PROSES KEWIRAUSAHAAN
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu:
Ahmad Budiman, M.S.I.
Disusun Oleh:
Kelompok 3
1. Zildjian Danang Abdullah A. (126404202045)
2. Gebi Nurputri Yuandita (126404203053)
3. Affan Dwi Riswanto (126404203066)
4. Lutfiah Winta Andini (126404203078)
SEMESTER VI
MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF 6B
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
MARET 2023
PEMBAHASAN
1
Robert D. Hisrich, Michael P. Peters, dan Dean A. Shepherd, Entrepreneurship (6th
Edition), (New York: McGrawHill, 2005).
2
William D. Bygrave, The Portable MBA in Entrepreneurship, New York: John Willeys
& Son Inc, 1994).
3
Aris Slamet Widodo, Start Your Own Business, (Yogyakarta: Jaring Inspiratif, 2012), hal.
10.
1
Gambar 1. Model Proses Perintisan Wirausaha
1. Innovation (Inovasi)
Proses awal sebelum wirausaha dimulai adalah inovasi. Seorang
wirausaha perlu menemukan hal baru yang akan mewarnai usaha maupun
produk yang akan ditawarkan. Inovasi bisa berawal dari mimpi, yang
kemudian diwujudkan dalam bentuk visi, misi, dan tujuan. Usaha maupun
produk tanpa inovasi akan sulit menerobos persaingan dengan bisnis lain
yang serupa.
Ada dua hal yang mendorong munculnya inovasi, yaitu faktor
personal dan faktor lingkungan (environment). Faktor personalnya adalah
inovasi yang berasal dari dalam diri seseorang akan mendorongnya mencari
pemicu ke arah memulai usaha, misalnya sifat penasaran, keberanian
mengambil resiko, pendidikan, dan pengalaman. Sedangkan faktor
lingkungannya adalah peluang, pengalaman, dan kreativitas.
2
b. Tidak puas dengan pekerjaan atau aktivitas yang saat ini digeluti.
c. Keberanian menanggung resiko dan kesukaan menghadapi
tantangan.
d. Keinginan mewujudkan mimpi, minat, dan komitmen tinggi
terhadap wirausaha.
2) Dari Luar Diri
a. Adanya persaingan
b. Ada sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan, misalnya ada lokasi
strategis, mendapat modal, warisan, dan lain-lain.
c. Mengikuti latihan atau incubator bisnis.
d. Kebijakan pemerintah, misalnya kemudahan kredit, bantuan,
pendampingan, dan lain sebagainya.
e. Ada relasi atau rekanan yang membuka peluang usaha, atau bisa
diajak bekerjasama.
f. Dorongan dari keluarga, teman, atau kerabat.
3. Implementation (Pelaksanaan)
Setelah ada inovasi yang didukung dengan pemicu, selanjutnya
adalah proses pelaksanaan. Proses pelaksanaan bisa jalan apabila seorang
wirausaha memiliki kesiapan mental, rekanan (bisa juga asisten atau
partner, komitmen bisnis yang tinggi, adanya visi, dan pandangan jauh ke
depan guna mencapai keberhasilan.
4. Growth (Proses Pertumbuhan)
Usaha yang telah dilaksanakan dan berjalan, tentu mengalami
proses. Proses ini disebut dengan growth (pertumbuhan). Pertumbuhan
positif suatu usaha dapat dilihat dari beberapa hal antara lain:
a. Rencana dan pelaksaan operasional berjalan produktif.
b. Tim pelaksana bekerja sama dengan baik sehingga menghasilkan
strategi yang mantap.
c. Terbentuknya budaya perusahaan (corporate culture) yang diikuti
dengan penuh tanggungjawab oleh seluruh karyawan.
d. Produk yang ditawarkan populer atau memiliki keistimewaan, misalnya
kualitas, lokasi, pelayanan, dan manajemennya.
3
e. Adanya kontinuitas konsumen dan pemasok barang.
f. Kemampuan mencari dan menambah sumber dana.
4
Muhammad Dinar, M. Ihsan Said Ahmad, dan Muhammad Hasan, Kewirausahaan,
(Bandung: CV. Media Sains Indonesia, 2020), hal. 7.
