Anda di halaman 1dari 6

Studi Komparasi S-44 IHO

Edisi 3, 4, 5, dan 6

Fatwa Cahya Mustika


15117072

Prodi Teknik Geodesi dan Geomatika


Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
2019
Standar Survei Hidrografi (S-44), merupakan salah satu rangkaian dari standar yang
dikembangkan oleh Organisasi Hidrografi Internasional (IHO) untuk membantu meningkatkan
keselamatan pelayaran yang dirancang untuk menyediakan satu set standar bagi pelaksanaan
survei hidrografi untuk pengumpulan data terutama yang akan digunakan dalam
menyusun/membuat peta-peta navigasi yang digunakan untuk keselamatan navigasi
permukaan dan perlindungan lingkungan laut/maritim. S-44 IHO hanya menyediakan standar
minimum yang akan dicapai.
S-44 IHO telah melalui beberapa kali revisi. Setiap edisi memiliki revisi yang cukup
besar dari perbedaan klasifikasi order, ketelitian, standar toleransi, dan sebagainya. S-44 IHO
Edisi pertama diterbitkan pada tahun 1968, dan dengan berjalannya waktu, teknologi dan
prosedur-prosedur terus berubah dan IHO selanjutnya memperbaharui S-44 dengan Edisi
kedua yang diterbitkan pada tahun 1982, Edisi ketiga pada tahun 1987, Edisi keempat pada
tahun 1998, Edisi kelima pada tahun 2008, dan Edisi keenam yang saat ini masih dirancang
dan dirundingkan. Pada tugas ini akan dilakukan pembandingan dari 3 edisi terakhir dan draft
terbaru dari S-44 IHO yaitu Edisi 4, 5 , dan 6 .
Klasifikasi Survei

1. Pada S-44 Edisi ke 3 Klasifikasi Survey dibagi menjadi 2 Orde sebagai berikut :
Orde 1 - Area dengan kedalaman kurang dari 200m
Orde 2 - Area dengan kedalaman lebih dari 200m

2. Pada S-44 edisi 4,


Standar ketelitian untuk masing-masing orde survei mencerminkan kepentingan ini dan
secara efektif menggantikan standar penentuan posisi dan kerapatan data berdasarkan skala
yang digunakan pada standar survei hidrografi edisi sebelumnya.
Orde Spesial 1 2 3

Contoh Pelabuhan, tempat Pelabuhan, Daerah yang tidak Daerah lepas pantai
Daerah berlabuh, dan pelabuhan tercakup dalam yang tidak tercakup
terusan kritis mendekati terusan, Orde Spesial dan dalam Orde Spesial, 1,
dengan hambatan jalur anjuran, dan 1, atau daerah dan 2
sarat kapal daerah perairan dengan kedalaman
minimum dengan kedalaman hingga 200 m
hingga 100 m

3. Pada S-44 Edisi 5


Ordo Khusus 1a 1b 2
Uraian area Kedalaman di Area dengan Area dengan Umumnya area
bawah lunas kedalaman di bawah kedalaman kurang yang memiliki
kritis 100 meter, dimana dari 100 meter kedalaman lebih
area di bawah lunas dimana kedalaman di dari 100 meter
agak kritis tapi bawah lunas dimana deskripsi
masih terdapat fitur dipandang sudah umum dasar laut
bawah laut yang tidak menjadi dipandang cukup
harus menjadi masalah bagi kapal aman.
perhatian bagi kapal permukaan yang
permukaan. transit di area
tersebut.

4. Pada edisi enam, klasifikasi survei dibagi menjadi empat orde, yaitu
a. Orde spesial, cakupan daerahnya adalah area pelabuhan dan terusan kritis (tempat
berbahaya bagi pelayaran). Cakupan batimetri 100% .
b. Orde 1a, cakupan daerahnya adalah area perairan cukup dangkal, tetap diperlukan
cakupan batimetri 100% dengan kedalaman lebih dari 50 m.
c. Orde 1b, diperlukan cakupan batimetri 5% karena karakterisitik dasar laut tidak terlalu
begitu berbahaya.
d. Orde 2, cakupan daerahnya adalah yang memiliki kedalamanlebih dari 200 meter dan
tidak perlu cakupan batimetri 4%.
Standar Ketelitian Penentuan Posisi
1. Pada SP-44 Edisi ke-3
Disebutkan bahwa kedalaman yang ditentukan relatif terhadap titik kontrol, sedemikian rupa
sehingga kemungkinan 95 % posisi kedalaman yang benar terletak dalam lingkaran dengan
jari-jari 1,5 mm pada skala survei. Sebagai contoh, untuk skala survei 1 : 5.000, kedalaman
terletak 0 - 7,5 meter terhadap posisi sebenarnya dengan tingkat kepercayaan 95 %. Dengan
demikian, semua peralatan dan kemungkinan kesalahan yang berkaitan dengan penentuan
posisi, serta kesalahan penggambaran titik-titik kedalaman (baik secara manual maupun
dengan alat plotter), termasuk didalamnya.

