PENGINDERAAN
DASAR LAUT
Istiqomah
03311540000050
Profil Dasar
Laut
Dasar laut merupakan
permukaan bumi yang ada di
dalam laut. Profil dasar laut
mempunyai kontur yang sama
dengan yang ada pada profil
daratan. Ada dataran tinggi,
lembah dan lainya. Hanya saja
istilah yang digunakan untuk
menyebut bentuk-bentuk bumi
tersebut berbeda. Misalnya
celah dalam daratan disebut
lembah, sedangkan pada profil
dasar laut disebut palung, dan
masih banyak lagi lainya (Aziz,
2011).
Pemeruman / Echo Sounder
• Positioning System
• Sensor Heading
Prinsip Kerja
Multibeam Echosounder
• Prinsip berdasar pada pancaran pulsa yang dipancarkan
secara langsung ke arah dasar laut dan setelah itu energi
akustik dipantulkan kembali dari dasar laut (seabed).
Gelombang akustik yang dipantulkan dari dasar laut
selanjutnya dianalisis oleh transducer sehingga dapat
dibedakan gelombang pantul yang datang dari arah yang
berbeda. Untuk mendeteksi arah datangnya sinyal yang
dipantulkan oleh dasar laut, transducer pada MBES
menggunakan tiga metode pendeteksian, yaitu
pendeteksian amplitudo, fase dan interferometrik
(sudut). Pada prinsipnya pengukuran multibeam
echosounder menggunakan pengukuran selisih fase
pulsa (jenis pengamatan yang digunakan adalah metode
pulsa).
Kalibrasi
Echosounder
• Kalibrasi dilakukan untuk menjaga ketelitian
pemeruman yang diakibatkan kesalahan sifat gelombang
akustik.
• Pengukuran barcheck harus dilakukan paling tidak 2x
sebelum dan 2x sesudah. Kemudian untuk hasil
pengukuran barcheck harus dibandingkan dengan hasil
pengukuran SVP untuk mengecek apa sudah benar apa
belum. Barcheck digunakan apabila dilakukan
pengukuran di perairan yang dangkal dengan kedalaman
< 10 m. Selain itu perlu dilakukan pengukuran tide tapi
pengukuran tide sangat optional karena di laut bebas
tide-nya sangat kecil, pengukuran tide biasanya
digunakan 2 alat, yaitu Tide Gauge atau Tide Prediction
untuk mengolah datannya dapat dihitung dengan rumus :
𝐇𝐭𝐞𝐫𝐤𝐨𝐫𝐞𝐤𝐬𝐢 = 𝐇𝐞𝐜𝐡𝐨𝐬𝐨𝐮𝐧𝐝𝐞𝐫 + 𝐝𝐫𝐚𝐟𝐭 𝐭𝐫𝐚𝐧𝐬𝐝𝐮𝐜𝐞𝐫 + 𝐤𝐨𝐫𝐞𝐤𝐬𝐢 𝐛𝐚𝐫𝐜𝐡𝐞𝐜𝐤
Macam – Macam
Singlebeam
Echosounder
Kongsberg EA400
Akurasi (Dengan asumsi kecepatan suara yang benar,
kedalaman transduser dan panjang pulsa terpendek):
710 kHz dan 200 kHz: 1 cm; 120 kHz: 2 cm; 38 kHz: 5
cm.
Penggunaan simultan grafik elektronik atau perangkat
lunak pasca-pemrosesan (HyPack, HydroPRO,
QUINSy)
Frekuensi pancaran tunggal: 33, 38, 50, 70, 120, 200,
210 atau 710 kHz
Koneksi jaringan 2xNetwork untuk mengekspor data
dan koneksi ke GPT (General Purpose Transceiver)
Penyimpanan data: Data mentah, Data riwayat, data
Output, data Echogram, data xyz, File teks.
Dual Frequency survey Echosounder Bathy 500 DF
• Frekuensi: Ganda atau frekuensi tunggal 33 kHz,
40 kHz, 200 kHz, 210 kHz, 33/210 kHz, 50/210
kHz
• Resolusi: 0,01 unit untuk kedalaman kurang
dari 100 meter, 0,1 untuk kedalaman lebih dari
100 meter, 0,1 kaki pada semua rentang.
