01031381924137
Akmigas B
UAS
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK
Migas) adalah institusi yang dibentuk oleh pemerintah Republik Indonesia melalui
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. SKK Migas bertugas melaksanakan
pengelolaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi berdasarkan Kontrak Kerja Sama.
Pembentukan lembaga ini dimaksudkan supaya pengambilan sumber daya alam minyak
dan gas bumi milik negara dapat memberikan manfaat dan penerimaan yang maksimal
bagi negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, SKK Migas menyelenggarakan fungsi:
memberikan pertimbangan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atas
kebijaksanaannya dalam hal penyiapan dan penawaran Wilayah Kerja serta
Kontrak Kerja Sama;
melaksanakan penandatanganan Kontrak Kerja Sama;
mengkaji dan menyampaikan rencana pengembangan lapangan yang pertama kali
akan diproduksikan dalam suatu Wilayah Kerja kepada Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral untuk mendapatkan persetujuan;
memberikan persetujuan rencana pengembangan selain sebagaimana dimaksud
dalam poin sebelumnya;
memberikan persetujuan rencana kerja dan anggaran;
melaksanakan monitoring dan melaporkan kepada Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral mengenai pelaksanaan Kontrak Kerja Sama; dan
menunjuk penjual minyak bumi dan/atau gas bumi bagian negara yang dapat
memberikan keuntungan sebesar-besarnya bagi negara.
B. Analisis Laporan Keuangan 2016-2020 (5 tahun terakhir) dari PT.Pertamina Eksplorasi dan
Akuisisi Eksplorasi
Ekplorasi
kegiatan eksplorasi dan produksi tersebut, Pertamina juga menekuni bisnis jasa teknologi
dan pengeboran, sertaaktivitas lainnya yang terdiri atas pengembangan energi panas bumi dan
Coal Bed Methane(CBM). Dalam pengusahaan migas baik di dalam dan luar negeri, Pertamina
beroperasi baiksecara independen maupun melalui beberapa pola kerja sama dengan mitra kerja
yaitu KerjaSama Operasi (KSO), Joint Operation Body (JOB), Technical Assistance Contract
(TAC),Indonesia Participating/ Pertamina Participating Interest (IP/PPI), dan Badan
OperasiBersama (BOB).Aktivitas eksplorasi dan produksi panas bumi oleh Pertamina
sepenuhnya dilakukandi dalam negeri dan ditujukan untuk mendukung program pemerintah
menyediakan 10.000 Mega Watt (MW) listrik tahap kedua.
Di samping itu Pertamina mengembangkan CBM atau juga dikenal dengan gas metana
batubara (GMB) dalam rangka mendukung programdiversifikasi sumber energi serta
peningkatan pasokan gas nasional pemerintah.Potensi cadangan gas metana Indonesia yang besar
dikelola secara serius yang dimanasaat ini Pertamina telah memiliki 6 Production Sharing
Contract (PSC)-CBM.Sektor hilir Pertamina meliputi kegiatan pengolahan minyak mentah,
pemasaran danniaga produk hasil minyak, gas dan petrokimia, dan bisnis perkapalan terkait
untuk pendistribusian produk Perusahaan. Kegiatan pengolahan terdiri dari: RU II (Dumai), RU
III(Plaju), RU IV (Cilacap), RU V (Balikpapan), RU VI (Balongan) dan RU VII
(Sorong).Selanjutnya, Pertamina juga mengoperasikan Unit Kilang LNG Arun (Aceh) dan
UnitKilang LNG Bontang (Kalimantan Timur).
Sedangkan produk yang dihasilkan meliputi bahan bakar minyak (BBM) seperti
premium, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel,minyak bakar dan Non BBM seperti
pelumas, aspal, Liquefied Petroleum Gas (LPG),Musicool, serta Liquefied Natural Gas (LNG),
Paraxylene, Propylene, Polytam, PTA dan produk lainnya
Akuisisi
Pada tanggal 25 Agustus 2016, Grup melalui PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan
Produksi (“PIEP”) entitas anak yang sepenuhnya dimiliki oleh Perusahaan, membeli saham
M&P sebanyak 47.916.026 lembar saham yang setara dengan 24,53% saham M&P. PIEP
kemudian telah menambah kepemilikan saham melalui proses tender offer dengan syarat dan
ketentuan yang sama terhadap seluruh saham M&P.
Proses akuisisi bertahap melalui Voluntary Tender Offer dilaksanakan dalam dua tahap.
