Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen pemasaran syariah

PRODUK – PRODUK DALAM PEMASARAN SYARIAH.

Dosen Pengampu :
Herna Deswarti, S.E.,M.M.

Di susun Oleh :

Nama NIM

Devi Savitri 195120018

JURUSAN EKONOMI SYARIAH (ESY)


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)
UIN DATOKARAMA PALU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt atas segalarahmat-Nya sehingga tugas makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terima kasih
kepada ibu Nora Ariani SE.M.M, S.Pd., M.M.
Selaku dosen dalam Ekonomi Manajerial dan kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami makalah yang kami buat ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh Karena itu, kami sangat mengharapkan saran
dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kota Palu, 22 Maret 2022

Penulis Devi Savitri


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................1
C. Tujuan Masalah ...............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................2

A. Definisi Masalah...............................................................................................2
B. Proses Mendefinisikan Masalah......................................................................3
C. Memngembangkan Pendekatan Riset Pemasaran ........................................3

BAB III PENUTUP ......................................................................................................6

A. Kesimpulan ......................................................................................................6
B. Saran ................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................8


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pemasaran syariah merupakan disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses
penciptaan, penawaran, dan perubahan nilai dari satu pemrakarsa kepada stakeholders-nya.
Keseluruhan proses pemasaran tersebut sesuai dengan akad serta prinsip-prinsip syariah dan
muamalah dalam Islam.1Pemasaran menjadi salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh
para pengusaha untuk berkembang dan mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Menurut William J. Stanton, pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan,
dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan baik kepada pembeli yang ada
maupun pembeli potensial. Sedangkan menurut Kertajaya, pemasaran syariah atau syariah
marketing adalah strategi bisnis yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam yang harus
memayungi seluruh aktifitas dalam sebuah perusahaan yang meliputi proses, menciptakan,
menawarkan, pertukaran nilai, dari seorang produsen, atau serta perusahaan, atau perorangan.
Dengan demikian, penerapan sistem pemasaran syariah dengan perpegang teguh
pada nilai-nilai Al-Quran dan As-Sunnah, Nabi Muhammad SAW sebagai teladan telah
melakukan bisnis secara professional. Landasan dan nilai-nilai tersebut yang menjadi suatu
syariah dan hukum dalam melakukan bisnis yang adil, benar dan berkembang di kalangan
masyarakat.4 Pelaksanaan transaksi mumalah sesuai prinsip syariah harus berdasarkan pada
prinsip-prinsip keadilan, kejujuran, transparansi, etika, dan moralitas.

B. Rumusan masalah
a. Bagaimana konsep produk syariah dan konvensional?
b. Bagaimana strategi pemasaran produk lembaga keuangan bank/ non bank?
c. Bagaimana bauran pemasaran?
d. Apa perbedaan produk lembaga keuangan bank dan non bank?

C. Tujuan masalah
a. Untuk mengetahui konsep produk syariah dan konvensional
b. Untuk mengetahui strategi pemasaran produk lembaga keuangan bank /non
bank
c. Untuk mengetahui bauran pemasaran
d. Untuk mengetahui perbedaan produk lembaga keuangan bank dan non bank
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Produk Syariah dan Konvensional


