islam. Ketiga unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan.
Aqidah sebagai system kepercayaan yg bermuatan elemen-elemen dasar keyakinan,
menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama. Sementara syariah sebagai
system nilai berisi peraturan yang menggambarkan fungsi agama. Sedangkan akhlak
sebagai sistematika menggambarkan arah dan tujuan yg hendak dicapai agama.
Aqidah, syariah dan akhlak dalam Al-Qur’an disebut iman dan amal saleh. Iman
menunjukkan makna aqidah, sedangkan amal saleh menunjukkan pengertian syariah
dan akhlak.
Sumber :
https://www.kompasiana.com/canepen/54f93c40a333110a068b4903/pengertian-aqidah-syariah-
dan-akhlak-dalam-islam
Aqidah adalah bentuk jamak dari kata Aqaid, artinya beberapa perkara yang wajib
diyakini kebenarannya oleh hati, yang akan mendatangkan ketentraman jiwa, dan
menjadi keyakinan yang tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.
Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara mudah oleh manusia
berdasarkan akal, wahyu (yang didengar) dan fitrah.
Akidah dibangun atas pokok-pokok kepercayaan terhadap enam hal yang lazim
disebut rukun iman.
Suatu perilaku yang tidak berangkat dari landasan itu, maka perilaku itu diluar system
Islam atau kufur dan pelakunya disebut kafir.
Setelah pondasi akidah sudah tertanam kokoh dengan sifat tauhid yang hakiki, maka
diatas fondasi tersebut dapat dibangun pilar-pilar berupa syariah Islamiyah.
Syariah merupakan rangkaian ibadah yang terdiri atas ibadah khusus seperti taharah,
shalat, puasa, zakat, dan haji, disamping ibadah umum yang lebih dikenal dengan
sebutan muamalah.
PENGERTIAN SYARIAH
Secara harfiah, syari`ah berarti jalan yang harus diikuti, bisa juga berarti
menjelaskan dan menyatakan sesuatu (dari kata dasar syara’), atau dari kata Asy-Syir’
dan Asy-Syari’atu yang berarti berarti jalan ke sumber air atau jalan yang harus
diikuti, yakni jalan ke arah sumber pokok bagi kehidupan.
Secara istilah, syari`ah adalah aturan atau undang-undang yang diturunkan Allah
untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, mengatur hubungan sesama
manusia, dan hubungan manusia dengan alam semesta.
Atau dengan kata lain mengandung dimensi hukum atau peraturan dari ajaran
Islam.
Dikatakan absolut, dalam pengertian memiliki kemutlakan sebagai standar baik dan
buruk, benar atau salah secara baku dan tidak berubah-ubah baik karena perbedaan
budaya masyarakat maupun perkembangan waktu.
Dikatakan imperatif, karena norma-normanya mengikat dan memaksa.
Dikatakan akurat, karena norma-normanya itu sangat tepat sebagai alat untuk
mengendalikan manusia dan selaras dgn kepentingan penataan kehidupan yang damai
dan harmonis.
Dikatakan universal, karena berlaku dimanapun dan kapanpun.
Dan bersifat ukhrawi, dalam pengertian bahwa keuntungan dari pelaksanaannya tidak
hanya dirasakan sekarang di dunian ini saja tetapi nanti juga di akhirat.
HUBUNGAN AQIDAH, SYARIAH & AKHLAK
Aqidah, Syariah dan Akhlak pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam ajaran
islam. Ketiga unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan.
Aqidah sebagai system kepercayaan yang bermuatan elemen-elemen dasar keyakinan,
menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama.
Sementara syariah sebagai system nilai berisi peraturan yang menggambarkan fungsi
agama.
Sedangkan akhlak sebagai sistematika yang menggambarkan arah dan tujuan yg
hendak dicapai agama.
Muslim yang baik adalah orang yg memiliki aqidah yg lurus dan kuat yg
mendorongnya untuk melaksanakan syariah yg hanya ditujukan kepada Allah
sehingga tergambar akhlak yg terpuji pada dirinya.
Atas dasar hubungan itu, maka seseorang yg melakukan suatu perbuatan baik, tetapi
tidak dilandasi oleh aqidah atau keimanan, maka orang itu termasuk ke dalam
kategori kafir.
Seseorang yg mengaku beraqidah atau beriman, tetapi tidak mau melaksanakan
syariah, maka orang itu disebut fasik.
Sedangkan orang yg mengaku beriman dan melaksanakan syariah tetapi dengan
landasan aqidah yg tidak lurus disebut munafik.
