Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS OVERLAY

Disusun Oleh:
Ariella Novita Hot Asi (1706069234)

Makalah untuk Mata Kuliah


Sistem Informasi Geografi

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDONESIA

2019
A. PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografi (SIG) sangat berperan diberbagai bidang pekerjaan
karena dapat membantu analisa permasalahan keruangan. Salah satu analisa yang
digunakan adalah Overlay. Hasil dari Overlay adalah peta yang dapat digunakan
untuk membuat keputusan. Overlay adalah suatu cara jika terdapat dua peta tematik
yang berbeda, lalu di tumpang susun, lalu hasilnya dapat digunakan untuk membuat
keputusan atau untuk analisa dalam suatu kriteria.
Proses Overlay pada SIG dilakukan dengan mengidentifikasi tumpang susun pada
feature dua layer yang berbeda, dan membuat dataset yang baru, yang membentuk
feature baru dari bagian-bagian yang mengalami tumpang susun. Untuk menjalankan
operasi ini, peta yang akan di-Overlay harus memiliki georeferensi. Analisis ini dapat
digunakan untuk mengetahui wilayah kesesuaian pertanian atau pun wilayah potensial
bencana.

B. TINJAUAN TEORITIS
1. Operasi Overlay
Operasi Overlay standar dilakukan dengan menggabungkan dua data
layer yang memiliki sistem georeferensi yang sama dan dilakukan tumpang
susun pada daerah penelitian tersebut (de By, et al, 2001: 305). Jika ketentuan
tersebut tidak lengkap, maka operasi ini tidak dapat dijalankan. Prinsip pada
operasi ini adalah dengan membandingkan karakteristik suatu lokasi, dan
memperoleh hasil dari lokasi tersebut pada output layer (de By, et al, 2001:
305).

2. Jenis Operasi Overlay


Operasi Overlay terbagi dua menurut jenis data spasial yaitu data raster
dan data vector. Data raster terdiri dari matriks sel (atau piksel) yang disusun
dalam baris dan kolom (atau kisi) yang berisi nilai yang mewakili informasi
seperti suhu. Sumber data raster adalah foto udara digital, citra dari satelit,
gambar digital, atau bahkan peta yang dipindai/scan (Esri, 2016). Data vector
memiliki unit dasar informasi spasial yaitu titik, garis (arc) dan poligon.
Masing-masing unit ini disusun hanya sebagai serangkaian satu atau lebih
titik koordinat, misalnya, garis adalah kumpulan titik terkait, dan poligon
adalah kumpulan garis terkait (Universidad de Alcala, 2013).
Terdapat beberapa jenis overlay beradasarkan bentukan geometri:

(Sumber: Putting Maps Together—Map Overlay, Chapter 10)

3. Operasi Overlay pada Data Vektor


Menurut Star and Estes (1990), operasi pada data vector lebih kompleks
untuk mendapatkan poligon berpotongan (intersection), dan pembuatan
simpul (point) dan busur (line) yang diperlukan, dengan nilai atribut
gabungannya. Unsur yang digunakan dalam data vector adalah titik, garis, dan
area. Operasi yang dilakukan adalah Clip, Union, dan Intersection (Boolean
Logic). Operasi Overlay data vector menggunakan teori Boolean. Aljabar
Boolean menggunakan operator logis AND (intersection operator), OR (union
operator), NOT (difference operator) untuk menentukan apakah kondisi
tertentu benar atau salah (Universidad de Alcala, 2013).
Dalam SIG, operasi Boolean tersebut adalah Union, Intersection, dan
Clip. Dalam operasi Union, semua unsur dalam kedua layer peta, akan
menjadi hasil output. Dalam operasi Intersection, hanya elemen dari kedua
lapisan input yang bertepatan dalam ekstensi geografis yang sama akan
menjadi bagian dari layer output (Universidad de Alcala, 2013). Dalam
operasi Clip, dibutuhkan layer data poligon dan membatasi ruang lingkupnya
ke batas luar umum yang diperoleh dari semua (selected) poligon dalam
lapisan input kedua. Selain batas luar yang digeneralisasi ini, tidak ada batas
poligon lain dari lapisan kedua yang berperan dalam hasilnya (de By, et al,
2001: 307). Selain intu, terdapat juga operasi Overwrite. Dalam operasi
Overwrite, hasil dari operator biner ini didefinisikan adalah lapisan poligon
dengan poligon dari lapisan pertama, kecuali jika ada poligon di lapisan
kedua, karena ini diprioritaskan (de By, et al, 2001: 307-308 ).
a. Operasi Union

(Sumber: Vector Overlay Processing - Specific


Theory, 2013)

b. Operasi Intersection

(Sumber: Vector Overlay Processing - Specific


Theory, 2013)

c. Operasi Clip dan Overwrite

(Sumber: Priciples of
Geographic Information Systems, Chapter 5)

Selain itu, terdapat bentuk Overlay berdasarkan geometri untuk jenis data vector.

