Rato F. Silamon
Query by Atribute
FUNGSI-FUNGSI dalam ANALISIS SPASIAL
B. FUNGSI PENGUKURAN
Jarak M anhattan
A1B1 = 14 unit
Jarak Phytagoras
A2B2 = V 49 + 49 unit
= 9.9 unit
A1
A2
6
FUNGSI-FUNGSI dalam ANALISIS SPASIAL
B. FUNGSI PENGUKURAN
Pengukuran Keliling dan Luas, fungsi ini digunakan untuk mengukur keliling dan luas
sebuah feature spasial baik yang bertipe data raster maupun vektor.
Luas Vektor
2
= - [y1 (x0 -x2)+ y2 (x1-x3 )+y3(x2 -x4)+ y4(x 3-x 5)+y5(x4 -x1 )]
2
= - [9 (4 -6)+ 14 (2 -10 )+11 (6 -7)+ 1(1 0 -4)+ 7(7 -2 )] = - [-1 8 -112 -11 +6 +3 5]
2 2
= 1 00 /2 = 50 u nit b ujur sa ng kar
B. FUNGSI PENGUKURAN
Centroid, fungsi ini digunakan untuk menentukan koordinat (X,y) titik pusat dari
sebuah feature spasial yang bertipe polygon.
Centroid
Evaluasi Titik / PIP (Point in Polygon), fungsi ini digunakan untuk menentukan
apakah suatu titik berada di luar atau di dalam sebuah feature spasial yang bertipe
polygon.
FUNGSI-FUNGSI dalam ANALISIS SPASIAL
Bidang referensi
Vol Fill Area
Vol Cutting Area
Line of View
Fungsi intervisibilitas (Line of Sight)
Untuk penentuan :
a) kenampakan samping
b) daerah yang terdeteksi dengan panjang gelombang
c) kenampakan efektif akibat penghalang tertentu
11
FUNGSI-FUNGSI dalam ANALISIS SPASIAL
Zonasi (buffering) merupakan fungsi analisis spasial yang akan menghasilkan feature
poligon baru disekitar/disekeliling feature awal (point/line/polygon) maupun didalam
suatu feature polygon, dengan jarak tertentu yang telah ditetapkan berdasarkan
tujuan analisis.
Buffer Garis
FUNGSI-FUNGSI dalam ANALISIS SPASIAL
2 Km
F .?
6 Km
G (102 m3)
Interpolasi Linear
Potensi Tegakan/Plot (m3) Potensi Tegakan Pada Plot F
E (106 m3)
F = Potensi E – [(Jarak EF/Jarak EG) (potensi E – Potensi G)]
= 106 – [(2/8)(106-102)
2 Km = 106 – 1
= 105 m3
F .?
6 Km
G (102 m3)
Interpolasi
Kontur secara linear
Interpolasi Polinomial
Interpolasi IDW (Inverse Distance Weighted)
A=60
R um us ID W
C=50
(Inverse distance to a pow er)
D2=4
Radius dari titik yang
akan dikalkulasi
Zj = B=52
D3=6 D1=2 54/04+ +30/2
30/02+ +52/6
52/06
ZZ == 50/4
1 01/04
/ 4 + +1 01/02
/ 2 + +1 01/06
/6
Titik yang dicari D=30 Z = 36.17 / 0.92
dengan interpolasi Z = 39.32
(Z) Z = 34
A=60
R um us ID W
C=50
(Inverse distance to a pow er)
D2=4
Radius dari titik yang
akan dikalkulasi
Zj = B=52
D3=6 D1=2 54/04+ +30/2
30/02+ +52/6
52/06
ZZ == 50/4
1 01/04
/ 4 + +1 01/02
/ 2 + +1 01/06
/6
Titik yang dicari D=30 Z = 36.17 / 0.92
dengan interpolasi Z = 39.32
(Z) Z = 34
Digital
Elevation
Model (DEM)
FUNGSI-FUNGSI dalam ANALISIS SPASIAL
C
Jarak horisontal di peta x skala 100
Selisih nilai
antara dua 25
kontur di A C
dan di C
X
B
c1
B
Misal jarak B - C adalah 1,2 cm di peta pada skala 50.000, maka jarak di lapangan sama dengan
1,2 cm x 50.000 = 60.000 cm = 600 m
Beda Tinggi B-C adalah 100 – 25 = 75 meter.