Aqidah, syariah dan akhlak dalam Al-Qur’an disebut iman dan amal saleh. Iman
menunjukkan makna aqidah, sedangkan amal saleh menunjukkan pengertian syariah
dan akhlak.
Seseorang yg melakukan perbuatan baik, tetapi tidak dilandasi Aqidah, maka
perbuatannya hanya dikategorikan sebagai perbuatan baik. Perbuatan baik adalah
perbuatan yg sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan, tetapi belum tentu dipandang
benar menurut Allah.
Sedangkan perbuatan baik yg didorong oleh keimanan terhadap Allah sebagai wujud
pelaksanaan syariah disebut amal saleh. Kerena itu didalam Al-Qur’an kata amal
saleh selalu diawali dengan kata iman.
https://atashiwabenkyoushimasu.wordpress.com/2015/01/04/aqidah-syariah-dan-akhlak/
Akhlak Mahmudah
Akhlak Mahmudah adalah Akhlak terpuji atau akhlak yang baik. Contoh akhlak terpuji, diantaranya:
Jujur, adalah tingkah laku yang mendorong keinginan atau niat baik dengan tujuan tidak
mendatangkan kerugian bagi dirinya atau orang lain.
Berperilaku baik, adalah reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya dengan cara terpuji.
Malu, adalah perangai seseorang untuk meninggalkan perbuatan buruk dan tercela sehingga mampu
menghalangi seseorang untuk berbuat dosa dan maksiat serta dapat mencegah orang untuk
melalaikan orang lain.
Rendah hati, sifat seseorang yang dapat menempatkan dirinya sederajat dengan orang lain dan
tidak merasa lebih tinggi dari orang lain.
Murah hati, adalah sikap suka memberi kepada sesama tanpa pamrih atau imbalan.
Akhlak Madzmumah
Akhlak Madzmumah adalah akhlak yang tercela atau akhlak yang buruk. Contoh akhlak
madzmumah antara lain:
Riya’, beramal atau melakukan sesuatu perbuatan baik dengan niat untuk dilihat orang atau
mendapatkan pujian orang. Dengan kata lain, Riya’ yaitu pamer.
Sum’ah, melakukan perbuatan atau berkata sesuatu agar didengaroleh orang lain dengan maksud
agar namanya dikenal.
Takabur, membanggakan diri sendiri karaena merasa dirinya paling hebat dibandingkan dengan
orang lain.
Bakhil, tidak suka membagi atau memberikan sesuatu yang dimiliki dengan orang lain (pelit).
Akhlak Beragama
Akhlak beragama yaitu kewaiban terhadap Allah Swt.
Menurut Yuniar Ilyas, ruang lingkup akhlak dibagi menjadi 6 bagian diantaranya:
Sumber : http://www.pelajaran.co.id/2017/16/pengertian-akhlak-macam-macam-akhlak-dan-
contoh-serta-ruang-lingkup-akhlak-dalam-islam.html
1. Hukum taklifiy
Adalah suatu yang menghendaki adanya tuntunan untuk memilih berbuat atau
meninggalkan perbuatan itu. Tuntunan / pilihan itu meliputi :
a. Wajib : bersifat pasti
b. Sunnah : dituntut tapi tidak pasti
c. Haram : meninggilkan, bentuk pasti
d. Makruh : meninggalkan tapi tidak pasti
e. Mubah : Memilih mengerjakan atau meninggalkan
2. Hukum wad’i
Adalah titah Allah swt yang berhubungan dengan sesuatu yang berkaitan dengan taklify.
Dengan kata lain yang mengatur proses pelaksanaan dari hukum taklify. Yang menjadi
hukum wad’i adalah :
a. Sebab : Sesuatu yang melatarbelakangi peruatan / pertandanya
b. Syarat : Berada di luar,tetapi menjadi bagian yang mennetukan, yang harus
dipenuhi. Sesuatu akan menjadi tidak sah tanpa adanya syarat. Tetapi syarat bukan
bagian dari perbuatan itu.
c. Rukun : Perbuatan sah kalau rukun itu ada dan terpenuhi. Dan rukun itu bagian dari
perbuatan
Contoh :
Salah satu perbuatan yang kita namai shalat, syarat sah nya adalah berwudhu (tidak dalam
bagian shalat). Rukun shalat adalah takbiratur ikhram (bagian dari shalat)
Sumber : http://paremaputri.blogspot.com/2011/10/macam-macam-hukum-syariah.html