TUJUAN
II.
II.1.
TINJAUAN PUSTAKA
dimana
Ad t
2
x
Ad t 1
x2 2
Fi =0
b. Syarat Batas
Syarat batas di hulu (i=0) dapat ditulis:
Fn0 +1=F n+1
i
Sedangkan syarat batas di hilir (i=imax) dapat ditulis:
n +1
n +1
Fimax =Fimax 1
(Hidayat,2006).
II.2.
Metode Eksplisit
Untuk dapat menggunakan metode beda hingga dibutuhkan Deret
Taylor.
Deret Taylor fungsi satu variabel disekitar x diberikan sebagai:
f(a) + f(a)(x a) +
f ' ' (a )
2!
(x a)2 +
(x a)3 + . . . +
(n)
( c)
(x a )n
n!
Deret Taylor inilah yang merupakan dasar pemikiran metode beda hingga
untuk menyelesaikan persamaan diferensial parsial secara numerik.
1. Metode FTCS (Forward Time Center Space)
Metode FTCS sering disebut dengan metode Eksplisit
Metode Implisit
Metode Crank-Nicolsondikembangkan
oleh
Crank
John
Phyllips Nicholson
abad
ke-20,
metode
pada
pertengahan
merupakan
pengembangan dari
mengetahui
bahwa
truncationatau
galat
FTCS
dan
FTCS
dan
BTCS
pemotongan (),
BTCS. Kita
dan
ini
telah
nya
paling
kecil
dibandingkan
metode-metode
(Mutholiah,2008)
III.
III.1.
Metode Explisit
III.1.1. Kontinu
FLOWCHART
lainnya
III.1.2. Diskontinu
VI.
PEMBAHASAN
VI.1. Pembahasan
Persebaran suatu konsentrasi secara difusi berarti pengaruh dari arus
tidak ada, penyebaran polutan terjadi karena adanya gradient konsentrasi
yaitu dari konsentrasi yang lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah.
Pada metode difusi ini tidak terjadi pengurangan polutan, yang ada hanya
penyebaran karena ada koefisien difusi dan perbedaan gradien konsentrasi.
Metode persamaan difusi ini menggunakan pendekatan Forward in Time and
Cental in Space atau FTCS untuk menghitung sebaran polutan di kanal
dengan panjang 4400 m. Pada metode ini terdapat pemberian polutan secara
kontinu dan diskontinu. Pemberian secara kontinyu berarti polutan diberikan
secara terus menerus dalam waktu tertentu. Pada diskontinyu, pemberian
polutan diberikan hanya satu kali pada waktu ke 0 saja.
Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa polutan dibuang pada grid ke 10
dan untuk grid yang lainnya dianggap belum tercemar atau perairan masih
bersih dari polutan. Pada grafik sebaran polutan secara kontinu, diketahui
bahwa polutan dibuang pada grid ke 10 dengan konsentrasi sebesar 50 nilai
ini akan berubah secara signifikan hingga pada grid ke-13 dan setelah grid
tersebut polutan akan berkurang dengan keceptan yang relatif sama, dari
mulai waktu pertama sampai terakhir.
Pada grafik konsentrasi terhadap waktu dan grafik konsentrasi terhadap
ruang, terlihat bahwa konsentrasi menyebar meskipun tidak adanya
kecepatan arus. Penyebaran polutan pada grid setiap waktu tergantung pada
koefisien difusi dan gradien konsentrasinya. Semakin tinggi koefisien difusi,
semakin cepat pula perubahan konsentrasi setelah polutan tersebut diberikan
pada grid tertentu. Begitupula semakin tinggi gradien konsentrasi antar grid
maka polutan akan cepat menyebar.
Pada skenario 9, dimana nilai koefisien difusinya adalah 0 maka
penyebaran polutan tidak terjadi. Karena tidak adanya perbedaan gradien
VII.
PENUTUP
VII.1. Kesimpulan
Dari praktikum yang sudah dilakukan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Difusi merupakan penyebaran konsentrasi dimana tidak dipengaruhi
oleh kecepatan aliran, melainkan disebabkan oleh koefisien difusi
dan gradien konsnetrasi. Difusi berkaitan dengan adanya proses
transport massa maupun penyebaran polutan pada sauatu kanal.
2. Perbedaan metode eksplisit dan implisit adalah pada kestabilannya,
pada metode Eksplisit terdapat kriteria stabilitas untuk bisa menjadi
stabil sedangkan untuk metode Implisit cenderung stabil namun
penyelesainnya lebih rumit.
3. Model difusi polutan tersebut penting karena dapat digunakan untuk
memodelkan suatu kanal ataupun aliran terbuka yang terkena suatu
polutan atau tercemar sehingga diketahui pola persebarannya.
VII.2. Saran
Pada praktikum selanjutnya, praktikan diharapkan lebih kondusif dan
flowchart metode pemodelan diharapkan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, R. 2006. Persamaan Diferensial Parsial. Jember : Jember University
Press
Munir, R. 2010. Metode Numerik. Bandung : Informatika.
Mutholiah, E. 2008. Analisis Perbandingan Metode Beda Hingga skema
Implisit dan Crank-Nicholson pada Penyelesaian Persamaan Diferensial
Parsial. Malang : UIN Maulana Ibrahim Malang.