Anda di halaman 1dari 27

APLIKASI ECHOSOUNDER

PENGINDERAAN
DASAR LAUT
Istiqomah
03311540000050
Profil Dasar
Laut
Dasar laut merupakan
permukaan bumi yang ada di
dalam laut. Profil dasar laut
mempunyai kontur yang sama
dengan yang ada pada profil
daratan. Ada dataran tinggi,
lembah dan lainya. Hanya saja
istilah yang digunakan untuk
menyebut bentuk-bentuk bumi
tersebut berbeda. Misalnya
celah dalam daratan disebut
lembah, sedangkan pada profil
dasar laut disebut palung, dan
masih banyak lagi lainya (Aziz,
2011).
Pemeruman / Echo Sounder

Pemeruman atau echosounding merupakan


salah satu metode penentuan kedalaman
dengan menggunakan prinsip pantulan
gelombang akustik. Alat yang digunakan
untuk kegiatan ini adalah perum gema
(echosounder), dimana echosounder
memiliki berbagai jenis, yakni antara lain
singlebeam echosounder (SBES), multibeam
echosounder (MBES) dan side scan sonar
(SSS).
Singlebeam Echosounder

• Single frequency • Dual frequency


merupakan singlebeam echosounder • merupakan singlebeam
yang menggunakan satu frekuensi echosounder yang menggunakan
saja yaitu high frequency. dua frekuensi yaitu high frequency
dan low frequency.
• High frequency lebih memberikan
kedalaman yang akurat dalam
hubungannya dengan keselamatan
pelayaran,
• Sedangkan low frequency mampu
melakukan penetrasi hingga ke
lumpur dasar lautnya (sangat
dalam) sehingga tidak aman untuk
pelayaran
Komponen
Singlebeam Echosounder

1. Transmitter merupakan sebuah alat yang dapat menghasilkan


listrik dengan frekuensi tertentu, kemudian disalurkan ke
transducer. Dimana di dalamnya terdapat komponen-komponen
seperti amplifier yang berfungsi sebagai penguat tenaga dari sinyal
pulsa listrik. (Manik, 2009).

2. Transducer digunakan untuk mengubah informasi menjadi bentuk


yang dapat dengan mudah ditransfer, disimpan, diproses dan
diinterpretasikan. Menurut UVM (2014), transducer merupakan
perangkat untuk mengkonversi energi dari satu bentuk ke bentuk
lainnya. Bentuk energinya dapat berupa seperti mekanik, visual,
aural, listrik termal, kimia dan yang lainnya.
Komponen
Singlebeam Echosounder

3. Receiver merupakan perangkat elektronika dengan fungsi sebagai


penerima atau penangkap sinyal. (Marzuki, 2010). Fungsi dari receiver
untuk menerima pulsa dari objek dan display atau recorder sebagai
pencatat hasil echo (Muslim, 2012).
4. Kontrol dari echosounder berfungsi sebagai pengaturan perekaman serta
pengaturan panjang draft kapal, pencatatan heading yang mempengaruhi
hasil dan sebagainya (Rumagit, dkk, 2012).
5. Recorder memiliki fungsi sebagai alat pencatat yang ditulis ke dalam
kertas serta menampilkan pada layar display CRT (Cathoda Ray Tube)
berupa sinar osilasi maupun tampilan sorotan lampu neon (untuk
echosounder tanpa rekaman), selain itu berdungsi sebagai pemberi sinyal
untuk menguatkan pulsa transmisi dan penahanan awal penerima echo
pada saat yang sama (Rizka, 2012).
Prinsip Kerja
Singlebeam Echosounder
• Prinsip kerja dari sistem tersebut ialah transducer memancarakan
pulsa akustik dengan frekuensi tertentu ke dasar perairan secara
tegak lurus, kemudian dipantulkan oleh dasar perairan lalu
diterima kembali. Data yang diperoleh dari proses itu adalah
selang waktu gelombang mulai dipancarkan dan gelombang
kembali diterima, sehingga diperoleh data kedalaman yang
dicatat alat perekam yang merupakan fungsi dari selang waktu.
Proses tersebut dapat diuraikan pada persamaan (I.1.)
(Poerbandono, dkk., 2005).
d = ½ (v.∆t) ……………(I.1)
d = Kedalaman laut yang terukur saat kedalaman,
v(t) = Cepat rambat gelombang suara standar,
Δt = Selang waktu saat gelombang dipancarkan dan
gelombang kembali diterima.
Prinsip Kerja
Multibeam Echosounder

