Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

HUKUM PASAR MODAL


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aspek Hukum Ekonomi & Bisnis
Syariah

Dosen Pengampu :
Drs ACHMAD MUSSAAD, S.H., M.H

Disusun Oleh Kelompok 1:


 Emi Amiarsih : 195120261
 Raodatul Jannah : 195120010
 Ashar : 195120024
 Wisman : 195120026
 Moh Nazir : 195120027

PRODI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI DATOKARAMA PALU
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat
kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai
menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-
teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil,
sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari
sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak
kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal
pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya
menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang
membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makah kami
dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa
yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain
yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini
sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.

2
DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 4
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5
C. Tujuan ............................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 6
A. Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan .............. 6
B. Wewenang Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan .............. 7
C. Wewenang dan kewajiban pihak - pihak yang terkait dengan pasar modal ... 10
D. Peranan konsultan Hukum Pasar ModaL........................................................ 12
E. Tanggung gugat konsultan hukum pasar modal ............................................. 13
F. Otorits Jasa Keuangan (OJK) ......................................................................... 14
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 17
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 17
B. Saran .............................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Salah satu indikator keberhasilan suatu negara dalam pembangunan adalah
bergairahnya sektor usaha. Kemajuan pada sektor usaha dengan sendirinya memerlukan
dana investasi yang cukup besar dalam rangka melakukan pengembangan-pengembangan
usaha. Pasar modal adalah salah satu alternatif atau sarana dalam memobilisasi dana
masyarakat serta sekaligus sebagai sarana investasi bagi pemilik modal. Menurut Munir
Fuady, pasar modal adalah “Suatu pasar dan dana-dana jangka panjang baik utang
maupun modal sendiri diperdagangkan. Danadana jangka panjang yang merupakan utang
biasanya berbentuk obligasi, sedangkan dana jangka panjang biasanya berbentuk
saham”1.
Sedangkan I Nyoman Tjager menyebutkan bahwa “Pasar Modal disamping sebagai
sumber pembiayaan dunia usaha juga merupakan wahana investasi bagi masyarakat
pemodal, sehingga melalui pasar modal potensi dan kreasi masyarakat dapat dikerahkan
dan dikembangkan menjadi suatu kekuatan yang nyata bagi peningkatan kemakmuran
rakyat untuk mewujudkan masyarakat indonesia yang adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945”.
Pasar modal adalah industri yang sangat dinamis, atraktif, selalu berubah dan
mempunyai interdepedensi yang sedemikian tinggi dengan sektor jasa keuangan lainnya
di tingkat domestik, regional maupun global. Karakteristik tersebut membawa
konsekuensi terhadap perlunya regulator yang independen serta siap menghadapi
dinamika dari perubahan tersebut.
Berdasarkan Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pembinaan,
pengaturan, dan pengawasan sehari-hari Pasar Modal dilakukan oleh BAPEPAM yang
bertujuan untuk mewujudkan kegiatan pasar modal yang teratur, wajar dan efisien serta
melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. Kemudian dalam Keputusan Menteri
Keuangan RI Nomor 606/KMK.01./2005 tanggal 30 Desember 2005 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, organisasi unit
eselon I Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan unit eselon I Direktorat Jenderal
Lembaga Keuangan (DJLK) digabungkan menjadi satu organisasi unit eselon I, yaitu
menjadi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK).
Penggabungan kedua badan/lembaga tersebut dimaksudkan agar lebih efektif dan efisien
4
dalam menjalankan regulasi sektor keuangan, disamping dalam kerangka mengikuti
perkembangan dunia pasar modal yang semakin cepat dan atraktif. Dari uraian tersebut,
maka menarik untuk dikaji mengenai kedudukan dan wewenang Bapepam-LK sebagai
badan otoritas di bidang pasar modal dan lembaga keuangan.

