Anda di halaman 1dari 4

Tania Septi Anggraini

1511082

Studi Perbandingan S-44 IHO Edisi 3, 4, 5 dan 6

A. S44 IHO Edisi 3


1. Klasifikasi survei
Klasifikasi survei berdasarkan skala peta. Interval titik kedalaman tidak boleh
melebihi 4-6 cm pada skala survei kecuali pada daerah relative datar atau dasar laut
yang beraturan.

2. Posisi
Edisi 3 dan sebelumnya masih bergantung pada skala peta, yaitu spasinya sebesar
satu cm pada skala peta. Jadi apabila skala yang digunakan adalah 1:5000 maka spasi
maksimum yang digunakan dalam pengukuran adalah 50m.Dan interval titik
kedalaman tidak boleh melebihi 4 hingga 6 sentimeter pada skala survei kecuali pada
daerah yang relatif datar atau dasar laut yang beraturan.

3. Standar Ketelitian Kedalaman


Satdar ketelitian pada orde ini,untuk kedalaman kurang dari 30 m maka error yang
didapat harus kurang dari 0,3 dan untuk kedalaman yang lebih dari itu, total error
tidak boleh melebih 1%. Dan tingkat kepercayaan sebesar 90%.

B. S44 IHO Edisi 4


1. Klasifikasi survei
klasifikasi survei hidrografi dibagi berdasarkan berbagai persyaratan ketelitian untuk
daerah yang disurvei. Standar ketelitian untuk masing-masing orde survei
mencerminkan kepentingan ini dan secara efektif menggantikan standar penentuan
posisi dan kerapatan data berdasarkan skala yang digunakan pada standar survei
hidrografi edisi sebelumnya. Pada edisi 4 ini dibagi menjadi empat orde survei, yaitu
a. Orde special, cakupan daerahnya adalah Pelabuhan, tempat berlabuh, dan terusan
kritis dengan hambatan sarat kapal minimum.
b. Orde 1, cakupan daerahnya adalah Pelabuhan, pelabuhan mendekati terusan, jalur
anjuran, dan daerah perairan dengan kedalaman hingga 100 m
c. Orde 2, cakupan daerahnya adalah Daerah yang tidak tercakup dalam Orde
Spesial dan 1, atau daerah dengan kedalaman hingga 200 m.
d. Orde 3, cakupan daerahnya adalah Daerah lepas pantai yang tidak tercakup dalam
Orde Spesial, 1, dan 2.

2. Posisi
Edisi 4 diperbarui spasi yang digunakan berdasarkan data kedalaman. Orde 1
menggunakan spasi 3d (tiga kali kedalaman rata-rata) atau 25 m, orde 2
menggunakan spasi 3-4 kali kedalaman rata-rata atau 200 m dan orde 3 menggunakan
Tania Septi Anggraini
1511082

spasi 4 kali kedalaman rata-rata. Untuk orde special tidak menggunakan spasi karena
cakupan batimetri harus 100%.

3. Standar Ketelitian Kedalaman


Edisi ke-empat menggunakan tingkat selang kepercayaan 95%. Untuk akurasi bidang
horizontal orde special sebesar 2m, orde 1 sebesar 5m + 5% kedalaman, orde 2
sebesar 20m+5% dari kedalaman dan orde 3 sebesar 150m +5% dari kedalaman.
Untuk akurasi kedalaman menggunakan rumus 𝜎 = ± √𝑎2 + (𝑏. 𝑑)2 dengan d
adalah kedalaman rata-rata serta a dan b terlampir dalam tabel berikut ini.
Orde Spesial 1 2 3
a 0.25 m 0.5m 1m 1m
b 0.0075 0.013 0.023 0.023

Kesalahan pengukuran total tidak boleh melebihi +/- 5 sentimeter pada tingkat kepercayaan
95 % untuk Orde Spesial dan +/- 10 sentimeter untuk orde survei lainnya. Kesalahan
pengukuran tinggi pasut ini ditambah dengan kesalahan yang terjadi pada proses penentuan
datum kedalaman dan proses transfer datum dari stasiun pengamatan pasut ke daerah survei,
harus dikombinasikan dengan kesalahan pengukuran kedalaman untuk penentuan ketelitian
titik-titik kedalaman.