(Sumber: Vector Overlay Processing - Specific Theory, 2013)


4. Operasi Overlay pada Data Raster
Operasi Overlay pada data raster melakukan perhitungan pada tiap sel
layer. SIG yang mendukung pemrosesan raster seperti kebanyakan biasanya
memiliki bahasa untuk mengekspresikan operasi pada raster. Bahasa-bahasa
ini umumnya disebut sebagai aljabar peta, atau terkadang kalkulus raster
sehingga memungkinkan software untuk menghitung raster baru dari yang
sudah ada, menggunakan berbagai fungsi dan operator. Format yang
digunakan adalah “Output raster name := Map algebra expression”.
Operasi yang terdapat Map Algebra adalah Operasi Aritmatik dan
Operasi Komparasi dan Logika. Pada Operasi Aritmatik, operasi yang standar
adalah perkalian, pembagian, penjumlahan, dan pengurangan. Operasi ini
hanya boleh digunakan pada nilai data yang sesuai, dan misalnya, bukan pada
nilai klasifikasi. Operator aritmatika lainnya dapat mencakup divisi modulo
(MOD) dan integer division (DIV). Pada Operasi Komparasi dan Logika,
dilakukan perbandingan tiap sel data raster. Operator pembanding standar (<,
<=, =,> =,> dan <>) dan penghubung adalah AND, OR and NOT.

Contoh pada Operasi Aritmatik

(Sumber: Priciples
of Geographic Information Systems, Chapter 5).
Contoh pada Operasi Komparasi dan Logika

(Sumber: Priciples of Geographic Information


Systems, Chapter 5)

C. PEMBAHASAN
1. Definisi Overlay
Overlay adalah salah satu analisis dalam SIG dengan cara jika terdapat dua peta
tematik yang berbeda, lalu di tumpang susun (Overlay), bagian yang memiliki
tumpang susun dianalisis. Hasilnya dapat digunakan untuk membuat keputusan atau
untuk analisa dalam suatu kriteria. Operasi Overlay berbeda tergantung jenis data
spasial yang digunakan.
2. Tujuan Melakukan Overlay
Tujuan dari analisis ini adalah untuk membandingkan karakteristik dari lokasi yang
sama di kedua layer data, dan untuk menghasilkan hasil untuk setiap lokasi di layer
data output.
3. Perbedaan Overlay Analysis pada Data Vektor dengan Data Raster
Analisis Overlay pada data vector memiliki unsur point, line, dan area. Operasi
ini lebih kompleks karena bergantung kepada bentukan geometri. Analisis ini
menggunakan teori Boolean dengan beberapa jenis operasi seperti Clip, Intersection,
dan Union.
Analisis Overlay pada data raster memiliki unsur pixel. Operasi ini bergantung
pada nilai pixel. Analisis ini menggunakan Map Algebra yang terdiri dari Operasi
Aritmatik dan Operasi Komparasi dan Logika.
4. Konsep Clip, Intersection, dan Union
Clip merupakan operasi yang digunakan untuk mengekstrak informasi pada suatu
layer yang mengalami Overlay pada layer lain yang menjadi Clip Feature. Syarat
dalam operasi ini adalah jika input data dalam polygon, clip feature harus berbentuk
polygon. Jika input data dalam line, clip feature dapat berbentuk line dan polygon.
Jika input data dalam bentuk point, clip feature dapat berbentuk point, line dan
polygon.
Intersection merupakan operasi yang menghitung titik temu (intersection)
geometris dari dua layer peta. Hanya feature di area yang sama untuk kedua layer
yang akan dijadikan output. Untuk melakukan operasi ini, polygon dalam layer-layer
harus memiliki topologi. Feature output memiliki atribut dari feature input dan feature
intersect yang berpotongan.
Union adalah operasi yang menggabungkan feature kedua layer yang di-Overlay.
Dalam Union, layer input dan feature layer harus memiliki jenis data polygon. Hasil
outputnya adalah peta yang memiliki keseluruhan/ gabungan dari seluruh feature yang
dimasukkan.
D. KESIMPULAN
Overlay merupakan salah satu analisis yang umum digunakan dalam GIS.
Overlay terdiri dari dua jenis analisis menurut jenis data spasial yang digunakan. Pada
data vector menggunakan operasi Boolean, dan pada data raster menggunakan Map
Algebra. Pada operasi analisis Boolean, operasi yang digunakan umumnya adalah
Clip, Intersect, dan Union yang bergantung pada geometri suatu layer (point, line,
area). Pada analisis Map Algebra, operasi yang umum digunakan adalah operasi
aritmatik dan operasi komparasi dan logika yang bergantung pada nilai sel dalam data
raster tersebut. Umumnya hasil dari analisis Overlay digunakan untuk membantu
membuat keputusan dari karakteristik yang didapat dari suatu wilayah.

DAFTAR PUSTAKA

De By, R. A., et al, 2001, Priciples of Geographic Information Systems, ITC, Netherlands.

Esri, 2016, ArcGis for Deskop, Raster, Diakses pada 20 April 2019
(http://desktop.arcgis.com/en/arcmap/10.3/analyze/arcpy-classes/raster-object.htm).
O'Sullivan, D., Unwin, D. J., 2003, Putting Maps Together—Map Overlay, Geographic
Information Analysis, John Wiley & Sons, New Jersey.

Universidad de Alcala, 2013, Vector Overlay Processing - Specific Theory, Departamento


de Geología, Geografía y Medio Ambiente, Universidad de Alcala, Madrid,
Diakses pada 20 April 2019
(https://geogra.uah.es/patxi/gisweb/VOModule/VO_Theory.pdf).

Anda mungkin juga menyukai