Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PROSES KEWIRAUSAHAAN
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu:
Ahmad Budiman, M.S.I.

Disusun Oleh:
Kelompok 3
1. Zildjian Danang Abdullah A. (126404202045)
2. Gebi Nurputri Yuandita (126404203053)
3. Affan Dwi Riswanto (126404203066)
4. Lutfiah Winta Andini (126404203078)

SEMESTER VI
MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF 6B
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
MARET 2023
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PROSES KEWIRAUSAHAAN


Proses kewirausahaan adalah upaya menciptakan sesuatu yang berbeda,
yang memiliki nilai tambah melalui pengorbanan waktu dan tenaga dengan
berbagai risiko finansial, psikis, dan sosial serta mendapat penghargaan berupa
keuntungan dan kepuasan pribadi atas hasil yang diperoleh.1 Sedangkan
menurut Bygrave, proses kewirausahaan didefinisikan sebagai suatu rangkaian
tindakan yang melibatkan semua fungsi, kegiatan, dan tindakanyang terkait
dengan mengidentifikasi dan mengevaluasi kesempatan yang dirasakan dan
menyatukan sumber daya yang diperlukan untuk suksesnya pembentukan
perusaan baru untuk mengejar dan menangkap peluang tersebut.2 Dari beberapa
definisi menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa proses
kewirausahaaan adalah suatu rangkaian tindakan untuk menciptakan sesuatu
yang berbeda dengan mengidentifikasi dan mengevaluasi kesempatan, risiko,
serta sumber daya yang diperlukan untuk pembentukan perusahaan baru.

B. MODEL PROSES KEWIRAUSAHAAN


Pada dasarnya di dalam proses kewirausahaan tidak hanya menjalankan
kegiatan untuk memecahkan permasalahan di dalam manajemen. Ketika kita
menjadi wirausahawan maka kita harus selalu mencari, mengevaluasi, dan
mengembangkan peluang yang ada dengan mengatasi sejumlah tantangan untuk
berinovasi dan berkreasi.
Model proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan ini
digambarkan oleh Bygrave menjadi urutan langkah-langkah berikut ini:3

1
Robert D. Hisrich, Michael P. Peters, dan Dean A. Shepherd, Entrepreneurship (6th
Edition), (New York: McGrawHill, 2005).
2
William D. Bygrave, The Portable MBA in Entrepreneurship, New York: John Willeys
& Son Inc, 1994).
3
Aris Slamet Widodo, Start Your Own Business, (Yogyakarta: Jaring Inspiratif, 2012), hal.
10.

1
Gambar 1. Model Proses Perintisan Wirausaha

1. Innovation (Inovasi)
Proses awal sebelum wirausaha dimulai adalah inovasi. Seorang
wirausaha perlu menemukan hal baru yang akan mewarnai usaha maupun
produk yang akan ditawarkan. Inovasi bisa berawal dari mimpi, yang
kemudian diwujudkan dalam bentuk visi, misi, dan tujuan. Usaha maupun
produk tanpa inovasi akan sulit menerobos persaingan dengan bisnis lain
yang serupa.
Ada dua hal yang mendorong munculnya inovasi, yaitu faktor
personal dan faktor lingkungan (environment). Faktor personalnya adalah
inovasi yang berasal dari dalam diri seseorang akan mendorongnya mencari
pemicu ke arah memulai usaha, misalnya sifat penasaran, keberanian
mengambil resiko, pendidikan, dan pengalaman. Sedangkan faktor
lingkungannya adalah peluang, pengalaman, dan kreativitas.

2. Triggering Event (Pemicu)


Triggering event adalah kejadian yang terjadi pada diri seseorang
atau diluar diri tapi mampu memicu atau memaksa seseorang untuk terjun
ke dunia bisnis. Faktor pemicu akan mendorong inovasi yang sudah ada
terwujud menjadi usaha. Beberapa contoh faktor pemicu usaha:
1) Dari Dalam Diri
a. Desakan ekonomi: perlu penghasilan tambahan, PHK atau tidak
mendapatkan pekerjaan.

