Oleh:
Arizal Bawasir
(03311740000008)
Dosen :
Lalu Muhammad Jaelani, ST., M.Sc., PhD.
2.1.1 Buffer
Prahasta (2002), secara anatomis Buffer merupakan sebentuk zona yang mengarah
keluar dari sebuah obyek pemetaan apakah itu sebuah titik, garis, atau area (poligon). Jadi
zona-zona yang terbentuk secara grafis ini digunakan untuk mengidentifikasi kedekatan-
kedekatan spasial suatu obyek peta terhadap obyek-obyek yang berada di sekitarnya.
Di bawah ini adalah contoh yang menunjukkan titik-titik di dekat fitur sungai. Titik-titik
dilambangkan menggunakan warna-warna yang berbeda berdasarkan jarak ke sungai, dan
terdapat atribut tabel yang menunjukkan jarak titik ke sungai.
Proses Point Distance dapat digunakan untuk menemukan jarak dan arah ke semua
sumur air dalam jarak tertentu dari sumur uji yang terkontaminan.
2.1.4 Create Thiessen Polygons.
Tools ini berfungsi untuk membuat apa yang disebut poligon Thiessen, dari titik input
fitur. Setiap poligon Thiessen hanya berisi satu titik input fitur. Lokasi manapun di dalam
sebuah poligon Thiessen adalah lebih dekat terhadap titik input fitur pada poligon tersebut
dibanding terhadap titik lain pada input fitur. Poligon Thiessen disebut juga dengan Diagram
Voronoi.
Proses Poligon Thiessen dapat digunakan untuk menunjukkan stasiun mana yang
dilewati oleh kereta bawah tanah.
2.1.5 Select by Location
Tools ini berfungsi untuk untuk mengubah set fitur yang dipilih dalam ArcMap
dengan mencari fitur dalam satu layer yang berada dalam jarak tertentu (atau berbagi salah
satu dari beberapa hubungan spasial lainnya dengan) fitur di kelas fitur lain. Tidak seperti
tools lainnya, select by location tidak membuat fitur atau atribut baru.
Cost path, mencari jalur optimal dengan biaya atau cost terendah pada permukaan raster
(DeMers, 2002). Cost path, yaitu rute bobot akan menunjukkan rute dengan bobot terkecil
dari sel tujuan ke sel asal. Rute yang efisien akan mencari bobot akumulatif yang paling
kecil.
Contoh pengaplikasian cost tools yaitu perencanaan dan pembuatan jalur pipa
transmisi maupun distribusi PDAM. Dari analisis inilah tercipta suatu jalur yang terdiri dari
deretan piksel – piksel yang mempunyai cost terkecil dan arah yang terpendek.
• Berikut adalah hasil dari proses buffer yang dilakukan, dalam hal ini fitur
JALAN_KOLEKTOR.
• Pada attribute table fitur ‘PENDIDIKAN_PT_25K’ akan otomatis bertambah field baru
yaitu ‘NEAR_DIST’ yang mana merupakan jarak terdekat dari ‘JALAN_KOLEKTOR’
• Berikut tampilan setelah network dataset baru berhasil dibuat dan ditampilkan pada
jendela utama.
• Klik icon Network Analyst window. Kemudian pada jendela Network Analyst klik kanan
pada Facilities dan pilih Load Location
• Tentukan fitur yang akan dipilih sebagai Facilities, kemudian tentukan toleransi
geometrinya.
• Tentukan fitur yang akan dipilih sebagai Incidents, kemudian tentukan toleransi
geometrinya.
• Di jendela Network analyst, klik kanan pada Facilities kemudian pilih Load Locations
• Tentukan fitur yang akan dipilih sebagai Facilities, kemudian tentukan toleransi
geometrinya.
• Buat contoh titik-titik yang akan ditentukan rute terpendeknya dengan klik icon Create
Network Location Tools seperti pada gambar di bawah ini.
• Kemudian tentukan titik-titik yang akan dianalisis rute terpendeknya. Titik-titik yang
ditentukan akan berupa simbol dengan nomor yang berurutan seperti pada gambar di
bawah ini.
• Di jendela Network analyst, klik kanan pada Origin kemudian pilih Load Locations
• Klik icon solve, kemudian akan muncul hasil analisis OD Cost Matrix seperti pada gambar
di bawah ini.
