan). 2035.
Dari konsumen pengguna gas bumi Pemanfaatan gas bumi untuk sek-
di atas, total kebutuhan gas bumi tahun tor transportasi dan rumah tangga
2016 mencapai 1.802 MMSCFD dengan meningkat dari 25 MMSCFD pada
porsi penggunaan domestik regional tahun 2025 dan menjadi 31 MMSCFD
sebesar 766 MMSCFD, pasokan LNG pada tahun 2035. Sebaliknya peng-

Proyeksi kebutuhan gas bumi berdasarkan sektor pengguna Region V tahun 2016-2035
No Sektor Pengguna 2016 2020 2025 2030 2035
1 Lifting minyak dan Own Used 116 41 13 - -

2 Pupuk & Petrokimia 452 452 452 436 436


3 Listrik 136 320 376 331 326
4 Industri dan komersial 45 63 103 104 112
5 Transportasi dan RT 18 25 25 24 31
6 Ekspor region lain 232 371 34 - -
7 Ekspor luar negeri 804 412 105 - -
Total 1.802 1.683 1.108 897 905
Sumber : Ditjen Migas, 2016

Neraca Gas Bumi per Region 104


Peta konsumen besar gas bumi Region V

105 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


produksi Total E&P Indonesie dan


VICO Indonesia. Kecenderungan pe-
nurunan ini juga terjadi pada tahun-
Produksi gas bumi dari tahun berikutnya (2018-2022).
Kalimantan Timur sebagian Project supply region ini meng-
besar diolah menjadi LNG alami peningkatan yang berasal
yang diekspor dan dikirim dari pengembangan Blok Mahakam,
lapangan Jangkrik, serta lapangan
region lain, sisanya untuk
IDD Bangka. Project supply ini relatif
industri pupuk dan petrokimia konsisten pada kisaran 600 MMSCFD
di Bontang, kilang RU V hingga tahun 2022. Sementara sampai
Balikpapan, kelistrikan, dan saat ini belum ditemukan adanya
jaringan gas rumah tangga. potential supply untuk Region V.
Pada tahun 2018 terjadi penurunan
export contracted demand dari 857
MMSCFD pada tahun 2017 menjadi
420 MMSCFD pada tahun 2018. Ekspor
gunaan gas bumi untuk own used LNG dari Blok Mahakam akan berakhir
kilang LNG Bontang menurun dengan pada tahun 2020. Namun demikian,
berkurangnya gas bumi yang harus region ini masih memiliki export
diproses menjadi LNG. Pada tahun commited demand dengan sumber gas
2025, kebutuhan gas bumi untuk own bumi berasal dari ENI Muara Bakau
used tinggal 13 MMSCFD. B.V sebesar 105 MMSCFD.
Neraca Gas Bumi Region V Sesuai Profil Neraca Tahun 2023-2035
Kontrak
Pada tahun 2023, project supply
mengalami peningkatan sekitar 350
Profil Neraca Tahun 2016
MMSCFD yang berasal dari peningkat-
Pasokan (supply) gas bumi Region an produksi Indonesian Deepwater
V sebesar 2.113 MMSCFD yang terdiri Development (IDD).
dari existing supply 2.046 MMSCFD Pasokan gas bumi dari lapangan-
dan project supply 67 MMSCFD. lapangan project supply akan meng-
Kebutuhan gas bumi sebesar 1.802 alami penurunan secara bertahap
MMSCFD yang terdiri dari contracted pada periode 2025-2035.
demand 1.728 MMSCFD, committed Sementara itu, existing supply akan
demand 42 MMSCFD, serta potential habis pada tahun 2029 apabila tidak
demand 32 MMSCFD. ditemukan cadangan baru.
Existing supply berasal dari Total
Neraca Gas Bumi Region V
E&P Indonesie sebesar 1.572 MMSCFD,
Berdasarkan Sektor Pengguna
VICO Indonesia sebesar 287 MMSCFD,
Mubadala Petroleum sebesar 100 Pada tahun 2016 LNG untuk ekspor
MMSCFD, Chevron Indonesia Company masih merupakan pengguna ter-
sebesar 71 MMSCFD, serta beberapa besar, disusul oleh sektor pupuk dan
KKKS dengan produksi di bawah 10 petrokimia, sektor listrik dan sektor
MMSCFD. Pasokan ini dimanfaatkan industri.
untuk memenuhi contracted demand Kebutuhan gas bumi sektor listrik
domestik maupun ekspor. meningkat dari 320 MMSCFD pada
tahun 2020 menjadi 376 MMSCFD
Profil Neraca Tahun 2017-2022
pada tahun 2025. Sektor industri me-
Pada tahun 2017 existing supply ningkat dari 63 MMSCFD pada tahun
diperkirakan akan mengalami pe- 2020 sebesar, menjadi 103 MMSCFD di
nurunan menjadi 1.482 MMSCFD tahun 2025, dan menjadi 112 MMSCFD
yang disebabkan oleh penurunan di tahun 2035.

Neraca Gas Bumi per Region 106


107
2.500

2.000

1.500

MMSCFD

Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


1.000

500

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035

Domestic Contracted Demand Export Contracted Demand Committed Demand Potential Demand Existing Supply Project Supply
Sumber : Ditjen Migas, 2016

Neraca gas bumi Region V tahun 2016-2035


2.500

2.000

1.500

MMSCFD
1.000

500

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035

Ekspor luar negeri Ekspor region lain Lifting Minyak & Own Used

Pupuk & Petrokimia Listrik Industri & komersial

Transportasi & Rumah Tangga Existing Supply Project Supply

Neraca Gas Bumi per Region


Sumber : Ditjen Migas, 2016

Neraca gas bumi Region V berdasarkan sektor pengguna tahun 2016-2035

108
Neraca Gas Bumi Region VI pada tahun 2026 dengan produksi gas
bumi sebesar 1.200 MMSCFD.
Pasokan Gas Bumi
Proyeksi Pasokan Gas Bumi 2016-2035
Sumber Pasokan Gas Bumi
Produksi gas bumi di Region VI
Region VI meliputi wilayah Bali, pada tahun 2016 mencapai 1.275
Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan MMSCFD yang berasal dari wilayah
Papua. Sulawesi sebesar 296 MMSCFD dan
Sampai saat ini cadangan gas Papua sebesar 979 MMSCFD. Pasokan
bumi baru ditemukan di wilayah gas bumi di Sulawesi berasal dari
Sulawesi, Maluku, dan Papua. Energy Equity Epic Sengkang 79
Sedangkan cadangan gas bumi yang MMSCFD, JOB PHE-Medco Tomori 128
diproduksikan baru dari wilayah MMSCFD, dan Pertamina EP lapangan
Sulawesi dan Papua. Matindok 50 MMSCFD. Pasokan gas
Cadangan gas bumi di wilayah bumi di Papua berasal dari BP Berau
Sulawesi berasal dari JOB PHE- Ltd. 972 MMSCFD, Petrogas Basin
Medco Tomori Sulawesi (JOB PMTS) Ltd. sebesar 6 MMSCFD, serta JOB
sebesar 2,2 TSCF, Pertamina EP Asset 5 PHE-PetroChina Salawati sebesar 0,7
sebesar 1,27 TSCF, Energy Equity Epic MMSCFD.
Sengkang sebesar 407 BSCF, dan JOB Pasokan dari lapangan Kampung
PHE-Medco Simenggaris sebesar 234 Baru (EEES) diperkirakan naik men-
BSCF. jadi 88 MMSCFD pada tahun 2017
Cadangan gas bumi di wilayah serta terus meningkat dan plateu 118
Papua antara lain adalah BP Berau MMSCFD pada tahun 2018 sampai
Ltd. sebesar 18,93 TSCF, Petrogas 2020. Selain itu, Energi Equity Epiq
Basin Ltd. sebesar 74,7 BSCF, dan Sengkang juga memiliki lapangan
JOB PHE-PetroChina Salawati sebesar Wasambo yang masih berstatus
13,9 BSCF. KKKS Genting Oil sedang project supply dan akan berproduksi
meminta persetujuan PoD untuk di tahun 2017.
lapangan Kasuri di Papua Barat. Pasokan gas bumi dari BP Berau
Untuk wilayah Maluku, lapangan Ltd. cenderung konsisten di kisaran
yang akan dikembangkan adalah 1.000 MMSCFD, yaitu pada tahun 2016
Blok Masela oleh Inpex Corporation sebesar 972 MMSCFD, pada tahun 2020
dengan cadangan sebesar 16,73 TSCF. sebesar 925 MMSCFD, pada tahun 2025
Diperkirakan Blok Masela beroperasi sebesar 1.051 MMSCFD, pada tahun

Cadangan gas bumi per KKKS di Region VI (status Januari 2016)


Besar Cadangan
Kontraktor KKS Blok
(BSCF)
JOB PHE - Medco Simenggaris Simenggaris 234,0
JOB PHE - Medco Tomori Sulawesi Senoro Toili 2.197,7
Pertamina EP Asset 5 1.270,3
Energy Equity Epic (Sengkang), Pty. Ltd. Sengkang 407,7
Inpex Masela Ltd. Masela 16.734,0
Berau, Muturi,
BP Berau Ltd. 18.931,2
Wiriagar
JOB PHE - Petrochina Salawati Salawati 13,8
Petrogas Basin Kepala Burung 74,7
Total Cadangan 39.863,5
Sumber: Ditjen Migas, 2016

109 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


Neraca Gas Bumi per Region
Peta lapangan gas bumi di Region VI

110
4.000

111
3.500

3.000

2.500

2.000

MMSCFD

Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


1.500

1.000

500

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035

Existing Supply Project Supply Potential Supply


Sumber : Ditjen Migas, 2016

Perkiraan pasokan gas bumi Region VI tahun 2016-2035


Perkiraan pasokan gas bumi di Region VI tahun 2016-2035 (MMSCFD)
Tahun
Pasokan
2016 2020 2025 2030 2035
No Existing 1.236 1.462 1.462 1.398 455
 1 Energy Equity Epic Sengkang (EEES) 79 118 - - -
JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi (JOB
 2 128 309 305 305 -
PMTS)
 3 Pertamina EP 50 104 104 86 56
 4 BP BERAU Ltd. 972 925 1.051 1.008 399
 5 PetroChina (Arar-Bermuda) 6 5 2 - -
 6 JOB Pertamina - Petrochina Salawati 1 1 - - -
No Project 39 573 574 1.558 1.323
 1 Energy Equity Epic Sengkang (EEES) 39 68 - - -
 2 BP Berau Expansion - 505 574 358 123
 3 INPEX Corporation (Masela) - - - 1.200 1.200
No Potential - 203 203 191 172
JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi (JOB
 1 - 11 11 - -
PMTS)
 2 JOB PTM-Petrochina Salawati - 20 20 19 -
 3 Genting Oil Kasuri Pte. Ltd. - 172 172 172 172
Total Pasokan 1.275 2.238 2.238 3.147 1.950
Sumber: Ditjen Migas, 2016

