Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Hukum pertama tentang geografi dikemukakan oleh Tobler, menyatakan bahwa
segala sesuatu saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi sesuatu yang dekat
lebih mempunyai pengaruh daripada sesuatu yang jauh (Anselin, 1988). Saat ini mulai
banyak berkembang mengenai SIG atau Sistem Informasi Geografi.
SIG adalah sistem yang mampu menjawab pertanyaan spasial dan non-spasial
beserta kombinasinya dalam rangka memberikan solusi atas permasalahan keruangan.
Artinya, sistem ini memang dirancang untuk mendukung berbagai analisis spasial.
Berdasarkan hal ini, penulis menyusun sebuah makalah yang membahas mengenai analisis
spasial.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan analisis spasial ?
2. Bagaimana sajakah fungsi dari analisis spasial ?
3. Bagaimana analisis spasial dan masalah spasial ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui mengenai analisis spasial dari beberapa sumber.
2. Menjelaskan fungsi dari analisis spasial.
3. Menjabarkan mengenai analisis spasial dan masalah spasial.
1.4 Manfaat
1. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai analisis spasial.
2. Menginformasikan kepada pembaca mengenai apa saja fungsi dari analisis spasial.
3. Memberikan penjelasan kepada pembaca mengenai analisis spasil dan masalah
spasial.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Analisis Spasial
Sebagai sebuah metode, analisis spasial berusaha untuk membantu perencana
dalam menganalisis kondisi permasalahan berdasarkan data dari wilayah yang menjadi
sasaran. Dan konsep-konsep yang paling mendasari sebuah analisis spasial adalah jarak,
arah, dan hubungan. Kombinasi dari ketiganya mengenai suatu wilayah akan bervariasi
sehingga membentuk perbedaan yang signifikan yang membedakan satu lokasi dengan
yang lainnya. Dengan demikian jarak, arah, dan hubungan antara lokasi suatu objek dalam
suatu wilayah dengan objek di wilayah yang lain akan memiliki perbedaan yang jelas. Dan
ketiga hal tersebut merupakan hal yang selalu ada dalam sebuah analisis sapasial dengan
tahapan-tahapan tertentu tergantung dari sudut pandang perencana dalam memandang
sebuah permasalahan analisis sapasial (Cholid.2009:5).
Analisis spasial merupakan sekumpulan metoda untuk menemukan dan
menggambarkan tingkatan atau pola dari sebuah fenomena spasial, sehingga dapat
dimengerti dengan lebih baik. Dengan melakukan analisis spasial, diharapkan muncul
infomasi baru yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan di bidang yang
dikaji. Metoda yang digunakan sangat bervariasi, mulai observasi visual sampai ke
pemanfaatan matematika atau statistik terapan (Sadahiro.2006).
Analisis spasial adalah suatu teknik atau proses yang melibatkan sejumlah hitungan
dan evaluasi logika (matematis) yang dilakukan dalam rangka mencari atau menemukan
(potensi) hubungan (relationships) atau pola-pola yang (mungkin) terdapat di antara unsurunsur geografis yang terkandung di dalam data dijital dengan batas-batas wilayah studi
tertentu). Sementara itu, pengertian ringkas menyatakan bahwa analisis spasial merupakan:
a. Sekumpulan teknik untuk menganalisis dara spasial.
b. Sekumpulan teknik yang hasil-hasilnya sangat bergantung pada lokasi objek yang
bersangkutan (yang sedang dianalisis).
c. Sekumpulan teknik yang memerlukan akses baik terhadap lokasi objek maupun
atribut-atributnya.

2.2 Fungsi Analisis Spasial


Secara detail, tipe, implementasi, atau jenis aktual fungsi analisis spasial dapat
dijumpai pada banyak pustaka (teori) dan perangkat lunak SIG, pengolahan citra dijital
(remote sensing), fotogrametri, model permukaan dijital, dan CAD. Lebih jelas lagi dalam
buku Eddy Prahasta tentang Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis (Perspektif
Geodesi dan Geomatika) di jelaskan, ada beberapa fungsi analisis spasial seperti:
2.2.1

Query Basis Data


SIG yang menggunakan query basis data bersama dengan fungsi analisis spasial

dalam usaha menjawab berbagai pertanyaan spasial dan non-spasial yang digunakan untuk
memanggil kembali data atau tabel atribut tanpa mengubah data yang bersangkutan.
Berikut adalah contoh sederhana mengenai mekanisme query basis data :
a. Meng-click unsur spasial.
b. Meng-click record (entitas).
c. Memasukan data value.
d. Memasukan fungsi, operator logika matematis.
e. Kombinasi lebih dari 1 data value, fungsi, dan operator logika matematis akan
menghasilkan suatu query yang menunjukan unsur terpilih.
f. Jalankan suatu fungsi query yang sebelumnya telah didapatkan guna mencari atau
2.2.2

memilih unsur spasial yang berada pada radius tertentu.


