Dosen Pengampu:
Dr. Lu’lu’il Maknuun, SE, MM
Disusun Oleh:
Muhamad Iqbal
Sharla Martiza Sayyidina
FAKULTAS SYARIAH
2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kerangka
Kerja Dalam Penanganan Manajemen Risiko Di Bank Syariah” ini dengan lancar.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen
pengampu mata kuliah Dr. Lu’lu’il Maknuun, SE, MM, Makalah ini ditulis dari hasil
penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari berbagai sumber jurnal tentang isu
sosial dan etika sistim informasi tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah isu sosial dan etika sistim informasi ,atas bimbingan dan arahan dalam penulisan
makalah ini.
Harapan penulis makalah ini dapat bermanfaat bagi para permbaca. Makalah ini masih
jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan
menuju arah yang lebih baik.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I............................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 6
BAB II ............................................................................................................................................. 7
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 7
PENUTUP ..................................................................................................................................... 12
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia, pertumbuhan dan perkembangan perbankan syariah juga tumbuh
makin pesat. Krisis keuangan global di satu sisi telah membawa hikmah bagi perkembangan
perbankan syariah. Masyarakat dunia, para pakar dan pengambil kebijakan ekonomi, tidak
saja melirik tetapi lebih dari itu mereka ingin menerapkan konsep syariah secara serius.
Disisi lain terdapat kecenderungan perkembangan sistem pencatatan, matematika keuangan
dan inovasi teknik manajemen risiko yang tidak dapat diprediksi. Perkembangan tersebut
disinyalir akan semakin menambah tantangan yang dihadapi oleh perbankan syariah,
terutama dengan masuknya lembaga keuangan konvensional yang juga menawarkan
produk-produk keuangan syariah. 1
Lembaga keuangan syariah dewasa ini semakin banyak berkembang, baik dari segi
jumlah kantor maupun jenis produk yang ditawarkan kepada masyarakat. Perkembangan
lembaga keuangan syariah yang pesat ini sebagai wujud respon positif bagi kebutuhan
masyarakat terhadap produk syariah, terutama di Indonesia yang penduduknya mayoritas
adalah muslim. Salah satu lembaga keuangan. syariah yang ikut berkembang adalah bank
syariah yang tumbuh dari tahun ke tahun baik dari segi aset, jumlah karyawan, jumlah kantor
bank syariah.2
1
Afriyeni, Romi Susanto (Akademi Keuangan dan Perbankan Padang), Manajemen Risiko Pada Bank Syariah.
2
Ibid
mempunyai strategi dan teknik yang lebih dalam mitigasi risiko dan strategi menejemen
dalam menghadapi pasar secara langsung. 3
Risiko yang dihadapi oleh bank syariah tidak hanya risiko-risiko tradisional saja
seperti risiko pasar, risiko kredit, risiko operasional dan risiko. likuidtas, tetapi bank syariah
juga menghadapi risiko lain seperti risiko kepatuhan syariah, risiko pembiayaan, risiko
imbal hasil, risiko investasi dan lain sebagainya. Para banker syariah yang semakin
meningkat baik kualitas maupun kuantitasnya, diharapkan mampu untuk menempatkan
pengelolaan dana ke sektor-sektor pembiayaan dan jasa yang sesuai dengan syariah dan juga
sektor yang mempunyai rasio risiko terhadap kemungkinan imbal hasil yang terbaik. 4
Para pelaku syariah ini diharapkan tidak hanya menguasai teknik manajemen risiko
tradisional saja tetapi juga mampu mengatasi dan meminimalisir risiko-risiko yang dihadapi
oleh perbankan syariah yang lebih komplek. Besarnya tantangan yang dihadapi oleh bank
syariah, akan mampu dihadapi dan menjadikan kondisi bank syariah dalam keadaan stabil
apabila semua pelaku bank syariah ini tetap berada pada karakteristik dasar bank syariah
yaitu menjalankan segala transaksi sesuai dengan ketentuan akad syariah islam. Kondisi ini
dikarenakan risiko kerugian pada sisi aset (pembiayaan) akan langsung diserap dengan
pembagian risiko pada sisi liabilitas (penghimpunan dana). 5
Tetapi hal ini tidak akan menjamin bank syariah bertahan ditengah ketatnya
persaingan dunia perbankan apabila risiko lainnya tidak mampu dikendalikan, karena pada
dasarnya pihak ketiga (nasabah) akan memperhitungkan keuntungan baik dari sisi imbal
hasil, risiko maupun teknologi yang disediakan oleh bank syariah. Apabila semua risiko
tidak dapat dikendalikan oleh bank syariah dengan baik maka tidak menutup kemungkinan
nasabah akan mencari alternative investasi yang lainnya, baik investasi di bank
konvensional maupun investasi dalam bentuk lainnya. 6
3
Binti Mutafaridah, Macam-Macam Risiko Dalam Bank Syariah, STAIN Kediri
4
Ibid…
5
Muhammad Iqbal Fasa, Manajemen Resiko Perbankan Syariah Di Indonesia, Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis
Islam Volume I, Nomor 2, Desember 2016
6
Ibid…
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi manajemen resiko di bank syariah?
2. Bagaimana kebijakan dan kerangka kerja manajemen resiko di bank syariah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi manajemen resiko di bank syariah
2. Untuk mengetahui kebijakan dan kerangka kerja manajemen resiko di bank syariah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Dalam pembahasan pada bab kedua ini kami sebagai penulis akan membahas tentang
(1) definisi manajemen resiko di bank Syariah, (2) kebijakan dan kerangka kerja manajemen
resiko di bank syariah, berikut penjelasannya:
Jenis Penjelasan
Bank syariah harus memiliki
1. Pengukuran Resiko metode yang akurat dan terstandarisasi
untuk mengukur resiko-resiko yang
7
Karim Riduan, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko, (Bandung: Jurnal Iqtisad, 2004)
8
Irfan Fahmi, Manajemen Risiko, Teori, Kasus, dan Solusi (Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 2
9
Muhammad Iqbal Fasa, Manajemen Resiko Perbankan Syariah Di Indonesia, Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis
Islam Volume I, Nomor 2, Desember 2016
ada. Hal ini dapat dilakukan dengan
melakukan analisis kekuatan dan
kelemahan (SWOT), analisis
sensitivitas, atau analisis simulasi
Monte Carlo
Jenis Penjelasan
Bank syariah harus menghormati
1. Prinsip Tawhid kewajiban Allah SWT dan memakai alat-
alat finansial yang halal.
Bank syariah harus melindungi
2. Prinsip Amanah hak dan kepentingan para pemangku
keputusan dan pemangku risiko.
Bank syariah harus melakukan
transaksi yang adil dan tidak
3. Prinsip Adl mengambil keuntungan dari
kekurangan orang lain.
Bank syariah harus melakukan
4. Prinsip Murabahah transaksi yang terbuka, transparan, dan
mudah dipahami.
Bank syariah harus melakukan
transaksi yang bermanfaat bagi
5. Prinsip Maslahah masyarakat umum.
10
Ibid…
Adapun tujuan manajemen resiko adalah: (1) Menyediakan informasi tentang
resiko kepada pihak regulator; (2) Memastikan bank tidak mengalami kerugian yang
bersifat unacceptable; (3) Meminimalisasi kerugian dari berbagai resiko yang bersifat
uncontrolled; (4) Mengukur eksposur dan pemusatan resiko; (5) Mengalokasikan modal
dan membatasi resiko.11 Manajemen resiko merupakan aktivitas yang utama dari suatu
bank sebagai lembaga intermediasi yang bertujuan untuk mengoptimalkan trade off
antara resiko dan pendapatan, serta membantu merencanakan dan pembiayaan
pengembangan usaha secara tepat, efektif dan efisien. Setiap Lembaga keuangan,
termasuk bank harus dapat mengidentifikasi dan mengontrol resiko yang melekat dalam
kegiatan pengelolaan dana simpanan, portofolio aktiva produktif, dan kontrak off balance
sheet.12
2. Kebijakan Dan Kerangka Kerja Manajemen Resiko Di Bank Syariah
Bank mangeluarkan kebijakan manajemen risiko berdasarkan POJK No.
65/POJK.03/2016 tentang penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah. Dalam melaksanakan fungsi Manajemen Risiko, Bank membangun
tata kelola manajemen risiko yang sehat, Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) yang
independen, membatasi tingkat risiko yang akan diambil (risk appetite) dan toleransi
risiko (risk tolerance), serta meluaskan kebijakan dan prosedur manajemen risiko yang
sesuai untuk menjaga tingkat risiko pada batas-batas yang telah di tentukan.13
Kerangka manajemen risiko bank diterapkan melalui kebijakan, prosedur, limit-
limit transaksi dan kewenangan, toleransi risiko serta perangkat manajemen risiko.
Implementasi manajemen risiko meliputi : 14
a. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, serta Dewan Pengawas Syariah
(DPS).
b. Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit.
c. Kecukupan proses indentifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko
serta sistem informasi manajemen risiko.
d. Pengendalian internal yang menyeluruh.
11
Adiwarman Karim,. Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013.
12
Veitzal, Rivai dan Arviyan Arifin. 2010. Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep dan Aplikasi, Jakarta: Bumi
Aksara.
13
POJK No. 65/POJK.03/2016 tentang penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah.
