Anda di halaman 1dari 4

BAB I.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Taman Nasional Berbak dan Sembilang merupakan dua kawasan taman nasional yang pengelolaannya berada pada satu unit
pengelola teknis yang berada di Provinsi Jambi. Kawasan Taman Nasional Berbak sebelumnya merupakan Suaka Margasatwa yang ditetapkan
berdasarkan Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda (Government Belsuit) No. 18 tanggal 29 Oktober 1935 yang diumumkan dalam Staatsblad Van
Nederlandsch India No. 521 Tahun 1935 dengan luas 190.000 Ha. Kemudian ditetapkan menjadi taman nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor : 285/Kpts-II/1992 tanggal 26 Februari 1992 yang mempunyai luas 162.700 Ha dan dikelola oleh Sub Balai Konservasi Sumber Daya
Alam Jambi. Pada tahun 1997 Taman Nasional Berbak ditetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) sendiri, berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor: 185/Kpts-II/1997 tanggal 31 Maret 1997. Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah XIII Pangkal Pinang melalui Surat No.
S.557/BPKH.XIII-3/2011 tertanggal 1 Nopember 2011 mengusulkan penetapan luasan Taman Nasional Berbak seluas ~ 142.750,13 Hektar. Penetapan Taman
Nasional Berbak berdasarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SK.4649/Menlhk-PKTL/KUH/2015 tanggal 26 Oktober
2015 seluas 141.261,94 ha.

Kawasan Taman Nasional Sembilang ditetapkan sebagai kawasan konservasi atau Kawasan Pelestarian Alam (KPA) pada tahun 2003 melalui
surat keputusan Menteri Kehutanan Nomor 95/Kpts-II/2003 tanggal 19 Maret 2003 dengan luas kawasan 203.896,31 Ha. Taman Nasional Sembilang
merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang berlokasi di Propinsi Sumatera Selatan yang dibentuk
berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.03/Menhut-II/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit PelaksanaTeknis BalaiTaman Nasional.
Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Lingkungan dan Kehutanan nomor : P.07/Menlhk/Setjen/OTL.o/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional, Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang termasuk kategori Taman Nasional
Tipe A.

Laporan Tahunan Balai Taman Nasional Berbak Dan Sembilang Tahun 2016 1
Taman Nasional Berbak dan Sembilang secara administratif terletak di Kecamatan Sadu dan Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung
Timur dan Kecamatan Kumpeh Ilir Kabupaten Muaro Jambi di wilayah Provinsi Jambi, serta Kabupaten Banyuasin di wilayah Propinsi Sumatera Selatan
Batas-batas Kawasan Taman Nasional Berbak dan Sembilang adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : berbatasan dengan desa-desa yang masuk dalam wilayah Kecamatan Nipah Panjang
b. Sebelah Timur : berbatasan dengan desa-desa yang masuk dalam wilayah Kecamatan Sadu dan Laut Cina Selatan
c. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Sungai Banyu asin, Sungai Air Calik dan Transmigrasi Karang Agung Ilir.
d. Sebelaha Barat : berbatasan dengan desa-desa yang masuk dalam wilayah kecamatan Berbak, Tahura dan Hutan Lindung Gambut,
Hutan Produksi, HTI Sumber Hijau Permai, Perkebunan Sawit (PT Raja Palma, PT Citra Indo Niaga) dan APL
Kab.Banyuasin
Keputusan Menteri Kehutanan tentang penetapan Taman Nasional Berbak dan Sembilang, mempunyai nilai tambah bagi pengembangan
pariwisata, pendidikan dan penelitian serta konservasi sumber genetik. Di tingkat internasional, kawasan Taman Nasional Berbak berdasarkan
Keputusan Presiden Nomor : 48/1991 tanggal 19 Oktober 1991 telah ditetapkan dalam situs Konvensi Ramsar, yaitu sebuah Konvensi Internasional yang
melindungi lahan basah dengan tujuan untuk dapat menjamin pelestarian lahan basah termasuk tumbuh-tumbuhan dan jenis sumber daya lainnya untuk
kepentingan internasional. Dengan keputusan ini, Indonesia adalah negara ASEAN pertama yang mempunyai kawasan konservasi lahan basah dibawah
konvensi Ramsar. Taman Nasional Sembilang merupakan kawasan konservasi lahan basah (mangrove) terluas di pesisir timur Pulau Sumatera memiliki
kepentingan secara internasional dan telah diakui dunia, yaitu dengan penunjukkannya sebagai anggota Ramsar Site ke 1945 (ke-5 untuk Indonesia
tanggal 6 Maret 2011) dan sebagai salah satu Flyway Network Site yang ke 108 (ke-2 di Indonesia setelah TN Wasur ) tanggal 19 Maret 2014 dalam
upaya optimalisasi pengelolaan dan penyelamatan kawasan Taman Nasional Sembilang khususnya sebagai habitat penting burung air migrant melalui
dukungan dana internasional (SecretariatPartnership for the East Asian – Australasian Flayway/EAAFP).