2030 sebesar 1.008 MMSCFD, serta sebesar 4,98%.


pada tahun 2035 turun drastis menjadi Provinsi NTB menduduki peringkat
399 MMSCFD. Namun pasokan gas pertumbuhan ekonomi tertinggi se-
bumi dari BP Berau Expansion akan besar 19,69%, disusul Sulawesi Tengah
masuk pada tahun 2020 sebesar 505 sebesar 13,74% dan Sulawesi Selatan
MMSCFD, dengan beroperasinya LNG sebesar 6,04%. Ekonomi Papua Barat
Plant Tangguh Train III. tumbuh paling lambat dibandingkan
Pasokan Inpex Corporation dari provinsi lain yaitu sebesar 1,51%. Hal
lapangan Abadi Masela akan masuk ini merupakan dampak dari turunnya
tahun 2026 sebesar 1.200 MMSCFD harga LNG Tangguh yang merupakan
dan bertahan sampai tahun 2035. komoditas strategis wilayah ini.
Ditinjau dari PDRB, Sulawesi
Kebutuhan Gas Bumi
Selatan mempunyai PDRB tertinggi se-
besar 341,7 Triliun Rupiah (2,93% dari
Kondisi Ekonomi
PDB Nasional), disusul Papua sebesar
Region VI meliputi wilayah yang 152,1 Triliun Rupiah (1,31% dari PDB
sangat luas, mencakup gugusan pulau Nasional).
yang sangat banyak dan terpencil. Pusat-pusat pertumbuhan ekonomi
Di tengah lesunya pertumbuhan di kawasan ini diantaranya terdapat
ekonomi nasional, pertumbuhan eko- di Denpasar, Lombok, Makassar,
nomi di provinsi-provinsi region VI Luwuk, Manado, Bitung, dan Sorong,
cukup menggembirakan. Pada tahun serta di ibu kota tiap-tiap provinsi.
2015 pertumbuhan ekonomi regional Beberapa kawasan khusus pariwisata
mencapai angka 7,2%, jauh di atas yang saat ini sedang dibangun seperti
angka pertumbuhan ekonomi nasional Labuhan Bajo, Raja Ampat dan

Neraca Gas Bumi per Region 112


Wakatobi. Dalam rangka percepatan 1.506 MMSCFD dengan porsi peng-
dan penguatan industri petrokimia gunaan domestik regional sebesar 635
nasional, akan dibangun Kawasan MMSCFD, gas bumi yang dikirim ke
Ekonomi Khusus berupa petrokimia region lain berupa LNG sebesar 169
kompleks di Bintuni, Papua Barat. MMSCFD, serta untuk ekspor sebesar
Gas bumi dari lapangan Abadi Masela 702 MMSCFD. Pengguna domestik
sebesar 450 MMSCFD direncanakan regional menurut sektor adalah sbb:
akan dimanfaatkan untuk industri industri sebesar 418 MMSCFD, listrik
petrokimia. sebesar 131 MMSCFD, own used BP
Tangguh sebesar 85 MMSCFD, dan
Konsumen Pengguna Gas Bumi
rumah tangga sebesar 0,4 MMSCFD.
Pasokan gas bumi domestik Region
Proyeksi Kebutuhan Gas Bumi 2016-
VI digunakan untuk memenuhi ke-
2035
butuhan sektor kelistrikan, industri,
jaringan gas rumah tangga, serta Kebutuhan gas bumi di Region
pemakaian di kilang LNG (own used). VI diperkirakan meningkat dalam
Beberapa konsumen gas bumi di 20 tahun ke depan seiring dengan
Region VI antara lain adalah: tumbuhnya ekonomi di kawasan ini
a. Own used BP Tangguh (Papua) yang diperkirakan rata-rata lebih
b. Listrik: dari 5% per tahun serta program
i. PLN Pesanggaran (Bali) Pemerintah penyediaan listrik 35.000
ii. IPP Sengkang (Sulawesi) MW. Sektor listrik saat ini menjadi
iii. PLN Kabupaten Wajo pengguna terbesar, jumlahnya terus
(Sulawesi) meningkat mencapai 405 MMSCFD
iv. PLTG BUMD Wajo Energi Jaya pada tahun 2020 dan meningkat men-
(Sulawesi) jadi 442 MMSCFD tahun 2035.
c. Industri dan Komersial: Kebutuhan gas bumi di sektor
i. Kilang Donggi-Senoro LNG industri terus meningkat dari 417
ii. Perusda Malamoi Olom Wobok MMSCFD pada tahun 2025 menjadi
(Papua) 532 MMSCFD pada tahun 2035. Pada
iii. PT Panca Amara Utama (on- tahun 2026, pemakaian gas bumi
going) untuk sektor industri akan meningkat
iv. Smelter PT Aneka Tambang drastis dengan mulai beroperasinya
(rencana) lapangan Abadi Masela. Sebagian gas
d. Gas kota (Sengkang dan Sorong). bumi dari lapangan Abadi Masela
Dari konsumen pengguna gas akan dimanfaatkan untuk menutupi
tersebut di atas, total kebutuhan gas kekurangan pasokan gas bumi di Jawa
tahun 2016 diperkirakan mencapai Barat.

Proyeksi kebutuhan gas bumi berdasarkan sektor pengguna Region VI tahun 2016-2035
No Sektor Pengguna 2016 2020 2025 2030 2035
1 Lifting Minyak & Own Used 85 136 168 110 110
2 Pupuk & Petrokimia - 125 125 125 125
3 Listrik 131 405 438 443 442
4 Industri dan komersial 418 417 417 532 532
5 Transportasi dan RT 0,4 0,4 0,5 0,7 0,8
6 Ekspor region lain 169 548 584 1.428 584
7 Ekspor luar negeri 702 651 699 508 143
Total 1.506 2.282 2.430 3.146 1.949
Sumber : Ditjen Migas, 2016

113 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


Neraca Gas Bumi per Region
114
Peta konsumen besar gas bumi Region VI
4.000

115
3.500

3.000

2.500

2.000

MMSCFD

Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


1.500

1.000

500

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035

Ekspor luar negeri Lifting Minyak & Own Used Pupuk & Petrokimia Listrik
Industri & komersial Transportasi & Rumah Tangga Ekspor region lain
Sumber : Ditjen Migas, 2016

Kebutuhan gas bumi Region VI berdasarkan sektor pengguna tahun 2016-2035


Untuk sektor pupuk dan petrokimia, contracted demand terus menurun.
diproyeksikan pada tahun 2020 petro- Committed demand mengalami
kimia kompleks di Bintuni akan mulai peningkatan dari 40 MMSCFD di tahun
beroperasi dengan kebutuhan gas 2017 menjadi 443 MMSCFD di tahun
bumi sebesar 125 MMSCFD. 2022. Potential demand meningkat dari
Penggunaan gas bumi untuk own 112 MMSCFD di tahun 2017 menjadi
used menurun dari 168 MMSCFD pada 239 MMSCFD di tahun 2022.
tahun 2025 menjadi 110 MMSCFD pada
Profil Neraca Tahun 2023-2035
tahun 2035 sejalan dengan penurunan
produksi BP Berau Ltd. Untuk project supply, pada tahun
2026 diperkirakan mengalami pe-
Neraca Gas Bumi Region VI
ningkatan signifikan yang berasal dari
produksi Blok Masela sebesar 1.200
Profil Neraca Tahun 2016
MMSCFD. Pada tahun 2030 pasokan
Pasokan gas bumi Region VI se- gas bumi mengalami fase penurunan
besar 1.275 MMSCFD yang terdiri dari yang disebabkan penurunan produksi
existing supply 1.236 MMSCFD dan dari lapangan-lapangan gas eksisting.
project supply 39 MMSCFD. Kebutuhan Ekspor LNG dari Tangguh akan terus
gas bumi region ini sebesar 1.506 menurun dan akan berakhir pada
MMSCFD yang terdiri dari contracted tahun 2035 bersamaan dengan ber-
demand 1.453 MMSCFD, committed akhirnya kontrak Wilayah Kerja.
demand 27 MMSCFD, serta potential
Neraca Gas Bumi Region VI
demand 26 MMSCFD.
Berdasarkan Sektor Pengguna
Existing supply Region V berasal
dari BP Berau sebesar 972 MMSCFD, Sektor listrik dan industri me-
JOB PMTS 128 MMSCFD, Energy Equity rupakan konsumen gas bumi ter-
Epic Sengkang 79 MMSCFD, Pertamina besar. Kebutuhan gas bumi di sektor
EP 50 MMSCFD, serta Petrogas Basin kelistrikan meningkat dari 405
Ltd. 8 MMSCFD. MMSCFD pada tahun 2020 menjadi
438 MMSCFD tahun 2025 serta 442
Profil Neraca Tahun 2017-2022
MMSCFD pada tahun 2035. Kebutuhan
Pada periode 2017-2018 existing gas bumi di sektor industri juga
supply mengalami peningkatan kurang meningkat, pada tahun 2020 sebesar
lebih 200 MMSCFD yang diperoleh 417 MMSCFD dan pada tahun 2035
dari peningkatan produksi BP Berau sebesar 532 MMSCFD.
Ltd, JOB PMTS, dan Pertamina EP. Untuk Sektor pupuk & petrokimia,
Pada periode 2017-2021 project diharapkan petrokimia kompleks
supply diperkirakan terus mengalami di Bintuni akan beroperasi dengan
peningkatan. Peningkatan tertinggi pada tahun 2020 kebutuhan gas bumi
pada tahun 2020 sebesar 505 MMSCFD sebesar 125 MMSCFD. Untuk sektor
yang diperoleh dari BP Berau Expan- transportasi dan rumah tangga,
sion. peningkatannya tidak signifikan.
Untuk potential supply, pasokan gas Seiring dengan terus meningkat-
bumi dari Genting Oil Kasuri Pte. Ltd. nya kebutuhan gas bumi di region lain,
diperkirarkan akan onstream pada ta- maka surplus gas bumi dari region ini
hun 2019 dengan pasokan sebesar 172 didistribusikan ke region lain. Jumlah
MMSCFD. distribusi tersebut meningkat setiap
Pada tahun 2017-2021, contracted tahunnya, pada tahun 2016 sebesar
demand naik dari 1.468 MMSCFD pada 169 MMSCFD menjadi 548 MMSCFD
tahun 2017 menjadi 1.604 MMSCFD pada tahun 2020, 1.571 MMSCFD pada
pada tahun 2021. Domestic contracted tahun 2030, serta turun menjadi 740
demand meningkat sedangkan export MMSCFD pada tahun 2035.

