Anda di halaman 1dari 4

Spesifikasi Alat Multibeam Echosounder (MBES) – Kongsberg EM 122

Nama Alat

Kongsberg EM 122
Frekuensi  12kHz
operasi normal  Tergolong frekuensi standar untuk pengukuran
kedalaman di laut dalam, menghasilkan pnegukuran
dengan dimensi termasuk kecil, beam tergolong
sempit, dan kemampuan jangkauan jarak (range) yang
baik.
Swath  (tergantung kondisi dasar laut dan sistem
bandwidth yang dipilih)
 Dua swath per ping sudah mampu melakukan 100%
coverage di wilayah yang diukur dengan densitas
pengukuran yang sama sepanjang jalur pengukuran.

Jumlah beam  Pada versi sistem dengan receiver 1 atau 2 derajat,


terdapat 288 beam per swath dan 576 beam per ping
dari multiping.
Spesifikasi Jarak antar-  Jarak antar-beam secara umum bersifat seragam
Dasar beam (ekuidistan), sekitar 0,7% dari total kedalaman dengan
sudut coverage adalah 90 derajat, 1,2% dari total
kedalaman dengan sudut coverage adalah 120 derajat,
dan 2% dari total kedalaman dengan sudut coverage
adalah 140 derajat.
Laut Dalam  Swath dibagi menjadi delapan sektor yang secara
berurutan dari ping yang sama. Metode ini
meningkatkan level sumber sistem, memaksimalkan
kemampuan cakupan range serta coverage secara
signifikan. Selain itu juga untuk mempertahankan
tingkat keakuratan dari beam yang berada di bagian
luar yang lebih mudah terdampak interferensi dari
peristiwa refleksi gelombang, dsb.
 Sementara ukuran pulsa normal adalah 15 meter,
untuk pengukuran di laut dalam ukuran pulsa dapat
mencapai 2500 meter.
Laut/Perairan  Umumnya pulsa yang digunakan adalah yang
Dangkal berukuran 2 meter dengan swath yang dibagi menjadi
empat sektor.
 Untuk kedalaman berada di antara dangkal dan dalam
Mode (intermediate), pulsa berukuran 5 meter masih dapat
Pengoperasian digunakan untuk menghasilkan resolusi jarak (range
resolution) yang optimum pada kedalaman yang
diukur.
Tingkat  Tingkat keakuratan pengukuran kedalaman yang
Keakuratan diperoleh adalah sangat tinggi dikarenakan ukuran
Pengukuran beam yang kecil/sempit.
Kedalaman  Total nilai RMS yang diperoleh dari pengukuran
kedalaman diperkirakan tidak lebih besar dari:
1. 0,2% dari kedalaman (dengan sudut 0 derajat
hingga 45 derajat )
2. 0,3% dari kedalaman (dengan sudut antara 45
hingga 60 derajat)
3. 0,6% dari kedalaman (dengan sudut antara 60
hingga 70 derajat)
*Dengan catatan bahwa tingkat akurasi ini dapat
dicapai pada pulsa yang digunakan dengan rasio
sinyal terhadap noise harus lebih dari 10dB.
Resolusi  Resolusi horizontal alat ini tergolong lebih baik
Horizontal dibandingkan versi pendahulu, dikarenakan adanya
penggunaan focused beams untuk proses transmisi
dan penerimaan pulsa, serta dilengkapi sistem baru
untuk pemrosesan sinyal dengan densitas tinggi.
 Alongtrack Resolution (Resolusi Sepanjang Lajur
Utama)
Berikut merupakan ukuran dari footprint gelombang
akustik untuk ukuran swath 120 derajat:

Di mana densitas gelombang suara sepanjang lajur


utama, atau jarak antara dua profil pengukuran
kedalaman secara berurutan, adalah fungsi dari
kedalaman perairan, lebar swath, dan kecepatan
kapal. Satu atau dua profil diperoleh dari satu ping
akustik. Ukuran swath dapat menghasilkan tingkat
ping yang lebih tinggi sehigga menghasilkan densitas
yang lebih tinggi.