FLOW FLOW
DIRECTION ACCUMULATION WATERSHEED
D. FUNGSI NETWORKING
Fungsi Networking atau jaringan kerja adalah fungsi dalam gis yang dapat
digunakan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menentukan pergerakan
atau perpindahan suatu sumberdaya (resources) dari suatu lokasi ke lokasi
lainnya terutama melalui unsur-unsur buatan manusia yang membentuk
jaringan yang saling terhubung satu sama lainnya (Prahasta, 2009).
Aplikasi yang umum menggunakan fungsi networking dalam sig adalah:
- Geocoding yang dikenal juga dengan proses “pencarian alamat” yaitu
proses yang dilakukan untuk mendapatkan/menemukan suatu lokasi
feature berdasarkan referensi tertentu (biasanya koordinat).
- Pemodelan Jaringan (penentuan trayek)
- Optimasi rute : penentuan jalur terefisien atau dengan biaya dan
hambatan terminimum dari satu lokasi ke lokasi lain
- Pencarian fasilitas sumberdaya: persoalan mencari jalur terefisien, dari
berbagai fasilitas ke lokasi kejadian
- alokasi sumberdaya-kerja: pusat suplai ke kostumer
- Penentuan rute dan waktu tempuh alternatif
Geocoded:
Proses konversi data tabular ke spasial; khususnya untuk alamat
analisis-1 44
Jalur optimal
Rute (menit)
a,c,d,e,f (35’) a,c,b1,f (65’) a,b1,c,d,e,f (70’)
Fungsi Overlay merupakan salah satu fungsi analisis dalam sig untuk
menghasilkan satu layer tematik baru dengan masukan dua atau lebih layer
tematik.
Terdapat 5 pendekatan umum dalam fungsi tumpang tindih, yaitu:
1. Tumpang-tindih langsung
2. Fungsi logika Boolean : and (interseksi) dan or (gabungan) dan
variasinya
3. Fungsi logika pernyataan bersyarat (jika, maka), dalam, diluar)
4. Fungsi aritmatika (+, -, x, /, exp, sin, cos)
1. Tumpang-tindih langsung
Identity
AB
A1
A2
A + B1 AB B2
B
Union
A2
47
Beberapa Tipe Operasi Tumpang Tindih
Langsung
48
Beberapa Tipe Operasi Tumpang Tindih Langsung
ERASE
+ =
Identity
+ =
51
2. Tumpang-tindih
Boolean
52
3. Tumpang-tindih logika pernyataan
“ Jika C merupakan areal dengan nilai A dan B lebih kecil dari 100 “
53
4. Tumpang-tindih secara aritmatika
A B A-B A+B
5 5 5 5 5 1 1 1 3 2 4 4 4 2 3 6 6 6 8 7
5 5 5 5 5 5 5 5 5 8 0 0 0 0 -3 10 10 10 10 13
3 3 2 2 5 3 3 5 8 8 0 0 -3 -6 -3 6 6 7 10 13
1 9 9 2 2 1 9 4 4 2 0 0 5 -2 0 2 18 13 6 4
0 2 1 1 1 2 2 1 1 1 -2 0 0 0 0 2 4 2 2 2
54
FUNGSI-FUNGSI dalam ANALISIS SPASIAL
Fungsi Disolve merupakan salah satu fungsi analisis dalam sig untuk
menghasilkan satu layer tematik baru dengan jalan menggabungkan polygon
poligon yang memiliki nilai yang sama pada sebuah layer input.
FUNGSI-FUNGSI dalam ANALISIS SPASIAL
G. FUNGSI EDITING
Fungsi Editing merupakan salah satu fungsi analisis dalam sig untuk
menghasilkan satu layer tematik baru dengan jalan menggeser atau
memindahkan koordinat dari feature (poligon, garis, titik), atau
memindahkan posisi titik-titik yang menyusun sebuah feature poligon dan
garis..
TERIMA
KASIH