Pengukuran
Fungsi analisis spasial yang melibatkan fungsi matematis sederhana di seputar

bentuk unsur spasial yang juga sederhana. Seperti berikut ini :


a. Jarak, digunakan untuk menghitung atau menganalisa jarak antara dua titik spasial.
b. Luas, digunakan untuk menghitung luas area.
c. Keliling, digunakan untuk menghitung keliling area.
d. Centroid, digunakan untuk menghitung titik koordinat.
e. Cut dan Fill, digunakan untuk menghitung volume galian dengan membandingkan
2.2.3

data permukaan dengan permukaan lainnya.


Kedekatan unsur/ proximity
Fungsi yang mampu menghitung dan menganalisa kedekatan tiap-tiap unsur

spasial. Fungsi ini biasanya akan berfungsi jika file layer yang ada berbentuk raster atau
pecahan dari beberapa atau bahkan banyak grid dimana tiap sel grid memiliki nilai
tersendiri yang disebut pixel. Contohnya adalah find distance, cost and pathway, poligon
convex-Hull, dan calculate density.
a. Finrd Distance, fungsi analisis yang menerima masukan layer vector yang berisi
unsur spasial titik, garis, atau polygon untuk menghasilkan sebuah raster yang
pikselnya berisi nilai (real) jarak dari semua (atau yang terpilih saja) unsur spasial
yang terdapat pada layer masukan.

b. Cost & Pathway, fungsi yang menghasilkan raster yang setiap pikselnya menyatakan
besaran biaya , bobot, atau hambatan (relative) perjalanan dari suatu lokasi
(source) berdasarkan masukan lokasi awalnya & permukaan biaya atau bobotnya.
c. Poligon Convex-Hull, digunakan untuk membuat layer baru (bertipe poligon) yang
mewakili domain horizontal yang dimiliki oleh datanya.
d. Assign Proximity, fungsi ini (proximity mapping) menerima layer vector yang berisi
unsur spasial tipe titik untuk menghasilkan sebuah layer raster yang kenampakan
pikselnya membentuk unsur spasial poligon; setiap poligon dibentuk oleh pikselpiksel yang memiliki intensitas yang sama dengan nomor pengenal (Id) unsur spasial
tipe titik masukannya.
e. Calculate Density, analisis spasial yang memodelkan kenyataan distribusi populasi
yang sebenarnya di lapangan.
2.1.4
Model permukaan digital.
Model ini meliputi: gridding, spatial filtering, contouring, gradien/ slopping,
aspect, hilshading, steepest path, profile, viewshed, dan watershed yang seluruhnya
merupakan model-model pengolahan analisis spasial. Yang diolah adalah bentuk dari
permukaan bumi dalam peta, sehingga terlihat perbedaan ketinggian masing-masing
wilayah. Biasanya diolah setelah data dikonfersikan atau memang sudah berupa data raster.
a. Gridding, fungsi yang mentransformasikan (menginterpolasikan) data permukaan
(ketinggian/kedalaman) dijital format acak (TIN) ke dalam format grid hingga siap di
proses lebih lanjut.
b. Spatial Filtering, fungsi yang sering diterapkan pada bidang pengolahan citra digital
& permukaan digital ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas,
menyederhanakan

detail

spasial

yang

dianggap

terlalu

kompleks,

dan

mempertahankan detail spasial tertentu didalam datanya (raster/grid).


c. Countoring, fungsi yang digunakan untuk menginterpolasikan data ketinggian format
grid

ke bentuk unsur spasial bertipe garis / vector yang merepresentasikan

ketinggian yang sama (dengan interval tertentu).


d. Gradien / Slope, fungsi yang menerima masukan data ketinggian dalam format
raster/grid/ TIN untuk menghasilkan layer raster baru sebagai wujud dari nilai-nilai
kemiringan (yang siap diklasifikasikan kembali).
e. Aspect, masukkan data ketinggian (raster/grid) yang berfungsi menghasilkan layer
raster / grid yang menyatakan arah gradient di setiap pikselnya.
f. Hillshading, berfungsi menghasilkan iluminasi hipotetikal (raster/grid) dari sebuah
permukaan digital (raster/grid/TIN).
g. Steepest path, berfungsi untuk menghasilkan path (polyline) yang menyatakan jalur
tercuram ke arah bawah dari suatu lokasi (pada DTM).
4

h. Profile, berfungsi menghasilkan tampilan penampang/profil permukaan berdasarkan


garis/path (polyline) yang ditentukan di atas DTM. Dari tampilan ini akan tampak
apakah titik awal dan titik akhirnya bisa melihat satu sama lainnya.
i. Viewshed, berfungsi untuk mengidentifikasi unsur spasial (area) mana saja yang
terlihat langsung dari suatu ketinggian di lokasi yang posisinya ditentukan (di atas
DTM).
j. Watershed (basin, catchment area, atau contributing area), berfungsi untuk
menganalisis spasial untuk mengidentifikasi area-area dimana tempat berkumpulnya
air (batas air atau drainise yang terkonsentrasi) yang berasal dari berbagai sumber
2.2.5