Neraca Gas Bumi per Region 116


4.000

117
3.500

3.000

2.500

2.000

MMSCFD

Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


1.500

1.000

500

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035

Domestic Contracted Demand Export Contracted Demand Committed Demand


Potential Demand Existing Supply Project Supply
Sumber : Ditjen Migas, 2016

Neraca gas bumi Region VI tahun 2016-2035


4.000

3.500

3.000

2.500

2.000

MMSCFD
1.500

1.000

500

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
Ekspor luar negeri Lifting Minyak & Own Used Pupuk & Petrokimia
Listrik Industri & komersial Transportasi & Rumah Tangga
Ekspor region lain Existing Supply Project Supply
Potential Supply

Neraca Gas Bumi per Region


Sumber : Ditjen Migas, 2016

118
Neraca gas bumi Region VI berdasarkan sektor pengguna tahun 2016-2035
BAB v

neraca gas bumi


nasional

Neraca Gas Bumi Indonesia pada tahun 2016 menunjukkan bahwa


contracted demand hanya dapat dipenuhi sebesar 92,4% dari existing
supply dan project supply. Hal tersebut disebabkan adanya penurunan
produksi dari lapangan gas serta keterlambatan produksi dari lapangan
gas bumi baru. Sedangkan dari contracted demand dan committed
demand hanya dapat dipenuhi sebesar 84,8% dari existing supply dan
project supply.

Dengan memperhitungkan potensi pasokan gas bumi Indonesia secara


keseluruhan, maka contracted demand dan committed demand dapat
terpenuhi sampai dengan tahun 2021. Opsi impor dapat dilakukan
untuk memenuhi potential demand mulai tahun 2022. Namun apabila
rencana konsumsi gas bumi yang terdapat pada potential demand
di tahun 2019 berjalan, maka opsi impor akan mulai dilakukan sejak
tahun 2019.

 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


Neraca Gas Bumi Nasional 
Pasokan Gas Bumi Nasional Rayeu (Medco Blok A), serta
Tahun 2016-2035 Natuna Sea Blok A (Premier
Oil).
Per Desember 2016, pasokan gas (c). Pada tahun 2019 direncana-
bumi nasional sebesar 6.744 MMSCFD kan akan beroperasi lapangan
yang terdiri dari existing supply se- MDA&MBH, serta MDK (HCML),
besar 6.543 MMSCFD dan project Jambaran-Tiung Biru (EMCL),
supply sebesar 201 MMSCFD. Existing lapangan Lengo (Kris Energy),
supply terus menurun setiap tahunnya, serta lapangan Badik dan West
mulai pada tahun 2017 sebesar 6.553 Badik (PHE Nunukan).
MMSCFD, tahun 2025 sebesar 2.724 (d). Pada tahun 2020, lapangan
MMSCFD, dan tahun 2035 sebesar Jambu Aye Utara (ENI Krueng
658 MMSCFD. Hal ini dikarenakan Mane) dan BP Berau Expansion
kemampuan produksi sumur eksisting direncanakan akan beroperasi.
terus mengalami penurunan. (e). Pada tahun 2022 direncanakan
Project supply diperkirakan akan akan beroperasi Indonesia Deep-
meningkat dengan mulai beroperasi- water Development (Chevron
nya beberapa lapangan, misalnya: Indonesia Company) dan tahun
(a). Pada tahun 2017, beberapa 2026 lapangan Abadi Masela
lapangan direncanakan akan (Inpex Corporation).
beroperasi, yaitu lapangan Untuk potential supply, pada tahun
Jangkrik (ENI Muara Bakau), 2019 direncanakan akan mulai ber-
Rayu Utara (KSO Uno Dos Rayu), operasi Genting Oil Kasuri Pte. dan
lapangan BD (Husky CNOOC Blok East Natuna pada tahun 2027.
Madura Ltd.), lapangan South Dengan memperhitungkan seluruh
Sembakung (JOB PHE-Medco potensi pasokan gas bumi di Indonesia,
Simenggaris), pengembangan contracted demand dan committed
Blok Mahakam (Total E&P demand dapat terpenuhi sampai
Indonesie), dan Lapangan dengan tahun 2021. Opsi impor dapat
Jangkrik (ENI Muara Bakau). dilakukan untuk memenuhi potential
(b). Pada tahun 2018 direncanakan demand mulai tahun 2022. Namun
akan beroperasi lapangan Alur apabila rencana konsumsi gas bumi
Siwah, Rambong, dan Julu yang terdapat pada potential demand

• Medco - Alur Siwah,


Rambong, Julu Rayeu: 57 • ENI Jambu Aye Utara: 65
• Premier Oil - Gajah Putri, • L- Parigi POFD Jabar : 60
Byson, Iguana: 57,5 • BP Berau Expansion : 505 East Natuna : 1.000

2017 2018 2019 2020 2026 2027

• TEPI Project: 117 • ChonocoPhilips – Buntal, West Belut: 58 Blok Masela: 1.200
• ENI – Jangkrik: 168 • HCML- MDA & MBH, MAC & MDK: 194
• HCML – BD:100 • EMCL - Jambaran Tiung Biru :124
• Kris Energy - Lengo : 47
• PHE Nunukan : 60
• Genting Oil Kasuri Pte. Ltd. : 172
Catatan: Dalam MMSCFD

Proyeksi Lapangan Baru yang akan beroperasi

121 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


10.000

9.000

8.000

7.000

6.000

5.000

MMSCFD
4.000

3.000

2.000

1.000

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035

Neraca Gas Bumi Nasional


Existing Supply Project Supply Potential Supply Potential Supply Impor
Sumber : Ditjen Migas, 2016
Proyeksi pasokan gas bumi nasional tahun 2016 – 2035

122
Peta kebutuhan gas bumi nasional tahun 2016

di tahun 2019 berjalan, maka opsi kontrak ekspor tidak diperpanjang.


impor akan dilakukan sejak tahun Skenario ini mempertimbangkan
2019. (1). Ketersediaan gas bumi hulu di
dalam negeri, (2). Ketersediaan infra-
Kebutuhan Gas Bumi Nasional struktur gas bumi, dan (3). Skala
Tahun 2016-2035 prioritas pemanfaatan gas bumi.
Kebutuhan gas bumi untuk lifting
Kebutuhan Gas Bumi Nasional 2016 minyak bumi dan own used mengalami
penurunan setiap tahunnya seiring
Kebutuhan total gas bumi nasional dengan berkurangnya penggunaan gas
tahun 2016 sebesar 8.072 MMSCFD bumi untuk membantu peningkatan
yang terbagi menjadi beberapa sektor produksi untuk lapangan-lapangan
pengguna. Sektor listrik merupakan minyak bumi.
sektor pengguna terbesar dengan 2.324 Kebutuhan sektor pupuk dan petro-
MMSCFD, disusul industri sebesar kimia diperkirakan terus meningkat,
1.917 MMSCFD, pupuk dan petrokimia pada tahun 2016 sebesar 920 MMSCFD
sebesar 920 MMSCFD, lifting minyak dan meningkat pada tahun 2025 men-
bumi dan own used sebesar 400 jadi 1.126 MMSCFD. Sedangkan mulai
MMSCFD, serta transportasi dan tahun 2026 menurun hingga tinggal
rumah tangga sebesar 70 MMSCFD. menjadi 1.073 MMSCFD pada tahun
2035 yang disebabkan oleh adanya
Proyeksi Kebutuhan Gas Bumi
efisiensi pabrik-pabrik pupuk dan
Nasional 2017-2035
petrokimia.
Kebutuhan gas bumi diproyeksikan Kebutuhan gas bumi sektor listrik
dengan konsep bahwa contracted terus mengalami peningkatan seiring
demand dipenuhi sesuai dengan dengan adanya program listrik 35.000
kontraktualnya dan eksisting kontrak MW dimana 37% pembangkit listrik
domestik diperpanjang. Sedangkan tersebut menggunakan gas bumi.

123 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


10.000

9.000

8.000

7.000

6.000

5.000

MMSCFD
4.000

3.000

2.000

1.000

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035

Lifting Minyak & Own Used Pupuk & Petrokimia Listrik Industri & Komersial Transportasi Gas Rumah Tangga

Neraca Gas Bumi Nasional


Sumber : Ditjen Migas, 2016

Proyeksi kebutuhan gas bumi nasional berdasarkan sektor pengguna tahun 2016 – 2035

124
Pada tahun 2016 kebutuhan gas sektor Sektor Pupuk dan Petrokimia
ini sebesar 2.324 MMSCFD meningkat
Pabrik pupuk eksisting di Indonesia
menjadi 4.101 MMSCFD pada tahun
adalah Pupuk Iskandar Muda (PIM)
2025 dan 4.119 MMSCFD pada tahun
di Aceh, Pupuk Sriwijaya (Pusri) di
2035.
Palembang, Pupuk Kujang Cikampek
Kebutuhan gas bumi sektor indus-
(PKC), Petrokimia Gresik (PG), serta
tri juga mengalami peningkatan setiap
Pupuk Kalimantan Timur (PKT) di
tahunnya, yaitu 1.917 MMSCFD pada
Bontang.
tahun 2016 meningkat menjadi 2.547
Pasokan untuk PIM berasal dari
MMSCFD pada tahun 2025 serta 2.747
PHE NSO-NSB dan Medco Blok A yang
MMSCFD pada tahun 2035.
diperkirakan akan mulai menurun
Kebutuhan gas bumi sektor trans-
tahun 2026.
portasi terus meningkat seiring
Pusri IIB akan mendapat pasokan
dengan program konversi BBM ke
tambahan dari Corridor Block yang
BBG yang sudah merambah ke be-
diperkirakan masuk pada tahun 2019,
berapa kota besar di Indonesia. Untuk
menunggu selesainya pembangunan
kebutuhan gas jaringan gas rumah
pipa ruas Grissik-Palembang.
tangga, pemerintah memiliki program
Pada tahun 2021 direncanakan
pembangunan jaringan gas rumah
pabrik pupuk Pusri IIIB mulai ber-
tangga dengan rata-rata pembangunan
operasi. Pengoperasian pabrik pupuk
15.000 sambungan rumah tangga
tersebut dapat mengurangi peng-
setiap tahunnya.
gunaan gas bumi melalui peningkatan
Overview Kebutuhan Gas Bumi Per efisiensi pemakaian gas bumi pabrik
Sektor tersebut.
Untuk kebutuhan gas bumi Pasokan gas bumi untuk pupuk
domestik, sektor listrik merupakan Kujang dari PHE ONWJ akan mulai
sektor dengan kebutuhan gas bumi menurun pada tahun 2021. Kontrak
terbesar, disusul oleh industri, serta dari Pertamina EP akan berakhir pada
pupuk dan petrokimia. tahun 2022.

Sektor Lifting dan Own Used


Kebutuhan gas bumi untuk ke-
perluan lifting minyak bumi dan own
used diperlukan untuk membantu
“ Penetapan alokasi dan
pemanfaatan gas bumi untuk
proses produksi minyak di sektor
kebutuhan dalam negeri
hulu sebagai bahan bakar pembangkit
listrik, gas lift, dan membantu pe- dilaksanakan dengan urutas
ningkatan produksi tahap lanjut prioritas untuk: transportasi,
(EOR), serta sebagai bahan bakar di rumah tangga, dan pelanggan
kilang LNG dan kilang minyak. kecil; peningkatan produksi
Kebutuhan gas bumi untuk lifting
minyak dan gas bumi nasional;
minyak bumi dan own used relatif
stabil sekitar 500-600 MMSCFD yang industri pupuk; industri
digunakan untuk proses injeksi uap berbasis gas bumi; penyediaan
(steam flood) di lapangan Duri sebesar tenaga listrik; dan industri
360 MMSCFD dan bahan bakar untuk yang menggunakan gas bumi
kilang LNG Bontang dan Kilang LNG
sebagai bahan bakar.
Tangguh.

125 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


1.400

1.200

1.000

800
MMSCFD

600

400

200

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035

Contracted Demand Committed Demand

Sumber : Ditjen Migas, 2016

Proyeksi kebutuhan gas bumi sektor pupuk & petrokimia 2016-2035

Rencana pembangunan pabrik Pabrik Pupuk Kaltim (PKT) yang


pupuk Kujang IC di Cepu dibatalkan beroperasi saat ini adalah pabrik PKT
karena harga gas bumi dari lapangan II, III, IV, V, dan IB yang mendapat
Jambaran-Tiung Biru tidak masuk pasokan gas bumi dari blok Mahakam,
dalam keekonomiannya, sehingga di- Sebuku, dan Sanga-sanga. Kontrak
rencanakan akan dibangun pabrik pasokan gas bumi untuk pupuk Kaltim
pupuk Kujang ID (Revitalisasi) di akan mulai menurun pada tahun
lokasi pabrik saat ini. Pabrik pupuk 2018.
Kujang ID direncanakan akan mulai Industri petrokimia yang ber-
beroperasi pada tahun 2021 dengan operasi di Kalimantan Timur adalah
kebutuhan gas bumi sebesar 44 Kaltim Methanol Industri (KMI) yang
MMSCFD. memproduksi metanol dan Kaltim
Pada tahun 2017 pabrik baru Parna Industri (KPI) yang mem-
Petrokimia Gresik (Ammurea II) di- produksi amoniak. Kontrak pasokan
rencanakan mulai beroperasi dengan gas bumi untuk KMI akan berakhir
kebutuhan gas bumi sebesar 50 pada tahun 2019 dan untuk KPI akan
MMSCFD. Pada tahun 2019 kebutuhan berakhir pada tahun 2022.
gas bumi untuk Petrokimia Gresik Petrokimia Kompleks direncana-
akan dipasok dari HCML (lapangan kan akan dibangun di Kabupaten
MDA-MBH). Bintuni, Papua Barat dengan kebutuh-

Neraca Gas Bumi Nasional 126


an gas bumi sebesar 125 MMSCFD 13.000 MW akan menggunakan bahan
mulai tahun 2020. bakar gas bumi.
Pengembangan sektor industri Untuk dapat memenuhi seluruh
petrokimia direncanakan mendapat kebutuhan gas bumi tersebut diperlu-
tambahan pasokan gas bumi dari Blok kan tambahan pasokan gas bumi
Masela. Potensi kebutuhan gas bumi sebesar 1.100 MMSCFD diluar pasokan
untuk petrokimia ini teridentifikasi gas bumi yang telah terkontrak mau-
sebesar 450 MMSCFD. pun yang telah di-alokasikan untuk
sektor kelistrikan. Tambahan pasokan
Sektor Kelistrikan
gas sebesar 1.100 MMSCFD tersebut
Kebutuhan gas bumi di sektor ke- dapat berasal dari gas pipa maupun
listrikan dipenuhi dari pasokan gas LNG. Kekurangan pasokan gas bumi
bumi eksisting maupun beberapa untuk kelistrikan akan dipenuhi dari
lapangan yang akan berproduksi. impor LNG.
Kebutuhan kelistrikan mengalami pe- Agar pemanfaatan gas bumi
ningkatan yang cukup tajam mulai di sektor kelistrikan optimal, di-
tahun 2018 dengan beroperasinya perlukan skema penyaluran yang
beberapa pembangkit baru dalam dapat mendukung sampainya gas
program listrik 35.000 MW yang ter- bumi ke pembangkit-pembangkit
sebar di berbagai wilayah. Dari total yang direncanakan PLN terutama di
35.000 MW, direncanakan lebih dari kawasan Indonesia Bagian Tengah

5.000

4.500

4.000

3.500

3.000
MMSCFD

2.500

2.000

1.500

1.000

500

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035

Contracted Demand Committed Demand Potential Demand

Sumber : Ditjen Migas, 2016

Proyeksi kebutuhan gas bumi sektor kelistrikan 2016-2035

127 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


dan Timur, seperti pembangunan tahun 2016 adalah sekitar 1.584
Hub LNG, terminal regasifikasi dan MMSCFD serta committed demand
penyimpanan, serta jaringan pipa industri sebesar 274 MMSCFD. Pada
yang terintegrasi. tahun 2035 kebutuhan gas bumi sektor
Untuk mendukung pengembangan industri diperkirakan akan mencapai
tata niaga gas bumi ke arah multiple 3.189 MMSCFD.
network, saat ini pasokan gas bumi
Sektor Transportasi dan Rumah
melalui pipa dan/atau LNG untuk
Tangga
pembangkit-pembangkit listrik PLN
dari satu KKKS dapat ditujukan ke be- Kebutuhan gas bumi di sektor
berapa tujuan (multi destinasi) yang transportasi dan rumah tangga setiap
sesuai dengan kebutuhan PLN. tahunnya mengalami peningkatan.
Pemerintah terus berusaha untuk
Sektor Industri
mengembangkan jaringan gas rumah
Angka kebutuhan sektor industri tangga dan bahan bakar gas untuk
didasarkan pada hasil koordinasi transportasi, diantaranya dengan pe-
dengan Kementerian Perindustrian, nugasan kepada BUMN (Pertamina
Forum Industri Pengguna Gas Bumi, dan PGN) sebagai pelaksana.
PGN, dan Pertamina. Kebutuhan gas Saat ini, jaringan gas bumi untuk
bumi sektor industri yang sudah ter- rumah tangga maupun transportasi
kontrak (contracted demand) pada dibangun di dekat daerah penghasil

4.000

3.500

3.000

2.500
MMSCFD

2.000

1.500

1.000

500

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035

Contracted Demand Committed Demand Potential Demand


Sumber : Ditjen Migas, 2016

Proyeksi kebutuhan gas bumi sektor industri 2016-2035

Neraca Gas Bumi Nasional 128


100

80

60
MMSCFD

40

20

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035

Contracted Demand Committed Demand


Sumber : Ditjen Migas, 2016

Proyeksi kebutuhan gas bumi sektor transportasi 2016-2035

12

10

8
MMSCFD

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035

Contracted Demand Committed Demand


Sumber : Ditjen Migas, 2016

Proyeksi kebutuhan gas bumi sektor rumah tangga 2016-2035

129 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


gas bumi. Diperlukan alternatif pa- kebutuhan tersebut.
sokan gas bumi dan pengembangan Dengan memperhitungkan
infrastruktur yang dapat mendukung potensi pasokan gas bumi
pengembangan jaringan gas rumah Indonesia secara keseluruhan,
tangga dan transportasi di daerah maka contracted demand dan
yang jauh dari sumber gas bumi. committed demand dapat
ter-penuhi sampai dengan
Neraca Gas bumi Nasional 2016- tahun 2021. Opsi impor dapat
2035 dilakukan untuk memenuhi
potential demand mulai
Data Neraca Gas Indonesia tahun 2022. Namun apabila
Tahun 2016-2035 merupakan data rencana konsumsi gas bumi
supply-demand gas bumi yang telah yang terdapat pada potential
diperbarui berdasarkan data Neraca demand di tahun 2019 berjalan,
Gas Bumi Indonesia Tahun 2015-2030 maka opsi impor akan mulai
dan disusun dengan menggunakan dilakukan sejak tahun 2019.
evaluasi data hasil Work Program c. Neraca Gas Indonesia tahun
and Budget (WP&B) tahun 2015 dari 2023-2035 menunjukkan
seluruh KKKS. Berdasarkan hal ter- bahwa kemampuan produksi
sebut, penyusunan neraca gas bumi sumur gas bumi eksisting
ini mempertimbangkan kondisi dari terus mengalami penurunan,
masing-masing region terutama ter- sebaliknya kebutuhan gas bumi
kait interkonektivitas infrastruktur domestik terus meningkat.
pengaliran gas bumi, baik berupa Walaupun kontrak ekspor gas
infrastruktur pipa maupun non pipa. terus menurun, pasokan gas
Secara nasional, data supply- bumi domestik tidak dapat
demand gas bumi nasional adalah memenuhi kebutuhan, bahkan
sebagai berikut: selisih antara pasokan dan
a. Neraca Gas Bumi Indonesia kebutuhan semakin besar.
pada tahun 2016 menunjukkan Adanya tambahan pasokan gas
bahwa contracted demand bumi dari Blok Masela, Blok
dapat dipenuhi sebesar 92,4% Natuna, maupun dari lapangan-
dari existing supply dan project lapangan baru lainnya masih
supply. Hal tersebut disebabkan belum dapat memenuhi
adanya penurunan produksi seluruh kebutuhan.
dari lapangan gas bumi serta Untuk dapat memenuhi kebutuhan
terjadinya keterlambatan pro- gas bumi untuk program penyediaan
duksi dari lapangan gas bumi listrik 35.000 MW dan pertumbuhan
baru. Sedangkan dari contracted industri, maka diperlukan penemu-
demand dan committed demand an cadangan gas bumi baru,
hanya dapat dipenuhi sebesar antara lain dengan eksplorasi di
84,8% dari existing supply dan cekungan-cekungan yang baru dan
project supply. pengembangan lapangan gas bumi
b. Neraca Gas Bumi Indonesia non konvensional. Juga perlu di-
pada tahun 2017-2022 siapkan infrastruktur pendukung jika
menunjukkan bahwa dengan opsi impor akan dilakukan pada saat
adanya pertumbuhan kebutuh- dibutuhkan.
an gas bumi dari sektor Dapat disimpulkan bahwa supply-
industri dan kelistrikan maka demand gas bumi nasional tidak
penambahan pasokan gas setimbang karena pasokan gas bumi
bumi yang berasal dari project domestik tidak dapat mencukupi
supply dan potential supply potential demand listrik dan industri.
masih belum dapat memenuhi

