Anda di halaman 1dari 18

Kelompok 4

RESIKO PERBANKAN SYARIAH


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah: Manajemen Resiko
Dosen Pengampu: Isra Misra, S.E.M.SI

Disusun Oleh:

ARIF PRABOWO
NIM. 2034110161
DINA AULIA
NIM. 1904110031
DESI HERLINA
NIM. 1904110049
M.NAILUL MUGHITS
NIM. 1904110110

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN EKONOMI ISLAM
PRODI PERBANKAN SYARIAH
TAHUN 1442 H/ 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Berkat limpahan taufiq, rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Resiko Perbankan Syariah” dengan
cukup lancar. Tidak lupa juga penulis haturkan selawat dan salam kepada Nabi
Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Beserta para keluarga, serta seluruh
pengikut beliau illa yaumil qiyamah.
Makalah ini dikerjakan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Resiko. Makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai
pihak, terutama dari pihak dosen bapak Isra Misra, S.E.M.SI. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini. Tidak ada yang bisa penulis berikan
selain doa yang tulus dan ikhlas untuk semua pihak, semoga Allah Subhanahu
Wa Ta’ala memberikan balasan yang terbaik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Maka dari itu, penulis sangat menerima kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat dalam
menambah wawasan di dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan. Baik itu bagi
pembaca, maupun bagi penulis sendiri.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Palangka Raya, Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan Makalah ................................................................... 2
E. Metode Penulisan .................................................................................. 2
BAB II TEORI DAN PEMBAHASAN
A. Teori –Teori............................................................................................ 3
1. Manajemen........................................................................................ 3
2. Risiko ................................................................................................ 3
3. Perbankan Syariah ............................................................................ 3
B. Pembahasan .......................................................................................... 3
1. Karakter Manajemen Risiko dalam Bank Islam .................................. 3
2. Risiko-Risiko yang Dihadapi Perbankan Syari’ah .............................. 5
3. Proses Manajemen Risiko ................................................................. 9
4. Penerapan Manajemen Risiko pada Bank Syariah .......................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14
Lampiran Gambar Screenshot Diskusi Tugas Makalah

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Resiko dapat didefinisikan sebagai suatu kemungkinan akan terjadinya
hasil yang tidak diinginkan, yang dapat menimbulkan kerugian apabila tidak
diantisipasi serta tidak dikelola semestinya. Risiko dalm bidang perbankan
merupakan suatu kejadian potensial, baik yang dapat diperkirakan
(anticipatied) maupun tidak dapat diperkirakan (unancipatied) yang
berdampak negatif pada pendapatan maupun permodalan bank. Risiko-
risiko tersebut tidak dapat dihindari namun dapat dikelola dan kedalikan.
Risiko ini haruslah dimanajemen sedemikian rupa untuk dapat diminimalisir
potensi terjadinya.
Setiap perbankan bukan hanya dibank konvensional tapi juga di
perbankan syariah akan selalu berhadapan dengan berbagai macam risiko
baik itu eksternal maupun internal yang melekat pada perusahaan. Seperti
juga perbankan pada umumnya, maka bank syariah juga memerlukan
prosedur dan tata kelola yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur,
memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha yang
dilakukannya, yang disebut sebagai manajemen risiko.
Proses manajemen risiko merupakan sistem yang komprehensif yang
meliputi penciptaan lingkungan manajemen risiko yang kondisif, memelihara
pengukuran risiko yang efesien, proses mitigasi dan monitoring, serta
menciptakan sistem kontrol internal yang memadai. Seiring dengan
pertumbuhan perbankan syariah yang sedemikian pesat, maka manajemen
risiko menjadi sesuatu yang penting untuk dikelola dengan baik. Risiko dan
bank adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainya, tanpa
adanya keberanian untuk mengambil risiko maka tidak akan pernah ada
bank, hal tersebut dapat dipahami bahwa bahwa bank muncul karena
keberanian untuk berisiko dan bahkan bank mampu bertahan karena berani
mengambil risiko. Namun jika risiko tersebut tidak dikelola dengan baik, bank
dapat mengalami kegagalan bahkan pada akhirnya mengalami
kebangkrutan.

