Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dita Ayu Adillah

Nim : 1930603225
Kelas : Sps 6
Etika Bankir Dalam Perbankan Syariah
Etika berasal dari bahasa yunani kuno, ethos. Dalam bentuk tunggal, kata tersebut
mempunyai banyak arti, yaitu: kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara
berpikir.  Dalam bentuk jamak ( ta etha ) artinya adalah adat kebiasaan, arti terakhir inilah
yang menjadi latar belakang terbentuknya istilah ‘’etika’’ yang sudah dipakai oleh Aristoteles
(384-322 ) untuk menunjukkan filsapat moral.
Dalam kamus basar bahasa Indonesia, etika di jelaskan dengan membedakan tiga
arti. Pertama ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak). Kedua, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan ketiga,
nilai mengenai benar dan salah yang di anut suatu golongan atau masyarakat.
Disamping itu etika dapat diartikan sebagai kode etik yang merupakan kumpulan asas atau
nilai moral. Seperti kode etik dokter, kode etik perd dan lain-lain. Juga etika sebagai ilmu
tentang baik dan buruk.
Etika perbankan didefinisikan sebagai suatu kesepakatan para bankir yang merupakan suatu
norma sopan santun dalam menjalankan usahanya, dan merupakan prinsip-prinsip moral atau
nilai-nilai mengenai hal-hal yang dianggap baik dan mencegah yang tidak baik 
Bank Syariah sebagai lembaga keuangan syariah yang mematuhi nilai-nilai Syariah dalam
menjalankan transaksi bisnisnya. Nilai-nilai syariah dalam perbankan syariah secara otomatis
memaksa perbankan syariah untuk mematuhi etika-etika yang berlaku dalam Islam. Oleh
karena itu etika bisnis dalam Islam menjadi salah satu penilaian kesyariah-an suatu perbankan
syariah.
Berikut beberapa ketentuan Umum dari Etika Islam yang harus dipatuhi perbankan syariah
dalam menjalankan transaksi bisnis sehari-hari.
1. Kesatuan (Tauhid/Unity)
Dalam hal ini adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konsep tauhid yang
memadukan keseluruhan aspek-aspek kehidupan muslim baik dalam bidang ekonomi, politik,
sosial menjadi keseluruhan yang homogen, serta mementingkan konsep konsistensi dan
keteraturan yang menyeluruh.
Dari konsep ini maka islam menawarkan keterpaduan agama, ekonomi, dan sosial demi
membentuk kesatuan. Atas dasar pandangan ini pula maka etika dan bisnis menjadi terpadu,
vertikal maupun horisontal, membentuk suatu persamaan yang sangat penting dalam sistem
Islam.
2. Keseimbangan (Equilibrium/adil)
Islam sangat mengajurkan untuk berbuat adil dalam berbisnis, dan melarang berbuat curang
atau berlaku dzalim. Rasulullah diutus Allah untuk membangun keadilan. Kecelakaan besar
bagi orang yang berbuat curang, yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang
lain meminta untuk dipenuhi, sementara kalau menakar atau menimbang untuk orang selalu
dikurangi. Kecurangan dalam berbisnis pertanda kehancuran bisnis tersebut, karena kunci
keberhasilan bisnis adalah kepercayaan.
3. Kehendak Bebas (Free will)
Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis islam, tetapi kebebasan itu
tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan individu dibuka lebar. Tidak adanya
batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya dan bekerja
dengan segala potensi yang dimilikinya.
Kecenderungan manusia untuk terus menerus memenuhi kebutuhan pribadinya yang tak
terbatas dikendalikan dengan adanya kewajiban setiap individu terhadap masyarakatnya
melalui zakat, infak dan sedekah.
4. Tanggung jawab (Responsibility)
Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia karena tidak
menuntut adanya pertanggungjawaban dan akuntabilitas. untuk memenuhi tuntunan keadilan
dan kesatuan, manusia perlu mempertaggungjawabkan tindakanya secara logis prinsip ini
berhubungan erat dengan kehendak bebas. Ia menetapkan batasan mengenai apa yang bebas
dilakukan oleh manusia dengan bertanggungjawab atas semua yang dilakukannya.
5. Kebenaran: Kebajikan dan Kejujuran
Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan dari kesalahan,
mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan dan kejujuran. Dalam konteks bisnis kebenaran
dimaksudkan sebagia niat, sikap dan perilaku benar yang meliputi proses akad (transaksi)
proses mencari atau memperoleh komoditas pengembangan maupun dalam proses upaya
meraih atau menetapkan keuntungan.
Dengan prinsip kebenaran ini maka etika bisnis Islam sangat menjaga dan berlaku preventif
terhadap kemungkinan adanya kerugian salah satu pihak yang melakukan transaksi,
kerjasama atau perjanjian dalam bisnis. 
Etika pada sistem perbankan syariah digunakan sebagai tolak ukur kesyariahan suatu
perbankan syariah dalam operasional sehari-hari. Penting bagi tiap-tiap individu di Perbankan
syariah memahami akan pentingnya etika perbankan. Dikarenakan pentingnya hal tersebut,
maka pihak perbankan sudah sewajarnya memberikan anggaran khusus yang digunakan
untuk membentuk sumber daya insani yang melek akan etika perbankan syariah.
Sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bila mana dalam diri
para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat
mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukan.
Tanpa etika profesi, apa yang semula di kenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan
segera jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa yang sedikit pun
tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme yang akhirnya tidak ada lagi kepercayaan
masyarkat terhadap elite profesional tersebut.
Kode etik profesi dalam perbankan syariah, Kode etik profesi merupakan norma yang
ditetapkan dan diterima oleh sekelompok profesi, yang mengarahkan atau memberi petunjuk
kepada anggotanya bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu profesi itu
dimata masyarakat. Apabila anggota kelompok profesi itu menyimpang dari kode etiknya,
maka kelompok profesi itu akan tercemar di mata masyarakat. Oleh karena itu, kelompok
profesi harus mencoba menyelesaikan berdasarkan kekuasaannya sendiri.
Kode Etik Dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu
kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman
berperilaku.
Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau aturan yang
menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai
professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam standaart perilaku anggotanya. Nilai
professional paling utama adalah keinginan untuk memberikan pengabdian kepada
masyarakat.
Nilai professional dapat disebut juga dengan istilah asas etis.(Chung, 1981 mengemukakan
empat asas etis, yaitu :
1)      Menghargai harkat dan martabat.
2)      Peduli dan bertanggung jawab
3)      Integritas dalam hubungan
4)      Tanggung jawab terhadap masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai