Anda di halaman 1dari 18

Laporan Praktikum Pemodelan Oseanografi 2B

Penyelesaian Persamaan Adveksi 1D dengan Metode Diskritisasi Crank


Nicholson

Nama : Herlambang Aulia Rachman


NIM : 1214511029

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2014

I.

Teori Dasar
Metode beda hingga Cranck Nicolson dikembangkan oleh Crank John dan Philips

Nicholson pada pertengahan abad ke-20, metode ini merupakan pengembangan dari FTCS
dan BTCS keduanya memiliki local truncation atau galat pemotongan O(k+h2), dengan O(k)
merupakan galat yang mucul merupakan pendekatan turunan pertama pada differensial maju
atau diffenensial mundur dalam waktu O(h2) merupakan galat yang muncul dari pendekatan
turunan kedua dalam ruang (saham).
Metode Crank-Nicolson merupakan salah satu dari beberapa metode beda hingga
yang memiliki kestabilan tanpa syarat dan nilai

error-nya paling kecil dibandingkan

metode- metode lainnya. Untuk kestabilan BTCS, sebenarnya sudah cukup baik karena stabil
untuk semua = 0. Namun karena galat O(k+h2) masih dianggap cukup besar,

metode

Crank- Nicolson menggunakan suatu trik untuk mencapai aproksimasi turunan kedua dalam
waktu tanpa menggunakan lebih dari dua tingkat waktu,

maka akan dilakukan

aproksimasi beda
pusat untuk
dengan menggunakan gagasan tingkat waktu pada (j + ) atau
pendekatan rata-rata dari skema BTCS pada langkah ke j+1 dan pendekatan beda pusat
simetris

dalam x, sehingga order galatnya menjadi O(k2+h2).

Pada skema FTCS, pendekatan solusi u(xi,tj+1) dihitung

menggunakan jaring

u(xi,tj), sedangkan pada skema BTCS pendekatan solusi u(xi,tj) dihitung menggunakan
jaringan titik (xi,tj-1). Pada skema Crank Nicolson pendekatan solusi u(xi,tj-1) akan dihitung
menggunakan jaringan titik (xi,tj) dan jaringan titik (xi,tj-1) yang artinya differensial terhadap
waktu ditulis pada j+1/2.
Kelemahan dari metoda eksplisit adalah adanya kriteria stabilitas yang harus
dipenuhi, untuk mengurangi ketidakbergantungan pada kriteria stabilitas itu, digunakan
metoda crank nicholson, yaitu metoda implisit dimana turunan kedua fungsi didekati
dengan harga rata-rata pada langkah waktu ke-(n+1) dan ke-n.
Metoda ini menggunakan beda maju untuk turunan terhadap waktu dan beda pusat
untuk turunan terhadap ruang (FTCS) dengan perata-rataan terhadap waktu.
Persamaannya didesritisasikan jadi :

Fmn1 Fmn
t

n 1

1 Fm1
F
m1
u
2
2x

n 1

n
Fnm1
Fm1

2x

II.

Metodologi

2.1. Skenario Model


Parameter yang digunakan dalam model :
1. Panjang Kanal (L) = 1500 m
2. Lebar grud (dx) = 50 m
3. U1 = 0,15 dan u2 = -0,65
4. Konsentrasi polutan kontinu = 100 mg/L
5. Konsentrasi polutan diskontinu = 150 mg/L
6. Lama simulasi = 3600 detik
7. Langkah waktu (dt) = 5 detik

Skenario yang digunakan oleh praktikan adalah skenario nomor 14


2.2. Flowchart

2.3. Script Program


Metode CN Kontinu

! A fortran95 program for G95


! By WQY
program crank_kontinu

dimension F(1500,1500), A(1500,1500), FF(1500)


real l,t,dx,dt,lamda
open(2,file='cranck nicolson k1.txt',status='unknown')

L=1500
dx=50
dt=5

write(*,*)'masukkan kecepatan aliran :'


read(*,*)u

lamda=(u*dt)/(4*dx)
imax=L/dx

do i=1,imax
F(1,i)=0
enddo

n=2

20 F(n,5)=100
do

i=2,imax-1

do j=2,imax-1
if(j.eq.i) then

A(i,j)=1
elseif(j.eq.(i-1)) then
A(i,j)=-(lamda) elseif(j.eq.
(i+1)) then A(i,j)=(lamda)
endif
enddo
enddo

do i=2,imax-1
FF(i)=(lamda*F(n,i-1))+F(n,i)-(lamda*F(n,i+1))
enddo

FF(2)=(FF(2))+(lamda*F(n,1))
FF(imax-1)=FF(imax-1)+(lamda*F(n,imax))

do i=2,imax-2
P=A(i+1,i)/A(i,i) A(i+1,i+1)=A(i+1,i+1)(P*FF(imax-2)) FF(i+1)=FF(i+1)-(P*FF(i))
enddo