1
2

Selanjutnyua, dalam makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang


manajemen risiko, dan apa saja jenis dari risiko pada bank syariah, serta
proses dari dari manajemen risiko tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat ketahui rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana Karakter Manajemen Risiko dalam Bank Islam?
2. Apa Risiko-Risiko Yang Dihadapi Perbankan Syari’ah ?
3. Bagaiamana Proses Manajemen Risiko ?
4. Bagaimana Penerapan Manajemen Risiko pada Bank Syariah?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang di atas dapat ketahui tujuan penulisan sebagai
berikut:
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Karakter Manajemen Risiko dalam Bank
Islam
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Risiko-Risiko Yang Dihadapi Perbankan
Syari’ah
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Proses Manajemen Risiko
4. Untuk Mengetahui bagaimana Penerapan Manajemen Risiko Pada Bank
Syariah.
D. Manfaat Penulisan Makalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat ketahui manfaat penulisan
makalah sebagai berikut :
1. Untuk Melatih Penulis Agar Menyusun Tulisan Ilmiah yang Benar.
2. Untuk Memperluas Wawasan dan Pengetahuan Bagi Penulis dan
Pembaca.
3. Untuk Memberi Sumbangan Pemikiran Baik Berupa Konsep Teoritis dan
Praktis.
E. Metode Penelitian
Dalam penyusunan Makalah ini, penulis menggunakan metode library
research, Penulisan karya Ilmiah yang dilakukan dengan jasa kepustakaan
sebagai sumber data. Dengan demikian penulis mengumpulkan Informasi
dari berbagai buku dan browsing di internet.
BAB II
PEBAHASAN
A. Teori –Teori
1. Manajemen
Kata 'manajemen' berasal dari bahasa Inggris yakni 'manage' yang
memiliki arti mengatur, merencanakan, mengelola, mengusahakan, dan
memimpin. Secara umum, manajemen adalah suatu proses di mana
seseorang dapat mengatur segala sesuatu yang dikerjakan oleh individu
atau kelompok. Manajemen perlu dilakukan guna mencapai tujuan atau
target dari individu ataupun kelompok tersebut secara kooperatif
menggunakan sumber daya yang tersedia.
2. Risiko
Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi
akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan
datang. Dalam bidang asuransi, risiko dapat diartikan sebagai suatu
keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang tidak
dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian.
3. Perbankan Syariah
Sesuai UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Bank
Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah, atau prinsip hukum islam yang diatur dalam fatwa Majelis
Ulama Indonesia seperti prinsip keadilan dan keseimbangan ('adl wa
tawazun), kemaslahatan (maslahah), universalisme (alamiyah), serta
tidak mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan obyek yang haram.
B. Pembahasan
1. Karakter Manajemen Risiko dalam Bank Islam
Manajemen risiko dalam bank Islam mempunyai karakter yang
berbeda dengan bank konvensional, terutama karena adanya jenis-jenis
resiko yang khas melekat pad bank-bank yang beroprasi secara syariah.
Dengan kata lain, perbedaan mendasar antara bank islam dengan bank
konvensional bukan terletak pada bagaimana cara mengukur, melainkan

3
4

pada apa yang dinilai1. Adapun karakter manajemen risiko pada bank
Islam, adalah :
a. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko yang dilakukan dalam bank Islam tidak hanya
mencakup berbagai risiko yang ada pada bank pada umumnya,
melainkan juga meliputi risiko yang khas hanya ada pada bank-bank
yang beroprasi berdasarkan prinsip syariah. Dalam hal ini, keunikan
bank Islam terletak pada enam hal, yaitu :
1) Proses transaksi pembiayaan
2) Proses manajemen
3) Sumber daya manusia (insani)
4) Teknologi
5) Lingkungan eksternal
6) Kerusakan.
b. Penilaian Risiko
Dalam penilaian risiko, keunikan bank Islam terlihat pada
hubungan antara probability dan impact, atau biasa dikenal
sebagai Qualitative Approach.
c. Antisipasi Risiko
Antisipasi risiko dalam bank islam bertujuan untuk :
1) Preventive. Dalam hal ini, bank islam memerlukan persetujuan DPS
untuk mencegah kekeliruan proses dan transaksi dari aspek
syariah. Disamping itu, bank islam juga memerlukan opini bahwa
fatwa DSN bila bank Indonesia memandang persetujuan DPS
belum memadai atau berada diluar wewenang.
2) Detective. Pengawasan dalam bank islam meliputi dua aspek, yaitu
aspek perbankan oleh bank Indonesia dan aspek syariah oleh DPS.
3) Recovery. Koreksi atau suatu permasalahan dapat melibatkan bank
Indonesia untuk aspek perbankan dan DSN untuk aspek syariah2.

1
Adiwarman, A. karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, cet. 3 (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2006)
2
Ibid
5

2. Resiko-Resiko Yang Dihadapi Perbankan Syari’ah


Berdasarkan PBI Nomer 13/23/PBI/2011 tentang Penerapan
Manajemen Resiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Terdapat sepuluh jenis risiko yang dihadapi bank Islam, yaitu: risiko
kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko reputasi, risiko
strategis, risiko kepatuhan, risiko imbal hasil, dan risiko
investasi. Delapan risiko pertama merupakan risiko umum yang juga
dihadapi oleh bank konvensional. Sedangkan dua risiko terakhir
merupakan risiko unik yang khusus dihadapi oleh bank Islam.
a. Risiko Kredit (Credit Risk)
Risiko kridit muncul akibat kegagalan nasabah atau pihak lain
dalam memenuhi liabilitas kepada bank islam sesui kontrak. Risiko ini
disebut juga risiko gagal bayar (default risk), risiko
pembiayaan (fnancing risk), risiko penurunan rainting (downgranding
risk), dan risiko penyelesaiaan (settlementrisk). Termasuk dalam
kelompok risiko kredit yaitu risiko konsentrasi pembiayaan.
Risiko konsentrasi timbul akibat terkonsentrasinya penyaluran
dana kepada satu pihak atau sekelompok pihak, industri, sektor, dan
atau area geografis tertentu yang berpotensi menimbulkan kerugian
cukup besar dan dapat mengancam kelangsungan bisnis bank islam.
Risiko konsentrasi ini terkait dengan strategi diversifikasi pengolaan
portofolio pembiayaan bank.
Risiko kredit yang dihadapi oleh bank islam sangat terkait dengan
bentuk akad pembiayaan. Pada akad murabahah atau istishna’. Risiko
kredit terjadi saat bank islam telah menyelamatkan aset kepada debitur
tetapi tidak menerima pembayaran tepat waktu pada akad salam,
risiko kredit terjadi karena kegagalan debitur mengirim barang
(komoditas) tepat waktu atau gagal menyerahkan barang sesuai
spesifikasi sebagaimana dinyatakan dalam kontrak. Sedangkan pada
investasi murabahah, risiko kredit terkait kemampuan menghasilkan
keuntungan dari debitur atau masalah keagenan yang muncul akibat
adanya ketidaksimetrisan informasi. Bank islam sebagai
6