5
Ibid., hal. 9.
4
1. Imitasi dan Duplikasi
Pada tahapan imitasi dan duplikasi, wirausahawan dapat meniru ide
orang lain seperti memulai usaha dengan meniru usaha orang lain. Mereka
dapat mencoba untuk membuat barang atau jasa dengan meniru produk
yang sudah ada atau juga meniru teknik produksi desain, strategi pemasaran,
dan lain-lain.
2. Duplikasi dan Pengembangan
Tahapan wirausaha selanjutnya adalah duplikasi dan pengembangan
dimana wirausahawan akan mengembangkan ide-ide barunya. Selain itu,
wirausahawan mulai untuk mengembangkan strategi pemasaran sendiri
walau terkadang di dalam tahapan ini perkembangan usaha akan cenderung
melambat dan kurang dinamis.
3. Menciptakan Barang dan Jasa Baru Sendiri yang Berbeda.
Setelah proses wirausaha telah melalui tahapan duplikasi dan
pengembangan maka proses selanjutnya mereka akan melalui tahapan
menciptakan produk sendiri dan berbeda dari ide sendiri. Pada tahapan ini
biasanya seorang wirausahawan tidak puas dengan produk yang sudah ada
dan mulai ingin memasarkan produk yang memiliki keunggulan
dibandingkan produk yang lain. Produk-produk yang mereka ciptakan dapat
berasal dari pengamatan pasar, kebutuhan konsumen ataupun keinginan
untuk menjadi penantang pasar atau penguasa pasar.
6
Suwinardi, Langkah Sukses Memulai Usaha, Majalah Ilmiah Pengembangan Rekayasa
dan Sosial, Vol. 14 No. 3, 2018, hal. 196.
5
Seringkali kesibukan kerja membunuh insting seseorang untuk berkreasi
maupun mengasah minat dan kesukaan yang mampu mendatangkan uang.
Jika kita telah menentukan minat, maka segeralah asah pengetahuan dan
perbanyak bacaan serta ketrampilan mengenai bidang usaha yang hendak
kita tekuni.
b. Perluas dan Perbanyak Jaringan Bisnis serta Pertemanan.
Sebagai seorang wirausaha dalam kegiatan usaha memerlukan
kerjasama usaha dengan pihak lain dan dalam memilih mitra kerjasama
tentu memilih mitra yang memiliki kelebihan atas kekurangan yang dimiliki
diri sendiri, serta memberi manfaat baik bagi diri sendiri maupun mitra kerja
sama.
c. Pilihlah Keunikan dan Nilai Unggul dalam Produk atau Jasa Kita.
Kita harus menentukan posisi anda di dalam peta persaingan usaha.
Jika anda menilai terlalu tinggi jasa atau produk kita, sementara hal yang
kita tawarkan itu tidak punya keunggulan yang sangat spesifik dan memiliki
nilai tambah, maka orang akan berpaling kepada usaha sejenis dengan harga
dan kualitas yang jauh lebih baik.
d. Jaga Kredibilitas dan Brand Image.
Menurut Kotler, terdapat lima kualitas layanan yang perlu
diperhatikan oleh suatu usaha, agar pelayanan yang diberikan berkualitas,
yaitu reliability (keandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance
(kepastian), emphaty (empati), dan tangible (berwujud).
e. Berhemat dalam Operasional secara Terencana serta Sisihkan Uang untuk
Modal Kerja dan Penambahan Investasi Alat-Alat Produksi atau Jasa.
Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling
utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur
pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara
aliran kas akan menghambat operasional perusahan dan mengakibatkan
perusahaan tidak lancar.
6
E. PROSES PENGEMBANGAN PRODUK BARU
Berikut adalah delapan tahap proses pengembangan produk baru agar
wirausaha bisa menghasilkan suatu produk yang unggul dalam persaingan di
pasar, maka sebaiknya wirausahawan dapat melakukan sebagai berikut:7
1. Penciptaan Ide Produk
Tahap pertama dalam pengembangan produk baru adalah dengan
menciptakan atau men-generate ide atas sebuah produk baru. Dalam men-
generate ide atas produk baru, perusahaan harus mengikuti sistematika
proses penciptaan ide produk baru.