C. S44 IHO Edisi 5


1. Klasifikasi survei
Pada edisi lima, klasifikasi survei debagi menjadi empat orde, yaitu
a. Orde special, cakupan daerahnya adalah area pelabuhan dan terusan kritis (tempat
berbahaya bagi pelayaran). Cakupan batimetri 100% dengan kedalaman hingga 40
meter.
b. Orde 1a, cakupan daerahnya adalah area perairan cukup dangkal, tetap diperlukan
cakupan batimetri 100% namun tak sekritis orde special dengan kedalaman lebih
dari 40 meter hingga 100 meter.
c. Orde 1b, cakupan daerhanya dalah area perairan hingga kedalaman 100 m namun
tidak diperlukan cakupan batimetri 100% karena karakterisitik dasar laut tidak
terlalu begitu berbahaya.
d. Orde 2, cakupan daerahnya adalah yang memiliki kedalamanlebih dari 100 meter
dan tidak perlu cakupan batimetri 100%.

2. Posisi
Edisi 5, spasi pada orde 1b adalah 3d (tiga kali kedalaman rata-rata) atau 25 m.
sedangkan untuk orde 2 adalah 4d (empat kali kedalaman rata-rata). Untuk orde
special dan 1a tidak tidak menggunakan spasi karena cakupan batimetri harus 100%.
Tania Septi Anggraini
1511082

3. Standar ketelitian kedalaman


Edisi ke-lima menggunakan tingkat selang kepercayaan 95%. Untuk akurasi bidang
horizontal orde special sebesar 2m, orde 1a sebesar 5m + 5% kedalaman, orde 1b
sebesar 5m+5% dari kedalaman dan orde 2 sebesar 20m +10% dari kedalaman. Untuk
akurasi kedalaman menggunakan rumus 𝜎 = ± √𝑎2 + (𝑏. 𝑑)2 dengan d adalah
kedalaman rata-rata serta a dan b terlampir dalam tabel berikut ini.
Orde Spesial 1a 1b 2
a 0.25 m 0.5m 0.5m 1m
b 0.0075 0.013 0.013 0.023

D. S44 IHO Edisi 6


1. Klasifikasi survei
Pada edisi enam, klasifikasi survei dibagi menjadi empat orde, yaitu
a. Orde special, cakupan daerahnya adalah area pelabuhan dan terusan kritis (tempat
berbahaya bagi pelayaran). Cakupan batimetri 100% .
b. Orde 1a, cakupan daerahnya adalah area perairan cukup dangkal, tetap diperlukan
cakupan batimetri 100% dengan kedalaman lebih dari 50 m.
c. Orde 1b, diperlukan cakupan batimetri 5% karena karakterisitik dasar laut tidak
terlalu begitu berbahaya.
d. Orde 2, cakupan daerahnya adalah yang memiliki kedalamanlebih dari 200 meter
dan tidak perlu cakupan batimetri 4%.

2. Posisi
Dalam draft edisi 6 tidak ada lagi saran maksimum spasi survei, tetapi menggunakan
cakupan batimetri yaitu untuk orde 1b sebesar 5% dan orde 2 sebesar 4%. Sedangkan
untuk orde 1a dan spesia cakupan batimetrinya 100%. Untuk orde 1b dan orde 2 spasi
yang diperkirakan adlaah 3-4 kali dari kedalamna rata-rata.

3. Standar ketelitian kedalaman


Edisi ke-lima menggunakan tingkat selang kepercayaan 95%. Untuk akurasi bidang
horizontal orde special sebesar 2m, orde 1a sebesar 5m + 5% kedalaman, orde 1b
sebesar 5m+5% dari kedalaman dan orde 2 sebesar 20m +10% dari kedalaman. Untuk
akurasi kedalaman menggunakan rumus 𝜎 = ± √𝑎2 + (𝑏. 𝑑)2 dengan d adalah
kedalaman rata-rata serta a dan b terlampir dalam tabel berikut ini.
Orde Spesial 1a 1b 2
a 0.25 m 0.5m 0.5m 1m
b 0.75 1.3 1.3 2.3
Tania Septi Anggraini
1511082

Sumber:
IHO , 1998, S44 fourth edition
IHO, 2008, S44 fifth edition
IHO, 2019, Draft S44 IHO sixth edition
Djunasjah, 2010, Workshop Data Batimetri Nasional, FITB

Anda mungkin juga menyukai