pemilik (principal) dan debitur (mudharib)sebagai agen3. Sumber dana


bank tidak memberikan pengaruh langsung atas risiko kreditnya,
sebab walaupun deposan dan pemberi pinjaman menanggung risiko
bank namun tidak membayar risiko tersebut. Tetapi pengaruhnya tidak
langsung terlihat. Deposan dan pemberi pinjaman mungkin cemas
akan kemampuan bank membayar klaim mereka tepat pada
waktunya4.
Secara umum, ada tiga jenis kebijakan yang terkait dengan
manajemen risiko kredit. Kebijakan pertama bertujuan membatasi atau
mengurangi risiko kredit. Ini termasuk kebijakan pada konsentrasi dan
pemaparan besar, diversifikasi, pinjaman kepada pihak terkait, dan
kebijakan pemaparan. Kebijakan kedua bertujuan mengklasifikasikan
aset. Hal ini mengamanatkan evaluasi berkala terhadap kolektibilitas
portofolio instrumen kredit. Kebijakan ketiga bertujuan untuk
kerugian provisi atau membuat tunjangan pada tingkat yang memadai
untuk menyerap kerugian yang dapat di antisipasi5.
b. Risiko Pasar (market risk)
Risiko yang muncul disebabkan oleh adanya pergerakan variabel
pasar (adverse movement) dari portofolio yang dimiliki yang dapat
merugikan bank.Variabel pasar dalam hal ini adalah suku bunga dan
nilai tukar termasuk derivasi dari kedua jenis risiko pasar tersebut yaitu
perubahan option.
Risiko pasar antara lain terdapat pada aktifitas bank, seperti
kegiatan treasury dan investasi dalam bentuk surat berharga dan
pasar uang maupun penyertaan pada lembaga keungan lainnya,
penyediaan dana (pinjaman dan bentuk sejenis), dan kegiatan
pendanaan dan penerbitan surat utang, serta kegiatan pembiayaan
perdagangan6.
c. Risiko Likuiditas (liquidity risk)

3
Imam Wahyudi. Manajemen Risiko Bank Islam. Jakarta. Salemba Empat. 2013.
hlm 25-26
4
Herman Darmawi, Manajemen Perbankan, Bumi aksara,Jakarta:2011.hlm. 83
5
Hennie Van Greuning dan Sonja Bracovic Bratanovic, Analisis Risiko Perbankan,
Salemba Empat, Jakarta:2011. hlm 140
6
Veithzal Rivai Dkk, Bank and Financial Institution, (jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2007)
7

Risiko likuiditas terjadi akibat ketidakmampuan bank islam dalam


memenuhi liabilitas yang jatuh tempo, untuk memenuhi kebutuhan
likuiditasnya, bank dapat menggunakan sumber pendanaan arus kas
dan aset likuid berkualitas tinggi yang dapat digunakan tanpa
mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank.
Likuiditas secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan
bank memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan
dengan biaya yang normal. Likuiditas penting bagi bank untuk
menjalankan transaksi bisnisnya sehari-hari, mengatasi kebutuhan
dana yang mendesak, memuaskan permintaan nasabah akan pinjam
dan memberikan flekssibilitas dalam meraih kesempatan investasi
menarik dan menguntungkan7.
Ada kemungkinan deposan atau pemberi pinjaman sewaktu-waktu
menarik dananya. Dua sumber potensial untuk deposit yang terkait
dengan likuiditas akan ditinjau dalam bagian ini. Pertama, mungkin
suatu bank mampu menarik dana lebih banyak, karena tingkat bunga
yang ditawarkan cukup tinggi dibandingkan bank pesaing. Kedua, bila
bank meminjam dana dari suatu perusahaan broker dengan bunga
yang tinggi8.
d. Risiko Hukum (legal risk)
Risiko hukum muncul akibat adanya tuntutan hukum dan/atau
kelemahan aspek yuridis. Risiko ini timbul, antara lain, karena adanya
tuntutan secara hukum dan ketidakan peraturan perundangan-
undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan, seperti tidak
dipenuhinya syarat sahnya kontrak atau pengikatan agunan yang tidak
sempurna. Risiko ini tidak berbeda dengan yang dialami oleh bank
konvensional.
e. Risiko Reputasi (reputation risk)
Risiko yang disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait
dengan kegiatan usaha bank atau persepsi negatif dari masyarakat
terhadap bank.
f. Risiko Strategik (strategic risk)