Untuk tahap pertama diselesaikan pada tanggal 25 Januari 2017 dan pembayaran dilakukan di
tanggal 1 Februari 2017, dimana PIEP memiliki 64,46% saham M&P dan 63,35% hak suara,
sehingga terjadi “change of control” atas M&P. Untuk tahap kedua voluntary tender over selesai
pada tanggal 15 Februari 2017 dan pembayaran dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2017
sehingga sejak tanggal tersebut PIEP menjadi pemegang atas: 1. 141.911.939 lembar saham
M&P, yang merepresentasikan 72,65% dari modal saham dan 71,39% dari hak suara di M&P; 2.
14.641.233 lembar obligasi ORNANE 2019, yang merepresentasikan 99,88% dari jumlah
obligasi yang beredar; 3. 10.435.331 lembar obligasi ORNANE 2021, yang merepresentasikan
99,99% dari jumlah obligasi yang beredar.
Tanggal 20 Desember 2017, M&P membeli kembali seluruh obligasi ORNANE 2019 dan
ORNANE 2021 yang dimiliki PIEP dan membayar secara tunai sejumlah nilai nominal obligasi
beserta bunganya, sehingga per tanggal tersebut PIEP tidak lagi memiliki obligasi ORNANE
2019 dan ORNANE 2021. Dengan berakhirnya proses akuisisi saham tersebut di atas dimana
PIEP menjadi pemilik mayoritas dan memiliki pengendalian penuh terhadap M&P.
Pada tanggal 5 November 2018, M&P menandatangani perjanjian dengan Rockover
Energy Limited ("Rockover") untuk memperoleh pembayaran yang ditangguhkan yang dimiliki
oleh Rockover dengan jumlah US$10,75 juta (nilai penuh) yang harus dibayar tunai dan
penerbitan 5.373.209 saham baru M&P. Pada tanggal 12 Desember 2018, rapat umum pemegang
saham luar biasa M&P menyetujui pendelegasian wewenang yang berkaitan dengan peningkatan
modal untuk tujuan transaksi dengan Rockover kepada Dewan Direksi. Pada tanggal 14
Desember 2018, Direksi M&P mengimplementasikan delegasi wewenang ini dan memutuskan
untuk melakukan penambahan modal dengan jumlah nominal total €4.137.371 (nilai penuh)
melalui penerbitan 5.373.209 saham baru dengan nilai nominal €0,77 (nilai penuh) per saham
dan nilai setoran modal sebesar €5,182 (nilai penuh) per unit. Berdasarkan penyelesaian
peningkatan modal, Rockover memegang 2,68% dari modal saham M&P dan mengakibatkan
dilusi persentase kepemilikan Perusahaan di M&P dari 72,65% menjadi 70,75%. Sehingga
dampak dari transaksi ini sebesar US$32.243 diperhitungkan sebagai transaksi ekuitas dan
dicatat dalam akun ekuitas lainnya
b. Grup menerapkan metode successful efforts untuk kegiatan eksplorasi dan evaluasi
minyak dan gas bumi.Untuk sumur eksplorasi dan sumur uji eksplorasi stratigrafi, biaya
yang secara langsung terkait dengan pengeboran sumur-sumur tersebut, dikapitalisasi
dahulu sebagai aset dalam penyelesaian dalam akun aset minyak dan gas bumi, hingga
ditentukan apakah telah ditemukan cadangan minyak dan gas yang berpotensi ekonomis
berdasarkan pengeboran tersebut. Penentuan ini biasanya dilakukan dalam waktu satu
tahun setelah penyelesaian sumur, tetapi dapat memakan waktu lebih lama, tergantung
pada kompleksitas struktur geologi. Kebijakan ini mengharuskan Manajemen membuat
estimasi dan asumsi tertentu atas peristiwa dan keadaan di masa depan, khususnya
apakah operasi eksploitasi dapat dilakukan secara ekonomis. Setiap estimasi dan asumsi
tersebut dapat berubah seiring tersedianya informasi baru. Jika sumur tidak menemukan
cadangan yang memiliki potensi ekonomi, biaya sumur akan dibebankan sebagai beban
sumur kering (dry hole) dan diklasifikasikan sebagai biaya eksplorasi
https://www.pertamina.com/id/siapa-kami
https://www.skkmigas.go.id/about-us/profile
https://www.pertamina.com/id/laporan-keuangan