14
Afriyeni, Romi Susanto (Akademi Keuangan dan Perbankan Padang), Manajemen Risiko Pada Bank Syariah.
Karakteristik manajemen risiko di Perbankan Syariah berbeda dengan perbankan
konvensional, terutama jika dilihat dari beberapa karakteristik unik yang berlandaskan
ketundukan Syariah (sharia-compliant).15 Adapun tahapan-tahapan dalam proses
manajemen risiko antara lain: 16
a. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko adalah proses untuk menentukan risiko apa yang apa yang
terjadi, mengapa risiko itu terjadi dan bagaimana risiko itu bisa terjadi.
b. Pengukuran Risiko
Setelah proses identifikasi, risiko perlu diukur secara konsisten serta
disajikan dalam bentuk yang mudah dipahami. Pengukuran risiko secara garis besar
terbagi dua, yaitu mendeskripsikan dan menguantifikasi risiko. Kegiatan tersebut
dilakukan menggunakan probabilitas (pembentukan matriks rasio) serta
mengestimasi tingkat signifikansi risiko, batas toleransi bank terhadap risiko, dan
analisis biaya-manfaat. Proses identifikasi risiko di bank syariah berbeda dengan
bank konvensional karena setiap kontrak/akad yang dilakukan dalam perbankan
syariah mempunyai risiko yang berbeda satu sama lain.
c. Mitigasi Risiko
Mitigasi risiko sebenarnya merupakan tahapan akhir dari beberapa proses
manajemen risiko sebelumnya, yaitu identifikasi risiko, analisis risiko, dan evaluasi
risiko. Setelah melalui ketiga tahapan tersebut, bank dapat melakukan prioritas risiko
dengan memilih beberapa risiko yang berpengaruh secara signifikan terhadap bank.
Risiko yang diprioritaskan oleh bank akan dimitigasi lebih lanjut dan dipantau
implementasinya. Jadi, mitigasi risiko berfungsi untuk menetralisasi,
meminimalisasi, atau bahkan menghilangkan dampak negatif yang muncul dari
kejadian di suatu kategori risiko
d. Monitoring Risiko
Proses monitoring risiko adalah proses pemantauan yang dilakukan oleh
bank berdasarkan tingkat risiko aktual yang terjadi pada bank. Tingkat risiko aktual
ini dibandingkan dan dimonitoring dengan berbagai ketentuan risiko yang telah
ditetapkan sebelumnya, seperti risk tolerance level, risk limit, dan lain sebagainya.
15
Adiwarman Karim,. Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013.
16
Imam Wahyudi, dkk., Manajemen Risiko Bank Islam, Penerbit Salemba Empat: Jakarta, 2013
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008 tentang
perbankan syariah dalam pasal 38 ayat 1 disebutkan bahwa manajemen risiko adalah
serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan oleh perbankan untuk
mengindentifikasi, memantau, mengukur dan mengendalikan risiko yang timbul dari
kegiatan usaha bank. Manajemen risiko adalah mengindentifikasi, mengukur, memantau
dan mengendalikan jalannya kegiatan usaha bank dengan tingkat risiko yang wajar secara
terarah, terintegrasi dan berkesinambungan
Oleh karena itu, manajemen resiko di bank syariah merupakan hal yang penting
dan harus diperhatikan dengan seksama. Bank syariah harus memiliki tim manajemen resiko
yang profesional dan kompeten, serta mengimplementasikan kebijakan manajemen resiko
yang terintegrasi dan terkomprehensif. Selain itu, bank syariah juga harus memperhatikan
prinsip-prinsip syariah dalam melakukan manajemen resiko, sehingga dapat memanfaatkan
peluang yang tersedia dan mengurangi resiko yang mungkin timbul.
DAFTAR PUSTAKA
Afriyeni, Romi Susanto (Akademi Keuangan dan Perbankan Padang), Manajemen Risiko Pada
Bank Syariah.
Mutafaridah Binti, Macam-Macam Risiko Dalam Bank Syariah, STAIN Kediri
Fasa Iqbal Muhammad, Manajemen Resiko Perbankan Syariah Di Indonesia, Jurnal Studi
Ekonomi dan Bisnis Islam Volume I, Nomor 2, Desember 2016
Riduan Karim, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko, (Bandung: Jurnal Iqtisad, 2004)
Fahmi Irfan, Manajemen Risiko, Teori, Kasus, dan Solusi (Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 2
Adiwarman Karim,. Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2013.
Arviyan Arifin Veitzal, dan Rivai. 2010. Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep dan Aplikasi,
Jakarta: Bumi Aksara.
POJK No. 65/POJK.03/2016 tentang penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum Syariah
dan Unit Usaha Syariah.
Wahyudi Imam, dkk., Manajemen Risiko Bank Islam, Penerbit Salemba Empat: Jakarta, 2013