Disusun Oleh:
Jial Fito Dinova
C1A0211578
Dosen Pengampu :
Ary Dean Amri, S.E., M.E
Penulis
Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh bank untuk bisa terus
bartahan hidup adalah kinerja (kondisi keuangan) bank. Penulis tertarik
untuk melakukan penelitian terhadap Bank Syariah Mandiri dan Bank Niaga
karena mudah mendapatkan data yang diperlukan yaitu susunan laporan
keuangan dan laporan manajemen yang rapi dan mudah dipahami
dibandingkan perbankan lain. Dengan judul "Analisis Perbandingan Kinerja
Keuangan PT. Bank Syariah Mandiri dengan PT. Bank Niaga (Stadi Kasus
pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Niaga Periode Tahun 2010-2014)".
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
A. BANK SYARIAH
Kata syariah berasal dari bahasa Arab, dari akar kata syara'a, yang
berari jalan, cara, dan aturan. Syariah digunakan dalam arti luas dan sempit.
Dalam arti luas, syariah dimaksudkan sebagai seluruh ajaran dan norma-norma
yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw., yang mengatur kehidupan manusia
baik dalam aspek kepercayaannya maupun dalam aspek tingkah laku
praktisnya. Singkatnya, syariah adalah ajaran-ajar-an agama Islam itu sendiri,
yang dibedakan menjadi dua aspek, yaitu ajaran tentang kepercayaan (akidah)
dan ajaran tentang tingkah la-ku (amaliah). Dalam hal ini, syariah dalam arti
luas identik dengan syarak (asy-syar') dan ad-din (agama Islam). Dalam arti
sempit, syariah merujuk kepada aspek praktis (amaliah) dari syariah dalam arti
luas, yaitu aspek yang berupa kumpulan ajaran atau norma yang mengatur
tingkah laku konkret manusia. Syariah dalam arti sempit inilah yang lazim
diidentikkan dan diterjemahkan sebagai hukum Islam.?
1. Rib, yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain dalam
transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas, dan
waktu penyerahan (fadhl), atau dalam transaksi pinjam-meminjam yang
mempersyaratkan nasabah penerima fasilitas mengembalikan dana yang
diterima melebihi pokok pinjaman karena berjalannya waktu (nasi'ah);
2. Maisir, yaitu transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan yang tidak
pasti dan bersifat untung-untungan;
3. Gharar, yaitu transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak
diketahui keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan pada saat transaksi
dilakukan kecuali diatur lain dalam syariah;
A. BANK UMUM
1. Menerima simpanan giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.
2. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
3. Melakukan penyertaan modal.
4. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud
dalam pasal 13.
pihak tersebut terjadi antagonisme yang sulit diharmoniskan. Dalam hal ini
bank konvensional berfungsi sebagai lembaga perantara saja. Tidak adanya
ikatan emosional yang kuat antara pemegang saham, pengelola bank dan
nasabah karena masing-masing pihak mempunyai keinginan yang bertolak
belakang.
Pada bank konvensional sistem bunga dilakukan dengan cara:
a) Bank BCA
b) Bank BNI
c) Bank Mandiri
d) Bank BRI, dll.
2.3.1 Investasi
2.3.2 Return
2.3.3 Perjanjian
2.3.6 Pengawasan
Dalam menjalankan usahanya perbankan syariah maupun perbankan
konvensional diawasi oleh BI, O]K dan Komisaris setiap bank masing-
masing. Yang membedakan adalah bank syariah dalam pelaksanaannya
diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS). Tugas utama dari DPS
adalah mengawasi kegiatan usaha bank agar tidak menyimpang dari
ketentuan dan prinsip syariah yang telah difatwakan oleh Dewan Syariah
Nasional (DSN).
2.5.3 Ekspor
2.5.4 Pajak
Menurut Waluyo (2009:2), pajak adalah iuran masyarakat kepada negara
(yang dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi
kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan.
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan
Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983, “Pajak adalah kontribusi
wajib kepada negara yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
pajak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Pajak merupakan peralihan kekayaan dari orang atau badan ke
pemerintah.
2. Pajak dipungut oleh negara baik oleh Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Daerah.
3. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan
pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan.
4. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontra
prestasi langsung secara individual yang diberikan oleh
pemerintah.
5. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah,
yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus,
dipergunakan untuk membiayai pembangunan yang ditujukan
untuk kepentingan umum.
Nilai Tukar Nilai tukar menjadi sangat penting, apabila suatu negara
harus melakukan transaksi ekonomi dengan negara lain. Hal ini karena pada
proses tersebut digunakan mata uang berbeda misalnya, antara negara Indonesia
dan Amerika Serikat. Amerika harus membeli rupiah untuk membeli barang atau
melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia, dan juga sebaliknya. Secara
sederhana nilai tukar (kurs) dapat diartikan sebagai harga dari suatu mata uang
domestic terhadap mata uang negara lain. Harga suatu mata uang terhadap mata
uang lainnya disebut kurs atau nilai tukar (exchange rate).
Kurs merupakan salah satu hal yang terpenting dalam perekonomian
terbuka, karena memiliki pengaruh yang sangat besar bagi neraca transaksi
berjalan maupun variabel makro ekonomi lainnya. Kurs menggambarkan harga
dari suatu mata uang terhadap mata uang negara lainnya, juga merupakan harga
dari suatu aktiva atau harga (Krugman, 2005:40).
Dalam ilmu ekonomi nilai tukar mata uang suatu negara dapat dibedakan
menjadi dua yaitu nilai tukar riil dan nilai tukar nominal(Mankiw, 2007:84).
Nilai tukar nominal adalah nilai yang digunakan seseorang saat menukar mata
uang suatu negara dengan mata uang negara lain. Jadi, nilai tukar rupiah
merupakan nilai dari satu mata uangrupiah yang ditukarkan ke dalam mata uang
negara lain. Contohnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, nilai tukar rupiah
terhadap Yen, nilai tukar rupiah terhadap Euro dan lain-lain. Sedangkan nilai
tukar riil adalah nilai yang digunakan seseorang saat menukar barang dan jasa
suatu negara dengan barang dan jasa negara lain. Nilai tukar riilmenyatakan
tingkat di mana pelaku ekonomi dapat memperdagangkan barang-barang dari
suatu negara dengan barang-barang dari negara lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bank non Syariah atau bank Konvensional yaitu bank yang dalam
aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran
dananya, memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau
sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu periode
tertentu. Persentase tertentu ini biasanya ditetapkan pertahun, sedangkan
Bank Syariah, yaitu bank ini yang dalam aktivitasnya, baik dalam
penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya
memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual
beli dan bagi hasil.
3.2 Saran