B. Rumusan Masalah
G. Bagaimana kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan?
H. Apa wewenang Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan?
I. Apa wewenang dan kewajiban pihak - pihak yang terkait dengan pasar modal?
J. Bagaimana peranan konsultan Hukum Pasar Modal?
K. Bagaimana tanggung gugat konsultan hukum pasar modal?
L. Apa itu Otorits Jasa Keuangan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga
Keuangan?
2. Untuk mengetahui wewenang Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga
Keuangan?
3. Untuk mengetahui wewenang dan kewajiban pihak - pihak yang terkait dengan pasar
modal?
4. Untuk mengetahui peranan konsultan Hukum Pasar Modal?
5. Untuk mengetahui tanggung gugat konsultan hukum pasar modal?
6. Untuk mengetahui Otorits Jasa Keuangan?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan


(Bapepam-LK)
Ketika pasar modal diaktifkan kembali oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1976,
dibentuklah Bapepam yang pada saat itu kepanjangannya adalah Badan Pelaksana Pasar
Modal. Menurut Keppres No.52 tahun 1976, Bapepam bertugas mengadakan penilaian
terhadap perusahaan-perusahaan yang akan menjual saham- sahamnya melalui pasar
modal, apakah telah memenuhi persyaratan yang ditentukan dan apakah perusahaan
dalam keadaan sehat serta baik. Selain itu juga menyelenggarakan Bursa Pasar Modal
yang efektif dan efisien, serta secara terus- menurus mengikuti perkembangan
perusahaan-perusahaan yang menjual sahamsahamnya melalui pasar modal. Bapepam
dipimpin oleh seorang ketua yang diangkat oleh Presiden dan dalam melaksanakan
tugasnya ia bertanggung-jawab kepada Menteri Keuangan.
Selain bertindak sebagai penyelenggara, pada saat itu Bapepam sekaligus
merupakan pembina dan pengawas. Namun setelah dikeluarkannya Keppres 53 tentang
Pasar Modal dan SK Menkeu No. 1548 tahun 1990, dualisme fungsi Bapepam tersebut
dihapus dengan harapan Bapepam dapat lebih memfokuskan diri pada pengawasan dan
pembinaan pasar modal. Sementara penyelenggara pasar bursa diserahkan pada pihak
swasta.
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 606/KMK.01./2005 tanggal
30 Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan, organisasi unit eselon I Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)
dan unit eselon I Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan (DJLK) digabungkan menjadi
satu organisasi unit eselon I, yaitu menjadi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (BAPEPAM-LK). Penggabungan ini sebagai respon atas semakin
terintegrasinya industri jasa keuangan.
Dalam menjalankan tugasnya, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan memiliki beberapa organ pelaksana. Struktur organisasi Bapepam-LK terdiri
dari :
1. Ketua Bapepam dan LK
2. Sekretaris Bapepam dan LK
3. Biro Perundang-Undangan dan Bantuan Hukum
4. Biro Riset dan Teknologi Informasi
5. Biro Pemeriksaan dan Penyidikan

6
6. Biro Pengelolaan Investasi
7. Biro Transaksi dan Lembaga Efek
8. Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa
9. Biro Penilaian Keuangan Perusahaan
10. Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan
11. Biro Perbankan, Pembiayaan, dan Penjaminan
12. Biro Perasuransian
13. Biro Dana Pensiun

B. Wewenang Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan (Bapepam-


LK)
Kecenderungan diterapkannya sistem pengawasan industri jasa keuangan secara
terpadu di banyak negara memicu regulator di Indonesia menyesuaikan diri dengan
perubahan tersebut. Jika sebelumnya pengawasan pasar modal dilakukan oleh institusi
khusus pengawas pasar modal, maka saat ini pengawasan dilakukan oleh suatu institusi
pengawas terpadu yang mengawasi seluruh kegiatan sektor keuangan.
Institusi pengawasan terpadu ini dibentuk dengan maksud untuk menciptakan
lembaga pengawas yang terintegrasi bagi pasar modal, perbankan, dana pensiun,
asuransi serta lembaga keuangan lainnya.
Bapepam-LK memiliki wewenang untuk membina, mengatur, dan mengawasi
kegiatan pasar modal serta merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang lembaga keuangan. Dalam melaksanakan wewenang tersebut Bapepam-
LK menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
1. Penyusunan peraturan di bidang pasar modal;
2. Penegakan peraturan di bidang pasar modal;
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha,
persetujuan, pendaftaran dari Badan dan pihak lain yang bergerak di pasar modal;
4. Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi Emiten dan
5. Perusahaan Publik;
6. Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh
Bursa Efek, Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian;
7. Penetapan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal;
8. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang lembaga keuangan;
9. Pelaksanaan kebijakan di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku;