2. Penyaringan atau Pemilihan Ide Produk
Tahap selanjutnya setelah mendapatkan sekian ide produk adalah
melakukan penyaringan atau screening atas semua ide produk tersebut.
Screening atas ide produk dimaksudkan untuk mendapatkan ide produk
yang benar-benar layak untuk diproses ke tahap selanjutnya, untuk
mengurangi biaya proses, untuk meminimalkan resiko gagal produk, dan
untuk memilih hanya ide produk yang benar-benar bagus dan bisa
dikerjakan oleh perusahaan saja yang akan diproses lebih lanjut.
3. Pengembangan dan Pengujian Konsep
Setelah ditemukan ide produk yang paling memungkinkan untuk
diproses lebih lanjut, maka tahap berikutnya dilanjutkan dengan tahap
pengembangan konsep dan pengujian konsep atas produk baru tersebut.
Konsep ini adalah hasil dari proses pengembangan atas ide-ide yang terpilih
dalam proses screening, dimana dalam konsep produk ini harus dinyatakan
dalam bahasa sehari-hari yang bisa dipahami oleh target market dalam
segmen yang dituju.
4. Pengembangan Strategi Pemasaran
Setelah konsep produk baru sudah ditemukan atau sudah dipilih,
maka langkah selanjutnya dalam proses pengembangan produk baru adalah
menyusun dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat. Strategi
pemasaran yang dikembangkan dimulai dari strategi awal yaitu peluncuran
7
M. Anang Firmansyah dan Anita Roosmawarni, Kewirausahaan (Dasar dan Konsep),
(Pasuruan: Qiara Media, 2019), hal. 49-55.
7
produk ke pasar, hingga produk bisa diterima pasar dan mulai menunjukan
pertumbuhannya.
5. Analisa Bisnis
Setelah memutuskan konsep produk dan strategi pemasaran, tahap
berikutnya adalah proses evaluasi seberapa tinggi daya tarik bisnis atas
produk baru yang telah ditetapkan tersebut. Dalam tahap analisa bisnis
proses pengembangan produk baru ini, akan dilakukan peninjauan atas
proyeksi penjualan, biaya dan laba untuk produk baru tersebut, untuk
mengetahui apakah semua faktor ini bisa memenuhi tujuan perusahaan.
6. Pengembangan Produk
Sampai dengan tahap ini produk yang dikembangkan biasanya
masih belum produk yang sebenarnya, melainkan masih berupa konsep
produk dalam deskripsi kata, gambar, video animasi atau prototype produk.
Jika telah melewati tahap analisa bisnis maka akan dilanjutkan dengan
pengembangan produk riil atau produk yang sesungguhnya. Proses untuk
pengembangan produk ini membutuhkan investasi biaya yang tidak kecil,
itulah sebabnya dalam tahap ini biasanya produksi hanya dalam skala
terbatas.
7. Uji Pemasaran (Skala Kecil)
Sebelum produk benar-benar diluncurkan ke pasar bersamaan
dengan strateginya, maka harus dilakukan uji pemasaran di pasar yang riil,
pasar sesungguhnya, namun dalam skala kecil. Dengan uji pemasaran ini,
maka perusahaan dan pemasar akan mendapatkan gambaran dan
pengalaman dengan pemasaran produk tersebut, sebelum produk benar-
benar diluncurkan ke pasar dalam skala yang besar, yang mana akan
menelan biaya yang tidak sedikit.
8. Komersialisasi
Hasil dari tes pemasaran ini seharusnya sudah bisa memberikan
gambaran bagaimana prospek produk baru tersebut. Atas hasil tes
pemasaran tersebut, manajemen perusahaan akan memutuskan apakan akan
meluncurkan produk baru tersebut, menunda atau bahkan membatalkannya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Widodo, Aris Slamet. 2012. Start Your Own Business. Yogyakarta: Jaring
Inspiratif.