a. Bank Konvensional
Praktek perbankan konvensional sebenarnya sudah ada sejak zaman babilonia,
Yunani dan Romawi. Praktek-praktek perbankan saat itu sangat membantu dalam lalu lintas
perdaganagan. Pada awalnya praktek perbankan terbatas pada tukar menukar uang. Lama
kelamaan praktek tersebut berkembang menjadi usaha menerima tabungan, menitipkan
ataupun meminjamkan uang dengan memungut bunga pinjaman.
Era perbankan konvensional modern dimulai pada abad ke 16 di Inggris, Belanda dan
belgia. Pada saat itu tukang mas bersedia menerima uang logam (emas dan perak) untuk
disimpan. Tanda bukti penyimpanan emas ini ditunjukkan dengan suran deposito yang
disebut goldmith’s note. Dalam Dalam perkembangan selanjutnya goldmith’s note ini
digunakan sebagai alat pembayaran. Para tukang emas mulai mengeluarkan goldmith’s note
yang tidak didukung dengan cadangan emas atau perak dan diterima sebagai alat pembayaran
yang sah dalam transaksi bisnis. Inilah cikal bakal munculnya uang kertas modern. Pihak-
pihak yang terlibat dalam zaman ini adalah konsumen, produsen serta pedagang, raja-raja
serta aparatnya, organisasi gereja yang membutuhkan jasa perbankan untuk melancarkan
kegiatannya.
Dari derkriptif sejarah perbankan konvensional di atas, dapat diketahui bahwa ada
ketrekaitan yang erat antara mekanisme perbankan yakni sebagai lembaga perantara
(intermediary institusion) antara debitur dan kreditur dalam hal penyaluran dan penarikan
dana dari masyarakat dengan prinsip dan mekanisme bunga. Kedua hal tersebut tidak dapat
dipisahkan, ketika membicarakan prinsip dan mekanisme perbankan konvensional.
Berkaitan dengan hal ini, dalam opersionalnya seebagai lembaga perantarayang
usaha pokoknya memberikan kredit dan memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan
peredaran uang, produk dan jasa perbankan merupakan satu kesatuan. Pada hakikatnya,
produk perbankan adalah memberikan jasa-jasa, meskipun hal tersebut juga harus
disesuaikan dengan kewenangan bank tertentu sesuai dengan fungsinya.
Di Indonesia, sebagaimana ditentukan dalam Undang-undang No. 7 tahun 1992,
dibedakan 2 jenis bank dengan usahanya masing-masing (pasal 6 UU No. 7/1992), yakni :
Dalam Undang-undang perbankan dibedakan 2 macam usaha bank yaitu:
1. Bank Umum
Menurut ketentuan pasak 6, usaha bank umum meliputi :
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, deposito berjangka,
sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
b. Memberikan kredit.
c. Memberikan surat pengakuan hutang.
d. Membeli, menjual dan menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas
perintah nesabahnya, yaitu :
1. Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa
berlakunya tidak lebih lama dan pada kebiasaan dalam perdagangan surat-
surat dimaksud.
2. Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak
lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud.
3. Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah.
4. Sertifikat bank Indonesia (SBI)
5. Obligasi
6. Surat dagang jangka waktu sampai dengan 1 tahun.

e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.
f. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain,
baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi, wesek unjuk, cek atau sarana
lainnya.
g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan
atau antar pihak ketiga.
h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.
i. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak.
j. Melakukan penempatan dana dari nasabah ke nasabah lainnya dalam bentuk berharga yang
tidak tercatat di bursa efek.
k. Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam bal debitur tidak
memenuhi kewajibannya kepada bank dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib
dicairkan secepatnya.
l. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat.
m. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip madin keuntungan sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah.
n. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan
dengan Undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selain melakukan aktifitas usaha seperti di atas, bank Umum dapat pula melakukan kegiatan-
kegiatan berikut :
a. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia.
b. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang
keuangan, seperti sewa usaha, modal ventura, perusahaan efek asuransi serta lembaga kliring
penyelesaian dan penyimpanan, dengan memeenuhi ketentuan yang ditetapkan Bank
Indonesia.
c. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit,
dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan Bank Indonesia.
d. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku.
Terhadap aktifitas usaha Bank Umum ini terdapat pembatasan atau pelarangan,
yaitu ; (a) melakukan penyertaan modal, kecuali sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf
b dan c ; (b) melakukan usaha perasuransian ; dan (c) melakukan usaha laiin di luar kegiatan
usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 dan pasal 7 (ketentuan pasal 10).
Di samping lingkup aktifitas usaha bank umum seperti diuraikan di atas, pemerintah
dapat pula menugaskan bank Umum untuk melaksanakan program pemerintah guna
mengembangkan sektor-sektor perekonomian tertentu, atau memberi perhatian yang lebih
besar pada koperasi dan pengusaha golongan ekonomi lemah, dalam rangka meningkatkan
taraf hidup orang banyak, berdasarkan ketentuan yang diatur lebih lanjjut dengan peraturan
pemerintah,
2. Bank Perkreditan Rakyat
Menurut ketentuan pasal 13 LTU Nomor 7 tahun 1992 tentang usaha perbankan,
usaha Bank Perkreditan Rakyat meliputi :
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka,
tabunngan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
b. Memberikan kredit.
c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.
d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka,
sertifikat deposito dan atau tabungan pada bank lain.
Sementara itu menurut ketentuan pasal 14, Bank Perkreditan Rakyat dilarang :
a. Menerima simpanan giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.
b. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
c. Melakukan penyertaan modal.
e. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 13.
Berkaitan dengan pemberian kredit, pemberian jaminan, penempatan investasi surat
berharga dan lain-lain yang serupa, berlaku juga ketentuan seperti Bank Umum. 1