7
10. Perumusan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang lembaga
keuangan;
11. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang lembaga keuangan;
12. Pelaksanaan tata usaha Badan.
13. Berdasarkan Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pembinaan,
pengaturan, dan pengawasan sehari-hari pasar modal dilakukan oleh

Bapepam yang bertujuan untuk mewujudkan kegiatan pasar modal yang teratur,
wajar dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. Dalam
melaksanakan fungsi tersebut, Bapepam mempunyai kewenangan untuk memberikan
izin, persetujuan dan pendaftaran kepada para pelaku pasar modal, memproses
pendaftaran dalam rangka penawaran umum, menerbitkan peraturan pelaksanaan dari
perundang-undangan di bidang pasar modal, dan melakukan penegakan hukum atas
setiap pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
Dalam pasal 5 Undang-undang No. 8 Tahun 1995 disebutkan bahwa
Bapepam berwenang untuk :
a. Memberi :
 izin usaha kepada Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian, Reksa Dana, Perusahaan, Efek, Penasihat
investasi, dan Biro Administrasi Efek;
 izin orang perseorangan bagi Wakil Penjamin Emisi Efek, Wakil Perantara
Pedagang Efek, dan Wakil Manajer Investasi; dan
 persetujuan bagi Bank Kustodian;
b. Mewajibkan pendaftaran Profesi Penunjang Pasar Modal dan Wali Amanat;
c. Menetapkan persyaratan dan tata cara pencalonan dan memberhentikan untuk
sementara waktu komisaris dan atau direktur serta menunjuk manajemen sementara
Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, serta Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian sampai dengan dipilihnya komisaris dan atau direktur yang baru.
d. Menetapkan persyaratan dan tata cara Pernyataan Pendaftaran serta menyatakan,
menunda, atau membatalkan efektifnya Pernyataan Pendaftaran;
e. Mengadakan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap Pihak dalam hal terjadi
peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran terhadap Undang-undang ini dan /
atau peraturan pelaksanaannya.
f. Melakukan pemeriksaan terhadap :
 setiap Emiten atau Perusahaan Publik yang telah atau diwajibkan menyampaikan
Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam; atau
8
 Pihak yang dipersyaratkan memiliki ijin usaha, izin orang perseorangan,
persetujuan, atau pendaftaran profesi berdasarkan Undang-undang ini.
g. Menunjuk Pihak lain untuk melakukan pemeriksaan tertentu dalam rangka
pelaksanaan wewenang Bapepam sebagaimana dimaksud dalam huruf g;
h. Mengumumkan hasil pemeriksaan;
i. Membekukan atau membatalkan pencatatan suatu Efek pada Bursa Efek atau
menghentikan Transaksi Bursa atas Efek tertentu untuk jangka waktu tertentu guna
melindungi kepentingan pemodal;
j. Menghentikan kegiatan perdagangan Bursa Efek untuk jangka waktu tertentu dalam
hal keadaan darurat;
k. Memeriksa keberatan yang diajukan oleh Pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa
Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan atau Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian serta memberikan keputusan membatalkan atau menguatkan
pengenaan sanksi dimaksud;
l. Menetapkan biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran, pemeriksaan, dan penelitian
serta biaya lain dalam rangka kegiatan Pasar Modal;
m. Melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian masyarakat sebagai
akibat pelanggaran atas ketentuan dibidang Pasar Modal;
n. Memberikan penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknis atas Undang-undang ini
atau peraturan pelaksanaannya;
o. Menetapkan instrumen lain sebagai Efek selain yang telah ditentukan dalam Pasal
angka 5; dan
p. Melakukan hal-hal lain yang diberikan berdasarkan pada Undang-undang Pasar
Modal.
Ketentuan tindak kejahatan manipulasi pasar diatur di dalam pasal 91 s.d. pasal 93
UU Pasar Modal. Manipulasi pasar merupakan tindak pidana yang pengaturannya hanya
berlaku bagi kegiatan di bursa efek saja, khususnya terkait perdagangan efek/saham
terdaftar di bursa efek. Publikasi yang selalu dilakukan atas harga efek dan keadaan
pasar dimaksudkan agar masyarakat mendapatkan gambaran yang real dan objektif
tentang pasar, bukan merupakan sesuatu yang direkayasa. Manipulasi pasar dapat
berbentuk manipulasi terhadap perdagangan efek dan manipulasi terhadap harga efek.
Tindakan manipulasi pasar dan manipulasi harga merupakan tindakan yang dilakukan
dengan perantaraan anggota bursa, baik secara sendiri maupun secara bersama-sama,
yang dapat memberikan gambaran bahwa transaksi efek atau harga efek yang terjadi
adalah sesuai dengan kekuatan pasar.