Neraca Gas Bumi Nasional 130


10.000

131
9.000

8.000

7.000

6.000

5.000

MMSCFD

Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


4.000

3.000

2.000

1.000

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
Domestic Contracted Demand Export Contracted Demand Domestic Committed Demand
Potential Demand Listrik PotensialDemand Industri Existing Supply
Project Supply Potential Supply Potential Supply Impor
Sumber : Ditjen Migas, 2016

Neraca gas bumi Indonesia tahun 2016-2035


10.000

9.000

8.000

7.000

6.000

5.000

MMSCFD
4.000

3.000

2.000

1.000

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
Domestic Contracted Demand Domestic Committed Demand Potential Demand Listrik PotensialDemand Industri

Neraca Gas Bumi Nasional


Existing Supply Project Supply Potential Supply Impor

Sumber : Ditjen Migas, 2016

132
Neraca gas bumi Indonesia tahun 2016-2035 (exclude ekspor)
BAB vi

penutup

 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


Beberapa tantangan yang dihadapi dalam pengembangan infrastruktur
gas bumi Indonesia diantaranya kondisi geografis dan letak cadangan
gas yang relatif jauh dari pasar, integrasi infrastruktur gas bumi,
dan peningkatan pasokan gas bumi domestik. Untuk memasok gas
di wilayah-wilayah remote terutama di wilayah tengah dan timur
Indonesia pemerintah merencanakan membangun sistem virtual
pipeline. Disamping itu pemerintah terus berupaya membangun sistem
interkoneksi pipa gas antar region, mempercepat pengoperasian
lapangan-lapangan baru dan impor gas bumi.

Penutup 
Kebutuhan gas bumi domestik terus
mengalami pertumbuhan seiring
dengan pertumbuhan ekonomi, jum-
lah penduduk serta perubahan pola
konsumsi energi dan preferensi
konsumen. Dalam rangka pemenuhan
kebutuhan ter-sebut Pemerintah terus
berupaya meningkatkan pasokan gas
bumi domestik melalui peningkatan
eksplorasi dan optimalisasi produksi
dari lapangan eksisting. Kontrak-
kontrak ekspor gas bumi yang ber-
akhir juga tidak diperpanjang.
Namun langkah-langkah tersebut
dalam jangka panjang belum dapat
memenuhi kebutuhan dalam negeri
sehingga diperlukan tambahan pasok-
an gas bumi impor berupa LNG.
Pemanfaatan gas bumi me-
merlukan infrastruktur yang memadai
sehingga diperlukan penambahan
jaringan pipa dan penataan wilayah
distribusi yang menjangkau konsumen
secara lebih luas yang merupakan
bagian dari pengembangan pasar gas
bumi domestik.
Beberapa tantangan di atas me- Kilang LNG Tangguh, Papua Barat
merlukan penyelesaian yang kom- Sumber : Dok. BP Berau

prehensif dan waktu yang tepat.


Di bawah ini akan diulas beberapa
tantangan dan langkah nyata yang
telah dan akan dilakukan Pemerintah
guna menjawab tan-tangan tersebut. LNG sebagai bahan bakar untuk
pembangkit listrik yang tersebar itu.
TANTANGAN DAN SOLUSI Untuk memasok LNG ke pembangkit
listrik tersebut digunakan mini LNG
Pengembangan Infrastruktur Gas tanker yang beroperasi secara kontinu
Bumi dalam rute tertentu. Di tiap PLTMG
disediakan fasilitas penyimpanan dan
Pengembangan Infrastruktur Gas regasifikasi yang mampu mencukupi
Bumi di Kawasan Indonesia Bagian kebutuhan PLTMG selama beberapa
Timur hari sebelum diisi ulang oleh LNG
tanker. Sistem distribusi LNG dengan
Pengembangan infrastruktur gas menggunakan LNG tanker ke beberapa
bumi di kawasan Indonesia Bagian tujuan sekaligus disebut sebagai
Timur saat ini terkendala karena sistem virtual pipeline.
luasnya wilayah dan permintaan
Pengembangan Infrastruktur Gas
gas bumi yang tersebar di banyak Bumi di Kawasan Remote Indonesia
pulau. Konsumen utama gas bumi di Bagian Barat
Indonesia Bagian Timur adalah PLN
yang menggunakan gas bumi sebagai PLN merencanakan pembangunan
bahan bakar pembangkit listrik. PLN pembangkit listrik di sembilan
merencanakan akan menggunakan daerah remote yaitu di Pulau Natuna,

135 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


di Jawa Barat terdapat satu FSRU yang
dikelola oleh PT. Nusantara Regas. PT.
PGN juga telah mengoperasikan FSRU
Lampung. Beberapa FSRU/FSRT yang
direncanakan dibangun di wilayah
Banten untuk memasok gas bumi
ke pembangkit Listrik dan kawasan
industri di Banten dan Jawa Barat.
Di wilayah Jawa Tengah Pertamina
akan membangun FSRU di Cilacap
untuk memenuhi kebutuhan gas
kilang RU IV dan pabrik Holcim serta
pengembangan pasar gas bumi di
Jawa Tengah.
Di Jawa Timur rencananya akan
dibangun sebuah FSRU di Teluk
Lamong untuk memenuhi pasokan
gas bumi ke pembangkit listrik dan
industri.
Peningkatan Pasokan Gas Bumi
Domestik
Sebagaimana dibahas pada Bab V,
Indonesia diperkirakan mengalami
shortage gas bumi mulai pada
tahun 2019 disebabkan pasokan
Tanjung Balai Karimun, Tanjung dari lapangan eksisting sudah tidak
Pinang, Tanjung Batu, Selat Panjang, dapat lagi mengimbangi peningkatan
Dabo Singkep, Sabang, Sinabang dan permintaan.
Nias. Pembangkit listrik tersebut Ada beberapa opsi yang dapat di-
direncanakan menggunakan LNG lakukan guna menanggulangi hal
sebagai bahan bakar. Kapal LNG tersebut, yaitu:
akan membawa LNG dan mengitari
Impor Gas Bumi
receiving point/fasilitas regasifikasi
yang terletak di dekat pembangkit Impor gas bumi merupakan
listrik. kebijakan yang sangat strategis, se-
Selain untuk pembangkit listrik, hingga diperlukan perangkat regulasi
gas bumi dari fasilitas regasifikasi yang mengatur mekanisme dan tata
tersebut juga dapat digunakan untuk cara impor, penunjukan Badan Usaha
memenuhi kebutuhan sektor lainnya, importir, sumber impor, harga gas
seperti industri, transportasi, dan impor, dan kapan impor dilakukan.
rumah tangga.
Percepatan Pengoperasian Blok
Integrasi Infrastruktur Gas Bumi di Masela
Jawa dan Sumatera
Kegiatan eksplorasi Blok Masela
Untuk meningkatkan fleksibilitas didasarkan pada kontrak Masela PSC
dan ketahanan pasokan terutama di pada tahun 1998. Gas bumi dari Blok
wilayah distribusi yang sudah mature Masela ini akan dimanfaatkan untuk
seperti di Jawa Barat dan Banten, pupuk & petrokimia serta dilikuifaksi
Jawa Timur dan Sumatera Bagian menjadi LNG. Blok ini diperkirakan
Utara Pemerintah telah menyetujui mulai beroperasi pada tahun 2026
pembangunan beberapa terminal dengan produksi sebesar 1.200
penerimaan dan regasifikasi. Saat ini MMSCFD.

Penutup 136
Penggelaran pipa gas bumi di lepas diharapkan akan menambah pasokan
pantai sekitar 800 MMSCFD.
Sumber : Dok. PGN
Percepatan Pengoperasian Blok East
Natuna
Blok East Natuna D Alpha
Pemerintah saat ini telah me- merupakan lapangan gas bumi ter-
nyetujui opsi pengembangan blok besar dengan cadangan mencapai
Masela di darat. Gas bumi dari lapangan 46 TSCF. Salah satu kendala belum
Masela akan dialirkan dan diproses di beroperasinya lapangan ini adalah
darat sehingga diharapkan mampu karena kandungan CO2 yang men-
memberikan multiplier effect bagi capai 70% sehingga diperlukan
tumbuhnya industri, pengembangan suatu teknologi khusus untuk
kawasan dan kesejahteraan masya- memproduksikan, sehingga biaya pro-
rakat sekitarnya. duksinya menjadi mahal. Jika nantinya
gas bumi dari East Natuna ini dapat
Percepatan Pengembangan lapangan
dimanfaatkan dan dibangun pipa
IDD
transmisi ke Jawa melalui Kalimantan
POD lapangan IDD telah disetujui Barat dan Kalimantan Selatan, maka
pada tahun 2008, namun pada tahun ke depan diharapkan akan semakin
2012 Chevron Indonesia Company banyak wilayah-wilayah yang saat ini
(CICO) melakukan perubahan POD belum terlayani oleh gas bumi dapat
dengan menambah nilai investasi menikmati pasokan gas bumi dan
yang mencapai 12 USD milyar. Revisi pulau-pulau Sumatera, Kalimantan
POD tersebut sampai saat ini belum dan Jawa akan tersambung oleh pipa
diajukan ke Pemerintah. Dengan gas bumi.
jatuhnya harga minyak bagi Chevron
Eksplorasi Lapangan Baru
proyek IDD ini kalah dengan porto-
folio proyek di tempat lain. Saat ini Cadangan gas bumi Indonesia per
yang dikembangkan baru lapangan Januari 2016 sebesar 144,06 TSCF.
Bangka yang sudah berproduksi tahun Dengan asumsi rata-rata tingkat
2016. Pengembangan lapangan IDD produksi per tahun sebesar 3 TSCF