Produk dan Service Konvensional


a. Giro
b. Deposito
c. Simpanan Pembangunan Daerah (SIMPEDA)
d. Tabungan Aneka Guna (TAG)
e. Tabungan Haji Akbar
f. Tabunganku

b. Syariah
Menurut Niazi, praktek perbankan dalam Islam telah ada sejak lama, Ia menyebutkan
bahwa pengusaha muslim telah mengenal usaha penukaran uang (Money changer), yang
dalam sejarah Islam dikenal dengan sarraf dan adanya siftajah yakni sejenis letter of credit
atau kertas pembayaran (bill of exchange) menandakan telah dikenal operasional transper
dana (remmitance) dalam masyarakat muslim. Pengharaman bunga dalam mekanisme
perbankan Islam, menyebabkan bisnis mereka tidak mampu bersaing dengan pebisnis lain
yang non muslim yang menerapkan bunga yang tinggi.
Diakui sebagai pelopor pembentukan perbankan Islam modern adalah Ahmad el-
najjar, ia mendirikan sebuah bank sejenis bank tabungan yang berbasis mudharabah (profit
sharing) dan tidak menerkan bunga dalam penyimpanan dan pemberian kreditnya di kota Mit
Ghamr Mesir tahun 1963 dan berakhir pada tahun 1967. Bank yang sejenis berkembang
hingga mencapai 9 bank di Mesir. Bank-bank ini memfokuskan usahanya pada pembiayaan
usaha dagang dan industri skala kecil. Sedangkan bank Islam dalam arti komersial yang
sesungguhnya adalah Dubai Islamic Bank yang didirikan di Dubai pada tahun 1975.
Semenjak itu banyak bank-bank Islam di seluruh penjuru dunia. Hingga tahun 1994 saja
diperkirakan terdapat lebih sekitar 117 bank Islam dan lembaga keuangan lainnya di negara
muslim dan 9 bank Islam di negara non muslim.
Prinsip-prinsip nilai dan mekanisme-mekanisme operasional dari satu sistem
perbankan tertentu akan membedakannya dengan perbankan lain. Dalam perbankan Islam,
internalisasi nilai-nilai syariah dan operrasional perbankan dapat dilihat dari produk-produk
maupun jasa layanan yang ditawarkan perbankan syariah. Secara garis besar, produk-produk
dan jasa layanan perbankan syariah dapat dogolongkan berdasarkan prinsip-prinsip akad
sebagai berikut :

1
Yuliatin, “Perbankan Dalam Dimensi Konvensional Dan Syariah,” Perbankan Dalam Dimensi
Konvensional Dan Syariah, 1995, 9–10.
Internalisasi nilai-nilai syari’ah dalam operasional perbankan dapat dilihat dari
produk-produk maupun jasa layanan yang ditawarkan perbankan syari’ah. Secara garis besar,
produk-produk dan jasa layanan perbankan syari’ah dapat digolongkan berdasarkan prinsip-
prinsip akad sebagai berikut:
1. Prinsip titipan atau simpanan ( depository/ al-wadi ’ah)
2. Prinsip bagi hasil (profit sharing)
3. Prinsip jual-beli ( sale and purehase)
4. Prinsip sewa (operational lease and finaneial lease)
5. Prinsip jasa (fee-based serviees)2

Produk dan Service Syariah :


a. Tabungan Syariah
b. Deposito Syariah
c. Gadai Syariah
d. Pinjaman Syariah

B. Strategi Pemasaran Produk Lembaga Keuangan Bank/Non Bank


Menurut Kotler (2009), definisi dari bauran pemasaran (marketing mix) adalah
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan
pemasarannya di pasar sasaran.Menurut Londre (2012) bauran pemasaran (marketing mix)
terdiri dari sembilan P (9P), yaitu:
1. Proses (Process)
Untuk mengembangkan dan mengubah pemasaran objektif ke strategi pemasaran,
manajemen pemasaran harus menggunakan keputusan dasar diatas target pemasaran, bauran
pemasaran, anggaran pemasaran atau pengeluaran dan alokasi pemasaran. Total anggaran
pemasaran itu dibagi antara berbagai macam bauran pemasaran dan untuk berbagai produk,
saluran, promosi, media, dan area penjualan.
a. Orang atau prospek (target pemasaran) Target pemasaran terdiri dari pembeli yang
membutuhkan saham umum atau karakteristik yang diputuskan perusahaan untuk melayani.
Target pemasaran bisa memuat beberapa perbedaan tingkat
b. Sebuah produk fokus terhadap target pemasaran yang spesifiknya memiliki perbedaan
yang tajam dengan satu strategi pemasaran dari masa pemasaran