7
Imam Wahyudi. Op cit. hlm. 27-28
8
Herman Darmawi, Op cit. Hlm,81-82
8

Risiko yang disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan


strategi bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang
tidak tepat atau kurang responsifnya bank terhadap perubahan
eksternal.
g. Risiko Kepatuhan (compliance risk)
Risiko kepatuhan muncul akibat bank tidak memenuhi dan tidak
melaksanakan peraturan perundang-undangan, ketentuan yang
berlaku, dan berprinsip syariah. Selain harus memenuhi semua
regulasi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
sebagaimana pada bank konvensional, bank islam diharuskan
memenuhi prinsi-prinsip syariah dalam aktivitas bisnis. Bank islam
harus benar-benar beroperasi murni berdasarkan syariat islam. Islam
harus menjadi identitas bank yang mewarnai kegiatan operasional dan
bisnis bank islam. Kepatuhan terhadap peraturan syariah harus
menjadi fitur utama dalam perbankan islam.
h. Risiko Imbal Hasil
Risiko imbal hasil terjadi akibat perubahan tingakat imbal hasil
yang dibayarkan bank kepada nasabah dan memengaruhi perilaku
nasabah. Risiko ini muncul sebagai akibat terjadinya perubahan tingkat
imbal hasil yang diterima bank dari penyaluran dana ke debitur. Bagi
nasabah rasional, terjadinya perubahan ekspektasi imbal hasil akan
mempengaruhi perilakunya. Perubahan ekspektasi ini dapat
disebabkan oleh faktor internal, seperti menurunnya nilai aset bank,
turunnya pendapatan bagi hasil bank dari debitur, dan gagalnya
bayarnya debitur, dan faktor eksternal, seperti naiknya imbal hasil yang
ditawarkan bank lain.
i. Risiko Investas
Risiko investasi muncul akibat bank ikut menanggung kerugian
usaha debitur yang dibiayai dalam pembiayaan berbasis bagi hasil.
Berdasarkan fatwa DSN MUI, perhitungan bagi hasil tidak hanya
didasarkan atas jumlah pendapatan atau penjualan yang diperoleh
debitur, namun telah dikurangi dengan biaya pokoknya. Risiko
investasi ini makin besar jika basis bagi hasilnya berdasarkan atas
operasi atau laba neto usaha debitur. jika sampai usaha debitur
9

bangkrut, bank dapat kehilangan pokok pembiayaan yang diberikan


kepada debitur.
j. Risiko Mata Uang
Tanggung jawab untuk menentukan kebijakan (policy-setting
responsibilities). Terdapat banyak aktifitas bank yang melibatkan
pengambilan risiko, tetapi hanya sedikit aktifitas yang dilakukan bank
ketika mengalami kerugian dengan begitu cepat seperti dalam
transaksi valuta asing yang tidak di ketahui. Inilah yang menjadi
penyebab mengapa manajemen risiko mata uang harus mendapatkan
perhatian dari manajemen senior dan dewan bank tersebut. Direksi
harus menetapkan tujuan dan prinsip-prinsip manajemen risiko mata
uang. Hal ini secara khusus harus mencakup penetapan batasan-
batasan yang tepat terhadap risiko yang diambil oleh bank dalam
bisnis valuta asing dan menetapkan langkah-langkah untuk
memastikan bahwa ada prosedur kontrol internal yang tepat mencakup
bidang bisnis bank ini9
3. Proses Manajemen Risiko
Untuk dapat menerapkan proses manajemen risiko, pada tahap awal
bank syariah harus secara tepat mengenal, memahami serta
mengidentifikasi seluruh risiko, baik yang sudah ada maupun yang
mungkin timbul dari suatu bisnis baru bank. Selanjutnya, secara berturut-
turut bank syariah perlu melakukan pengukuran, pemantauan dan
pengendalian risiko. Proses ini terus berkesinambugan sehingga menjadi
sebuah lifecycle. Dalam pelaksanaannya, proses ini melalui langkah-
langkah berikut :
a. Identifikasi risiko, dilaksanakan dengan melakukan analisis terhadap
karakteristik risiko yang melekat pada aktivitas fungsional, risiko
terhadap produk dan kegiatan usaha.
b. Pengukuran risiko, dilaksanakan dengan melakukan evaluasi secara
berkala terhadap kesesuaian asumsi, sumber data dan prosedur yang
digunakan untuk mengukur risiko. Penyempurnaan terhadap system