(saluran).
Buffer
Buffer merupakan analisis spasial yang akan menghasilkan unsur spasial (layer

lain) bertipe poligon. Unsur ini merupakan area/buffer yang berjarak tertentu dari unsur
spasial yang menjadi masukannya (ditentukan/terpilih sebelumnya melalui mekanisme
query).
2.2.6 Klasifikasi
Klasifikasi merupakan pemetaan suatu besaran yang memiliki interval-interval
tertentu ke dalam interval-interval yang lain berdasarkan batas-batas atau kategori yang
ditentukan. Adapun yang termasuk ke dalam fungsi klasifikasi ini adalah reclassify yang
berfungsi untuk melakukan pengklasifikasian suatu data raster (yang pada umumnya
berdominan bilangan real) ke dalam data raster lainnya (yang berdominan bilangan bulat
sederhana) berdasarkan batas-batas kelas yang ditentukan secara interaktif oleh pengguna.
Kemudian ada pula reclassify yang melakukan klasifisikasi unsur-unsur spasial tipe
polygone (vektor) berdasarkan nilai-nilai milik salah satu field (terutama yang bertipe
numerik) yang terdapat di dalam tabel atribut.
2.2.7 Fungsi pengolahan citra dijital
Fungsi pengolahan citra digital yaitu salah satu analisis spasial yang terkenal di
bidang SIG dan juga pengolahan citra digital (pengindraan jarak jauh) adalah klasifikasi;
istilah yang merujuk pada proses interpretasi citra-citra dijital (dengan bantuan sistem
komputer) hasil pengindraan jauh. Analisis ini merupakan suatu proses penyusunan,
pengurutan, atau pengelompokkan setiap pixel citra dijital multi-band ke dalam beberapa
kelas berdasarkan kriteria atau kategori objek hingga dapat menghasilkan sebuah peta
dalam bentuk raster. Fungsi ini memiliki tujuan untuk mengekstrak pola-pola respon
spektral yang terdapat di dalam citra itu sendiri seperti kelas-kelas penutup lahan
(landcover). Yang termasuk ke dalam kategori dari fungsi ini adalah clustering, yakni
proses klasifikasi yang digunakan untuk mengelompokkan pixel-pixel citra berdasarkan
5

aspek-aspek statistik (matematis) semata. Kemudian classification, yaitu proses klasifikasi


yang sama dengan clustering, tetapi dengan tambahan pendefinisian beberapa sampel kelas
atau tambahan oleh pengguna untuk mengakomodasikan aspek-aspek variabilitas anggotaanggota kelasnya.
2.2.8 Fungsi editing unsur-unsur spasial
Yang difungsikan sebagai layanan dalam proses editing data spasial terutama yang
bertipe poligon. Union, Merge, atau Combine merupakan fungsi analisis yang digunakan
untuk menggabungkan (agregasi) beberapa unsur spasial yang dipilih hingga menjadi
sebuah unsur saja. Kemudian Delete, Erase, atau Cut merupakan fungsi analisis spasial ini
akan menghapus unsur spasial yang terpilih. Split atau Clip merupakan fungsi analisis
untuk memisahkan sebuah unsur menjadi lebih dari satu unsur spasial, Substract untuk
menghapus area yang ber-overlap diantara dua unsur spasial yang bertipe poligon, serta
Intersect untuk menghasilkan unsur spasial baru yang merupakan irisan dari unsur-unsur
spasial masukannya.
2.2.9 Analisis terhadap Layer Tematik
Fungsi analisis terhadap layer tematik yang bisa disebut dengan Geoprocessing ini
merupakan analisis yang dilakukan dengan masukkan 1 atau 1 layer tematik yang
menghasilkan tematik baru yang terpisah dan melibatkan atribut milik tematiknya seperti :
Disolve (Aggregate) yaitu spasial yang melakukan agregasi unsur-unsur spasial yang
memiliki kesamaan nilai atribut, Merge merupakan analisis yang menggabungkan 2 atau
lebih tematik sejenis kedalam sebuah tematik terpisah. Sedangkan Clip yaitu analisis yang
menggunakan clip atau membatasi (memotong) tematik lainnya.dan Spatial Join yaitu
menganalisis unsur-unsur spasial tipe titik (tematik 2) mana saja yang masuk kedalam
unsur-unsur spasial tipe poligon (tematik 1) yang ada.kemudian, atribut unsur spasial tipe
poligon akan masuk ke dalam table atribut unsur titik yang terdapat didalamnya.
2.2.10 Geocoding
Geocoding adalah proses yang dilakukan untuk mendapatkan suatu lokasi unsur
berdasarkan layer referensi dan masukan string.
2.2.11 Overlay
Overlay, yaitu analisis spasial yang mengombinasikan 2 tematik masukannya.
Secara umum, teknis mengenai analisis ini terbagi ke dalam format datanya: raser atau
vector.
a. Raster yaitu fungsi analisis overlay yang diwujudkan dalam bentuk operator
aritmatika