2. Pada SP-44 Edisi ke-4


ditetapkan berbagai ketelitian posisi horisontal dengan tingkat kepercayaan yang sama
yaitu 95 %, namun untuk empat macam orde survei. Salah satu konsep baru yang muncul
adalah adanya standar ketelitian posisi yang bergantung pada faktor kedalaman (depth-
dependent) yang dikaitkan dengan ketidakpastian posisi kedalaman dari sistem sonar
multibeam dengan bertambahnya kedalaman

Orde Spesial 1 2 3

Ketelitian 2m 5m+5% 20 m + 5 % 150 m + 5 %


Horisontal kedalaman kedalaman kedalaman

Ketelitian relatif titik kontrol primer yang digunakan sebagai acuan untuk penentuan posisi
titik kedalaman dalam standar survei hidrografi edisi baru adalah 1 : 100.000 (survei
teristris). Jika penentuan posisi dilakukan dengan satelit (GPS atau GLONASS), maka
kesalahan posisi titik kontrol yang dihasilkan tidak boleh melebihi 10 sentimeter dengan
tingkat kepercayaan 95 %. Sedangkan untuk titik kontrol sekunder yang digunakan untuk
penentuan posisi lokal (tidak boleh digunakan untuk memperbanyak titik kontrol)
mempunyai ketelitian relatif 1 : 10.000, jika penentuannya dilakukan secara teristris dan
kesalahan posisi maksimal 50 cm, jika menggunakan teknik penentuan posisi dengan satelit.

3. Pada SP-44 IHO Edisi 5, spasi pada orde 1b adalah 3d (tiga kali kedalaman rata-rata) atau
25 m. sedangkan untuk orde 2 adalah 4d (empat kali kedalaman rata-rata). Untuk orde
special dan 1a tidak tidak menggunakan spasi karena cakupan batimetri harus 100%.

4. Dalam draft edisi 6 tidak ada lagi saran maksimum spasi survei, tetapi menggunakan
cakupan batimetri yaitu untuk orde 1b sebesar 5% dan orde 2 sebesar 4%. Sedangkan
untuk orde 1a dan spesia cakupan batimetrinya 100%. Untuk orde 1b dan orde 2 spasi
yang diperkirakan adlaah 3-4 kali dari kedalamna rata-rata.
Standar Ketelitian Kedalaman
1. Kesalahan total dalam pengukuran kedalaman, mengacu pada SP-44 Edisi ke-3, tidak boleh
melebihi 0,3 meter untuk kedalaman kurang dari 30 meter atau 1 % dari kedalaman untuk
kedalaman yang lebih dari 30 meter, dengan tingkat kepercayaan 90 %. Ini tidak termasuk
kesalahan yang berkaitan dengan pengukuran pasut, penentuan datum kedalaman, dan
transfer datum kedalaman dari lokasi pengamatan pasut (palem atau tide gauge). Kombinasi
kesalahan-kesalahan yang berhubungan dengan pasut tidak boleh melebihi kesalahan yang
diizinkan untuk pengukuran kedalaman.

2. Sedangkan konsep atau hal baru yang dimasukkan dalam SP-44 Edisi ke-4 terdiri dari :
a. peningkatan tingkat kepercayaan dari 90 % menjadi 95 % agar dapat digunakan untuk
pengukuran-pengukuran dalam survei yang lebih luas.
b. standar ketelitian kedalaman terbagi menjadi kesalahan yang bersifat tetap (fixed error)
dan kesalahan yang bergantung pada kedalaman yang bervariasi untuk masing-masing
orde survei.
c. kesalahan-kesalahan pengamatan pasut, penentuan datum, dan transfer datum kedalaman
telah termasuk dalam penentuan ketelitian kedalaman secara keseluruhan.
Realisasi dari ketiga hal di atas, maka dalam SP-44 Edisi ke-4, batas-batas kesalahan untuk
ketelitian kedalaman dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut :

a 2 + (b x d)
2

Nilai “a” menyatakan kesalahan kedalaman independen (jumlah kesalahan yang bersifat
tetap), “b” merupakan faktor kesalahan kedalaman yang dependen, “d” adalah kedalaman,
dan “b x d” adalah kesalahan kedalaman yang dependen (jumlah semua kesalahan
kedalaman yang dependen).

3. Edisi 5 Edisi ke-lima menggunakan tingkat selang kepercayaan 95%. Untuk akurasi bidang
horizontal orde special sebesar 2m, orde 1a sebesar 5m + 5% kedalaman, orde 1b sebesar
5m+5% dari kedalaman dan orde 2 sebesar 20m +10% dari kedalaman. Untuk akurasi
kedalaman menggunakan rumus 𝜎 = ± √𝑎2 + (𝑏. 𝑑 )2 dengan d adalah kedalaman rata-
rata serta a dan b terlampir dalam tabel berikut ini.

Orde Spesial 1a 1b 2
a 0.25 m 0.5m 0.5m 1m
b 0.0075 0.013 0.013 0.023

4. Edisi ke-lima menggunakan tingkat selang kepercayaan 95%. Untuk akurasi bidang
horizontal orde special sebesar 2m, orde 1a sebesar 5m + 5% kedalaman, orde 1b sebesar
5m+5% dari kedalaman dan orde 2 sebesar 20m +10% dari kedalaman. Untuk akurasi
kedalaman menggunakan rumus 𝜎 = ± √𝑎2 + (𝑏. 𝑑 )2 dengan d adalah kedalaman rata-
rata serta a dan b terlampir dalam tabel berikut ini.
Orde Spesial 1a 1b 2
a 0.25 m 0.5m 0.5m 1m
b 0.75 1.3 1.3 2.3

Anda mungkin juga menyukai