9
Tindakan manipulasi pasar sudah semestinya dilarang, karena yang diinginkan oleh
masyarakat adalah gambaran real tentang pasar, yang dapat menjadi pertimbangan bagi
masyarakat bersangkutan dalam berinvestasi. Dengan kata lain, investor ingin agar apa
yang terjadi di pasar memang merupakan cerminan dari kekuatan penawaran dan
permintaan, bukan sesuatu yang dibuat-buat, seolah- olah cerminan kekuatan pasar
tersebut adalah gambaran yang nyata dan benar tentang pasar.
Salah satu kewenangan yang diberikan kepada Bapepam oleh UU Pasar Modal
adalah mengadakan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap pihak dalam hal
terjadi peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran terhadap Undang- undang Pasar
Modal dan atau peraturan pelaksanaannya. Wewenang Bapepam untuk melakukan
pemeriksaan dan penyidikan dijabarkan lebih lanjut di dalam pasal 100 dan pasal 101
UU Pasar Modal. Bahkan, berdasarkan pasal 102 UU Pasar Modal, Bapepam diberikan
kewenangan untuk menjatuhkan sanksi administratif kepada pihak yang melanggar UU
Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya. Dari kewenangan yang dimiliki oleh
Bapepam, dapatlah kita katakan bahwa Bapepam adalah polisi khusus bagi pasar modal.

C. Wewenang dan Kewajiban Pihak-Pihak yang terkait dengan Pasar Modal


Kegiatan profesi penunjang pasar modal dilakukan oleh (lihat Pasal 56 PP No.45
Tahun 1995) :
1. Akuntan;
2. Konsultan hukum
3. Pemilik;
4. Notaris.
Namun tidak semua pihak yang berfungsi sebagaimana profesi tersebut di atas dapat
menjadi profesi penunjang pasar modal. Agar supaya dapat menjadi Konsultan pasar
modal, maka pihak-pihak yang menyandang profesi Konsultan hukum haruslah
mendaftarkan diri di Bapepam. Hal tersebut sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal
64 ayat 2 Undang-undang No. 8 Tahun 1995 Jo. Pasal 56 PP No.: 45 Tahun 1995.
Dalam rangka melaksanakan tugasnya di dalam kegiatan pasar modal, maka setiap
Konsultan hukum pasar modal wajib melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Adanya kewajiban untuk mentaati kode etik dan standar profesi yang ditetapkan
oleh asosiasi profesi masing-masing, sebagaimana ditentukan di dalam Pasal 66 UU
No. 8 Tahun 1995. Kode etik dan standar profesi ini dimaksudkan sebagai suatu
standar pemenuhan kualitas minimal jasa yang diberikan kepada kliennya, dan
merupakan suatu kewajiban bagi setiap Profesi Penunjang Pasar Modal untuk