• Akurasi: ± 0,5%
• Kecepatan Suara: 4600 - 5250 kaki / detik
(1401 - 1600 meter / detik)
• Data output NMEA & kompatibel lainnya
dengan: Atlas DESO 25, Odom Digitrace, Odom
Echotrac, Hypack, & HydroPro
• Kisaran Kedalaman: hingga 640 meter
CEESCOPETM
Spesifikasi :
• Mode Otomatis atau Manual
• Kisaran kedalaman ** 0,2 - 200 m (0,6 - 650 kaki) @ 200 kHz
0,75 - 200 m (2,5 - 650 kaki) @ 33 kHz
• Ping rate 1 - 20 Hertz, tergantung kedalaman
• Panjang pulsa HF (1 – 30 siklus), LF (1 - 20 siklus)
• TVG Tidak ada, LOG 10, LOG 20
• Gain manual 30 - 100%
• Rentang kecepatan akustik 1350 - 1750m (4,429 - 5,741 ft)
Draft 0 - 10 m (selisih 1 cm)
• Akurasi 1 cm ± 0,1% kedalaman
• Resolusi 1 cm
Macam – Macam
Multibeam
Echosounder
Geoswath Plus 500 kHz
Spesifikasi :
• Kedalaman air maksimal di bawah transducer 50 meter
• Panjang maksimal sapuan (swath) 190 meter
• Cakupan maksimal hingga kedalaman 12 kali
• Panjang transmit pulse 32 µs hingga 448 µs
Geoswath Plus 125 kHz
Spesifikasi :
• Kedalaman air maksimal di bawah transducer 200 meter
• Panjang maksimal sapuan (swath) 780 meter
• Cakupan maksimal hingga kedalaman 12 kali
• Panjang transmit pulse 64 µs hingga 448 µs
Kongsberg MS1000 Sonar Scanning
Spesifikasi :
• Zoom / Magnifer : x2, x4 / x1 hingga x 10
• Kontrol sonar : menu pull-down untuk mengkonfigurasi dan mengontrol sistem sonar.
• Perekaman dan pemutaran data : Pencitraan gambar, profil dan penyimpanan data dengan petunjuk waktu
hard drive atau perangkat PC lainnya, snapshot bitmap ke disk.
• Dukungan format GeoTiff
• Rentang perekaman dapat menyesuaikan, (rentang 5-500 meter).
Kelebihan dan
Kelemahan
Kelebihan dan Kelemahan
1. Pada dasarnya echosounder adalah salah satu peralatan perikanan yang digunakan
untuk mengetahui: Kedalaman air,Keadaan dasar laut, Kedudukan ikan, Tempat-
tempat baru kawasan penangkapan ikan. Seiring dengan berkembangnya
teknologi, echosounder dikembangkan dan digunakan untuk pemetaan dasar laut
maupun identifikasi fitur dan substansi di bawah laut dan pemetaan kedalaman
laut.
2. Echosounder terdapat berbagai jenis, salah satunya adalah multibeam echosounder
dan singlebeam echosounder, dimana multibeam echosounder lebih efektif untuk
perairan dalam dan singlebeam echosounder digunakan untuk shallow water. Dari
karakteristiknya, multibeam echosounder menghasilkan gambar tiga dimensi yang
dihasilkan dari banyaknya beam yang diterima, sedangkan singlebeam echosounder
menghasilkan satu titik kedalaman dari hasil pantulan gelombang yang pertama
diterima,
3. MBES memancaran lebih dari satu beam sehingga mendapatkan banyak titik
kedalaman dalam satu kali pancaran gelombang akustik. Berbeda dengan SBES,
pola pancaran MBES melebar dan melintang terhadap badan kapal. Sehingga, saat
kapal bergerak menghasilkan sapuan luasan area permukaan dasar laut.
Daftar Pustaka
Aziz, Lukman. 2011. Analisis Hasil Survei Side Scan Sonar Untuk Peletakan Pipa Gas Bawah Laut (Studi Kasus : Re-Route Pipa PGN di
Perairan Tanjung Priok). Tugas Akhir. Bandung : Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika. Institut Teknologi Bandung.
Blondel, Philip. 2009. The Hand Book of Side Scan Sonar. Chichester : Praxis Oublishing Ltd.
BSN. 2010. Survey Hidrografi Menggunakan Singlebeam Echosounder. Jakarta : Badan Standarisasi Nasional.
Burczynski, J. 1982. Introduction to The Use of SONAR Systems for Estimating Fish Biomass. Rome : FAO.
Djunarsah, Eka dan Poerbandono. 2005. Survei Hidrografi. Bandung : PT. Refika Aditama.
Faizal, Ahmad P.S. 2012. Aplikasi Survei Hidrografi dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Minyak dan Gas (offshore). Jurusan Teknik
Geodesi FT-UGM. Yogyakarta.
Geotindo M. Kencana. Multi-Beam Echosounder. Online <url : geotindo.com/rental/multi-beam-echosounder/> diakses pada 9 September
2018 pukul 20.00 WIB.
International Oceanographic Commission. 1994. Manual on Sea Level, Measurement and Interpretation.
IHO. 2008. Standards For Hydrographic Surveys. International Hydrographic Bureau. Monaco.
Manik, H.M., Ma’mum. 2009. Rancangan Bangunan Sistem Informasi Data Hidroakuistik Berbasis Web. Bogor : Institut Pertanian Bogor.