Laporan Tahunan Balai Taman Nasional Berbak Dan Sembilang Tahun 2016 2
Taman Nasional Berbak memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi. Dari kelompok tumbuhan telah tercatat sebanyak 261 jenis
(73 famili), diantaranya 23 jenis palem dan 10 jenis pandan. Dari kelompok fauna tercatat 28 jenis mamalia, 224 jenis burung, 44 jenis reptilia dan 35
jenis ikan. Jenis-jenis tumbuhan yang penting diantaranya adalah Jelutung (Dyera costulata), Rotan (Calamus sp.), Nibung (Oncosperma tigillarium),
Nipah (Nypa fruticans), Pandan (Pandanus tectonus), Anggrek (Orchidae), Kantong Semar (Nephentes) dan Bakung (Susum anthelminticum).
Sedangkan jenis-jenis satwa liar yang penting dan terutama telah terancam keberadaannya diantaranya adalah Harimau Sumatera (Panthera tigris
sumatrensis), Binturong (Arctitis binturong), Tapir (Tapirus indicus), Macan Dahan (Neofelis nebulosa), Mentok Rimba (Cairina scutulata), Buaya Muara
(Crocodylus porosus), Buaya Capit/Sinyulong (Tomistoma schegelii), Ikan Arwana/Keleso (Scleropagus formosus) dan Belida (Notopterus sp.).

Taman Nasional Berbak juga kaya akan keanekaragaman jenis burung. Kawasan ini juga memiliki habitat yang khas yang terdapat di sepanjang
pantai kawasan Taman Nasional Berbak terutama dekat Desa Cemara, yang merupakan lahan landai dan berlumpur yang menyediakan makanan yang
berlimpah dan merupakan tempat persinggahan burung migran dalam perjalanannya dari wilayah Asia menuju Australia. Burung migran dapat dijumpai
pada Bulan Oktober dan Nopember, seperti : Gegajahan (Tringa guttifer), Blekok (Calidris alba),Trulek (Charadius veredus), dan Blekok Asia (Limicola
falcinellus). Selain itu terdapat spesies yang terancam punah, yaitu : Bangau Strom (Ciconia strormi), dan Bangau Tong-tong (Leptoptilus javanicus).

Dengan kondisi bentang alam dan keanekaragaman flora dan fauna maka kawasan ini tidak saja bernilai sebagai kawasan konservasi, tetapi juga
berpotensi sebagai obyek wisata alam, wahana penelitian (terutama ilmu pengetahuan yang berbasis sumber daya alam hayati, seperti : biologi, botani,
dan farmakologi), sebagai wahana pendidikan dan cinta alam terutama bagi para pemuda dan pelajar sebagai generasi penerus bangsa.

Laporan Tahunan Balai Taman Nasional Berbak Dan Sembilang Tahun 2016 3
B. MAKSUD DAN TUJUAN

Tujuan penyusunan Laporan Tahunan ini adalah untuk memberikan gambaran lengkap tentang perkembangan kegiatan pengelolaan dan
pembangunan Taman Nasional Berbak Dan Sembilang selama satu tahun (Tahun 2016). Dengan tersusunnya laporan ini, diharapkan dapat
dilakukan perbaikan dan peningkatan pengelolaan serta pembangunan Taman Nasional Berbak dan Sembilang pada tahun-tahun yang akan datang.

C. RUANG LINGKUP

Laporan Tahunan Balai Taman Nasional Berbak Dan Sembilang Tahun 2016 mencakup beberapa aspek pembahasan yaitu kondisi pembangunan
pengelolaan Taman Nasional Berbak Dan Sembilang yang terdiri dari kondisi umum, kondisi kepegawaian, sarana prasarana, anggaran, organisasi
dan tata laksana, rencana kegitan, hasil pelaksanaan kegiatan, analisis permasalahan, dan rencana kegiatan tahun 2017.

D. SISTEMATIKA

Laporan Tahunan Balai Taman Nasional Berbak Dan Sembilang Tahun 2016 dibuat dengan sistematika pelaporan yang memuat data-data kuantitatif
dan kualitatif. Sistematika pelaporan diawali dengan pendahuluan, gambaran kondisi umum Balai Taman Nasional Berbak Dan Sembilang kemudian
pembahasan mengenai rencana kegiatan dan besarnya anggaran yang digunakan tahun 2016. Tahap selanjutnya adalah laporan pelaksanaan dari
rencana kegiatan yang telah dibuat serta melakukan analisis permasalahan dan rekomendasi serta rencana kegiatan tahun 2017. Laporan disajikan
dalam bentuk naratif dan data-data kuantitatif yang disajikan dalam bentuk tabel.

Laporan Tahunan Balai Taman Nasional Berbak Dan Sembilang Tahun 2016 4

Anda mungkin juga menyukai