10
mentaatinya. Berkenaan dengan hal tersebut, konsultan hukum terwadahi dalam
asosiasi profesinya yang disebut HKPM.
2. Adanya kewajiban untuk memberikan pendapat dan penilaian yang independen,
sebagaimana ditentukan di dalam Pasal 67 UU No. 8 Tahun 1995. Hal tersebut
dimaksdukan agar supaya pendapat dan penilaian yang diberikan oleh Konsultan
hukum Pasar Modal dilakukan secara profesional dan bebas dari pengaruh pihak
yang memberikan tugas, sehingga pendapat atau penilaian yang diberian obyketif
dan wajar, serta harus menghindari benturan kepentingan (conflick of inferest),
yang mempengaruhi kebebasan dan independen. Hal tersebut berakibat adanya
larangan bagi konsultan hukum pasar modal, antara lain memberikan jasa-jasa bagi
emiten yang terafiliasi, membuat perjanjian bagi kepentingan dalam efek atau
bagian dari laba emiten. Adapun yang dimaksudkan dengan pihak terafiliasi adalah :
(Pasal 1 angka 1 UU No. 8 Tahun 1995).
3. Adanya kewajiban dalam melakukan due diligence. Due diligence merupakan
kewajiban mutlak bagi piohak yang berkepentingan, dalam hal ini Konsultan hukum
pasar modal, untuk memverifikasikan keakuratan dari prinsip keterbukaan yang
berhubungan dengan sekuritas perusahaan dan merupakan standar untuk
penyelidikan dan penelitian yang merupakan bagian dari proses go public. Dengan
demikian due diligence dapat dimaknakan sebagai suatu penelitian yang mendalam,
yang dilakukan oleh Konsultan hukum pasar modal dalam proses penawaran umum
oleh Emiten.
Selanjutnya dalam rangka pelaksaan due diligence, hal-hal pokok yang menjadi
perhatian Konsultan hukum pasar modal dapat diperinci sebagai berikut :
a. Konsultan hukum wajib untuk meneliti keabsahan dokumen-dokumen penting
perusahaan, seperti izii-izin dari lembaga pemerintah, sertifikat tanah dan bangunan,
lisensi-lisensi serta lingkungan hidup;
b. Konsultan hukum wajib untuk meneliti keabsahan Akta Pendirian berserta
perubahan-perubahannya, untuk memastikan tidak ada perubahan yang
menyebabkan kerugian bagi perusahaan, seperti pengendalian perusahaan, tata cara
pemilikan organ perseroan;
c. Konsultan hukum wajib untuk meneliti Anggaran Dasar perusahaan berserta
perubahan-perubahan, untuk memastikan tidak ada ketentuan dalam pasal-pasalnya
yang akan membawa akibat yang kurang baik bagui proses penawaran umum efek
perusahaan;

11
d. Konsultan hukum wajib untuk meneliti Perjanjian hutang untuk memastikan adanya
tidak adanya perjanjian yang berakibat tidak baik terhadap hukum dimasa yang akan
datang;
e. Konsultan hukum wajib untuk meneliti Kontrak-kontrak dengan pemasok, untuk
menjamin tidak ada kontrak-kontrak yang disembunyikan yang akan berakibat
merugikan perusahaan dimasa yang akan datang;
f. Konsultan hukum wajib untuk meneliti Proses hukum yang sedang berjalan dan
mungkin akan terjadi, yang dapat mengancam kelancaran bisnis perusahaan.