2
b. Tidak puas dengan pekerjaan atau aktivitas yang saat ini digeluti.
c. Keberanian menanggung resiko dan kesukaan menghadapi
tantangan.
d. Keinginan mewujudkan mimpi, minat, dan komitmen tinggi
terhadap wirausaha.
2) Dari Luar Diri
a. Adanya persaingan
b. Ada sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan, misalnya ada lokasi
strategis, mendapat modal, warisan, dan lain-lain.
c. Mengikuti latihan atau incubator bisnis.
d. Kebijakan pemerintah, misalnya kemudahan kredit, bantuan,
pendampingan, dan lain sebagainya.
e. Ada relasi atau rekanan yang membuka peluang usaha, atau bisa
diajak bekerjasama.
f. Dorongan dari keluarga, teman, atau kerabat.
3. Implementation (Pelaksanaan)
Setelah ada inovasi yang didukung dengan pemicu, selanjutnya
adalah proses pelaksanaan. Proses pelaksanaan bisa jalan apabila seorang
wirausaha memiliki kesiapan mental, rekanan (bisa juga asisten atau
partner, komitmen bisnis yang tinggi, adanya visi, dan pandangan jauh ke
depan guna mencapai keberhasilan.
4. Growth (Proses Pertumbuhan)
Usaha yang telah dilaksanakan dan berjalan, tentu mengalami
proses. Proses ini disebut dengan growth (pertumbuhan). Pertumbuhan
positif suatu usaha dapat dilihat dari beberapa hal antara lain:
a. Rencana dan pelaksaan operasional berjalan produktif.
b. Tim pelaksana bekerja sama dengan baik sehingga menghasilkan
strategi yang mantap.
c. Terbentuknya budaya perusahaan (corporate culture) yang diikuti
dengan penuh tanggungjawab oleh seluruh karyawan.
d. Produk yang ditawarkan populer atau memiliki keistimewaan, misalnya
kualitas, lokasi, pelayanan, dan manajemennya.

3
e. Adanya kontinuitas konsumen dan pemasok barang.
f. Kemampuan mencari dan menambah sumber dana.

Proses kewirausahaan memiliki empat tahapan khusus, yaitu:4


a. Indentifikasi dan Evaluasi Peluang yang Tersedia
Mengevaluasi peluang adalah bagian terpenting dan vital didalam
proses kewirausahaan karena seorang wirausahawan bisa memprediksi
apakah produk atau jasa yang dihasilkan dan juga mengidentifikasi peluang
usaha yang ada.
b. Mengembangkan Bisnis
Ketika membuat dan menyusun perencanaan bisnis, sangatlah
penting untuk memahami persoalan inti yang terdapat didalammnya.
Berbagai karakteristik dan luasnya segmen pasar, syarat produksi, rencana
keuangan, rencana manajemen, dan lain-lain.
c. Sumber Daya yang Dibutuhkan
Sumber daya yang di butuhkan untuk merealisasikan peluang yang
ada maka harus dimulai dari penilaian sumber daya yang dimiliki. Beragam
sumber daya yang dimiliki ini tidak hanya mengidentifikasi suplier sumber
daya tapi juga kebutuhan dan keinginan mereka. Dengan memahami
kebutuhan pada suplier sumber daya, maka wirausahawan akan dapat
membuat persetujuan yang memungkinkan untuk mendapatkan sumber
daya yang dibutuhkan dengan harga yang serendah mungkin.
d. Menjalankan Manajemen Usaha
Setelah wirausahawan mencari sumber daya maka mereka harus
mulai menjalankan dan merealisikan rencana bisnis mereka.

C. Proses Pertumbuhan Wirausaha


Proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil menurut Suryana
memiliki tiga ciri-ciri penting, yaitu:5

4
Muhammad Dinar, M. Ihsan Said Ahmad, dan Muhammad Hasan, Kewirausahaan,
(Bandung: CV. Media Sains Indonesia, 2020), hal. 7.
5
Ibid., hal. 9.