yang mencakup kebanyakan kasus dimana 2 masukkan citra digital


6

digunakan untuk menghasilkan citra digital lainnya. Dengan demikian, pada analisis
spasial ini, nilai piksel dikombinasikan dengan melibatkan operator aritmatika &
bolean untuk menghasilkan nilai piksel baru (composite) .
b. Vektor dalam SIG membagi dalam 2 kelompok intersect & union. Pada intersect,
layer 2 akan memotong layer 1 untuk menghasilkan layer output yang berisi atribut
dari table milik layer 1 & table atribut milim layer 2. Sementara pada union, analisis
spasial akan mengombinasikan unsur-unsur spasial baik milik layer 1 maupun layer
2 untuk menghasilkan layer baru yang berdomain spasial terluas. Layer baru yang
dihasilkan akan berisi atribut yang berasal dari kedua table atribut masukkannya.
2.2.12 NetWork
Network adalah analisis spasial mengenai pergerakan/perpindahan sumber daya
(resource) dari suatu lokasi ke lokasi yang lainnya melalui unsur buatan manusia (manmade) yang membentuk jaringan yang saling terhubung. Adapun sub-analisis spasial yang
berada didalamnya adalah;
a. Pemodelan jaringan.
b. Penentuan jalur terpendek.
c. Penentuan jalur optimum atau terbaik.
d. Penentuan rute alternative beserta waktu-waktu tempuhnya.
2.3 Analisis Spasial & Masalah Spasial
Dalam aktivitas keseharian tidak sedikit masalah yang dapat diselesaikan melalui
pendekatan analisis spasial. Paling tidak, hasil analisis spasial yang dilakukan oleh SIG
bisa dijadikan sebagai dasar bagi pengambilan keputusan. Berikut adalah ilustrasi dimana
analisis spasial SIG berperan dalam pengambilan keputusan. Pada beberapa kasus
terungkap kasus terjadinya banjir di hilir, dengan menggambarkan kondisi yang terjadi
disekitarnya dan mengumpulkan peta untuk mengambil keputusan atau pembuat kebijakan
yang dilakukan dengan teknis-teknis sebagai berikut :
a. Menampilkan layer sungai, pensil dan jalan di sebuah view.
b. Definisi lebar koridor.
c. Pilihlah segmen-segmen sungai yang akan dibebaskan koridor kanan-kirinya.
d. Buatlah koridor di sepanjang segmen sungai selebar jarak yang telah ditentukan.
e. Pilihlah pensil-pensil yang terdapat di dalam koridor sungai untuk memprediksi
nilai pembebasan pensil pemukiman beserta program rehabilitasi lahannya.
7

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Analisis spasial adalah suatu teknik atau proses yang melibatkan sejumlah hitungan
dan evaluasi logika (matematis) yang dilakukan dalam rangka mencari atau menemukan
(potensi) hubungan (relationships) atau pola-pola yang (mungkin) terdapat di antara unsurunsur geografis yang terkandung di dalam data dijital dengan batas-batas wilayah studi
tertentu). Analisis spasial memiliki beberapa point fungsi seperti, query basis data,
pengukuran, fungsi kedekatan unsur, model permukaan digital, buffer, klasifikasi,
pengolahan citra digital, fungsi editing unsur spasial, dan lainnya.
Banyak aktivitas keseharian yang dapat diselesaikan melalui pendekatan analisis
spasial yang bisa dijadikan sebagai dasar bagi pengambilan keputusan.
3.2 Saran

Materi yang disajikan dalam makalah ini hanya berdasarkan beberapa sumber saja.
Diharapkan untuk materi selanjutnya lebih mengkombinasikan banyak sumber referensi
yang berbeda sehingga dapat memperluas wawasan terkait analisis spasial.

Anda mungkin juga menyukai