2
Yuliatin.
c. Mendefinisikan target pemasaran membutuhkan segmentasi pemasaran, proses dari
pembagian secara keseluruhan pemasaran dan memisahkan itu untuk dikelola berdasarkan
dari demografis
d. Segmentasi adalah konsep pemasaran yang sangat penting, proses segmentasi pemasaran
termasuk:
a) Menentukan karakteristik dari bagian yang menggunakan geografi, demografi,
psikologi, perilaku, dan atau teknografi
b) Pemisahan dan pernargetan di segmen ini dalam pemasaran berdasarkan karakteristik
itu
c) Memeriksa untuk melihat apakah ada segmen pemasaran yang cukup luas untuk
mendukung produk yang dikelompokkan
d) Ketika target pemasaran ditentukan pengelompokkan bisa dikembangkan dengan
strategi pemasaran ke target pemasaran
2. Orang atau Target Pemasaran (People)
Target pemasaran terdiri dari pembeli yang membutuhkan saham umum atau karakteristik
yang diputuskan perusahaan untuk melayani. Target pemasaran bisa memuat beberapa
perbedaan tingkat. Sebuah produk fokus terhadap target pemasaran yang spesifiknya
memiliki perbedaan yang tajam dengan satu strategi pemasaran dari masa pemasaran.
Mendefinisikan target pemasaran membutuhkan segmentasi pemasaran, proses dari
pembagian secara keseluruhan pemasaran dan memisahkan itu untuk dikelola berdasarkan
dari demografis. Menemukan karakteristik dari bagian yang menggunakan geografi,
demografi, psikologi, perilaku dan atau teknografi.
a. Pemisahan dan penargetan di segmen ini dalam pemasaran berdasarkan karakteristik itu
b. Memeriksa untuk melihat apakah ada segmen pemasaran yang cukup luas untuk
mendukung produk yang dikelompokkan
c. Ketika target pemasaran ditentukan, pengelompokkan bisa dikembangkan dengan strategi
pemasaran ke target pemasaran
3. Produk (Product)
Barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan untuk target pemasaran termasuk
berbagai bauran produk, ciri-ciri, desain, paket, ukuran, pelayanan, jaminan dan kebijakan
pengembalian (garansi).
a. Produk adalah apa saja yang bisa ditawarkan ke pasar untuk perhatian, perolehan,
penggunaan, atau pemakaian yang diinginkan atau dibutuhkan secara memuaskan.
b. Jasa adalah suatu aktifitas atau manfaat yang bisa memuaskan ke pihak lain yang dasarnya
berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun.
c. Produk termasuk pengemasan, sebagai bagian dari total penawaran. Merk yang digunakan
untuk pengemasan sebagai pengenal, untuk meningkatkan nilai produk.
d. Produk dan jasa juga seharusnya mempunyai tujuan, yang menemukan nilai asli produk,
penggunaan, perbedaan, alasan, atau fungsi untuk konsumen.
4. Harga (Price)
Semua aspek mengenai harga. Konsumen bersedia membayar harga. Harga eceran,
diskon, tunjangan, kuantitas diskon, kredit berjangka, penjualan dan periode pembayaran.
5. Tempat atau Distribusi (Place)
