Anda di halaman 1dari 2

RESUME LHS BENTANG LAHAN SUMATERA

Bentang alam atau tutupan lahan adalah bagian geografi yang menjadi


pemandangan alam di permukaan bumi yang merupakan satu kesatuan.
Beberapa jenis bentang alam seperti gunung, lautan, pulau, bukit, pantai, dan
sebagainya yang tersebar diseluruh Indonesia. Indonesia memiliki bentang
alam yang sangat beragam, salah satunya pulau Sumatera. Kondisi iklim di
pulau Sumatera berbeda dengan yang ada dengan pulau lainnya, seperti pulau
Jawa dan lain lain. Pulau Sumatera dilalui dengan garis ekuator, dan bukit
barisan juga dilewati garis ekuator, maka iklim Sumatera bisa disebut iklim
humid atau beriklim tropis.
Kondisi tutupan lahan di pulau Sumatera dideskripsikan sebagai berikut;
Hutan sebanyak 36% bagian, pertanian lahan kering sebanyak 33%, semak
belukar & perkebunan sebanyak 12% dan sisanya untuk pemukiman penduduk
dan sawah. Berubahnya lahan hutan menjadi semak belukar disebabknan
karena adanya land clearing untuk proses alih fungsi lahan, dari hutan berubah
fungsi menjadi perkebunan atau pertanian lahan kering. Land clearing perlunya
pertimbangan dampak untuk lingkungan sekitarnya. Kondisi sosial ekonomi
pulau sumatera juga beragam, kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang
mahal dan luas dibudidayakan di pulau Sumatera.
Pulau Sumatera juga memiliki bentang budaya yang tidak kalah menarik
daripada bentang budaya pulau lainnya. Ada banyak suku di pulau Sumatera,
seperti suku aceh, suku batak, suku melay, dan lain lain. Sopo Bolon adalah
salah satu bentang budaya dengan bentuk rumah adat, rumah adat ini berasal
dari Sumatera Utara. Contoh bentang budaya dengan bentuk tari tradisional
adalah tari tortor dari Sumatera Utara dan tari sigeh penguten dari Lampung.
Ekoregion adalah wilayah geografis yang mempunyai kesamaan ciri
iklim, tanah, air, flora, fauna asli, dan pola interaksi manusia dengan alam yang
menggambarkan integritas sistem alam dengan lingkungan hidup sekitar.
Dataran marin berlokasi di sepanjang marin Timur dan Barat Sumatera dengan
luas ekoregion ini sebesar 7.234,51 Km, didominasi oleh vegetasi marin yaitu
seperti nipah dan mangrove karena lahan yang berada di dekat perairan laut.
Penggunaan lahan juga seperti lahan sawah dan tanaman palawija,
holtikultura, kelapa sawit dan lain lain. Kondisi kultural sosial yaitu banyak
orang yang menjadikan nelayan sebagai mata pencahariannya. Dataran
organik atau gambut berlokasi menyebar di daerah cekungan rawa dan juga
memanjang sebelah timur pulau Sumatera, Luas ekoregion ini adalah
74.591,63 Km. Keanekaragaman hayati dalam ekoregion ini seperti hutan raya
gambut dengan vegetasi monsun rawa gambut pamah dan vegetasi rawa
gambut pamah. Di ekoregion ini juga dijumpai ikan-ikan yang hidup didaerah
dengan tingkat keasaman yang tinggi. Iklim tropika basah dengan suhu rata
rata di kisaran 24-26 C menjadikan banyak orang menggunakan lahan dengan
pertanian lahan sawah palawija, dan perkebunan kelapa sawit. Dataran fluvial
terletak menyebar di lereng bawah mengikuti daerah aliran sungai, seperti
yang terletak di bagian timur dan barat Sumatera. Penggunaan lahan
didominasi oleh tanah Aluvia dengan mayoritas diolah menjadi pemukiman,
sawah, palawija, rumpu rawa, perkebunan,kelapa sawit, karet dan lain lain.
Masyarakat sebagian besar berpola hidup mengandalkan lahan basah.
Dataran vulkanik jalur bukit barisan terletak di lereng kaki gunung
berapi, bagian utara (seperti Pematang Siantar, Kabanjahe, Metro, Kotabumi).
Luas ekoregion ini adalah 47.224,88 Km. Ekoregion ini beriklim tropik basah
dengan curah hujan tahunan berkisar 2000-3000 mm dan suhu rata rata
tahunan yaitu 24-28 C. Masyarakat banyak yang mempunyai pola hidup
bertani dengan penggunaan lahan seperti padi sawah, palawija, kopi,
holtikultura dan lain lain. Daerah ini juga rawan letusan gunung berapi dan
gempa bumi.

Anda mungkin juga menyukai