9
Hennie Van Greuning dan Sonja Bracovic Bratanovic,Op cit. hlm 223
10

pengukuran risiko dilakukan apabila terdapat perubahan kegiatan


usaha, produk, transaksi dan faktor risiko yang bersifat material.
c. Pemantau risiko, dilaksanakan dengan melakukan evaluasi terhadap
eksposure risiko. Penyempurnaan proses pelaporan terhadap
perubahan kegiatan usaha, produk, transaksi, faktor risiko, teknologi
informasi dan system informasi manajemen yang berifat material10.
4. Penerapan Manajemen Risiko pada Bank Syariah
Secara historis penerapan manajemen risiko pada bank syariah,
dalam hal ini BI sendiri baru mulai menerapkan aturan perhitungan capital
adequacy ratio (CAR) pada bank sejak 1992. Sementra itu, bank dengan
prinsip syariah lahir pertama kali di-Indonesia pada tahun yang sama.
Jadi jika dilihat dari usia system perbankan syariah, hal ini merupakan
tantangan yang berat.
Bank syariahpun akan sangat sulit mengikuti konsep yang telah
dijalankan perbankan konvensional dalam hal manajemen risiko,
mengingat perbankan konvensional membutuhkan waktu yang panjang
untuk membangun system dan mengembangkan teknik manajemen
risiko. Dilain pihak, oprasi bank syariah memiliki karakteristik dan
perbedaan yang sangat mendasar jika dibandingkan dengan bank
konvensional, sementara manajemen risiko juga harus diimplementasikan
oleh bank syariah agar tidak hancur dihantam risiko. Maka cara yang
paling cepat dan efektif adalah mengadopsi system manajemen risiko
bank konvensional yang disesuaikan dengan karakteristik perbankan
syariah, inilah yang dilakukan BI sebagai regulator perbankan nasional
yang akan menerapkan juga bagi bank syariah.
Dalam hal ini Islamic Financial Services Board (IFSB) telah
merumuskan prinsip-prinsip manajemen risiko bagi bank dan lembaga
keuangan yang berprinsip syariah. Disebutkan bahwa bahwa kerangka
manajemen risiko lembaga keuangan syariah mengacu pada Basel
Accord II, (yang juga diterapkan perbankan konvensional) dan
disesuaikan dengan karakteristik lembaga keuangan dengan prinsip
syariah.

10
Siswanto. Ely, Sulhan, Manajemen Bank Konvensional dan Syariah, (Malang: UIN-
Malang Press, 2008), Cet. I, hlm 15
11

Secara umum risiko yang dihadapi perbankan syariah bias


diklasifikasikan menjadi dua bagian besar, yakni risiko yang sama dengan
yang dhadapi oleh perbankan konvensional dan risiko yang memiliki
keunikan tersendiri karena harus mengikuti prinsip-prinsip syariah. Resiko
kredit, risiko pasar, risiko oprasional, risiko likuiditas, dan risiko hukum
harus dihadapi bank syariah tetapi, karena harus mematuhi aturan, risiko-
risiko yang dihadapi bank syariah pun menjadi berbeda.
Bank syariah juga harus menghadapi risiko-risiko lain yang unik
(khas). Risiko unik ini muncul karena isi neraca bank syariah yang
berbeda dengan bank konvensional. Dalam hal ini pola bagi hasil (profit
and loss sharing) yang dilakukan bank syariah menambah kemungkinan
munculnya risiko-risiko lain.
Seperti withdrawal risk, fiduciary risk, dan displaced commercial
risk merupakan contoh risiko unik yang harus dihadapi bank
syariah.Karakteristik ini bersama-sama dengan variasi modal pembiayaan
dan kepatuhan pada prinsip-prinsip syariah.
Withdrawal risk, adalah risiko penarikan dana yang disebabkan oleh
deposan bila keuntungan yang mereka terima lebih rendah dari
tingkat return. Fiduciary risk sebagai risiko yang secara
hukum bertanggung jawab atas pelanggaran kontrak investasi baik
ketidak sesuaiannya dengan dengan ketentuan syariah atau salah kelola
(mismanagement) terhadap dana investor.Displaced commercial
risk adalah transfer risiko yang berhubungan dengan simpanan kepada
pemegang ekuitas.Risiko ini bisa muncul ketika bank berada dibawah
tekanan untuk mendapatkan profit, namun bank justru harus memberikan
sebagian profitnya kepada deposan akibat rendahnya tingkat return.
Dalam pengembangannya kedepan, perbankan syariah menghadapi
tantangan yang tidak ringan sehubungan dengan penerapan manajemen
risiko ini, seperti pemilihan instrument finansial yang sesuai dengan
prinsip syariah, termasuk juga instrument pasar uang yang bisa
digunakan untuk melakukan hedging (lindung nilai) terhadap risiko.
Oleh karena BI dan IFSB mengacu pada aturan Bassed Accor II,
maka pemahaman yang matang mengenai manajemen risiko bank
12

konvensional akan sangat membantu penerapan manajemen risiko


dibank syariah11.

11
Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3 Pilar
Kesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2008), h. 23-25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Manajemen risiko dalam bank Islam mempunyai karakter yang berbeda
dengan bank konvensional, terutama karena adanya jenis-jenis resiko
yang khas melekat pada bank-bank yang beroprasi secara syariah.
Dengan kata lain, perbedaan mendasar antara bank islam dengan bank
konvensional bukan terletak pada bagaimana cara mengukur, melainkan
pada apa yang dinilai
2. Jenis-jenis risiko yang dihadapi oleh perbankan nantaranya : Risiko
kredit atau pembiaya, Risiko Pasar (market risk), Risiko Oprasional,
Risiko Likuiditas (liquidity risk), Risiko Hukum (legal risk), Risiko Reputasi
(reputation risk), Risiko Strategik (strategic risk), Risiko Kepatuhan
(compliance risk) dan Risiko Modal (capital risk)
3. Penggabungan usaha membawa dua perusahaan yang sebelumnya
terpisah kepada pengendalian dengan tim manajemen tunggal (pejabat
dan direktur perusahaan induk). Meskipun kedua perusahaan tetap
beroprasi sebagai entitas hukum yang terpisah, pembelian tersebut
menciptakan entitas pelaporan baru yang meliputi semua operasi yang
dikendalikan oleh manajemen perusahaan induk.
4. Proses manajemen risiko, pada tahap awal bank syariah harus secara
tepat mengenal, memahami serta mengidentifikasi seluruh risiko, baik
yang sudah ada maupun yang mungkin timbul dari suatu bisnis baru
bank. Selanjutnya, secara berturut-turut bank syariah perlu melakukan
pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko. Proses ini terus
berkesinambugan sehingga menjadi sebuah lifecycle.
5. Penerapan manajemen risiko pada bank syariah baru mulai menerapkan
aturan perhitungan capital adequacy ratio (CAR) pada bank sejak 1992.
B. Saran
Penulis berharap pembaca dapat mengerti dan memanfaatkan
informasi yang ada dalam makalah ini untuk memperluas wawasan
mengenai “Risiko Perbankan Syariah”. Makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. oleh karena itu saran atau kritik dari teman-taman sangat
dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA
Adiwarman, A. karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, cet. 3 (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2006)
Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3 Pilar
Kesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di
Indonesia, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008).
Hennie Van Greuning dan Sonja Bracovic Bratanovic, Analisis Risiko Perbankan,
Salemba Empat, Jakarta:2011
Herman Darmawi, Manajemen Perbankan, Bumi aksara,Jakarta:2011.
Imam Wahyudi. Manajemen Risiko Bank Islam. Jakarta. Salemba Empat. 2013.
Siswanto. Ely, Sulhan, Manajemen Bank Konvensional dan Syariah, (Malang:
UIN-Malang Press, 2008), Cet. I.
Veithzal Rivai Dkk, Bank and Financial Institution, (jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2007)

14
Lampiran Gambar Screenshot Diskusi Tugas Makalah

Anda mungkin juga menyukai