Aktifitas perusahaan yang membuat ketersediaan produk, menggunakan distribusi
dan saluran penjualan, liputan, lokasi, persediaan barang dan karakteristik transportasi serta
alternatif. Rantai persediaan terdiri dari empat mata rantai, yaitu: produsen, distribusi, grosir,
persediaan eceran untuk konsumen, dan pengguna.
6. Promosi (Promotion)
Elemen komunikasi termasuk aktivitas komunikasi langsung dan tidak langsung.
Aktivitas berkomunikasi dari seluruh produk, termasuk:
a. Penjualan Pribadi
b. Iklan atau penjualan tidak langsung seperti televisi, radio, majalah. Iklan memiliki sifat
terstruktur dan komunikasi tidak langsung yang tersusun dari informasi. Biasanya dibayar
untuk produk (barang dan jasa) dan mengidentifikasi sponsor melalui berbagai macam media.
c. Promosi penjualan contoh: barang, kupon, uang jasa, tunjangan, pameran, acara, dan
banyak lagi.
d. Jaminan seperti buku kecil, majalah, brosur, film, promosi produk, dan laporan tahunan.
e. Pemasaran langsung seperti online, surat langsung, manajemen data, majalah,
telemarketing. Termasuk interaktif seperti internet atau web.
f. Acara dan pengalaman
g. Hubungan masyarakat: menerbitkan pers, publisitas
7. Mitra (Partners)
Penjual dapat menolak membuat harga konsumen dan membangun hubungan pelanggan
sendiri. Mereka bekerja lebih dekat dengan perseroan lain departemen (didalam mitra) dan
seringkali bersama rekan dan mengadakan perjanjian dengan mereka diluar perusahaan
tersebut. Perubahan yang terjadi pada penjual bagaimana mereka terhubung dengan penyedia
dan ada satu orang yang lain. Bersama kemitraan, bersama yang hubungan kemitraan dan
aliansi. Hubungan hukum antara dua pihak, hubungan hukum yang biasanya tidak melibatkan
hubungan dan kerjasama dengan pihak-pihak tertentu dan bersama alasan yang benar dan
tanggung jawab sebagai usaha yang sama. Dari Philip Kotler: nilai rantai, pemasok,
distributor dan pelanggan. Mengikutsertakan dengan spesifik pemasok atau distributor
menciptakan nilai pengiriman jaringan, juga disebut garis rantai pasokan. Pemasaran,
kemitraan hubungan mitra pengelolaan.
8. Persentasi (Presentation)
Tindakan menyajikan salah satu atau 9P kepada pelanggan anda, para pemasok, grosir,
distributor barang, tenaga penjualan, pemasaran perantara, klien, dan mitra. Simbol itu
merupakan gambaran yang mewakili deskriptif atau persuasif transaksi (penjualan dan
sebagai hasil). Sesuatu yang ditetapkan untuk perhatian pikiran.
9. Ketertarikan (Passion)
Intens, mengemudi atau perasaan yang tidak dapat diatasi. Emosional sebagai bagian dari
alasan pemasaran yang menjual produk atau jasa serta pengambilan keputusan yang kuat
untuk menyukai serta pengabdian kepada beberapa kegiatan; ketertarikan dalam kemitraan
anda atau persentasi dari salah satu 9P untuk setiap sasaran atau mitra. 3

C. Bauran Pemasaran Produk


Menurut Kotler dan Armstrong (2014), bauran pemasaran (marketing mix) adalah
perangkat variabel – variabel pemasaran yang bekerja bersama utnutk memuaskan kebutuhan
konsumen dan membangun customer relationship. Menurut Hurriyati (2008), marketing mix
dalam industri jasa merupakan marketing mix 4P (product, price, place dan promotion) yang
dilengkapi 3P khusus jasa, yaitu people, process, dan physical evidence.
1.Produk (Product)
Wagen dan Goonetilleke (2004) mengatakan bahwa produk adalah kombinasi unik
dari barang dan jasa yang disediakan oleh suatu organisasi. Produk dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan segmen pasar. Menurut Bowie dan Buttle (2004), produk dapat dibagi
menjadi tiga macam, yaitu :
1. Core product (Produk inti) Produk inti merupakan produk yang dapat menyediakan
manfaat utama dari apa yang dicari oleh konsumen dalam pembelian produk tersebut. Dalam
industri perhotelan, sebuah hotel menawarkan tempat untuk tidur dan beristirahat, dan sebuah
restoran yang memberikan layanan dan makanan.
2. Tangible product (Produk nyata) Produk nyata yang dimaksud adalah elemen yang dapat
dilihat secara fisik dan berfungsi untuk mendukung produk inti agar produk inti dapat
tersampaikan dengan baik kepada konsumen. Produk nyata meliputi ukuran dan jangkauan
fasilitas, desain secara internal maupun eksternal, kualitas, dan standar penyampaian jasa.
3. Extended product (Produk tambahan) Produk tambahan merupakan produk yang tidak
terlihat dan berfungsi untuk menambah nilai dari barang inti dan barang nyata. Contoh dari
produk tambahan, seperti orang (staff training, kesopanan, kontak dengan konsumen),
accessibility, after sales service, special facilities (business center / leisure clubs),
atmosphere, dan brand image.
2.Harga (Price)
Menurut Kotler dan Armstrong (2014), harga adalah keseluruhan nilai yang
konsumen tukarkan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu
barang atau jasa. Produk perlu diberi harga pada tingkat yang menguntungkan bagi
3
R Ajeng Entaresmen, “Hasanah Di Pt . Bank Negara Indonesia Syariah Kantor Cabang X,” Jurnal
Manajemen Dan Pemasaran Jasa 9, no. 1 (2016): 64–67.
perusahaan dan menggambarkan value of money terhadap konsumen. Salah satu
permasalahan yang paling sering terjadi adalah perusahaan terlalu cepat mengurangi harga
dengan tujuan meningkatkan penjualan dibanding meyakinkan konsumen bahwa produk yang
dijual bernilai lebih tinggi. Kesalahan lain yang umum terjadi adalah penetapan harga terlalu
cost oriented dibanding dengan customer-value oriented.
3.Lokasi (Place)
Lokasi yang strategis akan menjadi salah satu keuntungan bagi perusahaan karena
mudah terjangkau oleh konsumen, namun sekaligus juga akan menjadikan biaya sewa atau
investasi tempat menjadi mahal. Tingginya biaya lokasi tersebut dapat terkompensasi dengan
mengurangi biaya pemasaran. (Widjaja, 2009). Menurut Hurriyati (2008) pemilihan lokasi
memerlukan pertimbangan cermat terhadap beberapa faktor, yaitu :
1. Accessibility (Akses) Lokasi yang mudah dijangkau, seperti mudah dijangkau oleh
konsumen dengan berkendara, atau berjalan kaki, atau dengan sarana transportasi umum.
2. Visibility (Visibilitas) Lokasi dapat dilihat dengan jelas melalui jalan terbuka.
3. Traffic (Lalu lintas)
4. Tempat parkir yang luas dan aman
5. Expansion (Ekspansi) Tersedianya tempat yang cukup apabila terjadi keputusan untuk
memperluas usaha di kemudian hari.
6. Environment (Lingkungan).
7. Lokasi pesaing
8. Peraturan pemerintah
4.Promosi (Promotion)
Menurut Kotler dan Armstrong (2014), promosi adalah suatu bentuk komunikasi
pemasaran yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha untuk menyebarkan
informasi, mempengaruhi, dan mengingatkan pasar atas perusahaan dan produknya agar
bersedia menerima, membeli, dan loyal pada yang ditawarkan perusahaan tersebut. Unsur
bauran promosi terdiri atas lima perangkat utama :
a. Advertising Pemakaian media yang dibayar oleh penjual untuk memberi informasi,
meyakinkan, dan mengingatkan pembeli mengenai produk atau perusahaan tersebut.
b. Personal selling Presentasi personal oleh tenaga penjualan perusahaan dengan tujuan
menghasilkan penjualan dan membangun hubungan dengan konsumen.
c. Sales promotion Promosi penjualan terdiri dari insentif jangka pendek untuk mendorong
pembelian atau penjualan dari barang atau jasa.
d. Public relation (PR) Perusahaan menggunakan PR untuk membangun hubungan baik
dengan konsumen, investor, media, dan komunitas perusahaan. Perangkat yang digunakan
PR antara lain berita, special event, material audiovisual, dan web (web sites, blogs, dan
social media).
e. Direct marketing Dengan menggunakan basis data yang detail, perusahaan menyesuaikan
penawaran pemasaran dan cara komunikasi dengan kebutuhan segmen pasar atau pembeli
individual yang ditargetkan, sering kali dengan cara satu demi satu, dengan dasar yang
interaktif.
5.Minat Beli
Menurut Schiffman dan Kanuk (2008), minat beli merupakan suatu dorongan yang
dapat menyebabkan tingkah laku tertentu, tetapi minat tidak selalu konsisten dengan tingkah
laku. Adapun indikator minat beli menurut Schiffman dan Kanuk (2008) adalah:
a. Keinginan untuk mengetahui produk
b. Ketertarikan untuk mencari informasi tentang produk c. Ketertarikan untuk mencoba
produk
d. Pertimbangan untuk pembelian produk
e. Keinginan untuk membeli produk4

D. Perbedaan Produk Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank

1) Lembaga Keuangan Bank


Secara umum dapat dikatakan, bahwa Bank sebagai lembaga keuangan menjadi
pihak perantara bagi sektor rumah tangga dan sektor industri, khususnya di dalam menyerap
dana dari sektor rumah tangga dalam bentuk tabungan dan menyalurkannya kepada sektor
industri sebagai kredit investasi. Meskipun dalam prakteknya penyerapan dan penyaluran
dana itu sendiri dapat terjadi baik di dan untuk sektor rumah tangga maupun sektor industri.
Menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 yang disyahkan tanggal 10 November 1998 tentang
Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu
berkaitan dalam bidang keuangan. Fungsi utama dari bank adalah menyediakan jasa
menyangkut penyimpanan dana dan perluasan kredit. Evolusi bank berawal dari awal tulisan,
dan berlanjut sampai sekarang di mana bank sebagai institusi keuangan yang menyediakan
jasa keuangan. Sekarang ini bank adalah institusi yang memegang lisensi bank. Lisensi bank
diberikan oleh otoriter supervisi keuangan dan memberikan hak untuk melakukan jasa
perbankan dasar, seperti menerima tabungan dan memberikan pinjaman.
2) Tujuan Jasa Perbankan
Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Jasa perbankan
pada umumnya terbagi atas dua tujuan. Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat
pembayaran yang efesien bagi nasabah. Untuk ini, bank menyediakan uang tunai, tabungan,
4
Engel, “済無 No Title No Title No Title,” Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents,
2014, 94–96.
dan kartu kredit. Ini adalah peran bank yang paling penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa
adanya penyediaan alat pembayaran yang efesien ini, maka barang hanya dapat
diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu.
Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada
pihak yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan
pemanfaatan yang lebih produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi suatu negara
akan meningkat. Tanpa adanya arus dana ini, uang hanya berdiam di saku seseorang, orang
tidak dapat memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun karena mereka tidak
memiliki dana pinjaman.
3) Jenis Bank
Secara umum, kita mengenal berbagai jenis bank
a) Bank Sentral
Bank sentral adalah bank yang didirikan berdasarkan Undang-undang Nomor 13
Tahun 1968, junto UU No 23 Tahun 1999 , junto UU No 6 Tahun 2009 yang memiliki tugas
untuk mengatur peredaran uang, mengatur pengerahan dana-dana, mengatur perbankan,
mengatur perkreditan, menjaga stabilitas mata uang, mengajukan pencetakan / penambahan
mata uang rupiah dan lain sebagainya. Bank sentral hanya ada satu sebagai pusat dari seluruh
bank yang ada di Indonesia.
b) Bank Umum
Bank umum adalah lembaga keuangan yang menawarkan berbagai layanan produk
dan jasa kepada masyarakat dengan fungsi seperti menghimpun dana secara langsung dari
masyarakat dalam berbagai bentuk, memberi kredit pinjaman kepada masyarakat yang
membutuhkan, jual beli valuta asing / valas, menjual jasa asuransi, jasa giro, jasa cek,
menerima penitipan barang berharga, dan lain sebagainya.
c) Bank Perkreditan Rakyat / BPR
Bank perkreditan rakyat adalah bank penunjang yang memiliki keterbatasan wilayah
operasional dan dana yang dimiliki dengan layanan yang terbatas pula seperti memberikan
kredit pinjaman dengan jumlah yang terbatas, menerima simpanan masyarakat umum,
menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, penempatan dana dalam sbi / sertifikat
bank indonesia, deposito berjangka, sertifikat / surat berharga, tabungan, dan lain sebagainya.
4) . Lembaga Keuangan Bukan Bank
Pengertian lembaga keuangan bukan bank atau sering juga digunakan istilah lembaga
keuangan non bank adalah semua badan yang melakukan kegiatan di bidang keuangan, yang
secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana terutama dengan jalan mengeluarkan
kertas berharga dan menyalurkan dalam masyarakat terutama guna membiayai investasi
perusahaan untuk mendapatkan kemakmuran dan keadilan masyarakat. Lembaga keuangan
non bank ini berkembang sejak tahun 1972, dengan tujuan untuk m endorong perkembangan
pasar modal serta membantu permodalan perusahaan-perusahaan ekonomi lemah. Lembaga
keuangan bukan bank yang dapat memberikan pelayanan memberikan jasa dalam bidang
keuangan cukup banyak jenisnya.
Adapun jenis-jenis lembaga keuangan bukan 6 bank yang ada di Indonesia saat ini
antara lain
1) Perusahaan Asuransi merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha pertanggungan.
2) Dana Pensiun, merupakan perusahaan yang kegiatannya mengelola dana pensiun suatu
perusahaan pemberi kerja
3) Koperasi Simpan Pinjam yaitu menghimpun dana dari anggotanya kemudian menyalurkan
kembali dana tersebut kepada para anggota koperasi dan masyarakat umum
4) Pasar Modal merupakan pasar tempat pertemuan dan melakukan transaksi antara pencari
dana dengan para penanam modal, dengan instrumen utama saham dan obligasi
5) Perusahaan Anjak Piutang, merupakan yang usahanya adalah mengambil alih pembayaran
kredit suatu perusahaan dengan cara mengambil kredit bermasalah.
6) Perusahaan Modal Ventura merupakan pembiayaan oleh perusahaan-perusahaan yang
usahanya mengandung resiko tinggi.
7) Perusahaan Pegadaian merupakan lembaga keuangan yang menyediakan fasilitas pinjaman
dengan jaminan tertentu.
8) Perusahaan Sewa guna usaha lebih di tekankan kepada pembiayaan barang barang modal
yang di inginkan oleh nasabahnya.
9) Perusahaan Kartu Kredit
10) Pasar Uang yaitu pasar tempat memperoleh dana dan investasi dana.
11) Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur. 5

5
Jamal Wiwoho, “9028-20333-1-Pb(1),” Peran Lembaga Keuangan Bank Dan Lembaga Keuangan
Bukan Bank Dalam Memberikan Distribusi Keadilan Bagi Masyarakat, 2011, hal. 90-91.
BAB III
PNUTUP
A. Kesimpulan
Praktek perbankan konvensional sebenarnya sudah ada sejak zaman babilonia,
Yunani dan Romawi. Praktek-praktek perbankan saat itu sangat membantu dalam lalu lintas
perdaganagan. Pada awalnya praktek perbankan terbatas pada tukar menukar uang. Lama
kelamaan praktek tersebut berkembang menjadi usaha menerima tabungan, menitipkan
ataupun meminjamkan uang dengan memungut bunga pinjaman.
Produk dan Service Konvensional
a. Giro
b. Deposito
c. Simpanan Pembangunan Daerah (SIMPEDA)
d. Tabungan Aneka Guna (TAG)
e. Tabungan Haji Akbar
f. Tabunganku
Menurut Niazi, praktek perbankan dalam Islam telah ada sejak lama, Ia menyebutkan
bahwa pengusaha muslim telah mengenal usaha penukaran uang (Money changer), yang
dalam sejarah Islam dikenal dengan sarraf dan adanya siftajah yakni sejenis letter of credit
atau kertas pembayaran (bill of exchange) menandakan telah dikenal operasional transper
dana (remmitance) dalam masyarakat muslim. Pengharaman bunga dalam mekanisme
perbankan Islam, menyebabkan bisnis mereka tidak mampu bersaing dengan pebisnis lain
yang non muslim yang menerapkan bunga yang tinggi.
Produk dan Service Syariah :
a. Tabungan Syariah
b. Deposito Syariah
c. Gadai Syariah
d. Pinjaman Syariah
B. Saran
Maka diharapkan kepada seluruh mahasiswa agar lebih giat lagi belajar tentang
Manajemen Pemasaran Syariah , supaya kita lebih mengetahui apa saja ilmu ilmu yang
terkandung dalam kehidupan, yang wajib diketahui, dipelajari, dn di praktekkan, serta
dilaksanakan dalam kehidupan.
Mungkin inilah yang wacanakan pada penulisan saya ini meskipun penulisan ini jauh
dari smpurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak kealahan dari
penulisan saya, karna saya manusia biasa tempat salah dan dosa, saya juga butuh saran dan
kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik dari pada masa
sebelumnya. Saya juga mengucapkan terimakasih atas dosen pembimbing Mata Kuliah
Mnajemen Pemasaran Syariah, ibu Herna Deswarti,

DAFTAR PUSTAKA

Engel. “済無 No Title No Title No Title.” Paper Knowledge . Toward a Media History of
Documents, 2014, 94–96.
Entaresmen, R Ajeng. “Hasanah Di Pt . Bank Negara Indonesia Syariah Kantor Cabang X.”
Jurnal Manajemen Dan Pemasaran Jasa 9, no. 1 (2016): 64–67.
Wiwoho, Jamal. “9028-20333-1-Pb(1).” Peran Lembaga Keuangan Bank Dan Lembaga
Keuangan Bukan Bank Dalam Memberikan Distribusi Keadilan Bagi Masyarakat,
2011, hal. 90-91.
Yuliatin. “Perbankan Dalam Dimensi Konvensional Dan Syariah.” Perbankan Dalam
Dimensi Konvensional Dan Syariah, 1995, 9–10.

Anda mungkin juga menyukai