4
1. Imitasi dan Duplikasi
Pada tahapan imitasi dan duplikasi, wirausahawan dapat meniru ide
orang lain seperti memulai usaha dengan meniru usaha orang lain. Mereka
dapat mencoba untuk membuat barang atau jasa dengan meniru produk
yang sudah ada atau juga meniru teknik produksi desain, strategi pemasaran,
dan lain-lain.
2. Duplikasi dan Pengembangan
Tahapan wirausaha selanjutnya adalah duplikasi dan pengembangan
dimana wirausahawan akan mengembangkan ide-ide barunya. Selain itu,
wirausahawan mulai untuk mengembangkan strategi pemasaran sendiri
walau terkadang di dalam tahapan ini perkembangan usaha akan cenderung
melambat dan kurang dinamis.
3. Menciptakan Barang dan Jasa Baru Sendiri yang Berbeda.
Setelah proses wirausaha telah melalui tahapan duplikasi dan
pengembangan maka proses selanjutnya mereka akan melalui tahapan
menciptakan produk sendiri dan berbeda dari ide sendiri. Pada tahapan ini
biasanya seorang wirausahawan tidak puas dengan produk yang sudah ada
dan mulai ingin memasarkan produk yang memiliki keunggulan
dibandingkan produk yang lain. Produk-produk yang mereka ciptakan dapat
berasal dari pengamatan pasar, kebutuhan konsumen ataupun keinginan
untuk menjadi penantang pasar atau penguasa pasar.

D. Langkah-langkah Memulai Wirausaha


Menurut modul pembelajaran wirausaha yang dikeluarkan oleh Dirjen
Dikti, ada beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan apabila seseorang
ingin memulai wirausaha, antara lain:6
a. Pilih Bidang Usaha yang Kita Minati dan Memiliki Hasrat serta
Pengetahuan di Dalamnya.
Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang
individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya.

6
Suwinardi, Langkah Sukses Memulai Usaha, Majalah Ilmiah Pengembangan Rekayasa
dan Sosial, Vol. 14 No. 3, 2018, hal. 196.

5
Seringkali kesibukan kerja membunuh insting seseorang untuk berkreasi
maupun mengasah minat dan kesukaan yang mampu mendatangkan uang.
Jika kita telah menentukan minat, maka segeralah asah pengetahuan dan
perbanyak bacaan serta ketrampilan mengenai bidang usaha yang hendak
kita tekuni.
b. Perluas dan Perbanyak Jaringan Bisnis serta Pertemanan.
Sebagai seorang wirausaha dalam kegiatan usaha memerlukan
kerjasama usaha dengan pihak lain dan dalam memilih mitra kerjasama
tentu memilih mitra yang memiliki kelebihan atas kekurangan yang dimiliki
diri sendiri, serta memberi manfaat baik bagi diri sendiri maupun mitra kerja
sama.
c. Pilihlah Keunikan dan Nilai Unggul dalam Produk atau Jasa Kita.
Kita harus menentukan posisi anda di dalam peta persaingan usaha.
Jika anda menilai terlalu tinggi jasa atau produk kita, sementara hal yang
kita tawarkan itu tidak punya keunggulan yang sangat spesifik dan memiliki
nilai tambah, maka orang akan berpaling kepada usaha sejenis dengan harga
dan kualitas yang jauh lebih baik.
d. Jaga Kredibilitas dan Brand Image.
Menurut Kotler, terdapat lima kualitas layanan yang perlu
diperhatikan oleh suatu usaha, agar pelayanan yang diberikan berkualitas,
yaitu reliability (keandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance
(kepastian), emphaty (empati), dan tangible (berwujud).
e. Berhemat dalam Operasional secara Terencana serta Sisihkan Uang untuk
Modal Kerja dan Penambahan Investasi Alat-Alat Produksi atau Jasa.
Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling
utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur
pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara
aliran kas akan menghambat operasional perusahan dan mengakibatkan
perusahaan tidak lancar.