137 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


maka cadangan tersebut akan habis Diperkirakan cadangan gas bumi
48 tahun mendatang. Oleh sebab itu, non konvensional di Indonesia sangat
untuk memperbesar cadangan gas besar. Jika dapat dibuktikan dan
bumi Indonesia diperlukan kegiatan diproduksi secara komersial, maka
eksplorasi. Kegiatan eksplorasi Indonesia tidak akan mengalami ke-
memungkinkan dilakukan pada kurangan gas bumi.
cekungan sedimen di Indonesia
baik yang berada di darat (onshore) PERBAIKAN NERACA GAS BUMI
maupun lepas pantai (offshore). INDONESIA KE DEPAN
Untuk meningkatkan eksplorasi
Pemerintah terus menerus berusaha Gas bumi merupakan salah satu
memberikan kemudahan bagi Badan komoditas strategis dengan fungsi
Usaha antara lain melalui penerapan penting sebagai sumber energi, bahan
mekanisme kontrak sistem Gross Spilt. baku industri, dan komoditas ekspor
Dengan sistem Gross Spilt diharapkan penghasil devisa. Seiring dengan
pelaksanaan pengoperasian lapangan kebutuhan energi domestik yang
dapat lebih efisien dan pendapatan semakin meningkat, gas bumi mem-
Pemerintah lebih terjamin. Insentif punyai peran yang strategis sebagai
eksplorasi dapat langsung dirumuskan salah satu sumber energi utama
dalam kontrak Gross Split sehingga dalam 20 tahun mendatang. Dalam
memudahkan dalam memanajemen Kebijakan Energi Nasional, gas bumi
pelaksanaan dan pengawasan oleh ditetapkan sebagai pemasok energi
SKK Migas. sebesar 24% dari komposisi bauran
energi nasional di tahun 2050.
Pengembangan lapangan gas bumi
non konvensional Buku Neraca Gas Bumi Indonesia
2016 merupakan buku yang berisi
Pengembangan lapangan gas bumi kesetimbangan pasokan dan ke-
non konvensional di Amerika Serikat butuhan (supply-demand) gas bumi
telah maju pesat dengan penemuan gas Indonesia. Buku ini merangkum
bumi dari lapisan batuan serpih (shale pasokan-pasokan gas bumi yang
gas). Pengembangan lapangan shale berasal dari produksi lapangan gas
gas yang masif dapat menurunkan bumi serta seluruh kebutuhan gas
harga gas bumi secara signifikan bumi untuk penggunaan di lapangan,
mulai tahun 2008 dari sekitar 11 USD sektor pupuk/petrokimia, kelistrikan,
per MMBTU menjadi sekitar 2 USD industri, komersial, transportasi, dan
per MMBTU. Saat ini Amerika Serikat rumah tangga.
tidak lagi menjadi importir gas bumi Buku ini akan terus disempurnakan
bahkan dalam waktu dekat akan dan diperbaharui sesuai dengan
menjadi eksportir LNG. perkembangan data pasokan dan
Di Indonesia telah diidentifikasi kebutuhan gas bumi yang ada.
be-berapa daerah yang mempunyai Perbaikan yang akan dilakukan
potensi gas serpih. Pemerintah telah ke depan dengan melengkapi data
memberikan satu wilayah kerja gas kebutuhan gas bumi dari wilayah
bumi non konvensional di Sumatera yang belum tercakup, permohonan
Utara kepada Pertamina untuk pe- gas bumi dari seluruh stakeholder,
ngembangan shale gas. dan perbaikan lainnya. Dengan
Sedangkan gas metana batubara demikian, buku ini diharapkan dapat
(coal bed methane) sudah banyak memberikan gambaran yang lebih
badan usaha yang mengembangkan, jelas dan sesuai dengan keadaan yang
namun sampai saat ini yang sudah sebenarnya serta dapat digunakan
komersial baru KKKS Vico yang sudah sebagai acuan rencana pengembangan
menjual gas bumi dari CBM kepada bisnis dan penetapan kebijakan
PLN di Kalimantan Timur. Pemerintah.

Penutup 138
lampiran
LAMPIRAN 1 NERACA GAS BUMI REGION I (Dalam MMSCFD)

Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2025 2030 2035


I. DEMAND
A. Contracted
Lifting Oil & own used LNG Plant 8 7 0 0 0 0 0 0

Pupuk dan Petrokimia 62 57 58 58 58 50 0 0


Listrik 128 138 138 138 138 138 138 0
Industri 6 5 0 0 0 0 0 0
Transportasi 0 0 0 0 0 0 0 0
Gas Rumah Tangga 1 1 1 1 1 0 0 0
Supply ke Region Lain (melalui FSRU) 0 0 0 0 0 0 0 0
Ekspor (Contracted Demand) 0 0 0 0 0 0 0 0
Total I A 204 207 196 196 196 187 138 0
B. Committed
Lifting Oil & own used LNG Plant 0 0 0 0 0 0 0 0
Pupuk dan Petrokimia 0 58 57 57 57 66 115 115
Listrik -0 -0 -0 -0 -0 -0 -0 138
Industri 4 4 9 9 9 9 9 9
Transportasi 0 0 0 0 0 0 0 0
Gas Rumah Tangga 0 0 0 0 0 1 1 1
Supply ke Region Lain (melalui FSRU) 0 0 0 0 0 0 0 0
Total I B 4 62 66 66 66 75 125 263
C. Potential
Potential Industri 0 10 13 16 16 19 26 38
Potential Kelistrikan (35.000 MW) 9 12 15 105 107 107 107 107
Total I C 9 22 27 120 123 126 133 145
Total I 217 290 290 382 385 389 396 408
II. SUPPLY
A. Existing
Total Existing 172 214 245 245 226 176 175 174
B. Project
Total Project 0 2 64 79 79 66 17 7
C. Potential
Total Potential 0 43 43 43 125 86 42 28
Total II A + II B 172 216 310 325 306 242 191 181
Total II A + II B + II C 172 259 353 368 430 328 233 209
III. BALANCE
II A - I A -32 7 49 49 30 -12 37 174
II A + II B - I A -32 10 113 128 109 55 54 181
(II A + II B) - (I A + I B) -36 -52 47 62 43 -21 -71 -82
(II A + II B + II C) - (I A + I B) -36 -9 90 105 168 65 -29 -54
II - I -45 -31 63 -15 45 -61 -162 -199

141 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


LAMPIRAN 2 NERACA GAS BUMI REGION II (Dalam MMSCFD)

Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2025 2030 2035


I. DEMAND
A. Contracted
Lifting Oil & Own used LNG Plant 191 180 170 160 145 0 0 0
Pupuk dan Petrokimia 334 336 153 171 171 37 12 0
Listrik 1,084 998 928 727 592 52 7 0
Industri 972 1,076 1,057 802 636 38 0 0
Transportasi 29 23 16 11 0 0 0 0
Gas Rumah Tangga 3 3 3 3 3 0 0 0
DOMESSTIK 2,612 2,616 2,326 1,873 1,547 127 19 0
Ekspor 936 927 927 923 923 225 0 0
Total I A 3,548 3,542 3,253 2,796 2,470 353 19 0
B. Committed
Lifting Oil & Own used LNG Plant 0 0 0 0 0 117 92 67
Pupuk dan Petrokimia 8 8 191 172 172 247 247 247
Listrik 246 262 413 614 735 1,283 1,308 1,315
Industri 264 303 331 586 751 1,334 1,372 1,372
Transportasi 5 11 18 24 35 37 40 49
Gas Rumah Tangga 0 0 0 0 0 3 4 5
Total I B 522 584 952 1,396 1,693 3,022 3,063 3,055
C. Potential
Potential Kelistrikan (35.000 MW) 22 62 314 533 530 833 853 873
Potensial Industri 25 50 80 114 139 306 442 588
TOTAL I C 47 112 395 647 669 1.139 1.295 1,461
Total I 4,117 4,238 4,599 4,839 4,832 4,513 4,378 4,516
II. SUPPLY
A. Existing
Total Existing 2,518 2,857 2,686 2,467 2,252 953 314 202
B. Project
Total Project 95 135 309 452 600 407 118 48
C. Potential

Total Potential 0 0 15 40 39 217 1,948 1,157


Total II A + II B 2,613 2,992 2,995 2,919 2,852 1,360 433 251
Total II 2,613 2,992 3,010 2,960 2,891 1,360 1,433 1,251
III. BALANCE
II A - I A -1,030 -685 -566 -329 -218 600 295 202
II A + II B - I A -936 -550 -258 123 382 1,008 413 251
(II A + II B) - (I A + I B) -1,457 -1,134 -1,210 -1,273 -1,311 -2,014 -2,650 -2,804
(II A + II B + II C) - (I A + I B) -1,457 -1,134 -1,195 -1,232 -1,272 -2,014 -1,650 -1,804
II - I -1,355 -981 -1,551 -1,369 -1,395 -2,400 -1.462 -2,703

Lampiran 142
LAMPIRAN 3 NERACA GAS BUMI REGION III (Dalam MMSCFD)

Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2025 2030 2035


I. DEMAND
A. Contracted
Lifting Oil & Own Used 0 0 0 0 0 0 0 0
Pupuk dan Petrokimia 0 0 0 0 0 0 0 0
Listrik 166 166 166 166 160 85 0 0
Industri 1 2 2 1 1 0 0 0
Transportasi 1 1 1 1 0 0 0 0
Gas Rumah Tangga 0 0 0 0 0 0 0 0
Ekspor ke Region Lain (melalui FSRU) 0 0 0 0 0 0 0 0
Ekspor 0 0 0 0 0 0 0 0
Total I A 169 169 169 168 161 85 0 0
B. Committed
Lifting Oil & Own Used 0 0 0 0 0 0 0 0
Pupuk dan Petrokimia 0 0 0 0 0 0 0 0
Listrik 0 0 0 0 6 81 166 166
Industri 3 3 3 4 4 5 5 5
Transportasi 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 1.3 1.6 2.1
Gas Rumah Tangga 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.5 0.7 0.9
Ekspor ke Region Lain (melalui FSRU) 0 0 0 0 0 0 0 0
Total I B 4 3 3 4 11 88 173 174
C. Potential
Potential Kelistrikan (35.000 MW) 0 0 0 30 30 30 30 30
Potential Industri 9 9 9 125 129 239 270 270
Total I C 9 9 9 154 158 268 300 300
Total I 181 181 181 326 331 441 473 474
II. SUPPLY
A. Existing
Total Existing 163 167 166 166 161 90 0 0
B. Project
Total Project 0 3 3 3 3 0 0 0
C. Potential 0 0 0 0 0 0 0 0
Total II A + II B 163 169 169 169 163 90 0 0
Total II A + IIB + IIC 163 169 169 169 163 90 0 0
III. BALANCE
II A - I A -5 -2 -3 -2 -1 5 0 0
II A + II B - I A -5 0 -1 0 2 5 0 0
(II A + II B) - (I A + I B) -9 -3 -4 -4 -9 -82 -173 -174
(II A + II B + II C) - (I A + I B) -9 -3 -4 -4 -9 -82 -173 -174
II - I -17 -12 -12 -158 -167 -350 -473 -474

143 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


LAMPIRAN 4 NERACA GAS BUMI REGION IV (Dalam MMSCFD)

Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2025 2030 2035


I. DEMAND
A. Contracted
Lifting Oil & Own used 0 0 0 0 0 0 0 0
Pupuk dan Petrokimia 65 65 65 150 85 85 0 0
Listrik 345 347 325 149 138 42 0 0
Industri 175 216 197 121 104 60 40 0
Transportasi 12 12 12 2 0 0 0 0
Gas Rumah Tangga 1 1 1 1 1 0 0 0
Ekspor ke Region Lain (melalui FSRU) 0 0 0 0 0 0 0 0
Ekspor 0 0 0 0 0 0 0 0
Total I A 598 640 599 422 327 187 40 0
B. Committed
Lifting Oil & Own used 0 0 0 0 0 0 0 0
Pupuk dan Petrokimia 0 50 80 0 65 65 150 150
Listrik 61 68 67 206 207 294 376 376
Industri 2 9 29 129 139 192 212 250
Transportasi 0 0 0 10 12 15 19 24
Gas Rumah Tangga 0 0 0 0 0 1 1 1
Ekspor ke Region Lain (melalui FSRU) 0 0 0 0 0 0 0 0
Total I B 63 127 176 345 423 567 758 801
C. Potential
Potential Industri 0 1 2 4 7 10 11 13
Potential Kelistrikan (35.000 MW) 0 35 50 191 191 418 418 418
Total I C 0 36 52 195 198 427 429 430
Total I 661 802 827 962 948 1,181 1,227 1,232
II. SUPPLY
A. Existing
Total Existing 515 516 458 343 278 82 0 0
B. Project
Total Project 0 114 142 493 541 445 319 166
C. Potential 0 0 0 0 0 92 0 0
Total II A + II B 515 630 600 835 820 527 319 166
Total II 515 630 600 835 820 618 319 166
III. BALANCE
II A - I A -83 -124 -141 -79 -49 -105 -40 0
II A + II B - I A -83 -10 1 413 492 340 279 166
(II A + II B) - (I A + I B) -146 -136 -175 68 69 -227 -479 -635
(II A + II B + II C) - (I A + I B) -146 -136 -175 68 69 -135 -479 -635
II - I -146 -172 -227 -127 -129 -563 -908 -1,066

Lampiran 144
LAMPIRAN 5 NERACA GAS BUMI REGION V (Dalam MMSCFD)

Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2025 2030 2035


I. DEMAND
A. Contracted
Lifting & Own used Kilang LNG 116 67 71 59 41 13 0 0
Pupuk dan Petrokimia 452 452 407 246 164 0 0 0
Listrik 87 67 30 22 22 22 10 0
Industri 45 45 45 0 0 0 0 0
Transportasi 0 0 0 0 0 0 0 0
Gas Rumah Tangga 1 1 1 0 0 0 0 0
Distribusi ke Region Lain (FSRU) 224 140 140 140 140 0 0 0
Ekspor 804 805 315 355 307 0 0 0
Total I A 1,728 1,577 1,008 823 674 35 10 0
B. Committed
Lifting & Own used Kilang LNG 0 0 0 0 0 0 0 0
Pupuk dan Petrokimia 0 0 45 206 288 452 436 436
Listrik 17 83 121 164 164 164 135 140
Industri 0 0 0 45 45 45 45 50
Transportasi 17 24 24 23 23 23 23 28
Gas Rumah Tangga 0 0 0 1 1 1 2 2
Distribusi ke Region Lain (FSRU) 8 43 285 263 231 34 0 0
Ekspor 0 53 105 105 105 105 0 0
Total I B 42 203 580 806 857 825 641 657
C. Potential
Potential Industri 0 2 2 17 18 58 59 62
Potential Kelistrikan (35.000 MW) 28 66 66 90 93 115 115 115
Total I C 28 68 68 107 111 173 174 177
Total I 1,798 1,848 1,656 1,736 1,642 1,033 826 834
II. SUPPLY
A. Existing
Total Existing 2,046 1,482 1,345 993 700 136 0 0
B. Project
Total Project 67 425 672 700 650 1,114 337 67
C. Potential 0 0 0 0 0 0 0 0
Total II A + II B 2,113 1,907 2,017 1,693 1,350 1,251 337 67
Total II 2,113 1,907 2,017 1,693 1,350 1,251 337 67
III. BALANCE
II A - I A 317 -95 337 171 26 101 -10 0
II A + II B - I A 384 330 1,010 870 676 1,216 327 67
(II A + II B) - (I A + I B) 343 127 430 64 -180 391 -314 -590
(II A + II B + II C) - (I A + I B) 343 127 430 64 -180 391 -314 -590
II - I 315 59 362 -43 -291 218 -489 -768

145 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


LAMPIRAN 6 NERACA GAS BUMI REGION VI (Dalam MMSCFD)

Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2025 2030 2035


I. DEMAND
A. Contracted
Lifting & Own used Kilang LNG 85 85 99 136 136 168 110 110
Pupuk dan Petrokimia 0 0 0 0 0 0 0 0
Listrik (Contracted) 105 125 152 162 162 20 20 0
Industri (Contracted) 391 391 391 390 390 390 0 0
Transportasi (Contracted) 0 0 0 0 0 0 0 0
Gas Rumah Tangga (Contracted) 0 0 0 0 0 0 0 0
Supply Region Lain via FSRU (Contracted) 169 249 249 249 356 392 392 392
Ekspor LNG (Contracted) 702 617 653 644 651 698 507 143
Total I A 1,453 1,468 1,545 1,582 1,696 1,668 1.029 644
B. Committed
Lifting & Own used Kilang LNG 0 0 0 0 0 0 0 0
Pupuk dan Petrokimia 0 0 0 0 125 125 125 125
Listrik 26 39 39 39 39 181 181 201
Industri 1 1 1 1 1 1 56 56
Transportasi 0 0 0 0 0 0 0 0
Gas Rumah Tangga 0 0 0 0 0 1 1 1
Ekspor ke Region Lain (melalui FSRU) 0 0 96 192 192 192 192 192
Total I B 27 40 136 232 357 500 555 575
C. Potential
Potential Kelistrikan (35.000 MW) 0 86 120 187 204 237 242 241
Potential Industri 26 26 26 26 26 26 476 476
Total I C 26 112 146 213 230 263 718 717
Total I 1,506 1,620 1,827 2,028 2,283 2,430 2,302 1,936
II. SUPPLY
A. Existing
Total Existing 1,236 1,459 1,557 1,554 1,462 1,462 1,398 455
B. Project
Total Project 39 39 68 68 573 574 1,558 1,323
C. Potential
Total Potential 0 0 0 178 203 203 191 172
Total II A + II B 1,275 1,498 1,625 1,622 2,035 2,035 2,956 1,778
Total II 1,275 1,498 1,625 1,800 2,238 2,238 3,147 1,950
III. BALANCE
II A - I A -216 -9 14 -26 -198 -64 512 -47
II A + II B - I A -177 30 82 42 376 510 2,069 1,276
(II A + II B) - (I A + I B) -204 -10 -54 -190 18 10 1,514 701
(II A + II B + II C) - (I A + I B) -204 -10 -54 -12 221 213 1,705 873
II - I -230 -122 -200 -225 -45 -192 845 14

Lampiran 146
LAMPIRAN 7 NERACA GAS BUMI NASIONAL (Dalam MMSCFD)

U raian 2016 2017 2018 2019 2020 2025 2030 2035


I DEMAND
A. Contracted Demand:
Domestik 4,860 4,861 4,486 3,676 3,148 1,200 337 110
Lifting dan Own Used 400 340 340 355 322 182 110 110
Pupuk & Petrokimia 912 909 682 625 478 172 12 0
Listrik 1,915 1,841 1,738 1,364 1,212 358 175 0
Industri 1,584 1,729 1,692 1,314 1,131 488 40 0
Transportasi 42 36 29 14 0 0 0 0
Gas Rumah Tangga 6 6 5 5 5 0 0 0
Ekspor 2,442 2,349 1,895 1,922 1,881 924 507 143
T O T A L I.A 7,302 7,210 6,381 5,598 5.029 2.123 844 253
B. Committed Demand:
Domestik 653 923 1,427 2,289 2,878 4,744 5,123 5,333
Lifting dan Own Used 0 0 0 0 0 117 92 67
Pupuk 8 116 373 435 707 954 1,073 1,073
Listrik 350 452 639 1,023 1,150 2,003 2,166 2,336
Industri 274 320 372 773 949 1,586 1,699 1,742
Transportasi 22 35 43 58 72 77 84 104
Gas Rumah Tangga 0 0 0 1 1 7 9 12
Ekspor 0 0 0 0 0 0 0 0
T O T A L I.B 653 923 1,427 2,289 2,878 4,744 5,123 5,333
C. Potential Demand:
Potential Kelistrikan (35.000 MW) 59 260 565 1,135 1,154 1,739 1,764 1,783
Potensial Industri 59 97 131 301 258 657 1.285 1,447
TOTAL I.C 118 357 696 1,436 1,412 2,396 3,049 3,231
TOTAL I.A + I.B 7,955 8,133 7,808 7,887 7,907 6,867 5,968 5,586
TOTAL I.A + I.B + I.C 8,073 8,490 8,504 9,323 9,396 9.263 9,017 8,816
II. SUPPLY :
A. Existing Supply : 6,543 6,553 6,284 5,595 4,905 2,724 1,713 658
B. Project Supply : 201 718 1,257 1,795 2,447 2,607 2,348 1,611
C. Potential Supply: 0 43 58 262 366 380 1.233 1,200
TOTAL II.A + II.B 6,743 7,270 7,541 7,389 7,352 5,331 4,061 2,269
II.A + II.B + II.C 6,752 7,403 7,600 7.651 7.719 5.712 5.294 3,469
D Impor 0 0 0 1.672 1,677 3,552 3.722 5.348
III BALANCE
II A - I A -759 -657 -97 -4 -124 601 869 405
( II A + II B) - ( I A ) -559 60 1,160 1.791 2,323 3,208 3,217 2,016
( II A + II B) - ( I A + I B ) -1,212 -863 -267 -498 -555 -1,536 -1,907 -3,317
(II A + II B + IIC) - (I A + I B) -1,212 -820 -208 -236 -188 -1.156 -674 -2,117
TOTAL II.A + II.B + II.C - TOTAL I -1,330 -1,117 -905 -1,672 -1,677 -3.552 -3,722 -5,348
TOTAL II.A + II.B + II.C + II.D - TOTAL I -1,330 -1,117 -905 0 0 0 0 0

147 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


DAFTAR SINGKATAN

BBM : Bahan Bakar Minyak


BBG : Bahan Bakar Gas
BOE : Barrel Oil Equivalent
BP MIGAS : Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak Dan
Gas
BSCF : Billion Standart Cubic Feet
BUMN : Badan Usaha Milik Negara
BUMD : Badan Usaha Milik Daerah
CBM : Coal Bed Methane
CNG : Compressed Natural Gas
DEDC : Design Engineering For Detail Contruction
DEN : Dewan Energi Nasional
Ditjen Migas : Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
DMO : Domestic Market Obligation
DSLNG : Donggi Senoro LNG
ESDM : Energi Dan Sumber Daya Mineral
EBT : Energi Baru Dan Terbarukan
EOR : Enhanced Oil Recovery
FEED : Front End Engineering Design
FSRU : Floating Storage And Regasification Unit
GSA : Gas Supply Agreement
HoA : Heads of Agreement
Jargas : Jaringan Distribusi Gas Bumi untuk Rumah Tangga
JOB : Joint Operating Body