D. Peranan Konsultan Hukum Pasar Modal


Dalam melaksanakan tugasnya Konsultan hukum pasar modal mempunyai peranan
sebagai berikut :
1. Membantu membereskan segala aspek hukum suatu perusahaan yang akan go
publik, dengan jalan memberikan nasehat dan pendapat yang diperlukan oleh
emiten, juga pendapatnya tentang emiten sendiri yang dimuat dalam prospektus
yang diterbitkan dalam rangka emisi. Hal tersebut diwujudkan dengan pembuatan
legal audit (pemeriksaan hukum) dan legal opinion (pendapat hukum). Legal audit
dipakai oleh seorang Konsultan hukum pasar modal sebgai landasan untuk membuat
legal opinion. Serta legal opinion ini wajib dimuat dalam prospektus yang dibuat
oleh Emiten. Sebagaimana ditentukan dalam Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-
51/PM/1996, bahwa pendapat dari Konsultan hukum pasar modal antara lain
meliputi:
a. keabsahan akta pendirian serta Anggaran Dasar dan perubahan- perubahannya;
b. keabsahan perjanjian-perjanjian dalam rangka Penawaran Umum dan perjanjian
penting lainnya;
c. status pemilikan aktiva yang materiil dari Emiten;
d. sengketa (litigasi) yang penting dan relevan, tuntutan perdata atau pidana
serta tindakan hukum lainnya menyangkut Emiten, komisaris atau direktur;
e. apakah modal Emiten dan perubahan-perubahan yang direncanakan, diajukan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan telah
memperoleh semua persetujuan yang diperlukan;
f. hal-hal yang materiil lainnya sehubungan dengan status hukum dari Emiten dan
penawaran Efek yang akan dilaksanakan.
Di samping itu berkenaan dengan pendapat hukum, ada beberapa aspek yang
menonjol dalam pendapat hukum, yaitu :
 Pendapat hukum merupakan dasar penilaian perjanjian;
12
 Pendapat hukum haruslah yang dapat diterima oleh perjanjian;
 Pendapat hukum haruslah dibuat oleh konsultan yang ditunjuk oleh Emiten dan
berkulaitas sebagai konsultan hukum yang independen.
2. Membenahi suatu perusahaan yang akan go publik, misalnya dengan melakukan
restrukturisasi dalam berbagai hal
3. Ikut mendampingi dan memberikan advis hukum kepada kliennya, yang diduga
telah melakukan pelanggaran hukum pasar modal;
4. Ikut membantu profesi lain yang terlibat dalam kegiatan pasar modal untuk
menangani masalah-masalah hukum, seperti membantu notaris, akuntan,
underwriter dalam pembuatan kontrak-kontrak;
5. Merupakan mitra pemerintah, dalam hal ini Bapepam untuk memecahkan berbagai
peraturan hukum pasar modal.

E. Tanggung Gugat Konsultan Hukum Pasar Modal


Pada prinsipnya tanggung gugat Konsultan hukum pasar modal hanya terbatas pada
pendapat atau keterangan yang diberikannya dalam rangka pernyataan pendaftaran baik
dalam bentuk legal audit maupun legal opinion, oleh karena itu investor hanya dapat
menuntut ganti rugi atas kerugian yang timbul akibat dari pendapat atau penilaian yang
diberikan oleh Konsultan hukum pasar modal tersebut (lihat Pasal 80 ayat (2) UUPM
beserta penjelasannya). Bahkan lebih lanjut ditentukan dai dalam Pasal 80 ayat 3
UU No. 8 Tahun 1995, bahwa Konsultan hukum pasar modal tidak bertanggung
gugat atas kerugian yang diderita oleh investor apabila Konsultan hukum pasar modal.
Tersebut telah melakukan penilaian atau memberikan pendapatnya secara profesional.
Adapun penilaian atau pendapat tersebut dianggap telah diberikan secara
profesional apabila telah memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Pekerjaannya telah dilakukan sesuai dengan norma pemeriksaan;
b. Sesuai pula dengan prinsip-prinsip dan kode etik profesinya;
c. Pendapatnya atau penilaiannya itu telah diberikan secara independen;
d. Telah pula melakukan langkah-langkah kongkrit yang diperlukan untuk memastikan
kebenaran dari pernyataan atau keterangan yang diungkapkan dalam suatu
Pernyataan Pendaftaran, dalam hal ini sering disebut kewajiban due diligence
(pemeriksaan yang mendalam).

Kriteria tersebut ditentukan secara tegas di dalam penjelasan Pasal 80 ayat 3 yang
bunyi lengkapnya adalah sebagai berikut: “Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau Profesi
Penunjang Pasar Modal tidak dapat dituntut ganti rugi atas kerugian yang dideriat oleh
13
pemodal apabila penjamin pelaksana emisi efek atau profesi penunjang pasar modal
tersebut telah melakukan penilaian atau memberikan pendapatnya secara profesional,
dalam arti pekerjaannya telah dilaksanakan sesuai dengan norma pemeriksaan, prinsip-
prinsip dan kode etik masing-masing profesi, dan pendapatnya atau penilaiannya itu
telah diberikan secara independen.
Berkenaan dengan adanya tuntutan ganti rugi di atas maka perlu diperhatikan
adanya ketentuan di dalam Pasal 80 ayat 4 UU No. 8 Tahun 1995 yang menyebutkan
bahwa tuntutan ganti rugi itu hanya diajukan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak
pernyataan pendaftaran efektif.

F. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan sebuah lembaga baru yang dirancang
untuk melakukan pengawasan secara ketat lemabag keuangan seperti perbankan, pasar
modal, reksadana, perusahaan pembiayaan, dana pensiun dan asuransi. Adapun tujuan
utama pendirian OJK adalah: Pertama, meningkatkan dan memelihara kepercayaan
publik di bidang jasa keuangan. Kedua, menegakkan peraturan perundang-undangan di
bidang jasa keuangan. Ketiga, meningkatkan pemahaman publik mengenai bidang jasa
keuangan. Keempat, melindungi kepentingan konsumen jasa keuangan. Adapun sasaran
akhirnya adalah agar krisis keuangan seperti yang terjadi pada tahun 1997-1998 yang
lalu tidak terulang kembali.
Sebagaimana diketahui bahwa krisis yang melanda di tahun 1998 telah membuat
sistem keuangan Indonesia porak poranda. Sejak itu maka lahirlah kesepakatan
membentuk OJK yang menurut undang-undang tersebut harus terbentuk pada tahun
2002. Meskipun OJK dibidani berdasarkan kesepakatan dan diamanatkan oleh UU,
nyatanya sampai dengan 2002 draf pembentukan OJK belum ada, sampai akhirnya UU
No 23/1999 tentang Bank Indonesia (BI) tersebut direvisi, menjadi UU No 24 2004 yang
menyatakan tugas BI adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Setelah
lebih dari tiga tahun akhirnya sidang paripurna DPR pada tanggal 19 Desember 2003
menyelesaikan amandemen Undang-Undang Bank Indonesia. Usulan amendemen ini
semula diajukan semasa pemerintahan Presiden Gus Dur. Undang-undang hasil
amendemen ini disebut oleh Menteri Keuangan Boediono sebagai undang-undang bank
sentral modern.
Secara historis, ide pembentukan OJK sebenarnya adalah hasil kompromi untuk
menghindari jalan buntu pembahasan undang-undang tentang Bank Indonesia oleh DPR.
Pada awal pemerintahan Presiden Habibie, pemerintah mengajukan RUU tentang Bank
Indonesia yang memberikan independensi kepada bank sentral. RUU ini disamping