F(n+1,imax-1)=FF(imax-1)/A(imax-1,imax-1)

do i=imax-1,2,-1
F(n+1,i)=(FF(i)-A(i,i+1)*F(n+1,i+1))/A(i,i)
enddo

F(n+1,1)=F(n+1,2)
F(n+1,imax)=F(n+1,imax-1)

if((F(n+1,1).ge.1).or.(F(n+1,imax).ge.1)) then go to 10
else
n=n+
1
go to 20
endif

10

do n=1,n+1 write(2,'(1x,20F10.4)')

(F(n,i),i=1,imax)
enddo
close(2)

stop
end

Metode CN Diskontinu
! A fortran95 program for G95
! By WQY
PROGRAM
MAIN

real l,t,dx,dt,lamdal
dimension f(1500,1500), A(1500,1500), FF(1500)
open(2,file='crank nicholson diskontinu.txt',status='unknown')

l=1500
dx=50
dt=5

write(*,*)'masukkan kecepatan aliran'


read(*,*) u1

imax=l/dx
lamdal=(u1*dt)/(4*dx)

do i=1,imax
f(1,i)=0
enddo

n=1
20 n=n+1
f(5,18)=150

do i=2,imax-1
do j=2,imax-1
if (j.eq.i) then
A(i,j)=1 elseif(j.eq.(i1)) then
A(i,j)=-(lamdal)
elseif(j.eq.(i+1)) then
A(i,j)=(lamdal)
endif
enddo

enddo

do i=2,imax-1
FF(i)=(lamdal*f(n,i-1))+f(n,i)-(lamdal*f(n,i+1))
enddo

FF(2)=(FF(2))+(lamdal*f(n,1))
FF(imax-1)=FF(imax-1)+(lamdal*f(n,imax))

do i=2,imax-2
P=A(i+1,i)/A(i,i) A(i+1,i+1)=A(i+1,i+1)(P*FF(imax-2)) FF(i+1)=FF(i+1)-(P*FF(i))
enddo

f(n+1,imax-1)=FF(imax-1)/A(imax-1,imax-1)

do i=imax-1,2,-1
f(n+1,i)=(FF(i)-A(i,i+1)*f(n+1,i+1))/A(i,i)
enddo f(n+1,1)=f(n+1,2)
f(n+1,imax)=f(n+1,imax-1)

if ((f(n+1,1).ge.1).or.(f(n+1,imax).ge.1)) then go to 10
else
go to 20
endif

10 do n=1,n+1
write(2,'(1x,20F10.4)')(f(n,i),i=1,imax)
endd
o stop
END
III. Hasil dan Analisis

1.

Analisis
Metode Crank Nicholson adalah metode yang menghilangkan ketergantungan terhadap
syarat kestabilan, dan menggunakan metode implisit dimana turunan kedua fungsi turunan
kedua fungsi didekati dengan harga harga rata-rata pada langkah ke n+1 dan ke n. Seharusnya
metode crank nicholson adalah metode yang hasil penyebaran konsentrasinya lebih baik dan
stabil, tetapi terdapat kesalahan pada pemograman sehingga praktikan tidak mendapat hasil
yang lebih baik daripada metode upstream.

Dari program-program yang menghasilkan grafik-grafik persebaran konsentrasi polutan,


seharusnya metode yang paling stabil adalah metode Crank Nicholson. Kecepatan positif atau
negatif berpengaruh terhadap arah persebaran saja, kecepatan positif persebarannya ke
arah kanan, kecepatan negatif persebarannya ke arah kiri. Praktikan menggunakan kecepatan u1
0.15 dan u2 -0.65. Jika tidak dilihat tanda minus atau plusnya, maka bisa dilihat bahwa 0.65
lebih besar daripada 0.15, sehingga lama simulasi dengan menggunakan kecepatan u2 (-0.65)
lebih cepat daripada program-program yang menggunakan u1 (0.15). Tanda negatif atau positif
hanya menunjukan arah persebaran. Lama simulasi untuk persebaran kontinu u1 cenderung
paling lama pada setiap metode, karena kecepatannya lebih kecil dan polutan diberi terus
menerus sejumlah
100 mg/L setiap waktu, sehingga persebaran merata lebih
lama.

IV. Kesimpulan
Metode Crank Nicolson merupakan metode yang paling stabil diantara metode-metode yang
lain karena dalam metode ini syarat kestabilan dihilangkan dan menggunakan metode
implisit dimana turunan kedua fungsi turunan kedua fungsi didekati dengan harga harga ratarata pada langkah ke n+1 dan ke n.
DAFTAR PUSTAKA
DR.rer.nat. Mutiara R. Putri, Modul Praktikum 2B Pemodelan Oseanografi
(OS3104).

Anda mungkin juga menyukai