• Pada ArcToolbox >> Pilih dan klik Spatial Analyst Tools >> Pilih dan klik Distance >>
Pilih dan klik Euclidean Distanc
• Muncul jendela Euclidean Distance >> Pada kolom Input raster or feature source
data masukkan fitur yang diinginkan (misalnya : PEMERINTAHAN_PT_25K) >>
Pada Output cell size (optional) tentukan nama file dan tempat penyimpanan >> Atur
sesuai yang dikehendaki, jika sudah klik OK
Euclidean Allocation
• Pada ArcToolbox >> Pilih dan klik Spatial Analyst Tools >> Pilih dan klik Distance >>
Pilih dan klik Euclidean Allocation.
• Muncul jendela Euclidean Allocation >> Pada kolom Input raster or feature source
data masukkan fitur yang diinginkan (misalnya : PEMERINTAHAN_PT_25K) >>
Pada Output cell size (optional) tentukan nama file dan tempat penyimpanan
>> Pada Atur sesuai yang dikehendaki, jika sudah klik Input calue raster
(optional) masukkan DEM SRTM 30 meter >> Klik OK
Euclidean Direction
• Pada ArcToolbox >> Pilih dan klik Spatial Analyst Tools >> Pilih dan
klik Distance >> Pilih dan klik Euclidean Direction
• Muncul jendela Euclidean Direction >> Pada kolom Input raster or feature source
data masukkan fitur yang diinginkan (misalnya : PEMERINTAHAN_PT_25K)
Cost Distance
• Buatlah Fitur Slope dari data DEM yang telah diinput, sehingga didapatkan slope dari data
DEM di bawah ini.
• Berikut ini merupakan hasil dan rentang nilai dari ketinggian suatu permukaan. Pada
analisa informasi didapatkan bahwa letak dari point dari lokasi PEMERINTAHAN.
Dimana yang berarti jika dilakukan pembangunan pada daerah yang berwarna kuning
tidak akan memiliki nilai selisih biaya yang banyak.
• Berikut ini merupakan hasil proses Cost Allocation. Terdapat beberapa warna yang
berbeda dan dimana berarti setiap lokasi pengenal dari sumber terdekat memiliki minimal
biaya yang ditentukan berdasarkan dengan nilai yang terdapat pada gambar di sebelah
kanan dari hasil Proximity Analysis dengan cara Cost Allocation.
• Tunggu proses hingga selesai. Jika sudah akan muncul gambar seperti dibawah ini.
Terdapat beberapa pixel yang memiliki warna berbeda. Nilai yang dari perhitungan jalur
biaya paling rendah dari suatu sumber ke tujuan, meminimalkan biaya yang ditentukan
dalam suatu permukaan biaya. .
• Tunggu proses hingga selesai. Jika sudah akan muncul gambar seperti dibawah ini.
Terdapat perbedaan warna yang besar. Dimana warna tersebut merupakan identifikasi
untuk setiap cell dari harga yang paling murah dari tujuan dengan biaya minimal.
• Tunggu proses hingga selesai. Jika sudah akan muncul gambar seperti dibawah ini.
Terdapat warna yang berbeda yang merupakan representasi dari perhitungan jalur terdekat
dari sumber sehingga merupakan jalur biaya paling rendah menuju ke tujuan, dengan
minimal biaya pada suatu permukaan biaya.
• Tunggu proses hingga selesai. Jika sudah akan muncul gambar seperti dibawah ini.
Terdapat warna yang berbeda yakni 19 kelas yang merupakan representasi dari
pengidentifikasi dari sumber terdekat.
• Tunggu proses hingga selesai. Jika sudah akan muncul gambar seperti dibawah ini.
Terdapat warna yang berbeda-beda yang merupakan representasi dari identifikasi untuk
setiap sel sel tetangga yang berada di jalur paling murah dari sumber ke tujuan.
• Tunggu proses hingga selesai. Jika sudah akan muncul gambar seperti dibawah ini.
Rentang nilai dari jumlah biaya akumulatif untuk dua raster jarak biaya input. Semakin
kebawah maka nilai biaya akumulatif semakin tinggi. Secara visual hasil
dari coridor sama seperti pada Cost Distance namun dalam rentang nilai keduanya
berbeda. Hal ini disebabkan Coridor merupakan hasil dari penjumlahan Cost Distance
1 dengan Cost Distance 2
4.2 Saran
• Dalam melakukan proses analisis, disarankan agar semua data output disimpan dalam satu
folder yang sama untuk menghindari kemungkinan kesalahan input apabila di lain waktu
file tersebut diperlukan.
• Dalam melakukan analisis proximity berbasis raster (untuk semua tools, alangkah baiknya
dilakukan secara urut, seperti halnya pada langkah kerja (subbab 3.4) yang telah dibuat
oleh penulis.