 Crosstrack Resolution (Resolusi Lajur Silang)


Resolusi lajur silang ditentukan oleh densitas
gelombang suara serta footprint akustik yang
dihasilkan pada setiap pengukuran. Normal setting
untuk ukuran footprint akustik adalah 200% dari
interval pengukuran kedalaman pada lajur silang.
Fitur Sistem  Kongsberg EM 122 dikontrol operasi Stasiun Operasi
HWS menggunakan click & point graphical user
interface standar.
 Software yang digunakan adalah Seafloor Information
System (SIS) yang dijalankan menggunakan sistem
Microsoft Windows pada HWS. Sistem dari software ini
termasuk fitur instalasi sistem, tes dan running
instrumen multibeam echosounder, tampilan terkait
ping (termasuk tampilan badan air), serta kemampuan
untuk mengumpulkan data batimetri yang dibutuhkan.
 Sistem EM 122 tidak membutuhkan intervensi oleh
operator selama operasi normal, karena sistem dapat
mendeteksi bagiandasar perairan secara otomatis
pada saat adjusting mode, memperoleh serta
menjangkau parameter yang dibutuhkan. Sebelum
operasi dilaksanakan, sensor eksternal yang
dibutuhkan seperti alat untuk positioning dan sensor
pergerakan kapal, dihubungkan dan dikalibrasi untuk
mendefinisikan parameter instalasi sensor dan sistem
yang digunakan.
 Sistem SIS mencakup fasilitas kalibrasi, yang mana
parameter yang berperan penting dalam data
umumnya dilindungi oleh password dan dapat
diperoleh dari disk file.
 Data penginderaan dasar laut dapat diperoleh sebagai
bagian dari produk standar EM 122 dengan resolusi
0,1 dB untuk kekuatan backscatter; terdiri dari range
resolution mencapai 0,4 meter yang telah dikoreksi
dari efek sudut insidensi, serta hasil data tanpa koreksi
efek sudut insidensi.
Kontrol  Kontrol kualitas dilakukan saat dilakukan penampilan
Kualitas grafis (graphical display). Jika terdapat kendala, baik
oleh interface ataupun hardware, serta otomatis akan
diindikasikan dari status sistem. SIS memungkinkan
dilakukannya kontrol kualitas terhadap aspek berikut:
1. Profil kedalaman jalur silang;
2. Intensitas dari beam dan kualitas pengukuran;
3. Tampilan time series dari sampel beam dan nilai
sensor;
4. Tampilan 3D dari waterfall;
5. Tampilan dan editor profil kecepatan suara;
6. Tampilan badan air;
7. Stave display.
Graphical User  Menggunakan software SIS, dapat diperoleh tampilan
Interface 2D ataupun 3D dengan orientasi secara geografis
berupa data yang disertai dengan grid. Grid juga
berfungsi untuk ‘pembersihan data’ secara real-time.
Data Logging  Data yang dimasukkan dan disimpan mencakup:
1. Data sensor mentah;
2. Jarak beam dan beam pointing angles;
3. Datagram kedalaman;
4. Data pencitraan dasar laut;
5. Setting untuk parameter sistem;
6. Data badan air; dsb.
Post  Data yang dihasilkan oleh Kongsberg EM 122 MBES
Processing dapat digunakan untuk mendeskripsikan keadaan
dasar laut dalam fomat peta, tampilan 3D, kombinasi
batimetri dan penginderaan dasar laut, klasifikasi
dasar laut, dsb.
 Perangkat lunak antar muka yangdapat digunakan
untuk post-processing di antaranya adalah:
1. Caris HIPS/SIPS Post Processing;
2. IVS 3D, Fledermaus, 3D Visualization and Analysis
Software;
3. Geocap Seafloor,
4. Dsb.

Referensi

Kongsberg Maritime. 2011. “Kongsberg EM 122 Multibeam Echo Sounder: Product Description”.
United States: Kongsberg Maritime.

Anda mungkin juga menyukai