6
E. PROSES PENGEMBANGAN PRODUK BARU
Berikut adalah delapan tahap proses pengembangan produk baru agar
wirausaha bisa menghasilkan suatu produk yang unggul dalam persaingan di
pasar, maka sebaiknya wirausahawan dapat melakukan sebagai berikut:7
1. Penciptaan Ide Produk
Tahap pertama dalam pengembangan produk baru adalah dengan
menciptakan atau men-generate ide atas sebuah produk baru. Dalam men-
generate ide atas produk baru, perusahaan harus mengikuti sistematika
proses penciptaan ide produk baru.
2. Penyaringan atau Pemilihan Ide Produk
Tahap selanjutnya setelah mendapatkan sekian ide produk adalah
melakukan penyaringan atau screening atas semua ide produk tersebut.
Screening atas ide produk dimaksudkan untuk mendapatkan ide produk
yang benar-benar layak untuk diproses ke tahap selanjutnya, untuk
mengurangi biaya proses, untuk meminimalkan resiko gagal produk, dan
untuk memilih hanya ide produk yang benar-benar bagus dan bisa
dikerjakan oleh perusahaan saja yang akan diproses lebih lanjut.
3. Pengembangan dan Pengujian Konsep
Setelah ditemukan ide produk yang paling memungkinkan untuk
diproses lebih lanjut, maka tahap berikutnya dilanjutkan dengan tahap
pengembangan konsep dan pengujian konsep atas produk baru tersebut.
Konsep ini adalah hasil dari proses pengembangan atas ide-ide yang terpilih
dalam proses screening, dimana dalam konsep produk ini harus dinyatakan
dalam bahasa sehari-hari yang bisa dipahami oleh target market dalam
segmen yang dituju.
4. Pengembangan Strategi Pemasaran
Setelah konsep produk baru sudah ditemukan atau sudah dipilih,
maka langkah selanjutnya dalam proses pengembangan produk baru adalah
menyusun dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat. Strategi
pemasaran yang dikembangkan dimulai dari strategi awal yaitu peluncuran

7
M. Anang Firmansyah dan Anita Roosmawarni, Kewirausahaan (Dasar dan Konsep),
(Pasuruan: Qiara Media, 2019), hal. 49-55.

7
produk ke pasar, hingga produk bisa diterima pasar dan mulai menunjukan
pertumbuhannya.
5. Analisa Bisnis
Setelah memutuskan konsep produk dan strategi pemasaran, tahap
berikutnya adalah proses evaluasi seberapa tinggi daya tarik bisnis atas
produk baru yang telah ditetapkan tersebut. Dalam tahap analisa bisnis
proses pengembangan produk baru ini, akan dilakukan peninjauan atas
proyeksi penjualan, biaya dan laba untuk produk baru tersebut, untuk
mengetahui apakah semua faktor ini bisa memenuhi tujuan perusahaan.
6. Pengembangan Produk
Sampai dengan tahap ini produk yang dikembangkan biasanya
masih belum produk yang sebenarnya, melainkan masih berupa konsep
produk dalam deskripsi kata, gambar, video animasi atau prototype produk.
Jika telah melewati tahap analisa bisnis maka akan dilanjutkan dengan
pengembangan produk riil atau produk yang sesungguhnya. Proses untuk
pengembangan produk ini membutuhkan investasi biaya yang tidak kecil,
itulah sebabnya dalam tahap ini biasanya produksi hanya dalam skala
terbatas.
7. Uji Pemasaran (Skala Kecil)
Sebelum produk benar-benar diluncurkan ke pasar bersamaan
dengan strateginya, maka harus dilakukan uji pemasaran di pasar yang riil,
pasar sesungguhnya, namun dalam skala kecil. Dengan uji pemasaran ini,
maka perusahaan dan pemasar akan mendapatkan gambaran dan
pengalaman dengan pemasaran produk tersebut, sebelum produk benar-
benar diluncurkan ke pasar dalam skala yang besar, yang mana akan
menelan biaya yang tidak sedikit.
8. Komersialisasi
Hasil dari tes pemasaran ini seharusnya sudah bisa memberikan
gambaran bagaimana prospek produk baru tersebut. Atas hasil tes
pemasaran tersebut, manajemen perusahaan akan memutuskan apakan akan
meluncurkan produk baru tersebut, menunda atau bahkan membatalkannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Bygrave, William D. 1994. The Portable MBA in Entrepreneurship. New York:


John Willeys & Son Inc.

Dinar, Muhammad, M. Ihsan Said Ahmad, dan Muhammad Hasan. 2020.


Kewirausahaan. Bandung: CV. Media Sains Indonesia.
Firmansyah, M. Anang dan Anita Roosmawarni. 2019. Kewirausahaan (Dasar dan
Konsep). Pasuruan: Qiara Media.

Hisrich, Robert D., Michael P. Peters, dan Shepherd, Dean A. 2005.


Entrepreneurship (6th Edition). New York: McGrawHill.

Suwinardi. 2018. “Langkah Sukses Memulai Usaha”, Majalah Ilmiah


Pengembangan Rekayasa dan Sosial, Vol. 14 No. 3, hal. 195-201.

Widodo, Aris Slamet. 2012. Start Your Own Business. Yogyakarta: Jaring
Inspiratif.

Anda mungkin juga menyukai