• Multibeam echosounder (MSBES) merupakan alat


ukur kedalaman yang meggunakan prinsip sama
dengan singlebeam echosounder (SBES).
Multibeam echosounder adalah sebuah instrumen
hydrographic-acoustic yang digunakan untuk
meningkatkan cakupan area, konsekuensi dan
produktifitas dalam pembuatan peta laut
(nautical chart). Meskipun mempunyai prinsip
yang sama dengan singlebeam echosounder namun
akurasi pengukurannya tidak lebih baik, karena
pada kenyataannya akurasi berkurang seiring
dengan meningkatnya sudut sapuan (de Jong dkk,
2002).
Prinsip Kerja
Multibeam Echosounder

• Multibeam echosounder bekerja dengan


memanfaatkan gelombang akustik yang dapat
merambat dengan baik di bawah air. Secara
sederhana multibeam echosounder
memancarkan gelombang akustik dan kemudian
akan dipantulkan kembali ketika gelombang
tersebut menyentuh material di dasar laut.
Gelombang yang kembali dipantulkan akan
diterima kembali oleh sensor dan akan dihitung
beda waktu saat gelombang dipancarkan dan
saat gelombang kembali diterima. Parameter
inilah yang nanti akan diproses menjadi
informasi mengenai kedalaman air.
Komponen
Multibeam Echosounder
• Transducer

Transducer merupakan perangkat yang digunakan


untuk mengubah satu jenis energy ke energy yang lain.
Ketika Transducer mengkonnversi jumlah terukur
(tingkat tekanan suara, intensitas optik, medan magnet,
dan lain-lain) ke tegangan listrik atau arus listrik kita
menyebutnya sensor (Cas, 2014).
• Unit kontrol dan integrasi

• Unit Referensi Vertikal (sensor roll, pitch, yaw dan


heave)
• Sound Velocimeters

• Positioning System

• Sensor Heading
Prinsip Kerja
Multibeam Echosounder
• Prinsip berdasar pada pancaran pulsa yang dipancarkan
secara langsung ke arah dasar laut dan setelah itu energi
akustik dipantulkan kembali dari dasar laut (seabed).
Gelombang akustik yang dipantulkan dari dasar laut
selanjutnya dianalisis oleh transducer sehingga dapat
dibedakan gelombang pantul yang datang dari arah yang
berbeda. Untuk mendeteksi arah datangnya sinyal yang
dipantulkan oleh dasar laut, transducer pada MBES
menggunakan tiga metode pendeteksian, yaitu
pendeteksian amplitudo, fase dan interferometrik
(sudut). Pada prinsipnya pengukuran multibeam
echosounder menggunakan pengukuran selisih fase
pulsa (jenis pengamatan yang digunakan adalah metode
pulsa).
Kalibrasi
Echosounder
• Kalibrasi dilakukan untuk menjaga ketelitian
pemeruman yang diakibatkan kesalahan sifat gelombang
akustik.
• Pengukuran barcheck harus dilakukan paling tidak 2x
sebelum dan 2x sesudah. Kemudian untuk hasil
pengukuran barcheck harus dibandingkan dengan hasil
pengukuran SVP untuk mengecek apa sudah benar apa
belum. Barcheck digunakan apabila dilakukan
pengukuran di perairan yang dangkal dengan kedalaman
< 10 m. Selain itu perlu dilakukan pengukuran tide tapi
pengukuran tide sangat optional karena di laut bebas
tide-nya sangat kecil, pengukuran tide biasanya
digunakan 2 alat, yaitu Tide Gauge atau Tide Prediction
untuk mengolah datannya dapat dihitung dengan rumus :
𝐇𝐭𝐞𝐫𝐤𝐨𝐫𝐞𝐤𝐬𝐢 = 𝐇𝐞𝐜𝐡𝐨𝐬𝐨𝐮𝐧𝐝𝐞𝐫 + 𝐝𝐫𝐚𝐟𝐭 𝐭𝐫𝐚𝐧𝐬𝐝𝐮𝐜𝐞𝐫 + 𝐤𝐨𝐫𝐞𝐤𝐬𝐢 𝐛𝐚𝐫𝐜𝐡𝐞𝐜𝐤
Macam – Macam
Singlebeam
Echosounder
Kongsberg EA400
 Akurasi (Dengan asumsi kecepatan suara yang benar,
kedalaman transduser dan panjang pulsa terpendek):
710 kHz dan 200 kHz: 1 cm; 120 kHz: 2 cm; 38 kHz: 5
cm.
 Penggunaan simultan grafik elektronik atau perangkat
lunak pasca-pemrosesan (HyPack, HydroPRO,
QUINSy)
 Frekuensi pancaran tunggal: 33, 38, 50, 70, 120, 200,
210 atau 710 kHz
 Koneksi jaringan 2xNetwork untuk mengekspor data
dan koneksi ke GPT (General Purpose Transceiver)
 Penyimpanan data: Data mentah, Data riwayat, data
Output, data Echogram, data xyz, File teks.
Dual Frequency survey Echosounder Bathy 500 DF
• Frekuensi: Ganda atau frekuensi tunggal 33 kHz,
40 kHz, 200 kHz, 210 kHz, 33/210 kHz, 50/210
kHz
• Resolusi: 0,01 unit untuk kedalaman kurang
dari 100 meter, 0,1 untuk kedalaman lebih dari
100 meter, 0,1 kaki pada semua rentang.
• Akurasi: ± 0,5%
• Kecepatan Suara: 4600 - 5250 kaki / detik
(1401 - 1600 meter / detik)
• Data output NMEA & kompatibel lainnya
dengan: Atlas DESO 25, Odom Digitrace, Odom
Echotrac, Hypack, & HydroPro
• Kisaran Kedalaman: hingga 640 meter
CEESCOPETM

Spesifikasi :
• Mode Otomatis atau Manual
• Kisaran kedalaman ** 0,2 - 200 m (0,6 - 650 kaki) @ 200 kHz
0,75 - 200 m (2,5 - 650 kaki) @ 33 kHz
• Ping rate 1 - 20 Hertz, tergantung kedalaman
• Panjang pulsa HF (1 – 30 siklus), LF (1 - 20 siklus)
• TVG Tidak ada, LOG 10, LOG 20
• Gain manual 30 - 100%
• Rentang kecepatan akustik 1350 - 1750m (4,429 - 5,741 ft)
Draft 0 - 10 m (selisih 1 cm)
• Akurasi 1 cm ± 0,1% kedalaman
• Resolusi 1 cm
Macam – Macam
Multibeam
Echosounder
Geoswath Plus 500 kHz

Spesifikasi :
• Kedalaman air maksimal di bawah transducer 50 meter
• Panjang maksimal sapuan (swath) 190 meter
• Cakupan maksimal hingga kedalaman 12 kali
• Panjang transmit pulse 32 µs hingga 448 µs
Geoswath Plus 125 kHz

Spesifikasi :
• Kedalaman air maksimal di bawah transducer 200 meter
• Panjang maksimal sapuan (swath) 780 meter
• Cakupan maksimal hingga kedalaman 12 kali
• Panjang transmit pulse 64 µs hingga 448 µs
Kongsberg MS1000 Sonar Scanning

Spesifikasi :
• Zoom / Magnifer : x2, x4 / x1 hingga x 10
• Kontrol sonar : menu pull-down untuk mengkonfigurasi dan mengontrol sistem sonar.
• Perekaman dan pemutaran data : Pencitraan gambar, profil dan penyimpanan data dengan petunjuk waktu
hard drive atau perangkat PC lainnya, snapshot bitmap ke disk.
• Dukungan format GeoTiff
• Rentang perekaman dapat menyesuaikan, (rentang 5-500 meter).
Kelebihan dan
Kelemahan
Kelebihan dan Kelemahan