Daftar Singkatan 148


KEK : Kawasan Ekonomi Khusus
KIM : Kawasan Industri Medan
KKS : Kontrak Kerja Sama
KKKS : Kontraktor Kontrak Kerja Sama
KSO : Kerja Sama Operasi
LNG : Liquefied Natural Gas
LPG : Liquefied Petroleum Gas
MBOE : Million Barrel Oil Equivalent
MMSCFD : Milion Metric Standart Cubic Feet Per Day
MMTPA : Milion Metric Ton Per Annum
MPP : Mobile Power Plant
MT : Milion Ton
MTOE : Milion Ton Oil Equivalent
MTPA : Milion Ton Per Annum
NAD : Nanggroe Aceh Darussalam
PDB : Produk Domestik Bruto
PDRB : Produk Domestik Regional Bruto
Permen : Peraturan Menteri
Perpres : Peraturan Presiden
PJBG : Perjanjian Jual Beli Gas
PLTG : Proyek Listrik Tenaga Gas
PLTGU : Proyek Listrik Tenaga Gas dan Uap
PoD : Plan of Development
PP : Peraturan Pemerintah
PSC : Production Sharing Contract
R/P : Reserve To Production
RUPTL : Rancangan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
SKK MIGAS : Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu
Minyak Dan Gas Bumi
SPBG : Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas
SPBE : Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji
SR : Sambungan Rumah Tangga
Sumbagselteng : Sumatera Bagian Selatan Dan Tengah
SSWJ : South Sumatra West Java
TGI : PT Transportasi Gas Indonesia
TSCF : Trillions of Standart Cubic Feet
UU : Undang-Undang
WP&B : Work Program And Budget
WJD : Wilayah Jaringan Distribusi

149 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


DAFTAR ISTILAH

Associated Gas Gas bumi yang terdapat bersama-sama dengan minyak bumi
di reservoir
Coal Bed Methane Gas metana yang terkandung (absorb) dalam lapisan batu
bara
Commited Demand Volume kebutuhan gas bumi berdasarkan kapasitas
infrastruktur terpasang yang belum dapat dipenuhi karena
belum memiliki PJBG/GSA
CNG Gas bumi yang dimampatkan dalam bejana baja bertekanan
tinggi (sekitar 200 bar) tanpa terjadinya pencairan gas.
Gas tersebut dapat ditransportasikan dalam tabung dan
dimanfaatkan terutama untuk kendaraan bermotor dengan
nama komersial BBG
Contracted Demand Volume kebutuhan gas bumi berdasarkan PJBG/GSA
Dedicated hilir Ruas transmisi dan atau ruas distribusi gas bumi yang
ditetapkan dengan mempertimbangkan pasokan gas bumi
dan kondisi infrastruktur dalam kerangka kegiatan usaha
niaga gas bumi
Dedicated hulu Ruas transmisi dan atau ruas distribusi gas bumi yang
ditetapkan dengan mempertimbangkan sumber gas bumi dan
keperluan operasi lapangan sebagai fasilitas pengangkutan
gas bumi dalam kerangka kegiatan usaha hulu
Demand gas bumi Jumlah gas berdasarkan kebutuhan yang dibagi dalam sektor-
sektor tertentu
DEDC Rancangan teknik untuk kontruksi secara spesifik
DMO Kewajiban kontraktor untuk memasok kebutuhan domestik
sejumlah volume tertentu
Eligible Costumer Konsumen Gas Bumi yang pemakaiannya besar

Daftar Istilah 150


Existing Supply Perkiraan volume gas bumi yang mampu dipasok dan dialirkan
dari lapangan minyak dan gas bumi yang sedang berproduksi
(on-stream)
FEED Rancangan teknik yang digunakan untuk mengontrol biaya
proyek dan seluruh rencana proyek
FSRU Fasilitas LNG yang berupa kapal yang didesain khusus untuk
penyimpanan dan regasifikasi LNG yang terapung di lautan
Gas bumi Bahan bakar fosil yang berbentuk akibat adanya lapisan yang
terdiri atas tanaman, gas, dan hewan yang terkena panas dan
tekanan ekstrem selama jutaan tahun
Gas Deliverability Kemampuan suatu sumur/lapangan untuk memproduksikan
gas bumi
Gas non konvensional Gas yang diproduksi dengan teknik khusus
LNG LNG merupakan gas alam (C1 & C2) yang didinginkan hingga
melewati titik didihnya (boiling point) dibawah -161,5 oC
sehingga terkondensasi dan berubah fasa menjadi cair
LPG Campuran gas bumi hidrokarbon yang diekstrak dari
minyak bumi dan/atau gas bumi dengan komposisi
utama propana (C3) dan butana (C4), LPG ini berbentuk
gas pada kondisi atmosfer, dimampatkan serta
diturunkan suhunya sehingga berubah menjadi cair
Non Assosiated Gas Gas bumi di dalam reservoir yang tidak mengandung minyak
bumi dalam jumlah yang cukup besar
Non Eligible Costumer Konsumen Gas Bumi yang pemakaiannya kecil
Offshore Lepas pantai atau di danau besar
Onshore Di darat
Open Access Ruas transmisi atau wilayah jaringan distribusi gas bumi yang
ditetapkan dengan mempertimbangkan sumber gas bumi
berdasarkan rencana pembangunan Pemerintah dan/atau
usulan badan pengatur dan/atau usulan badan usaha dalam
kerangka kegiatan usaha pengangkutan gas bumi
Peaker Pembangkit listrik yang bekerja saat beban puncak
PoD Rencana pengembangan suatu lapangan migas secara terpadu
untuk mengembangkan dan memproduksikan cadangan
hidrokarbon secara optimal dengan mempertimbangkan aspek
teknis, ekonomis, dan HSE (Health Savety Environment)
Potential Demand Volume kebutuhan gas bumi yang didasarkan dari
perencanaan perkembangan dari masing-masing sektor
dengan memperhitungkan pertumbuhan kebutuhan gas bumi
dimasa mendatang
Potential Supply Perkiraan volume gas bumi yang PoD-nya belum diajukan oleh
KKKS namun telah terindikasi memiliki cadangan terbukti
yang diperkirakan ekonomis untuk dikembangkan dan
diproduksikan
PSC Bentuk kerja sama pemerintah dengan kontraktor Migas
dengan skema bagi hasil

151 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


Project supply Perkiraan volume gas bumi yang mampu dipasok dan dialirkan
dari lapangan minyak dan gas bumi yang PoD-nya sudah
disetujui maupun yang sedang dalam proses persetujuan,
serta dari Unit Penyimpanan dan Regasifikasi yang telah
mendapatkan kepastian pasokan
Rate of return Keuntungan dari investasi dalam jangka waktu tertentu
Reserve to production Sisa kandungan sumber daya alam yang tidak terbarukan
Saleable Gas Gas bumi tanpa impuritas dan siap jual (tanpa memperhitungkan
kehilangan/losses)
Shale Gas Gas alam yang terkandung di lapisan permeabilitas ketat
Shipper Badab usaha yang memanfaatkan jasa transporter dengan
membayar toll fee
Toll Fee Tarif yang dibayar oleh shipper atas setiap volume gas yang
diangkut
Transporter Badan usaha pengangkutan yang ditunjuk oleh Badan
Pengatur Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas)
setelah memenangkan lelang ruas trasmisi tertentu
Well Testing pegujian sumur Migas yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan produksi suatu lapisan atau formasi
WP&B Rencana kerja dan anggaran tahunan

Daftar Istilah 152


DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik.2016. Produk Domestik Regional Bruto. (Diakses dari https://
www.bps.go.id/)

Biro Perencanaan dan kerja Sama Kementerian ESDM. 2015. Renstra KESDM 2015-
2019. Jakarta: KESDM

Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi.2015. Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun
2015-2030. Jakarta: Ditjen Migas

Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi .2014. Peta Jalan Kebijakan Gas Bumi
Nasional 2014-2030. Jakarta: Ditjen Migas

SKK Migas. 2016. Pemanfaatan Gas Bumi di Indonesia.

World Bank.2016. Gross Domestic Product. (Diakses dari http://data.worldbank.org/)

Peraturan dan Regulasi Mengenai Gas Bumi:

Undang Undang No. 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi

Undang Undang No. 30 Tahun 2007 Tentang Energi

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 35 Tahun 2004 jo PP No. 55 Tahun 2009
Tentang Kegiatan Usaha Hulu Migas

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 36 Tahun 2004 Tentang Kegiatan Usaha
Hilir Minyak dan gas bumi jo. PP No. 30 Tahun 2009;

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 79 Tahun 2014 Tentang Kebijakan


Energi Nasional

Peraturan Menteri ESDM No. 6 Tahun 2016 Tentang Ketentuan dan Tata Cara
Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan serta Harga gas bumi.

Peraturan Menteri ESDM No. 40 tahun 2016 Tentang Harga Gas Bumi untuk Industri
Tertentu

153 Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035


Salah satu agenda prioritas Pemerintah adalah mewujudkan kemandirian
ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
Dalam konteks sektor energi, kemandirian diwujudkan melalui langkah-
langkah peningkatan penggunaan gas bumi dan energi baru terbarukan
(EBT) untuk mengurangi impor minyak, prioritas penggunaan gas bumi
untuk memenuhi kebutuhan domestik dengan mengurangi ekspor gas
bumi serta membangun infrastruktur gas bumi di seluruh pelosok tanah
air dalam rangka pemerataan pembangunan dan memacu pertumbuhan
ekonomi di wilayah-wilayah terpencil.

Gas bumi harus dilihat bukan semata-mata sebagai komoditas, melainkan


juga harus dilihat sebagai alat pembangunan yang dapat memperkuat
industri nasional. Kebutuhan gas bumi meningkat setiap tahunnya,
sedangkan pasokan gas bumi domestik mengalami penurunan. Untuk
itu, Pemerintah akan terus berupaya menjamin supply gas bumi untuk
mencukupi kebutuhan domestik serta menyesuaikan harga gas menurut
keekonomiannya.

Oleh sebab itu diterbitkan Buku Neraca Gas Indonesia 2016-2035 ini
sebagai dokumen perencanaan dan penetapan alokasi gas bumi sebagai
acuan kebijakan dan perencanaan pembangunan dalam kurun waktu
tersebut.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia


Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Plaza Centris
Jl. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 12910
Telepon : 021-5268910, Fax : 021-5268979
email : info@migas.esdm.go.id

Anda mungkin juga menyukai