14
memberikan independensi tetapi juga mengeluarkan fungsi pengawasan perbankan dari
Bank Indonesia. Ide pemisahan fungsi pengawasan dari bank sentral ini datang dari
Helmut Schlesinger, mantan Gubernur Bundesbank (bank sentral Jerman) yang pada
waktu penyusunan RUU (kemudian menjadi Undang-Undang No. 23 Tahun 1999)
bertindak sebagai konsultan. Mengambil pola bank sentral Jerman yang tidak
mengawasi bank.
Sejauh ini, perumusan pembentukan OJK dilakukan berdasarkan hasil kajian
mengenai Bank Indonesia, Bapepam, lembaga keuangan yang dibina oleh Direktorat
Jenderal Lembaga Keuangan dan lembaga Otoritas Jasa Keuangan di negara lain.
Pokok-pokok pikiran dalam perumusan pembentukan OJK menyangkut :
 Status dan kedudukan
 Objek pengawasan
 Fungsi
 Governance
 Pendanaan
 Koordinasi
 Responsibilitas dan
 Akuntabilitas ojk.
Independensi OJK tidak diwujudkan dalam bentuk keterpisahan organisatoris dari
pemerintah. Independensi lembaga ini akan ditentukan oleh struktur governance dan
intergritas para penyelenggaranya yang mampu mencegah setiap upaya campur tangan
dari pihak manapun dalam kegiatan pengaturan, pembinaan dan pengawasan lembaga
keuangan dan lembaga lain yang mengelola dana masyarakat. Untuk itu, struktur
governance dan syarat-syarat pokok penyelenggara OJK harus diatur dengan jelas pada
tingkat undang-undang.
OJK merupakan lembaga yang memiliki hak, kewajiban, tugas dan wewenang,
termasuk wewenang untuk berhubungan dan melakukan perjanjian atau perikatan
hukum dengan orang atau badan hukum lain. Segala akibat dari pelaksanaan hak,
kewajiban, tugas dan wewenang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan tidak
dapat dibebankan pada pejabat atau karyawan OJK.
Walaupun berdiri secara independen, OJK tetap perlu berhubungan kerja dengan
departemen, lembaga pemerintah nondepartemen atau lembaga Negara yang lain.
Walaupun pembagaian fungsi pembinaan moneter, fiskal, serta pasar dan lembaga
keuangan diantara Bank Indonesia, pemerintah dan OJK nantinya akan lengkap diatur
dalam perundang-undangan, dalam praktik akan tetap ada situasi dan area kebijakan
yang harus ditangani secara bersamasama.
15
Dalam bidang-bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat, OJK juga harus
berhubungan kerja dengan DPR, lembaga-lembaga perlindungan hak konsumen atau
lembaga-lembaga peradilan. OJK juga akan perlu berkoordinasi dengan lembaga-
lembaga lain yang saat ini belum terbentuk. Sebagai contoh, pemerintah telah
membentuk lembaga penjaminan simpanan (deposit insurance institution), OJK akan
harus melakukan kerja sama yang erat dengan lembaga ini untuk menghindari
penyalahgunaan program penjaminan simpanan oleh pemilik atau pengelola bank atau
pihak-pihak lain.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan pasar modal Indonesia yang sedemikian pesat, turut
mengembangkan jumlah dan ragam kejahatan yang terjadi di pasar modal. Salah satu
kejahatan yang paling sering terjadi di pasar modal adalah market manipulation.
Manipulasi pasar dapat berbentuk manipulasi terhadap perdagangan efek dan manipulasi
terhadap harga efek. Kejahatan-kejahatan yang terjadi di pasar modal umumnya sangat
sulit dibuktikan sehingga sulit juga dibawa ke meja hijau. Di satu sisi, kejahatan ini sulit
dibuktikan karena memang dilakukan secara profesional oleh penjahat-penjahat kerah
putih (white color criminal) yang bersembunyi di balik korporasi dan rekening efek yang
mereka buka. Di sisi lain, kesulitan diakibatkan oleh karena alat bukti elektronis yang
sulit diterima oleh sistem hukum Indonesia. Selain itu, niat Bapepam sebagai polisi di
bidang pasar modal untuk membuktikan dan menuntut pelaku kejahatan dinilai kurang
memadai.

B. Saran
Berdasarkan pembahasan Bapepam harus konsisten dalam menegakan prinsip-
prinsip yang berlaku di pasar modal, diantaranya mengenai keterbukaan informasi.
Bapepam harus tegas menindak para pihak (khususnya emiten dan perusahaan publik)
yang melanggar prinsip ini. Sejauh Bapepam konsisten terhadap penegakan hukum
terhadap pasar modal, tingkat kepercayaan investor (domestik dan asing) terhadap pasar
modal Indonesia semakin bertumbuh. Sebagai institusi yang memiliki otoritas di bidang
pasar modal dan lembaga keuangan, Bapepam-LK harus selalu siap menghadapi
dinamika pasar modal dan sektor keuangan yang dinamis, atraktif dan selalu berubah.
Pembentukan OJK akan mempengaruhi tugas dan wewenang sebelumnya diemban
Bapepam-LK maka diperlukan penyesuaian dan pengkoordinasian pada tingkat
peraturan yang teknis.

17
DAFTAR PUSTAKA

Fuad Rahmany, Makalah Seminar Pasar Modal Cides, Cides, Jakarta, 07 April 2008
I Nyoman Tjegger, Pokok-pokok Materi Undang-undang Pasar Modal, Universitas
Udayana, Bali, 1997
Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, 1996
Nindyo Pramono, Pengantar Tentang Pasar Modal di Indonesia, PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung, 1997
Republik Indonesia, Master Plan Pasar Modal Indonesia 2005-2009, Bapepam,
Jakarta, 2005
Undang-Undang nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal

18

Anda mungkin juga menyukai