• Menurut Varina (2013), echosounder memiliki kelemahan yaitu jika


semakin dalam laut,gambar yang dihasilkan semakin tidak jelas.
Sedangkan kelebihannya yaitu dapat mengukur kedalaman laut yang
disertai dengan pemetaan dasar laut.
• Kelemahan echosounder adalah tidak dapat mendeteksi ikan hanya
dapat digunakan bagi yang sudah berpengalaman. Sehingga
echosounder bisanya digunakan untuk kapal-kapal perang, kapal
penumpang dan kapalo barang. Echosounder memiliki beberapa
kelebihan yaitu akurasi pengelihatan kedalaman sebanyak 99%
(Salem, 2012).
Kelebihan dan Kelemahan
Burczynski dan Ben-Yami (1985)
Kelemahan Kelebihan
• Harganya mahal untuk membeli • Tidak membuang-buang waktu dan bahan
sebuah echo sounder. bakar untuk mencoba menangkap ikan di
tempat dimana ada beberapa ikan atau tidak
ada ikan sama sekali.
• Kebanyakan echosounder
menggunakan kertas khusus dan • Dapat menangkap lebih banyak ikan
baterai yang mahal. karena echosoundermenunjukkan dimana
terdapat lebih banyak ikan untuk ditangkap.
• Harus menghabiskan waktu yang
diperlukan untuk membersihkan dan • Echosoundermenunjukkan kedalaman air.
memperbaikinya hingga bisa bekerja.
• Dapat melihat batu, bangkai kapal kapal atau
• Jika rusak, akan memerlukan tukang sampah di bawah sehingga dapat
menghindari kehilangan atau kerobekan
khusus, seperti tukang perbaikan radio jaring Anda.
transistor, untuk memperbaikinya.
Aplikasi
Echosounder
Pemanfaatan Echosounder
dibidang Perikanan
Pengembangan potensi perikanan
suatu wilayah perlu dilakukan
mengingat teknologi yang ada
sudah semakin berkembang. Salah
satu alternatif pengembangan
potensi dengan menggunakan alat
pendeteksi keberadaan ikan
(echosounder, remote sensing)
sehingga dengan mudah
mengidentifikasi apakah ada atau
tidak ada ikan di sekitar alat bantu.
Cara ini juga akan mengakibatkan
tidak diperlukannnya nelayan ke
rumpon untuk mengintai
keberadaan ikan, sehingga jumlah
tenaga kerja dapat dirasionalkan
(Syamsudin et al., 2007).
Kesimpulan :

1. Pada dasarnya echosounder adalah salah satu peralatan perikanan yang digunakan
untuk mengetahui: Kedalaman air,Keadaan dasar laut, Kedudukan ikan, Tempat-
tempat baru kawasan penangkapan ikan. Seiring dengan berkembangnya
teknologi, echosounder dikembangkan dan digunakan untuk pemetaan dasar laut
maupun identifikasi fitur dan substansi di bawah laut dan pemetaan kedalaman
laut.
2. Echosounder terdapat berbagai jenis, salah satunya adalah multibeam echosounder
dan singlebeam echosounder, dimana multibeam echosounder lebih efektif untuk
perairan dalam dan singlebeam echosounder digunakan untuk shallow water. Dari
karakteristiknya, multibeam echosounder menghasilkan gambar tiga dimensi yang
dihasilkan dari banyaknya beam yang diterima, sedangkan singlebeam echosounder
menghasilkan satu titik kedalaman dari hasil pantulan gelombang yang pertama
diterima,
3. MBES memancaran lebih dari satu beam sehingga mendapatkan banyak titik
kedalaman dalam satu kali pancaran gelombang akustik. Berbeda dengan SBES,
pola pancaran MBES melebar dan melintang terhadap badan kapal. Sehingga, saat
kapal bergerak menghasilkan sapuan luasan area permukaan dasar laut.
Daftar Pustaka
Aziz, Lukman. 2011. Analisis Hasil Survei Side Scan Sonar Untuk Peletakan Pipa Gas Bawah Laut (Studi Kasus : Re-Route Pipa PGN di
Perairan Tanjung Priok). Tugas Akhir. Bandung : Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika. Institut Teknologi Bandung.
Blondel, Philip. 2009. The Hand Book of Side Scan Sonar. Chichester : Praxis Oublishing Ltd.
BSN. 2010. Survey Hidrografi Menggunakan Singlebeam Echosounder. Jakarta : Badan Standarisasi Nasional.
Burczynski, J. 1982. Introduction to The Use of SONAR Systems for Estimating Fish Biomass. Rome : FAO.
Djunarsah, Eka dan Poerbandono. 2005. Survei Hidrografi. Bandung : PT. Refika Aditama.
Faizal, Ahmad P.S. 2012. Aplikasi Survei Hidrografi dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Minyak dan Gas (offshore). Jurusan Teknik
Geodesi FT-UGM. Yogyakarta.
Geotindo M. Kencana. Multi-Beam Echosounder. Online <url : geotindo.com/rental/multi-beam-echosounder/> diakses pada 9 September
2018 pukul 20.00 WIB.
International Oceanographic Commission. 1994. Manual on Sea Level, Measurement and Interpretation.
IHO. 2008. Standards For Hydrographic Surveys. International Hydrographic Bureau. Monaco.
Manik, H.M., Ma’mum. 2009. Rancangan Bangunan Sistem Informasi Data Hidroakuistik Berbasis Web. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai